1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan besar maupun kecil. Keadaan ini akan mengakibatkan adanya persaingan yang semakin ketat antara perusahaan-perusahaan tersebut dalam memperebutkan posisi pasarnya. Untuk menghadapi itu, berbagai cara akan ditempuh oleh perusahaan agar produknya lebih disukai oleh konsumen. Sektor pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor yang strategis dalam pembangunan nasional, sehingga sektor ini dapat menjadi sektor andalan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi dan membuka lapangan kerja. Kota Solo dikenal sebagai kota budaya dan kota wisata. Ada banyak potensi wisata yang dimiliki kota Solo. Potensi ini merupakan pendukung yang baik karena bisa menarik wisatawan mancanegara maupun domestik untuk mengunjungi kota Solo. Wisatawan merupakan konsumen potensial produk sehingga kepariwisataan Solo mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan yang cukup pesat itu bisa dilihat salah satunya dari segi pertumbuhan fasilitas jasa akomodasi perhotelan. Usaha pemasaran juga dilakukan hotel sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Saat ini peranan hotel semakin penting dan sangat diperlukan baik sebagai tempat penginapan ataupun sebagai tempat diselenggarakannya 2 resepsi atau pertemuan penting. Maka dari itu semakin banyak pula hotel yang didirikan baik oleh perusahaan perseorangan maupun perusahaan persekutuan sehingga menambah semakin ketatnya persaingan. Sejalan dengan semakin meningkatnya peranan hotel bagi kehidupan manusia, maka potensi pasar yang menyediakan jasa akan mengalami peningkatan pula. Potensi pasar yang semakin luas ini merupakan peluang bisnis bagi pengusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha yang dimilikinya. Para pengusaha harus selalu berusaha agar perusahaannya mempunyai manajemen yang baik dan strategi pemasaran yang tepat dalam usahanya untuk merebut pasar yang ada. Perusahaan harus mampu mengidentifikasi kebutuhan dan kepuasan konsumen agar berhasil di pasar, sehingga semua kegiatan perusahaan harus selalu berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen. Perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan dan perubahan-perubahan dari perilaku, sikap dan selera konsumen sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan strategi pemasaran yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan dari konsumen. Persaingan antara pengusaha-pengusaha hotel semakin lama semakin ketat dalam usahanya untuk memperebutkan pangsa pasar yang ada. Berbagai cara akan ditempuh perusahaan agar produknya lebih disukai oleh konsumen. Agar dapat menentukan program pemasaran 3 secara tepat, maka diperlukan pemahaman mengenai perilaku konsumen. Dengan memahami perilaku konsumen maka akan diketahui kebutuhan dan keinginan konsumen serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian. Demikian pula halnya dengan PT. Sahid & Co, salah satu perusahaan yang memiliki jaringan hotel terbesar di Indonesia. Terdapat 19 hotel dan satu apartemen di Indonesia yang termasuk dalam Sahid Group, di Solo sendiri ada dua dan salah satunya adalah Hotel Sahid Kusuma Raya Solo, hotel berbintang empat yang merupakan salah satu hotel tertua di Solo dan mencoba menampilkan nuansa tradisional dalam bangunan maupun suasananya tentunya berusaha untuk dapat bersaing dengan hotel lain yang saat ini semakin banyak muncul dengan bangunan yang lebih modern.. Untuk itu informasi mengenai hal-hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian jasa akomodasi perhotelan perlu diperoleh agar dalam program pemasarannya dapat lebih berhasil. Dalam penelitian ini, bauran pemasaran yang diteliti adalah product, price, place, promotion, people, process dan customer service. Oleh karena itu meneliti tanggapan konsumen mengenai bauran pemasaran hotel sangat diperlukan sabagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam merencanakan dan menentukan strategi pemasaran di waktu yang akan datang. Dari latar belakang tersebut, maka penulis akan membahas masalah tersebut dengan 4 judul : ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM EVALUASI KEPUTUSAN PEMBELIAN JASA AKOMODASI PERHOTELAN DI HOTEL SAHID KUSUMA RAYA SOLO”. B. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, masalah-masalah yang akan diteliti : 1. Apakah variabel product mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo? 2. Apakah variabel price mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo? 3. Apakah variabel place mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo? 4. Apakah variabel promotion mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo? 5. Apakah variabel customer service mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo? 5 6. Apakah variabel people mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo? 7. Apakah variabel process mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo? 8. Apakah variabel product, price, place, promotion, customer service, people dan process secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini : 1. Untuk menguji apakah variabel product mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. 2. Untuk menguji apakah variabel price mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. 3. Untuk menguji apakah variabel place mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. 6 4. Untuk menguji apakah variabel promotion mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. 5. Untuk menguji apakah variabel customer service mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. 6. Untuk menguji apakah variabel people mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. 7. Untuk menguji apakah variabel process mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. 8. Untuk menguji apakah variabel product ,price, place, promotion, customer service, people dan process secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. D. Manfaat Penelitian Diharapkan dari penelitian ini dapat diperoleh manfaat-manfaat sebagai berikut 1. Bagi perusahaan : Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam merencanakan dan memilih strategi pemasaran di waktu yang akan datang. 7 2. Bagi peneliti : Sebagai alat untuk mencoba mengaplikasikan ilmu dan teori yang telah dipelajari selama ini, sehingga dapat membandingkan dengan keadaan yang sebenarnya. 3. Bagi pihak lain : Untuk menambah dan memperluas cakrawala pengetahuan dalam masalah sikap konsumen terhadap pengambilan keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan. E. Kerangka Pemikiran Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang dihadapi, dikemukakan kerangka pemikiran secara skematis sebagai berikut : Pemenuhan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Product Price Place Promotion Customer Service People Process Keputusan membeli Evaluasi keputusan membeli 8 Hotel sebagai salah satu perusahaan jasa dimana produk utamanya menyediakan jasa pelayanan penginapan, maka product, customer service, price, place, promotion, people, dan process merupakan bagian dari bauran pemasaran hotel. Yang merupakan variabel independen adalah product, price, place, promotion, people, process dan customer service. Sedangkan yang merupakan variabel dependen adalah evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan. F. Hipotesis Dalam penelitian ini penulis mengambil hipotesis sebagai berikut : 1. Variabel product mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. 2. Variabel price mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo 3. Variabel place mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo 4. Variabel promotion mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel 9 Sahid Kusuma Raya Solo 5. Variabel customer service mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo 6. Variabel people mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo 7. Variabel process mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo 8. Variabel product, customer service, price, place, promotion, people, dan process secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap evaluasi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. G. Metode Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok. 10 2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Independen a. Product (fasilitas) yaitu sarana-sarana kelengkapan yang disediakan serta kemudahan yang diberikan oleh pihak hotel kepada konsumen pemakai jasanya. Fasilitas yang dinilai adalah fasilitas kamar tidur, sarana olahraga, kolam renang, pub & restaurant, ruang pertemuan dan area parkir. b. Price (tarif) yaitu besarnya harga jual kamar yang telah ditetapkan sesuai dengan standar hotel tersebut. Tarif dinilai dengan meneliti apakah tarif yang ditawarkan cukup terjangkau, sesuai dengan fasilitas yang dimiliki, sesuai dengan pelayanan yang diberikan dan bersaing dengan hotel lainnya yang sekelas. c. Place (lokasi) yaitu tempat berdirinya hotel tersebut. Lokasi dinilai dengan meneliti apakah lokasi tersebut strategis karena terletak di dalam kota, dekat dengan tempat wisata, dekat dengan fasilitas umum dan mudah dijangkau dengan alat transportasi umum. d. Promotion (promosi) merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan pihak hotel guna menarik konsumen untuk memilih hotel tersebut, hal ini berupa periklanan, promosi penjualan, bentuk personal selling dan pertunjukan kesenian atau festival dan pameran. e. Customer service (pelayanan) yaitu cara yang digunakan untuk 11 memberi pelayanan jasa yang dapat memberikan kepuasan maksimal kepada tamu yang menginap. Bentuk pelayanan yang dinilai yaitu kebersihan lingkungan, ketenangan suasana, kenyamanan suasana, kemanan, keindahan penataan interior dan eksterior ruangan, serta pelayanan dalam hal antar jemput konsumen. f. People, merupakan karyawan yang bekerja di hotel, yang memberikan pelayanan kepada para tamu hotel. Penilaian meliputi apakah karyawan yang dimiliki merupakan karyawan yang ahli di bidangnya, ramah, sopan, dan cepat tanggap dengan kebutuhankebutuhan yang diperlukan oleh konsumennya. g. Process (proses) merupakan seluruh prosedur, mekanisme, dan kebiasaan dimana sebuah jasa diciptakan dan disampaikan kepada konsumen, seberapa cepat pihak hotel memberikan pelayanan kepada konsumen. Penilaian meliputi sistem reservasi hotel, kecepatan memenuhi kebutuhan konsumen, dan kelancaran proses check-in dan check-out. Variabel dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah evaluasi keputusan pembelian jasa ekomodasi perhotelan. Penilaian meliputi apakah jasa akomodasi yang telah dipilih dapat memenuhi kebutuhan konsumen. 12 3. Instrumen Penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat dalam bentuk kuesioner yang diisi oleh responden dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup dimana dalam kuesioner sudah disediakan alternatif jawaban dari tiap item pertanyaan. Dalam pelaksanaan pengisian nantinya, responden hanya diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sekiranya cocok dengan keadaan yang dialami. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap bauran pemasaran hotel yang terdiri dari Product, price, place, promotion, customer service, people dan process serta untuk mempermudah pengambilan kesimpulan dari tanggapan konsumen yang diperoleh dalam pembagian kuesioner, maka digunakan skala likert 4 angka. Alternatif jawaban disesuaikan dengan skala likert yang dibuat menjadi empat alternatif jawaban. Responden diminta menyatakan “Setuju” atau “Tidak Setuju” untuk setiap pertanyaan. Nilai total seluruh pernyataan dihitung untuk setiap responden. Untuk setiap jawaban akan diberi skor 1-4 yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a Skor 4 untuk jawaban Sangat Setuju (SS) b Skor 3 untuk jawaban Setuju (S) c Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) d Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) 13 4. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Data yang langsung diperoleh dari responden,meliputi : 1) Karakteristik responden 2) Tanggapan responden terhadap bauran pemasaran Hotel Sahid Kusuma Raya Surakarta. 3) Data lain tentang konsumen yang berkaitan langsung dengan penelitian. b. Data Sekunder Yaitu data yang bukan diusahakan sendiri penelitiannya oleh peneliti, berupa keterangan-keterangan tambahan dan peneliti tinggal mengutipnya. 5. Metode Pengumpulan data a. Wawancara Yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak pengelola hotel dan konsumen. b. Kuesioner Yaitu metode pengumpulan data dengan mengajukan daftar pertanyaan tertulis kepada responden di Hotel Sahid Kusuma Raya Surakarta. 14 c. Observasi Yaitu mengadakan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematik terhadap kegiatan perusahaan. 6. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang cirinya akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen (tamu hotel) yang menginap di Hotel Sahid Kusuma Raya Surakarta. b. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling, dengan menggunakan metode convenience sampling, yaitu teknik penentuan sampel dimana sampel yang diambil adalah siapa saja yang kebetulan dijumpai dan dipandang cocok sebagai sumber data. Jumlah sampel ditetapkan sebanyak 100 orang dengan pertimbangan sifat populasi tamu Hotel Sahid Kusuma Raya Surakarta yang tidak terlalu heterogen dan jumlah tamu itu sendiri. 15 H. Teknik Analisis Dalam menganalisa data terdapat dua macam alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Analisis Deskriptif Merupakan analisa yang berupa uraian atau keterangan untuk membantu mendukung analisa kuantitatif. Dalam hal ini adalah data mengenai karakteristik konsumen dalam keputusan pemilihan hotel untuk menginap di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. 2. Analisis Kuantitatif Analisa data secara kuantitatif adalah menganalisa data dengan menggunakan alat-alat statistik. Alat analisa yang digunakan : a. Uji Validitas Analisis validitas digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu fungsi ukur, semakin tinggi pengukuran mengenai sasarannya. Validitas ditunjukan oleh korelasi yang signifikan antara skor item pertanyaan dengan skor totalnya, skor total diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item pertanyaan dengan skor totalnya harus signifikan, hal ini ditunjukan oleh ukuran statistik tertentu yaitu angka korelasi. Angka korelasi yang diperoleh harus lebih besar dari 16 critical value yang diisyaratkan. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: rxy N (xy) - (x) (y) { N x 2 - (x) 2 } { N y 2 - (y) 2 } (Singarimbun dan Effendi, 1995: 141) Dimana rxy = Korelasi antara skor item pertanyaan dan skor tiap responden N = Jumlah sampel x = skor item y = skor tiap responden ∑x = Jumlah total skor item ∑y = Jumlah total skor tiap responden. Taraf signifikansi ditentukan 5%, jika diperoleh hasil korelasi yang lebih besar dari r tabel, berarti butir pertanyaan tersebut valid. b. Uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama. Untuk mengukur reliabilitas akan digunakan alat analisis alpha cronbach’s. Apabila angka alpha cronbach’s mendekati 1, maka 17 semakin tinggi tingkat reliabilitasnya. ( Sekaran, 2000: 308). dengan rumus sebagai berikut: rtt 2 k σ t = 1 k - 1 σ t 2 Keterangan : rtt = reliabilitas instrumen t2 = variabel total t2 = variabel butir K = banyaknya butir pertanyaan atau soal c. Analisis Regresi Berganda Analisis ini untuk menguji hipotesis dan menyatakan kejelasan tentang kekuatan variabel bauran pemasaran hotel terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan Rumus perhitungan : Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+e Dimana : Y = keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan a = konstanta X1 = fasilitas X2 = tarif X3 = lokasi 18 X4 = promosi X5 = pelayanan X6 = people X7 = proses b1-b7 = koefisien regresi e = kesalahan pengganggu 1) Uji F Merupakan pengujian bersama-sama variabel independen yang dilakukan untuk melihat variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Langkah pengujian : Hipotesis : Ho :b1=b2=b3=b4=b5=b6=b7=0 (tidak ada pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen) Ha : b1≠b2≠b3≠b4≠b5≠b6≠b7≠0 (ada pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan F tabel. Bila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak yang berarti variabel independen secara nyata berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama. 19 Rumus F hitung adalah sebagai berikut : F hitung = R 2 /( k 1) (1 R 2 )( N k ) dimana : R2 = koefisien determinasi N = banyaknya observasi K = banyaknya parameter atau koefisien regresi plus konstanta 2) Uji t Merupakan pengujian variabel-variabel independen secara individu, dilakukan untuk melihat signifikansi dari variabel independen sementara variabel yang lain konstan. Langkah pengujian : - Hipotesis : Ho : βI = 0 : Ha : βI ≠ 0 - t tabel : t /2 ; N-K - Ho diterima Ha ditolak jika -t t/2; n-k < t hitung < +t t/2; n-k. - Ho ditolak Ha diterima jika t hitung < -t /2; n-k atau t hitung > +t /2; n-k Nilai t hitung diperoleh dengan rumus : t hitung = b1 Se( b1 ) 20 dimana : b1 = koefisien regresi Se (b1) = standart errors koefisien regresi Bila t hitung > t/2; n-k pada kepercayaan tertentu, Ho ditolak. Penolakan terhadap Ho ini berarti bahwa variabel independen tertentu yang diuji secara nyata berpengaruh terhadap variabel dependen. 3) Uji koefesien determinasi (R2) Uji ini bertujuan untuk proporsi atau persentase total variasi dalam variabel dependen yang diterangkan oleh variabel independen secara bersama- sama. R 2 menggambarkan ukuran kesesuaian yaitu sejauh mana garis regresi sampel mencocokkan data. Rumusnya: R2 (n xy - x y) 2 n x 2 ( x) 2 n y 2 ( y ) 2 (Gujarati, 1999: 209) 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemasaran Setiap perusahaan yang ingin mempertahankan serta memperluas usahanya dalam persaingan yang sangat ketat haruslah memandang pemasaran sebagai suatu kegiatan perusahaan yang memegang peranan penting untuk mencapai tujuannya. Hal ini disebabkan karena pemasaran adalah salah satu dari kegiatan pokok perusahaan yang secara langsung berhubungan dengan konsumen. Dari pemasaran, perusahaan akan mendapatkan informasi mengenai kebutuhan konsumen, kesukaan mereka dan informasi lainnya. Dengan adanya informasi tersebut, maka dapat dipakai oleh perusahaan sebagai dasar untuk mengadakan pengolahan dari kegiatan produksinya. Jadi dapat dikatakan bahwa pemasaran merupakan faktor penting. Sejak orang mengenal pemasaran, telah banyak definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli yang hakekatnya mempunyai pengertian yang hampir sama antara yang satu dengan yang lainnya. Pengertian pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut : a. Menurut Kotler (1995 : 8) Marketing is a social and managerial process by which individuals and groups obtain what they need and want trough creating and exchanging products and values with others. 22 b. Menurut Stanton ( 1998 :5) Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Dari definisi tersebut, dilihat bahwa kotler menggunakan hal yang sederhana yaitu pemuasan kebutuhan dan keinginan itu dilakukan melalui proses tukar menukar. Sedangkan Stanton mengemukakan definisi pemasaran yang luas dan lebih rinci yaitu bahwa pemasaran merupakan suatu usaha yang dinamis dan merupakan hasil interaksi dari berbagai kegiatan. Dari kedua definisi tersebut terdapat suatu kesamaan yaitu bahwa kegiatan pemasaran ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. B. Pemasaran Jasa 1. Pengertian jasa Menurut Kotler (1995:538), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Komponen jasa dapat merupakan bagian kecil atau bagian utama dari total penawaran. Penawaran dibedakan menjadi lima kategori : a. Barang berujud murni, artinya penawaran terdiri dari barang berujud tanpa ada jasa yang menyertainya. 23 b. Barang berujud yang disertai jasa, artinya penawaran terdiri dari barang berujud yang disertai dengan satu atau lebih jasa untuk mempertinggi daya tarik kepada konsumennya. c. Campuran, artinya penawaran terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang sama. d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan, artinya penawaran terdiri dari jasa utama dengan jasa tambahan dengan barang pelengkap. e. Jasa murni, artinya penawaran hanya terdiri dari jasa. 2. Karakteristik jasa Jasa memilki empat karakteristik utama yang membedakannya dengan barang, yaitu : a. Jasa tidak berwujud Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum ada transaksi dan keyakinan para pembekal jasa. b. Jasa tidak dapat dipisahkan dengan sumbernya Suatu bentuk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau mesin. Contohnya adalah pemilik hotel dapat mencoba bekerjasama dengan biro perjalanan atau pariwisata dalam usaha meningkatkan permintaan. c. Jasa berubah-ubah tergantung pada waktu, tempat dan pelayanan 24 jasa Bidang jasa sangat mudah berubah-ubah, karena jasa bergantung pada siapa yang menyajikan, kapan dan dimana disajikan. d. Jasa tidak dapat disimpan Daya tahan suatu jasa tidak akan menjadi masalah bila permintaan selalu ada dan mantap karena menghasilkan jasa dimuka adalah susah. Bila permintaan berubah-ubah naik dan turun, maka sesuatu hal yang sulit akan muncul. Salah satu contoh pada musim liburan permintaan terhadap hotel melonjak namun pada saat liburan berakhir permintaan terhadap hotel menjadi turun. 3. Strategi pemasaran untuk perusahaan jasa Pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran internal dan interaktif. Pemasaran eksternal menggambarkan pekerjaan normal yang dilakukan perusahaan untuk menyiapkan, menetapkan harga, mendistribusikan dan mempromosikan ke pelanggan. Pemasaran internal menggambarkan pekerjaan yang dilakukan perusahaan untuk melatih dan memotivasi karyawannya agar melayani pelanggan dengan baik. pemasaran interaktif menggambarkan keahlian karyawan dalam melayani klien. Klien menilai jasa tidak hanya dari kualitas teknis tetapi juga kualitas fungsionalnya. Sejalan dengan meningkatnya persaingan, akan dibutuhkan banyak 25 keahlian pemasaran. Sehubungan dengan hal ini, perusahaan jasa menghadapi tiga tugas yaitu : a. Mengelola perbedaan kompetitif b. Mengelola kualitas jasa c. Mengelola produktivitas jasa C. Bauran Pemasaran Jasa Bauran pemasaran adalah unsur-unsur atau elemen-elemen internal penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi. Konsep bauran pemasaran merupakan alat yang dikembangkan dengan baik yang dipakai sebagai struktur oleh para pemasar. Unsur-unsur bauran pemasaran jasa: 1. Product Merupakan konsep keseluruhan atas obyek atau proses yang memberikan berbagai nilai bagi para pelanggan. Bagi konsumen, membeli produk tidak hanya berarti membeli atribut fisiknya saja, melainkan mereka juga membayar untuk atribut nonfisik yang dapat memenuhi kebutuhan sekaligus memuaskan keinginannya. Menurut Payne (1993:156-157) konsep produk total adalah jumlah dari empat tingkatan produk berikut ini : a. Produk inti atau generik. Ini terdiri dari produk jasa dasar, misalnya adalah tempat tidur pada kamar hotel. 26 b. Produk yang diharapkan. Ini terdiri dari produk generik bersama dengan kondisi pembelian minimal yang perlu dipenuhi. Para pelanggan memerlukan bermacam-macam unsur tambahan seperti kenyamanan, pelayanan yang cepat, kebersihan, kualitas bagus dan sebagainya. c. Produk yang diperluas. Ini merupakan bidang yang memungkinkan suatu produk dibedakan dari yang lain. Perusahaan melakukan diferensiasi dengan menambah nilai pada produk inti, misalnya adalah dengan mengutamakan pelayanan pada pelanggan dengan cara memberikan pelayanan yang cepat dan ramah. d. Produk potensial. Ini terdiri dari seluruh sifat dan manfaat tambahan potensial yang merupakan keuntungan bagi pembeli, termasuk potensi untuk penegasan ulang (redefinisi) produk untuk memanfaatkan pengguna baru dan perluasan aplikasi yang sudah ada. Dengan demikian, produk jasa merupakan rangkaian pemuasan nilai yang kompleks. Nilai diberikan oleh para pembeli dalam kaitannya dengan manfaat yang mereka terima. Penambahan produk yang diharapkan mencerminkan cara menciptakan difrensiasi produk dan dengan demikian menambah nilai dari perspektif. 2. Price Adalah harga yang dibayar dan cara-cara atau syarat–syarat yang berhubungan dengan penjualannya. Harga memainkan peranan penting 27 dalam bauran pemasaran jasa, karena penetapan harga memberikan penghasilan bagi bisnis. Tujuan penetapan harga bagi perusahaan : 1) Kelangsungan hidup perusahaan 2) Maksimalisasi keuntungan 3) Maksimalisasi penjualan 4) Prestise 5) Pencapaian ROI (return on investment) yang diinginkan 3. Place Merupakan fungsi distribusi dan logistik yang dilibatkan dalam rangka menyediakan produk dan jasa sebuah perusahaan. Keputusan-keputusan lokasi dan saluran meliputi pertimbangan mengenai cara menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana jasa harus ditempatkan. Pilihan lokasi hotel merupakan faktor bersaing yang penting dalam usaha menarik konsumen. Hotel bisa memilih penempatan lokasi di wilayah pusat kota, maupun justru ditempat yang jauh dari keramaian. 4. Promotion Merupakan program komunikasi yang berhubungan dengan pemasaran produk atau jasa. Unsur promosi dalam bauran pemasaran jasa membentuk peranan penting dalam membantu mengkomunikasikan positioning jasa kepada para pelanggan dan pasar-pasar kunci yang lain. Dalam mengembangkan program promosi, manajer pemasaran harus 28 selalu memulainya dengan mengidentifikasikan segmen pasar sasaran dan motif-motif pembeli. Promosi jasa mencakup sejumlah bidang utama. Bidang-bidang ini dikenal sebagai bauran promosi, meliputi unsur-unsur : 1) Periklanan, peranannya dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran akan jasa, untuk membantu membujuk pelanggan supaya membeli dan untuk mendiferensiasikan jasa dari penawaran-penawaran jasa yang lain. 2) Penjualan personal, memiliki peranan penting dalam pemasaran jasa. Penjualan personal yang efektif meliputi kontak personal, peningkatan hubungan dan penjualan silang. 3) Promosi penjualan, adalah sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan dengan tujuan untuk menyediakan insentif guna menaikkan penjualan. Beberapa contoh promosi penjualan yaitu tawaran potongan harga, hadiah, voucher, dan lainnya. 4) Hubungan masyarakat, hal ini berkaitan dengan sejumlah tugas pemasaran, meliputi membangun dan memelihara citra, mengenalkan jasa-jasa baru, dan mendukung kegiatan komunikasi. 5) Word of mouth, ini menyoroti pentingnya faktor orang dalam promosi jasa. Pelanggan seringkali terlibat dalam penyampaian jasa dan kemudian menginformasikan kepada pelanggan potensial lain tentang pengalaman mereka. 29 6) Direct marketing, ini dapat digunakan dalam hubungannya satu sama lain untuk memperkuat penjualan personal, periklanan dan unsur-unsur promosi lainnya. 5. People Orang-orang merupakan unsur yang penting, baik dalam produksi maupun penyampaian jasa. Orang-orang secara bertahap menjadi bagian diferensiasi yang mana perusahaan-perusahaan jasa mencoba menciptakan nilai tambahan dan memperoleh keunggulan kompetitif. Kesuksesan pemasaran suatu jasa sangat tergantung pada seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya manusia. Menurut Payne (1993:205), telah dikembangkan skema kategorisasi berdasarkan tingkat frekuensi kontak pelanggan dan seberapa jauh staf dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pemasaran konvensional. Kategorisasi ini menghasilkan empat kelompok, yaitu : a. Contactor, secara berkala dan teratur melakukan kontak pelanggan dan secara khusus sangat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pemasaran. Mereka menduduki bermacam-macam posisi dalam perusahaan jasa, diantaranya peran-peran penjualan dan layanan pelanggan. b. Modifier, adalah orang-orang seperti resepsionis dan operator telepon. Walaupun mereka tidak dilibatkan secara langsung dalam kegiatankegiatan pemasaran pada tingkat tinggi, namun mereka sering 30 melakukan kontak dengan pelanggan. c. Influencer, meskipun terlibat dalam kegiatan pemasaran, namun mereka jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali melakukan kontak dengan pelanggan. Mereka merupakan bagian penting dari pelaksanaan strategi pemasaran organisasi, diantaranya adalah karyawan yang memiliki peranan dalam pengembangan produk, riset pasar dan lainnya. d. Isolated, melakukan berbagai fungsi pendukung dan tidak memiliki kontak pelanggan berkala serta tidak dilibatkan secara langsung dalam kegiatan-kegiatan pemasaran. Karyawan yang masuk kategori ini adalah departemen pembelian, personalia dan pemrosesan data. Kategorisasi ini menegaskan bahwa orang-orang membentuk bagian penting diferensiasi dalam organisasi jasa yang dapat menciptakan nilai tambah bagi pelanggan. Dengan menyadari kontribusi setiap karyawan dalam menarik dan mempertahankan pelanggan, kinerja perusahaan akan meningkat. 6. Process Proses-proses dimana jasa diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan merupakan faktor utama di dalam bauran pemasaran jasa, karena para pelanggan akan seringkali mempersepsikan sistem penyampaian jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Seluruh kegiatan kerja adalah proses. Proses-proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas dimana suatu 31 jasa disampaikan kepada pelanggan. Ini melibatkan keputusan kebijakan tentang keterlibatan pelanggan dan keleluasaan karyawan. Apabila prosesproses yang mendukung penyampaian tidak sesuai, misalnya proses penyediaan makanan tidak sesuai dalam waktu yang dijanjikan, maka akan menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. Hal ini berarti proses penting bagi kualitas jasa dan signifikan dalam menunjang kesuksesan pemasaran jasa. 7. Customer Service Faktor utama yang membedakan untuk perusahaan-perusahaan jasa adalah kualitas layanan pelanggan. Banyak definisi mengenai layanan pelanggan, salah satunya adalah bahwa layanan pelanggan adalah segala kegiatan yang dibutuhkan untuk menerima, memproses, menyampaikan dan memenuhi pesanan pelanggan dan untuk menindaklanjuti setiap kegiatan yang mengandung kekeliruan. Menurut Christopher (1993:221), ada empat langkah kunci dalam menyusun strategi layanan pelanggan, yaitu : a. Mengidentifikasi misi layanan/jasa b. Menetapkan tujuan layanan pelanggan c. Menyusun strategi layanan pelanggan d. Melakukan implementasi Perusahaan jasa harus berfokus secara khusus pada layanan pelanggan dan mempertahankan tingkat kepuasan pelanggan, terus beradaptasi dengan 32 kebutuhan pelanggan yang selalu berubah dalam hal layanan pelanggan. Mengembangkan strategi bauran pemasaran Dalam mengembangkan strategi bauran pemasaran, pemasar jasa harus mempertimbangkan hubungan antar unsur-unsur bauran. Ada tiga tingkat interaksi antar unsur-unsur bauran pemasaran : 1. Konsistensi, dimana ada kesesuaian yang logis dan bermanfaat antara dua atau lebih unsur bauran pemasaran. 2. Integrasi, yang menyangkut interaksi harmonis aktif antar unsur-unsur bauran. 3. Leverage, yang mencakup pendekatan yang lebih canggih dan berkaitan dengan setiap unsur sebaik mungkin untuk mendukung semua bauran pemasaran. D. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan suatu kunci bagi perusahaan untuk merencanakan dan mengelola pemasaran perusahaan dalam lingkungan yang selalu berubah, karena perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka terhadap barang dan jasa. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai berikut : Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, ternasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. (Engel, Blackwell and Miniard, 1994:3) 33 Perilaku konsumen merupakan aktivitas yang ditunjukkan oleh orangorang dalam menyeleksi, membeli, dan menggunakan barang atau jasa sehingga hal tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang mulai dilakukan sejak konsumen merasa membutuhkan hingga barang atau jasa itu habis atau selesai dikonsumsi. Sebelum atau setelah tindakan itu dilakukan, konsumen akan terlibat dalam suatu proses kebutuhan. Dari definisi diatas terdapat dua elemen dalam perilaku konsumen, yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik. Keduanya melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang dan jasa secara ekonomis. Teori Perilaku Konsumen Teori-teori mengenai perilaku konsumen adalah sebagai berikut : 1. Teori Ekonomi Mikro Teori ini menjelaskan bahwa setiap konsumen akan berusaha mendapatkan kepuasan yang maksimal dalam setiap pengeluaran dananya dan apabila telah tercapai akan berusaha mempertahankan tingkat kepuasannya. Hal ini berdasarkan bahwa : a. Konsumen selalu mencoba untuk memaksimumkan kepuasannya dan batas kemampuan finansialnya. 34 b. Konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber untuk memuaskan kebutuhan. c. Konsumen selalu bertindak rasional. 2. Teori Psikologis Teori psikologis dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu teori belajar (learning theory) dan teori psikonalistis (phsychoanalitic theory). Teori-teori ini mendasarkan pada faktor yang terdapat pada lingkungan yang mempengaruhinya. a. Teori Belajar Teori ini lebih menekankan pada penafsiran dan peramalan, beberapa prinsip teori belajar yang dibahas di sini adalah : 1) Teori Stimulus Respon (S-R Theory), merupakan teori empiris utama dari teori belajar. Teori ini dikembangkan oleh Pavlov Skinner dan Hull, berisi pendapat bahwa proses belajar itu merupakan suatu tanggapan dari seseorang terhadap suatu rangsangan yang dihadapinya. Rangsangan itu diulang-ulang dan akan mendapatkan tanggapan yang sama dan betul secara terus menerus dan akhirnya muncul suatu kebiasaan dan tingkah laku tertentu. 2) Teori Kognitif (kesadaran), menekankan bahwa proses pemikiran seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sikap dan keyakinan, pengalaman masa lalu dan pemahaman yang mendalam tentang 35 bagaimana mencapai suatu tujuan. 3) Teori Bentuk dan Bidang (Gestalt and Field Theory) Teori ini menyatakan bahwa setiap tindakan manusia selalu dipengaruhi masa lalunya, bidang atau ruang hidup seseorang meupakan variabel penting dalam teori ini. Dengan asumsi bahwa manusia dalam setiap tindakannya senantiasa memiliki suatu tujuan. b. Teori Psikoanalistis Teori ini berakar dari teori psikoanalisa Sigmun Freud yang menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh adanya motif yang tersembunyi. Perilaku manusia ini adalah selalu merupakan hasil kerjasama dari ketiga aspek dalam struktur kepribadian manusia, yaitu : id, ego dan super ego. Id adalah dorongan alamiah manusia, efeknya akan memunculkan ego dan super ego. Ego merupakan pusat kesadaran yang menjaga keseimbangan antara ide yang berinsting bebas dan super ego yang berorientasi sosial dan mempunyai gerak terbatas. Super ego merupakan aspek sosiologis dari kepribadian manusia. c. Teori Sosiologis Teori ini menitikberatkan pada hubungan antara individu terhadap perilaku manusia. Teori sosiologis ini mengarahkan analisis perilaku pada kegiatan-kegiatan kelompok, seperti keluarga, teman sekerja dan 36 sebagainya. d. Teori Anthropologis Teori anthropologis ini mencoba menerangkan perilaku kelompok tetapi berupa perilaku kelompok yang lebih luas dan lebih besar, misalnya perilaku kelompok kelas sosial tertentu atau perilaku kelompok kultur tertentu. E. Implikasi Perilaku Konsumen Pada Strategi Jasa Pengaruh perilaku konsumen terhadap perumusan strategi pemasaran adalah bahwa perubahan perlaku konsumen sekarang tidak hanya memperhatikan harga saja dalam pembeliannya, tetapi juga sifat-sifat barang , komunikasi pemasaran, servis yang memuaskan, dan penyaluran yang intensif menjadi lebih penting. Ini berarti perumusan strategi pemasaran harus memberikan perhatian yang lebih seimbang, dengan memperhatikan lebih banyak kepada unsur-unsur bukan harga (non price strategy) dari strategi harga yang tradisional dalam persaingan. 1. Strategi Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi segmen-segmen pasar tertentu yang menjadi sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix. Dengan segmentasi pasar, perusahaan dapat mengarahkan atau memusatkan perhatiannya untuk mempengaruhi konsumen dari 37 segmen pasar yang dituju. 2. Strategi Synchromarketing Banyak perusahaan manufaktur yang menggunakan pemasaran untuk meningkatkan penjualan, tetapi sering dalam perusahaan jasa tidak demikian. Strategi synchromarketing digunakan untuk : a. Mengubah pola penawaran agar sama dengan pola permintaan. b. Mengubah pola permintaan untuk menyesuaikan dengan pola penawaran alami c. Mengubah kedua-keduanya pada perbagai tingkatan. Permintaan yang teratur atau suatu jasa dalam strategi synchromarketing, bagi sebuah perusahaan yang melakukannya akan berusaha menyeimbangkan penawaran dan permintaan dari tahun ke tahun. Ini merupakan faktor yang sangat kritis bagi unit usaha jasa karena mereka tidak mengadakan penyimpanan produk. F. Keputusan Membeli Menurut Kotler (1995:224), ada beberapa peranan yang dimainkan seseorang dalam membuat keputusan membeli, yaitu : 1. Pencetus ide (initiator), yaitu seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu produk atau jasa. 38 2. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu seseorang yang pandangan atau pendapatnya dapat mempengaruhi keputusan pembelian. 3. Pengambil keputusan (decider), yaitu seseorang yang memutuskan tiap komponen dalam keputusan pembelian. 4. Pembeli (buyer), yaitu seseorang yang melakukan pembelian sebenarnya. 5. Pemakai (user), yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu. Pada saat konsumen mengambil keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa, maka ada tahap-tahap dalam mengambil keputusan tersebut, yaitu (Sutisna,2003 :16) : 1. Pengenalan kebutuhan Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan. 2. Pencarian informasi Pembeli mencari informasi tentang sumber-sumber dan menilainya, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan. Pencarian informasi intern tentang sumber-sumber pembelian dapat berasal dari komunikasi dan pengaruh perorangan. Informasi ekstern dapat berasal dari media massa (majalah, surat kabar, radio, televisi) dan sumber-sumber informasi dari kegiatan perusahaan (publisitas, iklan, dll). 39 3. Evaluasi alternatif Proses evaluasi konsumen berorientasi secara kognitif, yaitu mereka memandang konsumen dalam membuat pertimbangan produk terutama berdasarkan pada pertimbangan sebagian besar secara sadar dan rasional. Ada lima konsep untuk membantu penjelasan proses penilaian konsumen, yaitu : sifat-sifat produk, bobot pentingnya ciri-ciri yang berbeda, kepercayaan merk, fungsi kemantapan setiap ciri dan prosedur penilaian untuk pemilihan merk. 4. Keputusan Membeli Setelah melewati tahap-tahap sebelumnya, konsumen mengambil keputusan apakah jadi membeli atau tidak. 5. Perilaku setelah pembelian Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas ataukah tidak puas, jadi akan membeli kembali atau tidak atau memberitahu orang lain tentang produk tersebut. Proses tersebut menunjukkan bahwa proses membeli dimulai jauh sebelum tindakan membeli dilakukan dan masih terdapat konsekuensi setelah pembelian. Dalam pembelian yang kurang memerlukan keterlibatan konsumen, keputusan dibuat secara tidak berurutan atau mungkin melompati beberapa tahap. 40 G. Arti penting Motivasi Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Jasa Perhotelan Pembelian suatu produk atau jasa oleh seorang konsumen sering dipengaruhi oleh suatu motivasi. Misalnya dalam memilih suatu jasa perhotelan, konsumen selalu mempertimbangkan motif-motif seperti lokasi, harga, pelayanan ,fasilitas, promosi, proses dan orang-orang yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Hal ini penting karena untuk pencapaian kepuasan yang dipertimbangkan para konsumen dalam pengambilan keputusan konsumen. Seorang pengusaha jasa perhotelan perlu mengetahui dan memahami apa yang melatarbelakangi konsumen dalam pengambilan keputusan agar dapat dihasilkan pelayanan yang benar-benar dibutuhkan oleh pengguna jasa perhotelan sehingga para pengusaha jasa perhotelan dapat menempatkan produk/jasanya pada pasar yang benar-benar potensial. Dengan adanya hal tersebut, tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen dapat tercapai. H. Pengertian Akomodasi Dalam arti sempit, akomodasi berarti suatu kamar atau tempat dimana pengunjung dapat tidur atau menginap. Akomodasi dalam hal ini hanya penginapan saja. Dalam perkembangan lebih lanjut, karena setiap orang menginap juga memerlukan yang lain, seperti makan dan minum, maka 41 selanjutnya akomodasi dikenal masyarakat bukan hanya tempat untuk menginap tetapi telah berkembang sebagai suatu tempat mendapatkan makan, minum dan terpenuhinya kebutuhan lain. Pengertian akomodasi adalah setiap bangunan dalam bentuk apapun yang memiliki kamar-kamar tidur untuk menginap, baik dengan tambahan pelayanan makan dan minum atau tidak. Jenis-jenis Akomodasi a. Lodging House Rumah yang menyediakan tempat menginap untuk satu malam saja atau waktu kurang dari seminggu dalam satu kali menginap. b. Apartement House Akomodasi yang disewakan untuk ditempati sebagai rumah atau tempat tinggal oleh dua, tiga atau empat keluarga secara terpisah. c. Inn Suatu tempat yang menyediakan penginapan, makan dan minum, serta pelayanan umum lainnya, disewakan untuk orang-orang yang singgah untuk sementara waktu dengan jangka waktu yang terbatas. d. Homestay Suatu jenis akomodasi yang berasal dari rumah-rumah rakyat yang telah ditingkatkan fasilitas dan sarananya, sehingga memenuhi syaratsyarat kesehatan, yang disewakan kepada wisatawan. e. Guest House 42 Sejenis akomodasi yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau instansi yang diperuntukkan bagi para tamu yang menginap dan mendapatkan pelayanan makan serta minum. Dalam pengertian aslinya, guest house merupakan akomodasi yang mempunyai fasilitas sederhana. Di Indonesia dikenal dengan nama Pondok Wisata. f. Bungalow Sejenis akomodasi yang berlokasi di pegunungan, yang disewakan untuk keluarga sebagai tempat peristirahatan pada waktu liburan. g. Cottage Sejenis akomodasi yang beralokasi di sekitar pantai atau danau dengan bentuk bangunan-bangunan terpisah, yang disewakan dan dilengkapi fasilitas rekreasi. h. Logement (losmen) Sejenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh rumah yang menyediakan penginapan dengan/tanpa makan minum bagi setiap orang yang datang untuk beristirahat. i. Pension Sejenis akomodasi berupa hotel kecil yang menyediakan pelayanan penginapan, makan dan minum,dengan tarif relatif murah. j. Mansion House Sejenis akomodasi berbentuk rumah besar yang ditempati atau dapat 43 disewakan kepada beberapa keluarga atau satu keluarga besar. k. Rykon Sejenis akomodasi khas Jepang, yang memiliki sarana dan fasilitas pelayanan sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan orang Jepang. l. Mess Sejenis akomodasi yang disediakan dan dibangung sebagi tempat tinggal bagi karyawan, pegawai, atau anggota suatu instansi dalam suatu kelompok tertentu (bujangan, perwira, trainee) dalam batas waktu tertentu. I. Pengertian Hotel Secara harfiah, kata hotel dulunya berasal dari kata hospitium (bahasa latin), artinya ruangan tamu yang berada dalam suatu monastery yang kemudian kata hopses, lalu menjadi hospice. Untuk beberapa lama kata hospice tidak mengalami perubahan. Dalam perkembangan selanjutnya melalui proses pengertian dan analogi yang sangat lama untuk membedakan Guest House dengan Mantion House (rumah besar), maka rumah tersebut disebut hostel. Beberapa unsur pokok yang terkandung dalam pengertian hotel sebagai suatu akomodasi komersial yaitu : 1. Hotel adalah suatu bangunan, lembaga, perusahaan atau badan usaha akomodasi. 44 2. Menyediakan fasilitas pelayanan (jasa) penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya. 3. Fasilitas dan pelayanan tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum (termasuk di dalamnya tourist dan traveler). 4. Yang tinggal di tempat tersebut hanya untuk sementara waktu. 5. Akomodasi itu dikelola secara komersial. Dapat dirumuskan definisi hotel sebagai berikut : Hotel adalah jenis akomodasi yang menyediakan fasilitas dan pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa-jasa lainnya untuk umum yang tinggal untuk sementara waktu, dan dikelola secara komersial. J. Jenis-jenis Hotel Jenis-jenis hotel sesuai dengan letak dan fungsinya adalah : 1. Residental Hotel Jenis hotel yang ada pada dasarnya berbentuk seperti gedung apartemen. Menyediakan pelayanan bagi para penghuninya dan lain sebagainya. 2. Transit Hotel Jenis hotel ini disebut juga dengan nama Commercial Hotel. Khusus melayani orang-orang yang bepergian dengan tujuan bisnis. Fungsinya juga sebagai kantor bagi tamu-tamu yang menetap di hotel tersebut. 3. Resort Hotel 45 Jenis hotel ini melayani para wisatawan yang bertujuan untuk berlibur. Letaknya kebanyakan disekitar pantai, pegunungan, dan tempat-tempat yang dekat obyek wisata. 4. Motor hotel Motor hotel juga disebut motel, kebanyakan di tepi-tepi jalan besar, tidak jauh dari kota, dekat pusat perindustrian atau airport. 46 BAB III GAMBARAN UMUM HOTEL SAHID KUSUMA RAYA SOLO A. Sejarah Berdirinya Surakarta dikenal sebagai pusat dari budaya jawa yang sangat halus karena memiliki dua istana, yaitu Istana Kasunanan atau disebut juga Istana Surakarta Hadiningrat dan Istana Mangkunegaran. Kraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran adalah dua Istana yang dibangun di pusat kota budaya Surakarta. Kedua istana ini merupakan sisa-sisa imperium Mataram yang pernah berkuasa, meliputi sebagian besar Pulau Jawa pada abad ke-16 hingga awal abad ke-18. sebagaimana halnya dengan kerajaan-kerajaan Mataram di Jogjakarta, kedua istana ini juga dipimpin oleh penguasa tradisional, yaitu Susuhunan (yang disanjung) adalah penguasa Kraton Kasunanan dan Mangkunegoro (ribuan negara) adalah penguasa Pura Mangkunegaran. Kraton Kasunanan didirikan pada tahun 1745 oleh Paku Buwono II setelah terjadi pemberontakan etnis Cina pada tahun 1744 yang menyebabkan ibukota Kraton di Kartasura hancur dan kemudian dipindah ke Surakarta . Sedangkan Pura Mangkunegaran dibangun oleh Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa pada tahun 1757. Dalam perkembangannya, kedua kraton ini tidak terlalu menaruh simpati pada pergerakan kemerdekaan tetapi lebih menekankan pada masalah 47 perekonomian, perkebunan, dan penyewaan tanah. Kraton Kasunanan mencapai puncak kejayaan sebagai salah satu kerajaan terbesar di Pulau Jawa pada saat Susuhunan Paku Buwono X bertahta selama kurang lebih 46 tahun (1893-1939). Susuhunan Paku Buwono adalah satusatunya raja Mataram yang paling lama berkuasa. Pada tahun 1907, Susuhunan Paku Buwono X membeli sebidang tanah di sebelah utara Pura Mangkunegaran guna membangun sebuah istana sebagai tempat tinggal Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Koesoemojoedho, sang putra mahkota. Pada tahun 1909 istana tersebut mulai dibangun oleh Kanjeng Pangeran Hadiwidjojo dengan memadukan arsitektur Jawa kuno dan Belanda yang kemudian dikenal dengan sebutan “Ndalem Koesoemojoedhan”. Pada tahun 1961 “Ndalem Koesoemojoedhan” dijual ke IFCO yaitu sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam assembling sepeda dan mesin jahit. Tahun 1970 kemudian dibeli oleh PT. Sahid & Co, yang direncanakan akan dibangun sebuah hotel besar dalam rangka menyambut konferensi PATA pada tahun 1974 di Surakarta. Pada tanggal 26 Oktober 1970 dilakukan peletakan batu pertama oleh Kanjeng Gusti Putri Mankunegoro VII dan penanaman prasasti oleh Presiden Sahid Group yaitu Bapak Sukamdani Sahid Gitosardjono yang pada saat itu merangkap sebagai ketua KADIN. Tanggal 8 Juli 1977, resmi dibuka oleh Menteri Perhubungan RI dengan nama “Kusuma Sahid Prince Hotel”. Hotel ini tampil dengan konsep resort, 48 dan pertama kali beroperasi mempunyai 38 kamar dalam bentuk Bungalow. Pada awal oktober tahun yang sama dapat menambah 18 kamar yaitu kamar Cabanas, kolam renang dan mushola. Tanggal 8 Juli 1980 menambah 36 kamar Moderate yang terletak di sebelah barat bangunan utama dan tahun 1981 menambah 12 kamar Standart dan Indraloka Royal Suite serta laundry plant. Ndalem Koesoemojoedhan mempunyai 5 lima ruangan utama yaitu : 1. Pendopo Tempat menerima tamu, sekarang menjadi lobby hotel bernama “Budhoyono Mantili”. Lobby dengan 10 pilar putih yang anggun dimana tamu dapat bersantai sambil mendengarkan gamelan dan suara pesinden yang mengalun merdu. 2. Pringgitan Ruangan yang disediakan untuk pertunjukan wayang yang terletak diantara pendopo dan ndalem, sekarang menjadi “Pantiarjo Convention Hall”. 3. Krobongan/petanan Asal mula bentuknya dari altar Hindu dihias dengan kasur, bantal dan guling semuanya terbuat dari kain cindhe dan disusun dengan indah. Diatasnya terdapat tunas kelapa dan seikat padi yang melambangkan kehidupan dan kesuburan pertanian. Di depan Krobongan terdapat dua 49 patung yaitu Loto Blonyo, sebelah kiri adalah patung Dewi Uma atau Dewi Sri lambang kesuburan. Sebelah kanan adalah patung Dewa Sadono lambang keberuntungan. 4. Indraloka Royal Suite Terdapat di belakang ndalem, mempunyai 4 kamar tidur utama mewah yang menjadi kebanggaan hotel, tempat bermalam tamu-tamu tertentu. 5. Royal Suite Ndalem Ruangan untuk upacara tertentu, misalnya perkawinan, khitanan dan sebagainya. Di ruang ini terdapat empat tiang besar dan indah yang disebut soko guru, terbuat dari kayu jati yang berkualitas untuk menyangga atap yang diberi hiasan ornamen matahari yang sinarnya terbias pada susunan kayu pada langit-langitnya. Ruangan ini terletak di bangunan utama Hotel Sahid Kusuma Raya yang disebut ruang Sriwedari. B. Tujuan dan Perkembangan Hotel Sahid Kusuma Raya Pembangunan Hotel Sahid Kusuma Raya pada awalnya ditujukan guna menyambut Konferensi PATA (Pasific Area of Travel Association) pada tahun 1974 yang akan berlangsung di Surakarta. Hotel ini menjadi hotel termegah pada waktu itu dengan fasilitas paling lengkap. Perkembangan yang pesat dari pembangunan tampak dari berbagi upaya pengembangan sumber 50 daya Kusuma Sahid Prince Hotel sebagai konsekuensi positif dari berkembangnya status kota Surakarta menjadi salah satu daerah tujuan wisata utama. Berkembangnya status ini salah satunya ditandai dengan terus meningkatnya jumlah wisatawan ynag berkunjung ke Surakarta setiap tahunnya. Seiring dengan program pemerintah untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka seluruh jajaran Sahid Group konsisten untuk melaksanakannya. Penggantian nama dari bahasa Inggris menjadi bahasa Indonesia dilaksanakan secara serentak pada tanggal 8 Juli 1995, bertepatan dengan grand opening, purna bangun Hotel Sahid Raya Solo dan HUT Sahid Group wilayah Jateng dan DIY. Penggantian nama tersebut adalah dari Kusuma Sahid Prince Hotel menjadi Hotel Sahid Kusuma Raya Solo dengan 121 kamar dengan status kenaikan bintang, dari bintang tiga menjadi hotel bintang empat. Hingga akhir tahun 1997, wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara masih menjadikan kota Solo sebagai salah satu tujuan perjalanan wisata mereka. Namun pada tahun 1998 perekonomian Indonesia semakin terpuruk karena situasi politik yang semakin tidak menentu. Suhu politik ynag memanas berpengaruh pada jumlah wisatawan yang berkunjung ke Solo dan beberapa kota lainnya, yang hanya mencapai 517.950 per tahunnya, padahal hingga akhir tahun 1997 wisatawan yang berkunjung ke kota Solo mencapai 51 708.774. Penurunan jumlah wisatawan yang terbilang drastic ini tidak berimbang dengan jumlah kamar yang ditawarkan. Oleh karena itu Hotel Sahid Kusuma Raya merasa perlu untuk terus berbenah diri agar dapat bersaing dengan hotel-hotel lain yang juga memiliki fasilitas lengkap dengan bangunan yang lebih modern. Dalam kurun waktu 33 tahun (1965-1998) pemerintah orde baru yang menitikberatkan kebijakan pembangunan pada pertumbuhan ekonomi secara positif ikut mempengaruhi perkembangan usaha, tidak terkecuali kelompok Sahid. Hal ini terbukti dengan lahir dan berkembangnya 14 hotel Sahid yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia dan sebuah apartemen , yang kemudian jaringan tersebut terus meluas hingga saat ini, sehingga data terakhir mengenai jumlah hotel yang dikelola kelompok Sahid menjadi 19 hotel dan satu apartemen yaitu : 1. Hotel Sahid Jaya Jakarta 2. Hotel Sahid Raya Lippo Cikarang 3. Hotel Sahid Sanghyang Indah Anyer 4. Hotel Sahid Topas Galeria Bandung 5. Hotel Sahid Raya Jogjakarta 6. Hotel Sahid Raya Solo 7. Hotel Sahid Kusuma Raya Solo 8. Hotel Sahid Surabaya 52 9. Hotel Sahid Raya Bali 10. Hotel Sahid Legi Mataram Lombok 11. Hotel Sahid Bandar Lampung 12. Hotel Sahid Pekanbaru 13. Hotel Sahid Angkasa Medan 14. Hotel Sahid Rasinta Batam 15. Hotel Sahid Raya Makasar 16. Hotel Sahid Toraja 17. Hotel Sahid Manado 18. Hotel Sahid Kawanua Manado 19. Hotel Sahid Mariat Sorong 20. Apartemen Istana Sahid C. Lingkungan Fisik Hotel Sahid Kusuma Raya Hotel Sahid Kusuma Raya menawarkan suatu kenyamanan yang bernuansa klasik dengan bangunan berarsitektur Jawa kuno dan Belanda. Dengan luas kurang lebih 5 Ha, kompleks bangunan Hotel Sahid Kusuma Raya terdiri dari: 1. Kamar tamu atau extention room sebanyak 121 kamar, terdiri dari : a. Royal suite/luxury room sebanyak 1 kamar b. Prince suite sebanyak 12 kamar 53 c. Executive suite sebanyak 18 kamar d. Superior sebanyak 16 kamar e. Moderate sebanyak 36 kamar f. Cabanas sebanyak 18 kamar g. Griyadi sebanyak 20 kamar 2. Gambir Sekethi Restaurant yang menyajikan makanan khas Indonesia, jepang dan Eropa. 3. Madugondo Bar yang menawarkan beraneka minuman favorit dan tradisional pilihan sambil diiringi live music yang berkualitas. 4. Enam ruang pertemuan yang dapat menampung 85 sampai 400 orang yaitu: a. Pantiardjo Convention Hall, mempunyai kapasitas 100 kursi. b. Sriwedari Convention Hall dengan kapasitas 100 kursi. c. Tirtasari Convention Hall dengan kapasitas 400 kursi. d. Cempaka Room e. Mawar Room f. Dewandaru Room 5. Pendopo Ageng Kusumo, merupakan bangunan luas. Sangat tepat untuk pesta perkawinan dan pesta keluarga. Pendopo Ageng Kusumo ini juga dikenal sebagai Budhoyono Mantili Lobby. 6. Kolam renang 54 7. Pusat kebugaran dan sarana olahraga 8. Area parkir dan taman 9. Gedung perkantoran 10. Laundry plant D. Struktur Organisasi Hotel Sahid Kusuma Raya Dalam struktur organisasi Hotel Sahid Kusuma Raya, wewenang dan kekuasaan berasal dari atas kemudian mengalir ke bagian-bagian di bawahnya dan masing-masing bagian tersebut bertanggung jawab penuh terhadap atasannya. Hotel Sahid Kusuma Raya Solo dipimpin oleh seorang General Manager (GM) yang dibantu oleh beberapa orang manajer yang mengepalai beberapa departemen, yaitu: 1. Front Office Department 2. Marketing Department 3. Engineering Department 4. House keeping Department 5. Personnel Department 6. Laundry Department 7. Accounting Department 8. Food & Beverage Department Fungsi tiap-tiap departemen adalah sebagai berikut : 55 1. Front Office Department Fungsi utamanya adalah menyewakan kamar bagi para tamu, sedangkan tugas-tugas dari Front Office antara lain: a. Penerimaan tamu datang b. Penerimaan pemesanan kamar c. Penanganan barang-barang tamu d. Pelayanan informasi, telepon e. Pelayanan penanganan pembayaran 2. House keeping Department Fungsi utama House keeping adalah memelihara kebersihan, kerapian, dan kelengkapan kamar-kamar tamu, restoran, bar dan tempat-tempat umum di dalam hotel. Tugas dari House keeping (tata graha) adalah memelihara seluruh bangunan hotel meliputi : a. Kamar tidur b. Tangga dan koridor di setiap lantai c. Ruangan umum yang digunakan tamu d. Penyimpanan linen yang digunakan oleh hotel e. Ruang pelayanan laundry 3. Laundry Department Fungsi utamanya adalah untuk memelihara kebersihan barang-barang hotel. Tugas-tugasnya antara lain: 56 a. Melakukan pencucian pakaian tamu dan pakaian seragam linen milik hotel b. Melaksanakan pemilahan linen menurut jenisnya c. Melakukan pencucian sprei, sarung bantal, handuk, dll dari kamarkamar dan mengirim kembali kepada house keeping departemen untuk dipasang dan diantarkan kembali kepada tamu atas pekaian-pakaian yang diperlukan pencuciannya d. Bertanggung jawab atas kualitas kebersihan dan pelayanan yang tepat waktu. e. Memelihara seluruh perlengkapan dan peralatan pencucian 4. Food and Beverage Department Adalah sebuah departemen yang bertugas untuk melayani pesanan makanan dan minuman serta menyiapkan penyajiannya, bertanggung jawab atas kebersihan dan kualitas serta kenikmatan rasa. Departemen ini terdiri dari dua bagian yaitu Food and Beverage service dan Food and Beverage production Tugas dari Food and Beverage service adalah: a. Menerima pemesanan tempat bagi mereka yang akan makan di restoran b. Melayani tamu yang datang ke restoran c. Melayani kebutuhan tamu yang berhubungan dengan pemesanan 57 makanan d. Melakukan rekapitulasi hasil penjualan makanan dan minuman sesuai dengan pesanan Tugas dari Food and Beverage production a. Mempersiapkan dan mengolah bahan makanan dan minuman sesuai dengan pesanan tamu dari restoran, service dan lainnya b. Mempersiapkan penyajian makanan dan minuman yang akan dihidangkan kepada tamu 5. Accounting Department Adalah sebuah departemen yang bertanggung jawab untuk membukukan semua transaksi-transaksi hotel baik pendapatan verbal maupun pengeluaran-pengeluaran yang ditimbulkan dalam pengoperasian hotel, sehingga setiap bulan dapat memberikan informasi kepada management yang berupa Financial Statement Pada bagian Accounting akan terlihat semua proses pembukuan serta keuangan perusahaan, termasuk inventaris bergerak maupun tetap. Accounting Department juga berfungsi sebagai alat kontrol bagi departemen lainnya yang berada di lingkungan hotel itu sendiri. Secara keseluruhan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu : a. Proses pengawasan di dalam (internal control) b. Peraturan arus dana (cash flow) 58 c. Analisa laporan kegiatan (administration and reports) 6. Marketing Department Adalah sebuah departemen yang bertanggung jawab dalam penanganan di bidang promosi dan pemasaran hotel. Fungsi bagian pemasaran: a. Merencanakan aktivitas dan kebijakan pemasaran b. Melaksanakan hubungan masyarakat yang baik c. Bekerjasama dengan departemen lain dalam program perencanaan d. Melakukan riset tentang segmentasi pasar e. Melaksanakan personal selling, pemasangan iklan, publikasi dan pengiriman surat langsung sebagai pelaksanaan dari tiap kegiatan pemasaran f. Melakukan evaluasi hasil dari kegiatan pemasaran dan operasional 7. Engineering Department Adalah sebuah departemen yang bertanggung jawab dalam bidang pemeliharaan dan perawatan hotel, baik itu bangunan, mesin-mesin maupun kelistrikan, dll. 8. Personnel Department Adalah sebuah departemen kepegawaian. Fungsi dari bagian personalia : yang bertugas mengangani urusan 59 a. Perekrutan pegawai-pegawai baru b. Penempatan pegawai sesuai dengan pengetahuan, ketrampilan dan pengalamannya c. Peningkatan produktivitas pegawai d. Pelaksanaan promosi, mutasi, demosi dan pemecatan pegawai e. Penyiapan gaji dan tunjangan pegawai f. Pengembangan SDM g. Pengadaan program pelatihan E. Manajemen Pemasaran Hotel Sahid Kusuma Raya 1. Fasilitas dan Pelayanan Fasilitas dan pelayanan yang diberikan Hotel Sahid Kusuma Raya kepada para tamunya adalah : a. Kamar yang dilengkapi dengan AC dan wall to wall carpet b. IDD phoneline c. Mini bar, lemari es d. Room Service, laundry & dry cleaning e. Free transfer service f. Boutique, souvenir shop dan drugstore g. Beauty salon, massage service h. Bank, ATM, money changer, safe deposit box i. Bar, lounge, live music 60 j. Restaurant, coffee shop k. Baby, in-house doctor l. Ballroom, meeting room m. Kolam renang n. Gamelan Jawa Orchestra o. Internet café p. Postal Service, facsimile service q. Taxi service, travel agency r. Area parkir luas Untuk melayani tamu selama berada di Hotel Sahid Kusuma Raya, ditempatkan beberapa karyawan yang siap membantu, yaitu : a. Bell boy, yaitu karyawan yang selalu siap mengantar tamu dan membawakan barang-barangnya ke dalam kamar dan melayani permintaan tamu. b. Room boy, yaitu karyawan yang bertugas membersihkan kamar setiap pagi dan menyediakan perlengkapan-perlengkapan kamar seperti handuk, sprei, sabun, dll. 2. Lokasi Hotel Sahid Kusuma Raya terletak di Jalan Sugiyopranoto No. 20, di tengah kota Solo tepatnya di sebelah timur Pura Mangkunegaran. Lokasi hotel yang terletak di tengah kota ini dekat dengan fasilitas umum seperti 61 kantor-kantor maupun bank. Selain itu, hotel dekat dengan tempat wisata seperti Pura Mangkunegaran dan Pasar Triwindu yang menjual barangbarang antik. 3. Strategi dan Kebijaksanaan tarif Untuk menetapkan tarif, perusahaan menggunakan strategi harga fleksibel dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk tiap kamar, pajak dan laba yang diinginkan. Selain itu perusahaan juga mempertimbangkan situasi pasar dan harga yang ditawarkan oleh para pesaing. Kebijaksanaan harga yang diambil oleh Hotel Sahid Kusuma Raya adalah dengan cara memberikan diskon kepada tamu yang berasal dari perusahaan atau instansi yang sudah menjadi langganan dan memberikan komisi kepada agen travel maupun badan-badan yang membantu memasukkan tamu ke Hotel. Sistem pembayaran dapat dilakukan tamu secara tunai maupun dengan kartu kredit. 62 TABEL III. 1 Daftar tarif yang ditawarkan Hotel Sahid Kusuma Raya Kategori kamar Tarif Royal Suite Rp. 1.400.000 Prince Suite Rp. 1.200.000 Executive suite Rp. 800.000 Superior Rp. 600.000 Cabanas Rp. 500.000 Moderate Rp. 400.000 Griyadi Rp. 175.000 Extra Bed Rp. 125.000 Sumber : Hotel Sahid Kusuma Raya 2004 63 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan membahas dan menganalisis hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Analisis data hasil penelitian ini merupakan pembuktian dari hipotesis penelitian. Melalui proses analisis data ini, akan diketahui apakah hipotesis terbukti sehingga mampu menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah. Analisis yang yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari: Analisis Deskriptif, Analisis Validitas dan Reliabilitas dan Analisis Kuantitatif yang menggunakan uji regresi linear berganda. A. Deskripsi Responden Jumlah responden sebanyak 100 orang dan distribusinya dibagi menjadi delapan kategori; Jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendapatan perbulan, pendidikan terakhir, cara mengetahui hotel, cara memesan kamar dan tujuan menginap : 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin. Apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin responden, maka mempunyai distribusi seperti tabel IV.1 berikut ini: 64 Tabel IV.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Proporsi ( % ) Laki - laki 60 60 % Perempuan 40 40 % Jumlah 100 100 % Sumber: Data primer diolah, 2004 Sesuai dengan tabel diatas, dari 100 jumlah responden, 60 orang berjenis kelamin laki-laki (60%) dan 40 orang berjenis kelamin perempuan (40%). Hasil data ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah berjenis kelamin laki-laki 2. Distribusi responden berdasarkan usia. Berikut distribusi responden berdasar usia : Tabel IV.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Proporsi ( % ) 21- 32 tahun 46 46 % 33 – 44 tahun 35 35 % 45 - 57 tahun 19 19 % Jumlah 100 100 % Sumber: Data primer diolah, 2004 Sesuai dengan tabel diatas, dari 100 jumlah responden, 46 orang 65 berusia antara 21 sampai 32 tahun (46%), 35 orang responden berusia antara 33 – 44 tahun (35%), dan 19 orang responden berusia antara 45 sampai dengan 57 tahun (19%). Hasil data ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah yang berusia antara 21 sampai dengan 32 tahun. 3. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan. Berikut ini disajikan distribusi responden dilihat dari pekerjaannya. Adapun distribusinya adalah sebagai berikut: Tabel IV.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Proporsi PNS/ABRI 51 51 % Pegawai Swasta 40 40 % Wiraswasta 9 9% Jumlah 100 100% Sumber: Data primer diolah, 2004 Sesuai dengan tabel IV.3 diatas, dari 100 orang jumlah responden, 51 orang (51%) mempunyai pekerjaan sebagai PNS/ABRI, 40 orang (40%) mempunyai pekerjaan sebagai pegawai swasta, dan 9 orang (9%) mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta. Hasil data ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah berprofesi sebagai PNS/ABRI. 66 4. Distribusi responden berdasarkan besarnya pendapatan perbulan. Berikut ini disajikan distribusi responden dilihat dari besarnya pendapatan per bulan. Adapun distribusinya adalah sebagai berikut: Tabel IV.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan Pendapatan Frekuensi Proporsi Rp. 700.000 - Rp. 2.700.000 86 86 % Rp. 2.700.001 - Rp. 4.700.000 10 10% Rp. 4.700.001 – Rp. 7.000.000 4 4% Jumlah 100 100% Sumber: Data primer diolah, 2004 Sesuai dengan tabel IV.4 diatas, dari 100 orang jumlah responden, 86 orang (86%) mempunyai tingkat pendapatan perbulan antara Rp.700.000 sampai dengan Rp. 2.700.000; 10 orang (10%) mempunyai tingkat pendapatan perbulan antara Rp. 2.700.001 sampai dengan Rp. 4.700.000 , dan 4 orang (4%) mempunyai tingkat pendapatan perbulan antara Rp. 4.700.001; sampai dengan Rp. 7.000.000. Hasil data ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendapatan perbulan antara Rp.700.000 sampai dengan Rp. 2.700.000. 5. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki responden, maka dari 100 orang responden sebanyak 17 orang mempunyai 67 pendidikan terakhir SMU/sederajat (17%), 15 orang memiliki pendidikan terakhir akademi (15%), dan 68 orang mempunyai tingkat pendidikan terakhir sarjana (68%). Data tingkat pendidikan terakhir pada tabel IV.5 berikut : Tabel IV.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Pendidikan Frekuensi Proporsi ( % ) SLTA/sederajat 17 17 % Akademi (D1-D3) 15 15 % Sarjana (S1-S3) 68 68 % Jumlah 100 100 % Sumber: Data primer diolah, 2004 Hasil data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan terakhir sarjana. 6. Distribusi responden berdasar cara mengetahui Hotel Sahid Kusuma Raya Solo Apabila dilihat dari cara mengetahui Hotel Sahid Kusuma Raya solo, maka mempunyai distribusi seperti tabel IV.6 berikut ini : 68 Tabel IV.6 Distribusi Responden Berdasarkan Cara Mengetahui Hotel sahid Kusuma Raya Solo Cara mengetahui Frekuensi Proporsi (%) Informasi dari teman 34 34 % Biro perjalanan 31 31 % Iklan 6 6% Lainnya 29 29 % Jumlah 100 100 % Sumber: Data primer diolah, 2004 Sesuai dengan tabel IV.6 diatas, maka dari 100 responden, 34 orang mengetahui Hotel Sahid Kusuma Raya Solo berdasar informasi dari teman (34%), 31 orang mengetahuinya dari biro perjalanan (31%), 6 orang mengetahui dari iklan (6%) dan sisanya yaitu 29 orang mengetahui dari sumber lainnya (29%), dari jawaban yang ditulis responden, maka sumber lainnya ini adalah berasal dari kantor atau perusahaan tempat mereka bekerja. Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui Hotel Sahid Kusuma Raya Solo berdasar informasi dari teman. 7. Distribusi responden berdasar cara memesan kamar hotel Apabila responden dilihat berdasar cara memesan kamar hotel, maka mempunyai distribusi seperti tabel IV.7 berikut ini : 69 Tabel IV.7 Distribusi Responden Berdasarkan Cara memesan Kamar Hotel Cara memesan Frekuensi Proporsi (%) Langsung datang ke hotel 30 30 % Biro perjalanan 30 30 % Melalui telepon 12 12 % Lainnya 28 28 % Jumlah 100 100 % Sumber: Data primer diolah, 2004 Sesuai dengan tabel IV.7 diatas, dapat diketahui bahwa dari 100 responden, 30 orang memesan kamar dengan cara langsung datang ke hotel (30%), 30 orang memesan melalui biro perjalanan (30%), 12 orang memesan kamar melalui telepon (12%) dan 28 orang dengan cara lainnya (28%), berdasar jawaban responden, maka cara lainnya ini adalah mereka dipesankan dari pihak kantor atau perusahaan. 8. Distribusi responden berdasar tujuan menginap Apabila responden dilihat berdasarkan tujuannya menginap di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo, maka distribusinya seperti pada tabel IV.8 berikut ini : 70 Tabel IV.8 Distribusi Responden Berdasarkan Tujuan Menginap Tujuan Menginap Frekuensi Proporsi (%) Rekreasi / wisata 12 12 % Berhubungan dengan pekerjaan 63 63 % Seminar 25 25 % Jumlah 100 100 % atau bisnis Sumber: Data primer diolah, 2004 Sesuai dengan tabel IV.8 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden, 12 orang menginap dengan tujuan untuk rekreasi/ wisata (12%), 63 orang menginap dengan tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan atau bisnis (63%) dan 25 orang menginap dengan tujuan untuk seminar (25%). Dari hasil ini dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menginap di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo karena berhubungan dengan pekerjaan atau bisnis. 71 B. Pengujian Instrumen Penelitian Sebelum dilakukan analisis data terhadap hasil data primer maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini. 1. Uji Validitas Analisis validitas digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu fungsi ukur, maka semakin tinggi pengukuran mengenai sasaranya. Validitas ditunjukkan oleh korelasi yang signifikan antara skor item pertanyaan dengan skor totalnya, skor total diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antar skor pertanyaan dengan skor totalnya harus signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh ukuran statistik tertentu yaitu angka korelasi. Angka korelasi yang diperoleh harus lebih besar dari critical value yang diisyaratkan. Teknik pengukuran validitas yang akan digunakan adalah teknik produk moment dari Pearson. 72 Tabel IV.10 Rangkuman Hasil Uji Validitas Terhadap Kuesioner No Kuisioner r-hitung 1 Item 1 0,570 2 Item 2 0,610 3 Item 3 0,704 4 Item 4 0,605 5 Item 5 0,701 6 Item 6 0,487 7 Item 7 0,456 8 Item 8 0,809 9 Item 9 0,847 10 Item 10 0,744 11 Item 11 0,673 12 Item 12 0,775 13 Item 13 0,872 14 Item 14 0,840 15 Item 15 0,651 16 Item 16 0,547 17 Item 17 0,828 18 Item 18 0,734 19 Item 19 0,715 20 Item 20 0,818 21 Item 21 0,838 22 Item 22 0,522 23 Item 23 0,768 24 Item 24 0,411 25 Item 25 0,781 26 Item 26 0,884 27 Item 27 0,884 28 Item 28 0,819 29 Item 29 0,854 30 Item 30 0,867 31 Item 31 0,778 Sumber : Data primer diolah, 2004 r-tabel 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 Signifikansi 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,003 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,009 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 73 Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, maka dapat dikemukakan bahwa hasil uji r- hitung pada setiap item pertanyaan lebih besar dari nilai r- tabel. Dengan demikian, semua item pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner adalah valid. (Data selengkapnya disajikan di dalam lampiran). 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama. Untuk mengukur reliabilitas akan digunakan alat analisis alpha cronbach’s. Apabila angka alpha cronbach’s mendekati 1, maka semakin tinggi tingkat reliabilitasnya. (Sekaran, 2000: 308). Tabel IV.11 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Terhadap Kuesioner Variabel Koefisien Cronbach’ Alpha Fasilitas (X1) 0,6423 Tarif (X2) 0,6769 Lokasi (X3) 0,7783 Promosi (X4) 0,6344 Pelayanan (X5) 0,7838 People (X6) 0,8608 Proses (X7) 0,7790 Sumber : Data primer diolah, 2004 Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel 74 Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS, hasil uji reliabilitas terhadap variabel fasilitas adalah sebesar 0,6423, untuk variabel tarif adalah sebesar 0,6769, untuk variabel lokasi adalah sebesar 0,7783, untuk variabel promosi adalah sebesar 0,6344, untuk variabel pelayanan adalah sebesar 0,7838, untuk variabel people adalah sebesar 0,8608, dan untuk variabel proses adalah sebesar 0,7790 . Dengan demikian semua item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel fasilitas, tarif, lokasi, promosi, pelayanan, people dan proses adalah reliabel sehingga semua item dapat digunakan sebagai alat pengukuran. (Data selengkapnya disajikan di dalam lampiran) C. Analisis Kuantitatif Dalam sub bab ini akan dilakukan analisis terhadap data-data yang telah diperoleh dalam penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bauran pemasaran terhadap konsumen konsumen dalam keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Perhitungan kuantitatif dilakukan melalui analisis regresi linear berganda. Hasil perhitungan kuantitatif dapat dilihat sebagai berikut (data selengkapnya disajikan di dalam lampiran): 75 Tabel IV.11 Rangkuman Hasil Pengolahan Data dengan Menggunakan Regresi Berganda Variabel Koef. Std. Regresi Error t-hitung t-tabel Signifikansi Fasilitas(X1) 0,07270 0,032 2,297 1,98 0,024 Tarif (X2) 0,09088 0,030 3,065 1,98 0,003 Lokasi(X3) 0,08348 0,028 2,929 1,98 0,004 Promosi(X4) 0,08924 0,031 2,917 1,98 0,004 Pelayanan(X5) 0,09126 0,024 3,802 1,98 0,000 People(X6) 0,06872 0,034 2,048 1,98 0,043 Proses(X7) 0,127 0,051 2,513 1,98 0,014 Konstanta -5,514 R- Squared 0,701 Adj. R. Squared 0,679 F-hitung 30,874 Probabilitas F 0,000 Sumber : data primer diolah, 2004 1. Analisis Regresi Linear Berganda Model persamaan regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = β0 + β1X1+ β 2X2+ β 3X3+ β 4X4+ β 5X5+ β 6X6+ β 7X7+e Dimana : Y = keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan β0 = konstanta 76 X1 = fasilitas X2 = tarif X3 = lokasi X4 = promosi X5 = pelayanan X6 = people X7 = proses β 1- β 7 = koefisien regresi e = kesalahan pengganggu Hasil olah data untuk regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada tabel IV. 11 diatas. Dari tabel diatas dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Y = -5,514 + 0,07270X1 + 0,09088X2 + 0,08348X3 + 0,08924X4 + 0,09126X5 + 0,06872X6 + 0,127X7 Dari persamaan regresi linear berganda diatas dapat diuraikan sbb : a. Konstanta (a) bernilai negatif Konstanta bernilai negatif menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel X1 , X2 , X3 , X4 , X5, X6, dan X7 maka tidak akan tejadi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan. Maka konsumen tidak akan memutuskan untuk membeli jasa akomodasi perhotelan 77 di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. b. Koefisien regresi variabel fasilitas (b1) bernilai positif. Artinya bahwa apabila ada peningkatan fasilitas ( X1 ) yang lebih baik yang diberikan oleh pihak hotel, baik itu fasilitas kamar tidur, sarana olahraga, kolam renang, pub&restaurant, ruang pertemuan dan area parkir, maka keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan oleh konsumen akan meningkat pula. c. Koefisien regresi variabel tarif (b2) bernilai positif. Artinya bahwa apabila ada penawaran terhadap tarif (X2)yang lebih baik dari pihak hotel, misalnya adalah semakin terjangkaunya harga, kesuaian dengan fasilitas yang dimiliki, sesuai dengan pelayanan yang diberikan, dan semakin bersaing dengan hotel sekelas lainnya, maka keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan oleh konsumen juga akan semakin meningkat. d. Koefisien regresi variabel lokasi (b3) bernilai positif. Artinya bahwa apabila hotel memiliki lokasi (X3) yang semakin strategis, baik itu karena terletak di dalam kota, dekat dengan tempat wisata, dekat dengan fasilitas umum dan semakin mudah dijangkau dengan alat transportasi umum, maka keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan oleh konsumen akan meningkat atau naik pula. 78 e. Koefisien regresi variabel promosi (b4) bernilai positif Artinya bahwa apabila ada kenaikan atau peningkatan terhadap promosi ( X4 ) yang dilakukan oleh pihak hotel Sahid Kusuma Raya Solo, baik itu peningkatan promosi berupa iklan, promosi penjualan, personal selling dan pertunjukan kesenian atau pameran, maka keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan yang dilakukan oleh konsumen akan meningkat pula. f. Koefisien regresi variabel pelayanan (b5) bernilai positif. Artinya bahwa apabila ada kenaikan atau peningkatan terhadap pelayanan ( X5 ) yang dilakukan oleh Hotel Sahid Kusuma Raya baik itu dalam artian peningkatan kebersihan, ketenangan suasana, kenyamanan, keamanan, keindahan penataan interior dan eksterior serta peningkatan pelayanan dalam hal antar jemput konsumen, maka keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan oleh konsumen akan meningkat atau naik pula. g. Koefisien regresi variabel people (b6) bernilai positif Artinya bahwa apabila ada kenaikan atau peningkatan terhadap kualitas people (X6) yang dimiliki oleh Hotel Sahid Kusuma Raya Solo baik itu dalam artian profesional di bidang masing-masing, keramahan, kesopanan dan cepat tanggap untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh konsumen, maka keputusan 79 pembelian jasa akomodasi perhotelan oleh konsumen akan meningkat atau naik pula. h. Koefisien regresi variabel proses (b7) bernilai positif Artinya adalah bahwa apabila ada peningkatan terhadap proses (X7) yang berjalan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo, baik itu proses reservasi hotel, kecepatan hotel menanggapi kebutuhan konsumen serta proses check-in dan check-out yang semakin lancar, maka keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan oleh konsumen akan meningkat atau naik pula. i. Dengan memperhatikan nilai signifikansi masing-masing variabel X1 , X2 , X3 , X4 , X5, X6 dan X7 yang semuanya bernilai positif, maka ini berarti bahwa masing-masing variabel bebas X1 , X2 , X3 , X4 , X5, X6 dan X7 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. 2. Uji t Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen secara individu. Pengujian regresi digunakan uji dua arah (two tailed test) dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut : a. Menentukan formulasi hipotesis nihil dan hipotesis alternatif 80 Ho : βi = 0 (tidak ada pengaruh yang signifkan variabel independen secara individu terhadap variabel dependen) Ha : βi ≠ 0(ada pengaruh yang signifikan variabel independen secara individu terhadap variabel dependen) b. Menentukan level of significance ( ) yaitu sebesar 0,05. c. Kriteria pengujian Apabila - t tabel t hitung t tabel atau probabilitas nilai signifikansi > 0,05 maka dengan tingkat keyakinan tertentu, berarti Ho di terima sedangkan Ha ditolak sehingga variabel independen secara individtidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Apabila t hitung > + t tabel atau t hitung < - t tabel atau probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05 maka dengan tingkat keyakinan tertentu, berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga variabel independen secara individu mempunyai pengaruh atau signifikan terhadap variabel dependen. d. Perhitungan Menghitung besarnya t tabel digunakan rumus: t tabel t / 2, N - k = 0,05/2 ; 100- 8 = 0,025; 92 = 1,98 81 Dimana: = derajat signifikansi N = Jumlah sampel k = Banyaknya parameter atau koefisien regresi plus konstanta Sedangkan besarnya nilai t-hitung dan masing-masing nilai probabilitas t untuk masing-masing variabel independen dengan bantuan program SPSS adalah sebagai berikut: 1) Untuk variabel fasilitas besarnya t-hitung adalah 2,297 dengan nilai probabilitas t sebesar 0,024. 2) Untuk variabel tarif besarnya t-hitung adalah 3,065 dengan nilai probabilitas t sebesar 0,003. 3) Untuk variabel lokasi besarnya t-hitung adalah 2,929 dengan nilai probabilitas t sebesar 0,004. 4) Untuk variabel promosi besarnya t-hitung adalah 2,917 dengan nilai probabilitas t sebesar 0,004. 5) Untuk variabel pelayanan besarnya t-hitung adalah 3,802 dengan nilai probabilitas t sebesar 0,000. 6) Untuk variabel people besarnya t-hitung adalah 2,048 dengan nilai probabilitas t sebesar 0,043. 7) Untuk variabel proses besarnya t-hitung adalah 2,513 dengan nilai probabilitas t sebesar 0,014. 82 e. Kesimpulan 1) Untuk variabel fasilitas didapat nilai t-hitung sebesar 2,297 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,98 atau nilai probabilitas t-hitung = 0,024 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel fasilitas ( X1 ) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Product / fasilitas (X1) secara parsial terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo diterima dan terbukti. 2) Untuk variabel tarif didapat nilai t-hitung sebesar 3,065 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,98 atau nilai probabilitas t-hitung = 0,003 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel price / tarif ( X2 ) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Sehingga hipotesis ke dua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel price / tarif secara parsial terhadap keputusan pembelian 83 jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo diterima dan terbukti. 3) Untuk variabel lokasi didapat nilai t-hitung sebesar 2,929 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,98 atau nilai probabilitas t-hitung = 0,004 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel place/lokasi ( X3 ) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Sehingga hipotesis ke tiga yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel place/lokasi ( X3 ) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo diterima dan terbukti. 4) Untuk variabel promotion/promosi didapat nilai t-hitung sebesar 2,917 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,98 atau nilai probabilitas t-hitung = 0,004 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel promosi ( X4 ) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Sehingga hipotesis ke empat yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh 84 yang signifikan antara variabel variabel promosi ( X4 ) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo diterima dan terbukti. 5) Untuk variabel customer service/pelayanan didapat nilai t-hitung sebesar 3,802 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,98 atau nilai probabilitas t-hitung = 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Customer service/pelayanan ( X5 ) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Sehingga hipotesis ke lima yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Customer service/pelayanan ( X5 ) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo diterima dan terbukti. 6) Untuk variabel people/karyawan (X6)didapat nilai t-hitung sebesar 2,048 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,98 atau nilai probabilitas t-hitung = 0,043 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel people/karyawan ( X6) secara individu terhadap keputusan 85 pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Sehingga hipotesis ke enam yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel people/karyawan (X6) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo diterima dan terbukti. 7) Untuk variabel proses didapat nilai t-hitung sebesar 2,513 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,98 atau nilai probabilitas t-hitung = 0,014 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel proses (X7) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Sehingga hipotesis ke tujuh yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel process (X7) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo diterima dan terbukti. Dengan melihat nilai t-hitung masing-masing variabel independen maka akan tampak bahwa variabel pelayanan mempunyai nilai t-hitung yang paling besar diantara variabel independen lainnya yaitu sebesar 3,802. Ini menunjukkan bahwa variabel pelayanan merupakan faktor yang 86 paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. 3. Uji F Uji F merupakan pengujian secara serempak yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel- variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama- sama. Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Menentukan formulasi hipotesis nihil dan hipotesis alternatif Ho : β1=β2=β3=β4=β5=β6=β7=0 (tidak ada pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen) Ha : β1≠β2≠β3≠β4≠β5≠β6≠β7≠0 (ada pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen) b. Menentukan level of significance ( ) yaitu sebesar 0,05. c. Kriteria pengujian Apabila F hitung > F tabel sedangkan nilai probabilitas F atau signifikansi < 0,05 maka dengan tingkat keyakinan tertentu, berarti Ho di tolak sedangkan Ha diterima sehingga semua variabel independen secara bersama- sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila F hitung < F tabel sedangkan nilai probabilitas F atau signifikansi > 0,05 maka pada tingkat keyakinan tertentu, berarti Ho diterima sedangkan Ha ditolak sehingga secara bersama- sama semua 87 variabel independen tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. d. Perhitungan Dengan mengikuti distribusi F dengan tingkat kebebasan K-1 dan N-k. Untuk menentukan besarnya F tabel digunakan rumus : = F ( k - 1; N - k) F tabel = 0,05 (8-1 ;100-8) = 0,05 (7;92) = 2,09 Dimana: N = banyaknya sampel K = Banyaknya parameter atau koefisien regresi plus konstanta Sedangkan besarnya F-hitung dengan bantuan program SPSS didapat sebesar 30,874 dengan nilai probabilitas F sebesar 0,000 (lebih lengkapnya dapat dilihat di tabel IV.12). e. Kesimpulan Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar 30,874 yang lebih besar dari F-tabel sebesar 2,09 atau nilai probabilitas F hitung = 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel 88 bauran pemasaran (product, price, place, promotion, customer service, people dan process) sebagai variabel independen terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Dengan demikian hipotesis ke delapan yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sama variabel bauran pemasaran (product, price, place, promotion, customer service, people dan process) terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo terbukti. 4. Uji R 2 Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur persentase variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel- variabel bebasnya. Salah satu kriteria kebaikan suatu model persamaan regresi adalah besarnya angka koefesien determinasi. Hal ini berarti semakin tinggi nilai R 2 , maka model persamaan regresi yang dihasilkan semakin baik. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS, diperoleh nilai koefesien determinasi untuk persamaan regresi tersebut adalah sebesar 0,701. Sementara itu, nilai koefesien determinasi yang telah disesuaikan (adjusted R squared) adalah sebesar 0,679 , hal ini berarti bahwa 67,9% variasi perubahan keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya 89 Solo benar- benar dijelaskan oleh variasi perubahan bauran pemasaran Hotel Sahid Kusuma Raya Solo (product, price, place, promotion, customer service, people dan process). Sementara itu, sisanya yaitu sebesar 32,1 % diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut terobservasi. D. Pembahasan Berdasarkan hasil pada Tabel IV.12 dapat diketahui bahwa variabel bauran pemasaran yang terdiri dari product (X1) , price (X2), place (X3), promotion (X4), customer service (X5), people (X6) dan process (X7) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo pada taraf signifikansi ≤ 5%. Koefisien regresi pada masing-masing variabel berbeda pengaruhnya. Pengaruh faktor pelayanan dengan keputusan pembelian lebih dominan dengan dengan nilai t hitung sebesar 3,802. Urutan kedua adalah faktor tarif dengan nilai t hitung sebesar 3,065. Urutan ketiga adalah faktor lokasi dengan nilai t hitung sebesar 2,929. Urutan keempat adalah faktor promosi dengan nilai t hitung sebesar 2,917. Urutan kelima adalah faktor proses dengan nilai t hitung sebesar 2,513. Urutan keenam adalah faktor fasilitas dengan nilai t hitung sebesar 2,297 dan urutan terakhir atau urutan ketujuh adalah faktor people dengan nilai t hitung sebesar 2,048 keterkaitan dengan keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel 90 Sahid Kusuma Raya Solo. Berdasarkan besaran nilai signifikansi di dapat bahwa nilai signifikansi fasilitas adalah sebesar 0,024, nilai signifikansi tarif adalah sebesar 0,003, nilai signifikansi lokasi adalah sebesar 0,004, nilai signifikansi promosi adalah sebesar 0,004, nilai signifikansi pelayanan adalah sebesar 0,000, nilai signifikansi people adalah sebesar 0,043, dan nilai signifikansi proses adalah 0,014. Apabila dilihat dari taraf signifikansi sebesar 0,05, maka urutan faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah adalah pelayanan, tarif, lokasi, promosi, proses, fasilitas dan people. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hotel harus memperhatikan variabel bauran pemasaran pada faktor pelayanan yaitu kebersihan, ketenangan, kenyamanan suasana, keamanan, keindahan penataan interior dan eksterior serta pelayanan dalam hal antar jemput konsumen. Kebersihan dalam lingkungan hotel meliputi kebersihan di dalam kamar dan juga lingkungan di luar misalnya lobby, taman, dan koridor. Pelayanan dalam hal antar jemput konsumen meliputi ketepatan waktu dan juga kondisi kendaraan yang dipakai. Pihak hotel juga harus memperhatikan faktor tarif, yaitu tingkat harga yang ditawarkan bisa terjangkau oleh konsumen, tarif yang ditawarkan sesuai dengan fasilitas yang dimiliki, sesuai dengan pelayanan yang diberikan dan bisa bersaing dengan hotel lain yang sekelas, yaitu hotel berbintang empat lainnya yang ada. 91 Faktor lokasi adalah faktor yang perlu diperhatikan oleh hotel, yaitu hotel tersebut terletak di dalam kota, dekat dengan tempat wisata sehingga bisa menarik pengunjung dari luar kota yang ingin berwisata, dekat dengan fasilitas umum misalnya adalah dekat dengan kantor-kantor pemerintah, bank, tempat berbelanja dan lainnya serta mudah dijangkau dengan alat transportasi umum sehingga apabila tamu tidak menggunakan kendaraan pribadi, tamu akan dapat dengan mudah mencapai lokasi tersebut. Urutan keempat yang diperhatikan pihak hotel adalah faktor promosi yaitu mengenai promosi dalam bentuk iklan baik itu melalui media massa, billboard, atau brosur. Kemudian promosi hotel berbentuk promosi penjualan seperti paket potongan harga. Berikutnya adalah promosi berupa personal selling atau kunjungan langsung atau melalui telepon ke pelanggan untuk menjalin relasi, dan promosi dalam bentuk pertunjukan kesenian atau festival dan pameran seperti pameran lukisan, kerajinan dan lainnya. Urutan kelima yang perlu diperhatikan oleh hotel adalah proses yang berjalan dalam hotel tersebut setiap harinya, yaitu mengenai sistem reservasi hotel atau sistem pemesanan kamar dari pelanggan, kecepatan dan ketepatan memenuhi kebutuhan tamu serta proses melayani check-in dan check-out tamu yaitu bagaimana hotel memilihkan kamar untuk tamu yang baru datang dan bagaimana proses administrasi atau pembayaran pada saat tamu akan pulang. Urutan keenam yang perlu diperhatikan pihak hotel adalah faktor 92 fasilitas, yaitu mengenai fasilitas kamar tidur yang disediakan yaitu kondisi di dalam kamar tidur tersebut termasuk perlengkapannya seperti televisi, AC, kulkas, telepon, fasilitas di kamar mandi seperti air panas dan perlengkapan mandi. Fasilitas juga meliputi sarana olahraga yang dapat dimanfaatkan oleh tamu, kolam renang, pub & restaurant, ruang pertemuan dan area parkir. Urutan ketujuh yang perlu perlu diperhatikan oleh pihak hotel adalah faktor people atau karyawan yang dimiliki hotel. Yaitu mengenai keahlian dari karyawan apakah karyawan tersebut menguasai bidang masing-masing, keramahan sikap dari karyawan kepada tamu hotel, kesopanan karyawan terhadap tamu dan bagaimana kecepatan karyawan dalam menanggapi keperluan tamu. 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari analisis hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Persamaan regresi yang diperoleh dari hasil regresi berganda adalah: Y = -5,514 + 0,07270X1 + 0,09088X2 + 0,08348X3 + 0,08924X4 + 0,09126X5 + 0,06872X6 + 0,127X7 Koefisien regresi atau parameter (b) dari variabel bauran pemasaran (product, price, place, promotion, customer service, people dan process) mempunyai arah yang positif yang ditunjukkan dari arah parameter masing-masing koefisien regresinya. Ini berarti bahwa setiap usaha untuk meningkatkan variabel-variabel bauran pemasaran (product, price, place, promotion, customer service, people dan process) akan diikuti dengan naiknya keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan oleh konsumen di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. 2. Untuk variabel fasilitas didapat nilai t-hitung sebesar 2,297 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,98 atau nilai probabilitas t-hitung = 0,024 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak 94 dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel fasilitas ( X1 ) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel product / fasilitas secara parsial terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo diterima dan terbukti. 3. Untuk variabel price / tarif didapat nilai t-hitung sebesar 3,065 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,98 atau nilai probabilitas t-hitung = 0,003 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel price ( X2 ) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Sehingga hipotesis ke dua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel price secara parsial terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo diterima dan terbukti. 4. Untuk variabel place / lokasi didapat nilai t-hitung sebesar 2,929 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,98 atau nilai probabilitas t-hitung = 0,004 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang 95 signifikan variabel place ( X3 ) secara individu keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Sehingga hipotesis ke tiga yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel place secara parsial terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo diterima dan terbukti. 5. Untuk variabel promosi didapat nilai t-hitung sebesar 2,917 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,98 atau nilai probabilitas t-hitung = 0,004 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel promosi ( X4 ) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Sehingga hipotesis ke empat yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel promotion secara parsial terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo diterima dan terbukti. 6. Untuk variabel pelayanan didapat nilai t-hitung sebesar 3,802 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,98 atau nilai probabilitas t-hitung = 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel customer service / pelayanan ( X5 ) secara individu terhadap 96 keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Sehingga hipotesis ke lima yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel customer service secara parsial terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo diterima dan terbukti. 7. Untuk variabel people didapat nilai t-hitung sebesar 2,048 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,98 atau nilai probabilitas t-hitung = 0,043 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel people ( X6 ) secara individu terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Sehingga hipotesis ke enam yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel people secara parsial terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo diterima dan terbukti. 8. Untuk variabel proses didapat nilai t-hitung sebesar 2,513 yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,98 atau nilai probabilitas t-hitung = 0,014 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel process ( X7 ) secara individu terhadap keputusan pembelian 97 jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Sehingga hipotesis ke lima yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel process secara parsial terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo diterima dan terbukti. Dengan melihat nilai t-hitung masing-masing variabel independen maka akan tampak bahwa variabel pelayanan mempunyai nilai t-hitung yang paling besar diantara variabel independen lainnya yaitu sebesar 3,802. Ini menunjukkan bahwa variabel pelayanan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo . 9. Pada uji regresi serempak ( F-test ) diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar 30,874 yang lebih besar dari F-tabel sebesar 2,09 atau nilai probabilitas F hitung = 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka pada tingkat keyakinan tertentu, berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel bauran pemasaran (product, price, place, promotion, customer service, people dan process) sebagai variabel independen terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Dengan demikian hipotesis ke delapan yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sama variabel bauran pemasaran (product, 98 price, place, promotion, customer service, people dan process) terhadap keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo terbukti dan diterima pada taraf signifikansi 95%. 10. Besarnya Adjusted R Squared yang didapat dalam penelitian ini adalah sebesar 0,679. Hal ini berarti bahwa 67,9% variasi perubahan variabel atau proporsi keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo oleh konsumen benar- benar dijelaskan oleh variasi perubahan variabel bauran pemasaran Hotel Sahid Kusuma Raya Solo (product, price, place, promotion, customer service, people dan process). Sementara itu, sisanya yaitu sebesar 32,1 % diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut terobservasi. B. SARAN-SARAN Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan beberapa implikasi dan saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : Dalam penelitian ini didapat hasil bahwa variabel bauran pemasaran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap konsumen dalam keputusan pembelian jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya Solo. Dengan demikian pihak hotel harus menerapkan strategi bauran pemasaran yang tepat dan baik untuk fasilitas, tarif, lokasi, promosi, pelayanan, people 99 dan proses sehingga dapat memberikan rangsangan pada konsumen dalam upayanya meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap jasa akomodasi perhotelan di Hotel Sahid Kusuma Raya. Adapun saran-saran untuk pengembangan masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pelayanan Faktor pelayanan yang ditawarkan oleh hotel harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : pelayanan dalam hal kebersihan harus dijaga. Lingkungan hotel sebaiknya selalu bersih dan higienis, jangan sampai terdapat sampah yang berceceran, handuk, sprei atau perlengkapan yang diperlukan tamu hendaknya rutin diganti sehingga selalu bersih. Hotel memberikan ketenangan suasana sehingga tidak mengganggu kegiatan para tamu yang terkadang mempunyai kegiatan semacam rapat atau seminar yang membutuhkan suasana yang tidak bising atau mengganggu, memberikan suasana yang selalu nyaman bagi tamu hotel sehingga tamu bisa betah untuk tinggal di hotel tersebut, menciptakan lingkungan yang aman dan terbebas dari tindakan kriminal seperti pencurian, dan lainnya. Interior dan eksterior ruangan hotel sebaiknya selalu dijaga keindahannya, misalnya dengan pengecatan ulang atau perbaikan interior dan eksterior yang sudah rusak dan keindahan nuansa tradisional harus dipertahankan. Hotel harus bisa 100 meningkatkan pelayanan dalam hal antar jemput konsumen, dari bandara maupun stasiun. Hal ini dapat berupa ketepatan waktu, dan kondisi mobil yang digunakan untuk mengantar dan menjemput tamu. 2) Tarif Faktor tarif ini harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : untuk tingkat harga, tarif yang ditawarkan diusahakan agar dapat terjangkau oleh konsumen yang menjadi sasaran. Tarif kamar yang ditawarkan hotel harus sesuai dengan fasilitas yang dimiliki, hotel bisa memasang tarif pada tingkat yang tinggi apabila memang sesuai dengan fasilitas yang dimiliki yang bisa dimanfaatkan oleh tamu, sehingga tamu tidak merasa dirugikan. Tarif kamar yang ditawarkan hotel harus sesuai dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel kepada tamunya sehingga tamu tidak merasa kecewa. Tarif kamar yang ditawarkan hotel harus diusahakan untuk dapat bersaing dengan hotel lainnya yang sekelas, jadi tarif hotel tersebut tidak menjadi terlalu mahal apabila dibandingkan dengan hotel lainnya yang sekelas sehingga bisa dijadikan pilihan oleh konsumen. 101 3) Lokasi Faktor lokasi harus memperhatikan hal-hal berikut : lokasi hotel yang terletak di dalam kota merupakan suatu keunggulan tersendiri sehingga diharapkan dapat menarik konsumen, namun karena tempat hotel ini tidak langsung di dekat jalan utama, maka ada baiknya diberikan penunjuk arah di jalan utama untuk menuju hotel ini. Diharapkan alat transportasi umum dapat dengan mudah mencapai lokasi ini sehingga tamu yang tidak menggunakan kendaraan pribadi tidak kesulitan apabila mempunyai kegiatan di luar. 4) Promosi Pihak hotel perlu mengingkatkan promosi dalam bentuk iklan baik melalui media massa, billboard, maupun brosur atau leaflet sehingga dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas dan dari berbagai daerah. Promosi dalam bentuk promosi penjualan atau paket potongan harga perlu ditingkatkan karena hal ini dapat menjaring konsumen yang lebih banyak karena konsumen biasanya tertarik dengan promosi semacam itu misalnya untuk tamu langganan diberikan harga khusus yang lebih ringan atau paket potongan harga apabila memesan kamar dalam jumlah tertentu. Kegiatan promosi dalam bentuk Personal Selling atau 102 kunjungan langsung ke perusahaan-perusahaan atau instansi perlu ditingkatkan karena dapat menjalin relasi baru yang akhirnya dapat dijadikan pelanggan. Selanjutnya, perusahaan perlu meningkatkan promosi dengan cara mengadakan pertunjukan kesenian/ festival dan pameran karena dengan promosi ini maka dapat menarik masyarakat luas untuk mengunjungi hotel tersebut, pameran ini bisa berupa pameran lukisan, pameran kerajinan seperti guci, keramik dan juga pertunjukan seperti wayang untuk memperkenalkan kepada masyarakat nuansa tradisional yang ada. 5) Proses Sistem reservasi atau pemesanan kamar perlu diperhatikan kualitasnya, misalnya dengan memperbaiki sistem komputerisasi untuk mencatat pemesanan kamar sehingga informasi atau data yang diperlukan dapat segera didapatkan dan karyawan juga dapat menangani proses ini dengan baik sehingga tidak mengecewakan tamu. Dalam memenuhi kebutuhan para tamu, hendaknya pihak hotel dapat melaksanakannya dengan cepat dan tepat, misalnya apabila tamu memerlukan tambahan handuk, hotel dapat menyediakannya segera. Proses check-in dan check-out para tamu sangat perlu untuk diperhatikan oleh 103 pihak hotel, mengingat tamu berasal dari berbagai daerah dengan segala macam kesibukannya. Jangan sampai membiarkan tamu harus menunggu lama untuk menyelesaikan proses ini, karena mereka akan segera menjalankan aktivitas berikutnya yang berkaitan dengan keterbatasan waktu, misalnya adalah karena akan segera mengikuti rapat atau seminar penting dan bagi tamu yang bersiap check-out misalnya karena mengejar jadwal penerbangan atau kereta api. 6) Fasilitas Dengan fasilitas kamar tidur yang telah disediakan, pihak hotel perlu memperhatikan perawatan fasilitas yang ada, seperti tv, Ac, kulkas, telepon, lampu, tempat tidur beserta sprei dan bed covernya, serta fasilitas pada kamar mandi seperti bath tub, kaca, toilet, air panas, dan lainnya. Sarana olahraga perlu disesuaikan dengan kebutuhan para tamu, misalnya dengan menambah peralatan. Kolam renang adalah fasilitas yang banyak dimanfaatkan tamu sehingga perlu dijaga unsurunsurnya seperti air selalu bersih. Fasilitas Pub & restaurant perlu diperhatikan karena banyak tamu yang memanfaatkan fasilitas ini, misalnya dengan menciptakan suasana yang nyaman bagi tamu untuk bersantai sekaligus menyantap 104 makanan, menambah menu makanan atau minuman dan kualitas atau kelezatan makanan/ minuman disesuaikan dengan harga yang ditawarkan sehingga tamu tidak kecewa. Untuk ruang pertemuan, pihak hotel perlu merawat peralatan yang sudah ada seperti kursi, meja, serta penambahan perlengkapan seperti LCD sebagai penunjang seminar atau rapat. Area parkir yang disediakan hotel perlu diatur sedemikian rupa sehingga kendaraan tampak teratur dan memudahkan tamu untuk masuk atau keluar hotel. 7) People Karyawan diharapkan memiliki keahlian di bidangnya masing-masing sehingga dapat melakukan tugas-tugasnya dengan baik. Dengan keramahan dan kesopanan karyawan yang tinggi kepada tamu serta kecepatan menanggapi keperluan tamu, maka akan membuat tamu merasa dihargai. Untuk menunjang hal ini pihak hotel bisa mengadakan evaluasi rutin kepada para karyawan dan sesekali memberikan pelatihan sehingga dapat menambah wawasan karyawan terhadap bidang masing-masing. serta ketrampilan 105