SESI 11a DEFINISI BENTUK UJUD KELAINAN KULIT & BERBAGAI GANGGUAN KULIT Disusun oleh Dr. Mayang Anggraini Naga U-EU (Revisi 2014) 1 DESKRIPSI Pembahasan materi meliput istilah-istilah sebutan bentuk ujud gangguan kulit, dan penyakit kulit yang spesifik 2 KOMPETENSI MAMPU: Memahami berbagai gejala penyakit kulit yang mungkin menyertai pasien yang perlu pelayanan fisioterapi 3 POKOP BAHASAN Menjelaskan: Bentuk berbagai Ujud Kelainan Kulit Dermatitis Akne Penyakit Infeksi disertai UKK/RUAM khusus Measle, Rubela, Herpes simplek 1,2, Varisela, Herpes zoster, Verruca (Wart), Impetigo, Cellulitis dan Erysepelas Mycoses 4 DEFINISI BENTUK LESI pada KULIT Lesi dibedakan berdasarkan ukuran, kedalaman dan konsistensinya: • Alopecia: • Blepharitis: rambut hilang = botak kelenjar, folikel bulu mata pada radang kelopak mata. • Boil/furuncle: Bisul • BULA (bullae): Suatu ujud kelainan kulit (UKK) berupa gelembung (pelepuh) berukuran besar sampai 0.5cm, berisi cairan. (Contoh: luka bakar). 5 DEFINISI BENTUK LESI pada KULIT (Lanjutan-1) • Carbuncle: bisul kumpulan folikel rambut yang saling berhubungan = bisul besar. • Comedo (comedones): kumpulan keratin sebum dalam folikel rambut (infeksi bakterial) whitehead terbuka jadi blackhead. • Desquamation: pengelupasan bersisik kulit • Echymosis: memar warna merah batas tegas disebabkan adanya aliran darah bertambah di dalam kulit dan jaringan subkutan. 6 DEFINISI BENTUK LESI pada KULIT (Lanjutan-2) • Erythema: Kemerahan akibat kongesti kapiler darah di lapisan bawah kulit timbul bersama cedera kulit, infeksi atau peradangan. • Excoriation: UKK kelupas berupa goresan/ garukan (contoh kulit lutut terkelupas) • Fisura: UKK berbentuk celah retak linier Contoh: infeksi kutu aiir pada athlete’s foot) • Folliculitis: radang pada folikel rambut. 7 DEFINISI BENTUK LESI pada KULIT (Lanjutan-3) • Furuncle = boil • Furunculosis: bisul persisten (berminggu, bisa berbulan) • Erosi: UKK berupa hilangnya epidermis superfisial, basal, tidak berdarah (contoh: kulit setelah suatu pelepuh/ vesikel pecah) • Ichthyosis: kumpulan gejala gangguan kulit dengan tanda kering, kasar, kelupas, penebalan kulit mirip kulit buaya. • Induration: tonjolan pengerasan. 8 DEFINISI BENTUK LESI pada KULIT (Lanjutan-4) • Keratitis: radang kornea mata • Krusta: UKK yang terjadi akibat akumulasi eksudat serosa atau muko-purulen (pus) mengering (contoh: impetigo, lesi herpes) • Keloid: UKK bentuk jaringan parut di kulit yang melebihi cedera awalnya kulit gelembung, merah dan padat. (> pada anak Amerika turunan Afrika). • Lichentification: UKK berbentuk kulit kasar dan menebal, bisa terjadi akibat terus-menerus mendapat iritasi (contoh: dermatitis atopik). 9 Definisi Lesi pada Kulit (Lanjutan-5) • Maceration: pelunakan kulit dan basah • Macule (maculae): UKK datar ditandai oleh perubahan warna. Ukuran bisa < 1 cm (contoh: freckle). • Nevus (nevi): tahi lalat (mole) • Nodule (nodus) : UKK berupa masa padat, mengembung, ukuran antara 0.5 cm. Konsistensi nodus lebih padat dari papul (contoh: kista). • Papule (papulae): UKK berupa massa padat meninggi ukuran sampai 0.5cm (contoh: nevus = tahi lalat/tanda lahir) 10 Definisi Lesi pada Kulit (Lanjutan-6) • Petechiae: UKK berupa bercak merah yang merupakan perdarahan kecil di bawah kulit. (contoh: pencerminan adanya gangguan perdarahan atau masalah fragilitas (kerapuhan) kapiler). • Plaque: UKK berbentuk permukaan datar menjadi gembung dan berukuran dari 0.5cm (contoh: terjadi dari papula yang menyatu). 11 • Purpura: UKK berupa bercak-bercak ukuran besar disertai diskolorasi keunguan di bawah kulit terkait perdarahan. Lesi ini menandakan ada perdarahan di tubuh, bisa juga di otak, timbul akibat trombositopenia, trauma, dan respons alergi. • Pustule (pustulae); vesikel isi pus (nanah). • Pyoderma: penyakit kulit berpustulae 12 Definisi Lesi pada Kulit (Lanjutan-7) • Spider angioma: tumor benign terjadi dari pelebaran pembuluh darah (telengangiectasia) yang membentuk gambaran mirip laba-laba, umumnya timbul akibat gangguan hati. • Squama: UKK bersisik pada epidermis (contoh: ketombe, kulit mengering) • Jaringan parut (cicatrix): Daerah yang kulitnya digantikan jaringan fibrosa. (contoh: bekas luka yang dalam, luka bakar) 13 Definisi Lesi pada Kulit (Lanjutan-8) • Pruritis: UKK menimbulkan rasa gatal, terjadi sebagai respons primer iritan permukaan/ inflamasi (contoh: post gigitan nyamuk, atau kulit kering) • Pruritis primer ini timbul akibat pelepasan histamin selama peradangan. • Pruritis sistemik timbul akibat penyakit sistemik (contoh: gagal hati, gagal ginjal). Pada tipe ini toksin-toksin hasil metabolik tertimbun di cairan interstisium di bawah kulit. 14 Definisi Lesi pada Kulit (Lanjutan-9) • Tumor: Masa padat, membesar, meninggi, ukuran > 2 cm. • Ulcer: UKK berupa hilangnya epidermis (lapisan terluar) dan lapisan yang lebih dalam, dapat berdarah dan disertai jaringan parut dekubitus (pressure sore). • Verruca: tonjolan pertumbuhan berwarna jaringan. 15 Definisi Lesi pada Kulit (Lanjutan-10) • Vesicle (vesicula): tonjolan (< 1cm) cairan bening. Contoh pada: blister, herpes simplek, herpes zooster. • WHEAL (urticaria) Biduran (kaligata), ini adalah edem kulit yang menggembung, hanya muncul singkat dan menimbulkan rasa gatal. (Contoh: gigitan nyamuk dan serangga lainlain) 16 Definisi Lesi Kulit (Lanjutan-11) • Pada lansia sering mengalami purpura dan petekia, terutama di tungkai bawah, biasanya menandakan rapuhnya pembuluh darah atau ada gangguan trombosit, pada sebagian kasus keadaan ini timbul murni akibat terjatuh, atau tindak kekerasan. • Xerodema: bentuk gangguan ringan pengelupasan akibat kulit kering. Bisa timbul akibat defisiensi vitamin A. 17 DERMATITIS Dermatitis = radang kulit • Dermatitis kontak: timbul akibat terpajan akut/kronik ke suatu iritan atau alergen. • Eczyma dermatitis (atopik): Timbul akibat rangsangan berlebih limfosit T dan mast-cel yang mengeluarkan histamin gatal, eritema. > pada bayi (bokong dan wajah), kanak-kanak, juga bisa pada dewasa. Timbul pada sifat alergi yang diturunkan. Kadang sembuh sendiri setelah anak tumbuh, ada juga yang sampai dewasa baru hilang. • Nummular eczyma: pada sewasa, causa unknown. • UKK eritema berkrusta dan basah. Bisa genetik (muncul bersama asma, dan bentuk alergi lain). 18 Berbagai Gangguan Kulit • AKNE Jerawat adalah penyakit peradangan kelenjar sebacea yang sering dijumpai/berkaitan dengan folikel rambut (pilosebasea). Ada dua jenis: yang meradang dan yang tidak meradang, ditandai dengan pembentukan sebum yang berlebih, tertimbun di folikel sehingga folikel membengkak. Pada yang meradang bisa disertai infeksi pecah, sebum dan bakteri keluar, masuk ke dermis peradangan jaringan dermis. 19 Akne (Lanjutan-1) Pada yang non-radang: folikel tidak pecah, namun tetap dilatasi, sebum mengalir ke permukaan kulit (blackhead, komedo terbuka) atau kanalis tetap tersumbat (whitehead, komedo tertutup). Penyebab: - Rangsangan androgen (> testosteron). - Infeksi diperparah oleh higiene yang jelek, gizi buruk dan stres. - Ada faktor genetik yang menimbulkan seorang rentan terhadap timbulnya akne. 20 Akne (Lanjutan-2) • Estrogen bisa melawan aktivitas androgen pada kelenjar sebasea dan mengurangi pembentukan akne. • Pada wanita bisa meningkat sebelum atau selama haid akibat kadar estrogen terendah. Komplikasi: timbul jaringan parut yang mengganggu kosmetik. • Terapi Obat topikal benzoil peroksida dan asam retinoat (vit. A) untuk mengeringkan dan mengelupaskan kulit folikel terbuka dan memudahkan keluarnya sebum ke permukaan kulit. 21 Akne (Lanjutan-3) Gunakan Sabun antibakteri. Terapi antibiotik (> tetrasikilin) dapat mengurangi proliferasi bakteri di folikel. Perlu beberapa hari-bulan agar efektif. C.i: wanita hamil atau yang berencana untuk hamil. Pil KB yang mengandung estrogen dapat menekan pembentukan sebum mengobati akne pada gadis. Asam 13-sis-retinoat (isoretinoin) sistemik untuk kasus parah. (obat ini dapat menimbulkan cacat lahir, c.i. wanita hamil). 22 PENYAKIT INFEKSI disertai UKK/RUAM khusus • RUBEOLA (MEASLE, CAMPAK) = Campak 10 hari atau campak merah. Campak ini merupakan infeksi saluran napas atas oleh paramikso-virus. Umumnya dijumpai pada kanak-2, ditularkan melalui percikan liur (droplets) atau terhirup. Masa inkubasi: 7-12 hari sebelum gejala penyakit muncul. Sangat menular (Contagious). Ruam berawal di wajah (muka, daerah belakang telinga) menyebar ke badan, akhirnya ke ektrimitas. Menetap selama 4 hari. 23 PENYAKIT INFEKSI disertai UKK/RUAM khusus (Lanjutan) Komplikasi; - ensefalitis (primer atau sekunder) dan = pneumonia. Vaksinasi: pada bayi usia 15 bulan, dan suntikan booster pada usia 4-5 tahun, kemudian pada remaja. Terapi: - suportif. - antibiotik untuk infeksi sekunder. 24 RUBELA • Ini adalah CAMPAK JERMAN. Infeksi virus saluran napas atas. Inkubasi 14-21 hari, diiukti oleh gejala prodromal selama sekitar 1-4 hari, baru muncul ruam. Cotagious selama stadium prodromal, tidak lagi setelah ruam muncul. Tanda-tanda: Pada stadium prodromal: demam ringan, malaise, pembesaran kelenjar limfe (post aurikuler), nyeri tenggorokan dan kepala. 25 RUBELLA (Lanjutan-1) Bentuk UKK/ ruam: makropapular, berawal di wajah menyebar ke badan dan ektrimitas, bertahan 2-3 hari. Penularan melalui bumil ke janin atau orang ke orang lain melalui droplets. Gejala pada anak lebih ringan dari pada dewasa. Yang paling berbahaya bila meyerang bumil pada masa kehamilan trimester I (3 bulan pertama) virus akan menginfeksi janin defek congenital = Rubella syndrome. 26 RUBELA (Lanjutan-2) Rubela adalah suatu agen teratogenik (penyebab cacat lahir) kuat dan sangat menular sebelum individu memperlihatkan tanda-tanda infeksi yang jelas. • Untuk melindungi bumil dari infeksi dan cedera lebih lanjut terhadap janinnya, maka dianjurkan semua anak divaksinasi terhadap virus di awal masa kanak-kanak. Hal ini akan melindungi bumil yang mungkin berkontak dengan mereka. 27 Komplikasi Umumnya menyerang usia 6-12 tahun, dan gejala ringan. Komplikasi menjadi berbahaya bila menyerang bumil trimester I Cacat lahir, Parah janin 28 RUBELA (Lanjutan-2) Terapi: Vaksinasi (usia 15 bulan 4-5 tahun dan remaja). Vaksinnya adalah vaksin kombinasi antara rubeola, parotitis, rubela. Wanita pada masa subur: uji titer rubela. Yang belum memiliki antibodi divaksinasi, post vaksinasi tunggu sampai 3 bulan baru boleh hamil. 29 HERPES SIMPLEKS 1 dan 2 • Herpes menimbulkan ruam khas di kulit dan selaput lendir. Ditularkan melalui virus shedding dari lesi kulit. Masa inkubasi 2-4 hari setelah infeksi. Lesi muncul pada periode prodromal, pada periode ini dan saat lesi tebuka virus sangat menular, kira-kira selama 2-6 minggu. 30 HERPES SIMPLEKS 1 dan 2 (Lanjutan-1) Post infeksi awal virus bisa menetap dengan tenang (dorman) di serabut saraf sensoris yang terkena, dan ini bisa menjadi aktif kembali setiap saat, menimbulkan lesi baru. Reaktivasi virus laten bisa saat pasien sedang sakit, stres, terpajan sinar matahari berlebih, saat tertentu masa daur haid 31 HERPES SIMPLEKS 1 dan 2 (Lanjutan-2) Virus Herpes: • Herpes simplek 1: Merupakan penyebab cold sore di wajah. • Herpes simplek 2: menyebabkan infeksi genital, anus penularan bisa kontak seksual. • Kedua virus bisa menginfeksi setiap tempat di tubuh. 32 HERPES SIMPLEKS 1 dan 2 (Lanjutan-3) Gambaran: Selama periode prodromal: demam ringan, malaise, rasa perih terbakar atau gatal di mulut, genitalia atau bagian tubuh lain yang terkena. 33 HERPES SIMPLEKS 1 dan 2 (Lanjutan-4) Saat infeksi aktif, muncul vesikel berkelompokkelompok menimbulkan rasa nyeri di: bibir, wajah, kulit hidung, mukosa mulut, genitalia, atau anus. Vesikel menimbulkan rasa panas dan gatal, mereka akan pecah dalam 3-4 minggu dan membentuk krusta. Vesikel umumnya menghilang pada minggu berikutnya. 34 Herpes Simplek (Lanjutan-3) Komplikasi: Infeksi sekunder Herpes simplek 1 menyerang mata keratokonjungtivitis buta. Infeksi primer Herpes simplek 2 selama kehamilan dapat menyebabkan kerusakan susunan saraf pusat janin buta dan retardasi mental. Infeksi pada neonatus: bisa asendens atau saat bayi di jalan lahir. 35 Herpes Simplek (Lanjutan-4) TERAPI Asiklovir (Zovirax): topikal, oral antiviral untuk mengurangi: - durasi dan - intensitas lesimya. Seksio apabila infeksi herpes genitalia aktif, atau bila bumil dalam stadium prodormal. 36 VARICELLA dan CACAR ULAR • Varicella (Cacar Air) Cacar Air adalah infeksi primer, sangat contagious, melalui droplets. >> pada kanak-2, namun dewasa yang baru pertama kali jumpa virus ini bisa terkena infeksi. Masa inkubasi 7-12 hari, contagious selama periode prodromal singkat (24 jam sebelum lesi kulit muncul) s/d semua lesi menjadi krusta. Penyakit akan sembuh sendiri dalam 7-14 hari 37 VARICELLA dan CACAR ULAR (Lanjutan-1) • Cacar Ular (Herpes Zoster,shingles) Ini timbul oleh infeksi virus golongan varisela-zoster. vesikel-vesikel pruritik yang berair di kulit. • Cacar Ular bisa timbul beberapa tahun setelah infeksi varcella. Cacar ular disebabkan virus varicella yang berada laten di serabut saraf sensorik setelah pasien pulih dari cacar air. 38 VARICELLA dan CACAR ULAR (Lanjutan-2) Apabila ia muncul kembali maka Zoster. Penularan bisa melalui kontak langsung dengan lesi kulit. Vesikel timbul pada dermatom (sepanjang serabut) yang disarafi saraf yang terinfeksi. Penyakit ini umumnya timbul pada orang tua atau orang yang sedang dalam sistem imunitasnya terganggu. Gambaran: Demam ringan dan malaise selama 24 jam sebelum vesikel muncul. 39 Varcella- Cacar ular (Herpes Zoster) (Lanjutan-3) Vesikel varicella umumnya timbul di dan menyebar ke wajah serta ekstrimitas. Juga bisa muncul di mulut, labium dan vagina. Vesikel berawal sebagai lesi kemerahan yang berisi cairan dan pecah dalam beberapa hari dan meninggalkan krusta. Pada saat yang bersamaan dapat dijumpai banyak vesikel dalam berbagai stadium pembentukan dan krustasi. 40 Herpes zozter (Lanjutan-4) Vesikel herpes zoster: biasa timbul di kulit secara unilateral di sepanjang dermatom yang terinfeksi. Tempat yang sering terinfeksi adalah wajah, leher dan dada. Komplikasi: Infeksi bakteri sekunder pada vesikel. Pneumonia, ensefalitis (varcella) Sindrom Reye pada anak yang diberi aspirin sewaktu mengidap varicella. 41 Herpes zozter (Lanjutan-4) Orang dewasa yang terkena Varicella dapat mengalami perjalanan penyakit yang parah dan berisiko lebih besar menderita penumonia. Varicella dan Herpes zoster dapat menyebar secara internal pada orang dengan gangguan sistem imun. Neuralgia pasca hepers zoster terjadi pada 20% kasus. 42 Varicella –Herpes zozter (Lanjutan-5) Terapi: Suportif dan ditujukan untuk mencegah infeksi bakteri sekunder. Obat antivirus asiklovir (Zovirax) dapat diberi saat terjadi tanda-tanda paling awal infeksi pada orang dewasa atau anak dengan gangguan kekebalan untuk membatasi infeksinya. Penggunaan asiklovir pada anak sehat yang mengidap Varicella juga dapat dipertimbangkan.43 VERRUCA (WART) • Veruka disebabkan oleh infeksi papiloma (HPV, human papilloma-virus). Veruka adalah papul jinak yang dapat timbul di bagian kulit mana saja. Terdapat banyak turunan HPV, sebagian cenderung menginfeksi daerah: alat kelamin, atau anus, menimbulkan veruka biasa. 44 VERRUCA (WART) (Lanjutan-1) Veruka plantar adalah yang tumbuh di bagian bawah kaki dan meluas ke dalam (bukan ke luar). Penularan melalui kontak kulit. Veruka genital dianggap sebagai penyakit hubungan seksual. Veruka plantar adalah yang tumbuh di bagian bawah kaki dan meluas ke dalam (bukan ke luar). Penularan melalui kontak kulit. Veruka genital dianggap sebagai penyakit hubungan seksual. Penelitian menemukan 40% wanita yang menggunakan pusat pelayanan kesehatan universitas untuk perawatan ginekologis mengidap veruka genital (USA) 45 VERRUCA (WART) (Lanjutan-2) Turunan tertentu veruka genital berkaitan dengan kanker serviks uteri. Risiko terkena kanker serviks tinggi pada wanita yang mengidap ini dan merokok. Hal ini kemungkinan besar berkaitan dengan toksin tembakau, yang mungkin bekerja secara sinergis dengan HPV untuk menimbulkan kanker serviks. 46 VERRUCA (wart) (Lanjutan-3) Gambaran: Dapat berbentuk bulat atau datar, besar atau kecil. Veruka genital memiliki gambaran seperti kembang kol. Veruka jenis ini dapat ditemukan di: ujung atau batang penis pria, labium, vagina wanita.atau di sekitar anus. 47 VERRUCA (wart) (Lanjutan-4) Komplikasi: Kanker serviks pada wanita dapat dianggap sebagai penyakit menular seksual yang terjadi akibat infeksi oleh kuman turunan tertentu HPV. Walau jarang, bayi baru lahir yang terpajan veruka genital ibu selama proses kelahirannya dapat mengidap veruka esofagus. 48 VERRUCA (wart) (Lanjutan-4) • Terapi: Bisa hilang sendiri setelah sistem imun terangsang (terjadi setelah vaskularisasi atau perdarahan) Iritasi dengan asam salisilat, formaldehida, atau iritan lain yang merangsang sistem imun tubuh. Nitrogen cair, bedah beku, laser bisa digunakan. 49 IMPETIGO • Infeksi kulit superfisial yang biasanya disebabkan: stafilokokus atau streptokokus grup A, merupakan infeksi kulit menular pada anak. • Impetigo ditandai dengan pustul di kulit dapat pecah dan membentuk krusta. Sangat contagious, mudah ditularkan dari satu bagian tubuh ke bagian lain, serta dari orang ke orang lain melalui kontak infeksi. 50 Impetigo (Lanjutan-1) Penyakit ini terutama dijumpai pada anak, dapat timbul pada semua usia. Gambaran: pustul-pustul lokal yang pecah berkrusta. Komplikasi: Glomerulonephritis pascastreptokokal akut dan dapat terjadi akibat pengendapan komplek antibodi-antigen di ginjal (respons hipersensitivitas tipe III). 51 Impetigo (Lanjutan-2) • Terapi: - antibiotik sistemik (identifikasi kuman). - bila vesikel kecil diberi antibiotika topikal. Sterilisasi handuk dan sering-sering mencuci tangan adalah tindakan profilaksi terhadap penyebaran ke bagian tubuh lain dan penularan ke anggota keluarga lain. 52 SELULITIS Cellulitis: Infeksi lapisan dermis atau subkutis oleh bakteri, biasanya terjadi setelah luka atau gigitan di kulit. Gambaran: kemerahan, membengkak serta panas, demam nyeri. Terapi: antibiotika sistemik yang sesuai. 53 ERISIPELAS Erysipelas: Suatu bentuk infeksi kulit akibat streptococcal, umumnya menyerang: muka, bisa juga lengan atau tungkai bawah. Gambaran khas: merah membengkak dengan batas jelas yang membedakan inflamasi erysipelas dengan selulitis sebab lain. Pasien nampak sakit berat dengan suhu tinggi. Terapi yang terampuh: penicillin V 54 INFEKSI JAMUR (MYCOSES) • Infeksi superfisial yang disebut sesuai tempat infeksinya: Infeksi yang disebut dengan istilah TINEA. Dikenal: Tinea pedis: infeksi jamur di kaki (athlete’s foot) Tinea korporis: infeksi jamur di badan (ringworm) Tinea kapitis: infeksi jamur di kepala Tinea barbe: infeksi jamur di janggut. 55 INFEKSI JAMUR (Lanjutan-1) Thrush: infeksi jamur di: mulut, saluran cerna, vagina biasanya disebabkan oleh Candida albicans (jamur mirip ragi) disebut juga Kandidiasis. Candida albicans adalah bagian dari flora normal manusia, tetapi pada keadaan tertentu ia dapat bermultiplikasi secara berlebihan dan menimbulkan gejala infeksi. 56 INFEKSI JAMUR (Lanjutan-2) Infeksi jamur pada: saluran napas, atau otak biasanya terjadi pada orang yang imunitasnya terganggu dan dianggap infeksi oportunistik. Histoplasmosis adalah infeksi jamur pada saluran napas yang juga bisa timbul pada orang imunitasnya normal 57 INFEKSI JAMUR (Lanjutan-3) • Penyebab infeksi jamur: Jamur berkembang biak pada orang yang imunitasnya menurun, di antaranya, contoh: DM, hamil, bayi, atau AIDS. Infeksi ragi vagina dan mulut sering merupakan infeksi oportunistik dan ditemukan pada pasien HIV. Pasien dengan infeksi jamur kronik harus dievaluasi untuk mencari adanya: DM atau AIDS. 58 INFEKSI JAMUR (Lanjutan-4) • Terapi dengan antibiotika dapat mebunuh bakteri vagina normal yang biasanya berada dalam keseimbangan dengan ragi vagina. Hal ini dapat menimbulkan infeksi ragi pada vagina. Gambaran: infeksi kulit, dengan inflamasi disertai eritema dan gatal. • Kurap (ringworm) menimbulkan gambaran lesi mirip cicin. 59 INFEKSI JAMUR (Lanjutan-5) • Infeksi ragi: muncul sebagai pustul-pustul yang meradang, terasa sangat gatal dan nyeri. - Infeksi di vagina menimbulkan bentuk putih seperti keju. - Infeksi di mulut menimbulkan ulkus putih yang dikelilingi oleh eritema, yang bisa menimbulkan rasa sangat nyeri. • Komplikasi: Infeksi dapat menyebabkan laju morbiditas dan mortalitas bermakna. Lesi mulut yang nyeri akan mengganggu makan, dapat menjadi penyebab turunnya berat badan pada pasien AIDS. 60 INFEKSI JAMUR (MYCOSES) (Lanjutan-4) • Terapi: Infeksi kulit diobati dengan obat antifungal tipe spesifik yang diberikan secara topikal atau kadang-kadang secara sistemik. Kandidiasis diterapi dengan krim atau suppositoria antijamur (antimycotic) Mitra seksual dari wanitra terinfeksi ragi vagina yang kronik juga perlu diterapi. 61 INFEKSI JAMUR (MYCOSES) (Lanjutan-5) • Infeksi jamur dalam (paru dll) mungkin memerlukan terapi antijamur spesifik kuat dan perawatan di rumah sakit. • Bayi dengan oral thrush bisa asimtomatik, atau hanya sulit menelan. Bayi dan ibu harus diterapi, karena infeksi bisa berpindah-pindah dari mulut ke putting susu dan sebaliknya. 62 SESI 11b GANGGUAN SISTEM KEMIH Implikasi Spesial Bagi Para Fisioterapis Disusun oleh Dr. Mayang Anggraini Naga U-IEU (Revisi-2009) 63 DESKRIPSI Pembahasan materi meliput berbagai gangguan sistem kemih dan sistem reproduksi pria dan wanita berserta dan pengertian khusus (special implications) bagi para fisioterapis 64 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Mampu memahami tentang berbagai gangguan terkait sistem kemih dan reproduksi pria dan wanita serta pengertian khusus bagi para fisioterapi saat melayani pasien terkait. 65 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS & POKOK BAHASAN Menjelaskan: Berbagai gangguan ginjal Berbagai gangguan ureter Berbagai gangguan kantung kemih Berbagai gangguan urethra Berbagai gangguan sistem reproduksi wanita Berbagai gangguan sistem reproduksi pria Gangguan dasar panggul dan payu dara Faktor risiko impotensi Implikasi spesial bagi para fisioterapi terkait sistem kemih dan reproduksi. 66 GANGGUAN SISTEM KEMIH (Urinary Tract Disorders) GANGGUAN GINJAL Ginjal mudah terserang berbagai penyakit, dengan satu ginjal normal cukup untuk bisa hidup sehat, oleh karenanya penyakit tidak terlampau mengawatirkan kecuali sudah menyerang kedua ginjal dan dalam stadium lanjut 67 GANGGUAN SISTEM KEMIH (Lanjutan-1) Hipertensi bisa menjadi sebab atau mengakibatkan kerusakan ginjal. Bentuk lain gangguan efek penyakit adalah: - nephrotic syndrome, dan - akut ataupun kronik gagal ginjal (renal failure) 68 Gangguan Sistem Kemih (Lanjutan-2) • Kongenital & Gangguan Genetik: - - Horseshoe kidneys Memiliki hanya satu ginjal saja; kedua ginjal terletak di satu sisi; atau satu ginjal memiliki dua ureter (duplex kidney) Polycystic kidney Gangguan fungsi ginjal Fanconi’s syndrome; renal tubular acidosis. 69 Gangguan aliran suplei darah: Adanya kerusakan atau penyumbatan aliran darah di dalam ginjal: - Diabetes mellitus - Hemolytic uremic syndrome. - Pada shock fiisologik terjadi pengurangan aliran darah ke ginjal Acute Tubular Necrosis (ATN) - Pada pembuluh darah besar bisa terjadi: periarteritis nodosa dan SLE. - Kadang terjadi defek suplei darah ke ginjal timbul hipertensi dan kerusakan jaringan. 70 Gangguan Sistem Kemih (Lanjutan-3) • Ganggan Autoimun Glomerulonephritis termasuk ke grup penting gangguan autoimun. Pada ini unit filtrasi (unit penyaringan) ginjal meradang (sering timbul akibat infeksi streptococcal) • Tumor: Tumor benign dan malignant sama-2 jarang Gejala: hematuria (kencing berdarah) Renal carcinoma pada usia > 40 th. Wilms tumor (nephroblastoma) pada kanak-2. 71 Gangguan Sistem Kemih (Lanjutan-4) • Gangguan Metabolisme: Banyak timbul pada usia pertengahan Umumnya akibat pengendapan berbagai substansi (calcium) atau kekurangan inhibitor kritalisasi dalam urin. Hiperuricemia calculi (batu) urat. • Obat-obat: Analgetika merusak tubuli ginjal gagal ginjal Antibiotika acute tubular necrosis. 72 INFEKSI Pyelonephritis: adalah faktor predisposisi penyebab obstruksi aliran urin melalui saluran sehingga terjadi stagnasi dan infeksi yang menjalar dari kandung kemih (bladder) ke atas (asendens). Sebab obstruksi bisa: gangguan ginjal/ureter, adanya hanya satu ginjal/ureter, tumor kandung kemih, atau pada pria adalah pembesaran kelenjar prostate. TB ginjal adalah penularan infeksi secara hematogen dari TB-paru. 73 Gangguan Lain-Lain: Hydronephrosis (ginjal membengkak dengan penuh urine yang tinggal terbendung akibat sumbatan aliran ke bawah). Crush syndrome (fungsi ginjal terganggu oleh adanya protein yang timbul akibat kerusakan otot, masuk ke darah, ini menyumbat mekanisme filtrasinya ginjal) Nephrotic syndrome (protein urin & edem) 74 INVESTIGASI • Imaging: USC, IVP retrograde, CT-scanning • Renal biopsy • Test darah • Test Fungsi Ginjal: - Urinanalysis: microscopic, culture - mengukur urea dan creatinin clearance (yang keluar lewat ginjal dibandingkan dengan yang ada di darah) 75 GANGGUAN URETER • Panjang kira-kira 25-30 cm. Dinding terdiri dari 3 lapisan (luar jaringan fibrous, tengah otot dalam membrane) gerak urine sebagian besar akibat gerak peristaltik, dan sebagian akibat gravitasi. • Gangguan: Kongenital bisa: Hanya memliki satu ureter. Ada dua di satu sisi, ada yang bergabung berbentuk Y. 76 Gangguan Ureter (Lanjutan) Umumnya tidak mengganggu kecuali yang masuk ke kandung kemih bercabang dua ini sering bisa menyebabkan refluk aliran (aliran kembali) urin. Apabila masuk ke vagina bisa inkontinensia urin mudah infeksi Bila ada caculi (batu) maka perlu operasi Renal kolik (akibat batu terjepit di ureter). Ureteritis bisa terjadi akibat batu menyumbat atau penjalaran infeksi dari tempat lain. 77 GANGGUAN KANDUNG KEMIH Sebab yang paling penting adalah: infeksi. • INFEKSI: Cystitis: - > pada wanita karena ukuran yang pendek. - Pada pria umumhya akibat obstruksi aliran keluar urine (tumor kandung kemih atau prostate) Infeksi schistosomiasis (> di daerah tropik) 78 GANGGUAN KANDUNG KEMIH (Lanjutan-1) • TUMOR: Bisa benign bisa malignant. Bisa mengakibatkan hematuria, obstruksi . Tumor prostate bisa juga menyumbat partial atau komplit saluran urine retention dan stagnasi di kandung kemih. • CALCULI: > pada pria akibat retensi urine atau infeksi yang lama. Di negara Asean ada kaitannya dengan low protein diet (kurang gizi/protein) 79 GANGGUAN KANDUNG KEMIH (Lanjutan-2) • CEDERA Jarang, kalau ada umumnya akibat fraktur pelvis pada saat kandung kemih penuh. (umum pada kecelakaan lalu-lintas) Kerusakan pada saraf: incontinent atau retensi urinae. > pada kecelakaan motor, luka tembak, mobil dengan kerusakan corda spinalis. HNP juga dapat menimbulkan kerusakan saraf kandung kemih. 80 GANGGUAN LAIN-LAIN Proses degenerasi pada D. mellitus, multiple sclerosis Irritable bladder instabil sering juga akibat infeksi saluran kemih atau prolaps uteri, tension, anxiety. Tidak mampu kontrol kandung kemih s/d usia 4-5 tahun = enuresis (ngompol) mungkin akibat infeksi atau masalah emosi atau sering akibat kekurangan maturasi sistem saraf. 81 Investigasi Gangguan Kandung kemih • • • • • • Kultur urine Cystoscopy, X ray, Cystourethrogram, IVP Cystometry (mengukur kapasitas kandung kemih terhadap berbagai tekanan) 82 GANGGUAN URETHRA Infeksi, jaringan parut, kongenital > pada pria Pada bayi laki: urethral valve -> operasi Urethritis: infeksi, iritasi, atau cedera (jaringan parut dan formasi strictiyra urethrae). > pada pria mudah rusak akibat cedera pelvik. Urethral Stricture: Cedera, urethritis kronik, akibat GO Urethritis: Infeksi specifik atau nonspecifik. 83 CEDERA Trauma: kecelakaan atau operasi (kateter, cystoscopy) iritasi kimia antiseptic, spermaticide. Urethral syndrome akut: Rasa sakit di sekitar vulva, abdomen bawah, sering-sering ingin buang air kemih (anyang-anyangan) (dysuria) 84 SESI 11c GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI Implikasi Spesial Bagi Para Fisioterapis 85 DESKRIPSI Pembahasan materi meliput berbagai gangguan sistem reproduksi pria dan wanita berserta pengertian khusus (special implications) bagi para fisioterapis 86 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Mampu memahami tentang berbagai gangguan terkait sistem reproduksi pria dan wanita serta pengertian khusus bagi para fisioterapi saat melayani pasien terkait. 87 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS & POKOK BAHASAN Menjelaskan: - Berbagai gangguan sistem reproduksi wanita - Berbagai gangguan sistem reproduksi pria - Gangguan dasar panggul dan payu dara - Faktor risiko impotensi - Implikasi spesial bagi para fisioterapi terkait gangguan sistem reproduksi. 88 GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI WANITA Ovary (indung telur) Di samping memproduksi ovum, juga hormon sek wanita (estrogen & progesterone) Gangguan: Tidak ada atau gagal bentuk ovarium akibat kromosomal abnormalitet (kongenital) Oophoritis (Mumps, GO atau inflamasi pelvis lain-lain) 89 Gangguan sistem Reproduksi ... (Lanjutan) Kista ovarii dapat timbul kapan saja (95% benign) Polycystic ovarii syndrome (akibat gangguan hormone stimulating ovarii). Cyste dapat menghasilkan hormon pria (ini amenorrhea, infertility dan hirsutism) 90 OVARIAN CANCER • Malignant: Laju kematian ke 4 pada wanita. Bisa terjadi pada setiap usia, >> di atas 50-an 3 x lebih tinggi pada wanita tak punya anak, fregkuensi berkurang pada wanita ber-KB pil. • Tumor ovarium bisa primer bisa sekunder (>metastase dari mamma) Gejala: Tanpa gejala sampai setelah meluas (metastase) Rasa bengkak, nausea, muntah, vaginal bleeding, asites. 91 Ovarian Cancer (Lanjutan) Diagnostik & terapi: Laparoscopy dan laparotomy Salpingo-oophorectomy dan hysterectomy Radiasi dan anticancer drugs. Prognosis: Bila dua-2 terkena, 60-70% tahan hidup sampai 60-70 tahun. Bila pertumbuhan luas hanya 20-30% hidup. Obat-obat baru banyak menolong. 92 GANGGUAN TUBA FALOPII • Saluran tuba yang menghubungkan ovarium ke uterus. • Saluran ini menjadi saluran pertemuan ovum dan sperma dan tempat fertilisasi terjadi. • Panjang kira-kira 3 inci, Ujung saluran keluar dari uterus berakhir sebagai bentukan jari-jari = fimbriae yang mendekat ovary. Dinding ototnya dilapisi cilia (rambut getar). 93 Gangguan Salphingitis (sering akibat bakterial infeksi) menduduki 15 infertility. Ectopic pregnancy sering terjadi di dalam tuba ini (tubal pregnancy) yang berakhir dengan ruptur. (Ectopic pregnancy = KET = Kehaliman Ektra Tuba = Kehamilan ektra uterin) 94 TINDAKAN Tubal ligation: mengikat tuba untuk sterilisasi. Bisa: cutting; constriction; clipping; cautery • Tuboplasty: (mikrosurgey dan pasang balon tuboplasty) operasi plastik tuba untuk mengatasi infeksi. Sumbatan terjadi akibat salpingitis atau pelvic infection 95 ECTOPIC PREGNANCY • Kehamilan yang terjadi di luar uterus. > di tuba falopii, bisa juga terjadi di ovary, jarang namun bisa di cavum abdominalis atau servik uteri Acute abdomen operasi emergensi. • Frekuensi insidens: 1/100 kehamilan. 96 Ectopic Pregnancy (Lanjutan) Terjadi akibat: tuba rusak, gangguan kongenital, tuba post-operasi atau IUD. juga bisa terjadi akibat KB pil dengan hanya progesteron saja. Atau minum kontrasepsi hormon postcoital saja; atau post-operasi sterilisasi tubal yang gagal (> cauterisasi). 97 ECTOPIC PREGNANCY (Lanjutan) • Gangguan timbul pada 2 bulan (trimester I), kadang mens tetap seperti biasa Abdominal pain dengan vaginal bleeding/spotting. setelah ada ruptur > perdarahan internal baru nampak gejala pucat, keringat dingin lemah dan pingsan shock. Operasi emergensi 98 GANGGUAN UTERUS • Congenital: 1% ada gagal pertemuan/ perlekatan bagian kanan dan kiri Malformasi sering mengakibatkan: - preterm labor (kelahiran prematur) - hamil letak sungsang; - retensio plasentae Kadang kongenital uterus tidak tumbuh, atau kiri kanan terpisah. Bisa perlu operasi untuk koreksi. 99 GANGGUAN UTERUS (Lanjutan) • Infeksi dan Inflamasi Endometritis bisa asal infeksi bagian lain atau dari plasenta yang tertinggal. • Tumor: - Fibroid dan polyps adalah benign. - Cancer uteri adalah ganas • Pada plasenta ada hydatidiform mole yang benign dan choriocarcinoma yang ganas. 100 GANGGUAN UTERUS (Lanjutan-1) • Gangguan hormonal: Terlalu banyak produksi prostaglandine dysmenorrhae dan menorrhagia Gangguan mens lain: amenorrhae, irregular mens atau perdarahan berat. Cedera: Jarang, kecuali postoperasi, perforasi IUD 101 Gangguan Uterus (Lanjutan-2) • Gangguan lain-lain: Uterus prolaps Adenomyosis (endometrium masuk ke otot) Endometriosis (endometrium di luar uterus) semua ini menimbulkan dysmenorrhae Investigasi: Pemeriksaan fisik; test darah; biopsi Hysterectomy USG-scan, Laproscopy. 102 EFEK BERBAGAI PROSTAGLANDIN Type • PGA1 • PGD2 • PGE1 • PGE2 • PGF2 • PGG2 • PGI2 Efek Menurunkan tekanan darah; Memproteksi peptic ulcer Mengakibatkan inflamasi Stimulasi kontraksi uterus Menurunkan tekanan darah Memproteksi peptic ulcer Mereduksi kepekatan platelets darah Inflamasi; Melebarkan saluran napas Meningkatan kepekatan platelet darah Stimulasi kontraksi uterus Stimulasi kontraksi uterus Menyempitkan sal. Napas Inflamasi Menurunkan kepekatan platelet darah. 103 ENDOMETRIOSIS • Suatu keadaan adanya fragmen endometrium tumbuh di tempat luar uterus di dalam rongga pelvis. Insidens: > pada usia 25 – 40 tahun, merupakan penyebab utama infertility (10 – 15% infertititas), 30 -40% wanita endometriosis infertile. Sebabnya belum diketahui pasti. 104 ENDOMETRIOSIS (Lanjutan-1) • Diduga: fragmen endometrium saat siklus menstruasi tidak meninggalkan tubuh keluar dengan mens, namun mengembara lewat tuba ke dalam rongga pelvis di tempat ia singgah ia melekat dan masih respons terhadap siklus hormonal menstruasi seperti yang ada di dalam uterus. 105 ENDOMETRIOSIS (Lanjutan-2) Setiap bulan berdarah sesuai siklus mensnya membeku menjadi butiran cyste yang tumbuh dari sebesar jarum pentul sampai ukuran buah anggur menimbulkan rasa sakit yang hebat. • Diagnosis: laparoscopy. • Terapi: - Danazol, Pil KB. Operasi angkat cyste, Histerectomy tergantung sikon. 106 GANGGUAN CERVIX UTERI Leher rahim mudah terkena: infeksi, cedera dan tumor-tumor • Infeksi: Infeksi umum, GO, dan chlamydial (menular) menyebar infertility. Protozoa: trichomonas Viral: human papilloma (wart) virus dan herpes simplex. Infeksi ini ditularkan dari hubungan sek dan diduga precancerous bagi cervix uteri. 107 GANGGUAN CERVIC UTERI (Lanjutan-1) • Cedera: Cedera minor terjadi saat partus (laceration, di dinding dalam) kadang bisa menimbulkan perdarahan dalam. Pada abortion: cedera timbul akibat dilatasi yang terlalu hebat (> pada yang belum punya anak). Kekhawatiran adalah timbul cervical incompetence saat hamil miscarriage (abortus). 108 GANGGUAN CERVIX UTERI Lanjutan) • Gangguan lain: erosio portionis • Tumor: Benign atau malignant dimulai dengan displasia lapisan permukaan cervix deteksi dengan Pap-smear, Diagnostik: Colposcopy. 109 GANGGUAN VAGINA • Saluran otot bagian sistem reproduksi wanita (jalan lahir), penghubung leher servik uteri dengan external genitalia. Ukuran: 7x10cm dinding belakang sedikit lebih panjang dari depan, bentuk H (bila dibelah) permukaan dinding kasar dan kaya akan aliran darah, di dalam dinding saling melekat, akan membengkak akibat aliran darah bertambah bila ada rangsangan seksual dan senggama. 110 GANGGUAN VAGINA (Lanjutan) • Memiliki 3 fungsi, - jalan masuk penis, - jalan penghantar sperma mendekat ovum, - jalan dan pintu keluar lahir bayi Gangguan: • Vaginal discharge (keputihan) dan itching (gatal) adalah gejala ada gangguan vagina, vulva dan cervix. • Gangguan malformasi kongenital (atresia atau imperforated hymen) • Infeksi (vaginitis), prolaps, kanker. • Vaginismus (spasm otot vagina) 111 GANGGUAN PELVIS • Infeksi Pelvis: Infeksi pada sistem reproduksi wanita. PID (pelvis inflamatory disease) Infeksi bisa merusak tuba fallopii dan menimbulkan sterilitas. Ada kalanya gangguan non-ginekologis (appendicitis, inflamasi colon) bisa merusak alat kelamin wanita. 112 GANGGUAN PELVIS (Lanjutan-1) • PID: Satu gangguan yang umum terjadi pada wanita. Infeksi bisa tidak khusus dari mana datangnya. Bisa akibat hubungan seksual (GO, Chlamydial) dapat juga akibat: abortus, persalinan, atau IUD, wanita muda yang aktif. 113 GANGGUAN PELVIS (Lanjutan-2) Gejala: vaginal discharge, sakit perut bawah, sering sakitnya timbul post-mens dan meningkat pada saat intercourse. Bisa diikuti: malaise, muntah dan sakit pinggang. Kekhawatiran: Infertility, ectopic pregnancy akibat jalan tuba tersumbat. 114 PELVIC FLOOR DISORDERS Cystocele, Rectocele dan Uterine Prolaps • Cystocele: adalah hernia kandung kemih ke dalam vagina. • Rectocele: adalah hernia rectum ke dalam vagina. • Uterine prolaps: adalah tonjolan keluar uterin ke vagina Causa ketiga gangguan di atas adalah: relaksasi dan terlampau teregangnya struktur dari dasar pelvis (pelvis floor) 115 Pelvic Floor Disorders (Lanjutan) Faktor Risiko: multiparitas, tumor pelvis, kondisi neurologik (spina bifida, diabetic neuropathy) yang mengganggu inervasi saraf otot pelvis. Gejala: - sering BAK, sulit mengosongkan kandung kemih, cystitis, dan rasa sakit dan berat di daerah perineum. Pada cystocele bisa timbul urine stress incontinence. 116 GANGGUAN PAYU DARA • Masalah terkait payu dara adalah minor dan sangat respons terhadap terapi. Sebab yang utama adalah masalah infeksi dan tumor serta gangguan hormonal. Infeksi: Tidak lazim terjadi kecuali pada laktasi. Mastitis akibat saluran ASI yang tersumbat atau tertimbun bisa timbul abses. Tumor: Breast-lump bisa bentuk cyste, fibro-adenoma atau tumor benign lain, kadang kanker payu dara. 117 GANGGUAN PAYU DARA (Lanjutan) Gangguan hormonal: Hormon berpengaruh pada pertumbuhan payu dara (saat mens bisa dirasakan membesar, padat akibat kelenjar ASI, ini akan mengurang saat mens henti) Rasa sakit bisa timbul saat menjelang mens. Gangguan lain adalah: galactorrhea. Pada pria ada gynecomastia. Pemeriksaan: Cara meraba sendiri (Breast self examination). Mammography dan biopsy. 118 GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PRIA • Organ kelamin pria yang memungkinkan ia memproduksi sperma dan membuahi sel ovum. • Sperma dan hormon sek pria androgen diproduksi di dalam testes yang terlindung di dalam scrotum. • Sperma masuk ke epidedymis, sebuah saluran yang berlilit di belakang testes, di sini sperma perlahan-lahan menjadi mature dan disimpan. • Sesaat sebelum ejakulasi sperma didorong dari epididymis masuk ke ductus vas diferens yang mengangkut sperma ke kantung seminal vesiccle, kantung ini memproduksi cairan yang ditambahkan ke sperma menjadi produk semen. 119 GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PRIA (Lanjutan) • Semen berjalan dari vesicle melalui dua ductus ke dalam urethra (saluran kencing). Saluran urethra lewat di dalam kelenjar prostate, yang terletak di bawah kandung kemih mengelilingi bagian atas urethra. • Prostate menghasilkan sekresi yang ditambahkan ke dalam semen. • Prostatitis: Inflamasi kelenjar prosate umumnya menyerang pria usia 30-50 tahun. Penyebab: bakterial penjalaran dari urethra. Infeksi bisa seksual atau nonseksual. Adanya catheter urine meningkatan risiko prostatitis. 120 Prostatitis (Lanjutan) Manifestasi klinik: Akut: Sering BAK (anyang-anyangan), dysuria, demam, myalgia urethral discharge, menggigil, malaise, arthralgia, sakit-2 rectal dan sacral. Nonbacterial: Sering BAK, dysuria, impotence, penurunan libido dan sakit-sakit pada bawah pinggang, rectal dan sakral. Chronic bacterial: Sering-sering BAK, dysuria, myalgia, arthralgia, sakit-sakit bawah pinggang dan rectal. 121 GANGGUAN PROSTATE • Prostate Hypertrophy Benign, penambahan besar di bagian dalam, umum pada usia > 50 th. Causa tak diketahui. Simtoma: Pembesaran dengan perlahan mengganggu aliran urethra obstruksi aliran air kemih, sulit mengeluarkan air kemih dan aliran keluar sangat sedikit. Kandung kemih menjadi overdeveloped mendorong urin keluar urethra yang tersumbat. Pengeluaran urin tak tuntas, maka kandung kemih distensi menimbulkan pembengkakan abdomen. 122 Gangguan Prostate (Lanjutan) - Bisa terjadi incontinensia urine akibat overflow dari kadar urine yang sedikit-sedikit kandung kemih overaktif sehingga sering BAK (tanda otot kandung kemih yang gagal sehingga perlu operasi). - Sakit perut yang hebat dan BAK tidak berhasil menunjukkan adanya retensi urine akut -> perlu terapi segera. 123 KANKER PROSTATE • Malignant, tumbuh dari zona bagian luar kelenjar prostate. • Kanker ke-2 pada pria. • Kadang terjadi pada usia pertengahan, terbanyak pada lansia • Causa tepat belum diketahui, peran hormone tetstosteron diduga terlibat. Diagnosis: - Pemeriksaan fisik - Teraba dari rectum, keras dan bulat - USG-scan. - Pyelography - Biopsy - Test darah dan scan. tulang untuk evaluasi metastasis. 124 KANKER PROSTATE (Lanjutan) Terapi: - Prostatectomy (TUR, Retrobubic) - Radiasi - Mengurangi testosteron dengan orchiectomy, diberi estrogen dan LH-releasing hormone. Berbagai jenis operasi: - Orchiectomy = operasi mengangkat satu testis Untuk terapi kanker testes, prostate dan gangrene. Untuk mengontrol kanker sekunder pada tulang - Orchiopexy = Operasi untuk mengatasi undescended testis. Dilakukan pada usia 5 tahun, untuk mencegah infertility. 125 ORCHITIS • Inflamasi testes. • Bisa disebabkan virus mumps, terjadi pada 1/4 pasien kontak mumps, demam dan sakit dan bengkak. • Pada epididymo-orchitis (sebab lain) disertai radang pada salurannya. Terapi: - Analgetica - Kompres es - Antibiotika Gejala menghilang dalam 3 sampai 7 hari. Kadang diikuti pengecilan testes. 126 TESTICULAR TORSION • Belitan abnormal spermatic cord akibat testis berotasi di dalam tunica vaginalis. • Torsi bisa juga terjadi di intra atau ekstra-vaginalis, yang umum adalah yang intravaginalis. • Kasus ini memerlukan operasi segera untuk melindungi testis. • Umum terjadi pada usia 6-18 tahun. Jarang di usia 30 tahun. • Biasanya akibat gangguan kongenital, tidak adanya ligament scrotalis, inkomplit descensus testis, melekat tinggi di tunica vaginalis. Kadang bisa terjadi akibat aktivitas fisik yang keras. 127 Testicular Torsion (Lanjutan) Diagnosis: - Perabaan fisik, testis teraba di scrotum tinggi bagian atas, erythema dan edem pada scrotum. - Terapi emergensi, (harus dalam waktu 3 jam onset, 80% tertolong) bila testis sudah rusak maka orchiectomy. 128 Pembengkakan Jaringan Sekitar Testiis • Hydrocele: Pembengkakan testis tidak sakit dan berisi cairan dalam scrotum. • Varicocele: Pembengkakan vena di dalam scrotum. • Epididymal Cyst: Adanya genangan cairan di dalam epididymis • Spermatocele: Adanya genangan sperma di dalam epididymis • Cedera testis: Cedera pukul pada testis bisa disertai perdarahan di dalam scrotum dan rasa sakit ini perlu operasi emergensi • Ectopic testis: Testis ada di daerah inguinal atau dasar penis. Ini perlu orchiopexy. • Pembengkakan yang sakit: Bisa akibat torsi, cedera, inflamasi ataupun kanker. 129 KANKER TESTIS • Ada dua jenis: 1. 90% testicular: Seminoma (dari satu cel pemproduksi sperma) Teratoma terjadi dari berbagai tipe sel. 2. Sisanya stromal atau cordal Lain-lain: lymphatic (lymphoma) • Kanker testis jarang terjadi. > pada usia muda dan pertengahan, lebih jarang pada pubertas atau manula. Risiko lebih tinggi pada yang undescended testiculorum. 130 Kanker Testis (Lanjutan) Diagnosis: CT scan, US-scan dan test darah. TERAPI: Orchiectomy Radiasi Obat anticancer (yang sudah metastasis) Prognose: 95- 97% (diagnose dini) baik 60 – 85% (advanced) baik Radiasi pada satu testis tidak jadi infertile. 131 PHIMOSIS • Tightness of the foreskin, preventing it from being drawn back over the underlying glans (head) of the penis. • In uncircumcised males, some degree of phimosis is normal until the age of 6 months. • In some boys it persists for several years after, sometimes making urination difficult and causing the foreskin to balloon out. • Phimosis prevents proper cleaning of the glans, leading to balanitis (infection of the glans and foreskin). • There may also be an increased risk of cancer. • Phimosis makes erection painful and paraphimosis may occur as a complication. • The condition is treated by circumcision. 132 RISK FACTORS for IMPOTENCE Medical History: Diabetes Coronary heart disease Hypothyroidism Hypopituitarism Hypertension Chronic uremia Neuromuscular disease Psychiatric disorders Multiple sclerosis Chronic alcoholism Surgical history: - TUR procedures - Aortoilliac procedures - Proctocolectomy - Abdominoperineal resection Medications: - Antihypertensives - Tranquilizers - Amphetamines 133 Special Implication for the Therapist NEUROGENIC BLADDER DISORDERS Therapist provide care for many people who have sustained spinal cord injuries and cerebrovascular accidents. • Also, clients with multiple sclerosis and brain tumors make up to significant portion of the population in rehabilitation centers. • Neurogenic bladder disorders are usualy only one of the complications associated with these conditions, but familiarity with this complication is important. • The potential for UTIs (urine tract infections), renal calculi, and renal damage is high in those with neurogenic bladder disorders. 134 Special Implications for the Therapist (lanjutan -1) • Familiarity with the signs and symptoms associated with these potential diseases is a necessity. • The development of any of these co-morbidities can interfere with the rehabilitation process. • Detection of any of these symptoms warrants immediate communication with the physician. 135 Special Implications for the Therapist (lanjutan -2) URINARY INCONTINENCE • Therapist have an important direct role in the treatment of urinary incontinence. • A valuable reference for these treatment approaches is Obstetric and Gynecologic Care in Physical Therapy by O.Connor and Gourley (1990). • For most clients seen by therapists, though, urinary incontinence will be a cpmorbidity or a condition which has yet to be evaluated. 136 Special Implications for the Therapist (lanjutan -3) • The generally positive rapport that develops between client and therapist may facilitate the acknowledgment that this condition exists. • The therapist may be in a position to direct the person to the appropriate physician for evaluation. • Successful treatment of urinary incontinence may enhance rehabilitation efforts geared to improve the client/s physical and social activity level. 137 Special Implications for the Therapist (lanjutan -4) IMPOTENCE • Therapist ask the patients with back pain about the presence of sexual dysfunction as part of the screening for cauda equina syndrome. • Many patients who answer yes to these questions may have a pre-existing condition that accounts for the impotence. • Sexual dysfunction may be a postoperative complication related to some procedures . • If the patient notes a sudden change in sexual function, communication with a physician is warranted. 138