Pengertian Radioaktif Radioaktifitas adalah sifat suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi (pancaran sinar) secara spontan. Tergolong ke dalam zat radioaktif, unsur tersebut biasanya bersifat labil, berarti tergolong zat radioaktif adalah isotopnya, karena untuk mencapai kestabilan salah satunya harus melakukan peluruhan. Peluruhan zat radioaktif untuk menghasilkan unsur yang lebih stabil sambil memancarkan partikel seperti, partikel alpha α (sama dengan inti 4He), partikel beta (β), dan partikel gamma (γ). Radioaktif atau radiasi yang berasal dari bahan radioaktif adalah satu bentuk energi yang dipancarkan oleh atom atau molekul yang disebarkan melalui ruang atau materi sebagai partikel / partikel ataupun gelombang elektromagnetik. Radioaktivitas (juga disebut radioaktif juga merupakan fenomena alami atau buatan, dimana ditimbulkan oleh zat tertentu atau bahan kimia. Ada dua radio aktif yang ada pada umumnya yaitu Radioaktivitas spontan atau alami: Hal ini diwujudkan dalam unsur-unsur radioaktif dan isotop ditemukan di alam dan mencemari lingkungan seperti uranium dan thorium dalam lingkungan (tanah, pohon, air dan udara) dan Radioaktivitas buatan atau induksi: radioaktif ini merupakan salah satu yang disebabkan oleh transformasi nuklir buatan seperti Technitium-99m yang digunakan dalam medis dan Iridium-192 yang digunakan dalam industri termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Radioaktivitas atau peluruhan radioaktif adalah perubahan atau konversi secara spontan inti nuklida stabil ke inti lainnya di mana ada radiasi pengion. Setiap kali jumlah proton dalam inti, maka akan ada unsur perubahan. Radioaktivitas ditemukan pada tahun 1896 oleh Henri Becquerel pada garam uranium. Untuk memperjelas sifat radioaktivitas signifikan,fisikawan Perancis Pierre Curie dan Marie Curie asal Polandia berkontribusi untuk hal ini. Sinar radioaktif ini berbentuk seperti gelombang cahaya, gelombang radio, sinar infrared (panas), microwave dan sinar X. Antara sinar mengion yang ada adalah partikel Alfa, partikel beta, sinar Gamma, sinar X dan juga Neutron. Radioaktivitas digunakan untuk memperoleh energi nuklir, dan juga digunakan dalam pengobatan (radioterapi dan radiologi) dan aplikasi industri (misalnya mengukur ketebalan dan ukuran kerapatan). Manfaat Radioaktif Berikut manfaat dan bahaya zat radio aktif pada kehidupan sehari-hari : A. Bidang Kedokteran Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta orang di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini. Sebagai contoh sinar X untuk penghancur tumor atau untuk foto tulang. Berdasarkan radiasinya: 1. Sterilisasi radiasi. Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu: a) Sterilisasi radiasi lebihsempurna dalam mematikan mikroorganisme. b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia. c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit. 2. Terapi tumor atau kanker. Saat ini istilah fisika medis atau kedokteran nuklir mungkin sudah cukup umum di kalangan masyarakat. Semakin berkembangnya fasilitas radiodiagnosis dan radioterapi di berbagai rumah sakit telah memberikan pilihan baru bagi para pasien dalam memilih jenis pengobatan yang mungkin dijalani. Radioterapi merupakan salah satu teknik terapi noninvasif dengan memanfaatkan kemampuan radiasi pengion untuk menghancurkan sel-sel kanker. Terapi penangkapan neutron atau Neutron Capture Therapy (NCT) adalah salah satu jenis radioterapi yang menggunakan radiasi yang dihasilkan oleh penangkapan neutron oleh unsur non-radioaktif yang telah disuntikkan ke dalam tubuh pasien dan terakumulasi di sel kanker. Pada metode NCT ini, senyawa yang disuntikkan awalnya tidak bersifat radioaktif, tetapi senyawa tersebut diaktifkan dengan menggunakan neutron setelah terakumulasi di area yang diinginkan, barulah kemudian dihasilkan partikel radioaktif yang akan menghancurkan sel kanker. Target utama metode NCT adalah kanker otak terutama Glioblastoma Multiforme. Diagram proses Neutron Capture Therapy (sumber: http://www.jaea.go.jp/jaeri/english/press/991025/fig03.html). Ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam NCT, di antaranya yang paling penting adalah unsur yang digunakan, sediaan pembawa obat (drug carrier), serta sumber neutron dalam proses terapi. Unsur pada Senyawa Obat Unsur yang digunakan untuk NCT adalah unsur yang memiliki kemampuan tinggi dalam menangkap neutron. Reaksi penangkapan neutron tersebut diharapkan mampu menghasilkan jenis partikel serta energi yang tepat untuk menghancurkan selsel kanker. Boron-10 adalah unsur yang banyak digunakan untuk NCT sehingga sering disebut sebagai metode BNCT. Reaksi penangkapan neutron oleh boron-10 menghasilkan partikel alfa dan litium-7 yang merupakan partikel dengan rentang ukuran sekitar 10 mikron, atau kira-kira sama dengan diameter satu sel. Dengan memanfaatkan karakteristik ini diharapkan radiasi yang dihasilkan dari reaksi penangkapan neutron oleh boron akan menghancurkan sel kanker secara optimal dan terlokalisasi sehingga mengurangi efek radiasi pada sel normal di sekitarnya. Skema reaksi penangkapan neutron oleh boron-10 yang menghasilkan partikel alfa dan litium-7 (sumber: http://web.mit.edu/nrl/www/bnct/info/description/description.html). Selain boron-10, saat ini para peneliti juga tengah mengkaji kemungkinan penggunaan unsur gadolinium-157 yang memiliki kemampuan penangkapan neutron lebih besar, yaitu sekitar 65 kali kemampuan penangkapan neutron boron-10. Hal ini memungkinkan pengurangan dosis neutron yang diberikan pada pasien untuk mendapatkan hasil ionisasi radiasi yang relatif sama. Gadolinium sendiri sudah digunakan di bidang medis sebagai agen kontras-diagnosis MRI sehingga diharapkan di masa yang akan datang metode NCT dan diagnosis MRI dapat dilakukan secara simultan. Akan tetapi, reaksi penangkapan neutron oleh gadolinium juga menghasilkan radiasi gamma yang memiliki jangkauan cukup jauh sehingga kemungkinan sel normal di sekitar sel kanker terkena efek radiasi menjadi lebih besar. Berbagai penelitian dilakukan di berbagai negara untuk mengoptimalkan penggunaan gadolinium sebagai agen NCT sebelum benar-benar diterapkan dalam praktik medis. Drug Carrier Pembawa obat atau drug carrier memegang peranan yang sangat penting demi berhasilnya suatu terapi, termasuk NCT. Drug carrier yang digunakan diharapkan memiliki karakteristik yang mampu memaksimalkan akumulasi obat pada sel kanker dengan akumulasi seminimal mungkin di sel normal sekitarnya, terutama saat dilakukan iradiasi neutron. Salah satu jenis drug carrier yang digunakan pada berbagai jenis terapi adalah liposom. Liposom terdiri dari dua lapisan fosfolipid, yaitu golongan senyawa lemak yang merupakan bagian dari sel membran makhluk hidup sehingga memiliki toksisitas yang rendah jika disuntikkan ke dalam tubuh manusia. Liposom juga bersifat biokompatibel sehingga mudah didegradasi dalam tubuh dan tidak memicu respon imun. Selain penggunaan liposom, pemanfaatan antibodi maupun antigen, kombinasi dengan asam amino serta beberapa senyawa lain dengan karak Liposom sebagai salah satu drug carrier yang banyak digunakan sebagai pembawa obat dalam radioterapi maupun kemoterapi (sumber: Wikipedia). teristik yang tepat juga banyak dikembangkan di bidang farmasi sebagai drug carrier dikarenakan pentingnya akumulasi yang maksimal dari senyawa obat yang digunakan. Sumber Neutron Setelah membahas senyawa obat dan drug carrier yang tepat untuk NCT, pada bagian ini akan dibahas tentang sumber neutron yang digunakan dalam proses terapi. Hingga saat ini sumber neutron yang digunakan pada NCT adalah neutron yang berasal dari reaktor nuklir. Beberapa fasilitas reaktor yang telah digunakan untuk praktik klinis NCT antara lain: reaktor riset di Universitas Kyoto, Jepang; reaktor klinis FRi1 di Helsinki, Finlandia; reaktor RA-6 CNEA di Bariloche, Argentina; reaktor riset medis di Brookhaven National Laboratory, serta reaktor riset Massachusetts Institute of Technology. Dari fasilitas reaktor riset ini biasanya dibangun sebuah ruangan khusus untuk pengobatan pasien dan juga eksperimen oleh para peneliti menggunakan hewan percobaan dengan berbagai jenis kanker lainnya sebelum diterapkan pada praktik medis. Fasilitas BNCT di Helsinki University Central Hospital, Finlandia yang menggunakan reaktor nuklir sebagai sumber neutron. Alternatif lain aplikasi metode NCT adalah dengan menggunakan sumber neutron berbasis akselerator (pemercepat partikel). Neutron yang dihasilkan oleh akselerator partikel memiliki karakteristik yang berbeda dengan neutron yang dihasilkan oleh reaktor nuklir. Untuk mendapatkan karakteristik neutron yang sesuai dengan yang dibutuhkan untuk metode NCT para peneliti memodifikasi beberapa parameter seperti jenis target yang akan bertumbukan dengan partikel dari akselerator, energi partikel yang dihasilkan dari akselerator, dan jenis moderator untuk mendapatkan energi neutron yang tepat. Sebuah akselerator partikel juga bersifat compact dengan ukuran lebih kecil sehingga memungkinkan untuk dibangun dekat dengan fasilitas terapi ataupun rumah sakit dibandingkan dengan mendirikan fasilitas terapi dekat reaktor nuklir. Terlebih lagi setelah terjadinya kecelakaan nuklir di reaktor Fukushima, Jepang, baru-baru ini, tampaknya sumber neutron berbasis akselerator partikel akan menjadi lebih populer di kalangan masyarakat terkait keselamatan radiasi. Diharapkan dalam waktu dekat NCT berbasis akselerator partikel ini dapat dioptimalkan dan bisa benar-benar diterapkan dalam praktik klinis. 3. Radioisotop dan Teleterapi Henry Bacquerel penemu radioaktivitas telah membuka cakrawala nuklir untuk kesehatan. Kalau Wilhelm Rontgen, menemukan sinar-x ketika gambar jari dan cincin istrinya ada pada film. Maka Marie Currie mendapatkan hadiah Nobel atas penemuannya Radium dan Polonium dan dengan itu pulalah sampai dengan 1960-an Radium telah digunakan untuk kesehatan hampir mencapai 1000 Ci. Tentunya ini sebuah jumlah yang cukup besar untuk kondisi saat itu. Masyarakat kedokteran menggunakan radioisotop Radium ini untuk pengobatan kanker, dan dikenal dengan Brakiterapi. Meskipun kemudian banyak ditemukan radiosiotop yang lebih menjanjikan untuk brakiterapi, sehingga Radium sudah tidak direkomendasikan lagi. Selain untuk Brakiterapi, radisotop Cs-137 dan Co-60 juga dimanfaatkan untuk Teleterapi, meskipun belakangan ini teleterapi dengan menggunakan radioisotop Cs137 sudah tidak direkomendasikan lagi untuk digunakan. Meskipun pada dekade belakangan ini jumlah pesawat teleterapi Co-60 mulai menurun digantikan dengan akselerator medik . Radioisotop tersebut selain digunakan untuk brakiterapi dan teleterapi, saat ini juga telah banyak digunakan untuk keperluan Gamma Knife, sebagai suatu cara lain pengobatan kanker yang berlokasi di kepala. Teleterapi adalah perlakuan radiasi dengan sumber radiasi tidak secara langsung berhubungan dengan tumor. Sumber radiasi pemancar gamma seperti Co-60 pemakaiannya cukup luas, karena tidak memerlukan pengamatan yang rumit dan hampir merupakan pemancar gamma yang ideal. Sumber ini banyak digunakan dalam pengobatan kanker/tumor, dengan jalan penyinaran tumor secara langsung dengan dosis yang dapat mematikan sel tumor, yang disebut dosis letal. Kerusakan terjadi karena proses eksitasi dan ionisasi atom atau molekul. Pada teleterapi, penetapan dosis radiasi sangat penting, dapat berarti antara hidup dan mati. Masalah dosimetri ini ditangani secara sangat ketat di bawah pengawasan Badan Internasional WHO dan IAEA bekerjasama dengan laboratorium-laboratorium standar nasional. Orang pertama yang menggunakan radioisotop nuklir sebagai tracer (perunut) pada 1913-an adalah GC Havesy, dan dengan tulisannya dalam Journal of Nuclear Medicine, Havesy menerima hadiah Nobel Kimia 1943. Prinsip yang ditemukan Havesy inilah yang kemudian dimanfaatkan dalam Kedokteran Nuklir, baik untuk diagnosa maupun terapi. Radioisotop untuk diagnosa penyakit memanfaatkan instrumen yang disebut dengan Pesawat Gamma Kamera atau SPECT (Single Photon Emission Computed Thomography). Sedangkan aplikasi untuk terapi sumber radioisotop terbuka ini seringkali para pakar menyebutnya sebagai Endoradioterapi. Rutherford dan Teknologi Pemercepat Radioisotop Penemuan Rutherford memberikan jalan pada munculnya teknologi pemercepat radioisotop, sehingga J Lawrence dapat menggunakan Siklotron Berkeley dapat memproduksi P-32, yang merupakan radioisotop artifisial pertama yang digunakan untuk pengobatan leukimia. Sekitar 1939, I-128 diproduksi pertama kalinya dengan menggunakan Siklotron, namun dengan keterbatasan pendeknya waktu paro, maka I-131 dengan waktu paro 8 hari diproduksi. Perkembangan teknologi Siklotron untuk kesehatan menjadi penting setelah beberapa produksi radioisotop dengan waktu paro pendek mulai dimanfaatkan dan sebagai dasar utama PET (Positron Emission Tomography). Radioisotop selain diproduksi dengan pemercepat, juga dapat diproduksi dengan reaktor nuklir. Majalah Science telah mengumumkan bahwa reaktor nuklir penghasil radioisotop pada 1946, dan menurut Baker sampai sekitar 1966 ada 11 reaktor nuklir di Amerika Serikat memproduksi radiosisotop untuk melayani kesehatan. Perkembangan teknologi reaktor juga saat ini dimanfaatkan untuk produksi secara in-situ aktivasi Boron untuk pengobatan penyakit maligna dan biasanya dikenal dengan BNCT (Boron Netron Capture Therapy ). Meskipun saat ini banyak juga berkembang BNCT dengan metode akselerator. Generator radioisotop-pun saat ini juga berperan besar dalam memproduksi radioisotop untuk kesehatan, terutama kedokteran nuklir. Produksi, pengembangan dan pemanfaatan generator Mo-99/Tc-99m merupakan dampak positif dalam aplikasi nuklir untuk kesehatan dan farmasi. Dengan generator ini masalah-masalah faktor produksi ulang, waktu, dan jarak terhadap tempat yang memproduksi radioisotop, selain juga mengurangi dosis yang diterima oleh pasien. Manfaat Radioisotop dalam Bidang Kesehatan dan Kedokteran Banyak radioisotop yang digunakan dalam bidang kesehatan dan kedokteran dan masing-masing radioisotop tersebut memiliki manfaat yang berbeda, antara lain: a. I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan otak. b. Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung. c. Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung. d. Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah. e. Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru. f. P-32 Penyakit mata, tumor dan hati. g. Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah. h. Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa. i. Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas. j. Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru. k. Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening. l. C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia. m. Co-60 Membunuh sel-sel kanker. Mekanisme kerja Radiodiagnostik I-131 digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kondisi tiroid yang over aktif atau kita sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang terbuat dari iodin yang selalu memancarkan sinar radiasi. Jika I-131 ini dimasukkan kedalam tubuh dalam dosis yang kecil, maka I-131 ini akan masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I-131 dan akan melewati kelenjar tiroid yang kemudian akan menghancurkan sel-sel glandula tersebut. Hal ini akan memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid dan dalam beberapa kasus dapat merubah kondisi tiroid. Radioterapi Bila jaringan terkena radiasi penyinaran, maka jaringan akan menyerap energi radiasi dan akan menimbulkan ionisasi atom-atom. Ionisasi tersebut dapat menimbulkan perubahan kimia dan biokimia yang pada akhirnya akan menimbulkan kerusakan biologik. Kerusakan sel yang terjadi dapat berupa kerusakan kromosom, mutasi, perlambatan pembelahan sel dan kehilangan kemampuan untuk berproduksi. Radiasi pengion adalah berkas pancaran energi atau partikel yang bila mengenai sebuah atom akan menyebabkan terpentalnya elektron keluar dari orbit elektron tersebut. Pancaran energi dapat berupa gelombang elektromagnetik, yang dapat berupa sinar gamma dan sinar X. Pancaran partikel dapat berupa pancaran elektron (sinar beta) atau pancaran partikel netron, alfa, proton. Dengan pemberian setiap terapi, maka akan semakin banyak sel-sel kanker yang mati dan tumor akan mengecil. Sel-sel yang mati akan hancur, dibawa oleh darah dan diekskresi keluar dari tubuh. Sebagian besar sel-sel sehat akan bisa pulih kembai dari pengaruh radiasi. Tetapi bagaimanapun juga, kerusakan yang terjadi pada sel-sel sehat merupakan penyebab terjadinya efek samping radiasi.[10] 4. Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer. Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan tersebut dilakukan oleh komputer yang dipasang pada suatu alat dengan nama bone densitometer. Teknik ini sangat bermanfaat guna membantu mendiagnosis pada kekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering menyerang wanita pada usia menopause (mati haid). 5. Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt) Terapi radiasidengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Perkembangan teknik elektronika maju dan peralatan komputer canggih dalam dua dekade ini telah membawa perkembangan pesat dalam teknologi radioterapi. Dengan menggunakan pesawat pemercepat partikel generasi terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker dengan sangat presisi dan tingkat keselamatan yang tinggi melalui kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi bentuk jaringan tumor yang akan dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang metoda pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau gamma ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa merusak jaringan di luar target. Teknik Pengaktivan Neutron Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil (Co, Cr, F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit ditentukan dengan metoda konvensional. Kelebihan teknik ini terletak pada sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya sangat tinggi. Penggunaan radioaktif dalam bidang kedokteran terutama untuk pendeteksian jenis kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker yang sangat sukar dioperasi menggunakan metode lama. Prinsip radioaktif ini juga dimanfaatkan untuk pengetesan kualitas bahan di dalam suatu industri yang dapat dipergunakan dengan mudah dan dengan ketelitian yang tinggi. Radioisotop yang digunakan dalam bidang kedokteran dapat berupa sumber terbuka (unsealed source) dan sumber tertup (sealed source). Ketika radioisotop tersebut tidak dapat dipergunakan lagi, maka sumber zat radioaktif bekas tersebut sudah menjadi limbah radioaktif. Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner.(Sutresna, 2007). Pencemaran Radioktif Suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radio aktif seperti nuklir adalah sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR penyebab kanker tulang dan 131J. Lingkungan bumi secara alami radioaktif. Sumber penting termasuk radiasi kosmik, radiasi terestrial dari kerak bumi termasuk gas radon, dan potasium-40 yang ditemukan dalam air laut. Namun, radiasi latar belakang ini kerdil dibandingkan dengan sumber-sumber buatan manusia - terutama stasiun tenaga nuklir, pabrik pengolahan ulang bahan bakar nuklir, uji senjata militer, dibuang limbah nuklir dan kecelakaan nuklir. Radiasi mempengaruhi organisme hidup melalui kerusakan gen (DNA). Mutasi dalam struktur DNA dapat mematikan atau melumpuhkan. Radiasi berlebihan pada manusia biasanya menyebabkan berbagai kanker dan cacat lahir. Jauh lebih sedikit yang diketahui tentang dampak pencemaran radioaktif di laut evironment. Peraturan keselamatan saat ini menganggap bahwa batas-batas untuk melindungi manusia juga akan melindungi satwa liar. Uji senjata: Laut kontaminasi dari mulai uji senjata nuklir selama Perang Dunia II. Dihentikan di bawah perjanjian oleh Amerika Serikat, Uni Soviet dan Inggris pada tahun 1963, dan dilanjutkan dengan Perancis dan Cina hingga 1974. Limbah cair: Continuous pengosongan oleh tenaga nuklir dan bahan bakar tanaman pengolahan limbah radioaktif tingkat rendah ke laut. Sumber utama Sellafield di Cumbria dan La Den Haag dekat pantai Cherbourg di Perancis. 1998 di bawah komitmen kepada OSPAR konvensi, membebaskan diharapkan dapat dikurangi hampir nol pada tahun 2020. Limbah padat: Laut pembuangan dimulai pada tahun 1946, dan berlanjut sampai larangan global laut pembuangan semua limbah padat diperkenalkan pada tahun 1994. Dampak lingkungan dari situs dump historis tidak diketahui, tetapi bocor wadah untuk kemungkinan mencemari sedimen laut dengan dampak langsung pada tinggal dasar organisme dan menyaring pengumpan. Kecelakaan nuklir: kecelakaan nuklir di Chernobyl pada April 1986 kurcaci semua sumber lain disengaja polusi. Laut Baltik, utara Adriatik, Laut Utara, sebelah utara pantai barat Skotlandia dan Irlandia laut semua terpengaruh oleh curah hujan yang terkontaminasi. Stok ikan masih menunjukkan bukti cesium (134 & 137) kontaminasi pada bulan November 1986, dan kontaminasi residu terlihat hari ini. Bioaccumulation: Di Inggris, prinsip ancaman bagi kesehatan manusia berasal dari makanan laut. Kerang, ikan dan rumput laut yang dapat dimakan dapat menyimpan polutan kimia seperti pakan mereka - sebuah proses yang disebut bioaccumulation - dan secara bertahap membangun racun terkonsentrasi di jaringan mereka. The Food Standard Agency monitor spesies ikan komersial untuk tanda-tanda kontaminasi radioaktif. Sellafield adalah sumber yang paling umum. Pencemaran Radioaktif Di Wilayah Utara Pada awal 1990-an, Uni Soviet telah dibuang bahan radioaktif di Barents-dan Laut Kara. Informasi ini mengakibatkan pembentukan Norwegia-sekelompok pakar Rusia untuk menyelidiki pencemaran radioaktif di daerah utara pada tahun 1992. Kelompok ahli ini merupakan unit khusus yang diselenggarakan oleh Joint-Rusia Norwegia Komisi Perlindungan Lingkungan, yang telah menjadi organ untuk kerjasama antara Norwegia dan Rusia otoritas lingkungan sejak 1988. Efek radiasi pada sistem, organ atau jaringan: a. Darah dan Sumsum Tulang Merah Darah putih merupakan komponen seluler darah yang tercepat mengalami perubahan akibat radiasi. Efek pada jaringan ini berupa penurunan jumlah sel. KompOnen seluler darah yang lain ( butir pembeku dan darah merah ) menyusun setelah sel darah putih. Sumsum tulang merah yang mendapat dosis tidak terlalu tinggi masih dapat memproduksi sel-sel darah merah, sedang pada dosis yang cukup tinggi akan terjadi kerusakan permanen yang berakhir dengan kematian ( dosis lethal 3 – 5 sv). Akibat penekanan aktivitas sumsum tulang maka orang yang terkena radiasi akan menderita kecenderungan pendarahan dan infeksi, anemia dan kekurangan hemoglobinefek stokastik pada penyinaran sumsum tulang adalah leukemia dan kanker sel darah merah. b. Saluran Pencernaan Makanan c. d. e. f. g. h. i. Kerusakan pada saluran pencernaan makanan memberikan gejala mual, muntah, gangguan pencernaan dan penyerapan makanan serta diare. kemudian dapat timbul karena dehidrasi akibat muntah dan diare yang parah. Efek stokastik yang dapat timbul berupa kanker pada epithel saluran pencernaan. Organ Reproduksi Efek somatik non stokastok pada organ reproduksi adalah sterilitas, sedangkan efek genetik (pewarisan) terjadi karena mutasi gen atau kromosom pada sel kelamin. Sistem Syaraf Sistem syaraf termasuk tahan radiasi. Kematian karena kerusakan sistem syaraf terjadi pada dosis puluhan sievert. Mata Lensa mata peka terhadap radiasi. Katarak merupakan efek somatik non stokastik yang masa tenangnya lama (bisa bertahun-tahun). Kulit Efek somatik non stokastik pada kulit bervariasi dengan besarnya dosis, mulai dengan kemerahan sampai luka bakar dan kematian jaringan. efek somatik stokastik pada kulit adalah kanker kulit. Tulang Bagian tulang yang peka terhadap radiasi adalah sumsum tulang dan selaput dalam serta luar pada tulang. kerusakan pada tulang biasanya terjadi karena penimbunan stontium-90 atau radium-226 dalam tulang. Efek somatik stokastik berupa kanker pada sel epithel selaput tulang. Kelenjar Gondok Kelenjar gondok berfungsi mengatur metabolisme umum melalui hormon tiroxin yang dihasilkannya. Kelenjar ini relatif tahan terhadap penyinaran luar namun mudah rusak karena kontaminasi internal oleh yodium radioaktif. Paru-paru Paru-paru pada umumnya menderita kerusakan akibat penyinaran dari gas, uap atau partikel dalam bentuk aerosol yang bersifat radioaktif yang terhirup melalui pernafasan. Pengaruh Radioaktif Terhadap Kesehatan Manusia Pengaruh radioaktif terhadap kesehatan manusia dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Pengaruh tdk langsung : a. Pengaruh terjadi melalui rantai makanan manusia. b. Walaupun radioaktif tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap biota laut, namun akumulasi unsur ini di dalam tubuh organisme laut, mungkin akan sampai ke tubuh manusia melalui rantai makanan laut. Hal ini akan sangat membahayakan kesehatan manusia. Pengaruh langsung : a. Pengaruh langsung radioaktif berasal dari radiasi pengion baik yang berasal dari alam maupun buatan (radiofisi) b. Radiasi ion, terutama gelombang elektromagnetik, mudah mencapai manusia. c. Walaupun demikian, apabila jaringan tubuh manusia terpapar radiasi, belum tentu selalu berakibat fatal. d. Radiasi pengion akan berpengaruh terhadap rangkaian molekul DNA pada kromosom, yaitu membentuk radikal bebas yang dapat merubah komponen basa DNA dengan berbagai cara. e. Akan tetapi DNA juga dilengkapi dengan kode genetik untuk kemampuan memperbaiki diri/ reparasi (self repair) yg terdapat pada rangkai basa cytosin. f. Apabila tidak semua pasangan kembar kode ”self repair” ini rusak, maka akan terjadi perbaikan (reparasi) oleh DNA itu sendiri. g. Apabila semua kode ”self repair” itu rusak, maka sel akan mati atau menjadi lesi. h. Reparasi dapat berlangsung sempurna sehingga tidak terjadi kerusakan jaringan. Namun sering pula terjadi reparasi tersebut tidak sempurna, yang mengakibatkan terjadinya abetasi (penggerusan kromosom). i. Ketidaksempurnaan ”self repair” inilah yang kemudian mengacu kepada transformasi fungsi sel. j. Salah satu kelainan fungsi tersebut adalah Mutasi yang dapat berupa perubahan kemampuan sel untuk lebih aktif membelah, sehingga terjadi malignansi & pada akhirnya menyebabkan pertumbuhan sel tumor.