PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS BERASAL DARI BERBAGAI LIMBAH ORGANIK PADA TANAH BASAH DAN LEMBAB TERHADAP KETERSEDIAAN N DAN P TANAH SERTA PERTUMBUHAN TANAMAN FIQOLBI NURO POHAN 050303025 Dibimbing Oleh : Prof. Ir. Lahuddin, MS Ir. Bintang, MP Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara 2009 PENDAHULUAN Limbah di perkotaan yang terdiri atas 75% limbah organik Kompos merupakan hasil Hasil buangan dari pertanian yang dekomposisi dikenal dengan limbah pertanian limbah padat organik. seperti kulit durian, kulit kakao, Kompos sebagai pupuk organik dan kulit pisang, jenis gulma dapat memperbaiki kesuburan seperti eceng gondok yang tumbuh tanah terutama tanah yang dan berkembang dengan cepat memiliki sifat fisik tanah di daerah tergenang dan limbah yang jelek, misalnya rumah tangga yang bersifat organik Entisols Penggunaan kompos di tanah yang basah dan lembab (cukup air) berbeda Pada tanah yang basah, menyebabkan pertumbuhan terhambat akibat kekurangan oksigen, sehingga proses-proses reaksi dalam tanah dan proses fisiologis tanaman terganggu. Sedangkan, perubahan kompos pada keadaan lembab, aerasi tanah cukup menyediakan oksigen dan serentak terjadi reaksi pembebasan/ penyediaan hara dari bahan organik, seperti N dan P. Pemberian kompos kulit durian, kompos kulit kakao, kompos kulit pisang, kompos eceng gondok, dan kompos limbah rumah tangga pada Entisols keadaan basah dan lembab Tujuan Penelitian Untuk mempelajari pengaruh pemberian kompos dari berbagai limbah organik pada tanah basah dan lembab terhadap N dan P tanah serta pertumbuhan tanaman. Hipotesis Penelitian 1. 2. Perlakuan pemberian kompos dari berbagai limbah organik pada tanah basah dan lembab dapat meningkatkan N dan P tanah serta pertumbuhan tanaman. Ada perbedaan perlakuan pemberian kompos dari berbagai limbah organik dalam meningkatkan N dan P tanah serta pertumbuhan tanaman pada tanah basah dan lembab. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi tentang potensi dari kompos kulit durian, kompos kulit kakao, kompos kulit pisang, kompos eceng gondok, dan kompos limbah rumah tangga sebagai pupuk organik. METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Percobaaan Percobaan ini dilaksanakan di rumah kasa dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl dan di Laboratorium Kimia/Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan untuk keperluan analisis tanah. Percobaan ini dimulai dari bulan Januari 2009 s/d April 2009. Metode Percobaan 1. Percobaan I Percobaan ini dilaksanakan di rumah kasa dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuannya meliputi: kontrol (pupuk 9 g Urea, 3 g TSP dan 1.5 g KCl), blanko (tanah perlakuan), kompos kulit durian (800 g, % KA = 60 %), kompos kulit kakao (760 g, KA = 52 %), kompos kulit pisang (740 g, % KA = 48 %), kompos eceng gondok (825 g, % KA = 65 %), kompos limbah rumah tangga (657,5 g, % KA = 31,5 %). Dosis kompos yang ditambahkan setara dengan 0.5 kg BKO/2 kg BTKO dimana disesuaikan dengan jumlah populasi jagung/ha = 66.666 populasi dengan jarak tanam 75x25 cm dan dosis bahan organik 20 ton/ha, dan pada perlakuan kontrol (pupuk dasar) sesuai dengan dosis pupuk N (urea= 45% N) 200300 kg/ha, pupuk P2O5 (TSP=48% P2O5) 75-100 kg/ha dan pupuk K2O (KCl=60% K2O) 50 kg/ha. Perlakuan dicampur merata pada masing-masing unit percobaan yang diinkubasi selama 2 minggu. 2. Percobaan II, dilaksanakan di pekarangan Laboratorium Kimia/Kesuburan Tanah. Tanah dari setiap ulangan dengan perlakuan yang sama setelah Percobaan I panen (4MST) digabungkan, sehingga hanya ada 7 perlakuan tanpa ulangan yaitu: K, O, O1, O2, O3, O4, O5. Pelaksanaan Penelitian Unit percobaan menggunakan Entisols yang setara dengan 2 kg tanah kering oven. Pada percobaan I benih jagung ditanam 3 benih per pot, sedangkan pada percobaan II ditanam benih jagung 5 biji/polybag, dan setelah 2 minggu ditinggalkan 1-2 tanaman yang seragam pertumbuhannya. Pengamatan data terdiri atas N-total, P-tersedia, pH, C-organik, tinggi tanaman, berat kering atas tanaman serta serapan N dan P. Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan ANOVA, pada perlakuan yang nyata dilakukan uji beda rataan dengan menggunakan uji DMRT taraf 5 % pada percobaan I dan dilihat nilai tertinggi dan terendah tiap peubah amatan antar perlakuan pada percobaan II. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Nilai Rataan Peubah Amatan terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (4 MST), Serapan N dan P pada Percobaan I dan II Peubah Perlakuan (0.5 kg BKO/2 kg BTKO) Tinggi Tanaman (cm) Berat kering atas tanaman (g) Kontrol (K) 1) Percobaan I (tanah basah) 5.50 g **) Percobaan II (tanah lembab) 49.3 Blanko (O) 34.10 de 55.2 Kompos kulit durian(O1) 30.90 def 68.2 Kompos kulit kakao(O2) 54.48 abc 58.5 Kompos kulit pisang(O3) 34.60 d 64.8 Kompos eceng gondok (O4) 56.56 ab 68.1 Kompos limbah RT (O5) 60.40 a 75.3 Kontrol (K) 1) 0.15 d **) 0.9 Blanko (O) 0.55 bcd 1.2 Kompos kulit durian(O1) 0.43 d 1.8 Kompos kulit kakao(O2) 1.05 ab 1.3 Kompos kulit pisang(O3) 0.65 bcd 1.5 Kompos eceng gondok (O4) Kompos Limbah RT 0.98 abc 1.43 a 1.6 2.2 Peubah Amatan Perlakuan (0.5 kg BKO/2 kg BTKO) Serapan N (mg/tanaman) Kontrol (K) Serapan P (mg/tanaman) 1) Percobaan I (tanah basah) 23.52 tn) Percobaan II (tanah lembab) 56.44 Blanko (O) 52.36 57.14 Kompos kulit durian(O1) 41.93 92.74 Kompos kulit kakao(O2) 80.01 90.34 Kompos kulit pisang(O3) 37.49 87.36 Kompos eceng gondok (O4) 75.74 98.56 Kompos limbah RT (O5) 77.28 125.67 Kontrol (K) 1) 1.52 tn) 1.53 Blanko (O) 5.01 8.52 Kompos kulit durian(O1) 9.11 15.07 Kompos kulit kakao(O2) 5.94 12.18 Kompos kulit pisang(O3) 6.54 14.66 Kompos eceng gondok (O4) 4.86 9.01 Kompos limbah RT (O5) 15.36 15.51 Tabel 2. Nilai Rataan Peubah Amatan terhadap Tanah ( N dan P tersedia) pada Percobaan I dan II Peubah Perlakuan (0.5 kg BKO/2 kg BTKO) Percobaan I (tanah basah) A B Percobaan I (tanah lembab) B N-total Kontrol (K)1) 0.18 ab**) 0.14 abcd**) 0.07 Tanah Blanko (O) 0.10 e 0.09 g 0.09 (%) Kompos kulit durian(O1) 0.14 c 0.12 bcdef 0.11 Kompos kulit kakao(O2) 0.13 cd 0.13 bcde 0.08 Kompos kulit pisang(O3) 0.13 cde 0.14 bc 0.09 Kompos eceng gondok (O4) 0.12 cde 0.14 b 0.09 Kompos limbah RT (O5) 0.19 a 0.19 a 0.11 P-tersedia Kontrol (K)1) 35.42 ab*) 30.75 ab*) 20.20 Tanah Blanko (O) 29.52 b 20.48 cd 22.83 (ppm) Kompos kulit durian(O1) 21.67 c 12.37 d 24.59 Kompos kulit kakao(O2) 34.28 ab 19.79 cd 33.60 Kompos kulit pisang(O3) 29.63 b 31.32 a 24.58 Kompos eceng gondok (O4) 31.79 ab 17.44 cd 38.24 Kompos limbah RT (O5) 43.51 a 25.23 abc 37.07 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. 2. Pada percobaan I (tanah basah) diperoleh bahwa pemberian beberapa kompos asal limbah organik sangat nyata meningkatkan N-total tanah dan nyata terhadap peningkatan P-tersedia setelah inkubasi 2 minggu dan pada akhir vegetatif. Keadaan pertumbuhan tanaman tidak baik dan peningkatan serapan N dan P tidak nyata, sedangkan pada percobaan II (tanah basah) secara umum terjadi peningkatan N-total dan Ptersedia tanah. Pertumbuhan tanaman yang lebih baik dan peningkatan serapan N dan P. Terdapat perbedaan perlakuan pemberian beberapa kompos asal limbah organik pada Percobaan II dalam meningkatan Ntotal dan P-tersedia tanah serta pertumbuhan tanaman yang secara umum lebih baik dibandingkan dengan percobaan II. Saran Dari hasil penelitian ini disarankan agar dalam pengaplikasian kompos asal limbah organik diperhatikan tingkat kematangan dan keadaan tanah, sehingga dekomposisi dan pelepasan unsur-unsur hara lebih baik.