GOL. TETRASIKLIN - gatot adi nugroho

advertisement
ASSALAMU ALAIKUM W.W.
GOLONGAN TETRASIKLIN
DAN
KLORAMFENIKOL
GOL. TETRASIKLIN
1.ASAL DAN KIMIA
• Yg pertama ditemukan ialah klortetrasiklin, dihasilkan
oleh Streptomyces aureofaciens.
• Kmd ditemukan oksitetrasiklin dr Streptomyces
rimosus.
• Tetrasiklin dibuat secara semisintetik dr klortetrasiklin,
dpt juga diperoleh dr spesies Streptomyces lain.
• Tetrasiklin merupakan basa yg sukar larut dlm air, btk
garam natrium atau garam HCI-nya mudah larut.
• Dlm keadaan kering, btk basa dan garam HCl
tetrasiklin bersifat relatif stabil.
• Dlm larutan, sangat labil, cepat berkurang potensinya.
• Struktur kimia golongan tetrasiklin dpt dilihat pd Gb 1.
GOL. TETRASIKLIN …
2. MEKANISME KERJA
• Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein
bakteri pd ribosomnya.
• Paling sedikit terjadi 2 proses masuknya antibiotik ke
dlm ribosom bakteri gram-negatif,
– pertama yg disbt difusi pasif melalui kanal hidrofilik,
– ke dua ialah sistem transpor aktif.
• Setelah masuk maka antibiotik berikatan dg ribosom
30S dan menghalangi masuknya komplek tRNA-asam
amino pd lokasi asam amino.
STRUKTUR KIMIA GOL. TETRASIKLIN
GOL. TETRASIKLIN …
3. EFEK ANTIMIKROBA
• Pd umumnya spektrum golongan tetrasiklin sama
(sebab mekanisme kerjanya sama), namun tdp
perbedaan kuantitatif dr aktivitas masing-masing
derivat thd kuman tertentu.
• Hanya mikroba yg cepat membelah yg dipengaruhi
obat ini.
• Golongan tetrasiklin termasuk antibiotik yg terutama
bersifat bakteriostatik dan bekerja dg jalan
menghambat sintesis protein kuman.
GOL. TETRASIKLIN …
Spektrum Antimikroba.
• Tetrasiklin memperlihatkan spektrum antibakteri luas yg
meliputi kuman gram-positif dan negatif, aerobik dan anaerobik.
Selain itu juga aktif terhadap spiroket, mikoplasma, riketsia,
klamidia, legionela dan protozoa tertentu.
• Tetrasiklin dapat digunakan sebagai pengganti penisilin dalam
pengobatan infeksi batang gram-positif seperti B. anthracis,
Erysipelothrix rhusiopathiae, Ctostridium tetani Listeria
monocylogenes.
• Kebanyakan strain N. gonorrhoeae sensitif terhadap tetrasiklin,
tetapi N. gonorrhoeae penghasil penisilinase (PPNG) biasanya
resisten terhadap tetrasiklin.
• Efektivitasnya tinggi terhadap infeksi batang gram-negatif
• Strain tertentu H. influenzae mungkin sensitif, tetapi E. coli,
Klebsiella, Enterobacter, Proteus Indol positif dan
Pseudomonas umumnya resisten.
• Tetrasiklin juga sangat efektif untuk infeksi Mycoplasma
pneumoniae, Ureaplasma urealyticum, Chlamydia trachomatis,
Chlamydia psittaci, dan berbagai riketsia.
GOL. TETRASIKLIN …
Resistensi.
• Beberapa spesies kuman, terutama streptokokus beta
hemolitkus, E. coli, Pseudomonas aeruginosa, Str.
pneumoniae, N. gonorrhoeae, Bacteroides, Shigela
dan S. aureus makin meningkat resistensinya
terhadap tetrasiklin.
• Resistensi terhadap satu jenis tetrasiklin biasanya
disertai resistensi terhadap semua tetrasiklin lainnya,
kecuali minosiklin pada resistensi S. aureus dan
doksisiklin pada resistensi B. fragilis.
GOL. TETRASIKLIN …
4. FARMAKOKINETIK
•
Absorpsi.
•
Sekitar 30-80 % tetrasiklin diserap dalam saluran cerna.
•
Doksisiklin dan minosiklin diserap lebih dari 90 %.
•
Absorpsi ini sebagian besar berlangsung di lambung dan
usus halus bagian atas.
•
Adanya makanan dlm lambung menghambat penyerapan
golongan tetrasiklin, kecuali minosiklin dan doksisiklin.
•
Absorpsi berbagai jenis tetrasiklin dihambat dlm derajat
tertentu oleh pH tinggi dan pembtkan khelat yaitu kompleks
tetrasiklin dg suatu zat lain yg sukar diserap seperti Alhidroksida, garam Ca dan Mg yg biasanya terdpt dlm antasid,
dan juga Fe.
•
Tetrasiklin diberikan seblm makan atau 2 jam sesudh makan
•
Tetrasiklin fosfat kompleks tidak terbukti lebih baik
absorpsinya dan sediaan tetrasiklin biasa.
GOL. TETRASIKLIN …
Distribusi.
• Dalam plasma semua jenis tetrasiklin terikat oleh protein
plasma dalam jumlah yang bervariasi.
• Pemberian oral 250 mg tetrasiklin, klortetrasiklin dan
oksitetrasiklin tiap 6 jam menghasilkan kadar sekitar 2.0-2.5
mg/ml.
• Masa paruh doksisiklin tidak berubah pada insufisiensi ginjal
sehingga obat ini boleh diberikan pada gagal ginjal.
• Dalam cairan serebrospinal (CSS) kadar golongan tetrasiklin
hanya 10-20 % kadar dalam serum. Penetrasi ke CSS ini tidak
tergantung dari adanya meningitis. Penetrasi ke cairan tubuh
lain dan jaringan tubuh cukup baik. Obat golongan ini ditimbun
dalam sistem retikuloendotelial di hati, limpa dan sumsum
tulang, serta di dentin dan email dari gigi yang belum bererupsi.
Golongan tetrasiklin menembus sawar uri, dan terdapat dalam
air susu ibu dalam kadar yang relatif tinggi. Dibandingkan
dengan tetrasiklin lainnya, doksisiklin dan minosiklln daya
penetrasinya ke jaringan leblh baik.
GOL. TETRASIKLIN …
Ekskresi.
• Pd pemberian per oral kira-kira 20 - 55 % golongan tetrasiklin
diekskresi melalul urin.
• Golongan tetrasiklin yg diekskresi oleh hati ke dlm empedu
mencapai kadar 10 kali kadar dlm serum. Sabagian besar obat
yg diekskresi ke dlm lumen usus ini mengalami sirkulasi
enterohepatik; maka obat ini masih terdpt dlm darah utk wkt
lama setelah terapi dihentikan.
• Antibiotik golongan tetrasiklin dibagi menjadi 3 golongan
berdasarkan sifat termakokinetiknya :
1. Tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin. Absorpsi
kelompok tetrasiklin ini tdk lengkap dg masa paruh 6-12 jam.
2. Dimetilklortetrasiklin. Absorpsinya lbh baik dan masa
paruhnya kira-kira 16 jam shg cukup diberikan 150 mg per oral
tiap 6 jam,
3. Doksisiklin dan minosiklin. Absorpsinya baik sekall dan masa
paruhnya 17-20 jam. Tetrasiklin golongan Ini cukup diberikan 1
atau 2 kali 100 mg sehari.
GOL. TETRASIKLIN …
5. EFEK SAMPING
•
Efek samping yang mungkin timbul akibat pemberian
golongan tetrasiklin dapat dibedakan dalam 3 kelompok yaitu
reaksi kepekaan, reaksi toksik dan iritatif serta reaksi yang
timbul akibat perubahan biologlk.
REAKSI KEPEKAAN.
•
Reaksi kulit yang mungkin timbul akibat pemberian golongan
tetrasiklin ialah erupsi rnorbiliformis, urtikaria dan dermatitis
eksfoliatif. Reaksi yang lebih hebat ialah udem angioneurotik
dan reaksi anafilaksis. Demam dan eosinofilia dapat pula
terjadi pada waktu terapi berlangsung. Sensitisasi silang
antara berbagai derivat tetrasiklin sering terjadi.
GOL. TETRASIKLIN …
REAKSI TOKSIK DAN IRITATIF.
• Iritasi lambung terutama dg oksitetrasiklin dan doksisiklin.
• Terjadi tromboflebitis pd pemberian iv dan rasa nyeri setempat
bila golongan tetrasiklin disuntikkan im tanpa anestetik lokal.
• Terapi lama menimbulkan kelainan darah tepi spt leukositosis,
limfosit atipik, granulasi toksik pd granulosit dn trombositopenia
• Reaksi fototoksik pd pemberian demetilklortetrasiklin.
• Hepatotoksisitas dpt terjadi pd pemberian golongan tetrasiklin
dosis tinggi (lebih dari 2 gram sehari) dan paling sering terjadi
setelah pemberian parenteral.
• Pada gigi susu maupun gigi tetap, tetrasiklin dpt menimbulkan
disgenesis, perubahan warna permanen dan kecenderungan
terjadinya karies. Perubahan warna bervariasi dr kuning coklat
sampai kelabu tua. Jangan digunakan mulai pertengahan
kedua kehamilan sampai anak berumur 8 tahun.
• Pemberian pd neonatus dpt mengakibatkan peninggian tek.
intrakranial dan mengakibatkan fontanel menonjol. Pd keadaan
ini tdk ditemukan kelainan CSS dan bila terapi dihentikan maka
tekanannya akan menurun kembali dengan cepat.
GOL. TETRASIKLIN …
EFEK SAMPING AKIBAT PERUBAHAN BIOLOGIK
• Seperti antibiotik lain yang berspektrum luas, pemberian
golongan tetrasiklin kadang-kadang diikuti oleh terjadinya
superinfeksi oleh kuman resisten dan jamur. Superinfeksi
kandida biasanya terjadi dalam rongga mulut, faring, bahkan
kadang-kadang menyebabkan infeksi sistemik. Faktor
predisposisi yang memudahkan terjadinya superinfeksi ini ialah
diabetes melitus, leukemia, lupus eritematosus diseminata,
daya tahan tubuh yang lamah dan pasien yang mendapat
terapi kortikosteroid dalam waktu lama.
• Salah satu manifestasi superinfeksi ialah diare akibat
terganggunya keseimbangan flora normal dalam usus. Dikenal
3 jenis diare akibat superinfeksi dalam saluran cerna
sehubungan dengan pemberian golongan tetrasiklin.
GOL. TETRASIKLIN …
Enterokolitis stafilokokus.
• Dapat timbul setiap saat selama terapi berlangsung. Tinja cair
sering mengandung darah serta leukosit polimorfonuklear.
• Kandidiasis intestinal.
• Bila jelas terjadi kandidiasis intestinal maka perlu diberikan
nistatin atau amfoterisin B per oral.
Kolitis pseudomembranosa.
• Pd keadaan ini terjd nekrosis pd saluran cerna. Jml stafilokokus
dlm tinja tdk bertambah. Diare yg tejadi sangat hebat, disertai
demam dan tdp jaringan mukosa yg nekrotik dlm tinja.
• Perlu diperhatikan beberapa hal dlm memberikan antibiotik ini :
1) Hendaknya tidak diberikan pada wanita hamil;
2) Bila tidak ada indikasi yg kuat, jangan diberikan pd anak-anak;
3) Hanya doksisiklin yg boleh diberikan kpd pasien gagal ginjal;
4) Hindarkan sedapat mungkin pemakaian utk tujuan profilaksis;
5) Sisa obat yang tidak terpakai hendaknya segera dibuang:
6) Jangan diberikan pd pasien yg hipersensitif thd obat Ini.
GOL. TETRASIKLIN …
6. PENGGUNAAN KLINIK
•
Interaksi obat.
•
Bila tetrasiklin diberikan dg metoksifluoran maka dpt
menyebabkan nefrotoksik.
•
Bila dikombinasikan dg penisilin maka aktivitas
antimikrobanya dihambat.
•
Karena penggunaannya yang berlebih, dewasa ini terjadi
resistensi yang mengurangi efektivitas tetrasiklin.
Penyakit yg obat pilihannya golongan tetrasiklin ialah:
•
riketsiosis.
•
infeksi klamidia.
•
uretritis nonspesifik.
•
infeksi mycoplasma pneumoniae, basil, kokus, venerik.
•
akne vulgaris.
•
infeksi lain: actinomycosis, frambusia, leptospirosis.
•
penggunaan topikal.
•
profilaksis penykt paru obstruktif menahun
SEDIAAN DAN POSOLOGI GOL TETRASIKLIN
.
KLORAMFENIKOL
KLORAMFENIKOL …
1. ASAL DAN KIMIA
• Kloramfenikol dIisolasi th
1947 dr Streptomyces
venezuelae. Penggunaan
obat ini meluas dg cepat
sampai pd th 1950.
• Kloramfenikol merupakan
kristal putih yg sukar larut
dlm air (1 : 400) dan
rasanya sangat pahit.
KLORAMFENIKOL …
2. EFEK ANTIMIKROBA
• Kloramfenikol bekerja dg menghambat sintesis protein kuman.
• Yg dihambat ialah enzim peptidil transterase yg berperan sbg
katalisator utk membtk ikatn peptida pd sintesis protein kuman.
• Efek toksik kloramfenikol pd sel mamalia terutama terlihat pd
sistem hemopoetik dan diduga berhubungan dg mekanisme
kerja obat ini.
• Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik. Pd konsentrasi
tinggi kloramfenikol kadang-kadang bersifat bakterisid thd
kuman-kuman tertentu.
• Spektrum antibakteri kloramfenikol meliputi D. pneumoniae, Str.
pyogenes, Str. viridans, Neisseria, Haemophilus, Bacillus spp,
Listeria, Bartonella, Brucella, P. multocida, C. diphteriae,
Chlamydia, Mycoplasma, Rickettsia, Treponema dan
kebanyakan kuman anaerob.
• Obat ini juga efektif thd kebanyakan strain E. coli, K.
pneumoniae dan Pr. mirabilis. Kebanyakan strain Serratyia,
Providencia dan Proteus rettgerii resisten, juga kebanyakan
strain Ps.aeruginosa dan strain tertentu S. typhi.
KLORAMFENIKOL …
3. FARMAKOKINETIK
• Setelah pemberian oral, kloramfenikol diserap dg cepat. Kadar
puncak dlm darah tercapai dalam 2 jam.
• Masa paruh eliminasi pd dewasa kurang lebih 3 jam, pada bayi
berumur kurang dari 2 minggu sekitar 24 jam. Kira-kira 50 %
kloramfenikol dlm darah terikat dg albumin. Obat ini
didistribusikan secara baik ke berbagai jaringan tubuh,
termasuk jaringan otak, cairan serebrospinal dan mata.
• Di dalam hati kloramfenikol mengalami konyugasi dengan
asam glukuronat oleh enzim glukuronil transferase.
• Dalam waktu 24 jam, 80- 90 % kloramfenikol yg diberikan oral
telah diekskresi melalui ginjal.
• Pd gagal ginjal, masa paruh kloramfenikol btk aktif tdk banyak
berubah tetapi metabolitnya yg nontoksik mengalami kumulasi.
• Untuk pemberian secara parenteral digunakan kloramfenikol
suksinat yang akan dihidrolisis dalam jaringan dan
membebaskan kloramfenikol.
KLORAMFENIKOL …
• Interaksi.
• Dalam dosis lerapi, kloramfenikol menghambat biotransformasi
tolbutamid, fenitoin, dikumarol dan obat lain yang
dimetabolisme oleh enzim mikrosom hepar. Dengan demikian
toksisitas obat-obat ini lebih tinggi bila diberikan bersama
kloramfenikol. lnteraksi obat dengan fenobarbital dan rifampisin
akan memperpendek waktu paruh dari kloramfenikol.
KLORAMFENIKOL …
4. EFEKSAMPING
• REAKSI HEMATOLOGIK.
• Terdapat dalam 2 bentuk.
• Yang pertama ialah reaksi toksik dengan manifestasi depresi
sumsum tulang.
• Kelainan darah yang terlihat ialah anemia, retikulositopenia,
peningkatan serum iron dan iron binding capacity serta
vakuolisasi seri eritrosil bentuk muda. Reaksi ini terlihat bila
kadar kloramfenikol dalam serum melampaui 25 mg/ml.
• Bentuk yang kedua prognosisnya sangat buruk karena anemia
yang timbul bersifat ireversibel. Timbulnya tidak tergantung dari
besarnya dosis atau lama pengobatan. Bentuk yang hebat
bermanifestasi sebagai anemia aplastik dengan pansitopenia.
Insidens berkisar antara 1:24.000-50.000. Efek samping ini
diduga merupakan reaksi idiosinkrasi dan mungkin disebabkan
oleh adanya kelainan genetik.
KLORAMFENIKOL …
REAKSI ALERGI.
• Menimbulkn kemerahn kulit, angioudem, urtikaria dn anafilaksis
REAKSI SALURAN CERNA.
• Mual, muntah, glositis, diare dan enterokolitis.
SINDROM GRAY.
• Pd neonatus, terutama bayi prematur yg mendpt dosis tinggi
(200 mg/kgBB) dpt timbul sindrom Gray, biasanya pd hr ke 2
sampai hr ke 9 masa terapi, rata-rata hr ke 4. Mula-mula bayi
muntah, tidak mau menyusu, pernapasan cepat dan tdk teratur,
perut kembung, sianosis dan diare dg tinja berwarna hijau dan
bayi tampak sakit berat. Pd hr berikutnya tubuh bayi menjadi
lemas dan berwarna keabu-abuan: terjadi pula hipotermia.
Angka kematian 40%, sisanya sembuh sempurna. Efek toksik
ini diduga disebabkan oleh :
• Sistem konyugasi oleh enzim glukuronil transferase belum
sempurna dan Kloramfenikol yg tdk terkonyugasi belum dpt
diekskresi dg baik oleh ginjal. Utk mengurangi efek samping ini,
dosis kloramfenikol utk bayi berumur kurang dr 1 bln tdk boleh
lbh 25 mg/kgBB sehari. Setelah umur ini, dosis 50 mg/kgBB
biasanya tdk menimbulkan efek samping tsb.
KLORAMFENIKOL …
5. PENGGUNAAN KLINIK
• Banyak perbedaan pendapat mengenai indikasi penggunaan
kloramfenikol, tetapi sebaiknya obat ini hanya digunakan untuk
mengobati demam tifoid, salmonelosis lain dan infeksi H.
influenzae. Infeksi lain sebaiknya tidak diobati dengan
kloramfenikol bila masih ada antimikroba lain yang lebih
aman dan efektif. Kloramfenikol dikontraindikasikan untuk
neonatus, pasien dengan gangguan faal hati dan pasien yang
hipersensitif terhadapnya. Bila terpaksa diberikan untuk
neonatus, dosisnya jangan melebihi 25 mg/kgBB sehari.
KLORAMFENIKOL …
DEMAM TIFOID.
• Walaupun akhir-akhir ini makin sering dilaporkan adanya
resistensi S. typhi thd kloramfenikol, umumnya obat ini masih
dianggap sbg pilihan utama utk mengobati penyakit tsb.
• Hanya dlm beberapa jam setelah pemberian kloramfenikol,
salmonela menghilang dr sirkulasi dan dlm beberapa hr kultur
tinja menjadi negatif. Perbaikan klinis biasanya tampak dlm 2 hr
dan demam turun dlm 3-5 hari. Suhu badan biasanya turun
sebelum lesi di usus sembuh, shg perforasi justru terjadi pd wkt
keadaan klinis sedang membaik.
• Untuk pengobatan demam tifoid diberikan dosis 4 kali 500 mg
sehari selama 2-3 minggu. Utk anak diberikan dosis 50-100
mg/kgBB sehari dibagi dlm beberapa dosis selama 10 hari.
• Utk pengobatan demam tifoid ini dpt pula diberikan tiamfenikol
dg dosis 50 mg/kgBB sehari pd minggu pertama, lalu diteruskn
1-2 minggu lagi dg dosis separuhnya.
• Gastroenteritis akibat Salmonella spp (yg bukan S. typhi) tdk
perlu diberi antibiotik karena tdk mernpercepat sembuhnya
infeksi dan dpt memperpanjang masa carrier state.
KLORAMFENIKOL …
MENINGITIS PURULENTA.
• Kloramfenikol efektif untuk mengobati meningitis purulenta
yang disebabkan oleh H. iniluanzae. Untuk terapi awal
meningitis purulenta pada anak dianjurkan pemberjan
kloramfenikol bersama suntikan penisilin G sampal didapat
hasil pemeriksaan kultur dan uji kepekaan, setelah itu
dilanjutkan dengan pemberian obat tunggal yang sesuai
dengan hasil kultur.
INFEKSI KUMAN ANAEROB.
• Kuman anaerob biasanya sensitif terhadap penisilin G, kecuali
B. fragilis. Infeksi anaerobik di atas diafragma jarang
disebabkan oleh B. fragilis, oleh karena itu biasanya diobati
dengan penisilin G atau klindamisin. Pada infeksi anaerobik di
bawah diafragma, B. fragilis merupakan etiologi yang penting.
Dan kebanyakan kuman anaerob peka terhadap kloramfenikol
karena itu digunakan klindamisin, metronidazol, sefoksitin atau
kloramfenikol. Infeksi intra-abdominal biasanya disebabkan
campuran kuman anaerobik dan aerobik, karena itu
kloramfenikol perlu dikombinasikan dengan golongan
aminoglikosida.
KLORAMFENIKOL …
RIKETSIOSIS.
• Tetrasiklin merupakan obat terplih untuk penyakit ini. Bila oleh
karena suatu hal tetrasiklin tidak dapat diberikan, maka dapat
digunakan kloramfenikol dengan dosis awal 50 mg/kgBB,
dilanjutkan dengan pemberian 1 gram llap 8 jam. Untuk anak
biasanya diberikan kloramfenikol palmilat 100 mg/kgBB sehari.
Pengobatan dilanjutkan sampai 48 jam bebas demam.
• INFEKSI LAIN. Kloramfenikol mempunyai efektivilas sama
dengan tetrasiklin untuk pengobatan lymphogranuloma
venereum, psittacosis, infeksi Mycoplasma pneumoniae dan P.
pestis. Tetapi untuk ini sebaiknya digunakan tetrasiklin yang
toksisitasnya relatif lebih rendah.
• Kloramfenikol dapat digunakan untuk mengobati bruselosis
dengan dosis 0,75-1 gram tiap 6 jam bila tidak dapat diberikan
tetrasiklin. Seperti halnya klindamisin, kloramfenikol dapat pula
digunakan untuk mengatasi infeksi kuman anaerobik yang
berasal dari lumen usus.
KLORAMFENIKOL …
6. SEDIAAN DAN POSOLOGI
• Sediaan dan posologi kloramfenikol dan Tiamfenikol
TIAMFENIKOL
• Thd kuman gram-positif maupun gram-negatif, obat ini
umumnya kurang aktif dibandingkan dg kloramfenikol tetapi thd
Str. Pyogenes, pneumokokus, hemofilus, dan meningokokus
aktivitasnya sama dg kloramfenikol.
• Tiamfenikol digunakan utk indikasi yg sama dg kloramfenikol.
Juga telah diberikan utk infeksi saluran empedu dan gonore.
Dosis tunggal tiamfenikol 2,5 gram per oral cukup efektif utk
mengobati urethritis gonorrhoica.
• Obat ini diserap dg baik pd pemberian per oral dan
penetrasinya baik ke cairan serebrospinal, tulang dan sputum
shg mencapai kadar bakterisid utk H. infiuenzae di sputum.
Obat ini sebagian besar diekskresi utuh dlm urin.
• Efek samping yg timbul ialah depresi sum-sum tulang yg
reversibel dan berhubungan dg besarnya dosis yg diberikan.
Obat ini jarang menimbulkan aplasia sumsum tulang. Efek
samping yg sering dijumpai ialah depresi eritropoesis. Efek
hematologik lainnya ialah leukopenia, trombositopenia dan
peningkatan kadar serum iron.
KLORAMFENIKOL …
7. TIAMFENIKOL
• Rumus molekul tiamfenikol dapat dilihat pada Gambar 2.
Terhadap kuman gram-positif maupun gram-negatif, obat ini
umumnya kurang aktif dibandingkan dengan kloramfenikol
tetapi terhadap Str. Pyogenes, pneumokokus, hemofilus, dan
meningokokus aktivitasnya sama dengan kloramfenikol.
• Tiamfenikol digunakan untuk indikasi yang sama dengan
kloramfenikol. Selain itu juga telah diberikan untuk infeksi
saturan empedu dan gonore. Dosis tunggal tiamfenikol 2,5
gram per oral cukup efektif untuk mengobati urethritis
gonorrhoica.
• Obat ini diserap dengan baik pada pemberian per oral dan
penetrasinya baik ke cairan serebrospinal, tulang dan sputum
sehingga mencapai kadar bakterisid untuk H. infiuenzae di
sputum. Berbeda dengan kloramfenikol, obat ini sebagian
besar diekskresi utuh dalam urin. Oleh karena itu dosis harus
dikurangi pada pasien payah ginjal.
• Efek samping yang timbul ialah depresi sum- sum tulang yang
reversibel dan berhubungan dengan besarnya dosis yang
diberikan. Dari pengalaman klinik yang terbatas kelihatannya
ANTIMIKROBA
SULFONAMID, KOTRIMOKSAZOL
DAN ANTISEPTIK SALURAN KEMIH
ANTIMIKROBA
SULFONAMID …
• 1. Sulfonamid dan kotrimoksazol
• 1.1 Sulfonamid
• 1.2 Kotrimoksazol
•
•
•
•
2. Antiseptik saluran kemih
2.1 Metenamin
2.2 Asam nalidiksat
2.3 Nitrofurantoin
ANTIMIKROBA
SULFONAMID …
• Kemoterapeutik pertama yg digunakan secara
sistemik utk pengobatan dan pencegahan
penyakit infeksi. Kmd terdesak oleh antibiotik.
• Th 1970, penemuan kombinasi trimetoprim dan
sulfametoksazol meningkatkan kembali
penggunaan sulfonamid.
KIMIA
• Kristal putih, sukar larut dlm air, garam Na-nya
mudah larut.
• Berbagai variasi radikal R pd gugus amida (SO2NHR) dan substitusi ggs amino (NH2)
menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan
daya antibakteri sulfonamid.
ANTIMIKROBA
SULFONAMID …
AKTIVITAS ANTIMIKROBA
• Sulfonamid mempunyai spektrum antibakteri yg
luas, meskipun kurang kuat dibandingkan dg
antibiotik dan strain mikroba yg resisten makin
meningkat.
• Golongan obat ini umumnya hanya bersifat
bakteriostatik, namun pada kadar yang tinggi
dalam urin, sulfonamid dapat bersifat bakterisid.
ANTIMIKROBA
SULFONAMID …
• Gambar 1. Struktur beberapa sulfonamid dan asam
para amino benzoat
ANTIMIKROBA
SULFONAMID …
MEKANISME KERJA.
• Kuman
memerlukan PABA
(p-aminobenzoic
acid) utk membtk
asam folat yg
digunakan utk
sintesis purin dan
asam nukleat.
• Sulfonamid
merupakan
penghambat
bersaing dg PABA.
ANTIMIKROBA
SULFONAMID …
RESISTENSI BAKTERI.
• Bakteri yg semula sensitif thd sulfonamid dpt
menjadi resisten secara in vitro maupun in vivo.
Resistensi bersifat ireversibel, tetapi tdk disertai
resistensi silang thd kemoterapeutik lain.
Resistensi ini mungkin disebabkan oleh mutasi
yg meningkatkan produksi PABA atau
mengubah struktur molekul enzim yg berperan
dlm sintesis folat sedmk rupa shg afinitasnya
thd sulfonamid menurun.
• Resistensi mengurangi manfaat sulfonamid dlm
pengobatan penyakit infeksi, terutama infeksi yg
disebabkan oleh gonokokus, stafilokokus,
meningokokus, streptokokus dan beberapa
galur Shigella.
ANTIMIKROBA
SULFONAMID …
FARMAKOKINETIK
ABSORPSI.
• Absorpsi melalui saluran cerna mudah dan
cepat, kecuali beberapa macam sulfonamid
yg khusus digunakan utk infeksi lokal pd
usus. Kira-kira 70-100 % dosis oral
sulfonamid diabsorpsi melalui saluran cerna
dan dpt ditemukan dlm urin 30 menit setelah
pemberian. Absorpsi terutama terjadi pada
usus halus, tetapi beberapa jenis sulfa dpt
diabsorpsi melalui lambung.
ANTIMIKROBA
SULFONAMID …
DISTRIBUSI.
• Semua sulfonamid terikat pada protein
plasma terutama albumin, tersebar ke
seluruh jaringan tbh, berguna utk infeksi
sistemik.
• Dlm cairan tbh kadar obat btk bebas
mencapai 50-80 % kadar dlm darah.
• Pemberian sulfadiazin dan sulfisoksazol
secara sistemik dpt mencapai kadar efektif
dlm CSS (cairan serebrospinal) otak.
• Kadar taraf mantap di dlm CSS mencapai 1080 % dr kadarnya dlm darah: pd meningitis
kdr ini lbh tinggi lagi.
• Obat dpt melalui sawar uri dan menimbulkan
efek antimikroba dan efek toksik pd janin.
ANTIMIKROBA
SULFONAMID …
METABOLISME.
• Dlm tbh, sulfa mengalami asetilasi dan oksidasi.
– Hasil oksidasi sering menyebabkan reaksi toksik
sistemik berupa lesi pd kulit dan gejala
hipersensitivitas,
– Hasil asetilasi menyebabkn hilangnya aktivitas obat.
• Btk asetil pd N-4 merpkan metabolit utama, dan bbrp
sulfonamid yg terasetilasi lbh sukar larut dlm air shg
sering menyebabkan kristaluria atau komplikasi ginjal
lain.
• Btk asetil lbh banyak terikat protein plasma dp btk
asalnya. Kdr btk terkonyugasi ini tergantung pd
besarnya dosis, lama pemberian, keadaan fungsi hati
dan ginjal penderita.
ANTIMIKROBA
SULFONAMID …
EKSKRESI.
• Hampir semua diekskresi melalui ginjal, baik
dlm btk asetil maupun bentuk bebas.
• Masa paruh sulfonamid tergantung pd
keadaan fungsi ginjal.
• Sebagian kecil diekskresi melalui tinja,
empedu dan air susu ibu.
ANTIMIKROBA
SULFONAMID …
FARMAKOLOGI, SEDIAAN DAN POSOLOGI
• Berdasarkan kecepatan absorpsi dan
ekskresinya, sulfonamid digolongkan:
– Sulfonamid dengan absorpsi dan ekskresi cepat,
a.l. sulfadiazin dan sulfisoksazol;
– Sulfonamid yg hanya diabsorpsi sedikit bila
diberikan per oral dan karena itu kerjanya dlm
lumen usus, a.l. ftalilsulfatiazol dan sulfasalazin;
– Sulfonamid yg digunakan utk pemberian topikal,
a.l. sulfasetamid, mafenid, dan Ag-sulfadiazin;
– Sulfonamid dg masa kerja panjang, a.l.
sulfadoksin, absorpsinya cepat dan ekskresinya
lambat.
ANTIMIKROBA
KOTRIMOKSAZOL
• Trimetoprim dan sutfametoksazol menghambat
reaksi enzimatik obligat pada dua tahap yang
berurutan pada mikroba, sehingga kombinasi
kedua obat memberikan efek sinergi. Kombinasi
ini lebih dikenal dengan nama kotrimoksazol.
ANTIMIKROBA
KOTRIMOKSAZOL …
K I M I A.
• Trimetoprim
adalah suatu
diamino-pirimidin
yg bersifat basa
lemah dg pKa 7,3
dan sedikit larut
dlm air. Struktur
kimianya adalah
sbb:
ANTIMIKROBA
KOTRIMOKSAZOL …
EFEK TERHADAP MIKROBA
SPEKTRUM ANTIBAKTERI.
• Spektrum antibakteri trimetoprim sama dengan
sulfametoksazol, meskipun daya antibakterinya 20100 kali lebih kuat dp sulfametoksazol.
• Mikroba yg peka thd kombinasi trimetoprimsulfametoksazol ialah: Str. pneumoniae, C.
diphtheriae, dan N. meningitis, 50-95% strain S.
aureus, S. epidermidis, Str. pyogenes, Str. viridans,
Str. faecalis, E. Coli, Pr. mirabilis, Pr. morganii, Pr.
rettgeri, Enterobacter, Aerobacter spesies,
Salmonella, Shigella, Serratia dan Alcaligenes
spesies, dan Klebsiella spesies.
ANTIMIKROBA
KOTRIMOKSAZOL …
MEKANISME KERJA.
• Aktivitas antibakteri kotrimoksazol berdasarkan atas
kerjanya dlm reaksi pembentukan as. tetrahidrofolat.
• Sulfonamid menghambat masuknya molekul PABA
ke dlm molekul asam folat dan trimetoprim
menghambat terjadinya reaksi reduksi dr dihidrofolat
menjadi tetrahidrofolat. Tetrahidrofolat penting untuk
pembentukan basa purin (adenin, guanin, dan
timidin) dan beberapa asam amino (metionin, glisin).
Sel-sel mamalia menggunakan folat yg tdp dlm
makanan dan tdk mensintesis senyawa tsb.
• Trimetoprim menghambat enzim dihidrofolat
reduktase mikroba.
ANTIMIKROBA
KOTRIMOKSAZOL …
PENGGUNAAN KLINIK
INFEKSI SALURAN KEMIH.
• Sulfonamid masih berguna untuk infeksi ringan saluran
kemih bagian bawah.
• Trimetoprim saja cukup efektif utk infeksi saluran kemih.
• Sebab persistensi a.l.:
– obstruksi yang bersifat fungsional atau mekanik yang
menghambat pengosongan kandung kemih;
– resistensi mikroba thd antibiotik yg biasa digunakan,
– gangguan daya tahan tubuh seperti pd penderita DM
– kombinasi dari ketiga hal di atas.
• Mikroba penyebab a.l. Escherichia, Enterobacter
(Aerobacter), Alcaligenes, Klebsiella, Proteus, kokus
gram positif (termasuk enterokokus) dan mikroba
campuran.
ANTIMIKROBA
KOTRIMOKSAZOL …
INFEKSI SALURAN NAFAS.
• Kotrimoksazol tdk dianjurkan utk faringitis akut oleh
Str. pyogenes, karena tdk dpt membasmi mikroba.
• Preparat kombinasi ini efektif utk pengobatan
bronkitis kronis dg eksaserbasi akut.
• Juga efektif utk pengobatan otitis media akut pd
anak dan sinusitis maksilaris akut pd orang dewasa
yg disebabkan oleh strain H. influenzae dan Str.
pneumoniae yg masih sensitif. Beberapa galur
pneumokokus penyebab bakteremia telah resisten
thd obat ini.
ANTIMIKROBA
KOTRIMOKSAZOL …
INFEKSI SALURAN CERNA.
• Sediaan ini berguna utk pengobatan
shigellosis krn bbrp strain mikroba
penyebabnya telah resisten thd ampisilin.
• Juga efektif utk demam tifoid. Kloramfenikol
tetap merupakan obat terpilih utk demam tifoid,
karena prevalensi resistensi mikroba
penyebabnya thd obat ini masih rendah.
• Kotrimoksazol efektif utk carrier S. typhi dan
Salmonella spesies lain. Dosis yg dianjurkan:
160 mg trimetoprim - 800 mg sulfametoksazol
dua kali sehari selama 3 bulan, tetapi dg dosis
ini penyakit masih dpt kambuh.
ANTIMIKROBA
KOTRIMOKSAZOL …
INFEKSI OLEH PNEUMOCYSTIS CARINII.
• Pengobatan dg dosis tinggi (trimetoprim 20
mg/kg BB per hari dg sulfametoksazol 100
mg/kg BB per hari, dlm 3-4 kali pemberian)
efektif: utk penderita infeksi yg berat pd
penderita AIDS.
• Bbrp hasil penelitian telah memperlihatkan
bhw pengobatan dg dosis kecil efektif utk
pencegahan infeksi Pneumocystis carinii pd
penderita neutropeni
ANTIMIKROBA
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH
• Beberapa obat antimikroba tdk dpt digunakan utk
mengobati infeksi sistemik yg berasal dr saluran kemih
karena bioavailabititasnya dlm plasma tdk mencukupi.
Tetapi pd tubuli renalis, obat-obat ini akan mengalami
pemekatan dan berdifusi kembali ke parenkim ginjal shg
bermanfaat utk pengobatan infeksi saluran kemih.
• Infeksi saluran kemih yang sering kambuh pada pria usia
lanjut seringkali disebabkan oleh adanya prostatitis
kronis. Keadaan ini sulit diatasi karena obat sulit
mencapai kelenjar prostat.
• Pada gagal ginjal, hasil pengobatan seringkali tdk
memuaskan karena hanya sedikit sekali obat yg dpt
diekskresikan melalui ginjal. Selain itu beberapa obat
mengalami kumulasi dlm badan shg perlu diperpanjang
interval pemberiannya atau dikurangi dosisnya
berdasarkan hasil pantauan kadar obat dalam plasma.
ANTIMIKROBA
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH …
1. METENAMIN
KIMIA
• Metenamin atau heksamin adalah heksametilentetramin. Dalam suasana asam, metenamin
terurai dan membebaskan formaldehid yang
bekerja sebagai antiseptik saluran kemih.
Formaldehid mematikan kuman dengan jalan
menimbulkan denaturasi protein.
• Reaksi ini berlangsung baik pd pH urin yg
rendah.
• Pada pH lebih dari 7,4 obat ini tidak efektif.
ANTIMIKROBA
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH …
EFEK ANTIMIKROBA.
• Metenamin aktif thd berbagai jenis mikroba. Kuman
Gram negatif dpt dihambat dg metenamin, kecuali
Proteus karena kuman ini dpt mengubah urea menjadi
amonium hidroksid yg menaikkan pH shg menghambat
perubahan metenamin menjadi formaldehid.
EFEK NONTERAPI DAN KONTRAINDIKASI.
• Kontraindikasi: gangguan fungsi hati. Iritasi lambung
sering terjadi bila diberikan dosis lbh dr 500 mg per kali.
• Dosis 4-8 g sehari selama lebih dari 3 minggu mungkin
menimbulkan iritasi kandung kemih, proteinuria,
hematuria dan erupsi kulit.
• Metenamin jangan diberikan bersama sulfonamid karena
dapat menimbulkan kristaluria.
ANTIMIKROBA
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH …
2. ASAM NALIDIKSAT
KIMIA.
• Kristal asam
nalidiksat berupa
bubuk putih atau
kuning muda.
Kelarutan dalam air
rendah sekali, tetapi
mudah larut dalam
hidroksida alkali dan
karbonat.
ANTIMIKROBA
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH …
SPEKTRUM ANTIMIKROBA.
• Asam nalidiksat bekerja dengan menghambat
enzim DNA girase bakteri dan biasanya bersifat
bakterisid thd kebanyakan kuman patogen
penyebab infeksi saluran kemih.
• Obat ini menghambat E. coli, Proteus spp.,
Klebsiella spp. dan kuman koliform lainnya.
Pseudomonas spp. biasanya resisten.
• Resistensi thd asam nalidiksat tdk dipindahkan
melalui plasmid (faktor R), tetapi dg mekanisme
lain.
ANTIMIKROBA
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH …
FARMAKOKINETIK.
• Pada pemberian per oral, 96% obat akan
diserap. Konsentrasinya dlm plasma kira-kira
20-50 ng/ml, 95% terikat dg protein plasma.
• Dalam tubuh, sebagian dari obat ini akan diubah
menjadi asam hidroksinalidiksat yang juga
mempunyai daya antimikroba. Konyugasi terjadi
sebagian besar dalam hepar. Masa paruh obat
ini adalah 1 1/2-2 jam, tetapi dapat memanjang
sampai 20 jam pada gagal ginjal.
ANTIMIKROBA
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH …
EFEK NON TERAPI DAN KONTRAINDIKASI.
• Gejala SSP berupa sakit kepala, vertigo dan kantuk.
Pada anak dan bayi yg mendapat asam nalidiksat dosis
tinggi, dapat timbul kejang yang mungkin disebabkan
oleh peninggian tekanan intrakranial. Efek samping ini
dapat pula timbul bila obat diberikan kepada penderita
parkinsonisme, epilepsi dan gangguan sirkulasi darah
pada otak. Asam nalidiksat tidak boleh diberikan pada
bayi berumur kurang dari 3 bulan dan juga pada
trimester pertama kehamilan.
• Daya antibakterinya akan berkurang bila diberikan
bersama nitrofurantoin. OKI pemberian kombinasi asam
nalidiksat dan nitrofurantoin dikontraindikasikan pd
pengobatan infeksi saluran kemih.
ANTIMIKROBA
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH …
SEDIAAN DAN POSOLOGI.
• Asam nalidiksat tersedia dlm btk tablet 500 mg. Dosis
dewasa ialah 4 kali 500 mg/hari. Obat ini
dikontraindikasikan pada wanita hamil trimester pertama
dan juga anak prapuber.
INDIKASI.
• Asam nalidiksat digunakan untuk infeksi saluran kemih
bawah tanpa penyulit (misalnya sistitis akut). Tdk efektif utk
infeksi saluran kemih bagian atas, misal pielonefritis.
• Dg ditemukannya fluorokuinolon (siprofloksasin, ofloksasin,
dll.) yang mempunyai daya antibakteri dan sifat
farmakokinetik yg lbh baik, tampaknya asam natidiksat tdk
akan banyak digunakan lagi di masa yg akan datang.
ANTIMIKROBA
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH …
3. NITROFURANTOIN
KIMIA DAN EFEK ANTIMIKROBA.
• Nitrofurantoin adalah antiseptik saluran kemih derivat
furan.
• Struktur molekulnya dapat dilihat pada Gambar 5.
• Obat ini efektif untuk kebanyakan kuman penyebab
infeksi saluran kemih seperti E. coli, Proteus species,
Klebsiella, Enterobacter, Enterococcus, Streptococcus,
Clostridia dan B. subtilis. Untuk Proteus mirabilis dan
Pseudomonas obat ini kurang efektif. Resistensi dapat
berkembang melalui pemindahan plasmid.
ANTIMIKROBA
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH …
FARMAKOKINETIK.
• Nitrofurantoin diserap dengan cepat dan lengkap
melalui saluran cerna. Pemberian obat bersama
makanan dpt mengurangi terjadinya iritasi lambung dan
mempertinggi bioavailabilitasnya.
• Masa paruhnya dalam serum hanya 20 menit dan kirakira 40% obat ini diekskresi dlm btk asalnya, shg
didptkan kadar yg cukup tinggi dlm urin bila faal ginjal
cukup baik.
• Bila bersihan kreatinin kurang dari 40 ml/menit maka
kadar obat dalam urin tidak cukup tinggi, sebaliknya
terjadi kumulasi dlm darah shg kemungkinan terjadinya
intoksikasi juga lebih besar. Dg dmk nitrofurantoin tdk
boleh diberikan pd penderita gagal ginjal.
• Nitrofurantoin menyebabkan urin berwarna agak coklat.
ANTIMIKROBA
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH …
EFEK NONTERAPI DAN KONTRAINDIKASI.
• Efek samping: mual, muntah dan diare.
• Efek samping lain yg mungkin timbul ialah kelainan
neurologik seperti sakit kepala, vertigo, kantuk,
nistagmus, dan nyeri otot. Polineuropati lbh mudah
terjadi pd penderita dg gangguan faal ginjal, anemia,
diabetes, defisiensi vitamin B kompleks atau gangguan
keseimbangan elektrolit.
• Kontraindikasi: gangguan faal ginjal dg bersihan
kreatinin kurang dari 40 ml/menit. Juga kontraindikasi
bagi wanita hamil dan bayi berumur kurang dari 3 bulan,
karena dapat menimbulkan anemia hemolitik.
• Nitrofurantoin melawan efek anti bakteri asam nalidiksat
di saluran kemih.
ANTIMIKROBA
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH …
PENGGUNAAN KLINIK.
• Nitrofurantoin efektif untuk mengobati bakteriuria yang
disebabkan oleh infeksi saluran kemih bagian bawah.
Penggunaannya terbatas untuk tujuan profilaksis atau
pengobatan supresif infeksi saluran kemih menahun,
yaitu setelah kuman penyebabnya dibasmi atau
dikurangi dengan antimikroba lain yang lebih efektif.
• Hidroksimetilnitrofurantoin digunakan dengan indikasi
yang sama dengan nitrofurantoin. Dosisnya 4 kali 40 mg
sehari per oral.
---oOo---
WASSALAMU ALAIKUJM W.W.
Download