MODUL PERKULIAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMA BAB X KESEHATAN DAN LINGKUNGAN Pokok-Pokok Bahasan 1. Memahami kesehatan fisik dan mental 2. Memahami ajaran agama tentang pemeliharaan lingkungan 3. Mengenal penyebab-penyebab kerusakan alam Fakultas Program Studi Ilmu Komputer Informatika Pertemuaan ke 10 Kode MK Disusun Oleh B11151EL Komarudin, MA Abstract Kompetensi Modul online ini dipergunakan sebagai Materi perkuliahan Mata Kuliah Agama Islam di Universitas Mercu Buana Dengan membaca materi ini Mahasiswa diharapkan dapat mengenal kesehatan dan lingkungan KESEHATAN DAN LINGKUNGAN Akhir-akhir ini, Indonesia banyak mendapatkan cobaan berupa banyaknya penyakit yang berhubungan dengan lingkungan. Marak penyakit demam berdarah (DB) yang menelan banyak korban. Penyebab penyakit ini adalah lingkungan yang memungkinkan berkembangnya nyamuk aides agepty. Berkembang juga penyakit Afian Influenza (AI) yaitu penyakit yang ditularkan melalui unggas terutama ayam. Dan yang terbaru berkembangnya penyakit flu babi H 1 N1 yang ditularkan oleh babi. Dan banyak penyakit lain yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang bersih. Islam memandang kebersihan dan kesehatan serta lingkungan, seperti sabda Rasulullah SAW :”Sesungguhnya Allah Maha Indah dan Allah menyukai yang indah. Allah Maha Murah dan suka kepada sifatcyang pemurah. Allah Maha bersih dan suka kepada yang bersih”. Dari hadits tersebut, terlihat bahwa Allah menyukai keindahan dan kebersihan, sehingga sudah sewajarnya apabila umat Islam menyukai dan menjaga keindahan dan kebersihan. Terkait dengan kesehatan dan lingkungan, maka pada bab ini akan dibahas mengenai masalah kesehatan yang menyangkut kesehatan jasmani dan mental umat Islam, serta faktor lingkungan yang meliputi bagaimana memelihara kesehatan dan kelestarian lingkungan. Tujuannya adalah agar tercipta lingkungan yang bersih, kesehatan fisik dan mental yang prima, dan memanfaatkan sumberdaya alam secara lestari sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT. Memelihara Kesehatan Fisik dan Mental Allah menyukai hal-hal yang bersih, sehingga manusia tampak bersih dan harum dan dapat beribadah dengan tenang dan khusyu’. Menjaga kesehatan itu penting, karena kalau sakit maka akan menghambat ibadah dengan sempurna. Orang yang sakit baik sakit ringan atau pun berat, sedikit banyak akan mengganggu aktivitas baik untuk ibadah, muamalah atau kegiatan lainnya. Begitu pula dengan kebersihan, orang yang berpakaian bersih dan harum akan tenang ibadahnya. Kebersihan dan kesehatan merupakan kunci mencapai badan yang sehat, dan dengan badan yang sehat maka manusia dapat optimal dalam menjalankan fungsi sebagai pemimpin baik bagi dirinya, keluarga dan masyarakat. Untuk tetap menjaga kesehatan yang prima sehingga dapat bekerja dan beribadah dengan prima juga, maka perlu bagi umat Islam mengetahui sumber-sumber penyakit. Dengan mengetahui sumber penyakit, maka kita dapat berusaha mencegahnya dan memperbaiki kondisi tubuh. Sumber penyakit yang pertama menurut Allah adalah dari makanan dan minuman yang berlebih-lebihan. Seperti firman Allah :”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang 2016 2 Agama Islam Komarudin, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id indah setiap memasuki mesjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” (QS Al-A’raf:31). Allah sudah ribuan tahun yang lalu menyadarkan kita untuk tidak makan yang berlebih-lebihan, karena itu merupakan sumber utama penyakit. Makan yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas atau kegemukan. Akibat dari kegemukan akan berdampak banyak ke berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, untuk mencegah penyakit kita harus mengatur makanan dan minuman. Untuk kondisi badan yang sehat, usahakan dalam perut terdiri dari ½ dari bagian perut adalah air, ¼ bagian makanan dan ¼ bagian ruang kosong. Dengan komposisi tersebut diharapkan kondisi badan kita akan sehat. Sumber penyakit lain adalah jiwa. Penyakit yang berasal dari ketidaktenangan hati, hati yang gelisah, hati yang sombong dan lain-lain. Penyakit tersebut berasal dari perilaku. Penyakit yang demikian dinamakan Qolbun Mayyit atau hati yang mati. Ciri dari penyakit ini adalah menolak kebenaran dari Allah dan selalu gemar berlaku terhadap sesama. Allah berfirman :”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS Al-Maidah:90). Penyakit hati yang mati, biasanya dimulai dari pergaulan yang salah. Oleh sebab itu, menjadi perhatian kita untuk memperhatikan pergaulan dan usahakan tidak melampaui batas yang sudah Allah tentukan. Penyakit seringkali tidak dapat dihindarkan. Seringkali godaan setan menang pada saat iman kita lemah, sehingga makan dan minum berlebihan atau melakukan perbuatan yang tercela sehingga menimbulkan penyakit jiwa. Apabila kita sakit, maka yang pertama dilakukan adalah berdoa dan meminta kesembuhan kepada Allah. Setelah itu, kita berusaha untuk mendapatkan pengobatan sebagai usaha fisik. Untuk mengobati penyakit hati, kita harus mengusir dan mengalahkan setan dari diri kita. Penyakit hati terjadi karena kemenangan setan dalam tubuh kita. Orang yang berpenyakit hati harus mulai kembali ke jalan Allah dengan mulai belajar, mengerti dan melaksanakan isi-isi kandungan al-qur’an yang didalamnya banyak petunjuk Allah yang menjaga manusia dari kesesatan dan setan. Kita juga harus mulai membangun diri dengan meningkatkan iman dan Islam, kita harus mulai mempelajari al-qur’an dengan benar. Keimanan tidak hanya cukup diucapkan dan diyakini, tetapi juga harus dilaksanakan. Mari kita mulai mengamalkan al-qur’an dengan sebenar-benarnya, sehingga kita termasuk orangorang beruntung disisi Allah. Memelihara Lingkungan Manusia harus berhubungan baik dengan lingkungan alam, karena kehidupan manusia banyak tergantung pada alam. Manusia setiap hari harus makan, dan makanan 2016 3 Agama Islam Komarudin, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tersebut berasal dari tumbuh-tumbuhan baik berupa tanaman pangan seperti padi, buahbuahan dan sayuran. Apabila manusia merusak alam, maka tanah menjadi tandus, dan tidak dapat memproduksi bahan makanan. Akhir-akhir ini bangsa Indonesia sering mengalami bencana alam dan kekeringan. Bencana dan kekeringan tersebut sering disebabkan oleh perbuatan manusia. Manusia seringkali lupa, atau sedikit serakah dalam rangka mencari nafkah. Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta meningkatnya kebutuhan hidup seringkali manusia berpikir pendek. Banyak perbuatan manusia yang merusak alam, padahal kehidupan manusia sangat tergantung pada kelestarian alam. Pada dasarnya manusia sangat menyenangi akan kesenangan dalam hidup dan keindahan. Pada saat liburan, banyak sekali manusia pergi ke tempat-tempat yang indah untuk memberi kesenangan. Memang salah satu tujuan penciptaan alam oleh Allah adalah untuk memberikan keindahan alam. Bumi sebagai hamparan dalam bentuk dataran rendah dapat dimanfaatkan untuk persawahan yang memberikan keindahan seperti menguningnya padi dan membawa rezeki. Dijadikan gunung sebagai pasak dari bumi, dan memberikan keindahan dalam pemandangan dan memberikan manfaat untuk menahan air hujan sehingga tidak menjadi bencana banjir, dan letusan gunung dapat menyuburkan tanah. Allah menjadikan langit yang indah diterangi matahari di siang hari dan bulan di malam hari. Begitulah Allah telah membuat alam yang indah untuk manusia supaya dapat dinikmati dan memberikan kemakmuran, namun kenapa manusia senang merusaknya? Allah menciptakan alam seisinya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan menunjukkan kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya. Terkait dengan tujuan penciptaan alam, Allah berfirman:”Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya sebagai rahmat daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir” (QS AlJaatsiyah:13). Allah menciptakan langit dan bumi sebagai rahmat bagi manusia. Manusia dapat memanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Namun demikian, Allah meminta manusia untuk bepikir atas penciptaan Allah tersebut, betapa besar dan pemurahnya Allah terhadap manusia. Oleh sebab itu, manusia tidak pantas untuk sombong kepada Allah dan sudah semestinya untuk taat dan bersyukur kepada Allah atas rahmatnya itu. Bentuk syukur dapat diwujudkan dengan berpikir bagaimana memanfaatkan alam tanpa harus merusaknya. Manusia harus belajar keras dari proses penciptaan alam, kemudian menjadikan ilmu yang bermanfaat bagi pemanfaatan alam. Terkait dengan pemanfaatan alam, Allah memerintahkan manusia untuk bekerja keras dan bersyukur, sebagaimana firmannya : “Allahlah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, dan suapay kamu dapat mencari sebagian 2016 4 Agama Islam Komarudin, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS. Al-Jaatsiyah :12). Allah mengindikasikan pemanfaatan laut dengan kapal-kapal, sudah sepantasnya kalau umat Islam belajar tentang bagaimana membuat kapal baik sebagai sarana transportasi maupun untuk memanfaatkan sumberdaya laut. Bagi umat Islam di Indonesia hal ini harus dipikirkan, karena Indonesia masih sangat jau tertinggal dalam hal pemanfaatan laut dibandingkan dengan Thailand dan Taiwan. Kita harus bekerja keras menguasai teknologi kelautan, sehingga Allah memberikan rahmat berupa laut dapat kita peroleh dan untuk kesejahteraan umat. Jangan Merusak dan Menghancurkan Alam Manusia seringkali karena terdesak kebutuhan hidup, terbatasnya kemampuan pengetahuan dan semakin tingginya keinginan karena budaya konsumerisme, menyebabkan manusia mengambil jalan pintas dalam memanfaatkan sumber daya alam. Akibatnya banyaknya manusia mengambil jalan pintas ini, maka banyak sekali kerusakan yang ditimbulkannya dan menyebabkan banyak bencana. Allah sangat melarang manusia membuat kerusakan dibumi, seperti firmannya:” dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik” (QS Al-A’raaf :56). Manusia diperbolehkan menebang pohon untuk kebutuhan hidupnya. Dan secara alamiah, Allah menumbuhkan kembali hutan dalam bentuk sekunder, sehingga hutan yang sudah ditebang, akan tumbuh hutan kembali. Tapi kenapa manusia merusak dan mengambil secara berlebih-lebihan? Jawabannya karena manusia telah menjadi sekutu setan. Manusia telah tergoda oleh setan sehingga manusia melakukan kerusakan dengan angan-angan yang kosong dalam wujud keinginan yang sangat tinggi namun tidak mampu mewujudkannya, sehingga mencari jalan pintas dengan merusak alam. Kerusakan alam di Indonesia sudah semakin nyata. Hutan sudah gundul, banjir sudah melanda dimana-manna dan telah menelan korban ribuan jiwa. Sampah ada dimanamana dan banyak menimbulkan lalat dan penyakit. Umat Islam mulai saat ini dan seterusnya sudah mencukupkan kerusakan yang terjadi. Cukup sudah kerusakan yang ada. Untuk kedepannya, mulailah memelihara alam, dan memanfaatkan dengan benar, sehingga bencana dapat dihindari dan generasi mendatang masih dapat menikmati keindahan alam yang diciptakan Allah SWT. Saat ini dapat dilakukan reboisasi atau penanaman hutan kembali pada hutan yang rusak, menanam tanaman mangroe untuk menahan abrasi laut. Dan pada lahan yang subur, berlaku adillah terhadap alam, mulai belajar mebudidayakan tanaman, membuat tanaman 2016 5 Agama Islam Komarudin, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id organik, mengumpulkan sampah dan membuat pupuk organik. Terhadap pegunungan yang indah, mari kita nikmati dan pelihara. Pada daerah tandus, maka kita harus memilih tanaman yang tidak membutuhkan banyak air. Pada daerah tandus juga harus dibangun tempat penampungan air seperti “embung”, yang dapat memberikan air pada musim kering atau teknologi pompanisasi. Untuk musim kering yang panjang, kita dapat mengembangkan hujan buatan. Awan-awan dapat dikondenisasi dengan memberikan urea, sehingga awan tersebut menjadi berat dan dapat turun ke bumi sebagai hujan. Banyak teknologi dalam memanfaatkan alam, dan sudah saatnya umat Islam banyak belajar dan menguasainya. Allah sangat sayang terhadap umat Islam, Allah tidak hanya mengajarkan bagaimana memelihara alam, tetapi juga bagaimana memanfaatkan hasil alam. Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmanai, harta, dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat kaya dengan tuntunan kesehatan. Paling tidak ada dua istilah literatur keagamaan yang digunakan untuk menunjuk tentang pentingnya kesehatan dalam pandangan Islam. Kesehatan yang terambil dari kata sehat; Afiat Keduanya dalam bahasa Indonesia, sering menjadi kata majemuk sehat afiat. Dalam Kamus Besar Bahasa Inonesia, kata “afiat” depersamakan dengan “sehat”. Afiat diartikan sehat dan kuat, sedangkan sehat (sendiri) antara lain diartikan sebagai keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit). Tentu pengertian kebahasaan ini berbeda dengan pengertian dalam tinjauan ilmu kesehatan, yang memperkenalkan istilah-istilah kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan masyaratak. Walaupun Islam mengenal hal-hal tersebut, namun sejak dini perlu digarisbawahi satu hal pokok berkaitan dengan kesehatan, yaitu melalui pengertian yang dikandung oleh kata afiat. Istilah sehat dan afiat masing-masing digunakan untuk makna yang berbeda, kendati diakui tidak jarang hanya disebut salah satunya (secara berdiri sendiri, karena masingmasing kata tersebut dapat mewakili makna yang dikandung oleh kata yang tidak disebut. Pakar bahasa al-Qur'an dapat memahami dari ungkapan sehat wal-afiat bahwa kata sehat berbeda dengan kata afiat, karena kata “wa” yang berarti “dan” adalah kata penghubung yang sekaligus menunjukan adanya perbedaan antara yang disebut pertama (sehat) dan yang disebut kedua (afat). Atas dasar itu, dipahami adanya perbedaan makna di antara keduanya. 2016 6 Agama Islam Komarudin, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam literatur keagamaan, bahkan dalam hadis-hadis Nabi SAW ditemukan sekian banyak doa yang mengandung pemahaman afiat, di samping permohonan memperoleh sehat. Dalam kamus bahasa Arab, kata afiat diartikan sebagai perlindungan Allah untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipu daya. Perlindungan itu tentunya tidak dapat diperoleh secara sempurna kecuali bagi mereka yang mengingindahkan petunjukpetunjuk-Nya. Maka kata afiat dapat diartikan sebagai berfungsinya anggota tubuh manusia dengan tujuan penciptaannya. Kalau sehat diartikan sebaai keadaaan baik bagi segenap anggota bada, maka agaknya dapat dikatakan bahwa mata yang sehat adalah mata yang dapat melihat maupun membaca tanpa menggunakan kaca mata. Tetapi, mata yang afiat adalah yang dapat melihat dan membaca objek-objek yang bermanfaat serta mengalihkan pandangan dari objek-objek yang terlarang, karena itulah fungsi yang diharapkan dari penciptaan mata. Majelis Ulama Indonesia (MUI), misalnya, dalam Musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai “ketahanan jasmaniah, ruhaniah, dan sosial yang dimiliki manusia, sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntunan-Nya), dan memelihara serta mengembangkannya.” Dalam konteks kesehatan fisik, ditemukan sabda Nabi Muhammad SAW: “inna lijasadika 'alaika haqqon.”. Artinya “Sesungguhnya badan mu mempunyai hak atas dirimu” Demikian Nabi SAW menegur beberapa sahabatnya yang bermaksud melampaui batas beribadah, sehingga kebutuhan jasmaniahnya terabaikan dan kesehatannya terganggu. Pembicaraan literatur keagamaan tentang kesehatan fisik, dimulai dengan meletakan prinsip: “al-wiqaayah khairun min al-'ilaaj” “Pencegahan lebih baik dari pengobatan” Karena itu dalam konteks kesehatan ditemukan sekian banyak petunjuk Kitab Suci dan Sunnah Nabi yang pada dasarnya mengarah pada upaya pencegahan. Salah satu sifat manusia secara tegas dicintai Allah adalah orang yang menjaga kebersihan, kebersihan digandengkan dengan tuabat . Perhatikan surat al-Baqarah/2:222 yang artinya adalah “Sesungguhnya Allah senang kepada orang yang bertaubat dan senang kepada orang yang membersihkan diri” 2016 7 Agama Islam Komarudin, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Taubat menghasilkan kesehatan mental, sedangkan kebersihan lahiriah menghasilkan kesehatan fisik. Wahyu ke-2 yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah: “watsiyabaka fathahhir wa al-rujza fahjur” “Dan bershikanlah pakaianmu dan tinggalkan segala macam kotoran” (QS al-Mudatsir/74: 4-5) Perintah tersebut berbarengan dengan perintah menyampaikan ajaran agama dan membesarkan nama Allah SWT. Terdapat hadits yang amat populer tentang kebersihan yang berbunyi: “an-nadzafatu min al-iman” “kebersihan adalah bagian dari iman” Allah berfirman: ”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air, atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik, sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkanmu, tetapi Dia hendak membersihkanmu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur” (QS Al-Maidah:6) Allah berfirman: ”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air, atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik, sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkanmu, tetapi Dia hendak membersihkanmu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur” (QS Al-Maidah:6) Supaya sehat, manusia harus tau sumber penyakit. Sumber penyakit banyak berasal dari makanan dan minuman berlebihan. Allah berfirman: ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap memasuki masjid, makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” (QS Al-A’raf:31) 2016 8 Agama Islam Komarudin, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Sumber penyakit : makanan berlebihan jadi obesitas yang menjadi awal penyakit jantung, diabetes, impotensi, kolesterol, kanker karena junk food. 2. Tidak ada makanan jahat kalau tidak berlebihan. Perut harus diisi 1/3 makanan, 1/3 air dan 1/3 udara 3. Penyakit hati: karena mabuk dan judi akibat perbuatan musyrik dan minuman yang memabukkan ”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khmer, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah permbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (Qs Al-Maa-idah:90 2016 9 Agama Islam Komarudin, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id