METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT Wiwin Kurniyanti1), Usada2), Djaelani3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta 57126 e-mail: [email protected] Abstract. The purpose of this research was to improve mastery of the concept of central government agencies by implementation of mind map method to fourth grade students of SD Negeri 01 Plosorejo, Matesih, Karanganyar in academic year 2012/2013. This research is a classroom action research (CAR) which consist of three cycles. Every cycle consisted of planning, action, observation, and reflection activities. The subject of this research was the fourth grade students of SD Negeri 01 Plosorejo, Matesih, Karanganyar which consisted of 26 students. The technique of collecting data used interview, observation, and questionnaires. The data validity used was triangulasi data source technique and content validity technique. The data analyzing used was comparative descriptive technique. The conclusion of this research is the implementation mind map method could improve mastery of the concept of central government agencies. Abstrak. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep lembaga pemerintahan pusat melalui implementasi metode Mind Map pada pembelajaran PKn siswa kelas IV SD Negeri 01 Plosorejo Tahun Ajaran 2012/2013. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Plosorejo, Matesih, Karanganyar yang berjumlah 26 siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara, observasi, dan angket. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber data, metode, dan validitas isi. Analisis data menggunakan teknik deskriptif komparatif. Simpulan penelitian ini adalah implementasi metode Mind map dapat meningkatkan penguasaan konsep lembaga pemerintahan pusat siswa. Kata Kunci: metode mind map, lembaga pemerintahan pusat, PKn PKn merupakan pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang diatur dalam UU No.2 Tahun 1949 yang berisi tentang diri kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia (Ruminiati, 2007). Dari pernyataan tersebut, dapat kita maknai bahwa PKn merupakan suatu pelajaran yang mempelajari tentang urusan kewarganegaraan. Dalam mata pelajaran PKn juga banyak mempelajari tentang nilai dan norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar seseorang dapat menjadi warga negara yang baik dengan tidak melanggar peraturan yang berlaku. PKn sudah mulai diajarkan pada siswa sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Mengajarkan kepada anak mengenai kewarganegaraan sejak dini dipercaya dapat memupuk nasionalisme penerus bangsa. Sehingga rasa cinta tanah air yang tinggi dapat membuat anak memiliki gagasan untuk mengembangkan bangsanya di masa yang akan datang. Maka dari itu penting bagi guru untuk menanamkan konsep-konsep kenegaraan se1) Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2, 3) Dosen PGSD FKIP UNS suai dengan usia anak agar anak mampu memberi perubahan mulai dari dirinya sendiri. Pelajaran PKn di SD, khususnya pada jenjang kelas IV semester 2, terdapat dua standar kompetensi, yaitu mengenai kelembagaan dan organisasi kenegaraan dan globalisasi. Salah satu bahasan yang menarik adalah mengenai lembaga pemerintahan pusat. Lembaga pemerinthan pusat terdapat dalam kompetensi dasar 3.1. Dalam KD tersebut membahas mengenai lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK. Mempelajari lembaga pemerintahan pusat sangatlah penting bagi peserta didik. Selain dapat meningkatkan rasa nasionalisme siswa, mempelajari lembaga pemerintahan pusat juga dapat meningkatkan pengetahuan siswa mengenai kenegaraan. Sehingga nantinya anak mampu menilai dan mengkritisi isu-isu sosial maupun politik yang akhirakhir ini berkembang dalam masyarakat. Namun, mempelajari lembaga pemerintahan tidaklah mudah. Banyak siswa yang terkecoh dengan perbedaan antara lembaga-lembaga pemerintahan pusat yang ada. Sehingga timbul adanya kerancuan pemerintah dengan pemerintahan maupun dengan lembaga kenegaraan. PKn bukanlah pelajaran yang banyak disukai oleh peserta didik. Banyaknya konsep yang berupa hafalan materi, membuat anak enggan untuk belajar PKn. Banyak yang mengeluhkan bahwa pelajaran ini sangat sulit untuk dipahami. Bahkan mereka sering mengantuk saat guru memberi penjelasan. Anak-anak cenderung lebih suka menghafal materi yang diajarkan oleh guru daripada memahami konsepnya. Hal tersebut juga tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh guru yang sering mendoktrin peserta didik dengan teori-teori hafalan. Bahkan proses evaluasi yang diberikan guru baru sebatas pengetahuan (C1). Selain itu penerapan model serta metode pembelajaran yang masih cenderung konvensional oleh guru ternyata lebih banyak mengandalkan kemampuan menyimak siswa. Metode ceramah yang dipergunakan guru secara terus-menerus tanpa dilengkapi dengan variasi mengajar yang lain, menuntut siswa mengedepankan kemampuan verbal mereka. Mereka yang tidak memiliki kemampuan verbal yang baik akan tertinggal oleh anak yang kemampuan verbalnya lebih menonjol. Hal tersebut tentunya kurang menguntungkan peserta didik sebab dapat menimbulkan suatu kebosanan. Kebosanan pada siswa dapat dengan mudah timbul ketika mereka sudah tidak fokus lagi dalam mendengarkan penjelasan guru. Detik-detik awal dalam pembelajaran merupakan waktu emas bagi anak, sebab ingatan seorang anak hanya terjadi dalam beberapa menit awal. Joseph (dalam Ferdinand, 2012:145) mengatakan bahwa unsur emosional dari sebuah ingatan diawali 90 hingga 120 detik setelah berkas ingatan ini ditarik kembali. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan hasil tes ulangan PKn siswa kelas IV SD Negeri 01 Plosorejo, hanya 10 dari 26 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, atau sekitar 38,4%. Guna mengatasi masalah-masalah tersebut, perlu adanya solusi untuk meningkatkan penguasaan konsep lembaga pemerintahan pada siswa. Salah satu metode yang dapat membantu meningkatkan penguasaan konsep lembaga pemerintahan pusat adalah metode mind map. Metode ini merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar (Buzan, 2011). Dengan mind map, siswa mampu membuat pemetaan pikirannya secara individual serta dapat menulisnya dalam sebuah cacatan yang menarik dan berkesan sehingga lebih mudah dipahami. Metode pembelajaran ini lebih cocok digunakan pada kelas tinggi (kelas 4-6 SD). Selain dapat mempermudah anak dalam membuat catatan, metode ini juga mampu menumbuhkan kreatifitas peserta didik. Penerapan metode ini juga mempermudah guru dalam mengajar, sebab metode mind map sangat fleksibel, sehingga cocok untuk dipadukan dengan model maupun metode pembelajaran lainnya. Misalnya dipadukan dengan cooperatif learning, inquiry, dan contextual learning. Metode mind map merupakan suatu metode yang dikembangkan dari model pembelajaran quantum teaching. Quantum teaching sendiri merupakan suatu pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansa yang dimiliki. Dalam quantum teaching menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar (De porter, 2004). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa quntum teaching adalah orkrestasi atau simfoni bermacam-macam interaksi yang ada mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Mind map membantu siswa menangkap pikiran dan gagasan pada kertas dengan jelas, lengkap, dan mudah (De Porter, 2005). Metode yang sesuai dengan dengan otak ini membuat informasi lebih mudah dimengerti dan diingat kembali, dan memaksimalkan momen belajar. Dengan memetakan pemikiran menjadi bercabang-cabang membuat seseorang berpikir lebih luas dan menyeluruh dengan satu topik sentral. Mind map dapat berupa diagram yang digunakan untuk merepresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang lainnya yang dikaitkan dan disusun secara radial mengelilingi kata kunci ide utama. Penggunaan mind map (peta pikiran) merupakan salah satu solusi untuk mempermudah siswa dalam membuat sebuah catatan dan meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi pembelajaran. Mind map merupakan suatu metode mencatat yang mempermudah dalam mengingat suatu informasi (De Porter, 2005). Mind map (peta pikiran) akan membantu seseorang mengingat informasi lebih banyak dalam waktu yang relatif singkat. Mind map dibuat dengan meletakkan topik dan subtopik serta perinciannya sebagai cabang-cabang pikiran. Peta pikiran terbaik adalah peta pikiran yang berwarna-warni serta menggunakan banyak gambar dan simbol sehingga akan berbentuk seperti sebuah karya seni. Buzan (De Porter, 2005) mengatakan bahwa metode mencatat ini didasarkan pada penelitian tentang cara otak memproses informasi bekerja bersama otak dan bukan menentangnya Mind map dapat dibuat dengan tujuh langkah (Buzan, 2011), yaitu : 1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang bagian sisi panjangnya diletakkan mendatar. Fungsinya adalah memberi kebebasan otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami. 2. Gunakan foto atau gambar pada posisi sentral. Hal tersebut bertujuan agar membuat pikiran menjadi lebih imajinatif. 3. Gunakan warna agar mind map menjadi lebih menarik dan terlihat lebih hidup. 4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya. Penghubungan cabang-cabang tersebut diharapkan akan mempermudah proses mengingat informasi dan mudah dimengerti. 5. Buatlah garis yang melengkung, sebab garis lurus cenderung terlihat lebih membosankan. 6. Gunakan satu kata kunci pada setiap garis. 7. Gunakan gambar dan warna pada setiap cabang agar mind map lebih menarik Melalui tahap-tahap tersebut, siswa akan mampu mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran dapat menjadi lebih menyenangkan. Dengan demikian siswa dapat lebih mu- dah menguasai konsep lembaga pemerintahan pusat. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep lembaga pemerintahan pusat pada siswa kelas IV SDN 01 Plosorejo Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2012/2013 dengan implementasi metode mind map. METODE Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV SDN 01 Plosorejo kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juli 2013. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 01 Plosorejo yang berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Data penelitian ini diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan berupa aktivitas belajar siswa SDN 01 Plosorejo dan kinerja guru dalam proses pembelajaran PKn dengan materi lembaga pemerintahan pusat menggunakan metode mind map (peta pikiran). Sedangkan data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung berupa dokumen sekolah, seperti: nilai akhir siswa, silabus, Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan partisipasi siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dokumentasi, dan wawancara. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data, triangulasi metode, dan validitas isi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif komparatif. HASIL Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan pretes guna mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa mengenai lembaga pemerintahan pusat. Selain itu pretes juga digunakan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian. Pre tes tersebut menunjukkan bahwa sebesar 11,5% atau sebanyak 3 siswa mencapai nilai ≥ 70 (tuntas KKM). Sedangkan sebanyak 23 siswa atau sekitar 88,5% tidak tuntas KKM. Untuk lebih jelasnya nilai hasil pretes dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Nilai Distribusi Hasil Pretes Siswa Kelas IV Materi Lembaga Pemerintahan Pusat interval frekuensi (fi) 30-37 3 38-45 6 46-53 3 54-61 6 62-69 5 70-78 3 jumlah 26 Rata-rata Kelas Nilai Tengah (xi) 33,5 42 50,5 58,5 66,5 74,5 325,5 fi.xi persentase (%) 100,5 252 151,5 351 332,5 223,5 1411 54,3 11,5 23,1 11,5 23,1 19,2 11,5 100 Dari tabel di atas terlihat bahwa siswa yang memiliki nilai >70 hanya sebanyak 3 orang atau sekitar 11,5% dari keseluruhan jumlah siswa kelas IV. Sedangkan sebanyak 23 siswa atau sekitar 88,5% belum mencapai ketuntasan KKM. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa penguasaan konsep awal siswa mengenai lembaga pemerintahan pusat masih rendah. Sehingga peneliti mengambil tindakan pada siklus pertama dengan menerapkan metode mind map. Setelah diterapkan metode mind map pada siklus I, nilai penguasaan konsep lembaga pemerintahan pusat mengalami peningkatan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2. Nilai Distribusi Hasil Evaluasi Siklus I Siswa Siswa Kelas IV Materi Lembaga Pemerintahan Pusat Interval Frekuensi (fi) 35-41 1 42-48 1 49-55 1 56-62 8 63-69 5 70-76 10 Jumlah 26 Rata-rata Kelas Nilai Tengah (xi) 38 45 52 59 66 73 333 fi.xi 38 45 52 472 330 730 1667 64,1 Persentase (%) 3,8 3,8 3,8 30,8 19,2 38,5 100 Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai > 70 hanya sebanyak 10 siswa atau sekitar 38,5% dari keseluruhan jumlah siswa. Sedangkan sebanyak 16 siswa (61,5%) tidak tu- ntas KKM. Hasil tersebut menunjukkan bahwa indikator kinerja penelitian belum tercapai pada siklus ini. Sehingga diadakan perbaikan pada siklus II. Pada siklus II nilai penguasaan konsep lembaga pemerintahan pusat menunjukkan adanya peningkatan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3. Nilai Distribusi Hasil Evaluasi Siklus II Siswa Kelas IV Materi Lembaga Pemerintahan Pusat Interval Frekuensi (fi) 50-56 3 57-63 6 64-70 6 71-77 3 78-84 4 85-91 4 jumlah 26 Rata-rata Kelas Nilai Tengah (xi) 53 60 67 74 81 88 423 fi.xi 159 360 402 222 324 352 1819 70,0 Persentase (%) 11,5 23,1 23,1 11,5 15,4 15,4 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan nilai ratarata yang diperoleh. Pada siklus I nilai ratarata hasil evaluasi hanya sebesar 64,1 dan siswa yang mencapai ketuntasan hanya 10 siswa atau sekitar 38,5% dan siswa yang belum mencapai ketuntasan 16 siswa atau sekitar 61,5% dari keseluruhan jumlah siswa. Sedangkan pada siklus II nillai rata-rata kelas yang diperoleh siswa sudah mencapai angka 70,0. Siswa yang mencapai ketuntasan sejumlah 14 siswa atau sekitar 53,8% dari keseluruhan jumlah siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 12 siswa atau sekitar 46,2% dari keseluruhan jumlah siswa. Jika dibandingkan dengan siklus I ada peningkatan ketuntasan siswa sekitar 39,9% yaitu dari 38,5% pada siklus I meningkat menjadi 53,8% pada siklus II. Nilai rata-rata kelas pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 9,2% dibandingkan dengan siklus pertama yaitu dari 64,1 menjadi 70,0. Peningkatan nilai yang terjadi pada siklus II memang sangat signifikan, namun tingkat ketuntasan siswa pada siklus II belum mencapai KKM ketuntasan penelitian, yaitu ≥ 75% dari keseluruhan jumlah siswa. Nilai tersebut masih kurang dari KKM yaitu 70. Sehingga pada siklus berikutnya perlu lebih ditekankan pada penguasaan konsep tugas dan kewenangan lembaga pemerintahan pusat. Pada siklus II nilai penguasaan konsep lembaga pemerintahan pusat menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut : Tabel 4. Nilai Distribusi Hasil Evaluasi Siklus III Siswa Kelas IV Materi Lembaga Pemerintahan Pusat Interval Frekuensi (fi) 65-69 5 70-74 4 75-79 5 80-84 6 85-89 4 90-94 2 Jumlah 26 Rata-rata kelas Nilai Tengah (xi) 67 72 77 82 87 92 477 fi.xi 335 288 385 492 348 184 2032 Persentase (%) 19,2 15,4 19,2 23,1 15,4 7,7 100 78,2 Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa. Pada akhir siklus III, siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (tuntas KKM) sebanyak 21 siswa atau sekitar 80,8% dari keseluruhan jumlah siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 5 siswa atau sekitar 19,2% dari keseluruhan jumlah siswa. Selain itu, nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan sebesar 11,7% jika dibandingkan dengan siklus II, yaitu dari 70,0 menjadi 78,2. Berdasarkan tebel serta di atas diketahui bahwa nilai yang paling banyak diperoleh siswa (modus) adalah 82,5. Hal tersebut menandakan bahwa penguasaan konsep lembaga pemerintahan pusat siswa kelas IV SD Negeri 01 Plosorejo sudah mencapai KKM. Sehingga penelitian dihentikan pada akhir siklus III. PEMBAHASAN Pada kegiatan awal, peneliti melakukan tes awal (pretes) untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep lembaga pemerintahan pusat pada siswa.Hasil tes tersebut digunakan sebagai dasar pemberian tindakan dan materi yang disampaikan pada kegiatan inti penelitian. Berdasarkan pretes tersebut diperoleh data siswa yang tuntas KKM penelitian ha- nya sebanyak 3 siswa (11,5%) dan yang tidak tuntas KKM penelitian sebanyak 23 siswa (88,5%). Hal tersebut menunjukkan perlu adanya pemberian materi dari dasar serta pemberian materi pengantar tentang struktur pemerintahan. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa indikator ketercapaian penelitian belum tercapai pada siklus ini. Secara klasikal, tingkat ketuntasan belajar siswa hanya sebesar 38,5% (10 siswa), sedangkan siswa yang belum tuntas sebesar 61,5% (16 siswa). Masih banyak kendala yang dialami guru maupun siswa pada siklus I. Diantaranya guru masih merasa bingung dalam menerapkan metode mind map pada kegiatan pembelajaran. Selain itu guru juga kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selama proses pembelajaran siswa juga mengalami beberapa kendala, diantaranya: siswa kurang berani dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru, serta siswa cenderung bingung memposisikan diri pada saat melakukan diskusi dan presentasi. Hasil evaluasi serta observasi yang telah dilaksanakan pada siklus I menunjukkan bahwa penguasaan konsep lembaga pemerintahan siswa masih rendah serta adanya aktifitas guru dan siswa di dalam kelas belum maksimal sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus II. Hasil evaluasi terhadap penguasaan konsep lembaga pemerintahan pusat yang dilakukan pada siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus pertama. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas KKM sebanyak 14 siswa (53,8%) sedangkan siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 12 siswa (46,2%). Data tersebut menandakan adanya peningkatan tingkat ketuntasan sebesar 39,9%. Pelaksanaan tindakan pada siklus III didasarkan pada kendala-kendala yang dialami pada siklus II. Pada persiapan siklus III guru berupaya untuk lebih memahami alur kegiatan pembelajaran yang akan disampaikan sesuai dengan RPP. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas KKM pada siklus ini sebanyak 21 siswa (80,8%) se-dangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa (19,2%). Jumlah tersebut menunjukkan adanya kenaikan ketuntasan siswa sebesar 50,2% jika dibandingkan dengan siklus II. Indikator kiner- ja pada penelitian ini dikatakan sudah tercapai pada akhir siklus III walaupun ada beberapa siswa yang tidak tuntas KKM. Penelitian tindakan kelas ini dihentikan pada siklus III sebab indikator kinerja yang ditetapkan peneliti sudah tercapai pada akhir siklus III dengan jumlah siswa yang tuntas KKM sebanyak 21 siswa (80,8%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi metode mind map dapat meningkatkan penguasaan konsep lembaga pemerintahan pusat pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Plosorejo tahun ajaran 2012/2013. Dengan metode mind map, siswa dapat menguasai konsep lembaga pemerintahan pusat dengan baik. Hal tersebut selaras dengan pendapat Buzan (2003) yang menyatakan bahwa penggunaan mind map (peta pikiran) merupakan salah satu solusi untuk mempermudah siswa dalam membuat sebuah catatan dan meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi pembelajaran. Mind map merupakan suatu metode mencatat yang mempermudah dalam mengingat suatu informasi (DePorter, 2005). Sehingga melalui mind map siswa mampu menguasai materi yang diberikan guru. Selain itu mind map juga membuat siswa menjadi lebih kreatif dalam mengembangkan imajinasinya. Dampak lain dari penerapan mind map adalah tercipta pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, sehingga pelajaran yang semula membosankan bagi siswa kini bisa terasa lebih menyenangkan. SIMPULAN Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam tiga siklus dengan penerapan metode mind map (peta pikiran) dalam pelajaran PKn materi lembaga pemerintahan pusat pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Plosorejo tahun ajaran 2012/2013, terjadi peningkatan terhadap penguasaan konsep lembaga pemerintahan pusat. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil observasi kegiatan siswa serta pada rata-rata hasil evaluasi siswa mengenai lembaga pemerintahan pusat yang mengalami peningkatan. Pada siklus I tercatat sebanyak 10 siswa atau sekitar 38,5% dinyatakan tuntas KKM. Pada siklus II hasil tersebut meningkat menjadi 14 atau sekitar 53,8% siswa tuntas KKM. Pada siklus III hasil tersebut meningkat kembali menjadi 21 siswa atau sekitar 80,8% yang tuntas KKM. Hasil tersebut menunjukkan bahwa implementasi metode mind map dapat meningkatkan penguasaan konsep lembaga pemerintahan pusat pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Plosorejo tahun ajaran 2012/2013. DAFTAR PUSTAKA Buzan, T. (2003). Use Both Sides of Your Brain. Yogyakarta: Ikon Teralitera. _______ . (2011). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka. DePorter, B., & Hernacki, M. (2005). Quantum Learning. Bandung: Penerbit Kaifa. DePorter, B., Reardon, M., & Singer, N.S. (2004). Quantum Teaching. Bandung: Penerbit Kaifa. Ruminiati. (2007). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Zaviera, F. (2012). Anak Hiperaktif. Jogjakarta: Kata Hati.