MODUL PERKULIAHAN Ekonomi Politik Media Komodifikasi, Spasialisasi dan Strukturasi Fakultas Program Studi Pasca Sarjana Magister Ilmu Komunikasi Tatap Muka 05 Kode MK Disusun Oleh Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD & Dr (c) Afdal Makkuraga Putra, MM, M.Si Abstract Kompetensi Modul membahas tentang Komodifikasi, Spasialisasi dan Strukturasi. Mahasiswa mampu menjelaskan Komodifikasi, Spasialisasi dan Strukturasi.. Komodifikasi, Spasialisasi dan Strukturasi Fondasi Istilah ekonomi politik berasal dari konsep-konsep ekonomi. Istilah ekonomi politik pertama kali dikeluarkan oleh Adam Smith pada sekitar abad ke 19. Bagi Adam Smith dkk istilah ekonomi adalah ekonomi politik yang merupakan dasar dari teori-teori social. Menurut Adam Smith ekonomi politik yakni studi tentang kesejahteraan (materi kebendaan) atau alokasi sumber-sumber daya atau bagaimana manusia mengatur sumber daya yang terbatas dalam rangka memuaskan kebutuhan tertentu. Ekonomi politik dalam makna klasik fokus pada produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang yang berpangkal pada kesejahteraan individu dan masyarakat. Penekanan pengertiannya pada kapitalisme dalam sistem sosial kemasyarakatan (Janet Wascow, 2004) Diakhir abad ke 19 terjadi perubahan mendasar pada studi ekonomi, yang awalnya menakankan pada kepentingan sosial kemasyarakatan ke kepentingan individu; dari level analisis makro ke level analisis mikro . Metode analisisnya juga berubah dari filosofi moral ke ilmu-ilmu sosial. Perubahan ini juga berdampak pada peristilahan, dari ekonomi politik ke ekonomi saja. Selanjutnya studi ilmu ekonomi berkembang dengan pesat. Akan tetapi studi ekonomi politik juga berkembang dengan bentuk yang lain, salah satunya pendekatan korporatis dan teori pilihan publik (public choice theory). Pendekatan ini umumnya berpendapat bahwa kebebasan invidual dapat diperluas dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi neoklasik yang lebih luas daripada isu ekonomi lainnya. Menurut Didik J. Rahbini Ilmu ini mengkaji dua jenis ilmu yakni ilmu politik dan ilmu ekonomi yang digabungkan menjadi satu kajian ilmu ekonomi politik. Dalam penggunaannya secara tradisional, istilah ekonomi politik dipakai sebagai sinonim atau nama lain dari istilah ilmu ekonomi. Fokus dari studi ekonomi politik adalah ‘13 2 Ekonomi Politik Media Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id fenomena-fenomena ekonomi secara umum, yang bergulir serta dikaji menjadi lebih spesifik ; yakni menyoroti interaksi antara faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor politik. Namun, dalam perkembangan yang berikutnya, istilah ekonomi politik selalu mengacu pada adanya interaksi antara aspek ekonomi dan aspek politik. Menurut Staniland dalam Deliarnov (2006, hal 15), ekonomi politik merupakan pembauran antara ilmu ekonomi dan ilmu politik bisa menghasilkan dua metode analisis sebagai berikut: (1) metode analisis Politik Ekonomi (the political theory of economic), yaitu penerapan cara pendekatan yang berasal dari teori politik untuk memahami permasalahan-permasalahan ekonomi, dan (2) metode analisis ekenomi politik (the economic theory of politics), yaitu penerapan cara pendekatan yang bersumber dari teori ekonomi untuk memahami permasalahan-permasalahan politik. Adapun menurut Caporaso dan Levine (2008), model-model ekonomi politik dikelompokkan menurut ‘metode’ dan ‘substansi.’ Jika membicarakan metode ekonomi dan substansi ekonomi (sel.1) maka yang dibahas adalah ilmu-ilmu ekonomi tradisional atau ekonomi murni. Hal-hal yang dikaji yakni biasanya terkait dengan prilaku agen-agen ekonomi dalam mengoptimalkan kesejahteraan masingmasing dalam setting pasar, teori harga atau efisiensi dalam konsumsi, produksi dan alokasi. Begitu juga bila menelaan metode politik dari substansi politik (sel.4), maka dipelajari adalah pengaplikasian metode politik dalam substansi politik. Yang dibicarakan politik murni. Hal-hal yang dibahas adalah bagaimana memenuhi kepentingan-kepentingan kelompok dalam arena kekuasaan. Lalu bagaimana jika yang dibahas adalah metode ekonomi dari substansi politik (sel 2)? Maka yang dibahas adalah penerapan ekonomi terhadap subatansi politik. Yang dikaji yakni tindakan-tindakan ekonomi yang dilakukan oleh aktor-aktor tertentu pada saat mereka mereka melakukan aktivitas politik. Adapun kajian metode politik dilihat dari substansi ekonomi (se 3), yakni membahas penerapan metode politik terhadap ekonomi, yakni dianalisis adalam distribusi kekuasaan dalam situasi pasar Berikut ini adalah table yang menggabarkan keterkaitan antara ekonomi dan politik. ‘13 3 Ekonomi Politik Media Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Metode Ekonomi Substansi Ekonomi Politik (1) Teori ekonomi (2) Penerapan metode tradisional, prilaku ekonomi terhadap politik, maksimalisasi dalam pilihan publik kondisi pasar, teori harga, efesinensi alokasi Politik (3) Penerapan metode (4) Ilmu politik tradisoional, politik terhadap analisis distribusi ekonomi, analisasi kekuasaan dalam bidang distribusi kekuasaan politik dalam situasi pasar Sumber: James A Caporaso & David P Livine, Teori-teori Ekonomi Politik. Hal 303 th 1992 Sementara itu menurut Dennis McQuail (2005: 99-100) teori ekonomi politik adalah pendekatan kritik sosial yang berfokus pada hubungan antara struktur ekonomi dan dinamika industri media dan konten ideologi media. Dalam sudut pandang teori ini, lembaga media dianggap sebagai bagian dari sistem ekonomi dengan hubungan erat kepada sistem politik. Konsekuensinya terlihat dari berkurangnya sumber media yang independen, konsentrasi kepada khalayak yang lebih besar, menghindari resiko, dan mengurangi penanam modal pada media yang kurang menguntungkan. Karateristik ekonomi politik media dapat menurut McQuail dilihat sebagai berikut: (1) Economic control and logic are determinant (2) Media structure tends towards concentration (3) Global integration of media develops (4) Contents and audience are comodifeid (5) Diversity decreases (6) Oposition and alternative voices are marginalized (7) public interest in communication is subordinated to private interest (Dennis McQuail (2005: 99-100) Adapun Vincet Mosco (2010) melihat ekonomi politik media dari dua sudut pandang, yakni yang khusus (sempit) dan yang luas (general). Dari sudut pandang yang sempit, ekonomi politik media diartikan sebagai studi tentang relasi sosial, khususnya relasi kekuasaan yang saling berkaitan dalam sistem produksi, distribusi, ‘13 4 Ekonomi Politik Media Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan konsumsi sumber daya komunikasi. Sedangkan definisi dari sudut pandang yang lebih luas, ekonomi politik adalah studi tentang kontrol dan kelangsungan hidup dalam kehidupan sosial. Makna kontrol adalah pengaturan individu dalam sebuah organisasi sebagai anggota kelompok. Kelangsungan hidup (survival) berarti bagaimana orang memproduksi dan menghasilkan apa yang mereka butuhkan. Maknanya secara khusus mengacu pada bagaimana masyarakat mengorganisasi dirinya sendiri, mengelola urusan dan menyesuaikan; atau bahkan gagal untuk beradaptasi oleh perubahan yang tak terelakkan. Menurut Golding dan Murdock (1997), pendekatan ekonomi politik mempunyai tiga karakteristik penting. Pertama, holistik, dalam arti pendekatan ekonomi politik melihat hubungan yang saling berkaitan antara berbagai faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya di sekitar media dan berusaha melihat berbagai pengaruh dari beragam faktor. Kedua, historis, dalam artian analisis ekonomi politik mengaitkan posisi media dengan lingkungan global dan kapitalisme, dimana proses perubahan dan perkembangan konstelasi ekonomi merupakan hal yang terpenting untuk diamati. Ketiga, studi ekonomi politik juga berpegang pada falsafah materialisme, dalam arti mengacu pada hal-hal yang nyata dalam realitas kehidupan media. Golding dan Murdock (2000) berpendapat bahwa perspektif ekonomi politik media berbeda dengan arus utama dalam ilmu ekonomi dalam hal holisisme, keseimbangan antara usaha kapitalis dengan intervensi publik; dan keterkaitan dengan persoalan-persoalan moralitas seperti masalah keadilan, kesamaan, dan kebaikan publik (public goods). Seperti yang ditulis Goldin & Murdoc (1997:xvi) “the political economy approach was holistic: it did not abstract the economic or the political from social relations, but examined in full the interrelation of social and cultural dynamics.” Holistik di sini berarti menunjukan adanya keterkaitan saling mempengaruhi antara organisasi ekonomi dan kehidupan politik, sosial, dan kultural. Analisisnya bersifat historis dan secara moral menunjukkan keterkaitannya dengan persoalan public good. Aspek historis dalam sifat holisme perspektif ekonomi politik media berpusat pada analisa pertumbuhan media, perluasan jaringan dan jangkauan perusahaan media, komodifikasi dan peran negara. ‘13 5 Ekonomi Politik Media Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Analisa ekonomi politik media memperhatikan perluasan “dominasi” perusahaan media, yaitu melalui peningkatan kuantitas dan kualitas produksi budaya yang langsung dilindungi oleh pemilik modal. Tentu saja, ekstensifikasi dominasi media dikontrol melalui dominasi produksi isi media yang sejalan dengan preferensi pemilik modal. Proses komodifikasi media massa memperlihatkan dominasi peran kekuatan pasar. Proses komodifikasi justru menunjukkan menyempitnya ruang kebebasan bagi para konsumen media untuk memilih dan menyaring informasi. Adapun menurut Mosco (2010) terdapat empat sifat ekonomi politik, yakni: 1. Social change & history Sikap ekonomi politik ini merupakan keberlanjutan dari teori-teori ekonomi klasik seperti mengungkap dinamika kapitalisme, penumpukan monopoli kapital dan pengaruh aparatur Negara (state aparatur) 2. Social Totality Ekonomi politik dilihat sebagai kekuatan yang holistik. Penjelasan yang lebih konkrit, sifat ini mengekplorasi hubungan antara komoditi, institusi, relasi sosial, dan hegemoni serta bagaimana setiap elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya, meskipun ada salah satu satu elemen yang memiliki penekanan tertentu dibanding dengan elemen yang lain 3. Moral Philosophy Filsafat moral mengacu pada nilai-nilai sosial dan konsepsi sosial pada pelaku sosial secara tepat. Tujuan khusus dari format ini yaitu memperjelas dan menerangkan peran posisi moral perspektif ekonomi dalam kajian ekonomi politik. Karateristik ini juga mengikuti teori-teori klasik yang menekankan pada filosofi moral, termasuk pada system ekonomi, pengambilan kebijakan dan isuisu moral berikut isu-isu lain yang mengikutinya. 4. Praxis Secara secara umum praxis diartikan sebagai apa dipikirkan diterjemahkan dalam perbuatan. Ide ini mengakar mendalam dalam sejarah filsafat salah satunya termasuk teori-teori Marxis atau pemikiran kritis dari Frankfurt School. Konsepsi komunikasi dalam terminologi ekonomi politik menurut Mosco ialah desentralisasi dari media komunikasi (decentering of media communication), artinya media dilihat sebagai bagian intergral yang mendasar dari proses ekonomi, politik, sosial dan budaya dalam masyarakat. Makna konkriknya menempatkan media ‘13 6 Ekonomi Politik Media Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dalam rangka proses produksi dan reproduksi. Oleh karena itu media dilihat sebagai sarana akumulasi modal. Menurut pandangan ini media sebagai unit ekonomi, politik, sosial dan budaya juga selaras dengan aspek pendidikan, keluarga, agama, dan dari kegiatan kelembagaan lainnya. Intinya menurut Mosco (2010) bahwa pendekatan ekonomi politik menempatkan subjek komunikasi dalam totalitas sosial yang lebih luas, dan oleh karena itu ekonomi politik cenderung menghindari esensialisme dalam penelitian komunikasi. Esensialisme artinya melihat komunikasi sebagai transmisi informasi -sebagaimana konsep yang dipopulerkan oleh Shanon & Weafer. Menurut Mosco (2010) komunikasi diartikan sebagai suatu proses pertukaran sosial, yang produknya adalah tanda atau perwujudannya dari hubungan sosial (communication is a social process of exchange, whose product is the mark or embodiment of a social relationship.) Maknanya adalah analisis ekonomi politik adalah analisis kelembagaan. Titik fokusnya misalnya berkonsentrasi pada bagaimana komunikasi dikonstruksi secara sosial; bagaimana kekuatan sosial berkontribusi terhadap pembentukan saluran komunikasi; dan rangkaian pesan apa yang ditransmisikan melalui saluran tertentu. Singkatnya komunikasi bukan hanya transmisi informasi, melainkan juga konstruksi sosial makna. Hal ini telah memberikan kontribusi penting ke bangunan penelitian ekonomi politik tentang bagaimana bisnis (produsen), pemerintah, dan aspek lainnya sebagai kekuatan struktural memberikan pengaruh pada praktek komunikasi. Tiga kerangka kerja Mosco (2010) dalam Ekonomi Politik: 1. Komodifikasi (Comodification) Komodifikasi berhubungan dengan bagaimana proses transformasi barang dan jasa beserta nilai gunanya menjadi suatu komoditas yang mempunyai nilai tukar di pasar. Proses transformasi dari nilai guna menjadi nilai tukar (Commodification is the process of transforming use values into exchange values) dalam media massa selalu melibatkan para awak media, khalayak pembaca, pasar, dan negara apabila masing-masing di antaranya mempunyai kepentingan. Nilai tambah produksi berita akan sangat ditentukan oleh kemampuan berita tersebut memenuhi kebutuhan sosial dan individual. Terdapat dua hal penting yang berkaitan dengan komodifikasi komunikasi: pertama, proses komunikasi dan teknologi berkontribusi secara umum pada ‘13 7 Ekonomi Politik Media Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id proses komodifikasi dalam dunia ekonomi secara luas. Kedua, proses komodifikasi dalam dunia kerja di masyarakat sebagai keseluruhan penetrasi komunikasi dan lembaga-lembaganya. Oleh karena itu perbaikan dan kontradiksi di dalam komodifikasi sosial mempengaruhi komunikasi sebagai sebuah praktek sosial. Lebih jauh Mosco menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis komodifikasi yakni; pertama komodifikasi isi media, komodifikasi isi ini merupakan proses perubahan pesan dari kumpulan informasi ke dalam sistem makna dalam wujud produk yang dapat dipasarkan. Atau dalam penjelasan lainnya disebut sebagai proses mengubah pesan dari sekumpulan data ke dalam sistem makna sedemikian rupa sehingga menjadi produk yang bisa dipasarkan, Kedua komodifikasi khalayak merupakan proses modifikasi peran pembaca/khalayak oleh perusahaan media dan pengiklan, dari fungsi awal sebagai konsumen media menjadi konsumen khalayak selain media. Pada proses ini, perusahaan media memproduksi khalayak melalui sesuatu program/tayangan untuk selanjutnya dijual kepada pengiklan. Terjadi proses kerja sama yang saling menguntungkan antara perusahaan media dan pengiklan, dimana perusahaan media digunakan sebagai sarana untuk menarik khalayak, yang selanjutnya di jual kepada pengiklan. Ketiga, komodifikasi pekerja media, komodifikasi pekerja media dapat dilakukan melalui dua jalan yaitu; mengatur fleksibilitas dan kontrol atas pekerja, dan menawarkan pekerja media tersebut untuk meningkatkan nilai tukar dari isi pesan media. 2. Spasialisasi Spasialisasi diartikan sebagai proses mengatasi kendala ruang dan waktu dalam kehidupan sosial. Komunikasi merupakan pusat spasialisasi karena komunikasi dan teknologi informasi mempromosikan fleksibilitas dan kontrol seluruh industri, khususnya dalam media, komunikasi, dan sektor informasi. Spasialisasi meliputi proses globalisasi ke seluruh dunia seperti restrukturisasi industri, perusahaan, dan lembaga lainnya. Globalisasi dan restrukturisasi industri saling mempengaruhi empat pola utama restrukturisasi pemerintah. Pertama, komersialisasi menetapkan fungsi negara sebagai entitas bisnis seperti menyediakan layanan surat dan telekomunikasi yang menghasilkan pendapatan. Kedua, privatisasi mengambil ‘13 8 Ekonomi Politik Media Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id langkah lebih lanjut dengan mengubah unit-unit bisnis negara menjadi bisnis pribadi. Tiga, liberalisasi memberikan persetujuan negara untuk membuka pasar bebas untuk kompetisi yang luas, dan keempat, internasionalisasi menghubungkan negara ke negara lain sehingga terjadi pergeseran kewenangan ekonomi dan politik dari pusat kepada pemerintah daerah yang mempertemukan beberapa negara dalam satu wilayah geografis. Spasialisasi dalam kerangka ekonomi politik media secara tradisional sebagai perpanjangan kekuasaan korporasi dalam industri komunikasi. Dalam konteks spasialisasi dalam media komunikasi berkaitan dengan sejauh mana media mampu menyajikan produknya di depan pembaca dalam batasan ruang dan waktu. Dalam hal ini struktur kelembagaan media menentukannya perannya di dalam memenuhi jaringan dan kecepatan penyampaian produk media ke khalayak. Spasialisasi berkaitan dengan bentuk lembaga media, apakah berbentuk korporasi yang berskala besar atau kecil, berjaringan atau tidak, bersifat monopolistik atau tidak. bentuk korporasi media integrasi horizontal atau integrasi vertikal atau kepemilikan silang. 3. Strukturasi Strukturasi berkaitan dengan relasi ide antar agen masyarakat, proses sosial dan praktik sosial dalam analisis struktur. Strukturasi dapat digambarkan sebagai proses dimana struktur sosial saling ditegakkan oleh para agen sosial, dan bahkan masing-masing bagian dari struktur mampu bertindak melayani bagian yang lain. Hasil akhir dari strukturasi adalah serangkaian hubungan sosial dan proses kekuasaan diorganisasikan di antara kelas, gender, ras, dan gerakan social yang masing-masing berhubungan satu sama lain. Isu yang dibahas disini yakni: kelas sosial (class), gender, ras (race), gerakan sosial (social movement) dan hegemoni (hegemony) Para pemikir ekonomi politik media pada umumnya mengkritik kepemilikan media yang makin terkosentrasi pada satu kelompok yang terjadi di berbagai negara. Selain itu gejala makin meluasnya kepemilikan media perpindah atau bergabung ke kelompok usaha non media. Menurutnya mereka gejala ini melahirkan gejala homogenisasi, imitasi, trivialisasi dan sensasional pada isi media (Croteau & Hynes, 2006: 157-164) teori-teori ekonomi politik sesungguhnya ingin menjukkan bahwa media massa adalah entitas ekonomi atau dengan kata lain media massa sebagai institusi ‘13 9 Ekonomi Politik Media Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang mempunyai peran untuk menciptakan ekonomi surplus melalui produksi dan pertukaran komoditas dan secara tidak langsung melalui iklan atau sponsor lainnya guna menciptakan surplus ekonomi. Institusi media bukanlah institusi netral atau alamiah, akibatnya berita yang dibuat bukan pula cerminan realitas tetapi sesuatu yang dikonstruksi. Oleh karena itu pemahaman kita tidak bisa dipisahkan dengan konteks sosial dan budaya di mana media itu bekerja (Kelner, 2009) Karena analisa ekonomi politik media adalah analisa kelembagaan yang titik titik fokusnya misalnya berkonsentrasi pada bagaimana komunikasi dikonstruksi secara sosial; bagaimana kekuatan sosial berkontribusi terhadap pembentukan saluran komunikasi; dan rangkaian pesan apa yang ditransmisikan melalui saluran tertentu. Jawabannya adalah oleh organisasi ekonomi (dalam hal media massa) yang ada dalam masyarakat. Disinilah letak pentingnya studi ekonomi politik media. Daftar Pustaka Albarian, Alan B, Media Economics: Understanding Markets, Industries, and Concept, Iowa: Iowa State University Press, 1996. Alexander, Alison et.al (ed), Media Economics: Theories and Practice, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, 1998. Dimmick dan Rothenbuhler, The Theory of Niche: Quantifing Competition among Media Industry, Jurnal of Communication, Winter 1984. Mirza Jan. Globalization of Media: Key Issues and Dimensions. European Journal of Scientific Research. ISSN 1450-216X Vol.29 No.1 (2009), pp.66-75 Kansong, Usman. Ekonomi Media : Pengantar Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009. Komang Sunarta. Dampak Globalisasi Terhadap Budaya Lokal dan Prilaku Masyarakat. www.karangasem.go.id Rabu, 5 Oktober 2011. ‘13 10 Ekonomi Politik Media Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ‘13 11 Ekonomi Politik Media Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id