MODUL PERKULIAHAN DASAR-DASAR PENYIARAN PERKEMBANGAN INDUSTRI PENYIARAN Fakultas Program Studi Komunikasi Program Studi Broadcasting Tatap Muka 01 Abstract Pokok Kode MK Disusun Oleh MK10230 Drs.H.Syafei.Sikumbang,M.IKom Kompetensi bahasan tentang Setelah mengikuti pokok perkembangan dunia penyiaran dan ini setidaknya Mahasiswa bahasan mengetahui kondisi penyiaran di Indonesia saat tentang perkembangan dunia penyiaran, ini. kondisi penyiaran di Indonesia saat ini. PERKEMBANGAN INDUSTRI PENYIARAN TELEVISI PERKEMBANGAN INDUSTRI PENYIARAN Sejarah dunia Penyiaran dimulai adanya perkembangan Radio dan Televisi yang sangat pesat dimulai dengan penemuan Phonograph (gramofon) yang juga dapat digunakan memainkan rekaman, oleh Edison pada tahun 1887. Pada tahun yang sama adanya ekperimen yang dilakukan oleh James Clerk Maxwell dan Helmholtz Hertz tentang elektro magnetic untuk mempelajari fenomena yang kemudian dikenal dengan gelombang radio. Keduanya menemukan bahwa gelombang radio merambat dalam bentuk bulatan, sama seperti bila kita menjatuhkan sesuatu pada air yang tenang, dan riak gelombang yang dihasilkan akibat benda yang jatuh tersebut dan secara sederhana dapat digambarkan bagaimana gelombang radio merambat. Jumlah gelombang radio atau Frekuensi gelombang radio ini diukur dengan satuan Hertz (Mufid, 2007:25). Kemudian Marconi berkebangsaan Italia berhasil memanfaatkan kedua penemuan tersebut untuk mengembangkan system komunikasi melalui gelombang electro magnetik dengan mengirim sinyal menyeberangi lautan Atlantik pada tahun 1901. Usaha Marconi baru sebatas mengirim sinyal untuk keperluan kode Telegraf atau morse. Hal yang dilakukan Marconi ini sebenarnya telah dilakukan oleh Samuel F.B. Morse yang telah mengirim berita lewat kawat dari Baltimore ke Washington, maka lahirlah Telegrafi pada tahun 1884 setelah 400 tahun Johan Gutenberg menemukan alat pencetak yakni tahun 1456. Kemudian Alexander Graham Bell berpikir : “kalau bunyi dapat disalurkan melalui kawat kenapa suara tidak?” Maka untuk pertama kali Bell melakukan percakapan lewat telpon pada tanggal 14 Februari tahun 1875. Sejak Guglielmo Marconi untuk pertama kali juga mengirim dan menerima pesan tanpa kawat, maka komunikasi elektronik maju dengan pesat sekali. Sembilan belas tahun kemudian suara dapat disiarkan keseluruh duniamelalui radio (Suleiman, 1981:9). Penemuan berikutnya adalah Vacum tube yang ditemukan Lee De Frost yang dapat menangkap signal radio, walaupun masih lemah. Vacum tube ini akhirnya dapat digunakan dimasa selanjutnya untuk keperluan Radio bahkan Televisi. Vacum tube ini adalah sebuah tabung yang bilamana dialiri arus listrik filamennya akan mengeluarkan emisi electron yang bergerak dari kutub Katoda sampai kekutub Anoda. Seiring berjalannya waktu, signal yang lemah tersebut dapat ‘13 2 DASAR-DASAR PENYIARAN Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id diperkuat melalui pembuatan amplifier sehingga sinyal yang semula lemah bisa menjadi kuat, sehingga efeknya signal radio dapat didengar dengan baik. Pada waktu yang sama Reginald Fessenden menciptakan penyiaran pertama dengan gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirim suara manusia dan musik. Siaran Radio dimulai oleh Charles Herrold secara regular dimulai tahun 1912, kemudian baru dilakukan penyiarannya oleh Frank Conrad pada tahun 1919 di AS yang memulainya dengan kegiatan penyiaran sebagai hoby, membangun Pemancar radio disebuah garasi didepan rumahnya. Frank Conrad menyiarkan lagu-lagu dan menyiarkan music yang dimainkan oleh putranya sendiri. Dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, radio Conrad mendapat simpati masyarakat yang akhirnya memiliki pendengar yang cukup banyak dan mengakibatkan melonjaknya pesanan atau pembelian radio. Stasiun radio yang dibangun Conrad ini kemudian diberi nama KDKA yang tetap mengudara atau masih mengudara sampai saat ini, dan menjadikannya sebagai stasiun tertua di Amerika dan kemungkinan juga didunia. Seiring dengan berjalannya waktu dan munculnya berbagai stasiun radio, peran radio sebagai media massa semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam mempengaruhi masyarakat. Pengaruh ini dapat dilihat pada tahun 1938, masyarakat Manhattan, New Jersey Amerika Serikat geger dan panik serta banyak yang yang mengungsi keluar kota ketika stasiun Radio CBS menyiarkan drama radio yang menceritakan makhluk ruang angkasa menyerang bumi. Walaupun sudah dijelaskan kepada masyarakat atau penduduk didaerah itu bahwa apa yang mereka dengar adalah hanya sebuah cerita yang ada dalam siaran radio, namun mereka tidak bisa langsung mempercayainya. Sehingga apa yang telah terjadi pada masyarakat Manhatan dan New Jersey, dicatat sebagai peristiwa yang paling dramatik sebagai akibat atau efek siaran yang pernah terjadi dimuka bumi ini (Morissan, 2008:3). RADIO BERJARINGAN Perkembangan radio semakin pesat setelah keberhasilan Frank Conrad membuat stasiun Radio, dan banyak bermunculan stasiun-stasiun radio yang pada mulanya dibiayai atas keuangan sendiri atau lokal. Setelah sering melakukan penyiaran baru mereka menyadari bahwa biaya siaran radio untuk setiap harinya mahal bila sering menyiarkan banyak program atau jam tayang yang cukup lama, karena setiap program ada mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Hal ini membuat pemilik stasiun radio mulai kewalahan karena biaya program yang semakin besar dan berat. ‘13 3 DASAR-DASAR PENYIARAN Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Oleh sebab itu mereka berpikir bagaimana mencari uang untuk kegiatan produksi program dan penyiaran radionya atau biaya program ditanggung pihak ketiga. Perkembangan penyiaran selanjutnya dimulainya penayangan iklan pada siaran tahun 1922 oleh stasiun AT&T memakai system operasi telepon yakni semua pengiklan dikenai tarif siaran yang disebut toll broadcasting. Sukses dalam mengaet iklan dan menjadi pelopor radio beriklan atau radio komersil, AT&T mengembangkan sayap bisnis dengan melakukan siaran berjaringan (networking). Sistem berjaringan selain memberi keuntungan pada program berkualitas dan berbiaya murah karena didukung oleh stasiun dalam jaringannya dengan program music dan drama, juga menciptakan pasar pengiklan yang lebih luas. Sistem berjaringan ini adalah sebuah system yang dilakukan dalam penyiaran dimana stasiun induk atau stasiun pusat mengirim siaran radio dan direlay oleh stasiun lokal dan direbroadcast (dipancar ulang) kerumah-rumah masyarakat oleh stasiun lokal dimaksud yang berafiliasi atau berjaringan dengan stasiun pusat tersebut. Pada awal 1920-an, ketika media siaran komersial belum begitu berkembang, radio adalah media yang paling pesat perkebangannya. Peraturan yang mengaturnya belum ada, sehingga pemilik radio bebas mengembangkan kreativitasnya demi meraih sebanyak mungkin pendengar Namun karena teknologi saat itu masih terbatas, maka siaran music menjadi andalan untuk waktu yang lama. Seiring dengan perkembangan siaran berjaringan, pemerintah dan pengusaha lokal elektronik mulai memprotes dominasi AT&T. Atas desakan anti monopoli stasiun, stasiun siaran AT&T dijual kepada Radio Corporation of America (RCA). Industri penyiaran berpaling ke pemerintah untuk meminta bantuan. Hasinya justru adalah undang-undang komunikasi 1934 yang membentuk Komisi Komunikasi Federal (FCC) yang mengatur media siaran demi kepentingan, kenyamanan dan keperluan publik. FCC terdiri dari tujuh anngota, yang masing-masing ditunjuk Presiden AS untuk masa kerja tujuh tahun. Wewenang FCC sangat luas, meliputi pengaturan komunikasi sipil maupun militer (termasuk kepolisian), telepo antar benua dan teletype, komunikasi satelit dan sebagainya, namun focus utamanya adalah pada media komersial (Rivers, 2008:175). Perkembangan siaran berjaringan yang dimulai oleh RCA ini pada tahun 1926 membuat sebuah jaringan siaran radio yang disebut The National Broadcasting Corporation (NBC). Dengan system berjaringan NBC menawarkan program kepada berbagai stasiun penyiaran radio diberbagai wilayah yang bersedia menjadi anggota jaringan (Stasiun Afliasi), sehingga berbagai stasiun radio berhubungan atau berjaringan satu sama lain. Ditinjau dari persfektif ekonomi dan bisnis system ini dinilai lebih menguntungkan. Melalui sistem jaringan ‘13 4 DASAR-DASAR PENYIARAN Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sejumlah stasiun radio membiayai bersama-sama biaya produksi dan menyiarkan bersama pula. Biaya yang harus dikeluarkan dengan sistem ini jauh lebih murah ketimbang harus dibiayai sendiri-sendiri. Sistem jaringan ini membuat RCA menambah jaringan satu lagi setelah NBC, yakni NBC Blue. Dengan sejumlah ketentuan system jaringan bertahan sampai akhir perang dunia II, bahkan dalam perolehan iklan pada tahun 1945 siaran radio mampu mengalahkan iklan media cetak yang lebih dahulu hadir dari radio. keuntungan perusahaan mendapat dengan menyiarkan produk-produk sebuah departemen store dengan sistem bisnis. AWAL DARI RADIO FM Pada awal 1960 siaran radio memasuki masa penting dalam perkembangannya dengan adanya penemuan baru dibidang teknologi siaran yang menggunakan teknik FM (Frekuensi Modulation). Teknologi FM sebenarnya telah ditemukan pada tahun 1930-an, namun ketika itu masih sedikit sekali masyrakat yang memiliki radio yang bisa menerima siaran FM. Adalah Edwin Howard Amstrong yang berbeda dengan radio yang banyak dipasaran ketika itu yang menggunakan siaran AM (Amplitudo Modulasi). Radio FM memiliki suara yang jernih, bagus, bebas dari gangguan siaran (static). Walaupun daya jangkau lebih rendah, namun dibandingkan AM, FM memiliki keunggulan seperti yang disebutkan sebelumnya suara jernih tanpa gangguan. Keunggulan ini akhirnya mendorong banyak pemilik stasiun radio beralih untuk melakukan siaran menggunakan frekuensi FM. Puncak kesuksesan siaran FM data tahun 1993 yang dipubliksikan oleh Strabhaard yang menyatakan bahwa 77% pendengar musik diwilayah siaran FM. Perkembangan teknologi FM diikuti dengan booming pendirian stasiun baru radio. Menghadapi kenyataan ini peraturan kepemilikan diperlonggar, sehingga memungkinkan jaringan untuk memiliki stasiun radio lebih banyak. Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1962 FCC merevisi peraturan penggunaan ranah FM untuk siaran komersial. Revisi tersebut mendorong lahirnya 3000 stasiun baru diseluruh Amerika Serikat pada tahun 1963. Selain munculnya stasiun baru, perkembangan stasiun radio FM juga terjadi melalui perpindahan kepemilikan. Pada tahun 1996 tak kurang dari 4400 stasiun radio di AS berpindah kepemilikan diantaranya adalah pemindahtanganan dari pemilik stasiun radio lokal ke Jaringan stasiun radio (Mufid, 2007:27-29) . ‘13 5 DASAR-DASAR PENYIARAN Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Peran radio jaringan mulai menurun seiring dengan munculnya televisi sebagai salah satu bentuk baru media massa. Jumlah stasiun radio local yang berafiliasi dengan stasiun radio jaringan menurun tajam menjadi 50 persen pada tahun 1955 dari sebelumnya 97 persen pada tahun 1947. Stasiun radio lokal semakin banyak yang meninggalkan stasiun jaringan ketika peran televisi sudah semakin nyata sebagai media massa baru dengan cakupan siaran yang semakin luas.Terlebih lagi stasiun televisi saat itu menerapkan pula stasiun berjaringan. Pemasang iklan kini memindahkan dana iklannya ke televisi. Pada tahun 1960, seluruh program yang dibuat oleh stasiun radio jaringan dan sangat terkenal pada masa jayanya dahulu, seperti program komedi dan drama yang dibintangi oleh bintang terkenal secara resmi berakhir. Stasiun radio mulai memproduksi acaranya sendiri dan berkonsentrasi untuk mendapatkan iklan dari pemasang iklan lokal. Seperti yang kita ketahui televisi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap khalayak, karena televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Televisi berasal dari kata Tele dan Vision yang memiliki arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision), jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Media Televisi merupakan sarana yang sangat efektif untuk mentransfer nilai dan pesan yang dapat mempengaruhi khalayak yang sangat luas.1 Dengan Adanya Perkembangan Teknologi komunikasi membuat media penyiaran terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Sejarah perkembangan pertelevisian Indonesia mulai dipelopori oleh TVRI. Stasiun Televisi TVRI merupakan stasiun televisi pertama di Indonesia. TVRI berdiri pada tanggal 24 Agustus 1962 di Jakarta, pada saat itu TVRI menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggal 17 agustus 1962, siaran tersebut waktu itu bersifat masa percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games Ke-4 dari stadium utama Gelora Bung Karno.2 Sejak pemerintah Indonesia membuka TVRI, maka selama 27 Tahun penonton televisi Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi. Tanpa ada satu stasiun telvisi yang mendampingi TVRI. Walaupun sebenarnya tahun 1971, 1986, dan tahun 1987 telihat adanya pembaharuan setidaknya dari sisi peraturan. Perkembangan berikutnya ditandai dengan dikeluarkannya kebijaksanaan Menteri Penerangan Republik Indonesia melalui keputusan Menteri Penerangan nomor:167/B/MENPEN/1986 tentang penyelenggaraan 1 2 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1996, hal.189 Mila Day, Buku pintar Televisi, Penerbit Trilogos Library, Jakarta, Hal 16 ‘13 6 DASAR-DASAR PENYIARAN Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Siaran Televisi di Indonesia tanggal 20 Agustus 1986. Dengan dikeluarkannya aturan baru ini, maka aturan sebelumnya tidak berlaku lagi. Barulah pada tahun 1989, pemerintah Indonesia memberikan izin kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI, ini merupakan televisi swasta pertama di Indonesia. Setelah RCTI, kemudian disusul oleh stasiun SCTV, INDOSIAR, ANTV,Dan TPI.3 Berdasarkan aturan yang baru ini, disadari bahwa setidaknya ada 3 alasan utama melakukan perubahan terhadap pengaturan yang selama ini dilaksanakan. Pertama diyakini bahwa pesatnya kemajuan teknolgi informasi dan teknolgi waktu itu telah mebwa perkembangan baru dibidang penyelenggaraan siaran televisi di Indonesia. Kedua disadari bahwa perkembangan perkembangan pertelevisian Indonesia haruslah benar-benar terintegrasi didalam menunjang pembangunan nasional disegala bidang serta dapat menghindari timbulnya dampak langsung ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya pertahanan dan keamanan juga gangguan elektromagnetik yang merugikan. Ketiga, sebelum ditetapkannya Undang-Undang Siaran, dipandang perlu menyempurnakan ketentuan-ketentuan mengenai wewenang dan kebijaksanaan tentang penyelenggaraan siaran televisi diseluruh wilayah Indonesia. Setelah terjadinya era reformasi pada tahun 1998, pergantian rezim orde baru menjadi rezim reformasi yang menuntut perubahan berbagai aspek seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya. Diantaranya mengangkat beberapa tuntutan yaitu Demokratisasi dan kebebasan pers, seiring dengan gejolak reformasi, muncul beberapa Televisi nasional dan lokal. Mememasuki tahun 2000 secara serentak lima televisi swasta mengudara, seperti Metro TV, GLOBAL, Trans TV, TV 7 (sekarang Trans 7) sekarang bergabung pada Trans TV dan diubah namanya menjadi Trans 7. Televisi lokalpun bermunculan seperti O Channel, Jak TV, SPACE TOON, CTV Banten. Banyaknya televisi nasional dan lokal yang muncul, membuat kebutuhan informasi dan hiburan menjadi lebih banyak pilihan sesuai dengan keinginan dan selera penonton. Bila melihat kembali sejarah dimulainya siaran televisi di Indonesia, awalnya melalui Keputusan Presiden Nomor 215 tahun 1963 tidak ada pengaturan tentang materi dan bagian dari penyiaran pertelevisian. Ternyata, dalam perkembangannya beberapa pertelevisian harus dirumuskan terlebih dahulu. 3 Morisson, Media Penyiaran, Ramdina Prakasa,Jakarta,2005, Hal 8 ‘13 7 DASAR-DASAR PENYIARAN Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam keputusan Menteri Penerangan tahun 1986 ini diperkenalkan sekaligus menghasilkan lima hal baru yang merupakan bagian dari penyiaran pertelevisian di Indonesia yakni, Siaran Televisi, Stasiun Relay, Antena parabola, sisytem distribusi dan closed circuit system. Era ini ditandai dengan keluarnya aturan main tentang siaran saluran terbatas TVRI yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Penerangan RI nomor 190 A/KEP/MENPEN/1987 tanggal 20 oktober 1987. Berdasarkan konsideran Keputusan Menteri ini, ada tiga hal yang menjadi dasar pembaharuan tahap tiga. Pertama, disadari perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi sangat pesat, disisi lainterdapat keterbatasan dana dalam pembangunan. Karena itu perlu segera melakukan peninjauan kembali terhadap programprogram televisi yang disajikan selama ini. Kedua, disadari pentingnya sikap tegas dan kontnyu mendorong suksesnya pembangunan serta sejalan dengan harapan masyarakat untuk, segera mengambil langkah-langkah mengembangkan siaran televisi sesuai dengan tingkat kemampuan dan penelitian bahwa tahapan yang memungkinkan saat ini untuk melaksanakan sebagai upaya pengembangan siaran televisi ialah dengan menambah program siaran melalui siaran saluran terbatas. Selanjutnya pembaharuan dibidang televisi yang melatar belakangi lahirnya SCTV, TPI, dan Indosiar seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Era ini dimulai dengan lahirnya keputusan Menteri Penerangan Nomor. 111/KEP/MENTERI/1990 tentang penyiaran Televisi di Indonesia tanggal 24 juli 1990 (Baksin, 2006 : 26). Peraturan baru ini semakin membuka peluang kemungkinan pihak swasta untuk melaksanakan penyiaran televisi di Indonesia. PT Surya Citra Televisi(SCTV) disurabaya dan sekitarnya tanggal 1 agustus 1990 diizinkan menyelenggarakan siaran tanpa dekoder dan berdasarkan izin prinsip Departemen Penerangan cq Dirjen RTF Nomor. 206/RTF/K/1993 tanggal 30 Januari 1993 tentang izin siaran nasional, dengan ketentuan bahwa siaran nasional SCTV berkedudukan di Jakarta. Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) mendapat izin prinsip dari Departemen Penerangan cq Dirjen RTF Nomor 1271B/RTF/K/VIII/1990 tanggal 1 agustus 1990. Pengoperasian siaran TPI diresmikan Presiden Soeharto pada hari rabu, 23 januari 1991 distudio XII TVRI Pusat Jakarta. Tanggal 30 Januari 1993 lahir Televisi Swasta ANTV berdasarkan izin prinsip Departemen Penerangan cq Dirjen RTF Nomor 207/RTF/K/I/1993 tentang izin siaran nasional bagi PT. Cakrawala Andalas Televisi, yang berkedudukan di Jakarta. PT Indo Visual Mandiri (Indosiar) merupakan Televisi Swasta yang lahir tanggal 18 juni 1992 berdasarkan izin Prinsip Departemen Penerangan cq. Dirjen RTF Nomor. 29/08/RTF/ K /I/ 1993. ‘13 8 DASAR-DASAR PENYIARAN Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PENGARUH REGULASI INDUSTRI PENYIARAN Setelah lahirnya ANTEVE, terjadi peralihan kekuasaan di Indonesia dengan lengsernya Presiden Soharto, yang kemudian digantikan wakilnya yakni bapak Habibie. Dari pemerintahan B.J. Habibi inilah mulai muncul deregulasi dibidang pengelolaan informasi dan komunikasi. Puncaknya, pada pemerintahan GusDur, Departemen Penerangan dilikuidasi dan berdirilah beberapa stasiun televisi swasta baru lainnya seperti Metro TV, Lativi yang saat ini berganti nama TVONE, Global TV, dan TV 7. Dalam beberapa tahun terakhir, industry pertelevisian di Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat pesat. Pada saat ini bisnis televisi tergolong strategis bagi pengusaha Indonesia. Disamping itu pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Penyiaran No 32 tahun 2002 tentang penyiaran dan merujuk pasal pasal 13 ayat 2 yang mnenyebutkan bahwa jasa penyiaran itu adalah lembaga penyiaran publik, lembaga, penyiaran swasta, lebaga penyiaran komunitas dan berlangganan. Untuk lebih jelasnya tentang definisi keempat lembaga penyiaran tersebut adalah sebagai berikut: a. Lembaga penyiaran Publik diartyikan sebagai lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan negara yang bersifat indepen atau netral. b. Lembaga penyiaran swasta merupakan lembaga penyiaran komersial yang bidang usahanya menyelenggarakan jasa penyiaran televisi c. Lembaga penyiaran komunitas merupakan lembaga penyiaran berbentuk badan hukum Indonesia yang didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak komersial dengan daya pancar rendah dan terbatas serta untuk melayani komunitasnya. d. Lembaga penyiaran berlanganan merupakan lembaga penyiaran televise yang dikelola oleh satu badan hukum Indonesia yang bersifat komersial, dengan konsumen terbatas sesuai jumlah pelanggan. Dengan adanya undang-undang penyiaran no 32 tahun 2002 ini sangat berpengaruh kepada industry pertelevisian di Indonesia, yang semula siaran televise dimonopoli TVRI, kemudian lahir RCTI, SCTV, TPI, dengan jangkauan siaran dibatasi. Pada tanggal 30 januari 1993, SCTV diizinkan siaran secara nasional dan sampai tahun 2006 lembaga penyiaran baik yang sudah melakukan penyiaran maupun dalam persiapan terdiri dari 49 penyiaran public, 80 penyiaran swasta, 11 penyiaran komunitas dan 11 penyiaran berlangganan. Sampai pada tahun 1997 Televisi swasta boleh melakukan siaran secara nasional dengan ketentuan masih merelay siaran berita dari TVRI. Saat ini semua aturan tentang penyiaran mengacu kepada undang-undang penyiaran no 32 tahun 2002. ‘13 9 DASAR-DASAR PENYIARAN Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Bungin Burhan 2009, Sosiologi komunikasi, Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta Kencana Prenada Media Group Jalaluddin Rakhmat, 1996, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Mufid Muhammad, M.Si, 2007, Komunikasi & Regulasi Penyiaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Morisson, 2005, Media Penyiaran, Ramdina Prakasa, Jakarta. A. Sejarah Perkembangan Pesawat Pemancar Dan Penerima Televisi. Pada saat industri dan teknologi pesawat radio menjadi mapan, para peneliti dibidang elektronika sibuk mencari temuan-temuan baru dibidang tersebut, yaitu televisi. Gagasan pemancaran dan penerimaan siaran televisi untuk pertama kali muncul dalam cerita fiksi ilmiah dalam tahun 1880-an. Dalam tahun 1884 seorang peneliti Jerman yang bernama Paul Nipkow mengembangkan sebuah teknologi yang disebut teknologi cakram berputar (rotating-disc technology) untuk mengirimkan gambar melalui kabel. Teknologi ini mendominasi tahun-tahun awal penelitian tentangtelevisi, tetapi kemudian mulaiditinggalkan karena dianggap tidak praktis.Pesawat televisi elektronik pertamamuncul setelah tahun 1927, yaitu ketika seorang peneliti berkebangsaan Amerika yangbernama Philo T. Farnsworth mengembangkan tabung “dissector”.Dalam tahun 1928 diSchenectady, drama New televisi York. pertama Selama ditayangkanmelalui kurun waktu tahun pemancar 1930-an eksperimen Sarnoff yang kemudianmenjadi presiden perusahaan RCA mengembangkan teknologi televisi. Pada saat itu iamengangkat seorang akhli fisika Berkebangsaan Amerika keturunan Rusia yang bernamaVladimir Zworykin untuk melanjutkan penelitian danperbaikan kamera televisi. Pesawat7televisi pertama yang berhasil dibuat adalah pesawat TV hitam putih dan berukuran 13 cm (kira-kira 5 inci). Perkembangan teknologi pesawat TV hampir terhenti pada awal tahun 1940-an karena adanya perang dunia kedua. Setelah perang dunia kedua selesai, teknologi televisi berkembang dengan pesat sampai tahun1948. Pada saat itu ruang frekuensi untuk pemancar televisi pada gelombang VHF (very high frequency, untuk gelombang 2-13) mulai penuh, sehingga para penelitiharus mencari jalan keluar untuk masalah ini. Kemudian pada tahun 1952 disepakati bahwa tambahan ruang frekuensi untuk pemancar televisi dibuka pada jalur gelombangUHF (Ultra High Frequency, untuk gelombang 14-83). ‘13 10 DASAR-DASAR PENYIARAN Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id B. Prinsip Pembentukan Gambar Pada Pesawat PenerimaTelevisi. Gambar pada pesawat televisi dibentuk oleh sebuah pola kumpulan titik-titik yang bersatu untuk membentuk sebuah gambar yang lengkap.Titik-titik tersebut muncul pada layar televisi satu demi satu dalam selang waktu yang sangat singkat (frekuensi yang sangat tinggi).Pemcahan gambar menjadi deretan titik-titik kecil ini dilaksanakan melalui sebuah teknik yaitu “scanning” (penyapuan). Mata dari scanner menyapu sebuah gambar secara keseluruhan dalam cara yang sama seperti mata seorang pembaca melihat halaman buku, kata demi kata, baris demi baris. Scanner tersebut membangkitkan sinyal listrik yang sebanding dengan kecerahan titik-titik yang di “scan”. Bermacam-macam jenis teknik Scanning (baik secara mekanik maupun elektronik) telah banyak dicoba dan diterapakan dalam pengembangan teknologi televisi ini. Hampir semua pesawat televisi modern menggunakan berkas elektron sebagai scanner.Kelebihan scanning dengan berkas elektron ini adalah bahwa berkas elektron tersebut dapat digerakan dengan kecepatan (frekuensi) yang sangat tinggi dan dapat menyapu (men-“scan”) sebuah gambar secara keseluruhan dalam waktu yang sangat singkat.Gambar diatas menunjukan bentuk yang disederhanakan dari lintasan berkas elektron dalam menyapu gambar secara keseluruhan.Garis lurus yang utuh menyatakan lintasan berkas elektron di atas permukaan gambar dan garis putus-putus menyatatakan perioda “flyback” atau “retrace”.Selama perioda ini berkas elektron dihapus. Ilustrasi yang ditunjukkan pada Gambar di atas menunjukan sebuah pola “scanning” sederhana yang disusun hanya oleh bebrapa garis mendatar (horizontal) dan sebuah pengulangan sederhana dari bawah ke atas.Proses scanning sebenarnya yang terjadi dalam pesawat televisi melibatkan sejumlah besar garis-garis horizontal. Sebuah scanning yang lengkap seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 di atas menghasilkan sebuah pola gambar diam yang mirip dengan sebuah frame gambar film bergerak. Jika sebuah pola ‘13 11 DASAR-DASAR PENYIARAN Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id gambar diulang ratusan kali per detik maka pola gambar itu akan tampak bergerak secara halus (tidak terpotong-potong). Makin banyak jumlah garis horizontal yang digunakan dalam sebuah pesawat televisi makin baik tampilan gambar yang ditunjukkan oleh pesawat televisi itu. Dalam sebuah pesawat televisi, frekuensi pengulangan sebuah gambar dan jumlah garis scanning yang digunakan harus di standarisasi untuk setiap sistem yang digunakan di suatu negara untuk pemancar dan penerima. Sebagai contoh, di Amerika serikat, pemancar dan penerima menggunakan standar jumlah garis sebanyak 525 garis horizontal per frame dan dengan frekuensi 30 frame per detik. Dengan cara yang sama, jumlah elemen gambar dalam setiap garis horizontal dibatasi oleh frekuensi gelombang (“chanel”) sampai 330 elemen per garis. Hasilnya adalah sebuah gambar (bayangan) yang terdiri atas 173.000 elemen untuk sebuah “frame”; Elemen-elemen ini diulang 30 kali per detik (dengan frekuensi 30 Hz) untuk menghasilkan 7 juta elemen gambar yang terpancar per detik. ‘13 12 DASAR-DASAR PENYIARAN Drs.H.SYAFEI.SIKUMBANG M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id