Slide Keempat Soskum

advertisement
PERTEMUAN KE- 4
TOPIK
PEMIKIRAN-PEMIKIRAN YANG
MEMPENGARUHI TERBENTUKNYA
SOSIOLOGI HUKUM BERUPA HASIL
PEMIKIRAN PARA SOSIOLOG
Dessi Perdani Yuris Puspita Sari
Max Weber
MAX WEBER ADALAH SEORANG TOKOH
BESAR SOSIOLOGI MODERN DARI JERMAN
(1864-1920).
MAX WEBER MEMPUNYAI
PENDIDIKAN
BERLATAR BELAKANG DI BIDANG HUKUM.
BELIAU BANYAK SEKALI MEMBERIKAN
KONTRIBUSI KHUSUSNYA PADA
PERKEMBANGAN ILMU
BERSIFAT KLASIK.
SOSIOLOGI
YANG
DIBIDANG
KEMASYARAKATAN,
WEBER
MEMBERIKAN PENDAPAT TIDAK ADA
MANFAATNYA MEMECAHKAN MASALAHMASALAH MASYARAKAT SECARA
DEDUKTIF, YAKNI DENGAN BERTOLAK
DARI PRINSIP-PRINSIP RASIONAL.
PENYELIDIKAN
EMPIRIS DIPERLUKAN
UNTUK MENGERTI MASYARAKAT,
STRUKTURNYA DAN MASALAHMASALAHNYA.
ARTINYA DISINI JIKA ADA MASALAH DI
MASYARAKAT, MAKA TIDAK SEMUA MASALAH
TERSEBUT DAPAT DISELESAIKAN SECARA
NORMATIF, HARUS ADA SUATU PEMIKIRAN
EMPIRIS DARI GEJALA-GEJALA YANG TIMBUL
DALAM MASYARAKAT.
JIKA KITA BERBICARA HUKUM, MAKA HUKUM
TIDAK AKAN SELAMANYA BISA SEBAGAI LAW IT
IS WRITTEN IN THE BOOKS, DALAM
MASYARAKAT PERLU ADANYA LAW IS ACTION.
WEBER JUGA MENAMBAHKAN
BAHWA GEJALA
HUKUM YANG TIMBUL DIMASYARAKAT HARUS
DISELIDIKI SECARA HISTORIS-EMIPIRIS.
WEBER MENGGAMBARKAN HISTORIS
SOSIOLOGI HUKUM SEPERTI BERIKUT,
MASYARAKAT DARI HIDUP BERSAMA
SEDERHANA KE HIDUP BERSAMA YANG
BERBELIT-BELIT DALAM ZAMAN MODERN INI.
SELARAS
DENGAN ITU DIBENTANGKANNYA
PERKEMBANGAN HUKUM.
DIKATAKANNYA
BAHWA MULA-MULA
PEMBENTUKAN HUKUM LEBIH-LEBIH
BERDASARKAN PADA KHARISMA SEORANG
NABI DALAM BIDANG HUKUM.
DALAM
TAHAP
YANG KEDUA PEMBENTUKAN HUKUM MENJADI
TUGAS BEBERAPA ORANG YANG BERWIBAWA,
YAITU PARA SESEPUH.
MEREKA MENYUSUN
KAIDAH-KAIDAH
HUKUM YANG BERTOLAK BELAKANG DARI
SITUASI EMPIRIS ATURAN MASYARAKAT.
DALAM TAHAP YANG KETIGA
PEMBENTUKAN HUKUM DICABUT DARI
TANGAN ORANG YANG BERWIBAWA.
AKHIRNYA MASA MODERN INI HUKUM
DIBENTUK SECARA SISTEMATIS OLEH
ORANG-ORANG YANG SUDAH DIDIDIK
SECARA FORMAL SEBAGAI SARJANA
HUKUM(
FACHJURISTEN).
MENURUT WEBER SOSIOLOGI
HUKUM
HARUS BERSIFAT NATURALISTIS. ITU
BERARTI BAHWA NORMA-NORMA HUKUM
HARUS DIPANDANG SEBAGAI KENYATAAN
SOSIAL MELULU.
MAKA DISINI WEBER
TIDAK MEMANDANG HUKUM SECARA
NORMATIF.
BELIAU JUGA PERNAH
BERIKUT :
MENYATAKAN SEBAGAI
SUATU ALAT PEMAKSA MENENTUKAN BAGI
ADANYA HUKUM.
ALAT PEMAKSA
TERSEBUT
TIDAK PERLU BERBENTUK BADAN PERADILAN
SEBAGAIMANA YANG DIKENAL DI DALAM
MASYARAKAT YANG MODERN DAN KOMPLEK.
ALAT TERSEBUT DAPT BERWUJUD SUATU
KELUARGA. KONVENSI SEBAGAI MANA
DIJELASKAN DIATAS, JUGA MELIPUTI
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN AKAN TETAPI TANPA
SUATU ALAT PEMAKSA.
KONVENSI-KONVENSI
TERSEBUT HARUS
( KEBIASAAN)
KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN
DIBEDAKAN DARI USAGE
MERUPAKAN
ADANYA UNIFORNITAS DI DALAM ORIENTASI
SUATU AKSI SOSIAL, SEDANGKAN CUSTOM
(
ADAT ISTIADAT), TERJADI APABILA SUATU
PERBUATAN TELAH MENJADI KEBIASAAN.
USAGE MERUPAKAN SUATU BENTUK
PERBUATAN, SEDANGKAN CUSTOM ADALAH
PERBUATAN YANG DIULANG-ULANG DIDALAM
BENTUK YANG SAMA. BAIK USAGE MAUPUN
CUSTOM TIDAK BERSIFAT MEMAKSA DAN
ORANG TIDAK WAJIB UNTUK MENGIKUTINYA”.
SELANJUTNYA
DIDALAM TEORI
MAX WEBER
TENTANG HUKUM DIKEMUKAKAN EMPAT TYPE
IDEAL DARI HUKUM, YAITU MASING-MASING
SEBAGAI BERIKUT
:
1. HUKUM IRRASIONAL
DAN MATERIIL YAITU
DIMANA PEMBENTUK UNDANG-UNDANG DAN
HAKIM MENDASARKAN KEPUTUSANNYA SEMATAMATA PADA NILAI EMOSIONAL TANPA MENUNJUK
PADA SUATU KAIDAHPUN;
2. HUKUM IRRASIONAL DAN FORMIL YAITU
DIMANA PEMBENTUK UNDANG-UNDANG DAN
HAKIM BERPEDOMAN PADA KAIDAH-KAIDAH
DILUAR AKAL, OLEH KARENA DIDASARKAN PADA
WAHYU ATAU RAMALAN;
3. HUKUM RASIONAL
DAN MATERIIL YAITU
DIMANA KEPUTUSAN-KEPUTUSAN PARA
PEMBENTUK UNDANG-UNDANG DAN HAKIM
MENUNJUK PADA SUATU KITAB SUCI,
KEBIJAKSANAAN PENGUASA ATAU IDEOLOGI;
4. HUKUM RASIONAL
DAN FORMIL YAITU
DIMANA HUKUM DIBENTUK SEMATA-MATA
ATAS DASAR KONSEP-KONSEP ABSTRAK DARI
ILMU HUKUM.
KELEBIHAN ALIRAN PEMIKIRAN MAX
WEBER :
BELIAU ADALAH SEORANG SARJANA DALAM
BIDANG HUKUM SEHINGGA DAPAT
MENELAAH HUBUNGAN HUKUM DENGAN
MASYARAKAT.
DARI SISI INI MAX WEBER
SEBAGAI ORANG YANG MENEMUKAN
HUBUNGAN HUKUM DENGAN MASYARAKAT.
SERTA DENGAN PEMIKIRAN BELIAU MAKA
BANYAK MUNCUL PARA AHLI SOSIOLOGI
HUKUM.
TEORI MAX WEBER JUGA MEMANDANG LAW IT
IS ACTION. MAKA WEBER TIDAK MEMANDANG
DARI LAW IS WRITTEN IN THE BOOK. BELIAU
JUGA BISA MEMBEDAKAN ANTARA KEBIASAAN
DAN KONVENSI.
BANYAK ORANG
YANG
MENGARTIKAN KEDUANYA SAMA.
TETAPI
DISINI WEBER BISA MEMBEDAKANNYA. YANG
PALING PENTING KELEBIHAN DARI TEORI MAX
WEBER ADALAH OBYEK KAJIAN DARI WEBER
ADALAH POLA TINGKAH LAKU MASYARAKAT.
SEHINGGA SETIAP MASYARAKAT AKAN
MEMILIKI STRUKTUR DAN PENERAPAN HUKUM
YANG BERBEDA ANTARA SATU DENGAN YANG
LAIN.
KEKURANGAN ALIRAN PEMIKIRAN MAX
WEBER :
TEORI MAX WEBER WALAUPUN SEOARANG
AHLI YANG BERJASA PADA SOSIOLOGI
MODERN TETAPI TEORI-TEORI YANG
DISAMPAIKAN MERUPAKAN TEORI-TEORI
KLASIK SEHINGGA BANYAK TEORI YANG
TIDAK COCOK DENGAN KEADAAN MODERN.
SELAIN ITU WEBER TIDAK MENGAKUI HUKUM
SECARA NORMATIF. PADAHAL DALAM KONSEP
HUKUM, SELAIN BERSUMBER DARI GEJALA
SOSIAL MASYARAKAT JUGA HUKUM BERSIFAT
NORMATIF.
JIKA SALAH SATU TIDAK ADA,
MAKA IMPLEMENTASI DARI SUATU HUKUM
AKAN TIDAK SEMPURNA.
SELAIN ITU WEBER
HANYA MEMANDANG NORMA SEBAGAI
KENYATAAN DI MASYARAKAT SAJA.
JIKA
TIDAK ADA KELAKUAN DARI MASYARAKAT
MAKA TIDAK ADA NORMA YANG BERLAKU.
KONTRIBUSI BAGI SOSIOLOGI HUKUM :
1.
MAX WEBER MENEMUKAN HUKUM YANG
TERJADI DARI GEJALA SOSIAL YANG
KEMUDIAN SEBAGAI PEDOMAN
PERILAKU
MASYARAKAT;
2.
MEMBEDAKAN ARTI HUKUM FORMIL DAN
MATERIIL;
3.
MENGKRITITSI
KELEMAHAN BERBAGAI
HUKUM SECARA NORMATIF KARENA
BELIAU BUKAN PENGANUT ALIRAN
NORMATIF;
4.
MENJELASKAN
MASYARAKAT;
TEORI BIROKRASI DI
5.
MENJELASKAN
KONSEP
BERORGANISASI/HIDUP
BERMASYARAKAT.
Emile Durkheim
PADA POKOKNYA
TEORI DARI
DURKHEIM
INI MENYATAKAN HUKUM MERUPAKAN
REFLEKSI DARI PADA SOLIDARITAS SOSIAL
DALAM MASYARAKAT.
MENURUTNYA
DIDALAM MASYARAKAT
TERDAPAT DUA MACAM SOLIDARITAS,
YAITU YANG BERSIFAT MEKANIS
(MECHANICAL SOLIDARITY), DAN YANG
BERSIFAT ORGANIS (ORGANIC
SOLIDARITY).
SOLIDARITAS YANG MEKANIS TERDAPAT
PADA MASYARAKAT-MASYARAKAT YANG
SEDERHANA DAN HOMOGEN, DIMANA
IKATAN PADA WARGANYA DIDASARKAN
PADA HUBUNGAN-HUBUNGAN PRIBADI
SERTA TUJUAN YANG SAMA.
SEDANGKAN SOLIDARITAS
YANG ORGANIS
TERDAPAT PADA MASYARAKATMASYARAKAT YANG HETEROGEN DIMANA
TERDAPAT PEMBAGIAN KERJA YANG
KOMPLEKS.
DENGAN
MENINGKATNYA DIFERENSIASI
DALAM MASYARAKAT, REAKSI YANG KOLEKTIF
TERHADAP PELANGGARAN-PELANGGARAN
KAIDAH-KAIDAH HUKUM YANG BERSIFAT
REFRESIF BERUBAH MENJADI HUKUM YANG
BERSIFAT RESITUTIF.
DIMANA
TEKANAN DILETAKKAN PADA ORANG
YANG MENJADI KORBAN ATAU YANG
DIRUGIKAN, YAITU BAHWA SEGALA SESUATU
HARUS DIKEMBALIKAN PADA KEADAAAN
SEBELUM KAIDAH-KAIDAH TERSEBUT
DILANGGAR.
PERBEDAAN
TEORI
WEBER
Emile Durkheim
• Lebih menekankan
terhadap hukum
dalam wujudnya
sebagai seperangkat
moralitas sosial,
yang menjadi alat
untuk mencapai citacita komunitasnya.
DAN
DURKHEIM
Max Weber
• Weber mampu
untuk dapat
mengerti sebabsebab histori
maupun sebabsebab sosial dari
hukum.
• Lebih menempatkan
hukum sebagai hal yang
vital dalam kehidupan
sosial
• Mengabaikan bagaimana
hukum itu diciptakan
•Menganalisis faktorfaktor sosial yang
menentukan pola-pola
hukum yang berbedabeda. Fungsi hukum untuk
mempertahankan tipe-tipe
masyarakat yang berbedabeda
• Weber
memahami
variasi
empiris
dalam
hukum, ia
lebih
menekankan
bagaimana
hukum
dipengaruhi
oleh
kepentingan
Download