Sitoskeleton Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Sitoskeleton eukariota. Aktin digambarkan dengan warna merah dan mikrotubulus dengan warna hijau. Struktur berwarna biru ialah inti sel. Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang menyusun sitoplasma dalam sel. Setelah lama dianggap hanya terdapat di sel eukariota, sitoskeleton ternyata juga dapat ditemukan pada sel prokariota. Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan.[1] Daftar isi 1 Sitoskeleton eukariota o 1.1 Mikrofilamen (Filamen aktin) o 1.2 Mikrotubula 1.2.1 Polimerisasi tubulin o 1.3 Filamen intermediet 1.3.1 Pembentukan filamen intermediet o 1.4 Struktur bentukan sitoskeleton 1.4.1 Silia dan sentriol 1.4.2 Dinding sel tanaman 2 Sitoskeleton prokariota 3 Referensi 4 Lihat pula Sitoskeleton eukariota Sitoskeleton eukariota terdiri dari tiga tipe dasar, yaitu mikrofilamen, mikrotubulus (jamak: mikrotubuli), dan intermediat filamen. Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan saling berkoordinasi. Ciri-ciri berbagai jenis sitoskeleton eukariota[2] Mikrotubulus Filamen intermediat Mikrofilamen Tabung berongga yang Struktu Filamen liat yang fleksibel Filamen fleksibel yang tidak kaku dan tidak dapat r dan dapat diregangkan dapat diregangkan diregangkan Diamet 25 nm 10–12 nm 8 nm er Subuni Tubulin, dimer dari α~70 jenis protein Aktin t tubulin dan β-tubulin Fungsi Pendukung, transpor Pendukung Motilitas dan kontraksi utama intraselular, organisasi sel Ditem ukan Semua eukariota Hewan Semua eukariota pada Lokasi Sitoplasma Sitoplasma dan nukleus Sitoplasma selular Foto Mikrotubula di dalam sel Filamen keratin sel karsinoma Skema struktu r Mikrofilamen (Filamen aktin) Mikrofilamen sel mencit Bersifat fleksibel, filamen aktin biasanya berbentuk jaring atau gel. Aktin berfungsi membentuk permukaan sel. Beberapa jenis bakteri juga mampu bergerak dengan filamen aktin seperti Listriea monocytogenes yang menyebar dari sel ke sel dengan menginduksi penyusunan filamen aktin pada sitosol sel inang.[1] Mikrotubula Mikrotubula atau mikrotubulus adalah tabung yang disusun dari mikrotubulin. bersifat lebih kokoh dari aktin, mikrotubulus mengatur posisi organel di dalam sel. Mikrotubulus memiliki dua ujung: ujung negatif yang terhubung dengan pusat pengatur mikrotubulus, dan ujung positif yang berada di dekat membran plasma. Organel dapat meluncur di sepanjang mikrotubulus untuk mencapai posisi yang berbeda di dalam sel, terutama saat pembelahan sel.[1] Polimerisasi tubulin Tubulin dapat berpolimerisasi membentuk mikrotubulus. Percobaan polimerisasi dapat dibuat dengan campuran tubulin, larutan penyangga, dan GTP pada suhu 37 °C. Dalam tahapannya, jumlah polimer mikrotubulus mengikuti kurva sigmoid. Pada fase lag, tiap molekul tubulin berasosiasi untuk membentuk agregat yang agak stabil. Beberapa di antaranya berlanjut membentuk mikrotubulus. Saat elongasi, tiap subunit berikatan dengan ujung ujung mikrotubulus. Saat fase plato, (mirip fase log pada pembelahan sel), polimerisasi dan depolimerisasi berlangsung secara seimbang karena jumlah tubulin bebas yang ada pas-pasan. Filamen intermediet Berbentuk serat mirip tali, filamen intermediet memberi kekuatan mekanis pada sel sehingga sel tahan terhadap tekanan dan peregangan yang terjadi pada dinding sel. Filamen ini juga memberi kekuatan pada dinding sel.[1] Pembentukan filamen intermediet Pembentukan filamen intermediet juga didasarkan pada polimerisasi filamen. Dua monomer filamen bergabung membentuk struktur coil. Dimer ini akan bergabung dengan dimer lainnya membentuk tetramer, tetapi posisinya saling tidak paralel. Ketidakparalelan ini membuat tetramer dapat berasosiasi dengan tetramer lain (mirip struktur penyusunan batu bata). Pada akhirnya, tetramer-tetramer bergabung membentuk sebuah array heliks.[1] Struktur bentukan sitoskeleton Hanya dengan tiga tipe filamen, struktur sel dapat bervariasi antara satu sel dengan sel lainnya. Efektivitas kerja ketiga filamen protein ini bergantung pada jumlah protein asesori yang menghubungkan filamen ke komponen sel lain. Protein asesori penting untuk mengontrol perakitan filamen sitoskeleton pada posisi tertentu, termasuk di dalamnya protein motorik yang mengerakkan organel pada filamen atau filamen itu sendiri. Susunan struktur filamen ini mirip barisan semut. Tersusun rapih dan jika ada yang meninggalkan rombongan, barisan dapat menyusun kembali dalam kecepatan tinggi.[1] Silia dan sentriol Silia adalah benang tipis setebal 0,25 μm dengan bundel mikrotubulus di bagian intinya. Dinding dari silia adalah 9 pasang mikrotubulus dan bagian tengah dari benang ini adalah 2 mikrotubulus yang tidak berpasangan, yang biasa disebut axoneme. Struktur ini sering disebut sebagai "Struktur 9+2". Silia berfungsi menggerakkan fluida di permukaan sel dan menggerakkan sel di dalam fluida.[1] Sentriol adalah struktur berbentuk tabung yang terbentuk dari mikrotubulus dengan lebar 0,2 μm dan panjangnya 0,4 μm. Sentriol berfungsi membentuk benang spindel untuk memisahkan kromosom. Mikrotubulus berkelompok membentuk 3 mikrotubulus yang tersusun secara paralel. Sembilan kelompok semacam ini membentuk dinding sentriol. Tiap kelompok tidak tegak lurus dengan inti tabung, tetapi agak miring.[1] Dinding sel tanaman Dinding sel tanaman adalah matriks ekstraseluler yang kokoh. Dinding sel ini terdiri atas mikrofibrilis dalam banyak matriks polisakarida (sebagian besar pektin dan hemiselusosa) dan glikoprotein yang saling silang. Pada bagian korteks dari dinding sel, ada array mikrotubulus yang menentukan posisi mikrofibrilis. Penyusunan mikrofibrilis ini menentukan arah perkembangan dinding sel, bentuk akhir sel, serta pola pembelahan sel. Dalam susunannya pada dinding sel, mikrofibrilis selulosa saling silang dalam jaringan yang diikat oleh hemiselusosa. Jaringan ini saling ekstensif dengan jaringan polisakarida pektin. Jaringan selulosa-hemiselulosa memberi kekuatan tegangan sementara jaringan pektin melawan kompresi. Pada dinding sel utama, jumlah ketiganya secara kasar sama, tetapi lamela tengah memiliki lebih banyak pektin untuk merekatkan sel yang berdekatan.[1] Sitoskeleton Sitoskeleton adalah rangka sel. Sitoskleleton terdiri dari 3 macam yaitu : mikrotubul, mikrofilamen, dan filamen intermediet. Mikrotubul tersusun atas dua molekul Protein tubulin yang bergabung membentuk tabung. Fungsi mirkotubul memberikan ketahanan terhadap tekanan pada sel, perpindahan sel (pada silia dan flagella), pergerakan kromosom saat pembelahan sel (anafase), pergerakan organel, membentuk sentriol pada sel hewan. Mikrofilamen merupakan filament protein kecil yang tersusun atas dua rantai protein aktin yang terpilin menjadi satu. Mikrofilamen memiliki fungsi memberi tegangan pada sel, mengubah bentuk sel, kontraksi otot, aliran sitoplasma, perpindahan sel (misalnya psudopodia) dan pembelahan sel. Pengertian Sitoskeleton Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang menyusun sitoplasma dalam sel. Setelah lama dianggap hanya terdapat di sel eukariota, sitoskeleton ternyata juga dapat ditemukan pada sel prokariota. Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan. Fungsi Sitoskeleton Fungsi Sitoskeleton adalah sebagai berikut: 1 Memberikan kekuatan mekanik pada sel 2 Menjadi kerangka sel 3 Membantu gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian yang alin. Struktur Sitoskeleton Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut yang berbeda, yaitu: mikrofilamen, mikrotubulus, dan filamen intermediet. 1. Mikrofilamen atau filamen aktin Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis, terdiri dari protein yang disebut aktin. Mikrofilamen berdiameter antara 5-6 nm. Karena kecilnya sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop elektron. Mikrofilamen seperti mikrotubulus (pengertian mikrotubulus dibawah), tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel k. dan peroksisom (Badan Mikro). Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati). 2. Mikrotubulus Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka sel”. Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan. Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol, flagela dan silia. Sentriol berbentuk silindris dan disusun oleh mikrotubulus yang sangat teratur. Pada saat membelah, sentriol akan membentuk benang-benang gelendong inti. Silia dan flagella merupakan tonjolan yang dapat bergerak bebas dan dijulurkan. 3. filamen intermediet filamen intermediet adalah rantai molekul protein yang berbentuk untaian yang saling melilit. Filamen ini berdiameter 8-10 nm. Disebut filamen intermediet atau filamen antara karena berukuran diantara ukuran mikrotubulus dan mikrofilamen. Serabut ini tersusun atas protein yang disebut fimetin. Akan tetapi, tidak semua sel tersusun atas fimetin, contohnya sel kulit tersusun oleh protein keratin Sitoskeleton: Pengertian, Fungsi & Strukturnya Sitoskeleton|Secara Umum, Pengertian Sitoskeleton adalah jejaring serat yang mengorganisasi strukturdan aktivitas dalam sel. Pada masa awal mikroskopi elektron, ahli biologi menduga bahwa organel-organel sel eukariot mengambang bebas dalam sitosol. Namun perbaikan mutu mikroskopi cahaya maupun mikroskopi elektron mengungkapkan keberadaan sitoskeleton (Cytoskeleton). Jejaring serta yang membentang di seluruh sitoplasma. Sitoskeleton, yang memainkan peran penting dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas sel, tersusun atas tiga tipe struktur molekular, mikrofilamen, dan filament intermedit. Fungsi Sitoskeleton Memberi kekuatan mekanik pada sel Sebagai kerangka sel Membantu dalam gereakan substansi dari satu bagian sel ke bagian yang alin. Komponen-Komponen Sitoskeleton Sekarang mari kita lihat lebih dekat ketiga tipe utama serat penyusun sitoskeleton yang tersusun atas tiga struktur molekular yaitu sebagai berikut... 1. Mikrotubulus Semua sel eukariot memiliki mikrotubulus (microtubule), batang-batang berongga dengan diameter sekitar 25 nm dan anjang antara 200 mm samai 25 um. Dinding tabung berongga tersebut tersusun dari protein globular yang disebut tubulin. Setiap protein tubulin merupakan diner, molekul yang tersusunatas dua subunit. Suatu dimer tubulin terdiridari dua polipeptida yang agak berbeda, tubulin a dan tubulin B. Mikrotubulus bertambah panjang melalui penambahan dimer tubulin; mikrotubulus juga diuraikan dan tubulinnya pun digunakan untuk membangun mikrotubulus di tempat lain dalam sel. Mikrotubulus membentuk dan menyokong sel serta berperan sebagai jalur yang dapat disusuri oleh organel yang dilengkapi dengan protein motorik. Untuk memberikan contoh yang berbeda dari mikrotubulus memandu vesikel sekresi dari aparatus Golgi ke membran plasma. Mikrotubulus juga memisahkan kromosan saat pembelahan sel. Fungsi Mikrotubulus (Polimer Tubulin) Mempertahankan bentuk sel (penopang penahan-kompresi) Motilitas sel (seperti pada silia atau flagela) Pergerakan kromosom dalam pembelahan sel Pergerakan organel 2. Mikrofilamen (Filamen Aktin) Mikrofilamen (Microfilament) adalah batang padat yang diameter sekitar 7 nm. Mikrofilamen disebut juga filamen aktin karena tersusun atas molekul-molekul aktin (actin), sejenis protein globular. Suatu mikrofilamen merupakan seutas rantai ganda subunit-subunit aktin yang memuntir. Selain terdaat sebagai filamen lurus, mikrofilamen dapat membentuk jejaring struktural, berkat keberadaan protein-protein yang berikatan di sepanjang sisi filamen aktin dan memungkinkan filamen baru membentang sebagai cabang. Mikrofilamen tampaknya ditemukan pada semua sel eukariot. Mikrofilamen terkenal karena perannya dalam motilitas sel, terutama sebagai bagian aparatus kontraktil sel otot. Berbeda dengan peran penahan-kompresi oleh mikrotubulus, peran struktural mikrofilamen dalam sitoskeleton adalah menahan tegangan (gaya taring). Jejaring berdimensi tiga yang dibentuk oleh mikrofilamen tepat di bagian dalam membran plasma (mikrofilamen korteks) membantu menyokong bentuk sel. Jejaring ini menyebabkan lapisan sitoplasma terluar sel, yang disebut korteks, memiliki konsistensi semisolid gel, kebalikan dari kondisi sitoplasma interior yang lebih cair (sol). Dalam sel hewan yang terspesialisasi untuk mentraspor materi melintasi membran plasma, misalnya sel usus, berkas mikrofilamen menjadi inti mikrovili, penjuluran halus yang meningkatkan luas permukaan sel di usus seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Fungsi Mikrofilamen (Filamen Aktin) Mempertahankan bentuk sel (unsur penahan tegangan) Perubahan bentuk sel Kontraksi otot Aliran sitoplasmik Motilitas sel (seperti pada pseudopodia) Pembelahan sel (pembentukan lekukan penyibakan) 3.Filamen Intermediat Filamen Intermediat (Intermediate filament) dinamia karena berdiameter 8-12 nm, lebih besar dibandingkan dengan diameter mikrofilamen namun lebih kecil mikrotubulus. Filamen intermediat terspesialisasi untuk menahan tegangan (seperti mikrofilamen) dan terdiri dari berbagai kelas unsur sitoskeleton. Setiap tipe tersusun dari subunit molekular berbeda yang tergolong ke dalam suatu famili protein, yang antara lain beranggotakan keraton. Sebaliknya mikrotubulus dan mikrofilamen mempunyai diameter dan komsisi yang tetap ada sema sel eukariot. Filamen intermeiat merupakan pengukuh sel yang lebih permanen daripada mikrofilamen dan mikrotubulus, yang diuraikan dan dirakit kembali di berbagai bagian sel. Bahkan jika sel mati, jejaring filamen intermediat seringkali tetap bertahan; misalnya, lapisan terluar kulit kita terdiri atas sel-sel kulit mati yang penuh protein keratin. Fungsi Filamen Intermediat Mempertahankan bentuk sel (unsur penahan-tegangan) Tambatan nukleus dan organel lain tertentu Pembentukan lamina nukleus Baca Juga: Pengertian Jaringan Parenkim, Ciri, Sifat, Fungsi & Jenisnya Pengertian, Fungsi, Jenis-Jenis & Bagian-Bagian Golgi Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Organel Sel Hewan dan Fungsinya Organel Sel Tumbuhan dan Fungsinya Pengertian Sel dan Bentuk-Bentuk Sel Demikianlah informasi mengenai Sitoskeleton: Pengertian, Fungsi & Strukturnya Sitoskeleton. Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua pengertian sitoskeleton, fungsi sitoskeleton, struktur sitoskeleton. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman - Teman. Referensi: Sitoskeleton: Pengertian, Fungsi & Strukturnya Sitoskeleton Neil A. Campbell. 2008. Biologi Edisi Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 120-127 Jaringan Epidermis: Pengertian Jaringan Epidermis, Ciri, Fungsi & Bentuknya Sitoskeleton adalah jejaring serat yang mengorganisasi struktur dan aktivitas dalam sel Pada masa-masa awal mikroskopi elektron, ahli biologi menduga bahwa organel-organel sel eukariot mengambang bebas dalam sitosol. Namun perbaikan mutu mikroskopi cahaya maupun mikroskopi elektron mengungkapkan keberadaan sitoskeleton (cytoskeleton), jejaring serat yang membentang di seluruh sitoplasma. Sitoskeleton, yang memainkan peran penting dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas sel, tersusun atas tiga tipe struktur molekuler : mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediat. Peran Sitoskeleton : Penyokong, Motilitas, dan Regulasi Fungsi sitoskeleton yang paling gamblang adalah memberikan sokongan mekanis kepada sel dan mempertahankan bentuknya. Ini sangat penting bagi sel hewan yang tidak memiliki dinding. Kekuatan dan kelenturan sitoskeleton yang luar biasa sebagai suatu kesatuan disebabkan oleh arsitekturnya. Seperti kubah giodesi, sitoskeleton menjadi stabil berkat keseimbangan antara gaya-gaya berlawan yang dikeluarkan oleh unsur=unsurnya. Sitoskeleton menjadi tambatan banyak organel dan bahkan bagi molelul-molekul enzim di sitosol. Akan tetapi, sitoskeleton lebih dinamis daripada rangka hewan. Sitoskeleton dapat diuraikan dengan cepat di salah satu bagian sel dan dirakit kembali dii lokasi yang baru, sehingga bentuk sel berubah. Bebarapa tipe motilitas (pergerakan) sel juga melibatkan sitoskeleton. Istilah motilitas sel mencakup perubahan lokasi sel maupun berbagai pergerakan yang lebih terbatas oleh bagian-bagian sel. Motilitas sel umumnya membutuhkan interaksi sitoskeleton dengan protein motorik (motor protein). Unsurunsur sitoskeleton dan protein motorik bekerja sama dengan molekul membran plasma sehingga keseluruhan sel dapat bergerak sepanjang serat di luar sel. Protein motorik menyebabkan pelengkungan silia dan flagela dengan cara mencengkram mikrotubulus dalam organel-organel tersebut dan menyebabkan mikrotubulus –mikrotubulus tersebut saling menggelincir melewati satu samaa lain. Mekanisme serupa yang melibatkan mikrofilamen menyebabkan sel otot berkontraksi. Di dalam sel vesikel dan organel lain sering bergerak menuju tujuannya di sepanjang ‘rel tunggal’ yang disediakan oleh sitoskeleton. Vesikel yang bertunas dan lepas dari RE bergerak ke Golgi di sepanjang jalur sitoskeleton. Sitoskeleton juga memanipulasi membran plasma sedemikian rupa sehingga membentuk vakuola makanan atau vesikel fagostik lain. Contoh lain dari pergerakan seluler disebabkan oleh sitoskeleton adalah aliran sitoplasma yang mengedarkan m,ateri dalam banyak sel tumbuhan berukuran besar. Sitoskeleton juga terlibat dalan regulasi aktivitas biokimiawi dalam sel sebagai respons terhadap rangsangan mekanis. Gaya yang dikeluarkan molekul ekstraseluler melalui protein permukaansel tampaknya diteruskan ke dalam sel oleh unsur-unsur sitoskeleton, dan gaya tersebut bahkan mungkin mencapai nukleus. Komponen-komponen Sitoskeleton Mikrotubulus Semua sel eukariot memiliki mikrotubulus. Batang-batang berongga dengan diameter sekitar 25nm dan panjang antara 200nm sampai 25nm. Dinding tabung berongga tersebut tersusun dari protein globular yang disebut tubulin. Setiap protein tubulin merupakan dimer , molekul yang tersusun atas dua subunit. Suatu dimer tubulin terdiri dari dua polipeptidaa yang agak berbeda, tubulin α dan tubulin β. Mikrotubulus bertambah panjang melalui penambahan dimer tubulin; mikrotubulus juga dapat diuraikan dan tubulinnya pun digunakan untuk membangun mikrotubulus di tempat lain dalam sel. Salah satu ujung mikrotubulus dapat mengakumulasi atau melepaskan dimer tubulin jauh lebih cepat daripada ujung yang satu lagi., sehingga bertumbuh dan menuyusut cukup banyak selama aktivitas selular. (ini disebut ‘ujung plus’, bukan karena hanya dapat menambahkan protein tubulin, namun karena merupakan ujung tempat laju ‘pemasangan’ dan ‘pembongkaran’ yang paling tinggi.). Mikrotubulus membentuk dan menyokong sel, serta berperan dalam jalur yang dapat disusuri oleh organel yang dilengkapi dengan protein motorik. Sentrosom dan Sentriol Pada sel hewan, mikrotubulus tumbuh keluar dari sentrosom, wilayah yang sering terletak di dekat nukleus dan dianggap sebagai ‘pusat pengorganisasi mikrotubulus’. Mikrotubulusmikrotubulus ini berfungsi sebagai penopang penahan-kompresi pada sitoskeleton. Dalam sentrosom terdapat sepasang sentriol, masing-masing terdiri dari sembilan set triplet mikrotubulus yang tersusun membentuk cincin. Sebelum sel hewan membelah, sentriol bereplikasi. Walaupun sentrosom dengan sentriol dapat membantu mengorganisasi perakitan mikrotubulus dalam sel hewan, sentrosom semacam itu tidak penting untuk fungsi ini pada semua eukariota; sel khamir dan sel tumbuhan tidak memiliki sentrosom bersentriol, namun memiliki mikrotubulus yang terorganisasi dengan baik. Silia dan Flagela Pada eukariota, denyut flagela(tunggal, flagelum) dan silia(tunggal, silium) disebabkan oleh susunan mikrotubulus yang terspesialisasi. Flagela dan silia merupakan penjuluran yang mengandung mikrotubulus dari beberapa jenis sel. Banyak eukariota uniselular terdorong melewati air oleh silia atau flagela yang bertindak sebagai embelan lokomotor (penggerak), dan sperma hewan, alga, dan beberapa tumbuhan memiliki flagela. Ketika silia atau flagela menjulur dari sel-sel yang tetap di tempat sebagai bagian dari lapisan jaringan, penjuluran-penjuluran tersebut daapat menggerakkan cairan melalui permukaan jaringan. Silia motil biasanya terdapat dalam jumlah yang banyak di permukaan sel. Silia macam ini memiliki diameter sekitar 0,25nm dan panjang sekitar 2-20nm. Flagela berdiameter sama namun lebih panjang , 10-200nm. Selain itu jumlah flagela biasanya terbatas, hanya satu atau beberapa buah per sel. Flagela memiliki gerak mengombak (undulasi) yang menghasilkan gaya dengan arah yang sama dengan sumbu flagela. Sebaliknya, silia bekerja mirip dayung, dengan ayunan mendorong dan mundur silihberganti yang menghasilkan gayaa dengn arah tegak lurus terhadap sumbu silia. Silia juga dapat berperan sebagai ‘antena’ penerima sinyal bagi sel. Silia yang memiliki fungsi ini umumnya nonmotil, dan hanya ada satu per sel. Protein membran pada silia jenis ini meneruskan sinyal molekular dari lingkungan sel ke interiornya., sehingga memicu jalur-jalur pensinyalan yang dapat menyebabkan perubahan aktivitas sel. Pensinyalan berbasis-silia tampaknya krusial bagi fungsi otak dan perkembangan embrio. Walaupun berbeda dalam hal panjang, jumlaah per sel, dan pola denyut, silia motil dan flagela memiliki kesamaan ultrastuktur. Masing-masing memiliki inti yang terdiri dari mikrotubulus yang diselubungi pelebaran membran plasma. Sembilan doblet mikrotubulus, yang masing-masing anggota pasangan ini saling menyumbangkan sebagian dindingnya, tersusun membentuk cincin. Pada pusat cincin terdapat dua mikrotubulus tunggal. Susunan ini, yang disebut sebagai pola’9+2’, ditemukan pada hampir semua flagela dan silia motil milik eukariota. (Silia primer nonmotil memiliki pola ‘9+0’, tanpa pasangan mikrotubulus sentral [di pusat]). Rakitan mikrotubulus pada silia atau flagela ditambatkan dalam sel oleh badan basal, yang secara struktur amat mirip dengan sentriol. Pada flagela dan silia motil, protein-protein penaut silang yang fleksibel dan berajak teratur di sepanjang silia atau flagela, menghubungkan doblet-doblet luar satu sama lain dan menghubungkannya dengan kedua mikrotubulus sentral. Setiap doblet luar juga memiliki pasangan-pasangan protein menonjol yang berjarak teratur di sepanjang doblet dan menjulur ke doblet tetangga, protein tersebut adalah protein motorik besar yang disebut dinein, yang masingmasing terdiri atas beberapa polipeptida. Dinein bertanggung jawab atas pergerakan melengkung organel tersebut. Molekul dinein melakukan suatu siklus pergerakan kompleks yang disebabkan oleh perubhan bentuk protein, dengan ATP menyediakan energi untuk perubahan-perubahan ini. Mekainika pelengkungan berbasis-dinein melibatkan suatu proses yang menyerupai berjalan. Potein dinein tipikal memiliki dua ‘kaki’ yang ‘berjalan’ di sepanjang mikrotubulus pada doblet yang bersebelahan. Satu kaki tetap menyentuh mikrotubulus sementara kaki yang satu lagi melepaskan diri dan melekat kemabali selangkah lebih jauh di sepanjang mikrotubulus. Tanpa adanya tahanan apapun pergerakan doblet mikrotubulus ini, salah satu doblet akan terus ‘berjalan’ dan menggelincir melewati permukaan doblet yang satu lagi sehingga memanjangkan silia atau flagela, bukan melengkungkannya. Mikrofilamen (Filamen Aktin) Adalah batang padat yang berdiameter sekitar 7nm. Mikrofilamen disebut juga filamen aktin karena tersusun atas molekul-molekul aktin, sejenis protein globular. Suatu mikrofilamen merupakan seutas rantai ganda subunit-subunit aktin yang memuntir. Selain terdapat sebagai filamen lurus, mikrofilamen dapat membentuk jejaring struktural, berkat keberadaan proteinprotein yang berikatan di sepanjang sisi filamen aktin dan memungkinkan filamen baru membentang sebagai cabaang. Mikrofilamen tampaknya ditemukan pada semua sel eukariot. Peran struktural mikrofilamen dalam sitoskeleton adalah menahan tegangan (gaya tarik). Jejaring yang berdimensi-tiga yang dibentuk oleh mikrofilamen tepat di bagian dalam membran plasma (mikrofilamen korteks) membantu menyokomg bentuk sel. Jejaring ini menyebabkan lapisan sitoplasma terluar sel, yang disebut korteks, memiliki konsitensi semisolid gel, kebalikan dari kondisi sitoplasma interior yang lebih cair (sol). Mikrofilamen terkenal karena perannya dalam motilitas sel, terutama sebagai bagian aparatus kontraktil sel otot. Ribuan filamen aktin tersusun paralel satu sama lain di sepanjang suatu sel otot, berselang-seling dengan filamen-filamen lebih tebal yang terbuat dari protein yang disebut miosin. Miosin bekerja sebagai protein motorik berbasis-mikofilamen dengan penjuluran yang ‘berjalan’ di sepanjang filamen aktin. Kontraksi sel otot dihasilkan dari filamen aktin dan miosin yang menggelincir melewati satu sama lain dengan cara ini, sehingga sel memendek. Agregat aktin-miosin ini bertanggung jawab atas kontraksi lokal sel. Filamen Intermediet Berdiameter 8-12nm, lebih besar daripada diameter mikrofilamen namun lebih kecil daripada diameter mikrotubulus. Filamen intermediet terspesialisasi untuk menahan tegangan dan terdiri dari berbagai kelas unsur sitoskeleton. Setiap tipe tersusun dari subunit molekular berbeda antaralain beranggotakan keratin. Filamen intermediet merupakan pengukuh sel yang lebih permanen yang seringkali diuraikan dan dirakit kembali di berbagai bagian sel. Bahkan setelah sel mati jejaring filamen seringkali bertahan misalnya pada lapisan terluar kulit kita. Filamen intermediet dapat berfungsi sebagai rangka dasar bagi seluruh sitoskeleton. Hasil Analisis SITOSKELETON 1. 2. 3. 4. Fungsi sitoskleton: Sebagai pergerakan bahan dalam sel Sebagai dukungan struktural Sebagai pergerakan sel Sebagai posisi organel Sitoskleton memiliki 3 elemen: 1. Microtubulus 3. Microfilamen 2. Intermediet filamen 1.1 Microtubulus Microtubulus adalah kerangka sel terbesar, terdiri dari 2 protein tubulin yaitu α tubulin dan β tubulin, gabungan tubulin α dan β tubulin disebut heterodimer. Mikrotubulus terkait protein, mempromosikan perakitan dan meningkatkan stabilitas. Panjang protein diameter tubulin 25 nm. Pada manusia mikrotubulus terletak di ujung sel, protein motor berjalan di mikrotubulus luar. Mikrotubulus juga terdapat pada kromosom manusia. Pada hewan namanya sentriol yang terdiri dari 9 mikrotubulus. 1 sentriol akan berduplikasi untuk pindah ke sel lainnya contohnya microtubulus pada Silia dan flagela. Silia yangterdapat di banyak organ jantung dan organ tubuh lainnya berfungsi untuk gulungan motilitas dan sensorik. 1.2 Mikrofilamen Adalah yang terkecil terdiri dari 2 aktin monomer.Diameter panjang mikrofilamen 7 nm. monomer aktin interact dengan miosin. Mikrofilamen dapat menolong sel untuk berpindah. 1.2 Intermediate Filaments Individu filament protein berdiameter 10 mm. Mengganti sel lebih cepaat dan lebih Sering. filamen menengah terdiri dari lamina nuklir. Mikrotubulus, Mikrofilamen, filamen menengah menyediakan struktur dan mobilitas untuk semua jenis sel eukariotik, mempertahankan bentuk sel dan mencegah runtuhnya sel, Sitoskeleton berperan penting di semua sel eukariotik