INTERAKSI SOSIAL PERTEMUAN 04

advertisement
INTERAKSI
SOSIAL
PULUNG SISWANTARA
INTERAKSI SOSIAL
 proses
di
mana
orang-orang
yang
berkomunikasi
saling
pengaruh
mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan.
 interaksi sosial merupakan hubungan sosial
yang dinamis
hubungan antara orang-orang perorangan,
 antara kelompok-kelompok manusia,
 antara orang perorangan dengan kelompok
manusia.

 tanpa
interaksi sosial, tak mungkin ada
kehidupan bersama.
SYARAT-SYARAT TERJADINYA INTERAKSI
SOSIAL

Kontak sosial


Kontak sosial berasal dari bahasa Latin con atau
cum yang berarti bersama-sama atau tango yang
berarti menyentuh
Komunikasi
 Komunikasi berasal dari kata bahasa latin
communis yang berarti sama (Dedy Mulyana,
2002; 41). Kata komunikasi juga mirip dengan
kata komunitas atau community, yang juga
menekankan kesamaan atau kebersamaan.
KONTAK SOSIAL



Kontak
sosial
tergantung
tindakan
dan
tanggapan
terhadap tindakan itu. Kita
Kontak sosial dapat bersifat
negatif dan positif.
Suatu Kontak sosial juga dapat
bersifat primer dan sekunder.
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Kerja
sama,
Akomodasi,
Persaingan dan
Konflik.
KERJA SAMA.
 Timbul
apa
bila orang menyadari
bahwa
mereka
mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama
 Mempunyai cukup pengetahuan dan
pengendalian
diri
sendiri
untuk
memenuhi
kepentingan-kepentingan
tersebut;
 Kesadaran akan adanya kepentingankepentingan yang sama dan adanya
organisasi merupakan fakta-fakta yang
penting dalam kerja sama yang
berguna.
LIMA BENTUK KERJA SAMA
Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong
menolog
 Barganinig yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai
pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua
organisasi atu lebih.
 Kooptasi yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur
baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik
dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas
organisasi yang bersangkutan.



Koalisi yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih
yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat
menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara
waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut
kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama
antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud
utama adalah mencapai satu atau beberapa tujuan
bersama, maka sifatnya adalah kooperatif.
Joint venture, kerja sama dalam pengusahaan proyekproyek
tertentu,
misalnya
pengeboran
minyak,
pertambangan batubara, perfilman, perhotelan dan lain
sebagainya.
Akomodasi
Istilah akomodasi (Soekanto,2006: 68) dapat digunakan untuk
menjelaskan
suatu keadaan dan suatu proses. Sebagai suatu
keadaan, akomodasi berarti adanya suatu keseimbangan dalam
interaksi antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia
dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial
yang berlaku di dalam masyarakat. Dan sebagai suatu proses,
akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredam
suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.
Ini berari bahwa akomodasi merupakan suatu cara untuk
menyelesaikan pertentangan tanpa menghacurkan pihak lawan
sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Akomodasi dapat terjadi melalui beberapa bentuk:
 Coercion,
akomodasi dalam bentuk ini terjadi karena adanya
pemaksaan,
 Compromise, akomodasi yang terjadi di mana pihak-pihak yang
saling bertentangan sama-sama mengurangi tuntutannya masingmasing.






Arbitration, akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak
sepakat untuk menyelesaikan pertentangan melalui pihak
ketiga.
Mediation, mediasi hampir sama dengan arbitrase, hanya saja
pihak ketiga dalam mediasi hanya berfungsi sebagai penasehat
dan tidak memiliki wewenang membuat keputusan untuk
menyelesaikan perselisihan,
Conciliation, suatu usaha mempertemukan keinginankeinginan dari pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai
persetujuan bersama,
Toleration, suatu akomodasi tanpa persetujuan formal,
Stalemate, suatu akomodasi yang terjadi karena kedua belah
pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang
sehingga pada suatu titik berhenti dengan sendirinya dalam
pertentangan.
Adjudication, penyelesaian perkara melalui pengadilan
Tahap yang lebih lanjut dari akomodasi adalah asimilasi di mana
seseorang yang memasuki suatu kelompok tertentu tidak lagi
memandang perbedaan dirinya dengan kelompok yang dimasukinya,
melainkan ia akan mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan dan
tujuan kelompok yang dimasukinya. Faktor-fakto yang mempermudah
terjadinya asilimilasi adalah adanya toleransi, kesempatan ekonomi yang
sama, sikap saling menghargani, terbuka, adanya persamaan unsur
kebudayaan, perkawinan campur dan adanya musuh bersam dari luar.
Persaingan
Persaingan (Soekanto, p. 83) dapat diartikan sebagai proses sosial di
mana individu atau kelompok bersaing mencari keuntungan melalui
bidang-bidang kehidupan yang langka tanpa mempergunakan ancaman
atau kekerasan. Udara misalnya bukan sumber daya yang langka, oleh
karena itu tidak ada persaingan untuk memperolehnya, tetapi lain
halnya dengan kedudukan tertentu dalam suatu organisasi, atau
kesempatan tertentu dalam bidang usaha. Kedudukan dan kesempatan
dalam berusaha tidak mudah diperoleh, karena itu ia bersifat langka.
Oleh karena ia bersifat langka, maka orang atau kelompok akan bersaing
untuk memperolehnya.
Kontravensi dan Konflik
Kontravensi (Soekanto, p.87-88) pada hakekatnya merupakan bentuk
proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau
pertikaian. Sebagaimana yang dikutip oleh Soekanto, Leopold von
Wiese dan Howard Becker (1932, bab 19) merumuskan lima bentuk
kontravensi yaitu:
 Perbuatan-perbuatan seperti penolakan, gangguan, perlawanan,
perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan,
perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencan pihak lain;
 Menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki
melalui surat selebran, mencerca, memfitnah dan lain sebagainya;
 Mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat dan
seterusnya;
 Menganggu atau membingungkan pihak lain. Contoh lain adalah
memaksa pihak lain untuk menyesuaikan diri. Kontravensi dapat
menimbulkan konflik sosial
4.
Interaksi Sosial dan Struktur Sosial
Masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi, dan
sistem ini terjadi malalui interaksi antara individu dalam
masyarakat. Oleh karena masyarakat merupakan suatu
sistem yang terorganisasi, maka interaksi yang terjadi dalam
masyarakat memiliki suatu pola (Macionis, 1989:150-156,
Schaefer, 2006: 104-111).
Sebagai contoh keluarga merupakan suatu unit sosial yang
tidak saja terdiri dari individu-individu, melainkan juga
terdiri dari status dan peran. Artinya interaksi yang terjadi
antara individu itu selalu terjadi dalam konteks peran dan
status yang dimiliki oleh individu sebagai anggota keluarga
itu. Ayah bukan sekedar pribadi yang berjenis kelamin lakilaki tetapi dalam konsep ‘ayah’ itu sendiri terkandung peran
dan status sosial, demikian halnya dengan ibu, anak dan
anak-anak.
Peran dan status dalam masyarakat atau dalam contoh kita
keluarga membentuk struktur sosial dan oleh karenanya juga
struktur interaksi.
Status
Status adalah posisi sosial yang diakui yang miliki oleh
individu dalam masyarakat. Stiap status meliputi sejumlah
hak, kewajiban dan harapan-harapan yang mengarahkan
interaksi sosial.
Ada dua jenis status yakni ascribed status dan achieved status.
Ascribed status adalah
posisi sosial yang dimiliki oleh
seseorang karena kelahiran sedangakan achieved status adalah
posisi sosial yang dimiliki oleh seseorang karena kemapuan dan
usaha individu. Kemampuan ini dapat diukur secara
signifikant.
Peran
Komponen kedua dari interaksi sosial adalah peran. Peran
berkaitan dengan pola-pola tingkah laku seorang individu
sesuai dengan status yang dimilikinya. Oleh karena itu peran
merupakan ekspresi dinamis dari status. Dengan perkataan
lain, siapa yang memiliki status tertentu diharapkan untuk
bertingkah laku sesuai dengan status yang dimilikinya.
Bina Nusantara
TERIMA KASIH
Download