perbedaan mengenali diri sendiri di kalangan mahasiswa

advertisement
53
PERBEDAAN MENGENALI DIRI SENDIRI DI KALANGAN MAHASISWA
Musaheri
(Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumenep)
Abstrak
Dalam dunia pendidikan persekolahan, mengenal diri sendiri secara wajar merupakan modal
dasar yang sangat berharga untuk pencapaian prestasi. Sebab, mengenal diri sendiri
merupakan perilaku yang merefleksikan perasaan menerima diri sendiri, yang dapat
berimplikasi pada diri dengan mampu berbuat dan mandiri, bertanggung jawab, serta
mampu mengatasi perasaan negatif dan positif. Mahasiswa sebagai komponen penting
dalam dunia pendidikan tinggi perlu sekali dipupuk untuk mengenal diri sendiri, sehingga
kepercayaan terhadap kemampuan diri mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan
dinamika yang ada, dan dapat mengantarkannya pada pribadi yang bisa menyelesaikan
berbagai persolana diri dengan baik. Dengan demikian, kemampuan dan prakarsa pribadi
khususnya di kalangan mahasiswa merupakan salah satu landasan penting yang harus
mendapatkan perhatian dan penanganan serius dalam mewujudkan pencapaian tujuan
pendidikan.
Kata Kunci: konsep diri, mengenal diri sendiri, mahasiswa
Pendahuluan
Tujuan pendidikan nasional; kaidah,
moral dan etika ilmu pengetahuan;
kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi
dijadikan sebagai pedoman untuk mencapai
tujuan pendidikan tinggi (PP RI Nomor 60
tahun 1999). Kemampuan dan prakarsa
pribadi mahasiswa merupakan salah satu
landasan penting yang harus mendapatkan
perhatian dan penanganan serius dalam
mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan
tinggi.
Bagi lembaga pendidikan tinggi tenaga
kependidikan yang salah satunya mencetak
calon guru, pemahaman pribadi mahasiswa
dalam rangka terbentuknya kemampuan dan
prakarsa positif sebagai fondasi bagi
terbentuknya guru profesional perlu
dibangun (Suparno dkk, 2002). Menurut
Smith, pengenalan diri yang dikenal dengan
konsep diri adalah sangat bermakna bagi
mahasiswa, karena dengan mengenal diri
sendiri akan mengetahui kemampuan dan
kelemahan yang dimilikinya.
Target, arah dan intensitas konsep diri
sebagai wujud pengenalan terhadap diri
sendiri tersebut bisa positif atau negatif, dan
intensitasnya dapat dinyatakan dalam suatu
daerah kontinu mulai dari yang rendah
sampai yang tinggi. Namun demikian,
konsep diri mahasiswa tetaplah penting
untuk diketahui guna menentukan jenjang
karier mahasiswa. Dengan mengetahui
kekuatan dan kelemahan diri sendiri
mahasiswa dapat dipilih alternatif karier
yang tepat bagi masa depannya. Selain itu,
informasi konsep diri ini penting bagi institusi
pendidikan untuk memotivasi belajar
mahasiswa dengan tepat (Mardapi, 2004).
Mengenal pada diri sendiri perlu sekali
dipupuk sebagai salah satu persiapan rohani
untuk berjuang di perguruan tinggi.
Pengenalan diri sendiri dapat dipupuk dan
dikembangkan selama belajar di perguruan
tinggi. Persoalan berat yang muncul dan
sering kali tak terduga, dapat diselesaikan
dengan baik, berkat kemampuannya dalam
mengenal dirinya sendiri. Kepercayaan
terhadap kemampuan diri sendiri akan
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012
54
PERBEDAAN MENGENALI DIRI SENDIRI
tumbuh dan berkembang sesuai dengan
dinamika yang ada, jika mahasiswa dapat
mengenal dirinya sendiri dengan baik (The
Liang Gie, 1985).
Ternyata banyak bukti kuat memberikan
keyakinan, bahwa mengenal diri sendiri
perlu lebih dikembangkan pada peserta didik
sejak usia dini. Dengan kemampuan
mahasiswa mengenal dirinya sendiri mendasari keterampilan seorang mahasiswa di
tengah masyarakat kelak sehingga akan
membuat seluruh potensinya dapat
berkembang dan dikembangkan secara lebih
optimal.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Robert
Coles (1997) dalam bukunya yang berjudul
The Moral Intelligence of Children, bahwa
di samping IQ (Intelligence Quotient) ada
suatu jenis kecerdasan yang disebut sebagai
kecerdasan moral yang juga memegang
peranan sangat penting bagi kesuksesan
seorang dalam hidupnya. Kecerdasan moral
tersebut adalah mengenal dan menghargai
dirinya sendiri maupun diri orang lain,
memahami perasaan terdalam orang-orang
di sekelilingnya, dan mengikuti aturanaturan yang berlaku, yang semuanya ini
merupakan kunci keberhasilan bagi seorang
peserta didik di masa depan (Sofyan, 2004).
Dengan demikian, dapat disimpulkan
betapa pentingnya mengenal dirinya sendiri
sebagai salah satu ciri kecerdasan emosional
itu dikembangkan pada diri peserta didik.
Banyak dijumpai peserta didik yang begitu
cerdas di sekolah, begitu cemerlang prestasi
akademiknya, namun tidak mampu mengelola emosinya, seperti mudah marah,
mudah putus asa, atau angkuh dan
sombong, karena tidak mengenal dirinya
sendiri sehingga prestasi tersebut tidak
banyak bermanfaat untuk dirinya.
Kecakapan mengenal diri sendiri
merupakan kecakapan menghayati diri
sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa,
anggota masyarakat dan warga negara, serta
Jurnal Pelopor Pendidikan
menyadari dan mensyukuri kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki; sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat
bagi dirinya dan lingkungannya (Depdiknas,
2002). Dengan demikian, mengenal diri
sendiri merupakan bentuk penghargaan
terhadap diri sendiri.
Dalam dunia pendidikan persekolahan,
mengenal diri sendiri secara wajar merupakan modal dasar yang sangat berharga.
Coopersmith (1990) menjelaskan, bahwa
mengenal diri sendiri secara tepat sangat
penting dan menghargai diri sendiri untuk
kepentingan pendidikan di sekolah memberi
makna pada pencapaian prestasi. Sebagaimana diungkap Smith (1990):
“peserta didik tidak dilahirkan dengan halhal baik atau buruk, pintar atau tidak pintar,
dicintai atau tidak dicintai. Mereka
mengembangkan gagasan dan perasaan
mereka sendiri. Mereka membentuk
kepribadiannya berdasar-kan orang-orang
seperti orang tua, guru, teman sebaya; dan
memperlakukan mereka dalam kehidupan
mereka. Membentuk rasa mengenal diri
sendiri bukanlah merupakan pilihan kedua
dalam komponen dasar program-program
sekolah, melainkan utama yang bertujuan
untuk memotivasi tingkat belajar. Mengenal diri sendiri bukanlah sesuatu yang
terpisah dari pencapaian tujuan sekolah.
Membaca, matematika, dan sosial juga
keahlian-keahlian fisik lainnya terkait erat
dengan mengenal diri sendiri. Mengenal
diri sendiri merupakan sesuatu yang sangat
penting dan saling mempengaruhi”.
Mengenal diri sendiri sebagaimana
layaknya adalah kunci utama mencapai
sukses dalam kehidupan. Perkembangan
konsep diri yang positif dan menhargai diri
sendiri secara objektif sangat penting bagi
kebahagiaan dan keberhasilan remaja,
terutama saat yang bersangkutan menempuh ilmu pada lembaga pendidikan.
Musaheri
Mengenal diri sendiri merupakan
perilaku yang merefleksikan perasaan
menerima diri sendiri. Dengan mengenal diri
sendiri secara tepat, remaja yang sedang
menempuh pendidikan mampu berbuat dan
mandiri; memiliki tanggung jawab; bangga
terhadap tugas-tugasnya; menghilangkan
frustasi; mencoba dan senang tugas-tugas
dan tantangan baru; mampu mengatasi
perasaan negatif dan positif; serta dapat
menawarkan bantuan pada orang lain sesuai
dengan potensi yang dimilikinya (Branden,
1992).
Tampaknya tidak sedikit mahasiswa
yang tidak mampu memahami dirinya
sendiri secara benar. Sikap gampang
menyalahkan orang lain, egois, suka
memaksakan ke-hendak, mudah putus asa,
tidak memiliki pendirian tetap, dan pada
gilirannya sering melakukan perselisihan
antartemannya sendiri, merupakan bukti
sebagai akibat kurangnya memahami dirinya
sendiri.
Karena itu, seperti yang dikemukakan
Franken (1994), sejumlah besar hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsep diri
dengan mengenal dirinya sendiri adalah
basis bagi semua motif perilaku. Konsep diri
mengakibatkan munculnya pemahaman diri
dan dapat menciptakan motivasi perilaku.
Konsep diri tersebut berhubungan dengan
orang yang memiliki rasa penghargaan diri
yang baik. Jika seseorang memahami dirinya
sendiri, tentu dapat memaksimalkan hasil
prestasinya karena mengetahui apa yang
dapat dan tidak dapat di lakukannya. Dengan
demikian, penulis tertari untuk melakukan
penelitian terkait dengan persoalan
perbedaan mengenal diri sendiri di kalangan
mahasiswa.
Pengertian Mengenal Diri Sendiri
Banyak literatur telah mendefinisikan
konsep pengenalan diri sendiri. Dalam
usahanya untuk mengetahui makna dan
esensi pengertian mengenal diri sendiri,
Mruk (1999) mendefinisikan mengenal diri
sendiri atas gagasan-gagasan James pada
tahun 1890 yang menyatakan bahwa
mengenal diri sendiri merupakan sesuatu
yang berhubungan dengan perasaan,
orientasi kemampuan dan dinamika
perkembangan sosial. James juga menyatakan bahwa mengenal diri sendiri merupakan
sebuah pengenalan rasio kesuksesan dan
keinginan, serta mengenal diri sendiri
tersebut lebih ditentukan oleh sumbersumber luar.
Definisi mengenal diri sendiri dapat
diidentifikasi datang dari karya-karya white
pada tahun 1963 yang mendefinisikan
mengenal diri sendiri dalam sebuah konteks
pengembangan. White, mengaitkan definisi
mengenal diri sendiri pada: 1) pemahaman
yang berkaitan dengan tugas-tugas kehidupan secara kompeten (menguasai), 2)
munculnya kemampuan-kemampuan
kognitif, dan 3) timbulnya perasaan diri
sendiri atau identitas diri. Definisi-definisi
white dikategorikan sebagai pengertian
menghargai diri sendiri yang stabil, afektif
dan tertuju pada orientasi kemampuan
peserta didik (Mruk, 1999).
Roserberg (1965) kemudian mengikuti
karya White dengan sebuah pandangan lain
terhadap pengertian mengenal diri sendiri.
Mengenal diri sendiri merupakan perilaku
positif atau negatif terhadap sebuah objek
tertentu yang disebut diri sendiri. Seseorang
merasa bahwa dirinya sangat berharga,
menghargai diri sendiri seperti apa adanya,
tetapi tidak menunjukkan rasa kekagumannya pada dirinya sendiri dan juga mengharapkan orang lain untuk tidak menunjukkan rasa kekaguman pada dirinya.
Dua tahun setelah Rosenberg mengenalkan definisi mengenal diri sendiri,
Coopersmith (1967) mengembangkan
dengan gagasan-gagasan cemerlangnya.
Berdasarkan pandangan Coopersmith
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012
55
56
PERBEDAAN MENGENALI DIRI SENDIRI
(1967), mengenal diri sendiri merupakan
ekspresi yang mengindikasikan seseorang
percaya bahwa dia adalah orang yang
berarti, mampu melakukan sesuatu,
berharga, sukses dan berguna.
Branden (1978) mendefinisikan mengenal diri sendiri sebagai dua aspek yang
saling berhubungan: 1) perasaan kemanjuran personal, 2) perasaan berharga/berarti.
Definisi mengenal diri sendiri disebutkan
Branden dengan menyatakan bahwa
mengenal diri sendiri adalah a) kepercayaan
pada diri sendiri dalam menghadapi tantangan dasar dalam hidup ini, dan b) kepercayaan
pada diri sendiri merupakan hak untuk
sukses dan senang, perasaan menjadi orang
yang berharga dan berguna, berhak mendapatkan sesuatu, dan berhak me-nyatakan
keinginan dan kebutuhan, memperoleh
sesuatu yang sangat berharga dan
menikmati hasil dari kerja kerasnya.
Ada banyak cara untuk mengenal diri
sendiri. Di antaranya, konsep diri dipandang
sebagai aspek kogntitif atau berpikir tentang
diri sendiri (terkait dengan imej diri seseorang) serta biasanya berhubungan
dengan keseluruhan sistem yang rumit,
terorganisir, dan dinamis dari keyakinan,
sikap yang telah dipelajari dan pikiran bahwa
setiap orang memiliki kebenaran mengenai
jati dirinya.
Dengan demikian, mengenal diri sendiri
adalah penghargaan terhadap diri sendiri
yang sifatnya tidak menyombongkan atau
membuai tentang keberadaan dirinya, tetapi
memandang dan menilai keberadaan dirinya
secara nyata dan bertanggung jawab dengan
segala kekurangan dan kelebihan dirinya
secara objektif disertai rasa untuk bertanggung jawab.
Manfaat Mengenal Diri Sendiri
Dengan mengenal diri sendiri, dapat
berbuat secara meyakinkan dan mandiri;
memiliki rasa tanggung jawab; bangga
Jurnal Pelopor Pendidikan
terhadap tugas-tugas yang dipercayakannya;
menghilangkan frustasi; senang mencoba
tugas-tugas dan tantangan baru; mengatasi
perasaan negatif dan positif; mengetahui
kelemahan dan kekurangan dirinya serta
mampu menawarkan bantuan pada orang
lain.
Menurut Franken (1994), ada sejumlah
besar penelitian yang menunjukkan bahwa
mengenal diri sendiri adalah basis bagi
semua motif perilaku. Konsep diri mengakibatkan munculnya diri, dan yang menciptakan motivasi perilaku. Dengan konsep
diri yang tepat memberi kemungkinan dalam
mengembangkan visi; dan merupakan salah
satu isu utama yang ada pada kalangan
pelajar sekarang dalam meraih masa
depannya (Huitt, 2004).
Franken (1994) menegaskan, bahwa
orang yang memiliki rasa penghargaan diri
dengan mengenal dirinya secara baik dapat
memaksimalkan hasil kerjanya karena
mereka tahu apa yang dapat dan tidak dapat
mereka lakukan. Konsep diri dalam bentuk
memberikan penghargaan pada diri sendiri
melalui proses pengambilan tindakan dan
kemudian merefleksikan pada apa yang
telah dilakukan dan apa yang telah orang
katakan mengenai apa yang telah dilakukan.
Me-refleksikan pada apa yang telah
dilakukan dan dapat melakukan perbandingan dengan dugaan atau harapan
serta harapan orang lain dan dengan
karakteristik serta prestasi orang lain
merupakan prasyarat pemahaman terhadap
diri sendiri (Brigham, 1986; James, 1890).
Mengenal diri diri sendiri sama dengan
Kesuksesan/Keinginan. Meningkatnya
penghargaan terhadap diri sendiri akan
membawa hasil jika kesuksesan diperbarui
secara relatif menurut keinginan. Bandura
(1997) menyatakan bahwa kemanjuran diri
seseorang adalah salah satu prediksi terbaik
tentang prestasi yang sukses. la juga
menyatakan bahwa pengalaman keunggulan
Musaheri
seseorang yang berhubungan dengan
kesuksesan adalah pengaruh utama pada
kemanjuran diri seseorang. Karena
kemanjur-an diri sama sama dibuat atau
dibentuk oleh refleksi kesadaran seseorang,
maka akan tampak bahwa para pendidik dan
orangtua seharusnya memberikan
pengalaman yang dapat dikuasai oleh para
murid, daripada berusaha langsung
menaikkan rasa percaya diri dengan cara
yang lainnya.
Mengenal diri sendiri adalah penting
karena dapat membantu untuk menumbuhkan rasa yakin dan bangga terhadap dirinya
sendiri dan apa yang dapat dilakukan.
Mengenal diri sendiri dapat membangun
keberanian untuk mencoba hal baru dan
kekuatan untuk percaya pada dirinya sendiri.
Dengan mengenal diri dapat menghargai
dirinya sendiri, bahkan jika dilakukan
kesalahan sekalipun. Jika menghargai dirinya
sendiri, maka orang akan mengharga juga.
Memiliki pengenalan diri yang baik juga
merupakan tiket untuk membuat pilihan
yang bagus mengenai tubuh dan pikiran
seseorang. Jika dianggap penting dan
memiliki penghargaan diri yang baik, maka
cukup pintar untuk membuat keputusan
sendiri. Terbangun dalam menghargai
keamananmu, perasaanmu, kesehatanmu –
keseluruhan hal tentang dirimu sendiri.
Di lain pihak, tingginya keyakinan diri
sendiri terdiri atas pikiran dan perasaan
positif yang dimiliki tentang dirinya sendiri.
Lagi pula, hal tersebut mempengaruhi
pikiran, tindakan, dan perasaan seseorang
tentang orang lain. Perolehan keyakinan diri
yang tinggi bisa membuat menjadi orang
seperti yang diinginkan, serta lebih bisa
memahami dan menikmati perbedaan orang
lain, dan lebih menawarkan dirinya sendiri
kepada lingkungannya. Ia lebih terbuka dan
tidak memunculkan nilai-nilai egoisme
dalam dirinya, dan lebih bisa menerima
perbedaan sebagai rahmatal lil alamin.
Upaya Mengenal Diri Sendiri
Mengenal diri sendiri adalah aspek diri
dan berhubungan dengan merasakan atau
menilai diri sendiri (penghargaan pada diri
sendiri). Konsep diri dapat juga berkaitan
dengan ide umum mengenai bagaimana
memiliki diri sendiri.
Dalam konsep diri yang melahirkan
pemahaman dan penghargaan pada diri
sendiri bukanlah pembawaan lahir, tapi
dikembangkan atau dibentuk oleh individu
melalui interaksi dengan lingkungannya dan
terefleksi dalam interaksi tersebut. Aspek
konsep diri yang dinamis ini (dan, dengan
akibat wajar, rasa percaya diri) adalah
penting karena menunjukkan bahwa hal itu
dapat dimodifikasi atau diubah. Franken
(1994) menyatakan bahwa adalah mungkin
untuk merubah konsep diri. Perubahan diri
bukanlah sesuatu yang dapat orang inginkan
tapi lebih bergantung pada proses refleksi
diri.
Melalui refleksi diri, orang akhirnya
sering memandang dirinya sendiri dengan
cara yang baru dan lebih kuat, dan melalui
cara yang baru dan lebih kuat inilah orang
memiliki kemungkinan untuk dapat mengembangkan dirinya. Dengan mengembangkan dirinya, maka terhadap
pengenalan dirinya akan semakin mantap.
Dalam membangun pengenalan diri,
dibutuhkan keyakinan diri yang tinggi, yang
menjadikan merasa nyaman dengan dirinya
sendiri. Beberapa strategi untuk meningkatkan keyakinan diri tersebut dengan mengenali dan menerima kekuatan dan
kelemahannya dan tidak ada seorang pun
yang sempurna. Belajar untuk menjadi
sahabat bagi diri sendiri; serta mengatur
tujuan secara realistis dan kemudian
berbangga atas prestasi yang dicapai.
Mengenal diri sendiri dapat terbangun
melalui pemberian perhatian pada pikiran
dan perasaan, dan bertindak menurut apa
yang dianggap benar; menjauhi untuk
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012
57
58
PERBEDAAN MENGENALI DIRI SENDIRI
menjadi orang lain, melainkan berbangga
pada diri sendiri serta melakukan eksplorasi
terhadap bakat bakat yang dimiliki dan
belajar untuk mencintai dan menghargai
suatu keunikan yang ada pada dirinya (Burns,
1993).
Perbedaan Mengenal diri Sendiri di
Kalangan Mahasiswa
Karakter seseorang yang salah satunya
berupa konsep diri dengan mengenal diri
sendiri tumbuh dan berkembang oleh
sejumlah faktor. Tidak hanya dari tempat
tinggal, tempat sekolah, teman bergaul,
tempat bekerja ataupun tempat tempat yang
sering dikunjunginya; tetapi juga tempat
tempat yang tidak ia kunjungi; termasuk di
dalamnya pengaruh latar belakang
pendidikan dan jurusan.
Terdapat beberapa komponen berbeda
tentang konsep diri: fisik, akademis, sosial,
dan antar pribadi (transpersonal). Aspek fisik
dari konsep diri berhubungan dengan
sesuatu yang konkret: seperti jenis kelamin,
tinggi, berat badan, pakaian, kendaraan apa
yang kita kemudikan, rumah tempat tinggal
dst. Konsep diri akademik berhubungan
dengan seberapa baik prestasi di sekolah
atau se-berapa baik belajar.
Ada dua konsep diri. Pertama, akademik
umum tentang seberapa bagus secara
keseluruhan dan spesifik menguraikan
seberapa bagus dalam bidang matematika,
ilmu pengetahuan, seni bahasa, ilmu pengetahuan sosial, dll. Kedua, konsep diri
sosial menguraikan bagaimana berhubungan
dengan orang lain dan konsep antar­pribadi
menguraikan hubungan dengan hal hal yang
gaib atau supranatural.
(Marsh, 1992) menunjukkan bahwa
hubungan konsep diri seseorang dengan
prestasi sekolah adalah sangat spesifik.
Konsep diri umum dan aspek non­akademik
konsep diri tidaklah berhubungan dengan
pekerjaan akademik; ukuran prestasi
Jurnal Pelopor Pendidikan
akademik umum cukup berhubungan
dengan keberhasilan akademis. Ukuran
spesifik konsep diri subyek yang terkait
sangat ber-hubungan dengan keberhasilan
dalam area muatan tersebut.
Dengan menggunakan analisa diskriminan linear, Byrne (1990) menunjukkan
bahwa konsep diri akademik lebih efektif
daripada prestasi akademik dalam perbedaan antara mahasiswa yang lamban dan
yang cepat. Hamachek (1995) juga menyatakan bahwa konsep diri dan prestasi akademik
adalah berhubungan. Hal yang utama adalah
arah dari hubungan konsep diri dengan
prestasi. Gagne dan Berliner (1992) menyatakan bahwa tingkat keberhasilan di kampus,
terutama selama bertahun tahun, dapat
memprediksi tingkat pengenalan pada diri
sendiri dan kemampuan yang dimiliki
seseorang (Bridgeman & Shipman, 1978;
Kifer, 1975).
Sedangkan tingkat konsep diri tidak
meramalkan tingkat prestasi di sekolah.
Implikasinya adalah bahwa para dosen perlu
berkonsentrasi pada keberhasilan dan
kegagalan akademik murid­-murid mereka.
Melalui kisah keberhasilan dan kegagalan
muridlah yang dapat memberikan informasi
kepada mereka yang diperlukan untuk
menilai diri mereka sendiri.
Jika prestasi akademik mengakibatkan
konsep diri/rasa percaya diri, tapi konsep diri
merupakan prediktor yang lebih baik mengenai murid yang belajamya lamban dan
cepat, maka akan kelihatan bahwa ada
beberapa variabel yang ikut ambil bagian.
James (1890) menyatakan bahwa variabel
yang turut campur adalah harapan pribadi.
Persamaan ini menyatakan bahwa
kesuksesan, khususnya batas kesuksesan
seseorang, dapat diperbaiki dengan meningkatkan keinginan dan/atau rasa menghargai diri sendiri. Akan tetapi, seperti yang
dikatakan oleh Gagne dan Berliner (1992),
penelitian tentang hubungan antara konsep
Musaheri
diri dan prestasi sekolah menganjur-kan
bahwa ukuran konsep diri umum ataupun
bahkan akademik tidaklah berhubungan
secara signifikan dengan prestasi sekolah.
Pada tingkat subyek yang sangat spesifik
(contoh, membaca, matematika, ilmu
pengetahuan) bahwa ada hubungan antara
konsep diri/pengenalan terhadap diri dan
keberhasilan akademik. Dari gambaran di
atas menunjukkan bahwa ada perbedaan
tertentu dalam konsep diri seseorang
(pengenalan diri sendiri seseorang) atau
bahkan rasa percaya diri (evaluasi subyektif
seseorang mengenai nilai atau kebaikannya),
tempat yang bersangkutan menekuni ilmu;
dan juga dapat mempengaruhi harapan
seseorang tentang keberhasilan di masa
mendatang berdasarkan pengalamannya.[]
Paul J. Centi, Mengapa Rendah Diri,
Yogyakarta: Kanisius, 1993.
R.B. Burns, Konsep Diri, Jakarta: Arcan, 1993.
Suparno dkk., Reformasi Pendidikan; Sebuah
Rekomendasasi, Yogyakarta: Kanisius,
2002.
The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien,
Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi
(Center for Study Progress), 1988.
Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak
Percaya Diri, Jakarta: Puspa Swara,
2002.
Daftar Pustaka:
Bambang Hartono, Melatih Anak Percaya
Diri, Jakarta: Gunung Mulia, 1997.
D. Singgih Gunarsah, Dasar dan Teori
Perkembangan Anak, Jakarta. PT. BPK
gunung mulia, 1997.
DJ Schwarts, Berpikir dan Berjiwa Besar,
Jakarta: Gunung Jati, 1978.
E.B. Hurlock, Adolence Development, Tokyo:
Mc Graw Hill Kogakusha, 1976.
Gael Linden Field, Mendidik Anak Agar
Percaya Diri, Jakarta: Arcan, 1997.
Hermiyanto Sofyan, Pedoman Khusus
Penelusuran Potensi Siswa, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah, Direktorat Pendidikan
Menengah Umum, 2004.
Nathaniel Branden, The Power Of Self
Esteem Health Communications, 1992.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 Tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi, Jakarta: Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Volume 3, Nomor 1, Januari 2012
59
60
PERBEDAAN MENGENALI DIRI SENDIRI
Mengenal diri sendiri sebagaimana layaknya adalah
kunci utama mencapai sukses dalam kehidupan.
Jurnal Pelopor Pendidikan
Download