Pend. Pancasila - Negara Hukum

advertisement
MAKALAH
PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
Negara Hukum
Oleh ibuk :
ulvanora, sh, m.hum
Disusun oleh
 ANISA RESTI FAUZI
 ATIKA ASWIN
 CHALIDA PUTRI
 FAJAR CRISTIAN ANGGA
 GENTA RAHMAN
 JEMMY ABDUL RAHMAN
 RAHMA NISA
 RIRI YULIANI
 STEPHANI APRILIA
•
•
Ubi societas ibi ius, dimana ada masyarakat, disitu ada hukum.
Timbulnya pemahaman atas negara hukum sendiri sudah
merupakan hal yang klasik, sudah ada dalam pedebatan dalam
kepustakaan Yunani Kuno.
menurut Plato pada aba ke-4 SM didalam bukunya yang
berjudul Nomoi telah merumuskan bahwa penyelenggaran
pemerintahan yang baik ialah yang diatur oleh hukum.
Menurut Aristoteles dalam bukunya yang berjudul Politica
merumuskan bahwa suatu negara yang baik ialah negara yang
diperintah dengan konstitusi dan berkedaulatan hukum.
Yang memerintah dalam negara bukanlah manusia, melaikan
pikiran yang adil dan kesusilaanlah yang menentukan baik
buruknya suatu hukum.
Tujuan negara adalah kesempurnaan wargana yang
berdasarkan atas keadilan.
•
Menurut Wirjono Prodjodikoro, negara hukum dapat
diartikan sebagai suatu negara yang didalam wilayahnya
adalah :
a. Semua alat-alat perlengkapan dari negara, khususnya
alat-alat perlengkapan dari pemerintah dalam tindakannya
baik terhadap para warga negara maupun dalam saling
berhubungan masing-masing, tidak boleh sewenangwenang, melainkan harus memperhatikan peraturanperaturan hukum yang berlaku.
b. Semua orang (penduduk) dalam hubungan
kemasyarakatan harus tunduk pada peraturan-peraturan
hukum yang berlaku.
Negara Hukum
Negara yang memberikan
perlindungan hukum bagi warga
negaranya berdasarkan atas
keadilan
Negara hukum adalah negara yang penyelenggaraan
kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum.
Kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan
kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk
menjalankan ketertiban hukum.
Supremasi hukum harus mencakup tiga ide dasar hukum,
yakni keadilan, kemanfaatan, dan kepastian. Di negara
hukum, hukum harus tidak boleh mengabaikan “rasa
keadilan masyarakat.”
Negara-negara komunis atau negara otoriter memiliki
konstitusi tetapi menolak gagasan tentang
konstitusionalisme sehingga tidak dapat dikatakan sebagai
negara hukum dalam arti sesungguhnya.
Negara hukum formil berkembang menjadi negara hukum
materiil yang berarti negara yang pemerintahannya
memiliki keleluasaan untuk turut campur tangan dalam
urusan warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat.
Bentuk-bentuk Negara Hukum
Negara Hukum
Eropa Kontinental
“Rechstaat”
Negara Hukum
Saxon “Rule of
Law”
Adanya jaminan
terhadap
perlindungan HAM
Adanya supremasi
hukum
Adanya pemisahan
kekuasaan
Adanya kesamaan
dihadapan hukum
Adanya
pemerintahan
berdasarkan
undang-undang
Adanya
perlindungan
terhadap HAM
Adanya peradilan
administrasi
1.
a.
b.
c.
2.
3.
4.



5.



Ciri-ciri umum dari Sistem Hukum Eropa Kontinental adalah sebagai berikut :
Prinsip utama atau Prinsip dasar :
Prinsip utama atau Prinsip dasar sistem hukum Eropa Kontinental ialah bahwa
hukum itu memperoleh kekuasaan mengikat karena berupa peraturan yang
berbentuk UU yang tersusun secara sistematis dalam kodifikasi.
Kepastian hukum lah yang menjadi tujuan hukum.
Dalam sistem hukum ini, terkenal suatu adagium yang berbunyi “tidak ada hukum
selain Undang-Undang”. Dengan kata lain hukum selalu didentifikasikan dengan
UU.
Peran Hakim : hakim dalam hal ini tidak bebas dalam menciptakan hukum baru,
karena hakim hanya berperan menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan
yang ada berdasarkan wewenang yang ada padanya.
Putusan Hakim : putusan hakim tidak mengikat umum tetapi hanya mengikat para
pihak yang berperkara saja (doktrins res adjudicata)
Sumber Hukum :
UU dibentuk oleh legislatif (Statutes)
Peraturan-peraturan hukum
Kebiasaan-kebiasaan (custom) yang hidup dan diterima sebagai hukum oleh
masyarakat selama tidak bertentangan dengan UU
Penggolongan :
Berdasarkan sumber hukum diatas maka sistem hukum Eropa Kontinental dibagi ada
2:
Bidang hukum publik
Bidang hukum privat
Negara Hukum Indonesia
Adanya supremasi Hukum (pasal 1 ayat (3) UUD 1945)
Adanya pemisahan kekuasaan (pasal 2 - pasal 24 C UUD
1945)
Adanya pemerintahan berdasarkan Undang-undang (pasal
4 ayat (1) dan pasal 9 ayat (1) UUD 1945)
Adanya kesamaan dihadapan Hukum (pasal 27 ayat (1)
UUD 1945)
Adanya peradilan administrasi (pasal 24 ayat (2) UUD
1945)
Adanya jaminan perlindungan terhadap HAM (pasal 28 A –
28 J UUD 1945)
Penegakan hukum adalah proses dilaksanakannya upaya
untuk memfungsikan norma hukum secara nyata sebagai
pedoman perilaku dalam bermasyarakat dan bernegara. Contoh
penegakan hukum sangat banyak disekitar kita, misalnya
penangkapan pengedar narkotika dan sebagainya.
Dalam menegakkan hukum ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yaitu kepastian hukum, kemanfaatan, dan
keadilan.
Satjipto Rahardjo dalam bukunya, menyatakan bahwa
penegakkan hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan
ide-ide tentang keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan
sosial menjadi kenyataan.
Dengan adanya kepastian hukum, ketertiban dalam
masyarakat akan tercapai.
Pelaksanaan dan penegakan hukum harus memperhatikan
kemanfaatannya atau kegunaannnya bagi masyarakat.
Hukum dibuat untuk kepentingan masyarakat. Karena
pelaksanaan dan penegakan hukum harus memberi
manfaat bagi masyarakat.
Hukum yang dilaksanakan dan ditegakkan haruslah hukum
yang mengandung nilai-nilai keadilan. Hakikat penegakan
hukum menurut soerjono soekanto, terletak pada
kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabar
dalam kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawantah
dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap
akhir, untuk menciptakan, memelihara dan
mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.
penegakan hukum selalu terkait dengan paradigma sistem
hukum yang dikemukakan oleh Lawrence M. Friedman
yang terdiri dari komponen “struktur, substansi, dan kultur.
Menurut Friedman “The structure of a system is its skeletal
frame work, it is the permanent shape, the institutional body of
system, the though, rigid bones that keep the process flowing
within bounds.” Struktur adalah kerangka atau rangkanya,
bagian yang tetap bertahan, bagian menjadi semacam bentuk
dan batasan terhadap keseluruhan.
Menurut Friedman “The substance is compesed of substantive
rules and rules about how institutions should be have.”
Substansi menurut Friedman adalah aturan, norma dan pola
perilaku nyata manusia yang berada dalam sistem itu.
Substansi juga mencakup living law (hukum yang hidup) dan
bukan hanya aturan yang ada dalam kitab undang-undang atau
law books
Satjipto Rahardjo, dalam bukunya menyatakan penegakan
hukum sebagai proses sosial, yang bukan merupakan proses
yang tertutup, melainkan proses yang melibatkan
lingkungannya. Penegakan hukum dipengaruhi oleh berbagai
macam kenyataan dan keadaan yang terjadi dalam masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum
menurut Soerjono Soekanto:
1) Faktor hukumnya sendiri
2) Faktor penegak hukumnya, yakni pihak-pihak yang
membentuk maupun menerapkan hukum
3) Faktor sarana atau asilitas yang mendukung penegakan
hukum
4) Faktor masyarakatnya, yakni lingkungan dimana hukum
tersebut berlaku atau diterapkan
5) Faktor kebudayaannya, yakni hasil karya, cipta dan rasa
yang didasarkan pada karsa manusia didalam pergaulan
hidup





Pasal 27 ayat (1) UUD RI 1945
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.”
Pasal 28 D ayat (1) UUD RI 1945
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.”
Pasal 24 ayat (1) UUD RI 1945
“Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan."
Pasal 28 ayat (5) UUD RI 1945
“Untuk menegakkan dan melindungi Hak Asasi Manusia sesuai dengan
prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan Hak Asasi
Manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundangundangan.”
Pasal 30 ayat (4) UUD RI 1945
“Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum."
Download