MANAJEMEN RESIKO BAHAYA LINGKUNGAN DAN KESEHATAN 1 Environmental disasters – the more obvious ones • • • • • • • • Mexican Gulf oil spill Hungary toxic sludge Chernobyl nuclear reactor OK Tedi Bhopal Exxon Valdez The Gulf War Mad Cow disease 2 Environmental disasters – the not so obvious ones • • • • • • • De-forestation Salinity Depletion of fish stocks from over-fishing Coral bleaching Rabbits and other introduced species Tobacco smoking Economic growth & consumption (i.e carbon and impact on the environment) • Increasingly severe weather events – typhoons, cyclones, earthquakes, storms, droughts 3 What is Sustainability? 4 What is Environmental Risk? • Environmental risk – Muncul dari akibat hubungan antara manusia, aktivitas manusia dan lingkungan • Ecological risk management – Berkaitan dengan resiko yang berhubungan dengan aktivitas masa lalu, kini dan yang akan datang pada flora, fauna dan ekosistem. – Merupakan bagian dari manajemen resiko lingkungan 5 Tipe Resiko Lingkungan: 1. Risk to the environment • Tipe resiko ini merekognisi bahwa aktivitasaktivitas suatu organisasi dapat menyebabkan beberapa bentuk perubahan lingkungan • Resiko lingkungan dapat berhubungan dengan: – Flora dan fauna, kesehatan dan kenyamanan manusia; – Kesejahteraan sosial dan kultural; – Sumberdaya tanah, air, dan udara; – Energi dan iklim 6 2. Risk to an organization from environment-related issues • Hal ini mencakup resiko dari ketidak-sesuaian dengan legislasi yang ada atau yang akan ada (or future legislation) • Resiko mencakup kerugian bisnis suatu organisasi dapat sebagai akibat dari pengelolaan yang jelek, seperti kehilangan reputasi, denda, biaya proses pengadilan, dan dari kerusakan untuk menjamin dan memelihara ijin untuk pengembangan dan aktivitas operasional Keduanya mempunyai dampak lingkungan, legal, finansial, reputasional, dan operasional 7 Key Definitions: Sumber Resiko – Semua sumber resiko dimana terdapat hubungan sebab-akibat Hazard – Suatu sumber potensi bahaya atau kerusakan Aspek Lingkungan – Elemen aktivitas organisasi, produk atau jasa yang dapat berinteraksi dengan lingkungan 8 Insiden (Incidents, “Event”) – Setiap kejadian yang dapat berdampak pada lingkungan (suatu kejadian melepaskan potensi intrinsik bahaya) Dampak (Impacts) • Mencakup pengaruh dan konsekuen Konsekuensi (Consequence) • Hasil dari pengaruh suatu kejadian 9 Dampak Lingkungan (Environmental impact) • Perubahan-perubahan lingkungan baik keseluruhan maupun sebagian akibat dari aktivitas organisasi, produk atau jasa Menajemen resiko (Risk management ) • Pendekatan terstruktur dan sistematik untuk pengambilan keputusan 10 11 Sumber Bahaya (Hazards) • Bahan kimia toksik pada manusia, hewan, dan tanaman • Material yang mudah terbakar atau meledak • Peralatan mekanis yang apabila terjadi kerusakan/kegagalan membahayakan personal dan properti • Kerusakan/gangguan struktural (e.g., dam or containment vessel); • Bencana alam yang memperburuk kerusakan teknologis • Kerusakaan ekosistem (e.g., eutrophication, soil erosion). 12 13 Contoh Informasi tentang Bahaya • Potensi pelepasan bahan kima berbahaya (laju dan jumlah) • Ensiden kebakaran dan ledakan • Transport dan jalur polutan di lingkungan • Mekanisme dan laju dilusi-dispersi • Paparan toksin (berapa banyak) 14 Need to manage environmental risk – but how? Sistem Manajemen Lingkungan (SML) / Environmental management system (EMS) Merujuk pada program lingkungan suatu organisasi dalam suatu cara yang komprehensif, sistematik, terencana, dan terdokumentasi: • • Serves as a tool to improve environmental performance Provides a systematic way of managing an organisation’s environmental affairs 15 • Dimaksudkan pada dampak jangka pendek dan jangka panjang dari produk, jasa dan proses pada lingkungan • Memberikan urutan dan konsistensi untuk organisasi dalam pengelolaan lingkungan melalui alokasi sumberdaya, penugasan penanggungjawab, evaluasi berkesinambungan praktek, prosedur dan proses 16 • Fokus pada continual improvement sistem pengelolaan lingkungan An EMS follows a Plan-Do-Check-Act Cycle Sikluas PDCA 17 Key Elements of an EMS: • Policy Statement – Statemen komitmen organisasi pada lingkungan • Identifikiasi Dampak Lingkungan yang signifikan (Significant Environmental Impacts) - Atribut lingkungan produk, aktivitas dan jasa serta pengaruhnya pada lingkungan 18 • Pengembangan Tujuan dan Target (Development of Objectives and Targets) • Implementation – Rencana untuk memenuhi tujuan dan target • Training - instruction to ensure employees are aware and capable of fulfilling their environmental responsibilities • Management Review 19 Environmental Risk Assessment Aspect Identification Hazard Identification Risk Assessment Risk Prioritisation 20 Mengidentifikasi Aspek Tujuan: • Mempelajari secara lengkap dampak yang mungkin terjadi • Mengajak stakeholders • Meningkatkan kepedulian • Menelaah aspek-aspek yang ada 21 Aspects Unusual: Common: • Office and administration. • Teaching. • Laboratories & Research. • Maintenance. • • • • • • Transport. Sewage treatment. Incineration. Farming. Rocket test firing. Mine operations. 22 Mengidentifikasi Environmental Hazard Hazards Tujuan: • Memahami tingkat (ukuran) dampak potensial • Meningkatkan kepedulian pada dampak potensial 23 Environmental Hazards Common: Unusual: • • • • • • • • • • • • Chemicals. Dust. Fire. Noise. Light. Waste. Nanoparticles. Radiation. Clinical agents. Biological. Explosives. Gases. 24 Environmental Environmental Hazards Risks Tujuan: • Memahami tipe dampak • Memahami skala dampak • Memahami inter-relasi dan menentukan pendekatan 25 Environmental Risks Common: • • • • Legal. Pollution. Contamination. Nuisance. Unusual: • Climate change. • Consumption (i.e. non-renewable resources). • Inadvertent harm (bahaya karena ketidak-hati-hatian). 26 Environmental Risks Tujuan: • Mengidentifikasi resiko umum • Mengidentifikasi resiko ‘accepted’ dan ‘unacceptable’ risks • Menfokuskan sumberdaya • Mengembangkan dasar untuk continued improvement. 27 Prioritising Common: • Prioritise by greatest risk. Complexities: • Intrinsic risk can be high risk. • Competing risks do not equal the environmental risk. 28 …as an Example Chemicals: Identification and Assessment. Operation Activity/Aspect Laboratories - daily Storing and using operations. chemicals within laboratories. Fume cupboards Use of chemicals in fume cupbords. Fieldwork Use of chemicals in the field. Transporting Transporting Materials chemicals by vehicle Chemicals between or around campuses and sites. Transport Use of chemicals during maintenance. Waste Disposal of Management sewerable Chemical chemicals. Waste Disposal of nonManagement sewerable Chemical chemicals. Printery Use of volatile chemicals and solvents Disaster Fire in a chemical Management store or location Risk Controls Spillage of chemical escaping to soil or Must follow regulations receiving waters Legal OHS Regs Loss of volatile chemicals to atmosphere. Loss of chemicals to the receiving environment. Loss to the environment by spilling. Local procedures No Local procedures No Follow regulations DGSM Act. Disaster Management Chemicals washed to Brisbane river in fire water Fire in a chemical store or location Loss to the evironment through spills Areas bunded. Disposal systems and improper disposal. provided. Release to the environment by improper EMS or non-sewerable chemical disposal. ERA Improperly disposed and being released EMS. Contractor for collection and to the receiving environment. disposal. EPP Waste Release to the environment None ERA Chemicals volatilised and released to the atmosphere. Fire protection. Response processes. Council bylaw. Stored in accordance with code and Act Fire protection. Response processes. Council bylaw. Stored in accordance with code and Act EPP Waste 29 Chemicals: Identification and Assessment... Operation Central Chemical Store - Daily Operations Chemical Waste Store - Daily operations Chemical Waste Store - Incident Cleaning - Daily operations Disaster Management Workshop chemical storage CAAS - Chemical Treatment Facility Chemical Waste Store - Incident Chemical Waste Store - Incident Swimming Pool Daily Operations Activity/Aspect Decanting Chemicals Risk Controls Spillage of chemical escaping to soil or Bunding. Drainage to sewer. receiving waters Legal Council bylaw. Storing waste chemicals. Loss of chemicls to the Brisbane river through spill or leak. No Flood inundating the store. Use of chemical cleaners Release of fire water from site. Storing chemicals in the workshop. Storage of bulk volumes of NaOH Fire Loss of chemicals to the Brisbane River. Containers small. Volumes kept low. No Can be cleared with warning. Spills of chemicals to receiving Cleaning rooms bunded and plumbed No environment. to sewer. Release of chemicals to receiving None No waters Spills being released to the creek. Spill kit. No Fire Leaks being lost to receiving environment. Release to the Brisbane River in fire water. Release to atmosphere in smoke plume Use of chemicals in Contamination of surface waters in the maintenance event of a spill Washing up with Release of chemicals to sewer and detergents receiving waters Tea Rooms Use of chemicals in Contact with incompatible materials. Swimming Pool maintenance Daily Operations Traffic and Parking Deterioration of paint Entering natural water bodies. used for line marking. Bunded. Small containers. Frequently cleared. Bunded. Spill processes ERA Containmanet tank. Volumes kept No low by weekly pick up. Volumes kept low by weekly pick up. No None EPP Water All such sinks are connected to sewer. Plants are tertiary treated. Spill kit. Training No None None None 30 Chemicals: Identification and Assessment... Operation Bulk Flammable and Combustible Stores Activity/Aspect Risk Storing FCLs in Fire or spill causing contamination of rooms and buildings. receiving environment Laboratories - daily Storing and using operations. chemicals within laboratories. Spillage of chemical escaping to soil or receiving waters Controls Legal Must follow regulations. Council bylaw. Must follow regulations. OHS Regs Fume cupboards Use of chemicals in Loss of volatile chemicals to fume cupboards. atmosphere. Local procedures. No Fieldwork Use of chemicals in Loss of chemicals to the receiving the field. environment. Local procedures. No Transporting Materials Chemicals Transporting Loss to the environment by spilling. chemicals by vehicle between or around campuses and sites. Follow regulations. DGSM Act. Waste Management Chemical Disposal of sewerable chemicals. Release to the environment by improper EMS. or non-sewerable chemical disposal. EPP Waste Waste Management Chemical Disposal of nonsewerable chemicals. Improperly disposed and being released EMS. Contractor for collection and to the receiving environment. disposal. EPP Waste Printery Use of volatile chemicals and solvents Release to the environment ERA None. 31 Chemicals: Risk Management. 32 Human Health Risk Assessment and Management 33 What is Risk Assessment • Pendekatan ilmiah untuk mengevaluasi potensi bahaya dari aktivitas dan bahan berbahaya – How harmful? – How important a priority (comparative risk)? – How clean is clean? 34 Human Health Risk Assessment Data Collection and Evaluation Exposure Assessment Toxicity Assessment Risk Characterization 35 Data Collection and Evaluation • Mengidentifikasi konsentrasi kontaminan • Membandingkan temuan dengan “naturallyoccurring levels near site” 36 Exposure Assessment • Mengidentifikasi dan mengestimasi konsentrasi bahan kimia yang berpotensi mempengaruhi manusia • Mengkarakterisasi lokasi, dari sisi: – Karakteristik fisik • Karakteristik tanah, lokasi air permukaan, air tanah (flow depth), meteorologi – Populasi terekspose • Aktivitas manusia (rekreasi, residential) • Kedekatan dengan sumber – Potensi kegunaan dimasa mendatang 37 • Mengindentifikasi jalur paparan (exposure pathways) • Menentukan jumlah paparan untuk masingmasing pathway menggunakan data monitoring dan model transport • Menganalisis konsentrasi, frekuensi dan durasi paparam kontaminan kepada group populasi • Mengkonsider karakteristik group populasi yang terpengaruh – ukuran individual, umur dan faktor lain 38 39 40 Efek Buruk Zat Kimia Pada Manusia • Efek suatu bahan kimia: – Efek lokal (terbatas hanya pada bidang kontak) – Efek sistemik (substansi diabsorpsi memasuki sirkulasi darah dan terbawa ke berbagai organ tubuh) 41 • Substansi lipofilik (fat soluble, water unsoluble) yang terabsorpsi tubuh sulit untuk diekskresi – Untuk mengeluarkannya dari tubuh (detoksifikasi), zat ini harus menjalani proses detoksifikasi dalam hati (biotransformasi), yang mengubah zat tersebut secara kimiawi menjadi metabolit yang dapat larut air, bersifat tidak toksik, dan dapat diekskresi. 42 • Karsinogen, jenis toksikan khusus, memiliki efek multitahap yang kompleks dalam pembentukan kanker selama beberapa tahun setelah pemaparan • Toksikan dan karsinogen dapat mempengaruhi sistem-sistem khusus, seperti sistem pernapasan, hati, ginjal, sistem syaraf, sistem imum, dan sistem reproduksi dalam suatu cara yang spesifik 43 Jalur Pemaparan Zat Kimia Ke Dalam Tubuh Jalur Pemaparan • B3 dapat menyebabkan kerusakan pada manusia atau makluk hidup lainnya melalui berbagai jalur pemaparan: – Absorbsi dermal (penetrasi melalui kulit/dermal) – Inhalasi (absorpsi melalui paruparu) – Ingesti (absorpsi melalui pencernaan) • Bentuk pemaparan yang paling sering melalui inhalasi dan dermal, sedangkan keracunan paling sering terjadi melalui pemaparan oral (ingesti) Inhalasi Ingesti Absorpsi dermal 44 Jalur Pemaparan Dermal • Kulit merupakan jalur pemaparan yang paling umum, tetapi untungnya kulit merupakan barier yang efektif terhadap berbagai jenis bahan kimia • Bahan kimia lebih mudah terabsorpsi oleh bagian kulit yang rusak/tergores. Begitu bahan kimia menembus kulit bahan kimia memasuki aliran darah dan terbawa ke seluruh tubuh • Bahan kimia yang bersifat larut dalam lemak (fat soluble), lebih mudah menembus kulit • Iritasi dan alergi kulit merupakan kondisi lazim ditemui akibat pemaparan bahan kimia 45 • Iritasi adalah suatu kondisi pada kulit yang muncul akibat kontak kulit dengan bahan kimia tertentu Setelah beberapa waktu, kulit akan mengering, terasa nyeri, mengalami perdarahan, dan pecah-pecah • Iritasi diakibatkan oleh pelarut (solvent), asam, basa/alkali, detergen, dan coolant • Proses penyebuhan iritasi memerlukan waktu sampai beberapa bulan 46 • Dermatitis alergik merupakan suatu tipe penyakit kulit akibat sensitivitas tinggi terhadap bahan kimia gejalanya antara lain gatal-gatal, bengkak, melepuh. • Dermatitis alergik terjadi akibat kontak berulang, misalnya kontak dengan: – Kromium (misalnya yang terkandung dalam kulit samak) – Kobalt (terkandung dalam detergen, pigmen pewarna), dan – Nikel (benda berlapis nikel seperti anting, kunci, koin, peralatan). 47 Jalur Pemaparan Inhalasi • Paru-paru merupakan sumber pemaparan yang umum, namun bukan sebagai barier yang protektif terhadap zat kimia • Fungsi paru-paru adalah media pertukaran O2 dari udara dengan CO2 dari darah • Akibat jaringan paru-paru yang tipis, memungkinkan aliran langsung bukan saja oksigen tetapi zat kimia lain ke dalam darah • Zat kimia yang melewati paruparu dapat mengakibatkan kerusakan sistemik dan mencederai jaringan dan fungsi paru-paru Tenggorok/ laring Trakea Percabangan bronkial Aorta Paru Aveolus 48 • Zat kimia dapat terbawa oleh udara (air borne) melalui dua cara, yaitu: – Sebagai partikel sangat halus (debu) – Sebagai gas / uap • Jenis polutan udara: SO2, NOx, CO, O3, Suspended Particle Material, dan Timbal) • Sebagian besar polutan udara dapat langsung mempengaruhi sistem pernafasan (paru) dan sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah 49 • Efek paparan polutan udara sangat tergantung pada jenis zat kimia, jumlah dan lama paparan. • Resiko tertinggi pada anak-anak dan lansia, serta orang yang rentan terhadap penyakit pernafasan dan kardiovaskular • CO berikatan dengan hemoglobin suplai oksigen berkurang • Pb menghambat sintesis hemoglobin merusak fungsi hati, ginjal, dan sistem syaraf 50 • Pada industri, inhalasi zat kimia dalam bentuk gas, uap atau partikel dan absorpsinya melalui paru-paru merupakan jalur pemaparan yang paling sering – Industri batere: uap asam dan Pb – Tambang emas: uap Hg 51 Jalur Pemaparan Ingesti • Ingesti merupakan jalur pemaparan zat kimia melalui makanan Esofagus Hati • Zat kimia yang ditelan masuk ke dalam tubuh melalui absorpsi. • Adsorpsi dapat berlangsung di seluruh saluran pencernakan, tetapi terutama pada usus halus karena fungsi fisiologisnya Lambung Pankreas Usus halus Usus Besar Sistem Gastrointestinal 52 • Dua jenis ingesti: – Ingesti makanan – Ingesti minuman • Ingesti makanan: – Senyawa organomerkuri akumulasi dalam ikan / tanaman merusak sistem syaraf permanen pada manusia • Ingesti air: – Ribuan zat kimia organik dijumpai dalam air dalam konsentrasi sangat rendah pemaparan jangka panjang dapat mengganggu kesehatan manusia – Arsenik penyakit “blackfoot” (gangguan pembuluh darah dalam anggota gerak, terutama di kaki) – Nitrit berbahaya terutama bagi bayi 53 Jalur Pemaparan Multimedia • Dalam praktik, pemaparan terhadap zat kimia terjadi melalui kombinasi jalur dermal, inhalasi, dan jalur oral – Misalnya: Pb dapat berasal dari makanan, minuman, udara tercemar, dan lingkungan rumah tinggal • Toksisitas suatu zat tergantung pada: Kadar zat kimia, dan Jalur pemaparan • Jalur pemaparan yang paling toksik adalah jalur yang paling besar yang memungkinkan terjadinya adsorspsi terbesar 54 • Jalur adsorpsi terbesar adalah inhalasi, diikuti ingesti dan dermal • Zat kimia yang diabsorpsi melalui kulit atau paru akan langsung dibawa ke semua organ tubuh sebelum menuju hati. Sebaliknya, sebagian besar zat kimia yang diadsorpsi melalui pencernaan akan melewati hati sebelum dibawa ke bagian tubuh lain (Hati merupakan organ utama untuk detoksifikai/biotransformasi bahan toksik) 55 Jalur Masuk Zat Kimia Ke Dalam Tubuh Udara, tanah, air Bahan berbahaya Tumbuhan & Binatang Manusia Kontak langsung 56 Pemaparan Campuran Zat • Jika manusia terpapar dua zat kimia atau lebih, zat tersebut mungkin akan saling berinteraksi sehingga mengubah tingkat toksisitasnya. • Interaksi yang dapat terjadi: mengubah absorpsi, biotransformasi atau ekskresi satu atau kedua toksikan yang saling berinteraksi • Ada 4 kemungkinan, jika dua atau lebih zat kimia saling berinteraksi, yaitu bersifat: – Independent – Aditif – Sinergis atau – Antagonis 57 • Independent: – Zat tidak saling mempengaruhi, masing-masing menimbulkan efek yang berbeda • Aditif: – Efek gabungan yang ditimbulkan oleh dua atau lebih zat kimia sebanding dengan jumlah efek yang diberikan masing-masing zat • Sinergis: – Efek toksik yang dihasilkan lebih besar daripada jumlah efek masing-masing zat (Misalnya: serat asbestos dan kebiasaan merokok, jika digabungkan akan memperbesar resiko terkena kanker paru sampai 40 x lipatnya, melebihi resiko paparan tunggal masing-masing zat). • Antagonis: – Kebalikan sinergis, efek negatif zat kimia dinetralkan oleh efek kimia lainnya 58 Kemungkinan interaksi, jika dua/lebih zat kimia saling bertemu Sinergis Konsentrasi zat kimia Antagonis Konsentrasi zat kimia Independen Konsentrasi zat kimia Aditif Konsentrasi zat kimia 59 Toxicity Assessment • Menentukan apakah paparan bahan kimia tertentu berakibat pada kesehatan manusia • Manganalisis dosis kontaminan menggunakan berbagai model atau informasi lainnya • Mengevaluasi informasi tentang toksisitas bahan (data base) • Mengidentifikasi kesenjangan data • Mengidentifikasi masalah hesehatan masyarakat di sekitar lokasi 60 Risk Characterization • Mengkombinasikan hasil asesmen paparan dan sasesmen toksisitas • Quantify risks to human health from individual chemicals and exposure pathways • Sum risks for various exposure scenarios – Evaluate cancer, non-cancer separately • Describe all assumptions, areas of uncertainty 61 Risk Assessment vs. Risk Management • Risk assessment – unbiased scientific approach to assessing risk • Risk management – incorporates the results of risk assessment, factors in societal values, legal mandates, other considerations • Risk communication typically part of risk management 62 Communicating Risk • Human response to risk is not always rational • Level of risk play little role in acceptability to public • Emotional response often makes it difficult to communicate risk • People apply personal values when evaluating risk 63 Factors Affecting Risk Perception • • • • • • • Voluntary vs. Involuntary Familiar vs. Unfamiliar Catastrophic vs. Not Catastrophic Natural vs. Man-made Affects adults vs. Affects Children Trusted vs. Untrusted Communicator Equal vs. Unequal Benefits 64 Covello’s Cardinal Rules of Risk Communication • Terima dan libatkan publik sebagai partner yang sah • Rencanakan dan evaluasi secara hati-hati usaha komunikasi • Mengidentifikasi audien, memahami masalah, pretest message • Mendengarkan perhatian spesifik publik • Jujur, terus terang, dan terbuka 65 Cardinal Rules Continued • Koordinasi dan bekerjasama dengan sumber yang kredibel • Penuhi kebutuhan media • Berbicara secara jelas dan dengan perasaan 66 Epidemiological Theory • Pendekatan tradisional yang menfokuskan pada kejadian dan akibat yang ditimbulkan • Saat ini ada kecenderungan untuk melibatkan persptif yang lebih luas isu-isu sanitasi industri (industrial hygiene issues). • Higienitas Industrial menyangkut masalah lingkungan yang dapat menyebabkanpenyakit, penyakit, gangguan kesehatan. 67 Epidemiological Models • Digunakan untuk mempelajari hubungan sebab akibat antara faktor lingkungan dan penyakit. • Teori ini mengandaikan model ini juga sesuai untuk mempelajari hubungan kasual antara faktor lingkungan dan kecelakaan. 68 Referensi: • Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation • Stellman, J. M. 1998. Encyclopedia of Accupational Health and Safety, 4th ed. International Labour Office, Geneva • Widyastuti, P. dan M. Ester (Penterjemah). 2002. Bahaya Bahan Kimia pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan. Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta • Brian Fenn, B. and S. Green. 2010. Sustainability and environmental risk management at UQ and QUT. www.uq.edu.au/internal_audit_office/Presentations/2010/Se ssion%209.ppt 69 Thank you! 70