analisis kesiapan belajar siswa dalam mengikuti proses

advertisement
ANALISIS KESIAPAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES
PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI SEL KELAS XI SMA
NEGERI 5 TANJUNGPINANG
ARTIKEL E-JOURNAL
Andi Rahndiyas Pratama
Nim 130384205002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
ANALISIS KESIAPAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES
PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI SEL KELAS XI SMA
NEGERI 5 TANJUNGPINANG
Andi Rahndiyas Pratama, Erda Muhartati, Nevrita
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji
Email : [email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan belajar siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran biologi kelas XI SMA Negeri 5 Tanjungpinang.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Instrumen yang
digunakan angket tertutup, wawancara dan lembar observasi. Data dianalisis
dengan menghitung skor yang diperoleh dan mendeskripsikan hasilnya
berdasarkan rentang kategori persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesiapan belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi sel kelas
XI SMA Negeri 5 Tanjungpinang dengan indikator kondisi fisik 77,4% dengan
kategori baik, kondisi mental 58,5 % dengan kategori cukup, kondisi emosional
60,3 % dengan kategori baik, kebutuhan 67,6 % dengan kategori baik
pengetahuan 56,8 % dengan kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian
diharapkan guru biologi dapat terus memberikan informasi kepada siswa
mengenai pentingnya kesiapan dalam belajar. Selain itu sekolah meningkatkan
kualitas serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung kesiapan belajar siswa.
Kata kunci :Analisis Kesiapan belajar, pembelajaran biologi
terjadi
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan
sejumlah pengalaman dari seseorang
atau kelompok untuk dapat memahami
sesuatu yang sebelumnya tidak mereka
pahami. Pengalaman itu terjadi karena
adanya interaksi antara seseorang atau
kelompok
dengan
Interaksi
itu
proses
perubahan
pada
manusia
selanjutnya
proses
perubahan
menghasilkan
Perubahan
perkembangan
dan
itu
bagi
kehidupan seseorang atau kelompok
dalam lingkungan.
ini
dalam
dapat
dirinya.
beruapa
penguasaan suatu kecakapan tertentu,
perubahan
sikap,
memiliki
ilmu
pengetahuan yang berbeda sebelum
seseorang
melakukan
proses
pembelajaran.
Dari
lingkungannya.
menimbulkan
perubahan
proses
pembelajaran
tersebut siswa dapat menghasilkan
suatu perubahan baik dalam bidang
pengetahuan,
sikap.
keterampilan
Adanya
perubahan
maupun
tersebut
terlihat dalam prestasi belajar yang
dihasilkan
oleh
siswa
berdasarkan
evaluasi yang diberikan oleh guru.
Pendidikan
bertujuan
untuk
Proses pembelajaran disekolah terjadi
mencapai kecerdasan setiap individu
apabila terdapat interaksi antara siswa
dalam menguasai ilmu pengetahuan
dengan lingkungan belajar yang di atur
serta menjadi pribadi yang dewasa dan
oleh guru untuk mencapai tujuan
bertangungjawab.
pembelajaran.
untuk
dapat
mengembangkan potensi yang ada di
Dari proses pembelajaran
dalam dirinya. Dari proses pendidikan
tersebut siswa dapat menghasilkan
tidak lepas dari proses belajar yang
suatu perubahan yang bertahap
merupakan
interaksi
di
dalam dirinya baik aspek kognitif,
lingkungan
yang
menghasilkan
afektif dan psikomotorik. Aspek
perubahan-perubahan
dalam
kognitif dapat dipengaruhi oleh
pemahaman,
kesiapan belajar siswa, kondisi
pengetahuan,
aktif
keterampilan, nilai, dan sikap. Setiap
siswa
individu
proses
pelajaran dari guru akan berusaha
belajar dalam kehidupannya, dengan
merespon pertanyaan yang telah
selalu
mengalami
belajar akan memungkinkan individu
yang
siap
menerima
diberikan oleh guru diungkapkan
memberikan respon atau jawaban
oleh Novita (2014:4).
dengan
Kesiapan
cara
tertentu
terhadap
belajar
situasi tertentu. Kondisi tertentu
merupakan salah satu kondisi yang
yang dimaksud adalah kondisi
harus dimilki siswa. Kesiapan
fisik
belajar perlu diperhatikan dalam
mencapai
proses
belajar,
maksimal untuk dapat menunjang
belajar
yang
adanya
karena
proses
disertai
dengan
kesiapan
memudahkan
akan
siswa
dan
siswa
psikisnya.
tingkat
tersebut
dalam
Untuk
kesiapan
proses
pembelajaran.
untuk
Berdasarkan
observasi
menerima dan memahami materi
yang dilakukan di SMA Negeri 5
yang disampaikan oleh guru serta
Tanjungpinang
dapat mendorong siswa untuk
bahwa dari proses bembelajaran
memberikan respon positif dimana
biologi siswa tidak memiliki buku
keadaan
akan
acuan untuk dipelajari dirumah
belajar
tetapi hanya menggunakan media
yang diperoleh. Kondisi siswa
LKS. Dalam belajar masih ada
yang siap menerima pelajaran dari
siswa yang takut untuk bertanya,
guru juga akan membawa dampak
siswa takut untuk memberikan
positif bagi siswa, kondisi belajar
tanggapan atas permasalahan yang
ini terdiri dari perhatian, motivasi,
muncul dalam proses pembelajaran
dan perkembangan persiapan.
biologi.
tersebut
mempengaruhi
prestasi
Kesiapan
melihat
akan
Kurangnya perhatian siswa
membawa siswa tersebut untuk
dalam proses belajar sehingga
siap memberikan respon terhadap
siswa tidak memperhatikan materi
situasi
melalui
yang disampaikan oleh guru dan
yang
sulit untuk memahami pelajaran.
yang
caranya
siswa
peneliti
dihadapi
sendiri.
diungkapkan
Seperti
oleh
Slameto
Guru
menggunakan
metode
(2013:113) bahwa kesiapan adalah
ceramah yang bersifat menonton
keseluruhan
karena suasana kelas yang tidak
yang
kondisi
membuatnya
seseorang
siap
untuk
kondusif menjadi sulit untuk siswa
memahami
pelajaran
tersebut.
melakukan penelitian dengan judul
Serta kurang adanya motivasi yang
“Analisis Kesiapan Belajar Siswa
mengacu siswa agar aktif dikelas
dalam
membuat
siswa
Pembelajaran Biologi pada Materi
bertanya
dan
tanggapan
kurang
untuk
memberikan
setelah
Sel
Mengikuti
Proses
Kelas XI SMA NEGERI 5
Tanjungpinang”
guru
menyampaikan pelajaran tersebut.
Kesiapan belajar perlu di
METODELOGI PENELITIAN
perhatikan dalam proses belajar
Penelitian ini dilaksanakan pada
mengajar, karena jika siswa belajar
bulan Januari-Agustus 2017 di SMA
dan sudah ada kesiapan maka hasil
Negeri 5 Tanjungpinang tahun ajaran
belajarnya
2017/2018.
akan
lebih
baik.
Jenis
penelitian
Menurut Jamies Drever dalam
menggunakan
Slameto (2013:59) bahwa kesiapan
Data yang digunakan dalam penelitian
adalah persiapan memberi respon
adalah
atau reaski. Artimya
kesiapan
kualitatif.
belajar, maka hasil belajarnya akan
sampling
lebih baik. Kesiapan diperlukan
purposive sampling.
data
pada proses belajar mengajar karna
siswa
cendrung
lebih
mudah
penelitian
ini
kualitatif.
Teknik
yang
Instrumen
angket,
deskriptif.
Penelitian
pengambilan
digunakan
penelitian
wawancara
dan
adalah
berupa
observasi.
mengikuti pembelajaran. Namun
Prosedur pengumpulan data meliputi
pada
tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
kesiapan
didapatkan
pada
belajar
tidak
diri
setiap
tahap penyelesaian.
indivudu. Sehingga pembelajaran
data
dalam kelas tidak berjalan efektif.
tingkat
Ada
meliputi
menggunakan rumus persentase yang
kesiapan belajar yaitu kondisi
kemudian dikategorikan berdasarkan
fisik,
kriteria persentase kesiapan belajar
beberapa
mental,
yang
kebutuhan
dan
pengetahuan.
Berdasarkan latar belakang
tersebut, peneliti terdorong untuk
siswa.
digunakan
Teknik analisis
kesiapan
untuk
mengetahui
belajar
siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
disimpulkan bahwa siswa jarang sekali
Hasil pada penelitian ini meliputi :
sakit,
1.
Kesiapan belajar berdasarkan
dengan rutin dan mengatur pola makan
angket siswa kelas XI SMA
serta siswa. Pada kondisi mental dapat
Negeri 5 Tanjungpinang
disimpulakan bahwa kalau ada materi
hasil angket kesiapan belajar siswa
yang belum mereka pahami mereka
dalam mengikuti proses pembelajaran
memilih untuk bertanya dengan teman
biologi pada materi sel. Persentase
dulu dan tidak percaya diri. Pada
rata-rata indikator yaitu 71,64 termasuk
kondisi
dalam
ini
meminjam buku dari perpustakaan
menunjukkan bahwa rata-rata siswa
serta dalam menjawab soal siswa lebih
kelas XI SMA Negeri 5 Tanjungpinang
memilih menjawab apa adanya dan
memiliki kesiapan belajar yang baik.
bertanya pada teman dari masih tidak
Hasil keseluruhan tersebut merupakan
percaya diri dengan jawaban yang
perolehan dari skor pernyataan masing-
dipilihnya
masing
kebutuhan bahwa siswa mengatakan
kategori
baik.
indikator
Hal
kesiapan
belajar
siswa.
selalu
melakukan
emosional
sendiri.
olahraga
rata-rata
Pada
siswa
indikator
pelajaran biologi sangat penting untuk
Adapun pernyataan dalam setiap
kehidupan sehari-hari, siswa
lebih
indikator kesiapan belajar siswa yaitu
banyak mencari referensi dari internet
kondisi fisik sebesar 77,4%, kondisi
dibandingkan dengan buku dan ketika
mental
kondisi
nilai rendah siswa meminta untuk
emosinal sebesar 60,3%, kebutuhan
melakukan ujian ulang atau remedial.
sebesar 80,1% dan pengetahuan 81,9%.
Pada
Rendahnya
disimpulkan
sebesar
58,8%,
kesiapan belajar siswa
indikator
pengetahuan
bahwa
siswa
dapat
belum
menunjukkan bahwa sebagian besar
maksimal memahami materi biologi
siswa cukup baik pada kesiapan belajar
yang disampaikan tidak semua materi
siswa.
yang
2. Kesiapan
belajar
siswa
Berdasarkan hasil wawancara pada
kondisi
fisik
pembelajaran
dan
siswa
ketika
akhir
menyimpulkan
materi yang mereka pahami.
berdasarkan wawancara
indikator
dipahami
dapat
3. Kesiapan
belajar
berdasarkan observasi
siswa
Pada aspek kesiapan siswa untuk
menerima
sudah
materi
cukup
materi
baik.
pelajaran
angket
sebesar
70,27%
aspek
dikategorikan baik. Jika siswa tidak
antusiasme siswa dalam mengikuti
dapat mengatur waktu istrahat maka
kegiatan
sudah
siswa pada proses belajar akan
cukup baik. Pada aspek aktivitas dalam
berpengaruh pada konsentrasi siswa
kegiatan diskusi kelompok sudah baik.
akibatnya siswa mudah kelelahan,
Pada aspek aktivitas siswa dalam
kurang bersemangat dan mengantuk.
memecahkan masalah sudah cukup
Agar badan menjadi sehat maka
baik. Pada aspek aktivitas siswa dalam
pola istrahat harus dijaga dengan
mengerjakan soal latihan sudah cukup
makan yang teratur, olahraga yang
baik dan pada aspek partisipasi siswa
cukup.
diskusi
Pada
setiap hari dengan hasil persentase
kelompok
dalam menutup kegiatan pembelajaran
sudah cukup baik.
Pada pernyataan yang kedua
penglihatan
dengan
dan
hasil
pendengaran
presentase
angket
Pembahasan
sebesar 72,97% dikategorikan baik.
1. Kesiapan belajar siswa kelas XI
Penglihatan dan pendengeran yang
SMA Negrri 5 Tanjungpinang
di sebut dengan cacat tubuh. Cacat
Kondisi Fisik
tubuh
Pada indikator kondisi fisik
adalah
menyebabkan
sesuatu
yang
kurang baik
atau
adalah kondisi awal suatu kegiatan
kurang sempurna mengenai tubuh.
belajar.
Contohnya seperti buta, tuli, patah
Sebelum
melakukan
aktivitas belajar siswa dalam kondisi
kaki,
fresh (segar) untuk belajar. Contoh
Keadaan
kondisi fisik misalnya mudah lelah,
mempengaruhi proses pembelajaran
kurang bersemangat, mudah pusing,
disekolah.
mengantuk.
belajar
Agar
dengan
siswa
baik
dapat
haruslah
mengusahakan menjaga kesehatan.
Terdapat beberapa pernyataan
yang pertama beristirahat cukup
lumpuh
dan
caat
lain-lainnya.
ini
juga
Selanjutnya pernyataan yang
ketiga
mengenai
mengantuk
angket
kelelahan
dengan
sebesar
dan
persentase
89,19%
dikategorikan sangat baik. Agar
siswa dapat belajar dengan baik
bertanya
haruslah menghindari jangan sampai
persentase
59,5%
dengan
kelelahan dan mengantuk dalam
kategori
cukup
baik.
belajarnya. Sehingga perlu diusahan
Mengungkapkan pendapat saat
kondisi yang bebas dari kelelahan
berdiskusi dengan presentase
dan mengantuk.
54,1% dengan kategori cukup
Dari hasil angket tersebut
maka
kondisi
fisik
siswa
di
kelas
baik. Serta percaya diri dengan
kemampuan
yang
dimilki
persentase
62,7%
dikategorikan baik dengan rata rata
dengan
persentase
dengan kategori baik.
77,45%.
Berdasarkan
dengan
hasil wawancara siswa bahwa siswa
Kesiapan belajar dengan
selalu menjaga pola makan dan
kondisi
olahraga untuk menjaga kesehatan
ditingkatkan
tubuh agar tidak mudah sakit. Dan
mental siswa perlu ditingkatkan
apabila siswa sakit maka langsung
lagi. Hal ini dibuktikan dalam
periksa
observasi
kedokter
membaik
dan
agar
dapat
sakitnya
mengikuti
mental
siswa
lagi.
siswa
perlu
Kondisi
dengan
keikutseraan siswa dalam forum
proses belajar dikelas.
diskusi yang masih kurang.
Kondisi Mental
Siswa
kurang
berani
atau
Pada indikator kondisi mental
merasa takut untuk berbicara
siswa yang baik akan membuat
pada suatu forum. Dari hasil
siswa senang dan santai dalam
analisis
mengikuti pelajaran. Materi yang
angka sebesar 58,5% dengan
disampaikan oleh guru akan mudah
kategori cukup.
dipahami dan memberikan kesan
Kondisi Emosional
dalam dirinya. Sehingga
setelah
deskriptif
diperoleh
Indikator pada kondisi
pelajaran selesai siswa lebih mudah
emosional
mengingat.
salah satu hal yang penting
Pada
indikator
siswa
merupakan
ini
dalam proses belajar. Kesiapan
terdapat beberapa deskriptor.
belajar yang tinggi kaitannya
Pernyataan pertama yaitu berani
dengan
kondisi
emosional
masing-masing siswa. Kondisi
Jarang sekali mereka bertanya
emosional
keguru. Dan siswa lebih giat
terdapat
beberapa
pernyataan yaitu menyiapkan
belajar
diri sebelum belajar dengan
sehingga dapat tercipta motivasi
persentase
45,9%
belajar yang positif. Hal ini
cukup.
dibuktikan dengan angket dan
sendiri
wawancara yang menyatakan
guru
kondisi emosional siswa yang
sebesar
dikategorikan
Mengerjakan
walaupun
soal
tidak
ada
ketika
dengan
persentase
sebesar
masih rendah.
37,8%
dikategorikan
cukup.
Kebutuhan
Serta belajar lebih giat ketika
nilai
Indikator
rendah
kebutuhan
nilai rendah dengan persentase
termasuk dalam kategori baik
97,3%
yaitu sebesar 67,6%. Hasil ini
dikategorikan
sangat
baik.
menunjukkan
Pada kondisi emosional
bahwa
siswa
memiliki kesiapan belajar yang
ini dengan rata rata persentase
baik.
sebesar 60,3% dikategorikan
dengan kebutuhan siswa yang
cukup baik. Dari hasil tersebut
berusaha
menunjukkan bahwa kesiapan
atau materi yang masih kurang
belajar siswa kelas XI SMA
terhadap pentingnya mencari
Negeri 5 Tanjungpinang masih
bahan informasi atau materi
rendah.
yang belum disampaikan oleh
Berdasarkan
hasil
wawancara bahwa siswa kurang
Hasil
ini
dibutuhkan
mencari
informasi
guru.
mempersiapkan diri sebelum
Deskriptor
pada
belajar dikarenakan buku tidak
indikator
kebutuhan
tersedia dan sebelum memulai
pernyataan yaitu belajar tanpa
pelajaran harus meminjam buku
disuruh oleh orang tua hasil
diperpuskataan.
angket
menunjukkan
dengan
67,6%
Serta kalau tidak ada
dengan kategori baik. Membaca
guru dan tidak bisa menjawab
buku dan mencari informasi
soal mereka bertanya keteman.
tentang materi
yang belum
dipahami hasil angket dengan
materi yang disampaikan oleh
persentase
guru dengan hasil angket 59,5%
sebesar
75,67%
dengan kategori baik dan hasil
dikategorikan
wawancara yang menunjukkan
berdasarkan hasil wawancara
bahwa siswa lebih mencari
bahwa
materi
karena
memahami materi biologi hanya
keterbatasan buku. Serta siswa
beberapa saja yang dipahami.
berusaha
Selanjutnya
dari
internet
mendapatkan
hasil
cukup
siswa
masih
pada
belum
pernyataan
yang maksimal dengan hasil
siswa
angket sebesar 97,3% dengan
setelah selesai belajar dengan
kategori sangat baik dan hasil
hasil angket sebesar 59,5%
wawancara
dikategorikan
menunjukkan
menyimpulkan
materi
cukup
bahwa ketika nilai rendah siswa
berdasarkan hasil wawancara
meminta untuk ujian kembali
siswa sangat jarang mereka
atau
menyimpulkan materi pada saat
remedial
untuk
memperbaiki nilai yang rendah
akhir
tersebut.
kadang kadang saja atau hanya
Pengetahuan
yang dipahami oleh siswa saja.
Pada
pembelajaran
hanya
indikator
Dari hasil penelitian ini terlihat
pengetahuan dengan rata rata
bahwa siswa cukup menguasai
56,8% dengan kategori cukup.
dan memahami materi yang
Pada pernyataan siswa mencari
disampaikan oleh guru.
referensi lain untuk belajar
dengan hasil angket sebesar
56,7%
dikategorikan
Kesimpulan
cukup
Dari hasil penelitian ini dapat
berdasarkan hasil wawancara
disimpulkan bahwa sswa kelas XI
bahwa
SMA
siswa
tidak
selalu
Negeri
5
Tanjungpinang
mencari referensi lain karna
memiliki kesiapan belajar yang cukup
mereka hanya mencari referensi
baik
dari
Pada
pembelajaran biologi dengan rata rata
pernyataan berusaha memahami
64,12%.kesiapan belajar siswa yaitu
internet
saja.
dalam
mengikuti
proses
pada kondisi fisik sebesar 77,4%.
Kondisi
mental
58,5%,
kondisi
emosional 60,3%, kebutuhan 67,6%
dan pengetahuan 56,8%. Indikator
tersebut termasuk dalam kategori baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2015. Prosedur Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Saran
1.
Arikunto, Suharsimi., dan Jabar, 2014,
Untuk siswa
Evaluasi Program Pendidikan,
dalam proses belajar khususnya
Jakarta: Bumi Aksara
pada mata pelajaran biologi siswa
agar lebih mempersiapkan diri
Baharudin,
2015.
serta bahan yang akan dipelajari
pembelajaran.
agar lebih mudah dipahami dan
Aksara
mencapai hasil yang maksimal.
Belajar
dan
Jakarta:
Bumi
Darso, 2015. Kesiapan Belajar Siswa
dan Interaksi Belajar Mengajar
2.
Untuk guru
Terhadap Prestasi Belajar.
Khususnya bidang studi biologi
selama proses belajar mengajar
Djamarah, S,B. 2013. Strategi Belajar
harus memperhatikan kesiapan
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
belajar siswanya, karena kesiapan
belajar dapat menunjang hasil
Dimiyati.
2013.
Belajar
dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
yang lebih baik
Hakim,T. 2014. Belajar Secara Efektif.
Jakarta: Puspa Swara.
3.
Untuk sekolah
Untuk
dapat
Hamalik,O.
mempersiapkan
2014.
Proses
Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
semua yang diperlukan dalam
proses
belajar
kesiapan
tercapainya
diinginkan.
belajar
siswa
dan
Khairani,
guru
agar
Yogyakarta:Aswaja Pressindo.
tujuan
yang
2013.
Psikologi
umum.
Mudjiono, 2013. Faktor-faktor belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Novita, S., 2014. Analisis Kesiapan
Belajar
Siswa
Pada
Pembelajaran.
Proses
Skripsi,
Universitas Jambi.
Nasution,
2011.
PT
Raja
Grafindo
Persada.
Sugiyono,
2015.
Statistik
untuk
penelitian. Bandung: Alfabeta.
Faktor
kesiapan
belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto, 2013. Belajar dan FaktorFaktor
Nor, 2011. Analisis penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta
yang
Memepengaruhi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Soemanto, 2013. Kesiapan belajar.
Padmowiharjo,soedijanto.
Psikologi
2014.
Belajar
Mengajar.
Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Riduwan,
Jakarta:
–dasar
Dasar
Statistika. Bandung: Alfabeta.
Republik Indonesia. 2007. Undangundang Nomor 20 Tahun 2003
Sistem
Pendidikan
Nasional. Jakarta: Transmedia
Pustaka.
2012.
Metodelogi
penelitian. Bandung: PT Refika
Tohirin, 2012. Metodelogi Penelitian.
Bandung: Alfabet
Wahyu, D., 2013, Pengaruh Kesiapan
Belajar, Motivasi Belajar dan
Pengulangan
Belajar
Mengajar,
Materi
Pelajaran
Terhadap Hasil Belajar Mata
Pelajaran
Sadirman, A.M., 2011, Interaski dan
Motivasi
Suharsaputra,
Aditama.
2011.
Tentang
Bandung: Alfabeta.
Ekonomi,
Skripsi,
Universitas Negeri Semarang
Download