Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan PENGARUH FUNGSI MANAJERIAL SUPERVISI KLINIK TERHADAP DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Erysa Herdiana1) Elsye Maria Rosa2) 1) Mahasiswa Magister Manajemen Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Email: [email protected], Hp: 081229786559 2) Bagian Magister Manajemen Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstrak Latar Belakang: Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling mendukung. Untuk melaksanakan manajemen keperawatan yang baik diperlukan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fungsi manajerial supervisi klinik terhadap dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden pada penelitian ini berjumlah 14 responden dengan menggunakan tehnik Total Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner masing-masing variabel kepada 14 responden tersebut. Analisa data yang digunakan adalah Uji Regresi Linear Berganda. Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna pada fungsi perencanan (p=0,049) dan fungsi pengarahan (p=0,027) terhadap dokumentasi asuhan keperawatan (p<0,05). Kesimpulan dan Saran: Kesimpulan pada penelitian ini adalah adanya pengaruh fungsi perencanaan dan pengarahan supervisor keperawatan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Kata kunci: Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Masa sekarang ini rumah sakit di Indonesia telah mengalami banyak perkembangan, hal itu juga diikuti dengan perkembangan pola penyakit, perkembangan tekhnologi kedokteran dan kesehatan serta perkembangan harapan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang tangguh dan handal agar dapat memanage hal-hal yang ada di rumah sakit dengan baik1. Sumber daya manusia memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berupa pelayanan medik, rehabilitasi medik, maupun pelayanan keperawatan. Layanan keperawatan yang berkualitas adalah layanan keperawatan yang selalu berupaya untuk memenuhi harapan pasien, dengan demikian pasien akan selalu puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh seorang perawat, untuk mendapatkan layanan keperawatan yang berkualitas diperlukan manajemen keperawatan yang baik pula2. Perawat sebagai pemberi pelayanan merupakan ujung tombak dari pelayanan rumah sakit, hal itu disebabkan perawat yang selalu berinteraksi dengan pasien selama 24 jam3. Salah satu yang dapat mempengaruhi kualitas dari pelayanan adalah manajemen yang ada di rumah sakit, hal tersebut dikarenakan manajemen merupakan salah satu roda penggerak dalam menjalankan rumah sakit. Manajemen merupakan fungsi yang berhubungan dengan mewujudkan hasil tertentu melalui kegiatan sumber dayanya, hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia berperan penting dalam manajemen4. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling mendukung. Manajemen keperawatan terdiri atas: pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil2. Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan Menurut studi yang telah dilakukan, Woke menyebutkan bahwa manajemen pelayanan keperawatan di rumah sakit terintegrasi dengan pelayanan kesehatan yang lain, karena sasaran yang ingin dicapai adalah pasien. Pelayanan keperawatan diberbagai negara relatif sama, hanya saja di Indonesia memiliki keunikan tersendiri dikarenakan faktor kemajemukan dari pendidikan perawat. Kemajemukan tersebut yang telah mempengaruhi pada sistem pelayanan keperawatan, dan pada akhirnya akan berdampak pada tidak konsistennya pelayanan keperawatan yang diberikan5. Fungsi manajemen belum sepenuhnya mampu diperankan oleh perawat di Indonesia. Salah satu fungsi manajemen adalah directing dimana kegiatan supevisi keperawatan termasuk di dalamnya, fakta menunjukkan pelaksana supervisi keperawatan di berbagai rumah sakit belulm optimal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Mularso (2006) menemukan bahwa kegiatan supervisi lebih banyak pada kegiatan pengawasan, bukan pada kegiatan bimbingan, observasi dan penilaian5. Supaya pelaksanakan manajemen keperawatan berjalan dengan baik diperlukan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan dan ketarampilan kepemimpinan dalam pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien. Pemimpin merupakan motor penggerak dalam sebuah organisasi baik bagi sumber-sumber dan alat-alat melalui pengambilan keputusan, penentuan kebijakan dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi6. Pada jajaran manajer keperawatan, kepala ruang merupakan manajer operasional yang memimpin secara langsung dalam mengelola seluruh sumber daya di unit perawatan untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu. Secara manajerial, kepala ruang memiliki kemampuan yang akan ikut berpengaruh dalam keberhasilan pelayanan keperawatan7. Kepala ruang sebagai ujung tombak tercapainya tujuan pelayanan keperawatan di rumah sakit harus memiliki kemampuan melakukan supervisi untuk mengelola asuhan keperawatan. Supervisi yang dilakukan oleh kepala ruang memiliki peran dalam mempertahankan segala kegiatan yang telah dijadwalkan agar terlaksana sesuai dengan standar yang telah ditetapkan8. Pelaksanaan supervisi bukan hanya ditujukan untuk mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan instruksi dan ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bagaimana memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Maka dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai obyek tetapi sebagai subyek. Perawat diposisikan sebagai mitra kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu di dengan, dihargai dan diikutsertakan dalam melakukan asuhan keperawatan9. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di dapat data bahwa dokumentasi asuhan keperawatan belum mencapai target yang ditentukan, pada tahun 2010 didapatkan 74% dan meningkat sebanyak 4% pada tahun 2011. Selain data mengenai dokumentasi keperawatan, dapat diketahui pula bahwa seluruh supervisor yang ada di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta merangkap sebagai kepala ruang. Bertolak dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. Banyak faktor yang mempengaruhi seorang perawat dalam mengimplementasikan asuhan keperawatan kepada pasien, dalam hal ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sejauh mana pengaruh fungsi manajerial supervisi klinik terhadap dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh fungsi manajerial supervisi klinik terhadap dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengaruh fungsi perencanaan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. b. Untuk mengetahui pengaruh fungsi pengorganisasian terhadap dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. c. Untuk mengetahui pengaruh fungsi pengarahan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan d. Untuk mengetahui pengaruh fungsi pengawasan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. e. Untuk mengetahui pengaruh fungsi pengendalian terhadap dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. f. Untuk mengetahui pengaruh fungsi manajerial supervisi klinik terhadap dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. BAHAN DAN CARA Penelitian ini menggunakan metode non eksperimental dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat10. Responden pada penelitian ini berjumlah 14 responden dengan menggunakan teknik total sampling. Sampel penelitian ini adalah perawat supervisor yang merangkap sebagai kepala ruang bangsal perawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Kriteria inklusi yaitu bersedia menjadi responden, bertugas di ruang rawat inap, perawat yang menjabat sebagai kepala ruang sekaligus merangkap sebagai supervisor, masa kerja minimal 1 tahun. Kriteria eksklusi yaitu perawat yang tugas belajar dan perawat yang sedang cuti. Varibel independen (bebas) adalah fungsi manajerial supervisi klinnik. Variabel dependen (terikat) adalah dokumentasi asuhan keperawatan. Fungsi manajerial supervisi klinik adalah penilaian pelaksanaan fungsi manajerial perawat yang menjabat sebagai kepala ruang sekaligus merangkap sebagai supervisor, yaitu: 1) Perencanaan yang merupakan tahap yang dilakukan oleh perawat supervisor untuk menyusun perencanaan kegiatan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan, meliputi: rencana tahunan, bulanan, mingguan, dan harian, rencana kebutuhan tenaga, rencana penugasan, rencana pengembangan tenaga, rencana kebutuhan logistik dalam ruangan, rencana program kendali mutu. 2) Pengorganisasian yang merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh perawat supervisor dalam menyusun kegiatan asuhan keperawatan, yaitu: struktur organisasi, pengelompokan kegiatan, Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan koordinasi kegiatan, evaluasi kegiatan, kelompok kerja. 3) Pengarahan yang merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perawat supervisi dalam rangka untuk mempertahankan kegiatan atau tugas perawat sesuai dengan tujuan asuhan keperawatan, diantaranya yaitu: motivasi, problem solving, pendelegasian, komunikasi, kolaborasi dan koordinasi. 4) Pengawasan yang merupakan kegiatan yang dilakukan perawat supervisor dalam rangka untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas atau mutu dari pelayanan asuhan keperawatan, meliputi: pengawasan langsung, pengawasan tidak langsung. 5) Pengendalian yang merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perawat supervisor dalam melakukan penilaian pelaksanaan rencana yang telah dibuat dengan mengkaji dan mengukur struktur, proses dan hasil pelayanan dan asuhan keperawatan sesuai dengan standar. Hal tersebut diukur berdasarkan: indikator mutu yaitu nilai dokumen keperawatan, indikator proses yaitu kepuasan klien/pasien, kepuasan perawat, dan lama hari rawat. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: audit dokumentasi keperawatan, survey kepuasan klien/pasien, survey kepuasan perawat, dan survey lama hari rawat, serta melakukan perbaikan mutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan penilaian pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat supervisor yang berfokus pada dokumentasi asuhan keperawatan dimana penilaian tersebut menggunakan instrumen studi dokumentasi penerapan asuhan keperawatan di rumah sakit, meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pengimplementasian, evaluasi, dan dokumentasi keperawatan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner fungsi manajerial supervisi klinik yang diadaptasi oleh peneliti dari kuesioner penelitian oleh Warsito& Mawarni (2006) dengan pertanyaan yang berjumlah 28 soal dan instrumen studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan dikutib dari instrumen studi dokumentasi oleh Tim Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2001. Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan Cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan memberikan kuesioner. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta berbagai surat perizinan baik dari rumah sakit maupun dari kampus, kemudian peneliti melakukan uji validitas pada kuesioner fungsi manajerial supervisi klinik di RS Panembahan Senopati Bantul dan dianalisa guna penelitian yang akan dilakukan. Setelah itu, peneliti menyebarkan kuesioner fungsi manajerial supervisor keperawatan dan studi dokumentasi asuhan keperawatan kepada responden penelitian di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan selanjutnya hasil dari penelitian dilakukan analisa data. Analisa data yang dilakukan adalah dengan analisis regresi linier berganda, yang merupakan suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dengan skala interval. Intepretasi hasil apabila hasil p<0.05 atau p<5%, maka dapat disimpulkan ada pengaruh antara variabel indepeden dan dependen8. Etika penelitian yang dilakukan peneliti antara lain: Meminta surat izin penelitian ke Program Studi Magister Manajemen Rumah Sakit Program Pascasarjana, kemudian ke pejabat tempat penelitian. Informed consent, Confidentiality, Anonimity dan Justice. HASIL PENELITIAN a. Analisis Univariat Tabel.1. Gambaran Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden No 1. Total 2. Total 3. Total 4. Karakteristik Responden Usia <30 tahun 31-41 tahun >42 tahun Jenis Kelamin Pria Wanita Masa Kerja <10 tahun 11-20 tahun >21 tahun Pendidikan N % 2 5 7 14 14,3 35,7 50,0 100,0 4 10 14 28,6 71,4 100,0 2 10 2 14 14,3 71,4 14,3 100,0 Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan DIII SI 3 11 14 Total 21,4 78,6 100,0 Tabel 1 menunjukkan karakteristik responden penelitian berdasarkan usia paling banyak adalah usia >42 tahun yaitu 7 responden (50,0%), berdasarkan jenis kelamin paling banyak adalah responden wanita yaitu 10 responden (71,4%), untuk karakteristik masa kerja paling banyak adalah masa kerja 11-20 tahun yaitu 10 responden (71,4%) dan untuk karakteristik berdasarkan pendidikan paling banyak adalah SI yaitu 11 responden (78,6%). b. Data Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Tabel.2. Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual Statistic 0,896 Shapiro-Wilk Df 14 Sig. 0,099 Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa nilai semua variabel penelitian dari uji normalitas unstandardized residual, dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan berdistribusi normal. 2. Uji Linieritas Tabel.3. Hasil Uji Linieritas Variable X1 → Y X2 → Y X3 → Y X4 → Y X5 → Y F 0,781 0,683 0,135 1,018 0,299 P 0,594 0,623 0,986 0,556 0,748 Keterangan Linier Linier Linier Linier Linier Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada Deviation from linierity lebih sebesar 0,05 untuk variabel fungsi perencanaan Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan (X1), fungsi pengorganisasian (X2), fungsi pengarahan (X3), fungsi pengawasan (X4), fungsi pengendalian (X5), dokumen asuhan keperawatan (Y), sehingga dapat dinyatakan model regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linier. 3. Uji Multikolinieritas Tabel.4. Hasil Uji Multikolinieritas No 1 2 3 4 5 Variabel X1 X2 X3 X4 X5 Tolerance 0,386 0,432 0,358 0,356 0,542 Nilai VIF 2,593 2,315 2,797 2,807 1,846 Keterangan Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa pada fungsi perencanaan (X1), fungsi pengorganisasian (X2), fungsi pengarahan (X3), fungsi pengawasan (X4) dan fungsi pengendalian (X5) diketahui nilai VIF sebesar 1,846 sampai 2,807 dan nilai toleransi lebih dari 0,1 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas. 4. Koefisien Determinasi Tabel.5. Nilai Koefisien Determinasi Variabel R R Square Fungsi manajerial supervisi klinik 0,955 0,913 Adjusted R Square 0,858 Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0,858. Hal ini berarti bahwa sebesar 85,8% fungsi manajerial supervisi klinik mempengaruhi dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan sisanya 14,2% dokumentasi asuhan keperawatan di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan 5. Uji t Tabel.6. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Fungsi perencanaan (X1) Fungsi pengorganisa sian (X2) Fungsi pengarahan (X3) Fungsi pengawasan (X4) Fungsi pengendalian (X5) Konstanta Koefisien Regresi 1,433 Β thitung Sig. rhitung 0,391 2,323 0,049 0,677 -1,967 -0,365 -2,295 0,051 0,352 1,151 0,471 2,696 0,027 0,887 0,575 0,292 1,669 0,134 0,785 1,631 0,207 1,460 0,183 0,622 6,455 0,000 53,594 Adjusted R2 = 85,5% Fhitung = 16,701 Sig. = 0,000 Berdasarkan tabel 6 maka didapatkan persamaan regresi liner berganda sebagai berikut: Y = 53,594 + 1,433 X1 – 1,967 X2 + 1,151 X3 + 0,575 X4 + 1,631 X5 Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Nilai 1,433 pada variabel fungsi perencanaan (X1) adalah bernilai positif sehingga dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan nilai fungsi perencanaan yang dilakukan oleh supervisor keperawatan, maka dapat meningkatkan nilai dokumentasi asuhan keperawatan sebesar 1,433 satuan. b) Nilai -1,967 pada variabel fungsi pengorganisasian (X2) adalah bernilai negatif sehingga dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan nilai fungsi pengorganisasian yang dilaksanakan supervisor keperawatan, Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan maka dapat menurunkan nilai dokumentasi asuhan keperawatan sebesar 1,967 satuan. c) Nilai 1,151 pada variabel fungsi pengarahan (X3) adalah bernilai positif sehingga dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan nilai fungsi pengarahan yang dilakukan oleh supervisor keperawatan, maka dapat meningkatkan nilai dokumentasi asuhan keperawatan sebesar 1,151 satuan. d) Nilai 0,575 pada variabel fungsi pengawasan (X4) adalah bernilai positif sehingga dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan nilai fungsi pengawasan yang dilakukan oleh supervisor keperawatan, maka dapat meningkatkan nilai dokumentasi asuhan keperawatan sebesar 0,575 satuan. e) Nilai 1,631 pada variabel fungsi pengendalian (X5) adalah bernilai positif sehingga dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan nilai fungsi pengendalian yang dilakukan supervisor keperawatan, maka dapat meningkatkan nilai dokumentasi asuhan keperawatan sebesar 1,631 satuan. 6. Uji F Tabel.7. Uji Regresi Secara Simultan (Uji F) F hitung 16,701 Sig 0,000 Keterangan Signifikan Berdasarkan hasil tabel 7 menunjukkan nilai F hitung sebesar 16,701 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < 0,005 maka H6 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi manajerial supervisi klinik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan PEMBAHASAN 1. Pengaruh Fungsi Perencanaan Terhadap Dokumentasi Asuhan Keperawatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi perencanaan sebagian besar berada dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 64,3%. Selain itu, fungsi perencanaan memiliki pengaruh terhadap dokumentasi asuhan keperawatan dengan nilai p=0,049. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi, yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara fungsi perencanaan dengan penerapan keselamatan pasien dan perawat di IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (p=0,032)11. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Warsito, yang menemukan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi perawat pelaksana tentang fungsi perencanaan kepala ruang dengan pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang (p=0,857)6. Hasil penelitian tersebut juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syarif, Nontji, dan Hadju, yang menemukan bahwa tidak ada hubungan antara fungsi perencanaan kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam menjalankan SPO profesi pelayanan keperawatan di BLUD RSUD Sawerigading Kota Palopo12. 2. Pengaruh Fungsi Pengorganisasian Terhadap Dokumentasi Asuhan Keperawatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi pengorganisasian sebagian besar berada dalam kategori sedang yaitu sebanyak 78,6%. Namun fungsi pengorganisasian supervisi klinik tidak memiliki pengaruh terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan, dimana nilai p=0,051. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian oleh Syarif, Nontji, dan Hadju, yang menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara fungsi Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan pengorganisasian kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam menjalankan SPO profesi pelayanan keperawatan di BLUD RSUD Sawerigading Kota Palopo12. Hasil berbeda ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Parmin, yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan asuhan keperawatan yang baik dengan fungsi pengorganisasian kepala ruang yang efektif (p=0,004)13. Kemampuan manajerial dalam fungsi pengorganisasian supervisi klinik diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari pelaksanaan asuhan keperawatan khususnya dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Adapun pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi14. Tugas supervisor pada fungsi pengorganisasian beberapa diantaranya adalah pembagian beban kerja yang sesuai dengan kemampuan perorangan/kelompok, dan mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan koordinasi6. 3. Pengaruh Fungsi Pengarahan Terhadap Dokumentasi Asuhan Keperawatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi pengarahan sebagian besar berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 57,1%. Fungsi pengarahan memiliki pengaruh terhadap dokumentasi asuhan keperawatan dengan nilai p=0,027. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi, yang menemukan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara fungsi pengarahan dengan penerapan keselamatan pasien (p=0,001)11. Demikian pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Parmin, yang menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara fungsi manajemen pengarahan kepala ruang dengan motivasi perawat pelaksana (p value= 0,022)13. Hasil penelitian diatas bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratnaningsih, yang menemukan bahwa tidak ada hubungan antara kemampuan kepala ruangan dalam melaksanakan fungsi pengarahan dengan kinerja perawat pelaksana (p value=0,433)15. Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap dalam rangka Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan menugaskan perawat untuk melaksanakan mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Fungsi pengarahan adalah untuk membuat atau staf melakukan apa yang diinginkan dan yang harus dilakukan. Kepala ruang dalam melakukan pengarahan melalui: saling memotivasi, membantu pemecahan masalah, melakukan pendelegasian, menggunakan komunikasi yang efektif, melakukan kolaborasi dan koordinasi6. 4. Pengaruh Fungsi Pengawasan Terhadap Dokumentasi Asuhan Keperawatan Menurut Wiyana, supervisi merupakan kegiatan yang telah direncanakan oleh seorang manajer melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi, dan evaluasi pada staffnya dalam melaksanakan tugas sehari-hari9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi pengawasan sebagian besar berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 64,3%, namun fungsi pengawasan tersebut tidak mempengaruhi dokumentasi asuhan keperawatan dengan nilai p=0,134. Hasil penelitian tersebut berbanding terbalik dengan hasil penelitian oleh Wibowo yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pelaksanaan supervisi dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan dengan p value=0,01116. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliadi, Syahrir & Haskas yang menyebutkan bahwa supervisi yang dilakukan dirawat inap RSUD Labuang Baji Makassar mempunyai hubungan yang kuat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan17. Salah satu hal yang dapat menyebabkan rendahnya pengawasan adalah karena kurangnya pemberian bimbingan dan umpan balik terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, pada dasarnya supervisi merupakan kegiatan yang berfokus pada pemberian bimbingan dan umpan balik mengenai permasalahanpermasalahan yang sedang dialami seperti masalah pribadi dan professional serta pengembangan pendidikan melalui pengalaman perawat yang disupervisi dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman dan tepat kepada pasien18. Supervisi merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan tugas sebagai supervisor, karena dalam hal ini supervisor seharusnya memiliki Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan kompetensi sebagai pengarah, pemberi saran, motivator, pelatih/pembimbing, dan penilai. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan oleh Smith yang menyatakan bahwa seorang supervisor yang baik seharusnya memiliki kemampuan dalam mengatasi/membantu segala masalah atau hal yang yang terjadi berkaitan dengan sistem pemberian asuhan keperawatan, pada masa-masa sekarang ini banyak perawat yang merasa kurang mendapatkan dukungan dari atasannya serta adanya beban pekerjaan yang semakin berat, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi perasaan dan kapasitas mereka dalam memberikan pelayanan kepada pasien19. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sumijatun, yang menyatakan bahwa sifat-sifat tertentu yang dapat mempengaruhi dalam kepemimpinan yaitu kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisor ability), kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, kecerdasan, ketegasan (decisiveness), kepercayaan diri dan inisiatif20. 5. Pengaruh Fungsi Pengendalian Terhadap Dokumentasi Asuhan Keperawatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi pengendalian sebagian besar berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 85,7%. Namun fungsi pengendalian tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap dokumentasi asuhan keperawatan dengan nilai p=0,183. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syarif, Nontji dan Hadju, yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi pengendalian kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam menjalankan SPO profesi pelayanan keperawatan (p=0,081)12. Menurut Rakhmawati, menyatakan bahwa pengawasan dan pengendalian merupakan akhir dari proses menejemen, dimana dalam pelaksanaannya fungsi pengawasan dan pengendalian saling berkaitan dengan fungsi yang lainnya khususnya pada fungsi perencanaan, dalam proses manajemen ditetapkan suatu standar yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaannya, diantaranya adalah: misi dan visi, standar asuhan, penampilan kinerja, keuangan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan apakah Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan setiap tahapan proses manajemen telah sesuai dengan standar atau tidak jika ditemukan tahapan yang tidak sesuai dengan standar atau penyimpangan perlu dilakukan pengendalian sehingga dapat kembali sesuai dengan standar yang berlaku21. 6. Pengaruh Fungsi Manajerial Supervisi Kinik Terhadap Dokumentasi Asuhan Keperawatan Dari hasil penelitian didapatkan nilai F hitung sebesar 16,701 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < 0,005, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi manajerial supervisi klinik memiliki pengaruh signifikan terhadap dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Berdasarkan analisa dapat pula diketahu nilai Adjusted R2 sebesar 85,8% yang menandakan bahwa fungsi manajerial supervisi klinik memiliki kontribusi sebesar 85,8% terhadap pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Selain itu, dapat diketahui bahwa pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan mencapai 100%. Diyanto dalam penelitiannya menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan diantaranya adalah perbandingan antara jumlah perawat dan pasien yang tidak seimbang, faktor umur dari perawat itu sendiri, banyaknya dokter yang tidak melengkapi dokumen catatan medis, dan model catatan askep yang terlalu panjang dan kurang fokus sehingga dapat menyita waktu untuk mengisinya22. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan, antara lain: 1. Fungsi perencanaan yang dilaksanakan oleh supervisi klinik, menunjukkan bahwa fungsi perencanaan memiliki pengaruh terhadap dokumentasi asuhan keperawatan. Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan 2. Fungsi pengorganisasian yang dilaksanakan oleh supervisi klinik, menunjukkan bahwa fungsi pengorganisasian tidak memiliki pengaruh terhadap dokumentasi asuhan keperawatan. 3. Fungsi pengarahan yang dilaksanakan oleh supervisi klinik, menunjukkan bahwa fungsi pengarahan memiliki pengaruh terhadap dokumentasi asuhan keperawatan. 4. Fungsi pengawasan yang dilaksanakan oleh supervisi klinik, menunjukkan bahwa fungsi pengawasan tidak memiliki pengaruh terhadap dokumentasi asuhan keperawatan. 5. Fungsi pengendalian yang dilaksanakan oleh supervisi klinik, menunjukkan bahwa fungsi pengendalian tidak memiliki pengaruh terhadap dokumentasi asuhan keperawatan. 6. Fungsi manajerial supervisi klinik secara simultan memiliki pengaruh terhadap dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta a. Agar lebih meningkatkan pelatihan fungsi manajemen supervisi klinik bagi supervisor yang ditunjuk serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan fungsi manajerial supervisi klinik dalam upaya meningkatkan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. b. Mempertahankan serta lebih meningkatkan lagi kualitas dokumentasi asuhan keperawatan dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan dalam penulisan dokumentasi asuhan keperawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. c. Diharapkan supervisi klinik di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta agar meningkatkan dan memakasimalkan kemampuan dalam fungsi manajemen Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan terutama pengorganisasian, pengawasan dan pengendalian melalui pendidikan dan pelatihan. d. Agar lebih meningkatkan lagi pelaksanaan audit keperawatan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan khususnya pada dokumentasi asuhan keperawatan. 2. Bagi peneliti selanjutnya a. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menghubungkan faktor-faktor yang ada di variabel confounding. b. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengam metode Quasy Eksperiment pengaruh pelatihan fungsi manajerial supervisi klinik terhadap dokumentasi asuhan keperawatan. DAFTAR PUSTAKA 1. Aditama, T.Y. (2010). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press). 2. Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan; Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Professional. Jakarta: Salemba Medika. 3. Syamsualam, Indar & Syafar, M. (2008). Analisis Hubungan Karakteristik Individu dan Motivasi Dengan Kinerja Asuhan Keperawatan di BP. Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Madani Vol.01 No.02 Tahun 2008. Makassar: Universitas Hassanudin. 4. Hasibuan, M. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. 5. Supratman & Sudaryanto. (2008). Model-model Supervisi Keperawatan Klinik. Berita Ilmu Keperawatan ISSN1979-2697, Vol.1 No.4, Desember 2008, 193196. Diakses tanggal 21 April 2014 dari http://publikasiilmiah.ums.ac.id. 6. Warsito, B.E & Mawarni, A., (2006). Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Manajerial Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan Manajemen Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang. Journal Volume 1 Nomor 1. Semarang: Universitas Diponegoro. 7. Astiwi, R. (2012). Pengaruh Fungsi Manajerial, Gaya Kepemimpinan dan Kemampuan Berkomunikasi Kepala Ruang Terhadap Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta. Tesis Strata Dua. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 8. Mua, E.L. (2011). Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Woodward Palu. Tesis Strata Dua. Jakarta: Universitas Indonesia. Fungsi Manajerial, Supervisi Klinik, Dokumentasi Asuhan Keperawatan 9. Siswana, Erwin & Woferst. (2009). Hubungan Peran Supervisi Kepala Ruangan Dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi. 10. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 11. Dewi, S.C. (2011). Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dan Karakteristik Perawat Dengan Penerapan Keselamatan Pasien dan Perawat di IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Tesis Strata Dua. Jakarta: Universitas Indonesia. 12. Sjarif, A, Nontji, W & Hadju, V. (2014). Hubungan Fungsi Manajerial Kepala Ruang Dengan Kepatuhan Perawat Pelaksana Melaksanakan Standar Prosedur Operasional (SPO) Profesi Pelayanan Keperawatan. Diakses pada tanggal 21 April 2014 dari http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/. 13. Parmin. (2009). Hubungan Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepala Ruangan Dengan Motivasi Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUP Undata Palu. Tesis Strata Dua. Jakarta: Universitas Indonesia. 14. Suarli, S & Bahtiar, Y. (2010). Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga. 15. Ratnaningsih, R. (2001). Hubungan Antara Kemampuan Kepala Ruang dalam Melaksanakan Fungsi Manajemen Dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RS Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto Jakarta. Tesis. Jakarta: PPS FIK UI. 16. Wibowo, P.A. (2013). Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Tentara Wijayakusuma Purwokerto. Abstrak. Purwokerto: FKIK UNSOED. 17. Muliadi, Syahrir & Haskas. (2012). Hubungan Supervisi Dengan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar. Journal Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012. Makassar: STIKES Nani Hasanudin Makassar. 18. Zakiyah, Ana. (2012). Pengaruh Supervisi Pimpinan Ruang Terhadap Pelaksanaan Pemberian Cairan Intravena di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia. 19. Bush, T. (2005). Overcoming The Barriers To Effective Clinical Supervision. Clinical Guide Learning. Nursing-Times; 101:2 38-41. Diakses tanggal 08 November 2014 dari http://www.nursingtimes.net. 20. Sumijatun. (2009). Manajemen Keperawatan; Konsep Dasar dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Klinik. Jakarta: Trans Info Media. 21. Rakhmawati, W. (2009). Pengawasan dan Pengendalian dalam Pelayanan keperawatan (Supervisi, Manajemen Mutu dan Resiko). Diakses dari http://pustaka.unpad.ac.id 22. Diyanto, Yahyo. (2007). Analisis Faktor-faktor Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. Tesis Strata Dua. Semarang: Universitas Diponegoro.