pengaruh komunikasi dan perilaku perawat terhadap kesembuhan

advertisement
PENGARUH KOMUNIKASI DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP
KESEMBUHAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN LONTARA I
RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR
Nur Salsabilah1, Sri Wahyuni2
1STIKES
2STIKES
Nani Hasanuddin Makassar
Nani Hasanuddin Makassar
(Alamat Respondensi: [email protected]/085342030038)
ABSTRAK
Keperawatan Indonesia sebagai suatu proses mewujudkan profesi yang mampu diterima
masyarakat. Dalam hal ini perilaku dan komunikasi sangat penting dalam menunjang memotivasi
pasien untuk sembuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan perilaku
perawat terhadap kesembuhan pasien di ruang perawatan Lontara 1 RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo
Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional,
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Lontara 1 RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo
Makassar sebanyak 40 pasien. Pengambilan sampel menggunakan tehnik accidental sampling,
didapatkan 40 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan
menggunakan leptop program Microsoft excel dan program statistik (SPSS) versi 15.0. Analisis data
mencakup analisi univariat dengan mencari distribusi n, analisis bivariat dengan uji spearman rho
(p<0,05) untuk mengetahui hubungan antara variabel dan uji pearson untuk mengetahui kekuatan
korelasi, analisis multivariat dengan uji regresi berganda untuk mengetahui faktor yang paling
dominan pengaruhnya. Hasil analisis bivariat didapatkan terdapat pengaruh komunikasi perawat
terhadap kesembuhan pasien (p>0,002), dan ada pengaruh perilaku pasien terhadap kesembuhan
pasien (p<0,003). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh komunikasi dan perilaku
perawat terhadap kesembuhan pasien di ruang perawatan Lontara 1 RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo
Makassar, dimana para perawat memiliki pengaruh dominan terhadap kesembuhan pasien
Kata kunci : Komunikasi, Perilaku, Kesembuhan Pasien
PENDAHULUAN
Kesehatan mempunyai peranan besar
dalam
meningkatkan
derajat
hidup
masyarakat, maka semua negara berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
sebaik-baiknya. Pelayanan kesehatan ini
berarti setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau bersama-sama dalam suatu
organisasi
untuk
memelihara
dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan
mengobati penyakit,
serta memulihkan
kesehatan perseorangan. Berbagai perubahan
dan tantangan strategis yang mendasar
seperti
globalisasi,
demokratisasi,
desentralisasi, krisis multidimensi, serta
pemahaman kesehatan sebagai hak asasi dan
investasi yang mendorong terjadinya revisi
terhadap sistem kesehatan di Indonesia.
Pembangunan kesehatan Indonesia meskipun
secara status mengalami peningkatan, namun
secara secara hal itu belum menunjukkan
adanya daya relationship semua stakeholders
yang menjamin sistem kesehatan yang
sustainable dengan dasar mengupayakan
sistem pelayanan kesehatan bagi semua
kalangan terutama masyarakat tidak mampu
(Anonim, 2012).
Pelayanan Prima di Rumah Sakit
adalah pelayanan terbaik yang diberikan oleh
karyawan RS untuk
memenuhi/bahkan
melampaui harapan pengguna jasa rumah
sakit. Dimana harapan ini ditentukan oleh
pengalaman masa lalu terhadap jasa atau
produk yang pernah digunakan, Informasi
layanan yang diterima dari berbagai sumber
atau janji-janji dan faktor internal dari
pengguna jasa yaitu dari pengguna jasa
rumah sakit sendiri (Anonim, 2008).
Pelayanan kesehatan pada saat ini
telah
mengalami
perubahan
sebagai
konsekuensi dari perkembangan media
informasi yang modern. Berkenaan dengan
350
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
hal tersebut, pengetahuan dan kesadaran
masyarakat sebagai konsumen akan hak dan
kewajiban untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang professional semakin
meningkat. Oleh karena itu, mereka menuntut
adanya
peningkatan
mutu
pelayanan
kesehatan di suatu instalasi baik Rumah Sakit
maupun Puskesmas. Dengan adanya tuntutan
dari masyarakat tersebut membuat pelayanan
kesehatan mulai bergeser dari pelayanan
yang sebelumnya provider yaitu menentukan
produk dan jasa pelayanan, berubah menjadi
pasien sebagai penentu produk dan jasa
pelayanan yang mereka butuhkan (Anonim,
2011).
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Direktorat
Keperawatan
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama
dengan World Health Organization (WHO)
tahun 2005 di Provinsi Kalimantan Timur,
Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa
Barat dan Daerah Khusus Ibukota (DKI)
Jakarta menemukan bahwa 70% perawat dan
bidan selama 3 tahun terakhir tidak pernah
mengikuti pelatihan, 47, 4% perawat dan
bidan tidak memiliki uraian tugas dan belum
dikembangkan monitoring dan evaluasi kinerja
perawat dan bidan khususnya mengenai
keterampilan, sikap, kedisiplinan dan motivasi
kerjanya.(Anonim, 2011).
Rumah sakit merupakan salah satu
jaringan pelayanan kesehatan yang penting,
sarat dan tugas, beban, masalah dan harapan
yang digantungkan padanya. Perkembangan
jumlah rumah sakit di Indonesia , yang diikuti
pula dengan perkembangan pola penyakit,
perkembangan teknologi kedokteran dan
kesehatan serta perkembangan harapan
masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit
menjadikan dibutuhkannya manajer-manajer
rumah sakit yang handal (Anonim, 2010).
Rumah Sakit Umum Pemerintah Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar, sebagai
salah
satu
rumah
sakit
pemerintah,
merupakan salah satu pilihan rumah sakit bagi
masyarakat Makassar. Jumlah populasi
pasien di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo
pada tahun 2012 sebanyak 26.448 orang,
dengan berbagai penyakit dan harus dilayani
secara baik. Dengan terfokus pada jumlah
pasien di Ruangan Lontara 1 berjumlah 356
pasien, ini pada bulan maret. Berdasarkan
data awal menunjukkan bahwa masih banyak
perawat yang tidak memberikan komunikasi
yang baik terhadap pasien sehingga pasien
merasa tidak memahami apa yang dijelaskan
perawat serta perilaku perawat yang dianggap
belum mampu menjalin rasa percaya terhadap
pasien. Hal ini bisa menghambat kerja
perawat dalam perawatan klien. Begitu pula
dengan peran perawat, masih ada beberapa
perawat yang tidak melaksanakan perannya,
padahal ketika salah satu peran ini tidak
dilakukan maka ini akan berdampak terhadap
kesehatan klien. Komunikasi dan perilaku
merupakan hal pokok dan menjadi modal
dasar dalam sebuah organisasi, oleh karena
itu peneliti tertarik meneliti pengaruh
komunikasi dan perilaku perawat terhadap
kesembuhan pasien di RSUP. DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
Tuntutan pelayanan dalam kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan pada
era global akan terus berubah karena masalah
kesehatan yang dihadapi masyarakat juga
terus
mengalami
perubahan.
Masalah
keperawatan sebagai masalah kesehatan
yang dihadapi masyarakat yang terus
menerus mengalami perubahan. Dengan
berkembangnya masyarakat dan berbagai
bentuk
pelayanan
profesional
serta
memungkinan adanya perubahan kabijakan
dalam bidang kesehatan,maka mungkin saja
akan terjadi pergantian peran keperawatan
dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Era global, hendaknya
oleh para penggiat keperawatan dipersiapkan
secara benar dan menyeluruh,mencakup
seluruh aspek keadaan atau peristiwa yang
telah, sedang berlangsung padaera tersebut.
Memasuki era global,kita di hadapkan
padaperkembangan iptek yang sangat cepat.
Proses penyebaran iptek juga disertai dengan
percepatan penyebaran berbagai macam
barang dan jasa yang luar biasa banyak. Hal
ini
disertai
percepatan
pesatnya
perkembangan
tekhnologi
transportasi,
komunikasi, dan jenis tekhnologi lainnya.
Semuanya ini mencerminkan terjadinya
proses globalisasi dengan segala ciri dan
konsekuensinya. Sebaiknya pembebahan
pada diri sendiri, baik secara individu maupun
secara profesi merupakan titik sentral yang
harus dimulai. Sebagai anggota profesi,
perawat tidak akan pernah berubah atau
bertambah baik dalam mencapai tujuan
profesionalisme jika perawat belum memulai
pada dirinya sendiri. (Nursalam, 2013 :295)
BAHAN DAN METODE
Lokasi, Populasi, dan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional study yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh komunikasi dan perilaku
terhadap kesembuhan pasien rawat inap di
perawatan Lontara 1 RSUP. DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Penelitian dilakukan
di perawatan Lontara 1 RSUP. DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar mulai tanggal 25 Juni
351
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
sampai 09 Juli 2013. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua pasien yang
berada di perawatan Lontara 1 yang berjumlah
101 pasien. Teknik sampling dalam penelitian
ini adalah yaitu sampling accidental yang
merupakan
teknik
penentuan
sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data.
Kriteria Inklusi
1. Pasien yang dirawat di ruang perawatan
Lontara 1
2. Dapat membaca dengan baik
3. Mampu berkomunikasi dengan lisan dan
tertulis
4. Bersedia menjadi responden
Kriteria Ekskusi
1. Bukan pasien perawatan Lontara 1
2. Tidak bisa membaca
3. Tidak mampu berkomunikasi dengan lisan
dan tertulis
4. Tidak bersedia menjadi responden
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah memberikan kuesioner
kepada responden. Data yang dikumpukan
dimulai dari pengambilan data awal di RSUP.
DR.
Wahidin
Sudirohusodo
Makassar,
kemudian data selanjutnya dari kuesioner
yang
dimaksudkan
untuk
mengetahui
pengaruh pengaru komunikasi dan perilaku
perawat terhadap kesembuhan pasien rawat
inap. Pada saat pengumpulan data, peneliti
menjelaskan waktu, tujuan, dan manfaat
kepada calon responden, dan jika mereka
bersedia maka pengumpulan data dimulai.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara
manual (dengan mengisi kuesioner yang di
sediakan).
Adapun
langkah
langkah
pengolahan data yaitu sebagai berikut.
1. Selecting, merupakan pemilihan untuk
mengklasifikasikan data menurut kategori.
2. Editing, dilakukan untuk meneliti setiap
daftar pertanyaan yang sudah di isi,
meliputi
kelengkapan
pengisian,
kesalahan pengisian dan konsistensi dari
setiap jawaban.
3. Koding, merupakan tahap selanjutnya
yaitu dengan memberi kode pada jawaban
responden.
4. Tabulasi Data, setelah dilakukan editing
dan
koding,
dilanjutkan
dengan
pengolahan data ke dalam suatu tabel
menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai
dengan tujuan penelitian.
Analisis Data
1. Analisis Univariat
Dilakukan untuk mendapatkan gambaran
umum dengan cara mendiskripsikan tiap
variabel yang digunakan dalam penelitian
dengan melihat distribusi n, mean, median
dan modus.
2. Analisis Bivariat
Dilakukan untuk melihat hubungan antara
variabel bebas secara sendiri sendiri
dengan
variabel
terikat
dengan
menggunakan uji statistik Chi-Square,
SPSS 16,00.
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
Tabel 1 Distribusi umur pasien di ruang
perawatan Lontara 1 RSUP. DR. Wahiddin
Sudirohusodo Makassar
Umur
n
%
10 - 20 tahun
20- 30 tahun
>30 tahun
Total
14
13
13
40
35,0
32,5
32,5
100
Berdasarkan data di tabel 1 dapat
dilihat bahwa dari 40 respoden terdapat 14
responden (35,0%) yang berumur 10 - 20
tahun, 13 responden (32,5%) yang
berumur 20-30 tahun, dan 13 reponden
(32,1%) yang berumur >30 tahun yang
merupakan pasien rawat inap di ruang
perawatan lontara 1 RSUP. DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
Tabel 2 Distribusi jenis kelamin pasien di
ruang perawatan Lontara 1 RSUP. DR.
Wahiddin Sudirohusodo Makassar
Jenis kelamin
n
%
Laki-laki
21
52,5
perempuan
19
47,5
Total
40
100
Berdasarkan data di tabel 2 dapat
dilihat bahwa dari 40 respoden terdapat 21
responden (52,5%) yang berjenis kelamin
laki-laki, 19 responden (47,5%) yang
berjenis
kelamin
perempuan.
yang
merupakan pasien rawat inap di ruang
perawatan lontara 1 RSUP. DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
Tabel 3 Distribusi pendidikan terakhir
pasien di ruang perawatan Lontara 1
RSUP. DR. Wahiddin Sudirohusodo
Makassar
352
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Pendidikan terakhir
Tidak sekolah
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SMA
Sementara sekolah
Total
n
6
9
12
9
4
40
%
15,0
22,5
30,0
22,5
10,0
100
Berdasarkan data di tabel 3 dapat
dilihat bahwa dari 40 respoden terdapat 6
responden (15,0%) yang tidak sekolah, 9
responden (22,5%) yang tamat SD, 12
reponden (30,0%) yang tamat SLTP, 9
responden (22,5%)yang tamat SMA, dan 4
responden (10,0%) yang sementara
sekolah, yang merupakan pasien rawat
inap di ruang perawatan lontara 1 RSUP.
DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Tabel 4 Distribusi pekerjaan pasien di
ruang perawatan Lontara 1 RSUP. DR.
Wahiddin Sudirohusodo Makassar
Pekerjan
n
%
PNS
0
0
Ibu rumah tangga
22
55,0
Karyawan Swasta
18
45,0
Total
40
100
Berdasarkan data di tabel 4 dapat
dilihat bahwa dari 40 respoden tidak
terdapat responden yang pekerjaanya
PNS, 22 responden (55,0%) yang
pekerjaanya ibu rumah tangga, 18
reponden (45,0%) yang bekerja sebagai
karyawan swasta, yang merupakan pasien
rawat inap di ruang perawatan lontara 1
RSUP.
DR.
Wahidin
Sudirohusodo
Makassar.
Tabel 5 Distribusi komunikasi perawat
terhadap pasien di ruang perawatan
Lontara
1
RSUP.
DR.
Wahiddin
Sudirohusodo Makassar
Komunikasi perawat
n
%
Baik
26
65,0
Tidak baik
14
35,0
Total
40
100
Berdasarkan data di tabel 5 dapat
dilihat bahwa dari 40 respoden terdapat 26
perawat (65,0%) yang memiliki komunikasi
baik, 14 perawat (35,0%) yang memiliki
komunikasi tidak baik, yang merupakan
perawat di ruang perawatan lontara 1
RSUP.
DR.
Wahidin
Sudirohusodo
Makassar.
Tabel 6 Distribusi perilaku perawat
terhadap pasien di ruang perawatan
Lontara
1
RSUP.
DR.
Wahiddin
Sudirohusodo Makassar
Perilaku perawat
n
%
Baik
24
60,0
Tidak baik
16
40,0
Total
40
100
Berdasarkan data di tabel 6 dapat
dilihat bahwa dari 40 respoden terdapat 24
perawat (60,0%) yang memiliki perilaku
baik, 16 perawat (40,0%) yang memiliki
perilaku yang tidak baik, yang merupakan
perawat di ruang perawatan lontara 1
RSUP.
DR.
Wahidin
Sudirohusodo
Makassar.
Tabel 7 Distribusi kesembuhan pasien di
ruang perawatan Lontara 1 RSUP. DR.
Wahiddin Sudirohusodo Makassar
Kesembuhan
n
%
Pasien
Sembuh
Tidak sembuh
19
21
47,5
52,5
Total
40
100
Berdasarkan data di tabel 7 dapat
dilihat bahwa dari 40 respoden terdapat 19
responden (47,5%) yang sembuh dari
penyakitnya, 21 responden (52,5%) yang
tidak sembuh dari penyakitnya, yang
merupakan pasien rawat inap di ruang
perawatan lontara 1 RSUP. DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
2. Analisis Bivariat
Tabel 8 Pengaruh komunikasi perawat
terhadap kesembuhan pasien di ruang
perawatan Lontara 1 RSUP. DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar
Kesembuhan Pasien
Komunikasi
perawat
Baik
Tidak Baik
Total
Sembuh
Tidak
n
%
n
%
17 42,5 9 22,5
2
5,0 12 30,0
19 47,5 21 52,5
Total
n
26
14
40
%
65,0
35,0
100
p = 0,002
Pada tabel 8 menggunakan Uji ChiSquare dengan nilai kemaknaan p (0,002)
< α (0,05) yang berarti Ha diterima yang
arti adapengaruh antara komunikasi
perawat terhadap kesembuhan pasien
rawat inap di ruang perawatan lontara 1
RSUP.
DR.
Wahidin
Sudirohusodo
Makassar.
353
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Tabel 9 Pengaruh perilaku perawat
terhadap kesembuhan pasien rawat inap di
ruang perawatan lontara 1 RSUP. DR.
Wahidin Sudirohusodo Makassar
Kesembuhan pasien
Perilaku Sembuh
Tidak
Total
perawat
n
%
n
%
n
%
Baik
16 40,0
20,0
24
60,0
7,5 13 32,5
16
40,0
19 47,5 21 52,5
40
100
Tidak baik 3
Total
8
p = 0.003
Tabel 9 menggunakan Uji ChiSquare dengan nilai kemaknaan p (0,003)
< α (0,05) yang berarti H0 diterima yang
artinya ada pengaruh antara komunikasi
perawat terhadap kesembuhan pasien
rawat inap di ruang perawatan lontara 1
RSUP.
DR.
Wahidin
Sudirohusodo
Makassar.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh komunikasi perawat terhadap
kesembuhan pasien rawat inap di ruang
perawatan lontara 1 RSUP. DR Wahidin
Sudirohusodo Makassar
Sesuai dengan teori Nurjannah
(2002) yang mengatakan komunikasi
berarti seorang perawat yang mampu
melakukan
atau
mengkomunikasikan
perkataan, perbuatan, atau ekspresi yang
memnasilitasi penyembuhan pasien.
Elliot dan Wright (1999) menyatakan
bahwa komunikasi dalam kehidupan
sehari-hari merupakan sarana yang
penting untuk menjalin relasi yang penting
dengan orang lain. Komunikasi juga dapat
memberikan pertukaran innormasi dan
dukungan emosional pada saat mengalami
stress.
Pada tabel 8 tersebut menjelaskan
bahwa dari 40 responden yang menjawab
bahwa
perawat
yang
mempunyai
komunikasi
yang
baik
terhadap
kesembuhan pasien sebesar 17 responden
(42,5%) di bandingkan dengan yang
mempunyai komunikasi tidak baik terhadap
kesembuhan pasien sebesar 2 responden
(5,0%). Tabel ini juga menjelaskan bahwa
dari 40 responden yang sembuh sebesar
19
responden
(47,5%)
responden,
sedangkan 21 responden (52,5%) yang
tidak terjadi sembuh. Setelah dilakukan Uji
Chi-Square dengan nilai kemaknaan p
(0,002) < α (0,05) yang berarti Ha diterima
yang arti ada pengaruh antara komunkasi
perawat terhadap kesembuhan pasien
rawat inap di ruang perawatan lontara 1
RSUP.
DR
Wahidin
Sudirohusodo
Makassar.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Diana asrin 2006 dengan judul
pengaruh
komunikasi
terhadap
kemampuan komunikasi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan di
rumah
sakit
Elisabth
Purwekerto
menyatakan bahwa ada pengaruh tingkat
komunikasi yang baik dalam melaksanakan
asuhan keperawatan ada hubungan yang
bermakna secara statistik dengan nilai p =
0,002.
Peneliti
berasumsi
bahwa
komunikasi merupakan komponen yang
penting dalam keperawatan. Perwat perlu
menjaga kerjasama yang baik dengan
pasien, peran komunikasi sangat di
butuhkan untuk menciptakan hubungan
yang baik antara perawat dengan pasien.
seorang perawat pronessional selalu
berusaha untuk memberikan komunikasi
yang baik. Yang berarti setiap interaksi
yang dilakukannya dapat memberikan
dampak yang baik yang memungkingkan
pasien untuk tumbuh dan berkembang
kearah kesembuhannya. Oleh karena itu,
perawat
perawat
harus
mampu
meningkatkan
kemampuan
dan
pengetahuannya
tentang
dinamika
komunikasi.
2. Pengaruh perilaku perawat terhadap
kesembuhan pasien rawat inap di ruang
perawatan lontara 1 RSUP. DR Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
Sesuai dengan teori Notoatmodjo
(2007) yang mengatakan bahwa perilaku
adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang dapat diamati langsung
maupun tidak langsung oleh pihak luar.
Robert wick (1976) menyatakan
bahwa perilaku adalah tindakan dn perbutn
suatu organism dapat di amati dan bahkan
di pelajari. Usman user (2006) mengatakan
bahwa perilaku merupakan kemampuan
yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi.
Pada tabel 9 tersebut menjelaskan
bahwa dari 40 responden yang menjawab
bahwa perawat yang mempunyai perilaku
yang baik sebesar 16 responden (40,0%)
di bandingkan dengan yang mempunyai
perilaku tidak baik sebesar 3 responden
(7,5%) terhadap kesembuhan pasien.
Tabel ini juga menjelaskan bahwa dari 40
responden yang sembuh sebesar 19
responden (47,5%) responden, sedangkan
21 responden (52,5%) yang tidak terjadi
sembuh. Setelah dilakukan Uji Chi-Square
354
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
dengan nilai kemaknaan p (0,003) < α
(0,05) yang berarti Ha diterima yang arti
ada pengaruh antara komunkasi perawat
terhadap kesembuhan pasien rawat inap di
ruang perawatan lontara 1 RSUP. DR
Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Eko Setia Ningsi 2010 dengan
judul analisis yang mempengaruhi nactor
perilaku perawat dalam melaksankan cuci
tangan di ruang icu dan nicu di RSUD. DR.
H.
Slamet
Marttodirjdo
Pamekasan
menyatakan bahwa perilaku perawat dalam
mencuci tangan merupakan salah satu
nactor yang mempengaruhi kesehatan
perawat dalam mencegah tejadinya inneksi
nosokomial. Dari hasil statistic uji che
squera dengan nilai p = 0,001.
Peneliti berasumsi bahwa perilaku
perawat merupakan kemampuan seorang
perawat dalam melaksanakan kewajibankewajiban secara tanggung jawab dan
layak sesui dengan pronesinya yang
mencakup aspek-aspek kognitin dan
anektin dengan tahap pelaksanaan.
Perilaku perawat merupakan pengaruh
yang sangat penting terhadap kesembuhan
pasien
karena
dapat
menciptakan
keakraban
secara
persuasiv
antara
perawat dengan pasien untuk mencapai
kesembuhan dari pasiennya yang di rawat
KESIMPULAN
1. Ada pengaruh antara komunikasi perawat
terhadap kesembuhan pasien rawat inap di
ruang lontara 1 RSUP.DR. Wahidin
Sudirohuso Makassar. Ditunjukkan nilai
chi-square dengan nilai kemaknaan p
(0,002) < α (0.05).
2. Ada pengaruh antara perilaku perawat
terhadap kesembuhan pasien rawat inap di
ruang lontara 1 RSUP.DR. Wahidin
Sudirohuso Makassar. Ditunjukkan nilai
chi-square dengan nilai kemaknaan p
(0,003) < α (0.05).
SARAN
1. Di harapkan kepada Rumah sakit untuk
dapat melaksanakan manajemen yang
efektif untuk dapat menghasilkan dan
menerima
perawat-perawat
yang
professional yang mampu menerapkan
asuhan keperawatan yang maksimal salah
satunya komunikasi dan perilaku perawat.
2. Karya tulis ini di harapkan dapat sebagai
bahan masukkan dan informasi bagi
perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan yang baik bagi pasien, dan
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan serta menjaga sikap yang
baik bagi pasien.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan informasi, memperkaya literature
dan sebagai panduan mahasiswa dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, Wiku. 2012. Sistem Kesehatan. Cetakan-4 Rajawali Pers : Jakarta
Aditama, Tcandra. 2010. Manajemet Administrasi Rumah Sakit. Salemba :Jakarta
Bowo, Cipto. 2009, Pelayanan Prima Perawat, (online), (Ciptobowo.blogspot.com, diakses tanggal 28 april pukul
18.22 WITA)
Mahfoedz, Mahmud. 2009. Komunikasi Keperawatan Komunikasi Terapeutik. Cetakan 1. Genbika : Yogyakarta
Notoaatmodjo, Soekidjo. 2010. Imu Perilaku Kesehatan Cetakan I. Rineka Cipta : Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Cetakan I. Rineka Cipta : Jakarta
Nurhasanah, Nunung. 2010. Ilmu Komunikasi Dalam Konteks Keperawatan Cetakan 1. CV. Trans Info Media :
Jakarta
Nursalam , 2013, Manajemen keperawatan. Cetakan Keempat. Salemba Medika :Jakarta.
355
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Download