interaksi sosial pertemuan 04

advertisement
Matakuliah : O0042 - Pengantar Sosiologi
Tahun
: Ganjil 2007/2008
INTERAKSI SOSIAL
PERTEMUAN 04
1. Pengertian Interaksi Sosial
Menurut Robert M.Z.Lawang (1986) interaksi sosial adalah proses di mana
orang-orang yang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam
pikiran dan tindakan. Mengutip Gillin dan Gillin dalam Cultural Sociology
(1954; 489) Soekanto (2006;55) menegaskan bahwa interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
Interaksi sosial (Soekanto: 2006; 54-55) merupakan kunci dari semua
kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak mungkin ada
kehidupan bersama. Bertemunya orang-perorangan secara badaniah
belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup. Pergaulan hidup baru
akan terjadi apabila setiap orang dalam pergaulan itu terlibat dalam suatu
interaksi.
Bina Nusantara
2. Syarat-Syarat terjadinya Interaksi sosial
Soekanto (2006;58) menyatkan bahwa interaksi sosial tidak mungkin terjadi
apabila tidak memenuhi dua syarat yakni kontak sosial dan adanya komunikasi.
Kontak Sosial
Kontak sosial berasal dari bahasa Latin con atau cum yang berarti bersamasama atau tango yang berarti menyentuh. Kontak sosial dapat terjadi secara
fisik, namun kemajuan teknologi informasi telah menghasilkan suatu bentuk
kontak sosial yang baru. Orang dapat melakukan kontak sosial melalui
telephone, telegraf, radio, surat dan lain sebagainya. Kontak sosial dapat
berlangsung dalam tiga bentuk yakni:
– Kontak sosial antara orang perorangan.
– Antara Orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya
antara sekelompok manusia dengan orang perorangan.
– Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia yang lainnya.
Bina Nusantara
Kita sudah mendeskripsikan bentuk dari kontak sosial. Namun kontak sosial
beberapa sifat:
– Kontak sosial tidak hanya tergantung pada tindakan, melainkan juga
tanggapan terhadap tindakan itu. Kita dapat saja melakukan komunikasi
panjang lebar dengan seseorang lain, tetapi kalau tidak ada tanggapan,
maka tindakan itu tidak dapat dikategorikan sebagai kontak sosial.
– Kontak sosial dapat bersifat negatif dan positif. Kontak sosial yang
bersifat positif akan menghasilkan kerja, dan sebaliknya kontak sosial
yang negatif akan menghasilkan konflik atau pertentangan.
– Suatu Kontak sosial juga dapat bersifat primer dan sekunder. Dalam
kontak sosial primer, dua subyek yang mengadakan kontak saling
berhadapan muka, mereka tidak menggunakan media atau sarana
lainnya seperti telephon dan lain sebagainya. Mereka saling berjabat
tangan, memandang, menukar senyuman. Sebaliknya dalam kontak
sosial sekunder, dua subyek yang mengadakan kontak menggunakan
media atau sarana-sarana tertentu.
Bina Nusantara
Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata bahasa latin communis yang berarti sama (Dedy
Mulyana, 2002; 41). Kata komunikasi juga mirip dengan kata komunitas atau
community, yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas
merujuk pada sekelompok orang yang hidup bersama untuk mencapai tujuan
tertentu secara bersama. Tanpa komunikasi tidak akan ada komunitas. Dan
tujuan bersama akan tercapai bila makna yang terkadung dalam komunikasi
dipahami secara berasama oleh komunitas.
Dalam perspektif sosiologi (Soekanto, 2006;60) arti penting dari komunikasi
adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (simbolsimbol yang digunakan, bahasa dan gestikulasi) dan perasaan-perasaan apa yang
ingin disampaikan oleh orang tersebut. Contoh, bila seorang gadis menerima
sekuntum bunga, namun tidak memahami apa arti sekuntum bunga itu, maka
gadis itupun tidak akan tahu apa yang harus dia lakukan, dan bila gadis itu tidak
memberikan reaksi apapun terhadap pemberian itu, maka sejauh itu pula belum
terjadi komunikasi. Komunikasi baru akan terjadi bila subyek yang meberi bunga
dan gadis yang menerima bunga memiliki persepsi yang sama mengenai makna
sekuntum bunga. Kalau keduanya memiliki persepsi bahwa bunga merupakan
simbol cinta, maka reaksi yang diberikan adalah menerima cinta itu atau
menolaknya. Dalam konteks ini komunikasi baru terjadi.
Bina Nusantara
3. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Ada empat bentuk interaksi sosial (Soekanto, 2006; 65-97) yakni kerja
sama, akomodasi, persaingan dan konflik.
Kerja Sama.
Charles H. Cooley (Soekanto, p.66) menyatakan bahwa kerja sama
timbul apa bila orang menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan
fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.
Soekanto (p.68) merumuskan ada lima bentuk kerja sama yakni:
– Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolog
– Barganinig yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran
barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atu lebih.
Bina Nusantara
– Kooptasi yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi
sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan
dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
– Koalisi yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan
keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua
organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur
yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karena
maksud utama adalah mencapai satu atau beberapa tujuan bersama,
maka sifatnya adalah kooperatif.
– Joint venture, kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek
tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara,
perfilman, perhotelan dan lain sebagainya.
Bina Nusantara
Akomodasi
Istilah akomodasi (Soekanto,2006: 68) dapat digunakan untuk menjelaskan
suatu keadaan dan suatu proses. Sebagai suatu keadaan, akomodasi berarti
adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan
nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Dan sebagai suatu proses,
akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredam suatu
pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Ini berari bahwa
akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa
menghacurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Akomodasi dapat terjadi melalui beberapa bentuk:
– Coercion, akomodasi dalam bentuk ini terjadi karena adanya pemaksaan,
– Compromise, akomodasi yang terjadi di mana pihak-pihak yang saling
bertentangan sama-sama mengurangi tuntutannya masing-masing.
Bina Nusantara
– Arbitration, akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak sepakat
untuk menyelesaikan pertentangan melalui pihak ketiga.
– Mediation, mediasi hampir sama dengan arbitrase, hanya saja pihak
ketiga dalam mediasi hanya berfungsi sebagai penasehat dan tidak
memiliki wewenang membuat keputusan untuk menyelesaikan
perselisihan,
– Conciliation, suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan bersama,
– Toleration, suatu akomodasi tanpa persetujuan formal,
– Stalemate, suatu akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak yang
bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang sehingga pada suatu
titik berhenti dengan sendirinya dalam pertentangan.
– Adjudication, penyelesaian perkara melalui pengadilan
Bina Nusantara
Tahap yang lebih lanjut dari akomodasi adalah asimilasi di mana seseorang yang
memasuki suatu kelompok tertentu tidak lagi memandang perbedaan dirinya
dengan kelompok yang dimasukinya, melainkan ia akan mengidentifikasikan dirinya
dengan kepentingan dan tujuan kelompok yang dimasukinya. Faktor-fakto yang
mempermudah terjadinya asilimilasi adalah adanya toleransi, kesempatan ekonomi
yang sama, sikap saling menghargani, terbuka, adanya persamaan unsur
kebudayaan, perkawinan campur dan adanya musuh bersam dari luar.
Persaingan
Persaingan (Soekanto, p. 83) dapat diartikan sebagai proses sosial di mana individu
atau kelompok bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang
langka tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Udara misalnya bukan
sumber daya yang langka, oleh karena itu tidak ada persaingan untuk
memperolehnya, tetapi lain halnya dengan kedudukan tertentu dalam suatu
organisasi, atau kesempatan tertentu dalam bidang usaha. Kedudukan dan
kesempatan dalam berusaha tidak mudah diperoleh, karena itu ia bersifat langka.
Oleh karena ia bersifat langka, maka orang atau kelompok akan bersaing untuk
memperolehnya.
Bina Nusantara
Kontravensi dan Konflik
Kontravensi (Soekanto, p.87-88) pada hakekatnya merupakan bentuk proses
sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
Sebagaimana yang dikutip oleh Soekanto, Leopold von Wiese dan Howard
Becker (1932, bab 19) merumuskan lima bentuk kontravensi yaitu:
– Perbuatan-perbuatan seperti penolakan, gangguan, perlawanan, perbuatan
menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan
mengacaukan rencan pihak lain;
– Menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui
surat selebran, mencerca, memfitnah dan lain sebagainya;
– Mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat dan seterusnya;
– Menganggu atau membingungkan pihak lain. Contoh lain adalah memaksa
pihak lain untuk menyesuaikan diri. Kontravensi dapat menimbulkan konflik
sosial
Bina Nusantara
4. Interaksi Sosial dan Struktur Sosial
Masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, dan sistem ini
terjadi malalui interaksi antara individu dalam masyarakat. Oleh karena
masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, maka interaksi
yang terjadi dalam masyarakat memiliki suatu pola (Macionis, 1989:150156, Schaefer, 2006: 104-111).
Sebagai contoh keluarga merupakan suatu unit sosial yang tidak saja
terdiri dari individu-individu, melainkan juga terdiri dari status dan
peran. Artinya interaksi yang terjadi antara individu itu selalu terjadi
dalam konteks peran dan status yang dimiliki oleh individu sebagai
anggota keluarga itu. Ayah bukan sekedar pribadi yang berjenis kelamin
laki-laki tetapi dalam konsep ‘ayah’ itu sendiri terkandung peran dan
status sosial, demikian halnya dengan ibu, anak dan anak-anak.
Peran dan status dalam masyarakat atau dalam contoh kita keluarga
membentuk struktur sosial dan oleh karenanya juga struktur interaksi.
Bina Nusantara
Status
Status adalah posisi sosial yang diakui yang miliki oleh individu dalam
masyarakat. Stiap status meliputi sejumlah hak, kewajiban dan harapanharapan yang mengarahkan interaksi sosial.
Ada dua jenis status yakni ascribed status dan achieved status.
Ascribed status adalah posisi sosial yang dimiliki oleh seseorang karena
kelahiran sedangakan achieved status adalah posisi sosial yang dimiliki
oleh seseorang karena kemapuan dan usaha individu. Kemampuan ini
dapat diukur secara signifikant.
Peran
Komponen kedua dari interaksi sosial adalah peran. Peran berkaitan
dengan pola-pola tingkah laku seorang individu sesuai dengan status
yang dimilikinya. Oleh karena itu peran merupakan ekspresi dinamis dari
status. Dengan perkataan lain, siapa yang memiliki status tertentu
diharapkan untuk bertingkah laku sesuai dengan status yang dimilikinya.
Bina Nusantara
Download