KORELASI ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI

advertisement
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
korelasi antara kepercayaan diri…
KORELASI ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI
BELAJAR PADA SISWA SMP DI MATARAM
Made Piliani
Dosen Prodi Bimbingan dan Konseling FIP IKIP Mataram
e-mail:-
Abstrak: Percaya diri sangat diutamakan pada umumnya, akan tetapi dalam kompetisi pendidikan
sekarang ini, kepercayaan diri siswa dalam meningkatkan motivasi belajar yang lebih baik. Percaya
diri menimbulkan rasa optimis dan pemikiran yang positif terhadap kejadian yang akan dihadapinya.
Sedangkan ketika individu memiliki percaya diri yang rendah rentan mengalami rasa pesimis dan
berpikir negatif terhadap sesuatu yang dialami dan cenderung menyalahkan orang lain. Hal demikian
juga akan menimbulkan motivasi belajar individu menjadi terhambat dan cenderung untuk
mengambil segala cara untuk menghindari kegagalan yang akan dialami. Metode penelitian ini
menggunakan analisis korelasi product moment dan subyek penelitian terdiri dari 35 siswa SMP di
Mataram. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai hitung dalam penelitian ini adalah 0,9 sedangkan
nilai tabel dengan taraf signifikan 5% dan N = 35 adalah 0,334. Berarti hitung > tabel (0,911>0,334).
Kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai Korelasi Product Moment yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah lebih besar dari pada nilai tabel, maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis nilai (Ho)
ditolak yaitu Tidak Ada Korelasi Antara Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa
SMP di Mataram dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Berarti Ada Korelasi Antara Kepercayaan
Diri Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMP di Mataram.
Kata Kunci: Kecerdasan Emosi, Motivasi Belajar
PENDAHULUAN
Manusia merupakan mahluk yang paling
sempurna dari ciptaan yang lain. Dari itu
manusia dituntut untuk selalu bersyukur dan
mengembangkan sikap yang baik dalam
berinteraksi sosial baik dengan Tuhan, manusia
maupun mahluk yang lainnya. Dalam
berinteraksi
sosial
seluruh
individu
membutuhkan sikap percaya diri yang baik agar
dapat berkomunikasi dengan lancar sesuai
dengan kebutuhan masing-masing individu.
Selain itu juga dalam dunia pendidikan
percaya diri sangat diutamakan, karena dalam
persaingan saat sekarang ini kecerdasan bukan
pedoman utama menentukan kesuksesan
individu, namun sikap percaya diri merupakan
modal awal yang dapat menentukan
keberhasilan orang lain. Menurut Fatimah
(2010: 21) menjelaskan kepercayaan diri adalah
sikap
positif
seorang
individu
yang
memampukan dirinya untuk mengembankan
penilaian positif, baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap lingkungan/situasi yang
dihadapinya. Pendapat lain menyebutkan bahwa
sikap percaya diri adalah suatu bentuk sikap
optimis, krativitas yang dibawa sejak lahir, ulen,
tekun, jujur, bertanggung jawab dan memiliki
harga diri yang baik serta disegani oleh orang
lain (Kartini, 2010: 74).
ISSN: 2355-6358
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa sikap percaya diri
merupakan suatu bentuk perilaku yang dimiliki
oleh segenap individu dalam mengembangkan
perilaku positif dan optimis dengan segala
perilaku dan tindakan yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-harinya. individu yang
percaya bahwa ia akan mampu menghadapi
persoalan dengan baik dan menganggap bahwa
dia akan berhasil menghadapinya, akan
mendorongnya lebih semangat dan berusaha
semaksimal munkin mencari jalan keluar
pemecahan masalah yang di hadapinya.
Individu yang memiliki sikap optimis sering kali
berhasil memecahakan suatu persoalan
dibandingkan dengan orang yang optimis.
Adapun Fatimah (2010: 150) menyebutkan
karakteristik individu yang kurang percaya diri
adalah: 1). Berusaha menunjukkan sikap
kompromis, semata-mata demi mendapatkan
pengakuan dan penerimaan kelompok, 2).
Menyimpan rasa takut/kehawatiran terhadap
penolakan, 3). Sulit menerima realita diri
(terlebih menerima kekurangan diri) dan
memandang rendah kemapuan diri sendiri
namun dilain pihak, meransang harapan yang
tidak realistik terhadap diri sendiri, 4). Pesimis,
mudah menilai segala sesuatu dari sisi negative,
5). Takut gagal, sehimgga menghindari segala
resiko dan tidak berani memasang target untuk
46
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
berhasil, 6). Cendrung menolak pujian yang
ditujukan secara tulus, (karena undervalue diri
sendiri), 7). Selalu menempatkan/memposisikan
diri sebagai yang terakhir, karena menilai
dirinya tidak mampu, 8. Mempunyai extemal
locus of control (mudah menyerah pada nasib,
sangat bergantung pada keadaan dan
pengakuan/penerimaan serta bantuan orang
lain).
Karakteristik individu yang memiliki
percaya diri yang tinggi dan percaya diri yang
kurang dapat memberikan dampak pada
motivasi belajarnya juga. Karena individu yang
percaya dirinya tinggi akan memberikan
pengaruh pada sikap optimis dan merasa mampu
untuk menyelesaikan permasalahan dan tugastugas yang diberikan guru di sekolah. Namun
individu
yang
memiliki
karakteristik
kepercayaan diri yang rendah akan memberikan
dampak pada sikap pesimis dan tidak mampu
untuk bersosial maupun menyelesaikan tugas
pembelajaran yang ada di sekolah. Sehingga
kegiatan tersebut akan menghambat motivasi
belajar yang dimiliki siswa.
Motivasi adalah perubahan energi dalam
diri seseorang yang di tandai dengan munculnya
“feeling” dan dihalui dengan respon terhadap
adanya tujuan yang dimiliki oleh setiap individu
Mc. Donald (dalam Sardiman 2005:73).
Sedangkan (Hakim 2005:26) menjelaskan
bahwa suatu dorongan kehendak yang
menyebabkan seseorang melakukan suatu
tindakan atau perbuatan untuk mencapai tujuan
tertentu yang ingin dicapai.
Menurut menurut Sardiman (2001: 90)
menyatakan bahwa bentuk-bentuk dan cara
untuk menumbuhkan motivasi belajar adalah 1).
Memberi angka 2). Memberi hadiah 3).Saingan
kompetisi 4). Memberi ulangan 5).Pujian
6).Hukuman 7). Hasrat untuk belajar.
Dari penjelasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah
suatu dorongan yang muncul dalam diri individu
yang dilatar belakangi oleh tujuan tertentu
seperti adanya pemberian hadiah, persaingan
dengan teman, pemberian pujian serta hukuman
yang membuat individu jera untuk melakukan
perbuatannya.
Siswa SMP di Mataram terkadang jarang
menunjukan sikap percaya diri yang baik. Hal
tersebut terbukti dengan sekitar 75% siswa
sering melakukan mencontek ketika berlansung
ujian semester maupun ujian nasional. Dengan
sedikitnya kepercayaan diri yang disebabkan
oleh sifat optimism yang kurang tersebut
memunculkan motivasi belajar siswa menjadi
rendah dan tidak sedikt siswa berhenti sekolah
ISSN: 2355-6358
korelasi antara kepercayaan diri…
dan dari sekolah dasar (SD) sampai dengan
sekolah menengah atas (SMA).
Berdasarkan pemaparan latar belakang
diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti
tentang korelasi antara sikap percaya diri
dengan motivasi belajar pada siswa SMP
Mataram.
Sedangkan tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah ada korelasi antara
sikap percaya diri dengan motivasi belajar pada
siswa SMP Mataram?
PEMBAHASAN
Rintyastini dan Challote (2005: 132) sikap
percaya diri adalah sikap positif seseorang
individu untuk merasa memiliki kompetensi,
kemampuan serta keyakinan dan percaya diri
bahwa dia bisa mengembangkan penilaian
positif terhadap diri sendiri ataupun terhadap
lingkungan/situasi yang dihadapinya untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan
Sangkala
(2010:
183)
menyebutkan bahwa percaya diri adalah sikap
positif yang ditanamkan individu untuk
mengembangkan penilaian positif, baik
terhadap diri sendiri, lingkungan maupun situasi
yang di hadapi dalam proses pencapaian diri
yang baik dalam lingkungan sosial. Dari
pendapat Sengkala sikap percaya diri harus
ditanamkan orangtua terhadap anak didik dari
sejak awal agar mereka mampu untuk menilai
diri dan menanmkan sikap keyakinan diri yang
baik dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Adapun ciri-ciri kepercayaan diri menurut
Fatimah (2010: 149) sebagai berikut: (a).
Percaya akan kompetensi/kemampuan diri,
sehingga
tidak
membutuhkan
pujian,
pengakuan, penerimaan, ataupun hormat orang
lain, (b). Tidak terdorong untuk menunjukkan
sikap komfermis demi diterima oleh orang lain
atau kelompok, (c). Berani menerima dan
menghadapi penolakan orang lain berani
menjadi diri sendiri, (d). Punya pengendalian
diri yang baik (tidak moody dan emosinya
setabil), (e). Memiliki internal locus of control
(memandang keberhasilan atau kegagalan,
bergantung pada usaha diri sendiri dan tidak
mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta
tidak bergantung/mengharapkan bantuan orang
lain), (f). Mempunyai cara pandang yang positif
terhadap diri sendiri, orang lain, dan situasi di
luar dirinya, (g). Memiliki harapan yang
realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika
harapan tidak terwujud, ia tetap mampu melihat
sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
(Fatimah, 2010: 149).
Menurut ahli lain menyatakan bahwa
“kepercayaan diri sendiri menyebabkan orang
47
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
yang bersangkutan mempuyai sifat optimis,
kreatif, dan memiliki harga diri. Semua sikap ini
sangat
bermanfaat
bagi
perkembangan
sesorang” (Kartono 1997: 127).
Sedangkan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi sikap percaya diri adalah
sebagai berikut; Fatimah (2010: 150)
menyebutkan karakteristik individu yang
kurang percaya diri adalah: 1. Berusaha
menunjukkan sikap kompromis, semata-mata
demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan
kelompok,
2.
Menyimpan
rasa
takut/kehawatiran terhadap penolakan, 3. Sulit
menerima realita diri (terlebih menerima
kekurangan diri) dan memandang rendah
kemapuan diri sendiri namun dilain pihak,
meransang harapan yang tidak realistik terhadap
diri sendiri, 4. Pesimis, mudah menilai segala
sesuatu dari sisi negative, 5. Takut gagal,
sehimgga menghindari segala resiko dan tidak
berani memasang target untuk berhasil, 6.
Cendrung menolak pujian yang ditujukan secara
tulus, (karena undervalue diri sendiri), 7. Selalu
menempatkan/memposisikan diri sebagai yang
terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu, 8.
Mempunyai extemal locus of control (mudah
menyerah pada nasib, sangat bergantung pada
keadaan dan pengakuan/penerimaan serta
bantuan orang lain).
Berdasarkan penjelasan teori diatas, bentuk
dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
percaya diri individu tidak terlepas dari
pengaruh pembawaan individu dari sejak lahir
yang akan memberikan dampak pada adanya
sikap optimisme yang dimiliki oleh individu
yang ditanamkan oleh keluarga atau orangtua di
rumah serta bagaimana mereka dapat
berinteraksi dengan yang lainnya. Sikap percaya
diri itu juga sangat diperlukan dalam dunia
pendidikan khususnya agar setiap individu
mampu untuk memotivasi dirinya untuk giat dan
ulet dalam belajar.
Menurut Sardiman (2005:78) menjelaskan
bahwa motivasi belajar adalah suatu energi
positif yang dikembangkan oleh individu untuk
selalu terdorong dan giat untuk melakukan
sesuatu dalam kehidapuannya. Sedangkan
Hakim (2005:26) menjelaskan bahwa motivasi
belajar adalah suatu keterampilan yang dimiliki
oleh individu dalam membentuk diri agar
terbentuk keinginan yang besar untuk mencapai
tujuan yang hendak dicapai dalam proses
kehidupannya.
Menurut para ahli ahli lain dalam buku
pisikologi belajar bahwa: “macam-macam
motivasi hanya dibahas dari dua sudut pandang
yaitu motivasi dalam diri sendiri ( motivasi
intrinsik) dan motivasi yang berasal dari luar
ISSN: 2355-6358
korelasi antara kepercayaan diri…
diri seseorang (motivasi ekstrinsik)” (Djamarah,
2008: 149-151). 1).
Motivasi instrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar, karna dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu.
Keinginan
untuk
menambah
pengetahuan dan wawasan, keinginan, untuk
memahami sesuatu hal, merupakan faktor
intrinsik yang ada pada semua orang. 2).
Motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berpungsi karna
adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik
dalam belajar antara lain berupa penghargaan,
pujian, hukuman, celaan. Motivasi ekstrinsik
dibagi menjadi 3 yaitu : informal, formal, dan
non formal. Informal yaitu motivasi yang
berasal dari keluarga, temen-temen dan
lingkungan sekitar. Formal yaitu motivasi yang
berasal dari dimana ia disekolahkan (sekolah),
dan non formal.
Menurut menurut Sardiman (2001: 90)
menyatakan bahwa bentuk-bentuk dan cara
untuk menumbuhkan motivasi belajar adalah 1).
Memberi angka 2). Memberi hadiah 3).Saingan
kompetisi 4). Memberi ulangan 5).Pujian
6).Hukuman 7). Hasrat untuk belajar.
Dari pendapat tersebut di atas, bahwa
bentuk-bentuk/jenis motivasi terdiri atas 2 (dua)
bagian yaitu motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Namun motivasi intrinsik meliputi:
1). Hasrat untuk belajar 2). Minat 3).Minat yang
diakui. Sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi:
1). Memberi angka 2). Hadiah 3). Saingan
kompetisi 4).Memberi ulangan 5). Pujian 6).
Hukuman.
Berikut ini peneliti akan menjelaskan
bentuk/jenis motivasi belajar siswa sebagai
berikut: (1). Memberi Angka. Banyak siswa
belajar, yang utamanya justru untuk meraih
sebuah angka/nilai yang baik.Angka-angka
yang baik itu bagi para siswa merupakan
motivasi yang sangat kuat.Tetapi ada juga
bahkan banyak siswa belajar hanya ingin
mengejar naik kelas semata. Ini menunjukan
motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila
dibandingkan dengan siswa-siswa yang
menginginkan angka-angka baik. Namun
demikian semua ini harus diingat oleh guru
bahwa pencapaian angka-angka itu belum
mencapai hasil belajar yang sejati atau
bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya
yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana
memberikan angka-angka yang dikaitkan
dengan nilai yang terkandung dalam aspek
kognitif dan psikomotorik. (2). Hadiah. Hadiah
juga dapat dikatakan sebagai motivasi, namun
tidaklah selalu demikian, oleh karena hadiah itu
48
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi
seorang yang tidak senang. (3). Saingan
Kompetisi. Saingan kompetisi dapat digunakan
sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar
siswa. Persaingan, baik persaingan individu
maupun
persaingan
kelompok
dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Unsur
persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam
dunia industri atau perdagangan, akan tetapi
juga digunakan untuk meningkatkan kegiatan
belajar siswa. (4). Memberi Ulangan. Para siswa
akan lebih giat lagi untuk belajar kalau
seandainya mareka tahu akan diadakannya
ulangan. Oleh karena itu, meberikan ulangan ini
juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang
harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu
sering karena membosankan. Dalam hal ini
seorang guru juga harus terbuka jika akan ada
ulangan dengan cara memberi tahukan kepada
siswa sebelumnya. (5). Pujian. Apabila ada
seorang
siswa
yang
sukses
berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik, perlu untuk
diberikan sebuah pujian dan ini adalah bentuk
penguatan positif dan sekaligus merupakan
motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya
pujian ini merupakan motivasi, maka
pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang
tepat akan dapatmenumbuhkan suasana yang
menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar
serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
(6). Hukuman. Hukuman dapat juga dijadikan
penguat yang negatif, akan tetapi kalau
penyalurannya dapat dilakukan secara tepat dan
bijak maka hukuman bisa dijadikan alat
motivasi untuk belajar. Oleh karena itu, guru
harus memahami prinsip-prinsip pemberian
motivasi. (7). Hasrat untuk Belajar. Hasrat
untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada
maksud untuk belajar. Hal ini akan lebig baik,
bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan tanpa
maksud. Hasrat untuk belajar pada diri seorang
anak didik itu memang ada motivasi untuk
belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya
akan lebih baik. (8). Minat. Motivasi sangat erat
kaitannya dengan unsur minat.Motivasi muncul
karena ada kebutuhan, begitu juga minat
sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat
motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan
berjalan dengan lancar kalau disertai dengan
minat.
ISSN: 2355-6358
korelasi antara kepercayaan diri…
Selain itu, Menurut (Sadiman, 2005:85)
fungsi dari motivasi adalah: (1) Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motorik yang melepaskan energi, (2)
Menentukan arah perbuatan, yakni kearah
tujuan yang hendak dicapai, (3) Menyelesaikan
perbuatan, yatu menentukan perbuatanperbuatan apa yang harus dikerjakan yang
sesrasi guna mencapai tujuan dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut, (4) Diharapkan
juga kepada guru mata pelajaran dan guru
pembimbing memberikan perhatian yang dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Jadi motivasi belajar individu akan
dibentuk dari sikap percaya diri individu. Ketika
individu memiliki sikap percaya yang baik akan
memunculkan motivasi belajar yang baik yang
ditunjukan dengan sikap optimis, ulet, tekun,
bertanggung jawab serta mampu melaksanakan
sesuatu yang sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Sedangkan ketika individu memiliki
sikap percaya diri yang kurang cenderung
individu akan membentuk motivasi yang rendah
yang ditunjukan dengan sikap pesimis atau
selalu berpikiran negatif dan tidak mampu untuk
melakukan suatu kegiatan aktifitas.
METODE
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
yakni variable X disebutkan variabel bebas
(independen) adalah sikap percaya diri variabel
Y disebutkan variabel terikat (dependen) adalah
Motivasi belajar siswa.
Sedangkan populasi adalah keseluruhann
objek dan subyek dari penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang
ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitaiannya merupakan penelitian populasi”
(Arikunto, 2006: 130). Kemudian yang akan
menjadi populasi dan sampel dalam penelitian
ini adalah semua Siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Kuripan Tahun Pelajaran 2013/2014
dengan jumlah populasi dalam penelitian ini
adalah 140 siswa.
Untuk mengetahui besarnya jumlah populasi
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 01
berikut ini:
49
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
korelasi antara kepercayaan diri…
Jenis Kelamin
No
1.
2.
3.
4.
5.
Kelas
Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
16
18
17
14
13
78
12
10
11
14
15
62
Kelas VII A
Kelas VII B
Kelas VIII A
Kelas VIIIB
Kelas IX A
JUMLAH
Sedangkan ahli lain menyatakan” Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti” (Arikunto 2006: 131).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas
maka ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah
bagian dari populasi yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu.
28
28
28
28
28
140
Maka teknik sampling yang digunakan
peneliti proportion random sampling adalah
pengambilan sampel dari anggota populasi
secara acak dan berstarata secara proporsional,
dilakukan sampling ini apabila anggota
populasinya heterogen atau tidak sejenis”
(Riduwan dan Alma, 2004: 59).
Jenis Kelamin
No
1.
2.
3.
4.
5.
Kelas
Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
3
3
3
3
3
15
4
4
4
4
4
20
Kelas VII A
Kelas VII B
Kelas VIII A
Kelas VIIIB
Kelas IX A
JUMLAH
Kemudian teknik analisis data dalam
penelitian tersebut adalah menggunakan Data
yang diperoleh selanjutnya akan diolah dan
dianalisis. Pada umumnya metode analisis data
dibedakan menjadi dua cara yaitu analisis
statistik dan analisis non statistik. Dalam hal ini
metode Analisis data yang dilgunakan dalam
penelitian adalah analisis statistic Produck
Moment. Dengan rumus sebagai berikit:
rXY 
 xy
x  y 
2
2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai hitung
dalam penelitian ini adalah 0,9 sedangkan nilai
tabel dengan taraf signifikan 5% dan N = 35
adalah
0,334.
Berarti
> tabel
hitung
(0,911>0,334). Kenyataan ini menunjukkan
bahwa nilai Korelasi Product Moment yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar
dari pada nilai tabel, maka dapat dikemukakan
bahwa hipotesis nilai (Ho) ditolak yaitu Tidak
Ada Korelasi antara Kepercayaan Diri Dengan
ISSN: 2355-6358
7
7
7
7
7
35
motivasi belajar pada siswa SMP Mataram dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Berarti Ada
Korelasi antara Kepercayaan Diri Dengan
Motivasi Belajar pada Siswa SMP Mataram.
Kepercayaan diri adalah sikap positif
seseorang individu yang memampukan dirinya
untuk mengembangkan penilain positif, baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap
lingkungan atau situasi yang dihadapinya.
Situasi ini pada akhirnya mendorong anak
tumbuh menjadi individu tidak bisa menerima
kenyataan dirinya, karena di masa lalu (bahwa
hingga kini), setiap setiap orang mengharapkan
dirinya menjadi seseorang yang bukan dirinya
sendiri. Dengan kata lain, memenuhi harapan
sosial. Akhirnya, anak-anak tumbuh menjadi
individu yang punya pola pikir bahwa untuk
bisa di terima, di hargai, di cintai, dan di akui, di
haruskan menyenangkan orang lain dalam
mengikuti keinginan mereka tidak punya
keberanian untuk melakukannya. Kepercayaan
diri yang baik sesuai dengan realitas atau
kenyataan diri.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah
dilakukan, menunjukan bahawa kepercayaan
diri siswa dalam meningkatkan motivasi belajar
sangat tinggi karna hal tersebut dilihat dari hasil
50
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
lapangan yang kebanyakan siswa mempunyai
kepercayaan
diri
yang
tinggi
dalam
meningkatkan motivasi belajarnya. Sehingga
dapat dikatakan, bahwa siswa yang mempunyai
kepercayaan diri, maka siswa tersebut lebih
tinggi tingkat kepercayaan dirinya dalam
prestasi belajarnya. Sehingga dalam penelitian
ini, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,911
dan termasuk pada kategori tinggi. Jadi terdapat
hubungan yang tinggi antara kepercayaan diri
dengan motivasi belajar pada siswa SMP di
Mataram.
Hasil analisis data di atas kemudian
dikonsultasikan pada
dengan taraf
tabel
signifikan 5% dan N = 35 diperoleh tabel =
0,334, hasil ini menunjukkan bahwa hitung>
tabel . Maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis
nihil (Ho) ditolak yaitu Tidak Ada Hubungan
Kepercayaan Diri Dengan Prestasi Belajar Pada
Siswa SMA Negeri 1 Kuripan Tahun Pelajaran
2013/2014 dan hipotesis alternatif (Ha)
diterima. Maka kesimpulan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: Ada Hubungan
Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Belajar
Pada Siswa di SMP Mataram.
Dengan
demikian
Ada
Hubungan
Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Belajar
Pada Siswa SMP di Mataram.
korelasi antara kepercayaan diri…
Kartini, K., (2010). Piskologi kepribadian,
Jakarta: CV Rajawali.
Riduwan dan Alma, B., (2004). Belajar Mudah
Penelitian. Bandung: Alvabeta.
Ryntyastini, Yulita dan Challote, Suzy Y.,
(2005). Bimbingan dan konseling di
SMP Untuk Kelas VIII. Jakarta:
Esis.
Sardiman. (2011). Interaksi danmotivasi belajar
mengajar.
Jakarata:
PT.Raja
Grafindo Persada.
Sangkala, C.,( 2010) Berdamai Dengan Diri
Sendiri. Jakarta: Diva Press.
KESIMPULAN
Hubungan tersebut terlihat dari adanya
signifikansi korelasi product moment antara
kepercayaan diri dengan motivasi belajar, yakni
hasil analisis data yang diperoleh pada hitung =
0,911 yang selanjutnya dikonsultasikan dengan
tabel pada taraf signifikan 5% dan N = 35
diperoleh tabel = 0,334. Hasil ini menunjukkan
bahwa hitung> tabel . Maka dapat dikemukakan
bahwa hipotesis nihil (Ho) yaitu “Tidak Ada
Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Motivasi
Belajar Pada Siswa SMP di Mataram” ditolak
dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Maka
kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: Ada Hubungan Kepercayaan Diri
Dengan Motivasi Belajar pada Siswa di
Mataram.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2010). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktis. Yogjakarta:
Rineka Cipta.
Djamarah, S. Bahri., (1991). Prestasi Belajar
Dan
Kompetensi
Guru.
Banjarmasin: Usaha Nasional.
Fatimah, E., (2010). Psikologi perkembangan.
Bandung: Cv. Pustaka Setia.
ISSN: 2355-6358
51
Download