STAN PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA KEBIJAKAN FISKAL oleh: Rachmat Efendi PPKN@2015 Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan Dan Cukai Tahun 2015 TUJUAN PEMBELAJARAN STAN PPKN@2015 Memahami Kebijakan Fiskal yang dilakukan oleh Pemerintah. Fiscal Policy STAN PPKN@2015 • Fiscal Policy: the goverment ‘s choice regarding levels of spending and taxation (Mankiw 2000). • Kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi (Sukirno, Sukirno: 2006). • Karena ukuran pengeluaran pemerintah yang sangat besar, membuat kebijakan pemerintah akan memiliki pengaruh signfikan dalam perekonomian. • Kebijakan fiskal mempunyai tujuan yang sama dengan kebijakan moneter, perbedaannya terletak pada instrumen kebijakannya Tujuan Kebijakan Fiskal Meningkatkan laju investasi Untuk mendorong investasi optimal secara sosial. STAN Untuk meningkatkan kesempatan kerja. Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidak stabilan internasional Untuk menanggulangi inflasi/deflasi Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional PPKN@2015 Fungsi Utama Kebijakan Fiskal 1. Fungsi Alokasi mengalokasikan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka. STAN 2. Fungsi distribusi Mengupayakan pembagian pendapatan nasional merata untuk semua kalangan 3. Fungsi stabilisasi Memelihara keseimbangan ekonomi terutama berupa kesempatan kerja yang tinggi, tingkat harga barang pokok relatif stabil, dan tingkat pertumbuhan. PPKN@2015 Siapa yang menetapkan Fiscal Policy? • DPR dan Presiden menyusun kebijakan fiskal melalui penetapan APBN. STAN • Penetapan APBN dilakukan dengan penetapan UU tentang APBN yang dilakukan setiap tahun PPKN@2015 APBN ? STAN PPKN@2015 • Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat • Menunjukkan Waktu (tahun) yang pasti • Memberikan otorisasi kepada pemerintah untuk melakukan penarikan pajak dan pengeluaran belanja • Setiap Tahun (12 bulan, bukan sekedar dari januari sd Desember) pemerintah menggunakan anggaran baru. Terdapat kemungkinan perubahan dalam pertengahan tahun. Bentuk Kebijakan Fiskal STAN • Total belanja (pengeluaran) pemerintah akan membantu mengubah kondisi ekonomi dengan cara meningkatkan atau mengurangi output perekonomian. • Dua bentuk kebijakan fiskal: – Penstabil otomatik (automatic stability policy) – Fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy) PPKN@2015 Penstabil Otomatik (Automatic Stability Fiscal Policy) STAN PPKN@2015 • merupakan bentuk-bentuk system fiscal yang secara otomatis cenderung dapat menimbulkan terjadinya kestabilan dalam kegiatan ekonomi. • Dirancang agar secara otomatis dapat mengatasi kelambanan atau inside lags yang terkait dengan kebijakan stabilitasi sering disebut kebijakan tanpa kelambanan. • Kebijakan yang mendorong atau menekan perekonomian ketika diperlukan tanpa melakukan perubahan kebijakan yang disengaja sering disebut sbg kebijakan fiskal pasif. • Dalam kondisi inflasi tinggi dan pengangguran tinggi, kebijakan ini tidak cocok. Fiskal Diskresioner Discresionary Fiscal Policy STAN PPKN@2015 • Disebut juga kebijakan aktif: tindakan yang diambil pemerintah dalam bidang pengeluaran pemerintah atau penerimaan pajak yang secara khusus dapat merubah sistem ekonomi yang ada. • Tujuan pengambilan kebijakan ini adalah untuk mengatasi masalah-masalah perekonomian yang sedang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat, sehingga tetap tercapainya tingkat pertumbuhan ekonomi pada keadaan tingkat full employment dengan tanpa inflasi Kebijakan Fiskal Diskresioner: • 1. Expansionary Fiscal Policy: – Kebijakan fiskal (mengembang) yang bertujuan meningkatkan output perekonomian STAN • 2. Contractionary Fiscal Policy: – Kebijakan fiskal (mengecil) yang bertujuan mengurangi output perekonomian PPKN@2015 EXPANSIONARY POLICY Selama ekonomi mengalami konstraksi atau resesi, seperti pengangguran tinggi dan investasi yang rendah, pemerintah dapat melakukan 2 hal berikut: STAN 1. Menurunkan Pajak Atau 2. Meningkatkan Pengeluaran PPKN@2015 Menurunkan Pajak STAN PPKN@2015 1. Memberikan masyarakat memiliki uang banyak untuk dibelanjakan 2. Banyak uang = banyak permintaan 3. Banyak permintaan = banyak produksi 4. Banyak produksi = banyak pekerjaan 1. Banyak pekerjaan = banyak permintaan dst Meningkatkan Pengeluaran STAN PPKN@2015 1. Peningkatan permintaan barang 2. Banyak permintaan = banyak produksi 3. Banyak produksi = banyak pekerjaan 4. Banyak pekerjaan = banyak permintaan dst. CONTRACTIONARY POLICIES • Selama periode inflasi sangat tinggi atau excessive inflation (selama periode expansion), pemerintah dapat melakukan 2 hal berikut : STAN 1. Meningkatkan Pajak Or 2. Menurunkan Pengeluaran PPKN@2015 Menaikkan pajak STAN PPKN@2015 1. Masyarakat memiliki sedikit uang untuk dibelanjakan 2. Sedikit uang = sedikit permintaan 3. Less demand = inflasi kecil Mengurangi pengeluaran 1. Sedikit uang dalam perekonomian 2. Sedikit uang = sedikit permintaan 3. Sedikit permintaan = inflasi rendah STAN PPKN@2015 Kebijakan Fiskal Pemerintah Republik STAN Indonesia Beberapa penerapan Kebijakan Fiskal penting dalam perjalanan RI STAN PPKN@2015 • Kebijakan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) Berimbang dan Dinamis (1966-1999) • Penurunan Tarif nominal pajak – perluasan pembayar pajak (wider tax base) Tahun Anggaran 1994 • Kebijakan Fiskal di masa Krisis 1997 • Paket Kebijakan penyesuaian APBN 2001 • Kebijakan Fiskal TA 2015 (lihat nota keuangan) Kebijakan APBN Berimbang dan Dinamis (1966-1999) STAN • Sebagai sistem kebijakan fiskal yang diperkenalkan oleh Kabinet Ampera di awal ORBA, • Tidak sesuai dengan standar teori keuangan negara karena memasukkan pinjaman luar negeri sebagai bagian dari penerimaan negara • Kebijakan ini dilakukan untuk menghadapi hiperinlasi yang mencapai 650 % pada pertengahan tahun 1966 namun masih digunakan sampai dengan 1999 Frans Seda, Kebijakan Fiskal, Pemikiran, Konsep dan Implementasi (Kompas Februari 2004) hal 67 PPKN@2015 Penurunan Tarif nominal pajak TA 1994 STAN • Guna mendorong Investasi, maka di tahun Anggaran 1994 telah dilakukan penyesuaian tarif pajak penghasilan badan dan perorangan yang pada saat itu menggunakan tarif yang sama. • Tarif pajak sebelumnya berlaku 15 %; 25%; dan 35% diturunkan menjadi 10%; 15%; dan 30% • Kebijakan ini diimbangi dengan perluasan pembayar pajak (wider tax base) • Hasilnya meski tarif nominal diturunkan namun penerimaan pajak meningkat seiring dg perkembangan kegiatan ekonomi dan bisnis Marzuki Usman, Kebijakan Fiskal, Pemikiran, Konsep dan Implementasi (Kompas Februari 2004) hal 111 PPKN@2015 ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO STAN PPKN@2015 • Asumsi Dasar Ekonomi Makro merupakan anggapan dasar dasar dalam perhitungan postur APBN. • Asumsi dasar ekonomi makro mencakup variabelvariabel yang dinilai memiliki dampak signifikan terhadap postur APBN. • Meskipun asumsi dasar tersebut hanya sebagai ancar-ancar dalam menghitung postur APBN, namun dalam kondisi tertentu, asumsi dasar tersebut dapat menjadi target yang harus dapat dicapai. • Berkaitan dengan itu, menjaga stabilitas ekonomi makro menjadi keharusan dalam rangka mengamankan pelaksanaan APBN. LANJUTAN Asumsi Dasar Ekonomi Makro disusun berdasarkan: STAN PPKN@2015 • sasaran yang terdapat pada RPJMN dan • Sasaran yang terdapat dalam RKP • perkembangan perekonomian global maupun domestic (existing dan estimasi) Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2007-2013 STAN PPKN@2015 ASUMSI MAKRO APBN 2015 STAN PPKN@2015 Lanjutan… STAN PPKN@2015 APBN-P 2014 vs APBN 2015 APBN 2015 STAN APBN-P 2014 PPKN@2015 KEBIJAKAN FISKAL 2015 Penguatan Kebijakan Fiskal dalam Rangka Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Berkeadilan STAN 1. Alokasi anggaran bersifat baseline yang memperhitungkan kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat 2. Tingkat deficit yang lebih rendah 3. Memberikan ruang gerak fiskal kepada pemerintahan baru untuk melakukan penyesuaian. PPKN@2015 TIGA LANGKAH UTAMA 1. Pengendalian defisit dalam batas aman, melalui optimalisasi pendapatan dengan tetap menjaga iklim investasi dan menjaga konservasi lingkungan, serta meningkatkan kualitas belanja dan memperbaiki struktur belanja. STAN 2. Pengendalian rasio utang pemerintah terhadap PDB melalui pengendalian pembiayaan yang bersumber dari utang dalam batas aman dan terkendali, serta mengarahkan pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif. 3. Pengendalian risiko fiskal dalam batas toleransi antara lain melalui pengendalian rasio utang terhadap pendapatan dalam negeri, debt service ratio, dan menjaga komposisi utang dalam batas aman serta penjaminan yang terukur. PPKN@2015 Kebijakan Penerimaan Perpajakan 2015 1. Optimalisasi penerimaan perpajakan dengan menggali potensi wajib pajak orang pribadi golongan pendapatan tinggi dan menengah, serta sektor non tradable seperti properti, jasa keuangan, dan perdagangan, serta beberapa transaksi ekonomi strategis. STAN 2. Pemberian insentif fiskal dan penerapan kebijakan hilirisasi pada komoditas tertentu untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah. 3. Penyesuaian kebijakan di bidang bea masuk, bea keluar, dan PPh. 4. Penyesuaian tarif cukai hasil tembakau untuk pengendalian barang kena cukai. PPKN@2015 Kebijakan PNBP 2015 STAN 1. Optimalisasi penerimaan migas (merealisasikan produksi sumur minyak baru, menahan penurunan alamiah lifting migas, dan pengendalian cost recovery). 2. Penyesuaian tarif PNBP dan ekstensifikasi. 3. Peningkatan kinerja BUMN. 4. Peningkatan pengawasan dan pelaporan PNBP. 5. Perbaikan administrasi dan sistem PNBP. 6. Perbaikan regulasi PNBP. PPKN@2015 Kebijakan Pokok Belanja 2015 1. Mendukung pencapaian sasaran pembangunan yang berkelanjutan, a.l. melalui dukungan pembangunan konektivitas nasional, percepatan penanggulangan kemiskinan, serta peningkatan daya saing ketenagakerjaan. STAN 2. Efisiensi anggaran subsidi energi dengan dukungan kebijakan alokasi subsidi yang lebih tepat sasaran, mengurangi penggunaan konsumsi BBM bersubsidi secara bertahap, serta mendukung pengembangan energy baru dan terbarukan. 3. Meningkatkan dan memperluas akses pendidikan yang berkualitas, serta meningkatkan kualitas SJSN, termasuk peningkatan kualitas dan efisiensi belanja. 4. Pengalokasian dana desa di TA 2015 untuk menjadi stimulus dalam mendorong percepatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa secara efisien dan efektif serta sejalan dengan prinsip good governance. PPKN@2015 Kebijakan Pokok Pembiayaan 2015 1. Pembiayaan Utang 1. Pengendalian rasio utang terhadap PDB 2. Mengutamakan pembiayaan utang yang bersumber dari dalam negeri. STAN 3. Mengarahkan pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif antara lain melalui penerbitan sukuk yang berbasis proyek 2. Pembiayaan Non Utang 1. Mengalokasikan PMN kepada BUMN untuk percepatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan kapasitas usaha BUMN. 2. Mengalokasikan dana bergulir untuk penyediaan fasilitas pembiayaan dalam rangka memenuhi ketersediaan rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan untuk memberikan stimulus bagi KUMKM berupa penguatan modal. PPKN@2015 STAN PPKN@2015 Sampai di sini dulu....