MODUL PERKULIAHAN ETIKA Membangun Masyarakat Islam Modern Fakultas Program Studi Ilmu Komputer Informatika Tatap Muka Kode MK 10 Dr. Rais Hidayat Abstract Kesehatan dan Lingkungan Disusun Oleh Kompetensi Menyebutkan alasan bagi umat Islam untuk memelihara kesehatan dan lingkungan Menguraikan cara memelihara kesehatan fisik dan mental Menjelaskan upayah-upayah menjaga kesehatan yang meliputi pengetahuan sumber penyakit dan menyebuhkan penyakit Mengetahui konsepsi dasar Islam tentang pemeliharaan lingkungan Mengetahui perintah Tuhan dalam memelihara lingkungan tidak merusak lingkungan dan memelihara serta menanfaatkan alam demi kesejahteraan manusia Pengantar: Perlunya Lingkungan Sehat Pada akhir-akhir ini Indonesia sering mendapatkan cobaan berupa banyaknya penyakit yang berhubungan dengan lingkungan. Marak penyakit demam berdarah (DB) yang menelan banyak korban. Penyebab penyakit ini adalah lingkungan yang berkemungkinkan berkembangnaya nyamuk aides agepti. Berkembang juga penyakit alfian infuleza (AI) yaitu penyakit yang dikeluarkan melalui unggas terutama ayam, di beberapa daerah berkembang penyakit cikungunya yaitu penyakit yang dibawa oleh tikus. Dan banyak penyakit lainnya yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang bersih. Bagaimana betul Islam memandang kebersihan dan keshatan serta lingkungan ? Terkait hal ini Rasululah bersabda: “sesungguhnya allah maha Indah dan Allah menyukai yang indah. Allah maha murah dan sesungguhnya menykai sifat yang pemurah. Allah maha bersih dan suka kepada orang yang bersih” Memelihara Kesehatan Fisik dan Mental 1. Perintah menjaga kesehatan dan kebersihan Terkait dengan kebersihan Allah berfirman: “dan pakaianmu bersihkanlah , dan perbuatan dosa tinggalkanlah” (QS ALMuhaddat stsir:4-5). “hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan kakimu sampai dengan kedua mata kakimu, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan, atau kembali dari tempat buang air, atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik, sapula mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak meyulitkanmu tetapi dia hendak membersihkanmu dan menyempurnakan nimkatnya-Nya bagimu supaya kamu bersyukur”(QS Al-Maidah:6). Dalam hal ini Rasul bersabda: “apabila kamu tidak membuat kesukaran terhadap umatku, mereka akan aku perintahkan untuk membersihkan giginya dengan siawak setiap hendak sholat”. (AlHadist). 2. Mengetahui sumber penyakit Untuk tetap menjaga kesehatan yang prima sehingga dapat bekerja dan beribadah dengan prima juga, maka perlu bagi umat Islam mengetahui sumbersumber penyakit. Dengan mengetahui sumber penyakit maka, kita dapat berusaha mencegahnya dan meperbaiki kondisi tubuh 3. Menyembuhkan penyakit Penyakit hati Penyakit hati terjadi karena kemenagan setan dalam tubuh kita. Oleh sebab itu, untuk mengobati penyakit hati kita harus mengusir dan mengalahkan setan dari diri kita. Untuk menunjukkan setan maka kita harus kembali kepada Allah yaitu AlQur’an. Allah berfirman: “dan kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidak menambah kepada orangorang dzolim selain kerugian” (QS Al-Israa:82). Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat kaya dengan tuntunan kesehatan. Paling tidak ada dua istilah literatur keagamaan yang digunakan untuk menunjuk tentang pentingnya kesehatan dalam pandangan Islam. 1. Kesehatan, yang terambil dari kata sehat 2. Afiat Keduanya dalam bahasa Indonesia, sering menjadi kata majemuk sehat afiat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesra, kata ―afiat dipersamakan dengan ―sehat. Afiat diartikan sehat dan kuat, sedangkan sehat (sendiri) antara lain diartikan sebagai keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit) Telah disinggung bahwa dalam tinjauan ilmu kesehatan dikenal berbagai jenis kesehatan, yang diakui pula oleh pakar-pakar Islam antara lain kesehatan jasmaniah, ruhaniah, dan sosial Memang banyak sekali tuntunan agama yang merujuk kepada ketiga jenis kesehatan itu. Dalam konteks kesehatan fisik, misalnya ditemukan sabda Nabi Muhammad saw.: “Dari „Abdullah bin „Amr bin al -„Ash dia berkata bahwa R asulullah saw telah bertanya (kepadaku): “Benarkah kamu selalu berpuasa di siang hari dan dan selalu berjaga di malam hari?” Aku pun menjawab: “ya (benar) ya Rasulullah.”Rasulullah saw pun lalu bersabda: “Jangan kau lakukan semua itu. Berpuasalah dan berbukalah kamu, berjagalah dan tidurlah kamu, sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu, matamu mempunyai hak atas dirimu, dan isterimu pun mempunyai hak atas dirimu.” (Hadis Riwayat al- Bukhari dari ‗Abdullah bin ‗Amr bin al - ‗Ash) Kesehatan mental dan jiwa tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan fisik. Sebab, ketika seseorang mengalami sakit secara fisik, terkadang merusak mental dan jiwanya, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, kesehatan mental dan jiwa harus terus ditingkatkan dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah SWT. Berfirman : “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram” (QS. Ar-Ra’d : 28). Manusia dalam melakukan hubungan dan interaksi dengan lingkungannya baik materiil maupun sosial, semua itu tidak keluar dari tindakan penyesuaian diri atau adjustment. Tetapi apabila seseorang tersebut tidak dapat atau tidak bisa menyesuaikan diri dikatakan kesehatan mentalnya terganggu atau diragukan. Contoh penyesuaian diri yang wajar tersebut adalah seseorang yang menghindarkan dirinya dari situasi yang membahayakan dirinya. Sedangkan penyesuaian diri yang tidak wajar misalnya seseorang yang takut terhadap binatang yang biasa seperti kucing, kelinci dan sebangsanya. Dari dua contoh tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa orang yang bisa melakukan penyesuaian diri secara wajar dikatakan sehat mentalnya dan orang yang tidak bisa melakukan penyesuaian diri secara wajar, menunjukkan penyimpangan dari kesehatan mentalnya. Kesehatan mental dan pengembangan kepribadian merupakan satu mata rantai yang berkesinambungan dalam mencapai tujuan pendidikan sebagai salah satu faktor mewujudkan tujuan hidup itu sendiri sebagaimana dikatakan Robert J. Ladge: “Education is life and life is education” dalam arti “pendidikan adalah persoalan hidup dan kehidupan, dan seluruh proses hidup dan kehidupan manusia adalah proses pendidikan”, maka pendidikan Islam pada dasarnya hendak mengembangkan pandangan hidup islami, yang diharapkan tercermin dalam sikap hidup dan ketrampilan hidup orang Islam.(Muhaimin, 2002:39). Apabila hamba Allah telah berhasil melakukan pendidikan dan pelatihan penyehatan, pengembangan dan pemberdayaan jiwa (mental),maka ia akan dapat mencapai tingkat kejiwaan atau mental yang sempurna, yaitu akan tersingkap: 1. Kesempurnaan Jiwa yaitu integritasnya jiwa muthmainnah (yang tentram), jiwa radhiyah (jiwa yang meridhai), dan jiwa yang mardhiyah (yang diridhai) sehingga memiliki stabilitas emosional yang tinggi dan tidak mudah mengalami stress, depresi dan frustasi. 2. Kecerdasan Uluhiyah, yaitu kemampuan fitrah seseorang hamba yang shalih untuk melakukan interaksi vertikal dengan Tuhannya. 3. Kecerdasan Rububiyah, yaitu kemampuan fithrah seorang hamba yang shalih. 4. Kecerdasan Ubudiyah, yaitu kemampuan fitrah seseorang yang shalih dalam mengaplikasikan ibadah dengan tulus tanpa merasa terpaksa dan dipaksa, akan tetapi menjadikan ibadah sebagai kebutuhan yang sangat primer dam merupakan makanan bagi ruhani dan jiwanya. 5. Kecerdasan Khuluqiyah, ialah kemampuan fitrah seseorang yang shalih dalam berperilaku, bersikap dan berpenampilan terpuji. Memelihara Lingkungan Banyak kejadian yang harus umat Islam perhatikan terhadap lingkungan dimana mereka tinggal. Manusia harus berhubungan baik dengan lingkungan alam, karena lingkungan manusia tergantung pada alam. Manusia tiap hari harus makan, dan makanan tersebut berasal dari tumbuh-tumbuhan baik berupa makanan pangan seperti padi, buahbuahan dan sayur-sayuran. Apabila manusia merusak alam, maka tanah menjadi tandus, dan tidak dapat memperoduksi bahan makanan. Alam merupakan karunia Allah yang harus kita jaga kelestariannya. Kita harus bisa menjaga kelestarian alam agar dapat dinikmati oleh generasi masa depan. Mengekploitasi alam secara berlebihan dapat menyababkan rusaknya alam. Sebagai seorang muslim, kita harus menghindari tindakan itu untuk tetap menjaga kelestarian alam yang merupakan karunia Allah SWT. Islam adalah rahmatan lil alamin, yang mana syari'atnya tidak hanya untuk umat islam saja tapi bagi semesta alam sebagai Rahmat dari Allah. Bahkan diutusnya Nabi adalah sebagai rahmat, sebagaimana firman Allah: "tidaklah kami mengutusmu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekian alam" (alAnbiya: 107) 1. Manusia membutuhkan kesenangan dan keindahan Allah berfirman: “bukanlah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan kami jadikan gunung sebagai pasak, dan kami jadikan kamu pasangan-pasangan, dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat, dan kami jadikan malam sebagai pakaian, dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan dan kami bangun diatas kamu tujuh buah langit yang kokoh, dan kami jadikan matahari pelita yang amat terang, dan kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, supaya kami tumbuhkan dan air itu bijibijian dan tumbuh-tumbuhan dan kebun-kebun yang debat” (QS Al-Naba:6-16). 2. Tujuan Allah menciptakan alam semesta Allah berfirman: “dan dia menundukkan untukmu apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi semuanya sebagai rahmat dari pada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir” (QS Aljaatsiyah:13) Allah menciptakan langit dan bumi sebagai rahmat bagi manusia. Manusia dapat memanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Namun demikian, allah meminta manusia untuk berpikir atas penciptaan Allah tersebut, betapa besar dan pemurahnya Allah terhadap manusia. 3. Jangan merusak dan menghancurkan alam. Manusia sering kali karena terdesak kebutuhan hidup, terbatasnya kemampuan pengetahuan dan semakin tingginya keinginan karena budaya konsumerisme, menyebabkan manusia mengambil jalan pintas dalam memanfaatkan sumberdaya alam. Akibat banyaknya manusia mengambil jalan pintas ini, maka banyak sekali kerusakan yang ditimbulkannya dan menyebabkan banyak bencana. Allah dalam QS Al-Araaf ayat 56, sangat melarang manusia membuat kerusakan dibumi: “dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesunguhnya rahmat Allah amat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik” 4. Memelihara alam Umat islam mulai saat ini dan seterusnya sudah mencukupkan kerusakan yang terjadi. Cukup sudah kerusakan yang ada. Kedepan kita harus memelihara alam, dan memanfaatkan dengan benar, sehingga bencana dapat dihindari dan generasi mendatang masih dapat menikmati keindahan alam yang diciptakan Allah SWT. Allah memerintahkan kita umat islam untuk memelihara alam. Allah berfirman: “dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan): hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung. Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan didaerah itu, maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buahbuahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudahmudahan kamu mengambil palajaran” (QS Al-A’raaf:57). Agama islam mengajarkan 2 macam hubungan, Yaitu Hubungan vertikal (Manusia dengan Allah) dan hubungan Horisontal (Manusia dengan manusia) Kerusakan alam di dunia ini tak ubahnya adalah bumerang bagi manusia, kitalah yang membuat alam ini rusak, maka dari itu sebagai orang yang beriman, kita harus menjaga lingkungan dengan baik. Perilaku menjaga dan melestarikan alam sesuai hadist diatas, adalah: 1. Tidak merusak lingkungan sekitar kita 2. Mengurus tanah agar menjadi subur 3. Tidak membunuh hewan sembarangan 4. Memelihara fasilitas umum 5. Mengadakan penghijauan Inti dari semua keterangan diatas adalah, kita harus saling menghormati sesama makhluk Allah SWT. Janganlah saling merugikan, cintailah alam untuk generasi penerus kita. Jangan sampai generasi penerus kita tidak bisa melihat pohon dan binatang binatang. Daftar Pustaka 1. Al-Hufiy, A.M. 2000. Keterladanan Akhlak Nabi Muhammad SAW. Pustaka Setai. Bandung. 2. Departemen Agama RI. 1971. Al-Qur’an dan terjemahnya. Departemen Agama. Jakarta. 3. Gymnastiar, A. 2005. Aku Bisa; MQ Untuk Melejitkan Potensi. Khas MQ. Bandung. 4. Ibrahim Hamid Al-Qu’ayyid. 2005. 10 Kebiasaan Manusia Sukses Tanpa Batas. Maghfirah Pustaka. Jakarta. 5. Rasjid S. 2000. Fiqih Islam. Sinar Baru Agresindo. Bandung. 6. Shihab, M.Q. 1997. Mukzizat Al-Qur’an. Mizan. Bandung. 7. Srijanti, Dkk, 2009, Edisi ke dua, “Etika Membangun Masyarakat Islam”, Graha Ilmu.