21. Bahaya Radiasi Terhadap Lingkungan

advertisement
Bahaya Radiasi
Terhadap Lingkungan
POKOK BAHASAN
•
•
•
•
•
•
•
•
A. Pengertian Radiasi
B. Sumber Radiasi
C. Jenis Radiasi
D. Sifat Radiasi
E. Pengaruh Radiasi Terhadap Manusia
F. Prinsip Dasar Penggunaan Radiasi
G. Radiasi di rumah sakit
H. Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan
Kerja Radiasi untuk Dokter, Pasien, Operator,
dan Lingkungan
A.
Pengertian Radiasi
• Radiasi dapat didefinisikan suatu proses dimana
energi dilepaskan oleh atom-atom. Radiasi selalu
menjadi faktor penting di dalam lingkungan
makhluk hidup, seperti penggunaan reaktor inti dan
kemajuan dalam bidang radiologi. Sumber-sumber
radiasi alam seperti sinar kosmik, aktivitas angkasa,
dan pengaruh radioisotop. Kita secara rutin
terpapar sejumlah radiasi.2
• Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang
dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang.
• Radiasi dalam istilah fisika , pada dasarnya adalah
suatu cara perambatan energy dari sumber energy
ke lingkungan tanpa membutuhkan medium.
B.
Sumber Radiasi
1.Radiasi alam
• sumber radiasi kosmik, sumber radiasi
terestrial (primordial), sumber radiasi dari
dalam tubuh manusia
2.Radiasi buatan
• radionuklida buatan, pesawat sinar-X, reaktor
nuklir, akselerator
C.
Jenis Radiasi
1.Ditinjau dari massanya, radiasi dapat dibagi
menjadi
a. Radiasi Elektromagnetik adalah radiasi yang
tidak memiliki massa. Radiasi ini terdiri dari
gelombang radio, gelombang mikro, inframerah,
cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar
kosmik.
b.Radiasi partikel adalah radiasi berupa partikel
yang memiliki massa, misalnya partikel beta,
alfa dan neutron.
2. Dikenal dua jenis radiasi, yaitu
a. Radiasi pengion (ionizing radiation)
Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau
menabrak sesuatu, akan muncul partikel bermuatan listrik yang
disebut ion. Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi. Ion ini
kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan,
termasuk benda hidup. Radiasi pengion disebut juga radiasi atom
atau radiasi nuklir. Termasuk ke dalam radiasi pengion adalah
sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan
neutron. Partikel beta, alfa dan neutron dapat menimbulkan
ionisasi secara langsung. Meskipun tidak memiliki massa dan
muatan listrik, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik juga
termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat menimbulkan
ionisasi secara tidak langsung.
b. Radiasi nonpengion (non-ionizing radiation).
Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan
ionisasi. Termasuk ke dalam radiasi non-pengion adalah
gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak
dan ultraviolet.
D.
Sifat Radiasi
• Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indra
manusia sehingga untuk mengenalinya
diperlukan suatu alat bantu pendeteksi.
Radiasi dapat berinteraksi dengan materi yang
dilaluinya melalui proses ionisasi, eksitasi dan
lain-lain.
E.
Pengaruh Radiasi Terhadap
Manusia
1.
Efek Somatik Non–Stokastik:
sekarang biasa disebut sebagai efek Deterministik adalah
akibat dimana tingkat keparahan akibat dari radiasi
tergantung pada dosis radiasi yang diterima dan oleh
karena itu diperlukan suatu nilai ambang, dimana di
bawah nilai ini tidak terlihat adanya akibat yang merugikan.
Secara singkat pengertian dari efek Somatik Non –Stokastik
ialah :
a.
Mempunyai dosis ambang radiasi
b. Umumnya timbul tidak begitu lama setelah kena
radiasi
c.
Ada penyembuhan spontan, ter-gantung kepada tingkat
keparahan
d.
Besarnya dosis radiasi mem- pengaruhi tingkat
keparahan
2. Efek Somatik Stokastik: akibat dimana
kemungkinan terjadinya efek tersebut merupakan fungsi
dari dosis radiasi yang
diterima oleh seseorang dan tanpa suatu nilai
ambang, sehingga bagaimanapun kecilnya dosis radiasi
yang diterima oleh
seseorang, resiko terhadap radiasi selalu ada. Secara
singkat pengertian dari efek Somatik Stokastik ialah :
a.
Tidak ada dosis ambang radiasi.
b. Timbulnya setelah melalui masa tenang yang lama.
c.
Tidak ada penyembuhan spontan.
d. Tingkat keparahan tidak dipengaruhi oleh dosis
radiasi.
e. Peluang atau kemungkinan terjadinya tergantung
pada besarnya dosis radiasi
F.
Prinsip Dasar Penggunaan Radiasi
Prinsip proteksi radiasi berdasarkan Basic Safety Standard (BSS) terdiri atas 3
unsur yaitu:
1.
Justifikasi
Justifikasi adalah semua kegiatan yang melibatkan paparan radiasi hanya dilakukan
jika menghasilkan nilai lebih atau memberikan manfaat yang nyata (azas manfaat).
Justifikasi dari suatu rencana kegiatan atau operasi yang melibatkan paparan
radiasi dapat ditentukan dengan mempertimbang- kan keuntungan dan kerugian
dengan menggunakan analisa untung-rugi untuk meyakinkan bahwa akan terdapat
keun- tungan lebih dari dilakukannya kegiatan tersebut.
2.
Optimasi
Pada optimasi semua paparan harus diusahakan serendah
yang layak dicapai (As Low As Reasonably Achievabl-ALARA) dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi dan
sosial. Syarat ini menyatakan bahwa kerugian/kerusakan dari suatu kegiatan
yang melibatkan radiasi harus ditekan serendah mungkin dengan menerapkan
peraturan proteksi. Dalam pelaksanaannya, syarat ini dapat dipenuhi misalnya
dengan pemilihan kriteria desain atau penentuan nilai batas/tingkat acuan bagi
tindakan yang akan dilakukan.
3.
Pembatasan
Pada pembatasan semua dosis ekivalen yang diterima oleh seseorang tidak boleh
melampaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Pembatasan dosis ini
dimaksud untuk menjamin bahwa tidak ada seorang pun terkena risiko radiasi
baik efek sotakastik maupun efek deterministik akibat dari penggunaan radiasi
maupun zat radioaktif dalam keadaan normal.
G. Radiasi di rumah sakit
A. Persyaratan Penaganan Radiasi
Persyaratan penganan radiasi pada rumah sakit yang menggunakan peralatan radiasi menggacu
pada Nilai Batas Dosis (NBD) di Indonesia ditetapkan berdasarkan :
1.
Ditetapkan berdasarkan SK. Kepala BAPETEN No. 01/Ka-BAPETEN/V- 1999.
2.
Didasarkan atas rekomendasi ICRP No. 26 Tahun 1977 dan Safety Series International
Atomic Energy Agency (IAEA) No. 9 Tahun 1983.
Sesuai dengan badan pengawas tenaga nuklir no 01 thn 1999 tentang ketentuan keselamatan
kerja terhadap radiasi Nilai batas Dosis (NBD) bagi pekerja radiasi dan masyarakat adalah
sebagai berikut :
1.
Nilai Batas Dosis (NBD) bagi pekerja yang terpajan radiasi adalah 50 mSv dalam 1 thn.
a.
20 mSv/tahun secara rata-rata selama 5 tahun
b. Penerimaan maksimum setahun 50 mSv dengan memperhitungkan penerimaan
dosis di tahun berikutnya.
c.
Untuk lensa mata 150 mSv/tahun
d. Untuk tangan, kaki, kulit 500mSv/tahun
2.
Nilai Batas Dosis (NBD) bagi masyarakat yang terpajan sebesar 5 mSv dalam 1 thn.
a.
1 mSv/tahun
b. Kondisi khusus boleh 5 mSv/tahun asal rerata selama 5 tahun adalah 1 mSv/ tahun
c.
15 mSv/tahun untuk lensa mata
d. 5 mSv/tahun untuk kaki, tangan, kulit
B.
Sumber Radiasi Rumah Sakit
• Secara umum penggunaan radiasi dalam klinik dibagi menjadi
tiga yaitu untuk tujuan :
1.
Diagnostik
• Penggunaan radiasi dalam Pencitraan Diagnostik yang dipakai
oleh rumah sakit meliputi penggunaan : Pesawat Sinar-X
Konvensional,
Fluoroskopi,
Mamografi,
Computerized
Tomography (CT), Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Ultra
Soun.
a.Radiografi adalah teknologi pencitraan medis yang
pertama yang diperkenalkan oleh Fisikawan Wilhelm Roentgen
sebagai penemu sinar-X pada tanggal 8 November 1895.
b.Fluoroskopi adalah alat radiografi yang bertujuan untuk
mengambil gambar gerakan. Dibutuhkan konversi foton xray
menjadi sinyal listrik yang dapat dilihat pada monitor TV atau
alat perekam lain.
c. Mamografi adalah konsep pencitraan medis yang dikhususkan
untuk pemeriksaan payudara.
d.CT tersedia di rumah sakit sejak awal 1970 adalah
merupakan modalitas pencitraan medis pertama yang
menggunakan computer. Citra CT dihasilkan setelah sinarX melewati tubuh pada sejumlah sudut yang besar yaitu
dengan memutarkan tabung sinar-X mengelilingi tubuh
pasien
e.MRI scanner menggunakan medan magnetic 10.000
sampai 60.000 kali lebih kuat dari pada medan magnet
bumi. MRI menggunakan sifat fisis nuclear magnetic
resonance proton seperti aton hydrogen, yang banyak
mendominasi tubuh manusia (1 cc akan terdiri dari 1018
proton).
f. USG bekerja berdasarkan gelombang suara (ultrasound),
Manusia dapat mendengar suara dengan frekuensi 2020.000 hertz, sedangkan ultrasound menggunakan
frekuensi di atas 20.000 hertz.
2.
Terapi
• Penggunaan radiasi dalam radioterapi yang dipakai oleh
rumah sakit meliputi penggunaan : Radiasi eksterna
(teleterapi), Brakhiterapi dan Radiasi dengan
menggunakan radio farmak.
• Brakhiterapi adalah penggunaan teknik radiasi dengan
cara menanamkan sumber radiasi kedalam tumor .
Teknik ini misalnya dapat dilakukan pada radiasi kanker
lidah, dengan menggunakan jarum Cesium 131, atau
lridium 192 yang diimplantasikan untuk waktu tertentu
(temporer) sesuai dengan dosis yang diperlukan dan
akan diangkat setelah dosis tersebut dicapai.
•
3.
Kedokteran Nuklir
• Kegiatan kedokteran nuklir menggunakan radiasi dari sumber terbuka
untuk tujuan diagnosa, terapi, dan penelitian medic. Aplikasi radium
dalam medis dan industri biasanya terbungkus (encapsulated) dalam
platina, platina-iridium atau paduan lainnya dan bahkan kadang-kadang
dalam emas. Bentuk seperti ini biasanya disebut jarum atau kapsul
tergantung dari penggunaannya. Bentuk jarum mempunyai diameter 1,7
mm dan panjang 15 - 20 mm sedangkan kapsul mempunyai diameter 3
mm dan panjang 20 -25 mm. Untuk penggunaan khusus dalam dunia
medis dapat menggunakan jarum dengan ukuran sampai 60 mm dan
biasa disebut cell. Cell ini berisi jarum yang mempunyai diameter 0,8 mm
dan panjang 15 - 45 mm.
• Kegiatan kedokteran nuklir menggunakan radiasi dari sumber terbuka
untuk tujuan diagnosa, terapi, dan penelitian medik. Kedokteran nuklir,
menurut difinisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), adalah cabang ilmu
kedokteran yang menggunakan sumber radiasi terbuka dari radioisotop
buatan untuk mempelajari perubahan fisiologik dan biokimia sehingga
dapat digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi, dan penelitian. Dengan
kedokteran nuklir dimungkinkan pemeriksaan medik dilakukan secara invitro (dalam sel tubuh manusia) di klinik, maupun secara in-vivo (dalam
gelas percobaan) di laboratorium
C.
Tata Laksana
1. Perizinan
• Setiap rumah sakit yang memanfaatkan peralatan radiasi
yang memajankan radiasi dan menggunakan zat radioaktif
harus memperoleh izin dari Badan Pengawas tenaga Nuklir (
PP No 64 Tahun 2000 tentang Perizinan Pemanfaatan
Tenaga Nuklir Pasal 2 ayat 1). Izin yang dimaksud diberikan
setelah memenuhi persyratan yang ditetapkan. Dalam
pemanfaata yang dimaksud setiap rumah sakit yang
memanfaatkan peralatan radiasi harus memiliki persyaratan
umum sebagai berikut :
a. mempunyai fasilitas yang memenuhi persyaratan
keselamatan;
b. mempunyai petugas ahli yang memenuhi kualifikasi untuk
c. mempunyai peralatan teknik dan peralatan keselamatan
radiasi yang diperlukan untuk pemanfaatan tenaga nuklir;
dan
d. memiliki prosedur kerja yang aman bagi pekerja,
masyarakat dan lingkungan hidup.
Persyaratan khusus yang diberlakukan terhadap instalasi
yang mempunyai potensi dampak radiologi tinggi
sebagaimana dimaksud adalah :
1) Menyampaikan dokumen Laporan Analisa Keselamatan
2) Wajib memiliki Analisa Mengenai Dampak
LingkunganHidup yang selanjutnya disebut AMDAL;
3) Memenuh persyaratan konstruksi.
4) Izin yang diterbitkan dari badan pengawas tenaga nuklir
sebagaimana dimaksud berlaku untuk jangka waktu paling
lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.
2. Sistem Pembatasan Dosis
Penerimaan dosis radiasi terhadap pekerja atau masyarakat
tidak boleh melebihi nilai batas dosis yang ditetapkan oleh
Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Nilai batas dosis (NBD) bagi :
a.
Pekerja Radiasi
1) 20 mSv/tahun secara rata-rata selama 5 tahun
2) Penerimaan maksimum setahun 50 mSv dengan
memperhitungkan penerimaan dosis di tahun berikutnya.
3) Untuk lensa mata 150 mSv/tahun
4) Untuk tangan, kaki, kulit 500mSv/tahun
b. Masyarakat
1) 1 mSv/tahun
2) Kondisi khusus boleh 5 mSv/tahun asal rerata selama 5
tahun adalah 1 mSv/ tahun
3) 15 mSv/tahun untuk lensa mata
4) 5 mSv/tahun untuk kaki, tangan, kulit
3.
a.
•
b.
•
•
c.
•
Sitem manajemen kesehatan & keselamatan kerja terhadap pemanfaatan
radiasi pengion
Organisasi
Pengelola rumah sakit yang mempunyai pelayanan radiasi harus memiliki
organisasi proteksi radiasi, dimana petugas ga radiasi tersebut harus memiliki izin
sebagai petugas radiasi dari badan pengawas.
Pemantauan dosis perorangan
Pengelola rumah sakit yang mempunyai pelayanan radiasi harus menyediakan
dan mengusahakan peralatan proteksi radiasi, pemantau dosis perorangan,
pemantau daerah kerja dan pemantau daerah kerja dan pemantau lingkungan
hidup yang dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan baik sesuai dengan jenis
sumber radiasi yang digunakan.
Pengamanan terhadap bahan yang memancarakan radiasi hendaknya mencakup
rancangan instalasi yang memenuhi persaratan, penyediaan pelindung radiasi
atau container. Proteksi radiasi yang digunakan harus mempunyai ketebalan
tertentu yang mampu menurunkan laju dosis radiasi. Tebal bahan pelindung
sesuai jenis dan energy radiasi, serta sifat bahan pelindung. Peralatan dan
perlengkapan yang disediakan adalah monitoring perorangan, survey meter, alat
untuk mengangkat dan mengangkut, pakian kerja, dekontaminasi kit dan alat
pemeriksaan tanda-tanda radiasi.
Peralatan proteksi radiasi
Pengelolah rumah sakit yang mempunyai pelayanan radiasi harus menyediakan
dan mengusahakan peralatan proteksi radiasi, pemantau dosis perorangan,
pemantau daerah kerja, dan pemantau lingkungan hidup, yang dapat berfungsi
dengan baik sesuai dengan jenis sumber radiasi yang digunakan.
d. Pemeriksaan kesehatan
• Pengelola rumah sakit harus menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan
awal secara teliti dan menyeluruh untuk setiap orang yang akan bekerja
sebagai pekerja radiasi, dilakukan secara berkala selama bekerja
sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun
• Pengelolah rumah sakit harus memeriksakkan kesehatan pekerja radiasi
yang akan memutuskan hubungan kerja kepada dokter yang ditunjuk,
dan hasil pemeriksaan kesehatan diberikan kepada radiasi yang
bersangkutan.
e. Penyimpanan dokumentasi
• Pengelolah rumah sakit harus tetap menyimpan dokumen yang memuat
catatan dosis hasil pemantauan daerah kerja, lingkungan, dan kartu
kesehatan pekerja selama 30 tahun sejak pekerja radiasi berhenti
bekerja.
f.
Jaminan kualitas
• Pengelola rumah sakit harus membuat program jaminan kualitas bagi
instalasi yang mempunyai potensi dampak radiasi tinggi. Demi menjamin
efektifitas pelaksanaan, badan pengawasan melakukan inspeksi dan
audit selama pelaksanaan program jaminan kualitas.
g.
Pendidikan dan pelatihan
• Setiap pekerja harus memperoleh pendidikan dan pelatihan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap radiasi. Pengelolah ruamah
sakit bertanggung jawab atas pendidikan dan pelatihan.
4.
Kalibrasi
• Pengelola Rumah sakit wajib melakukan kalibrasi
terhadap alat ukur radiasi secara berkala
sekurang-kurangnya satu tahun sekali. Pengelola
Rumah sakit wajib melakukan kalibrasi terhadap
keluaran radiasi (out-put) peralatan radiotherapy
secara berkala, sekurang-kurangnya dua tahun
sekali. Kalibrasi hanya dapat dilakukan oleh
instasi yang telah terakreditasi dan ditunjuk oleh
badan pengawas dan instansi terkait lainnya
5.
Penanggulangan Kecelakaan Radiasi
• Pengelola rumah sakit wajib melakukan
upayanpencegahan terjadinya kecelakaan radiasi,
jika terjadi kecelakaan radiasi pengelola rumah
sakit
harus
melakukan
penanggulangan,
diutamakan pada keselamatan manusia. Lokasi
tempat kejadian harus diisolasi harus diberi tanda
khusus seperti pagar atau barang, bahan yang
terkena pancaran radiasi segera diisolasi kemudian
didekontaminasi. Jika terjadi kecelakaan radiasi,
pengelola rumah sakit harus segera melaporkan
terjadinya kecelakaan radiasi kecelakaan radiasi
dan upaya penanggulangannya kepada badan
pengawas pelaksana.
6.
Pengelolaan Limbah Radioaktif
Pengolahan limbah radioaktif dilaksanakan untuk mencegah
timbulnya
bahaya
radiasi
terhadap
pekerja,
anggota
masyarakatndan lingkungan hidup. Undang-Undang No.10 Tahun
1997 pasal 23 ayat (1) menyebutkan bahwa pengelolaan limbah
radioaktif dilaksanakan oleh Badan Pelaksana, dalam hal ini Badan
Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sedangkan dalam pasal 24 ayat (1)
menyebutkan bahwa penghasil limbah radioaktif tingkat rendah
dan tingkat sedang wajib mengumpulkan, mengelompokkan atau
menyimpan sementara limbah tersebut sebelum diserahkan kepada
Badan Pelaksana. Dari kedua pasal ini jelas bahwa pihak penimbul
limbah (dalam hal ini rumah sakit atau industri) yang mempunyai
limbah radioaktif wajib menyimpan sementara limbah yang
dihasilkannya dengan memenuhi standar keselamatan sebelum
dikirim ke P2PLR- BATAN. Penghasil limbah radioaktif tingkat rendah
atau tingkay sedang wajib mengumpulkan, mengelompokan atau
mengelola dan menyimpan sementara limbah radioaktif sebelum
diserahkan kepada badan pelaksana. Pengelola limbah radioaktif
pada unit kedokteran nuklir dilakikan dengan cara pemilihan
menurut jenis, yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah
radioaktif yang berasal dari luar negri tidak diizinkan untuk di
simpan diwilayah Indonesia.
7. Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan
Kerja Radiasi untuk Dokter, Pasien, Operator, dan
Lingkungan
• ž Peraturan ini diatur oleh PP 63/2000 dan PP
37/2007, yaitu:
• Keselamatan
dan
kesehatan
terhadap
pemanfaatan radiasi pengion adalah upaya yang
dilakukan untuk menciptakan kondisi yang
sedemikian agar efek radiasi pengion terhadap
manusia dan lingkungan hidup tidak melampaui
nilai batas yang ditetapkan.2
• Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang
keselamatan radiasi terhadap pekerja, masyarakat
dan lingkungan hidup, keamanan sumber radioaktif
dan inspeksi dalam pemanfaatan tenaga nuklir.2
soal
1. Coba anda sebutkan Pengertian Radiasi dibawah ini
a.
b.
c.
d.
e.
Radiasi dapat didefinisikan suatu proses dimana energi dilepaskan oleh atom-atom
Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang.
Radiasi dalam istilah fisika , pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energy dari sumber energy
ke lingkungan tanpa membutuhkan medium.
a dan b benar
Semua benar
2. Secara umum penggunaan radiasi dalam klinik Rumah Sakit dibagi menjadi tiga yaitu ;
a.
Diagnostik
b.
Terapi
c.
Kedokteran Nuklir
d.
Semua benar
e.
Semua salah
3. Prinsip proteksi radiasi berdasarkan Basic Safety Standard (BSS) terdiri atas 3 unsur yaitu:
a.
Justifikasi
b.
Optimasi
c.
Pembatasan
d.
a dan c benar
e.
Semua benar
soal
1. Coba anda tuliskan definisikan Radiasi menurut
pemahaman anda
2. Coba anda sebutkan ada berapa Sumber Radiasi
3. Sebutkan ada berapa Sumber Radiasi Rumah
Sakit
4. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan limbah
radio aktif
5. Coba anda tuliskan isi dari Peraturan PP 63/2000
dan PP 37/2007
Jawaban no 1 diantara salah satu
sudah benar
• Radiasi dapat didefinisikan suatu proses
dimana energi dilepaskan oleh atom-atom.
• Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang
dipancarkan dalam bentuk partikel atau
gelombang.
• Radiasi dalam istilah fisika , pada dasarnya
adalah suatu cara perambatan energy dari
sumber energy ke lingkungan tanpa
membutuhkan medium.
Jawaban no 2 sumber radiasi
1.Radiasi alam
• sumber radiasi kosmik, sumber radiasi
terestrial (primordial), sumber radiasi dari
dalam tubuh manusia
2.Radiasi buatan
• radionuklida buatan, pesawat sinar-X, reaktor
nuklir, akselerator
Jawaban no 3
Sumber Radiasi Rumah Sakit
1.
2.
3.
Diagnostik
Terapi
Kedokteran Nuklir
Jawaban no 4 pengelolaan limbah
radio aktif
• Pengolahan limbah radioaktif dilaksanakan
untuk mencegah timbulnya bahaya radiasi
terhadap pekerja, anggota masyarakat dan
lingkungan hidup.
Jawaban no 5 isi dari Peraturan PP
63/2000 dan PP 37/2007
• Keselamatan dan kesehatan terhadap
pemanfaatan radiasi pengion adalah upaya
yang dilakukan untuk menciptakan kondisi
yang sedemikian agar efek radiasi pengion
terhadap manusia dan lingkungan hidup tidak
melampaui nilai batas yang ditetapkan.2
Download