MANAJEMEN RESIKO BAHAYA DAN KESEHATAN File

advertisement
MANAJEMEN RESIKO BAHAYA
LINGKUNGAN DAN KESEHATAN
1
Environmental disasters – the more obvious ones
•
•
•
•
•
•
•
•
Mexican Gulf oil spill
Hungary toxic sludge
Chernobyl nuclear reactor
OK Tedi
Bhopal
Exxon Valdez
The Gulf War
Mad Cow disease
2
Environmental disasters – the not so obvious ones
•
•
•
•
•
•
•
De-forestation
Salinity
Depletion of fish stocks from over-fishing
Coral bleaching
Rabbits and other introduced species
Tobacco smoking
Economic growth & consumption (i.e carbon and
impact on the environment)
• Increasingly severe weather events – typhoons,
cyclones, earthquakes, storms, droughts
3
What is Sustainability?
4
What is Environmental Risk?
• Environmental risk
– Muncul dari akibat hubungan antara manusia,
aktivitas manusia dan lingkungan
• Ecological risk management
– Berkaitan dengan resiko yang berhubungan dengan
aktivitas masa lalu, kini dan yang akan datang pada
flora, fauna dan ekosistem.
– Merupakan bagian dari manajemen resiko
lingkungan
5
Tipe Resiko Lingkungan:
1. Risk to the environment
• Tipe resiko ini merekognisi bahwa aktivitasaktivitas suatu organisasi dapat menyebabkan
beberapa bentuk perubahan lingkungan
• Resiko lingkungan dapat berhubungan dengan:
– Flora dan fauna, kesehatan dan kenyamanan
manusia;
– Kesejahteraan sosial dan kultural;
– Sumberdaya tanah, air, dan udara;
– Energi dan iklim
6
2. Risk to an organization from environment-related
issues
•
Hal ini mencakup resiko dari ketidak-sesuaian
dengan legislasi yang ada atau yang akan ada (or
future legislation)
•
Resiko mencakup kerugian bisnis suatu organisasi
dapat sebagai akibat dari pengelolaan yang jelek,
seperti kehilangan reputasi, denda, biaya proses
pengadilan, dan dari kerusakan untuk menjamin
dan memelihara ijin untuk pengembangan dan
aktivitas operasional
Keduanya mempunyai dampak lingkungan, legal,
finansial, reputasional, dan operasional
7
Key Definitions:
Sumber Resiko – Semua sumber resiko dimana
terdapat hubungan sebab-akibat
Hazard – Suatu sumber potensi bahaya atau
kerusakan
Aspek Lingkungan – Elemen aktivitas organisasi,
produk atau jasa yang dapat berinteraksi dengan
lingkungan
8
Insiden (Incidents, “Event”)
– Setiap kejadian yang dapat berdampak pada
lingkungan (suatu kejadian melepaskan potensi
intrinsik bahaya)
Dampak (Impacts)
• Mencakup pengaruh dan konsekuen
Konsekuensi (Consequence)
• Hasil dari pengaruh suatu kejadian
9
Dampak Lingkungan (Environmental impact)
• Perubahan-perubahan lingkungan baik
keseluruhan maupun sebagian akibat
dari aktivitas organisasi, produk atau jasa
Menajemen resiko (Risk management )
• Pendekatan terstruktur dan sistematik
untuk pengambilan keputusan
10
11
Sumber Bahaya (Hazards)
• Bahan kimia toksik pada manusia, hewan, dan tanaman
• Material yang mudah terbakar atau meledak
• Peralatan mekanis yang apabila terjadi
kerusakan/kegagalan membahayakan personal dan
properti
• Kerusakan/gangguan struktural (e.g., dam or
containment vessel);
• Bencana alam yang memperburuk kerusakan teknologis
• Kerusakaan ekosistem (e.g., eutrophication, soil
erosion).
12
13
Contoh Informasi tentang Bahaya
• Potensi pelepasan bahan kima berbahaya (laju
dan jumlah)
• Ensiden kebakaran dan ledakan
• Transport dan jalur polutan di lingkungan
• Mekanisme dan laju dilusi-dispersi
• Paparan toksin (berapa banyak)
14
Need to manage environmental risk – but how?
Sistem Manajemen Lingkungan (SML) /
Environmental management system (EMS)
Merujuk pada program lingkungan suatu
organisasi dalam suatu cara yang komprehensif,
sistematik, terencana, dan terdokumentasi:
•
•
Serves as a tool to improve environmental
performance
Provides a systematic way of managing an
organisation’s environmental affairs
15
• Dimaksudkan pada dampak jangka pendek dan
jangka panjang dari produk, jasa dan proses pada
lingkungan
• Memberikan urutan dan konsistensi untuk
organisasi dalam pengelolaan lingkungan melalui
alokasi sumberdaya, penugasan
penanggungjawab, evaluasi berkesinambungan
praktek, prosedur dan proses
16
• Fokus pada continual improvement sistem
pengelolaan lingkungan
An EMS follows a Plan-Do-Check-Act Cycle
 Sikluas PDCA
17
Key Elements of an EMS:
• Policy Statement – Statemen
komitmen organisasi pada lingkungan
• Identifikiasi Dampak Lingkungan yang
signifikan (Significant Environmental
Impacts) - Atribut lingkungan produk,
aktivitas dan jasa serta pengaruhnya
pada lingkungan
18
• Pengembangan Tujuan dan Target
(Development of Objectives and Targets)
• Implementation – Rencana untuk memenuhi
tujuan dan target
• Training - instruction to ensure employees are
aware and capable of fulfilling their
environmental responsibilities
• Management Review
19
Environmental Risk Assessment
Aspect
Identification
Hazard
Identification
Risk
Assessment
Risk
Prioritisation
20
Mengidentifikasi Aspek
Tujuan:
• Mempelajari secara lengkap dampak yang mungkin
terjadi
• Mengajak stakeholders
• Meningkatkan kepedulian
• Menelaah aspek-aspek yang ada
21
Aspects
Unusual:
Common:
• Office and
administration.
• Teaching.
• Laboratories &
Research.
• Maintenance.
•
•
•
•
•
•
Transport.
Sewage treatment.
Incineration.
Farming.
Rocket test firing.
Mine operations.
22
Mengidentifikasi
Environmental Hazard
Hazards
Tujuan:
• Memahami tingkat (ukuran) dampak
potensial
• Meningkatkan kepedulian pada dampak
potensial
23
Environmental Hazards
Common:
Unusual:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Chemicals.
Dust.
Fire.
Noise.
Light.
Waste.
Nanoparticles.
Radiation.
Clinical agents.
Biological.
Explosives.
Gases.
24
Environmental
Environmental
Hazards
Risks
Tujuan:
• Memahami tipe dampak
• Memahami skala dampak
• Memahami inter-relasi dan menentukan
pendekatan
25
Environmental Risks
Common:
•
•
•
•
Legal.
Pollution.
Contamination.
Nuisance.
Unusual:
• Climate change.
• Consumption
(i.e. non-renewable
resources).
• Inadvertent harm
(bahaya karena
ketidak-hati-hatian).
26
Environmental Risks
Tujuan:
• Mengidentifikasi resiko umum
• Mengidentifikasi resiko ‘accepted’ dan
‘unacceptable’ risks
• Menfokuskan sumberdaya
• Mengembangkan dasar untuk continued
improvement.
27
Prioritising
Common:
• Prioritise by greatest risk.
Complexities:
• Intrinsic risk can be high risk.
• Competing risks do not equal the
environmental risk.
28
…as an Example
Chemicals: Identification and Assessment.
Operation
Activity/Aspect
Laboratories - daily Storing and using
operations.
chemicals within
laboratories.
Fume cupboards Use of chemicals in
fume cupbords.
Fieldwork
Use of chemicals in
the field.
Transporting
Transporting
Materials chemicals by vehicle
Chemicals
between or around
campuses and sites.
Transport
Use of chemicals
during maintenance.
Waste
Disposal of
Management sewerable
Chemical
chemicals.
Waste
Disposal of nonManagement sewerable
Chemical
chemicals.
Printery
Use of volatile
chemicals and
solvents
Disaster
Fire in a chemical
Management
store or location
Risk
Controls
Spillage of chemical escaping to soil or Must follow regulations
receiving waters
Legal
OHS Regs
Loss of volatile chemicals to
atmosphere.
Loss of chemicals to the receiving
environment.
Loss to the environment by spilling.
Local procedures
No
Local procedures
No
Follow regulations
DGSM Act.
Disaster
Management
Chemicals washed to Brisbane river in
fire water
Fire in a chemical
store or location
Loss to the evironment through spills
Areas bunded. Disposal systems
and improper disposal.
provided.
Release to the environment by improper EMS
or non-sewerable chemical disposal.
ERA
Improperly disposed and being released EMS. Contractor for collection and
to the receiving environment.
disposal.
EPP Waste
Release to the environment
None
ERA
Chemicals volatilised and released to
the atmosphere.
Fire protection. Response processes. Council bylaw.
Stored in accordance with code and
Act
Fire protection. Response processes. Council bylaw.
Stored in accordance with code and
Act
EPP Waste
29
Chemicals: Identification and Assessment...
Operation
Central Chemical
Store - Daily
Operations
Chemical Waste
Store - Daily
operations
Chemical Waste
Store - Incident
Cleaning - Daily
operations
Disaster
Management
Workshop chemical storage
CAAS - Chemical
Treatment Facility
Chemical Waste
Store - Incident
Chemical Waste
Store - Incident
Swimming Pool Daily Operations
Activity/Aspect
Decanting
Chemicals
Risk
Controls
Spillage of chemical escaping to soil or Bunding. Drainage to sewer.
receiving waters
Legal
Council bylaw.
Storing waste
chemicals.
Loss of chemicls to the Brisbane river
through spill or leak.
No
Flood inundating the
store.
Use of chemical
cleaners
Release of fire water
from site.
Storing chemicals in
the workshop.
Storage of bulk
volumes of NaOH
Fire
Loss of chemicals to the Brisbane River. Containers small. Volumes kept low. No
Can be cleared with warning.
Spills of chemicals to receiving
Cleaning rooms bunded and plumbed No
environment.
to sewer.
Release of chemicals to receiving
None
No
waters
Spills being released to the creek.
Spill kit.
No
Fire
Leaks being lost to receiving
environment.
Release to the Brisbane River in fire
water.
Release to atmosphere in smoke plume
Use of chemicals in Contamination of surface waters in the
maintenance
event of a spill
Washing up with
Release of chemicals to sewer and
detergents
receiving waters
Tea Rooms
Use
of
chemicals
in
Contact with incompatible materials.
Swimming Pool maintenance
Daily Operations
Traffic and Parking Deterioration of paint Entering natural water bodies.
used for line
marking.
Bunded. Small containers.
Frequently cleared.
Bunded. Spill processes
ERA
Containmanet tank. Volumes kept
No
low by weekly pick up.
Volumes kept low by weekly pick up. No
None
EPP Water
All such sinks are connected to
sewer. Plants are tertiary treated.
Spill kit. Training
No
None
None
None
30
Chemicals: Identification and Assessment...
Operation
Bulk Flammable
and Combustible
Stores
Activity/Aspect
Risk
Storing FCLs in
Fire or spill causing contamination of
rooms and buildings. receiving environment
Laboratories - daily Storing and using
operations.
chemicals within
laboratories.
Spillage of chemical escaping to soil or
receiving waters
Controls
Legal
Must follow regulations.
Council bylaw.
Must follow regulations.
OHS Regs
Fume cupboards
Use of chemicals in Loss of volatile chemicals to
fume cupboards.
atmosphere.
Local procedures.
No
Fieldwork
Use of chemicals in Loss of chemicals to the receiving
the field.
environment.
Local procedures.
No
Transporting
Materials Chemicals
Transporting
Loss to the environment by spilling.
chemicals by vehicle
between or around
campuses and sites.
Follow regulations.
DGSM Act.
Waste
Management Chemical
Disposal of
sewerable
chemicals.
Release to the environment by improper EMS.
or non-sewerable chemical disposal.
EPP Waste
Waste
Management Chemical
Disposal of nonsewerable
chemicals.
Improperly disposed and being released EMS. Contractor for collection and
to the receiving environment.
disposal.
EPP Waste
Printery
Use of volatile
chemicals and
solvents
Release to the environment
ERA
None.
31
Chemicals: Risk Management.
32
Human Health Risk Assessment and
Management
33
What is Risk Assessment
• Pendekatan ilmiah untuk mengevaluasi
potensi bahaya dari aktivitas dan bahan
berbahaya
– How harmful?
– How important a priority (comparative risk)?
– How clean is clean?
34
Human Health Risk Assessment
Data Collection and Evaluation
Exposure Assessment
Toxicity Assessment
Risk
Characterization
35
Data Collection and Evaluation
• Mengidentifikasi konsentrasi kontaminan
• Membandingkan temuan dengan “naturallyoccurring levels near site”
36
Exposure Assessment
• Mengidentifikasi dan mengestimasi
konsentrasi bahan kimia yang berpotensi
mempengaruhi manusia
• Mengkarakterisasi lokasi, dari sisi:
– Karakteristik fisik
• Karakteristik tanah, lokasi air permukaan, air tanah
(flow depth), meteorologi
– Populasi terekspose
• Aktivitas manusia (rekreasi, residential)
• Kedekatan dengan sumber
– Potensi kegunaan dimasa mendatang
37
•
Mengindentifikasi jalur paparan (exposure
pathways)
•
Menentukan jumlah paparan untuk masingmasing pathway menggunakan data monitoring
dan model transport
•
Menganalisis konsentrasi, frekuensi dan durasi
paparam kontaminan kepada group populasi
•
Mengkonsider karakteristik group populasi yang
terpengaruh – ukuran individual, umur dan faktor
lain
38
39
40
Efek Buruk Zat Kimia Pada Manusia
• Efek suatu bahan kimia:
– Efek lokal (terbatas hanya pada bidang
kontak)
– Efek sistemik (substansi diabsorpsi
memasuki sirkulasi darah dan terbawa ke
berbagai organ tubuh)
41
• Substansi lipofilik (fat soluble, water unsoluble)
yang terabsorpsi tubuh sulit untuk diekskresi
– Untuk mengeluarkannya dari tubuh (detoksifikasi),
zat ini harus menjalani proses detoksifikasi dalam
hati (biotransformasi), yang mengubah zat
tersebut secara kimiawi menjadi metabolit yang
dapat larut air, bersifat tidak toksik, dan dapat
diekskresi.
42
• Karsinogen, jenis toksikan khusus, memiliki
efek multitahap yang kompleks dalam
pembentukan kanker selama beberapa tahun
setelah pemaparan
• Toksikan dan karsinogen dapat
mempengaruhi sistem-sistem khusus, seperti
sistem pernapasan, hati, ginjal, sistem syaraf,
sistem imum, dan sistem reproduksi dalam
suatu cara yang spesifik
43
Jalur Pemaparan Zat Kimia Ke Dalam Tubuh
Jalur Pemaparan
• B3 dapat menyebabkan kerusakan pada
manusia atau makluk hidup lainnya
melalui berbagai jalur pemaparan:
– Absorbsi dermal (penetrasi melalui
kulit/dermal)
– Inhalasi (absorpsi melalui paruparu)
– Ingesti (absorpsi melalui
pencernaan)
• Bentuk pemaparan yang paling sering
melalui inhalasi dan dermal, sedangkan
keracunan paling sering terjadi melalui
pemaparan oral (ingesti)
Inhalasi
Ingesti
Absorpsi
dermal
44
Jalur Pemaparan Dermal
• Kulit merupakan jalur pemaparan yang paling umum,
tetapi untungnya kulit merupakan barier yang efektif
terhadap berbagai jenis bahan kimia
• Bahan kimia lebih mudah terabsorpsi oleh bagian
kulit yang rusak/tergores. Begitu bahan kimia
menembus kulit bahan kimia memasuki aliran darah
dan terbawa ke seluruh tubuh
• Bahan kimia yang bersifat larut dalam lemak (fat
soluble), lebih mudah menembus kulit
• Iritasi dan alergi kulit merupakan kondisi lazim
ditemui akibat pemaparan bahan kimia
45
• Iritasi adalah suatu kondisi pada kulit yang
muncul akibat kontak kulit dengan bahan
kimia tertentu  Setelah beberapa waktu,
kulit akan mengering, terasa nyeri, mengalami
perdarahan, dan pecah-pecah
• Iritasi diakibatkan oleh pelarut (solvent),
asam, basa/alkali, detergen, dan coolant
• Proses penyebuhan iritasi memerlukan waktu
sampai beberapa bulan
46
• Dermatitis alergik merupakan suatu tipe penyakit
kulit akibat sensitivitas tinggi terhadap bahan kimia
 gejalanya antara lain gatal-gatal, bengkak,
melepuh.
• Dermatitis alergik terjadi akibat kontak berulang,
misalnya kontak dengan:
– Kromium (misalnya yang terkandung dalam kulit
samak)
– Kobalt (terkandung dalam detergen, pigmen
pewarna), dan
– Nikel (benda berlapis nikel seperti anting, kunci,
koin, peralatan).
47
Jalur Pemaparan Inhalasi
• Paru-paru merupakan sumber
pemaparan yang umum, namun
bukan sebagai barier yang
protektif terhadap zat kimia
• Fungsi paru-paru adalah media
pertukaran O2 dari udara dengan
CO2 dari darah
• Akibat jaringan paru-paru yang
tipis, memungkinkan aliran
langsung bukan saja oksigen
tetapi zat kimia lain ke dalam
darah
• Zat kimia yang melewati paruparu dapat mengakibatkan
kerusakan sistemik dan
mencederai jaringan dan fungsi
paru-paru
Tenggorok/
laring
Trakea
Percabangan
bronkial
Aorta
Paru
Aveolus
48
• Zat kimia dapat terbawa oleh udara (air
borne) melalui dua cara, yaitu:
– Sebagai partikel sangat halus (debu)
– Sebagai gas / uap
• Jenis polutan udara: SO2, NOx, CO, O3,
Suspended Particle Material, dan Timbal)
• Sebagian besar polutan udara dapat langsung
mempengaruhi sistem pernafasan (paru) dan
sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh
darah
49
• Efek paparan polutan udara sangat tergantung
pada jenis zat kimia, jumlah dan lama
paparan.
• Resiko tertinggi pada anak-anak dan lansia,
serta orang yang rentan terhadap penyakit
pernafasan dan kardiovaskular
• CO  berikatan dengan hemoglobin  suplai
oksigen berkurang
• Pb  menghambat sintesis hemoglobin 
merusak fungsi hati, ginjal, dan sistem syaraf
50
• Pada industri, inhalasi zat kimia dalam bentuk
gas, uap atau partikel dan absorpsinya melalui
paru-paru merupakan jalur pemaparan yang
paling sering
– Industri batere: uap asam dan Pb
– Tambang emas: uap Hg
51
Jalur Pemaparan Ingesti
• Ingesti merupakan jalur
pemaparan zat kimia melalui
makanan
Esofagus
Hati
• Zat kimia yang ditelan masuk ke
dalam tubuh melalui absorpsi.
• Adsorpsi dapat berlangsung di
seluruh saluran pencernakan,
tetapi terutama pada usus halus
karena fungsi fisiologisnya
Lambung
Pankreas
Usus halus
Usus Besar
Sistem Gastrointestinal
52
• Dua jenis ingesti:
– Ingesti makanan
– Ingesti minuman
• Ingesti makanan:
– Senyawa organomerkuri  akumulasi dalam ikan /
tanaman  merusak sistem syaraf permanen pada
manusia
• Ingesti air:
– Ribuan zat kimia organik dijumpai dalam air dalam
konsentrasi sangat rendah  pemaparan jangka panjang
dapat mengganggu kesehatan manusia
– Arsenik  penyakit “blackfoot” (gangguan pembuluh
darah dalam anggota gerak, terutama di kaki)
– Nitrit  berbahaya terutama bagi bayi
53
Jalur Pemaparan Multimedia
• Dalam praktik, pemaparan terhadap zat kimia terjadi
melalui kombinasi jalur dermal, inhalasi, dan jalur
oral
– Misalnya: Pb dapat berasal dari makanan,
minuman, udara tercemar, dan lingkungan rumah
tinggal
• Toksisitas suatu zat tergantung pada: Kadar zat kimia,
dan Jalur pemaparan
• Jalur pemaparan yang paling toksik adalah jalur yang
paling besar yang memungkinkan terjadinya
adsorspsi terbesar
54
• Jalur adsorpsi terbesar adalah inhalasi, diikuti
ingesti dan dermal
• Zat kimia yang diabsorpsi melalui kulit atau
paru akan langsung dibawa ke semua organ
tubuh sebelum menuju hati. Sebaliknya,
sebagian besar zat kimia yang diadsorpsi
melalui pencernaan akan melewati hati
sebelum dibawa ke bagian tubuh lain (Hati
merupakan organ utama untuk
detoksifikai/biotransformasi bahan toksik)
55
Jalur Masuk Zat Kimia Ke Dalam Tubuh
Udara, tanah, air
Bahan berbahaya
Tumbuhan & Binatang
Manusia
Kontak langsung
56
Pemaparan Campuran Zat
• Jika manusia terpapar dua zat kimia atau lebih, zat
tersebut mungkin akan saling berinteraksi sehingga
mengubah tingkat toksisitasnya.
• Interaksi yang dapat terjadi: mengubah absorpsi,
biotransformasi atau ekskresi satu atau kedua
toksikan yang saling berinteraksi
• Ada 4 kemungkinan, jika dua atau lebih zat kimia
saling berinteraksi, yaitu bersifat:
– Independent
– Aditif
– Sinergis atau
– Antagonis
57
• Independent:
– Zat tidak saling mempengaruhi, masing-masing
menimbulkan efek yang berbeda
• Aditif:
– Efek gabungan yang ditimbulkan oleh dua atau lebih zat
kimia sebanding dengan jumlah efek yang diberikan
masing-masing zat
• Sinergis:
– Efek toksik yang dihasilkan lebih besar daripada jumlah
efek masing-masing zat (Misalnya: serat asbestos dan
kebiasaan merokok, jika digabungkan akan memperbesar
resiko terkena kanker paru sampai 40 x lipatnya, melebihi
resiko paparan tunggal masing-masing zat).
• Antagonis:
– Kebalikan sinergis, efek negatif zat kimia dinetralkan oleh
efek kimia lainnya
58
Kemungkinan interaksi, jika dua/lebih zat kimia saling bertemu
Sinergis
Konsentrasi zat kimia
Antagonis
Konsentrasi zat kimia
Independen
Konsentrasi zat
kimia
Aditif
Konsentrasi zat
kimia
59
Toxicity Assessment
• Menentukan apakah paparan bahan kimia tertentu
berakibat pada kesehatan manusia
• Manganalisis dosis kontaminan menggunakan
berbagai model atau informasi lainnya
• Mengevaluasi informasi tentang toksisitas bahan
(data base)
• Mengidentifikasi kesenjangan data
• Mengidentifikasi masalah hesehatan masyarakat di
sekitar lokasi
60
Risk Characterization
• Mengkombinasikan hasil asesmen paparan dan
sasesmen toksisitas
• Quantify risks to human health from individual
chemicals and exposure pathways
• Sum risks for various exposure scenarios
– Evaluate cancer, non-cancer separately
• Describe all assumptions, areas of uncertainty
61
Risk Assessment vs. Risk Management
• Risk assessment – unbiased scientific
approach to assessing risk
• Risk management – incorporates the results of
risk assessment, factors in societal values,
legal mandates, other considerations
• Risk communication typically part of risk
management
62
Communicating Risk
• Human response to risk is not always rational
• Level of risk play little role in acceptability to public
• Emotional response often makes it difficult to
communicate risk
• People apply personal values when evaluating risk
63
Factors Affecting Risk Perception
•
•
•
•
•
•
•
Voluntary vs. Involuntary
Familiar vs. Unfamiliar
Catastrophic vs. Not Catastrophic
Natural vs. Man-made
Affects adults vs. Affects Children
Trusted vs. Untrusted Communicator
Equal vs. Unequal Benefits
64
Covello’s Cardinal Rules of Risk
Communication
• Terima dan libatkan publik sebagai partner
yang sah
• Rencanakan dan evaluasi secara hati-hati
usaha komunikasi
• Mengidentifikasi audien, memahami masalah,
pretest message
• Mendengarkan perhatian spesifik publik
• Jujur, terus terang, dan terbuka
65
Cardinal Rules Continued
• Koordinasi dan bekerjasama dengan sumber
yang kredibel
• Penuhi kebutuhan media
• Berbicara secara jelas dan dengan perasaan
66
Epidemiological Theory
• Pendekatan tradisional yang menfokuskan pada
kejadian dan akibat yang ditimbulkan
• Saat ini ada kecenderungan untuk melibatkan
persptif yang lebih luas isu-isu sanitasi industri
(industrial hygiene issues).
• Higienitas Industrial menyangkut
masalah lingkungan yang
dapat menyebabkanpenyakit, penyakit, gangguan
kesehatan.
67
Epidemiological Models
• Digunakan untuk mempelajari hubungan sebab
akibat antara faktor lingkungan dan penyakit.
• Teori ini mengandaikan model ini juga sesuai
untuk mempelajari hubungan kasual antara
faktor lingkungan dan kecelakaan.
68
Referensi:
• Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004
Microsoft Corporation
• Stellman, J. M. 1998. Encyclopedia of Accupational Health and
Safety, 4th ed. International Labour Office, Geneva
• Widyastuti, P. dan M. Ester (Penterjemah). 2002. Bahaya
Bahan Kimia pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan.
Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta
• Brian Fenn, B. and S. Green. 2010. Sustainability and
environmental risk management at UQ and QUT.
www.uq.edu.au/internal_audit_office/Presentations/2010/Se
ssion%209.ppt
69
Thank you!
70
Download