PENGGALIAN POTENSI DIRI LANGKAH AWAL BERWIRAUSAHA Oleh : Kartib bayu PENGENALAN POTENSI DIRI Dalam rangka mengembangkan diri sebagai seorang wirausahawan yang potensial, kita perlu mengenali siapa diri kita sebenarnya dan bagaimana orang lain menilai diri kita?. Untuk menilai diri sendiri, seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan dan melakukan penilaian terhadap beberapa kelemahan dan kekuatan pada pada diri sendiri. Untuk mengetahui penilaian orang lain kita perlu melakukan pendekatan terhadap orang lain. Kita harus menyadari bahwa setiap manusia mempunyai pribadi yang unik, artinya tidak seorangpun dari kita mempunyai pribadi yang tepat sama dengan yang lain. Maka kita perlu mengetahui Siapa saya apa kewajiban saya, dan apa yang harus saya pelajari ? dan kita harus mengenal diri orang lain. Kita dilahirkan dengan bakat yang berlainan. Di dalam hidup, kita mempunyai pengalaman yang berlainan pula. Kepribadian seseorang dibentuk sebagai hasil hubungan timbal-balik antara bakat yang dibawa dan pengalaman selama hidup. Untuk dapat mengenal orang lain kita perlu menyelami lebih mendalam tentang orang lain dan sebaliknya untuk dapat lebih mengenal diri sendiri, kita perlu mempelajari reaksi orang lain terhadap apa yang kita lakukan atau dikatakan. Tanpa mempelajari reaksi orang lain, kita akan sulit melakukan penilaian terhadap diri sendiri. Kita harus menyadari bahwa kunci keberhasilan suatu usaha adalah memahami/mengenali dulu diri sendiri Pengenalan diri adalah mengetahui dan memahami siapa diri kita sebenarnya. Jika seseorang mengenal dirinya, ia akan menemukan kebenaran tentang dirinya. Temuan ini akan sangat berarti bagi kehidupannya antar lain : 1. Dengan menemukan kebenaran, akan semakin dekat dengan sumber segala kebenaran 2. Dengan berbekal kebenaran, ia akan berhasil mengembangkan dirinya secara tepat. 3. Khusus bagi wirausaha pengenalan diri adalah modal awal untuk dapat mengenal lingkungan, mengindera peluang bisnis dan mengerahkan sumber-sumber daya, guna meraih peluang dalam batas resiko yang tertanggungkan, untuk menikmati nilai tambah. Dalam pengenalan diri ini tidak terlepas dari konsep diri, yaitu keyakinan-keyakinan atas nilai-nilai (hal-hal yang dianggap baik dan buruk) yang membentuk sikap-sikap tertentu yang kita anggap sebagai bagian dari sifatsifat kita. Konsep diri ini penting dalam kehidupan, karena mempengaruhi tindakantindakan yang kita pilih dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Pengenalan diri tidak mudah, pelaku cenderung bias, ia cenderung menganggap dirinya baik. Pepatah mengatakan buruk muka cermin di belah. Orang mau melihat dan mendengar yang baik-baik saja mengenai dirinya, ia tidak mau menerima kenyataan yang buruk. Aspek-aspek apa saja yang perlu dikenali pada diri seseorang untuk dikembangkan lebih lanjut, bila seseorang akan berwirausaha dan teknik apa saja yang dapat digunakan untuk pengenalan diri. Gambaran pokok tentang aspek perilaku, sikap dan system nilai wirausaha dapat dibandingkan dengan karakteristik individual, melalui teknik mawas diri, umpan balik dan tanggapan kelompok masyarakat. Individu dikenali bukan dalam isolasi, melainkan dalam komunikasi dan atau interaksi dengan pihak lain di luar dirinya sendiri. Mengapa? Karena manusia tidak 1 hidup sendiri. Dari komunikasi dan interaksi tersebut terbentuklah konsep diri. Suatu konsep tentang kepribadian yang mencakup perilaku, sikap dan system nilai. Ketiga aspek ini selanjutnya digunakan oleh pemiliknya untuk bersambung rasa, bertukar pikiran dan bekerja sama dengan pihak-pihak lain dalam kontek hubungan interpersonal, kelompok, organisasi lingkungan usaha dan lingkungan makro, sehingga terbentulah kebiasaan. Kebiasaan ada yang bersifat positif, tetapi ada pula yang kurang positif untuk berwirausaha. Strategi pengembangan diri akan lebih efektif, bila dipusatkan pada upaya memperkuat kebiasaan-kebiasaan positif yang telah ada, dan mengembangkan kebiasaan positif yang baru, guna menunjang kegiatan berwirausaha. Kebiasan-kebiasaan positif untuk berwirausaha misalnya : kebiasaan memisahkan kas usaha dan kas pribadi, kebiasaan berpikir kreatif, berdisiplin, menepati waktu dan janji, merasakan kebutuhan orang lain, menghasilkan sesuatu, menjaga mutu, mencari jalan keluar, mengambil keputusan dengan terampil, belajar dari pengalaman, menyemangati orang lain kerjasama kelompok, merencanakan sebelum bertindak, memperhitungkan resiko yang tertanggungkan, mengendalikan emosi, memperhitungkan biaya, mengevaluasi hasil karya, mengembangkan diri dan lain-lain. Orientasi pada kebiasaan positif ini akan membuat pelaku menjadi bersemangat, antusias, ingin berkembang dan berhasoil dalam berwirausaha. Dengan kebiasaan yang positif pelaku lebih mudah diterima sebagai panutan dalam kelompok. Komponen konsep diri terdiri atas : 1. Komponen Perseptual (Komponen yang menyangkut persepsi) yaitu gambaran yang dimilki seseorang tentang penampilan dirinya secara fisik dan gambaran tentang kesan yang terbentuknya terhadap orang lain berdasarkan penampilan dirinya itu. 2. Komponen Konseptual yaitu konsepsi yang dimilki seseorang tentang perbedaan sifat-sifatnya dengan sifat orang lain, tentang asal-usul dan latar belakangnya serta tentang kelebihan dan kekuarangannya. 3. Komponen Atitudinal (Sikap) yaitu perasaan-persaan yang dimilki tentang dirinya, sikapnya terhadap statusnya kini dan prospeknya di masa depan. Sedangkan macam-macam konsep diri dapat dibagi menjadi : 1. Konsep diri dasar yaitu apa yang diyakini seseorang sebagai gambaran dirinya yang sesungguhnya. 2. Konsep diri social, yaitu apa yang diyakini seseorang sebagai gambaran dirinya dalam pandangan orang lain. 3. Konsep diri ideal yaitu apa yang diinginkan seseorang sebagai gambaran dirinya. PENILAIAN DIRI WIRAUSAHA Sebagai langkah awal, wirausahawan perlu mengenali perilaku, sikap dan system nilai yang membentuk keseluruhan kepribadian. Disamping kepribadian, kemampuan diri perlu dikenali. Kemampuan ditentukan teruatama oleh pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan yang sebaiknya dimiliki oleh wirausahawan yaitu intinya kenali diri sendiri, kenali lingkungan, kenali bidang usaha yang dimasuki, tahu apa yang harus dilakukan dan tahu mengenai proses dan system yang ditangani, tahu apa yang dicapai, tahu bagaimna cara mencapainya dan tahu resiko serta tahu cara menanggulangi resiko tersebut. Dengan kata lain, seorang wirausaha perlu memilki pengetahuan yang cukup untuk dapat mengarahkan dirinya guna memperoleh peluang usaha, menyusun konsep usaha, membuat perencanaan, masuk pasar, beroperasi (organisasi/sendiri) dan dengan demikian menikmati nilai tambah dan mengembangkan diri. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah : 1. Mempunayi keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko. 2 2. Mempunyai keterampilan memimpin dan mengelola 3. Mempunyai keterampilan teknis bidang usaha 4. Mempunyai keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi 5. Mempunyai keterampilam kreatif menciptakan nilai tambah. Keterampilan tidak hanya diketahui, juga diperlukan pelatihan yang memadai untuk mengembangkan dan mempertajam keterampilan yang kita miliki. Untuk melakukan wirausaha kita perlu mengadakan penilaian terhadap diri sendiri dan dari luar diri kita, yang akan menentukan keberhasilan dan kegagalan usaha kita. Kekuatan mana yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan, menaggulangi resiko atau untuk meraih peluang. Dapatkah kelemahan diubah menjadi kekuatan? Hambatan menjadi peluang? Dihubungkan dengan tekad untuk berwirausaha, butir-butir mana yang sebaiknya digarap? Kapan mulai digarap? Kapan selesai? Perlu biaya berapa? Apa yang sudah ada untuk dimulai?. Setelah kita menetahui mengenai kepribadian dan komptensinya sendiri, kita akan mulai berwirausaha di mana? Menunggu petunjuk Dinas Tenaga kerja, Menunggu warisan untuk modal? Menunggu Inspirasi? Menunggu ajakan teman untuk berwirausaha? Menunggu diberi kesempatan? Menunggu datangnya peluang? Menurut pengalaman, sikap menunggu semacam itu tak akan ada habisnya. Ibarat debat mengenai ayam dulu atau telur dulu? Kalau ayam dulu, memang ayam dapat menghasilkan telur, tetapi dari mana datangnya telur? Kalau telur dulu, memang telur dapat menetas menjadi ayam, tetapi dari mana datangnya telur? Pilihan yang paling realistis untuk menjawab masalah ini adalah mulai dengan apa yang ada dulu. Minimal orang yang mau berwirausaha sudah ada. Kalau begitu mulai dari mana? Dari kita sendiri!. Untuk berubah menjadi seorang wirausaha yang sukses Menurut Ariwibowo Prijosaksono (2003) ada 10 hal yang harus dimilikioleh seorang wirausaha yaitu : 1. Find your purpose and Dream all the time yaitu Sukses sebuah perjalanan bukan tujuan 2. Never-ending Innovation Yaitu inovasi tiada henti. Inovasi merupakan kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberi nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki. 3. Learn-Change and Grow : Senantiasa belajar, belajar dan belajar 4. Accumulative yourasset : Tujuan akhir wirausaha adalah mencapai kebebasan financial. 5. Use Leverage concept to build your business : Seseorang wirausaha yang cerdas harus mampu menggunakan tenaga dan waktu orang lain untuk mencapai tujuannya. 6. Nurture-Equep-Develop your people : Mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain untuk mencapai tujuannya. 7. Systemize your business : Mampu membangun system bisnis yang efektif dan efisien. 8. Build network and alliance : Mampu membuat jaringan kerja yang kuat baik dalam segi peluang bisnis, modal maupun akses pada pemerintah. 9. Be Smart Investor : Salah satu kekuatan wirausaha yang cerdas dan sukses adalah kemampuannya dalam mengelola Portofolio assetnya sehingga senantiasa berkembang dan bertambah banyak. 10. The Power of Giving : Give and be Grateful : Kebiasaan wirausaha sejati adalah beramal dan mengucapkan syukur. APA YANG DIMILIKI MANUSIA Manusia diciptakan Tuhan merupakan mahluk yang paling tinggi derajat dan martabat diantara mahluk lainnya dimuka bumi ini, derajat dan martabat tersebut karena manusia selain memiliki bentuk fisik yang indah tegak berdiri ia dikaruniai akal bukan sekedar otak dan moral bukan sekedar hati. Manusia selain dikaruniai itu semua juga dianugrahi intelektual dan modal kemanusiaan yang tidak terbatas tergantung 3 manusia itu sendiri yang mengembangkannya. Semakin tinggi daya akal dan daya nalar serta moral, kemanusiaannya semakin dekat kepada Maha Kuasa Sang penciptanya, sehingga manusia akan berkemampuan meningkatkan kehidupan (sosial) maupun penghidupan (ekonomi) nya dengan mudah dari ketinggian derajat dan martabat itu Pemahaman dan kesadaran manusia sendirilah yang sering merusak dirinya karena lebih banyak mengeluh ketimbang bersyukur atas derajat dan martabat yang disandangnya. Dalam kenyataan dan keseharian sering kita temui dan kita dengar jawaban yang tidak manusiawi apabila ditanyakan mengapa tidak atau belum berwirausaha atau berwiraswasta tidak mempunyai modal adalah jawaban klasik yang sering kita temui dan dengar. Padahal secara fisik saja modal usaha manusia tidak dikaruniakan Tuhan dari pucuk yang dapat dikembangkan menjadi bentuk usaha yang bakal mendatangkan uang dalam jumlah yang besar bukankah Maudy Koesnaedi yang mendapat kontrak jutaan rupiah dari shampo Pantene hanya, dengan modal rambutnya. Sule dengan bakat melawaknya sudah menjadi miliarder, Ronaldo dan pemain sepakbola lainnya juga mendapat kontrak klub sepakbola dengan modal kakinya; belum lagi si Tukul Arwana dengan modal actingnya, guru besar atau Profesor dengan modal ilmunya, penyanyi tenar dengan modal suaranya, yang non-fisik itu dapat melakukan wirausaha yang berhasil mengeduk uang malah cukup dengan keberaniannya orang telah cukup memiliki modal pula untuk berusaha. Di awal uraian,telah kita pahami bersama mengenal diri sendiri adalah langkah awal usaha, setelah kita renungkan, maka ternyata degan mengenal diri kita sendiri,kita menjadi tahu bahwa diri kita keseluruhannya merupakan modal usaha. Manusia itu (semua) kaya, hanya saja belum semua orang menyadari, memahami, merenungkan apa yang telah dimilikinya itu ternyata dapat dijadikan modal usaha, namun sudah barang tentu melalui proses produksi agar potensi/sumberdaya itu diubah menjadi komoditi (barang dinilai ekonomis) yang laku dijual untuk mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya. MEMBERDAYAKAN POTENSI DIRI Pemberdayaan potensi diri dalam wirausaha pada dasarnya menempatkan diri kita pada posisi yang tepat. Manusia akan maju justru apabila ia mampu bermasyarakat, tetapi dalam wirausaha kemajuan maupun perkembangan seseorang harus berkeseimbangan seutuhnya artinya kapan ia harus sendiri dan mandiri, kapan ia harus berada ditengah lingkungan tertentu. Karena itu, pemberdayaan potensi dirinya juga harus seutuhnya, yaitu berkeseimbangan. Dan usaha yang diridhoi Tuhan adalah usaha yang berkesinambungan guna memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani, materil dan sprituil, dunia dan akhirat. Menempatkan diri pada posisi yang tepat sebagai implementasi pemberdayaan diri, dimaksudkan untuk memperjelas posisinya sebagai individu yang memiliki posisinya sebagai anggota masyarakat yang memperoleh wawasan/pemahaman yang berasal dari penularan wawasan orang lain sesama anggota masyarakat. Pengenalan, Penggalian dan memanfaatkan potensi diri dalam wirausaha, pada ujungnya bertumpu pada resep yang mampu menghasilkan seperangkat wawasan dengan membaca agar memperoleh banyak wawasan atau pemahaman-pemahaman, sedangkan bergaul untuk mendapatkan sejumlah relasi, mitra usaha, konsumen ataupun pelangggan yang memang dibutuhkan dalam rangka pemberdayaan potensi diri kita. Kedua resep (membaca dan bergaul) itu syaratnya tidak mengenal fanatisme, dalam pengertian membaca atau mempelajari ilmu bidang apa saja, bergaulpun tidak fanatis pada kalangan tertentu saja, harus mau dan mampu bergaul dengan siapa saja mengingat konsumen usaha kita juga bukan kalangan tertentu saja tetapi semua kalangan. Mari Kita.. Menganal, mengali dan memanfatkan Potensi diri Kita... Semoga kita menjadi orang yang Sukses................ 4