BAB 18 P ERUMAH AN DAN P EMUKIMAN BAB 18 PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN I. PENDAHULUAN Pembangunan dalam Repelita III untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan perumahan rakyat dan memperbaiki keadaan lingkungan pemukimannya telah dirasakan hasil-hasilnya. Atas dasar hasil-hasil yang dicapai tersebut, maka dalam Repelita IV pembangunan perumahan dan pemukiman akan lebih ditingkatkan dan dikembangkan. Dalam hubungan ini Garis-garis Besar Haluan Negara telah menggariskan arah dan kebijaksanaan sebagai berikut : a. Pembangunan perumahan perlu makin ditingkatkan, khususnya perumahan dengan harga yang dapat dijangkau oleh golongan masyarakat yang mempunyai penghasilan rendah. Dalam hubu-ngan ini kegiatan usaha swasta, koperasi dan masyarakat pada umumnya perlu makin dikembangkan. b. Pembangunan perumahan dan pemukiman perlu dikembangkan secara lebih terarah dan terpadu dengan memperhatikan peningkatan jumlah penduduk dan penyebarannya, tata guna tanah baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan, pembiayaan, perluasan kesempatan kerja, kesehatan lingkungan, tersedianya fasilitas sosial yang dibutuhkan, pro-duksi bahan bangunan setempat serta keserasian dengan lingkungan pemukiman pada khususnya dan dengan pembanguc. nan daerah pada umumnya. Perbaikan lingkungan pemukiman di kota-kota yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan golongan masyarakat 433 yang berpenghasilan rendah perlu makin ditingkatkan dan diperluas dengan mendorong prakarsa dan mengembangkan kemampuan serta peranan masyarakat sendiri untuk ikut serta dalam pembangunan pemukiman. Dalam hubungan ini kegiatan perbaikan kampung dan peremajaan kota perlu terus dilanjutkan dan diperluas. d. Lembaga pembiayaan yang melayani pembangunan perumahan perlu lebih ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat mendorong terhimpunnya modal yang memungkinkan pembiayaan pembangunan perumahan dalam jumlah yang besar dengan har- ga yang dapat dijangkau oleh rakyat banyak. Sejalan de- ngan itu perlu diciptakan iklim yang menarik bagi pembangunan perumahan oleh masyarakat, dengan antara lain penyediaan kredit yang memadai, pengaturan mengenai hipotik perumahan dan sebagainya. e. Demikian pula produksi dan penyediaan bahan-bahan bangunan murah yang memenuhi syarat teknis dan kesehatan, dan terbuat dari bahan-bahan yang terdapat di Indonesia perlu makin ditingkatkan. Dalam hubungan ini sistem pemasaran- nya juga perlu disempurnakan dan makin dikembangkan. f. Lingkungan pemukiman yang bersih dan sehat perlu makin ditingkatkan termasuk pengembangan kesadaran dan tanggungjawab masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan. Selanjutnya penyuluhan mengenai teknik pembangunan perumahan serta pemugaran perumahan desa perlu dilanjutkan dan makin diperluas agar makin banyak rakyat mendiami rumah yang sehat, dalam rangka mengembangkan pemukiman dan lingkungan yang sehat pula di daerah pede- 434 saan. g. Penyediaan air bersih baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan perlu makin ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, sekaligus disempurnakan cara pengelolaannya. Pembangunan perumahan dan pemukiman sesuai dengan pengarahan yang diberikan GBHN tersebut, ditujukan selain untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, juga diarahkan kepada sasa- - ran untuk lebih memeratakan hasil-hasil pembangunan dan menunjang pembangunan ekonomi serta perluasan kesempatan kerja. Dalam pelaksanaan pembangunan perumahan tetap dipegang bahwa upaya tersebut harus berlandaskan pada prakarsa asas dan swadaya masyarakat sendiri, sedangkan Pemerintah berperan untuk melakukan pembinaan dan pengaturan, terutama dengan menciptakan iklim yang semakin mendorong bagi tumbuhnya kegiatan pembangunan perumahan oleh masyarakat sendiri. Dalam pada itu pembangunan perumahan, terutama yang mendapatkan bantuan Pemerintah tetap mempunyai sasaran untuk membantu golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Dalam rangka usaha menumbuhkan prakarsa dan usaha swadaya masyarakat sendiri, maka sesuai dengan penekanan dalam Garisgaris Besar Haluan Negara akan ditingkatkan usaha swasta, koperasi dan kegiatan masyarakat pada umumnya. Peningkatan peranserta masyarakat dalam pembangunan perumahan rakyat juga diusahakan lebih tercermin dalam menghimpun dana untuk pembiayaan perumahan. Dana-dana yang dapat dihimpun tersebut kemudian diusahakan dapat disalurkan melalui penyediaan pelba- gai macam kredit yang memadai dan dapat mendorong menciptakan iklim yang menarik bagi pembangunan perumahan. Demikian pula pengaturan mengenai hipotik perumahan akan lebih diefektifkan. 435 Pembangunan perumahan dilakukan secara terpadu dan menyeluruh dengan pembangunan dan perbaikan lingkungan pemukiman. Dalam hubungan dengan pembangunan lingkungan pemukiman ini juga usaha-usaha yang telah berhasil dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan pelbagai sarana penyehatan lingkungan pemukiman seperti penyediaan air bersih dan perbaikan lingkungan perumahan kota akan terus ditingkatkan da- lam Repelita IV. Dalam rangka usaha pembangunan perumahan dan pemukiman ini akan diperhatikan pula kebutuhan-kebutuhan yang sudah dirasakan sangat mendesak, yang dalam Repelita III be- lum dapat ditangani dengan mantap. Kebutuhan-kebutuhan yang semakin memerlukan perhatian tersebut antara lain meliputi perbaikan keadaan lingkungan pemukiman dalam arti yang lebih luas termasuk penanganan saluran air kotor, saluran air hu- jan, persampahan, penanggulangan dan pencegahan bahaya kebakaran dan usaha keselamatan bangunan umum, serta penanggulangpemukiman yang lingkungannya an pencemaran air dan lingkungan. Bagi kepadatannya diperlukan sudah melampaui usaha-usaha pemecahan daya lainnya dukung yang dikaitkan dengan penataan penggunaan tanah secara keseluruhan. Pembangunan perumahan dengan demikian meliputi kegiatan yang langsung berkait de- ngan perbaikan kampung, peningkatan pemanfaatan penggunaan tanah di kawasan pemukiman yang ada dan pembangunan kawasankawasan pemukiman baru, serta penyediaan prasarana kota yang dapat mengikuti perkembangan kawasan-kawasan pemukiman terse-but. Seperti halnya dalam pembangunan perumahan rakyat, usaha peningkatan perbaikan lingkungan pemukiman pada dasarnya dilandaskan pada usaha dan peranserta masyarakat sendiri. Usaha pembangunan perumahan dan pemukiman akan dilakukan di 436 daerah perkotaan dan juga di daerah pedesaan secara terpa- du, karena disadari bahwa perbaikan lingkungan pemukiman di daerah pedesaan akan dapat mengurangi arus perpindahan pendu-duk dari desa ke kota-kota. Disadari pula bahwa potensi swa- daya masyarakat di daerah pedesaan lebih menonjol, tetapi secara keseluruhan jumlah desa yang harus ditangani masih ba-nyak. Oleh karena itu prakarsa dan swadaya masyarakat desa yang dijiwai oleh semangat gotong-royong akan dimanfaatkan sepenuhnya untuk peningkatan mutu perumahan dan perbaikan keadaan lingkungan pemukiman di daerah pedesaan. Diharapkan melalui percontohan dan bimbingan serta bantuan dan perang- sang secara terpadu antar berbagai instansi yang bersangkutan dapat memberikan efek yang meluas dan ber lipat ganda. Pembangunan perumahan dan pemukiman secara terpadu di daerah perkotaan dan pedesaan seperti dikemukakan di atas memerlukan pelbagai sarana penunjang, di antaranya yang penting adalah penyediaan bahan bangunan yang dapat diandalkan dan dengan harga yang terjangkau menurut masing-masing sasaran pembangunan perumahan, dan serangkaian perangkat lunak untuk pembinaan dan pengaturan. Kebutuhan akan bahan bangunan untuk pembangunan perumahan dan pemukiman akan mendorong kegiatan dan perluasan kesempatan berusaha, terutama untuk dapat memanfaatkan dan mengolah bahan-bahan setempat. Selain itu per- lu disempurnakan sistem pemasaran bahan bangunan, pelbagai sarana pengaturan, penyuluhan kepada masyarakat, pengembangan dunia usaha dan terutama jasa konstruksi, kegiatan perencana- an pembangunan yang terpadu dan sarana pembinaan lainnya. Selanjutnya diperlukan usaha untuk mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, serta meningkatkan pengelolaan penyediaan air bersih, sehingga mampu mengelola dan mengembangkan usaha sendiri. 437 II. KEADAAN DAN MASALAH Keadaan perumahan dan pemukiman pada akhir Repelita III menunjukkan banyak perbaikan dibandingkan dengan kurun waktu sebelumnya, tetapi di sana sini masih terdapat pula keadaankeadaan yang memerlukan perhatian segera. Kalau pada akhir Repelita II Perum Perumnas telah dapat menyelesaikan pembangunan 50.670 unit rumah yang terdiri atas 30.572 unit rumah sederhana dan 20.098 unit rumah inti, maka pada akhir Repelita III telah diselesaikan tambahan 103.654 unit rumah yang terdiri atas 31.194 unit rumah sederhana dan 64.484 unit rumah inti dan sub-inti, serta 7.976 unit rumah susun. Kegiatan pembangunan perumahan di kalangan masyarakat baik berupa perbaikan maupun yang baru sama sekali menunjukkan kecenderungan yang meningkat seperti dapat dilihat dari tumbuhnya kawasan perumahan baru di kota-kota, di samping pembangunan perumahan sebanyak 70.572 unit oleh swasta dengan kredit pemilikan rumah BTN yang jumlahnya jauh melampaui sasaran Repelita III. Di samping itu terdapat kegiatan pembangunan perumahan oleh masyarakat sendiri, baik oleh perorang-an maupun berbagai yayasan dan organisasi. Data tentang kegiatan ini perlu lebih disempurnakan dalam Repelita IV. Dalam Repelita III Perum Perumnas telah melakukan penga-daan tanah yang mencukupi untuk kegiatan pembangunannya, bahkan melebihi rencana semula. Namun demikian persoalan pengadaan tanah untuk perumahan rakyat masih tetap merupakan persoalan yang perlu mendapatkan perhatian terutama di kota-kota besar. Harga tanah dan harga bangunan cenderung terus meningkat yang secara menyeluruh meningkatkan pula satuan biaya 438 pembangunan perumahan rakyat. Hal ini terjadi karena belum dapat dilaksanakannya kebijaksanaan pertanahan kota yang man-tap. Masalah penataan penggunaan tanah di daerah perkotaan berkaitan erat dengan perbaikan lingkungan pemukiman kota yang terus berlomba dengan semakin derasnya arus urbanisasi dan penyediaan prasarana dan sarana kehidupan yang belum memadai dengan pertambahan penduduk kota. Usaha perbaikan lingkungan perumahan kota sudah dilakukan dengan kegiatan perintisan perbaikan kampung yang selama Repelita III telah dapat diselesaikan pada lebih dari 200 kota dengan luas keseluruhan 11.757,66 hektar dan memberikan manfaat bagi sekitar 2.500.000 penduduk yang pada umumnya golongan berpenghasilan rendah yang berdiam di kampung-kampung. Perbaikan kampung yang telah dilakukan selama Repelita telah membawa perbaikan keadaan lingkungan hidup di III kam- pung-kampung yang tersebar di 200 kota dibandingkan dengan terbatasnya kegiatan tersebut hanya di kota Jakarta dan Sura-baya pada Repelita II. Meskipun demikian, perbaikan yang dilakukan masih bersifat perintisan dengan standar minimum, dan belum dapat mencakup semua komponen prasarana dasar yang per- - lu diperbaiki, yaitu jalan masuk kampung, jalan setapak (jalan kaki), sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan air hujan, air bersih, mandi-cuci-kakus, dan fasilitas sosial (Puskesmas dan Sekolah Dasar). Dengan kegiatan perintisan perbaikan kampung dalam Repelita III telah dapat mendorong kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam memperbaiki lingkungan hidupnya, dan memelihara prasarana yang telah diperbaiki. Semangat dan gairah masyarakat yang telah tumbuh terse- but perlu dipelihara dan ditingkatkan. Oleh karena itu kegia439 tan perbaikan kampung perlu diteruskan, diperluas dan disempurnakan agar dapat mencapai taraf perbaikan yang meliputi komponen prasarana yang mendasar untuk kehidupan yang sehat. Usaha perbaikan kampung yang merupakan kegiatan di dalam kawasan pemukiman di kampung-kampung, perlu didukung dengan perbaikan prasarana kota yang memadai agar perbaikan yang te-lah dilakukan benar-benar berfungsi dalam lingkungan pemukim- an kota secara menyeluruh. Tanpa dukungan prasarana kota tersebut, maka pengumpulan sampah-sampah yang sudah berjalan baik di dalam kampung tidak dapat dibuang ke tempat pembuang- an yang seharusnya. Demikian pula saluran air hujan yang te- lah diperbaiki tidak mendapatkan penampungan selanjutnya. Bahkan di beberapa tempat perbaikan prasarana kota tersebut perlu didahulukan sebelum kampung-kampung dalam kota tersebut dapat diperbaiki. Oleh sebab itu prasarana luar dalam sistem kota secara keseluruhan tersebut akan lebih diperhatikan. Perbaikan pemukiman di tengah kota yang sudah mencapai kepadatan melebihi daya dukung lingkungannya memerlukan pemecahan yang lebih mendasar. Untuk menanggulangi keadaan kam-pung-kampung dalam kota yang sudah terlalu padat penduduknya, dalam Repelita III telah dilakukan studi serta usaha perin-tisan peremajaan kota. Demikian pula langkah-langkah perema- jaan kota telah dirintis di beberapa kota lainnya. Dari pengalaman Repelita III ternyata bahwa langkah peremajaan kota merupakan kegiatan yang perlu dilanjutkan, dengan sistem yang lebih baik yang dapat diterapkan bagi kota-kota yang lebih luas, dengan peranserta masyarakat yang lebih besar. Pertumbuhan kota yang pesat memerlukan perencanaan kota yang baik 440 untuk menghindarkan pertumbuhan pemukiman secara liar dan tersebar-sebar yang akan menyulitkan penyediaan prasarana. Di samping itu pemerintah perlu memprakarsai pembangunan yang terencana berupa kawasan pemukiman baru, dan di tempat-tempat tertentu juga merintis pembangunan kota baru yang berdikari. Pembangunan kawasan pemukiman kota baru ini terutama diperlukan di daerah-daerah yang mengalami pertumbuhan pesat. Penyediaan air bersih untuk daerah perkotaan selama Repelita III telah dapat meningkatkan kapasitas air bersih menja- - di 36.071 liter per detik dari sekitar 20.226,5 liter per detik pada akhir Repelita II. Selama Repelita III pelbagai usa-ha telah diadakan untuk memperluas jangkauan pelayanan penyediaan air bersih, antara lain melalui penyediaan kran-kran umum sehingga secara keseluruhan dapat menambah jangkauan pelayanan bagi sekitar 7,5 juta penduduk yang mendapatkan pelayanan air bersih. Selain itu pelaksanaan pembangunan air bersih dapat lebih dipercepat antara lain melalui pembakuan kegiatan, penggunaan instalasi paket yang diproduksi di dalam negeri, pengadaan stok perpipaan dan peralatan, dan pemanfaatan mempercepat penyediaan teknologi sederhana yang dapat air bersih. Hasil-hasil pembangunan dalam bidang air bersih menurut jumlah kota telah melampaui sasaran Repelita III. Bahkan dalam Repelita III telah dimulai percepatan penyediaan air bersih bagi 627 Ibukota kecamatan (IKK). Di samping hal tersebut keikutsertaan masyarakat yang lebih luas antara lain terwujud dalam ikutsertanya Gerakan Pramuka dalam memperluas pengertian dan kesadaran masyarakat akan pentingnya masalah air bersih dan kesehatan lingkungan, serta ikut membangun dan memperluas pelayanan air bersih terutama di pemukiman-pemukiman yang memerlukan sistem penyedia441 an air bersih secara sederhana. Selain dari itu, pembangunan air bersih telah menumbuhkan pula kemampuan pihak swasta dalam memproduksi peralatan untuk penyediaan air bersih, antara lain dengan tumbuhnya perusahaan-perusahaan di dalam negeri yang mampu menghasilkan produksi instalasi paket standar berukuran sedang dan kecil. Dalam pada itu meskipun pada akhir Repelita III kapasitas produksi air bersih kota telah mampu melayani sekitar 30 juta penduduk, tetapi dalam kenyataannya baru sekitar 14 juta penduduk kota yang terlayani air bersih. Jika hal ini dibanding-kan dengan jumlah penduduk kota yang pada saat ini diperkira-kan sekitar 38 juta orang, maka Prosentase penduduk yang dapat dilayani air bersih kota baru sekitar 37%. Oleh sebab itu dalam Repelita IV kegiatan utama di bidang penyediaan air bersih kota adalah melaksanakan perluasan pelayanan air bersih dengan lebih banyak memanfaatkan kapasitas produksi yang ada. Kenyataan bahwa jumlah sambungan air bersih, baik dengan sambungan ke rumah langsung maupun melalui kran-kran umum ma-sih jauh dari mencukupi mempunyai akibat pula pada segi operasi dan pemeliharaan sistem penyediaan air bersih. Sebelum suatu jumlah sambungan tertentu tercapai, maka sistem air bersih yang telah dibangun belum dapat beroperasi dengan cara pengusahaan yang mampu berdikari dan dapat mengembangkan lebih lanjut pelayanannya. Sedangkan di lain pihak biaya penyambungan merupakan beban yang masih cukup berat untuk konsumen air, sehingga perlu diusahakan cara-cara yang dapat membantu meringankan konsumen. Masalah 442 lain yang dihadapi dalam pembangunan air bersih ialah kebocoran air yang cukup tinggi yang memerlukan langkah-langkah perbaikan terhadap pipa distribusi yang sudah rusak. Selain itu tagihan langganan air bersih perlu mendapat- kan penertiban dan lebih efektivitas sistem lanjut dengan penagihan peningkatan pembayaran efisiensi serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan tanggung jawabnya untuk membayar air bersih yang dipergunakan. Di banyak kota, terutama di Jawa masalah penyediaan air baku untuk air bersih sudah merupakan masalah yang cukup kritis. Selain jumlahnya tidak mencukupi, juga mutu air baku tersebut sudah banyak mengalami penurunan akibat pencemaran industri dan rumah tangga terutama di kawasan kota-kota be- sar. Penyediaan air. baku selain untuk air bersih juga harus memenuhi kepentingan lainnya seperti untuk pertanian, penggunaan untuk industri dan lain sebagainya. Penyediaan air bersih harus pula menunjang pembangunan lainnya seperti pembangunan industri, pelabuhan-pelabuhan, pariwisata, transmigrasi, dan pembangunan kawasan pemukiman kota baru, demikian pula dalam menghadapi bencana alam atau- pun untuk daerah-daerah yang pada suatu saat mengalami kritis air. Prasarana kota untuk memelihara kesehatan lingkungan se-lain air bersih memerlukan pula pembangunan sistem pembuangan air kotor, penyaluran air hujan dan persampahan yang memadai. Prasarana penyehatan lingkungan pemukiman ini telah mulai ditangani dalam Repelita III dengan pelbagai kegiatan perintis-an, antara lain perintisan sistem pembuangan air kotor di Ja-karta, Bandung, Medan dan Tangerang. Demikian pula telah diperbaiki sistem penyaluran air hujan di 25 kota dan perintis- 443 i an persampahan di 15 kota. Kegiatan ini perlu dilanjutkan dalam rangka menanggulangi pencemaran lingkungan dan mencegah penurunan kualitas lingkungan hidup pada umumnya yang dapat membawa akibat berjangkitnya bermacam-macam penyakit terutama yang bersumber dari air yang kotor dan/atau tergenang. Pembangunan prasarana penyehatan lingkungan pemukiman ini memerlukan penanganan yang terpadu karena kaitan satu segi penyehatan lingkungan pemukiman dengan segi lainnya, misalnya perbaikan saluran air hujan tidak akan banyak manfaatnya apabila tidak didukung dengan sistem pembuangan sampah yang memadai. Dalam Repelita III belum dapat diberikan perhatian yang cukup pada masalah-masalah pencemaran baik yang berupa pencemaran air maupun pencemaran udara dan pencemaran lingkungan lainnya. Hal-hal ini memerlukan perhatian yang lebih besar dalam Repelita IV. Pembangunan pemukiman antara lain juga terwujud dalam pertumbuhan bangunan-bangunan umum seperti pusat pertokoan, perkantoran, pusat hiburan, pasar, bangunan kebudayaan, sekolah-sekolah, dan lain sebagainya yang semakin meningkatkan pelayanan kota. Ketidaktertiban pembangunan baik secara tek-nis maupun administratif dapat berakibat pada ancaman keselamatan manusia dan kerugian material yang besar karena kebakaran, runtuhnya bangunan, ketidaktertiban penghunian, tata letak yang tidak terencana baik, kurangnya alat-alat pengamanan, dan lainnya. Selain itu pengawasan dan pembinaan terhadap bangunan negara dan bangunan umum perlu ditingkatkan yang mengarah kepada sikap dan cara membangun yang hemat energi, he-mat biaya, dan lebih mengutamakan aspek fungsionalnya. Untuk dapat melakukan pembinaan bangunan umum ini diperlukan pelbagai sarana penunjang penelitian dan juga sistem informasi ba- 444 ngunan umum. Dalam Repelita III usaha peningkatan keselamatan bangunan umum telah menghasilkan penyusunan peraturan bangun-an nasional, peraturan bangunan setempat dan peraturan bangunan untuk kawasan-kawasan khusus seperti jalur wisata Bogor - Puncak, kawasan industri dan lain-lainnya. Di samping itu telah dapat dilakukan peningkatan ketrampilan tenaga dalam mengawasi keselamatan bangunan umum. Akibat makin besarnya volume dan luasnya jangkauan penataan bangunan umum serta bangunan negara perlu kiranya pembinaan dan pengaturan bangunan umum serta bangunan negara tersebut ditangani secara lebih baik. Guna menunjang pembangunan pemukiman maka dalam Repelita III telah dilakukan pelbagai penelitian dalam masalah bangunan, perumahan, penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman. Kegiatan ini perlu dilanjutkan dan ditingkatkan antara lain dengan cara modul untuk mencari cara-cara penyediaan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan pemukiman yang hemat dana, serta menggunakan teknologi yang dapat dikerjakan dengan peralatan dan tenaga kerja di dalam negeri. Dalam Repelita III telah dilakukan pula percobaan-percobaan untuk meneliti teknologi yang berkaitan dengan keselamatan bangunan umum, yaitu mengenai bangunan tahan gempa, bangunan tahan api, dan lain-lain yang kesemuanya masih baru pada ta-hap permulaan dan masih memerlukan penelitian lanjutan. Pembangunan perumahan dan pemukiman memerlukan perangkatperangkat lunak yang memadai. Perangkat lunak tersebut antara lain penelitian yang meliputi pembinaan dan pengadaan perso-nil yang mencukupi dalam jumlah serta ketrampilan dan keahlian, pembinaan partisipasi dunia usaha dan swasta serta partisipasi masyarakat melalui penyuluhan dan sistem informasi pu445 blik. Selain itu diperlukan adanya koordinasi dalam pengendalian pelaksanaan dan penyusunan program yang diperlengkapi dengan sistem informasi manajemen, manajemen perbekalan, pembinaan ketrampilan, administrasi bantuan luar negeri, prasarana fisik untuk dapat bekerja dan melaksanakan pembangunan secara memadai, pengawasan pembangunan, pengerahan dana untuk pembiayaan melalui pelbagai mekanisme tabungan dan kredit, serta landasan hukum dan perundangan. Masalah pembinaan perangkat lunak tersebut di atas memerlukan perhatian yang le-bih besar dalam Repelita IV. Usaha perbaikan perumahan dan pemukiman yang telah dilakukan dalam Repelita III tidak terbatas di daerah perkotaan saja tetapi juga telah dilakukan di daerah pedesaan. Selama Repelita III telah dapat dilakukan pemugaran perumahan di sekitar 5.000 lokasi desa. Kegiatan pemugaran desa yang dilakukan dalam Repelita III selain menangani rumahnya lingkungannya. mencapai juga Meskipun hasil-hasil melipu-ti pemugaran yang perbaikan perumahan meningkat dalam prasarana pedesaan Repelita telah III dibandingkan dengan sebelumnya, namun berbagai persoalan yang belum sempat ditangani dalam Repelita III perlu mendapatkan perhatian lebih besar antara lain pengembangan pemukiman desa-desa baru dalam rangka program transmigrasi dan pemukiman kembali (resettlement), terutama dalam pengembangan perumahan dan prasarana lingkungannya. Demikian gambaran keadaan dan masalah secara umum yang dihadapi dalam pembangunan perumahan dan pemukiman sampai dengan akhir Repelita III, yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan lebih mantap dalam Repelita IV. Perlu diingat bahwa jangkauan program pembangunan perumahan dan pemukiman masih terbatas, sehingga masih banyak masyarakat golongan 446 berpenghasilan rendah yang belum terlayani. Masih banyak golongan masyarakat yang belum dapat terjangkau oleh program perumahan rakyat baik yang melalui Perum Perumnas maupun swasta yang ditunjang oleh kredit pemilikan rumah Bank Ta- bungan Negara (BIN), PT. Papan Sejahtera, atau lainnya. Masalah lain yang perlu mendapatkan penanganan lebih man-tap dalam Repelita IV adalah mengenai produksi bahan bangunan untuk menunjang pembangunan perumahan terutama untuk perumah- an rakyat. Dalam Repelita III dan sebelumnya telah ditangani pelbagai kegiatan penelitian bahan bangunan, penelitian produksi bahan bangunan dan pembangunan beberapa perintisan unit produksi bahan bangunan antara lain untuk pulp, semen, bahan agregat ringan alamiah dan buatan, dan lainnya. Pembangunan perintisan unit produksi tersebut masih pada skala terbatas untuk penelitian dan percontohan. Penelitian segi ekonomis pengembangannya belum dapat dikembangkan secara luas. Masalah produksi bahan bangunan untuk menunjang perumahan menyangkut pembinaan pengembangan industri bahan bangunan serta pemasarannya, baik untuk menunjang program perumahan rakyat yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun untuk masyarakat luas. Selama Repelita III dan sebelumnya telah berkembang pula pelbagai jenis bahan bangunan untuk perumahan rakyat di pelbagai kota yang diproduksi oleh industri-industri bahan bangunan setempat. Pembinaan produksi bahan bangunan perlu ditingkatkan. Ini menyangkut kegiatan standardisasi, pengujian dan pemberian sertifikat bahan bangunan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan baik oleh Pemerintah ataupun oleh badan yang berwenang. Usaha untuk mengembangkan kegiatan pengujian bahan bangunan ini telah dirintis pula dalam Repelita III, walaupun dalam bidang yang masih terbatas pada peralatan 447 seperti peralatan untuk penyediaan air bersih. Pembinaan pengembangan bahan bangunan dengan memanfaatkan bahan-bahan setempat, yang disertai dengan perbaikan dalam pola pemasa-rannya sesuai dengan ketetapan Garis-garis Besar Haluan Negara merupakan kegiatan yang perlu mendapatkan perhatian dalam Repelita IV. III. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH Pembangunan perumahan dan pemukiman yang sehat pada hakekatnya merupakan tanggungjawab masyarakat. Pemerintah berkewajiban mendorong, membantu dan menciptakan iklim yang dapat mempercepat terwujudnya cita-cita masyarakat agar setiap keluarga menempati rumah yang layak dalam lingkungan pemukiman yang sehat. Pembangunan perumahan dan pemukiman secara langsung akan menunjang pembangunan nasional terutama dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kesehatan masyarakat yang disera-sikan dengan usaha perbaikan dan pelestarian lingkungan hi- dup. Di samping itu pembangunan perumahan dan pemukiman akan menunjang pengembangan sektor-sektor lainnya seperti sektor pariwisata, perhubungan, pendidikan, transmigrasi, industri, dan lain-lain. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, akan diusahakan agar masyarakat di manapun mereka bertempat tinggal dapat merasakan lingkungan hidup yang sehat, lebih aman, lebih tertib, dan lebih nyaman. Guna mencapai maksud tersebut diusahakan untuk meningkatkan sarana lingkungan pemukiman baik yang bersifat fisik seperti perumahan, air bersih, dan penyehatan lingkungan pemukiman, maupun sarana nonfisik seperti peraturan tata bangunan, pedolainnya 448 yang dapat menuju adanya peraturan tataruang, man-pedoman pembangunan dan ke- sejahteraan hidup bersama dalam lingkungan pemukiman. Peningkatan penyediaan sarana fisik seperti perumahan, air bersih dan sarana penyehatan lingkungan pemukiman harus dapat terjangkau rakyat banyak, terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Perlu diusahakan agar penyampaian sarana-sarana pemukiman ini kepada masyarakat dapat lebih lancar dalam cara teknis penyampaiannya dan dengan meniadakan hambatan yang ditimbulkan akibat harga yang terlampau memberatkan masyarakat. Peningkatan kemudahan masyarakat untuk mendapatkan sarana pokok pemukiman tersebut akan diusahakan dapat menjangkau, baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan. Mereka yang menikmati lebih, sudah wajar membayar lebih pula agar dapat memberikan "subsidi silang" bagi masyarakat yang hanya mampu menjangkau kebutuhan dasar yang minimum. Kegiatan yang meliputi perbaikan lingkungan perumahan ko-ta, pemugaran perumahan desa serta penyehatan lingkungan pemukiman yang sudah ditangani dalam Repelita III akan dilanjutkan, dimantapkan dan disempurnakan, serta diperluas ke kawasan-kawasan pemukiman yang belum mendapatkan perbaikan. Sesuai dengan maksud kegiatan perintisan, akan dilaksanakan upaya pembinaan teknis yang efektif untuk menumbuhkan apresi- asi, ketrampilan, serta partisipasi Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk dapat secara bertahap dikembangkan lebih lan- jut dengan usaha swadaya Pemerintah Daerah dan masyarakat Kegiatan pembangunan sendiri. perumahan rakyat akan dilanjutkan dan ditingkatkan sehingga tujuan jangka panjang agar setiap keluarga menempati satu rumah yang layak dan dapat menjamin 449 ketenteraman hidupnya dapat tercapai. Dalam Repelita IV akan diusahakan terciptanya pembangunan perumahan yang makin seim- - bang dengan pertambahan penduduk. Pembangunan perumahan rak- - yat melalui Perum Perumnas berupa rumah-rumah sederhana dan rumah inti, termasuk rumah susun, serta pembangunan oleh masyarakat yang didorong oleh Pemerintah antara lain dengan kredit pemilikan rumah oleh Bank Tabungan Negara dan PT. Pa- pan Sejahtera akan dilanjutkan. Di samping itu akan dirintis usaha untuk pembangunan perumahan sewa yang diperuntukkan ba- gi golongan masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak terjangkau oleh Perum Perumnas dan golongan tenaga kerja muda yang mobilitas kerjanya cukup tinggi di perkotaan. Di samping itu akan dirintis pembangunan kawasan pemukiman kota yang ba- ru, terutama di daerah-daerah yang mengalami pertumbuhan sa- ngat pesat, di mana Perum Perumnas dan perusahaan swasta dapembangunan kawasan pemukiman kota pat merupakan inti bagi baru. Selain kegiatan pembangunan perumahan, juga usaha pemugaran perumahan kota akan mulai dirintis dalam Repelita IV, dengan prioritas pada kawasan kampung-kampung yang telah diperbaiki. Pembangunan perumahan rakyat harus dapat bertumpu pada usaha prakarsa serta sumber daya yang dimiliki masyara- kat sendiri. Dalam kaitan ini usaha pembangunan perumahan yang dilakukan oleh masyarakat akan terus didorong dan dibe- rikan rangsangan oleh Pemerintah antara lain berupa kredit pemilikan rumah, untuk konstruksi dan kredit serta penyediaan prasarana yang menunjang pembangunan perumahan dengan skala besar. Demikian pula akan dilakukan penyederhanaan prosedur perijinan menghambat prakarsa masyarakat. Penghimpunan melalui 450 tabungan akan dirang- sehingga dana tidak masyarakat sang, demikian pula akan dikerahkan dana-dana seperti dana asuransi, dan Tabungan Asuransi Pegawai Negeri yang dapat merupakan sumber dana murah untuk menggairahkan iklim pemba- ngunan perumahan. Dengan kegiatan demikian maka dana Pemerin- tah dapat lebih digunakan untuk hal-hal yang tidak dapat dilakukan masyarakat sendiri seperti untuk penyediaan prasarana luar, perbaikan lingkungan perumahan dan lainnya. Pembangunan pemukiman kota akan ditingkatkan lebih lanjut dengan lebih meningkatkan pemanfaatan tanah kota di dalam kawasan pemukiman yang ada maupun dengan membangun kawasan lingkungan pemukiman baru. Peningkatan pemanfaatan tanah di kawasan pemukiman yang ada dilakukan melalui program perema- jaan kota, dan konsolidasi pertanahan yang dapat menghimpun potensi sumber daya masyarakat sendiri sehingga tidak memberatkan anggaran Pemerintah. Selain itu cara pembangunan perumahan bertingkat akan tetap dilanjutkan terutama untuk menanggulangi kebutuhan perumahan di kota-kota besar yang berkepadatan penduduk tinggi. Sedangkan pemanfaatan tanah di da-erah pinggiran kota yang nilainya relatif masih rendah diusahakan untuk pembangunan pemukiman baru yang sedapat mungkin diusahakan dengan skala besar yang memungkinkan pengembangan pemukiman campuran antara pelbagai tingkatan pendapatan dalam masyarakat, sehingga tidak tumbuh pemukiman eksklusip kaya atau miskin. Pembangunan pemukiman dengan skala besar ini perlu disertai usaha perintisan oleh Pemerintah untuk lebih berperan dalam pengadaan tanah kota. Dengan jalan ini Peme-rintah dapat pula lebih membantu masyarakat berpenghasilan rendah yang memerlukan tanah untuk pembangunan perumahannya. Dalam peremajaan rangka pemanfaatan tanah di pusat kota maka usaha kota selain dalam kawasan-kawasan lingkungan peru- 451 mahan juga ditujukan untuk memperbaiki keadaan kawasan pusat kota. Berkaitan dengan usaha perbaikan lingkungan pusat kota ini akan dirintis usaha perbaikan kawasan pasar di kota-kota sedang dan kecil yang terutama ditekankan pada segi penyehat- an lingkungannya. Kawasan pasar di kota sedang dan kecil pada umumnya merupakan pula inti pusat kotanya. Perbaikan lingkungan kawasan pusat kota ini dilakukan secara terpadu yang meliputi pelbagai unsur prasarana dan sarana yang mendukungnya. Penyediaan prasarana lingkungan pemukiman akan terus ditingkatkan dengan memperluas jangkauan penduduk yang dilayani termasuk kota-kota yang langsung merupakan pusat pembangunan daerah transmigrasi. Penyediaan air bersih akan diusahakan lebih memanfaatkan kapasitas produksi air bersih yang sudah dibangun dalam Repelita III, dan untuk memantapkan tercapai-nya kebutuhan dasar air bersih dengan standar 60 liter per orang per hari. Penyediaan air bersih selain melayani kebutuhan kota secara normal juga akan menunjang kebutuhan pengembangan industri, pariwisata, pelabuhan, transmigrasi, serta pembangunan kawasan lingkungan perumahan baru di kota-kota dan desa yang menjadi pusat kegiatan tersebut. Untuk menunjang pembangunan air bersih yang semakin besar keperluan-nya akan dilakukan usaha penyediaan air baku untuk air ber-sih. Dalam Repelita IV akan dilakukan pula usaha rehabilitasi baik sistem produksi maupun sistem distribusi air bersih yang telah ada dan yang pelayanannya mengalami penurunan. Perluas- an jangkauan pelayanan air bersih akan disertai pula dengan usaha untuk terus meningkatkan pengelolaannya. Di samping itu pelembagaan badan usaha yang akan mengelola sistem penyediaan air 452 bersih akan ditetapkan secara mantap. Dalam hubungan ini Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) akan dimantapkan dan dibi di masing-masing Daerah Tingkat II sesuai dengan keperlu- na - an. Demikian pula akan diatur sistem tarip air bersih yang mencerminkan keadilan dan menjamin terjangkaunya pelayanan air bersih bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah, dengan tetap mengindahkan operasi dan pemeliharaan serta pengembangannya demi kelangsungan pelayanan penyediaan air ber- sih bagi masyarakat, termasuk dalam hal ini kredit dan bantu- an yang dapat diberikan pada konsumen yang lemah. Untuk mengimbangi kebutuhan akan prasarana pemukiman kota yang semakin meluas, serta untuk menunjang usaha perintisan perbaikan lingkungan perumahan kota yang telah dirintis dalam Repelita III maka penyediaan prasarana penyehatan lingkungan pemukiman untuk kota akan ditingkatkan. Dalam pembangunan sarana-sarana tersebut antara lain akan digunakan sistem padat karya. Pembangunan prasarana penyehatan lingkungan pemukiman akan diusahakan dengan lebih memanfaatkan cara modul yang te-lah di coba dalam Repelita III. Perbaikan sistem pembuangan sampah serta sistem pembuangan air kotor dan pemutusan (drainage) dimulai dengan pembangunan tahap awal, dan selanjutnya diharapkan dikembangkan oleh usaha masyarakat sendiri. Perbaikan dalam prasarana lingkungan dan pemukiman lingkungan kota secara kehidupan keseluruhan kota dan oleh akan meningkatkan karenanya harus mutu dapat dimanfaatkan pula untuk meningkatkan pendapatan kota sendiri supaya dapat lebih mengembangkan prasarana tersebut. Dalam pengadaan/pemugaran perumahan dan pemukiman di daerah pedesaan akan diutamakan daerah pemukiman transmigrasi dan daerah pemukiman kembali penduduk, serta akan diberikan perhatian pula pada desa-desa nelayan, desa-desa yang terpen453 cil, desa-desa kritis dan terbelakang. Peningkatan mutu perumahan di daerah pedesaan dalam rangka upaya pembangunan desa akan dilakukan secara lebih terpadu antar instansi. Keterpaduan ini mencakup kegiatan-kegiatan survei/studi desa, pemilihan lokasi, penyiapan masyarakat, penyuluhan teknik dan perintisan pemugaran perumahan dan lingkungannya, pembinaan dan pengembangan pemugaran perumahan dan lingkungan serta pembinaan dan pengembangan swadaya masyarakat dalam pembangunan dan perbaikan perumahan. Usaha pembangunan perumahan dan pemukiman akan memanfaatkan potensi gerakan dan organisasi masyarakat yang mempunyai pengaruh dan partisipasi yang luas seperti LKMD, yang selain dapat ikut menumbuhkan kesadaran dan pengertian masyarakat, dapat memperluas jangkauan pelayanan akan prasarana pemukiman. Demikian pula potensi ikut sertanya ABRI masuk desa, Pramuka, PKK, KKN, BUTSI, dan lain-lainnya akan disalurkan untuk membantu pembangunan perumahan dan pemukiman. Pembinaan keselamatan bangunan umum dengan upaya penataan bangunan umum akan ditingkatkan dalam Repelita IV. Dalam penataan bangunan ini akan diberikan perhatian pada usaha pembinaan penyelenggaraan pembangunan bangunan negara, serta pengembangan arsitektur Indonesia. Penyuluhan dan bimbingan terutama menyangkut teknik pembangunan dan produksi bahan bangunan. Bantuan dan rangsangan serta fasilitas kredit akan disalurkan secara berantai melalui usaha koperasi yang bekerjasama dengan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) dan organisasi-organisasi sosial desa lainnya. Usaha 454 pengembangan perangkat lunak yang diperlukan untuk pembinaan dan pengaturan, serta pelaksanaan pembangunan peru-mahan dan pemukiman akan ditingkatkan sampai pada taraf yang memadai untuk mengimbangi pembinaan dan kebutuhan pengaturan yang semakin ditekankan meningkat. pada penelitian Usaha dan pengembangan untuk menemukan teknologi sederhana, hemat dana, tepat guna, dan dapat diterapkan seca- ra massal; pendayagu-naan semua sumber daya termasuk dana, personel, serta operasi dan pemeliharaan setelah pembangunan; pengembangan partisipa- si dunia usaha, swasta, dan masyarakat, serta peningkatan kemampuan perencanaan dan penyiapan program yang lebih menjamin pembangunan pemukiman secara lebih terpadu. Kebijaksanaan pembangunan perumahan dan pemukiman ber-kaitan erat dengan kebijaksanaan di bidang lainnya seperti kebijaksanaan kependudukan, pengembangan wilayah, pertanahan, keuangan dan perkreditan, riset, teknologi, industri, dan lain sebagainya sehingga diperlukan langkah-langkah pening-katan dan pemantapan koordinasi yang dapat menyerasikan pelbagai kebijaksanaan tersebut. Dalam usaha pembinaan, akan ditingkatkan pengembangan produksi bahan bangunan yang memenuhi standar mutu, awet, harganya terjangkau serta memanfaatkan bahan baku lokal. Pengembangan bahan bangunan akan dilakukan melalui peningkatan usaha penelitian bahan bangunan pada laboratorium dan penelitian produksi bahan bangunan menuju pada pembinaan dan pengembangan industri bahan bangunan yang berorientasi pada pe-masaran. Dengan semakin besarnya volume pembangunan perumahan dan pemukiman yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya dan me- 455 merlukan tenaga yang trampil, maka usaha penyempurnaan efisiensi aparatur serta penambahan prasarana fisik yang memadai serta memanfaatkan perkembangan teknologi yang tepat guna akan ditingkatkan. Dalam kaitan dengan pengembangan peranserta dunia usaha akan ditingkatkan pembinaan industri konstruksi, yang antara lain meliputi perencana, kontraktor, dan penyalur. Pembinaan industri konstruksi akan ditekankan pada peningkatan kemampuannya agar secara berangsur-angsur dapat mengambil alih pera-nan serta mampu bersaing dengan unsur-unsur yang sama dari luar negeri, dan peningkatan mutu profesional di samping manajemen yang memadai. Pembinaan melalui registrasi dan klasifikasi, akan ditingkatkan dengan memperhatikan perkembangan konstruksi serta kesempatan usaha kemampuan unsur industri bagi golongan ekonomi lemah yang menjadi strategi nasional. IV. PROGRAM-PROGRAM Kegiatan pembangunan perumahan dan pemukiman dalam Repe- lita IV merupakan kelanjutan dan peningkatan serta pemantapan keserasian antar program dalam Repelita III. Keseluruhan pro-gram dan sasaran pembangunan perumahan dan pemukiman dalam Repelita IV adalah sebagai berikut : 1. Program Perumahan Rakyat a. Peningkatan mutu perumahan desa melalui pemugaran peru- - mahan desa yang sampai dengan Repelita III telah mencakup kurang lebih 10% dari jumlah seluruh desa makin akan diperluas dalam Repelita IV pada sekitar 10.000 lokasi desa lagi. Perbaikan mutu pemugaran perumahan desa tersebut lebih terkoordinasi dan lebih ter456 akan dilaksanakan secara padu sebagai kegiatan bersama antar instansi di lokasi yang sama sesuai dengan bobot fungsinya masing-masing. Perhatian khusus diberikan pada desa-desa nelayan, desa-desa kritis, terbelakang dan miskin, serta untuk penanggulangan darurat bencana alam. Dalam Repelita IV akan dilakukan pula usaha pengembangan serta pembinaan desa-desa yang sudah pernah mendapatkan pemugaran rumah sebelumnya, serta akan dilanjutkan dengan pembinaan perumahan desa di daerah transmigrasi, pemukiman kembali (resettlement) desa dan/atau masyarakat terasing merupakan serta desa-desa yang pusat-pusat pertumbuhan baru. b. Untuk peningkatan pembangunan perumahan di daerah pedesaan maka akan dilakukan kegiatan peningkatan mutu rumah dan lingkungan desa, pembinaan aparatur dan penyediaan sarana penunjang. Kegiatan pengadaan perumahan desa untuk desa transmigrasi dan pemukiman kembali akan ditingkat- kan. Semua kegiatan ini akan dilaksanakan secara lebih terpadu dan terkordinir. c. Perintisan perbaikan lingkungan perumahan kota akan dilaksanakan lebih terpadu dalam rangka perencanaan kota yang lebih mantap. Dalam Repelita IV kegiatan perintisan perbaikan lingkungan perumahan kota akan mencakup sekitar 400 kota dengan luas keseluruhan sekitar 15.000 ha kamyang diperbaiki dan melayani sekitar 3.000.000 pung orang. Dalam rangka usaha tersebut di atas akan dilaku- kan penyempurnaan serta pemantapan perbaikan lingkungan perumahan kota di 200 kota yang telah terjangkau oleh usaha perintisan dalam Repelita III dan sebelumnya, antara lain berupa tambahan prasarana menyalurkannya pembuangan air hujan mikro yang ke saluran pembuangan selanjutnya de457 ngan sistem padat karya, begitu pula untuk persampahan pembuangan air kotor. Kegiatan penyempurnaan perbaik- dan an lingkungan perumahan kota disertai dengan usaha perintisan pemugaran rumah. d. Dalam Repelita IV akan dimulai kegiatan perbaikan kawasan pusat kota di kota-kota sedang dan kecil dengan perintis- an perbaikan lingkungan pemukiman pasar yang meliputi sekitar 100 kota. e. Perintisan peremajaan kota yang dimulai dalam Repelita III akan dilanjutkan dan diperluas dalam Repelita IV de-ngan sasaran 50 ha di kota besar dan kota sedang. Dalam rangka penataan kembali perintisan penggunaan konsolidasi tanah kota akan dilakukan pertanahan yang pelaksanaan-nya dikaitkan dengan usaha peremajaan kota. Selain itu akan dilakukan perintisan penyiapan lahan untuk perumahan di kawasan pemukiman kota baru yang seluruhnya meliputi sekitar 6.000 ha, termasuk untuk kebutuhan pembangunan perumahan rakyat yang ditangani oleh Perum Perumnas. f. Pembangunan perumahan rakyat di daerah perkotaan dalam Repelita IV mempunyai sasaran sekurang-kurangnya 300.000 unit rumah, yang terbagi atas 140.000 unit rumah oleh Perum Perumnas dan 160.000 unit rumah oleh masyarakat dengan bantuan kredit pemilikan rumah oleh BTN serta mela- lui kegiatan-kegiatan koperasi dan dunia usaha yang bergerak di bidang perumahan. Program pembangunan oleh Perum Perumnas meliputi sekurang-kurangnya 120.000 unit rumah sederhana dan rumah inti, dan 20.000 unit perumahan flat serta kapling tanah matang yang antara lain akan dibangun dalam rangka peremajaan kota. Demikian pula akan dirintis 458 penyediaan perumahan rakyat untuk masyarakat berpengha- silan rendah yang tidak terjangkau oleh Perum Perumnas dan tenaga kerja muda/trampil yang berbentuk rumah sewa atau lainnya sebanyak sekitar 25.000 unit. Pembangunan perumahan akan dilakukan secara tersebar dengan memperhatikan kebutuhan kota-kota metropolitan dan kota-kota be-sar, kota-kota yang berkembang pesat, pusat-pusat pengembangan industri, pelabuhan, kawasan pariwisata, transmigrasi, dan pusat-pusat pengembangan wilayah. g. Dalam rangka mengembangkan prakarsa dan swadaya masyara- kat sendiri dalam pembangunan perumahan akan disediakan pelbagai fasilitas konstruksi, perangsang berupa kredit pemilikan kredit rumah antara lain kredit dan kredit per- baikan/pemugaran rumah serta penyediaan tanah dan prasa-rana luar lingkungan perumahan, yang diarahkan terutama pada usaha koperasi, organisasi non-komersial dan golong- an penghasilan rendah yang terorganisasikan, yayasan-yayasan perumahan, sistem arisan gotong royong, dan lain- nya. Peranan koperasi perumahan di berbagai daerah akan terus ditingkatkan, dengan kegiatan-kegiatan yang menca- kup antara lain penyediaan kredit, membangun rumah baru, menyediakan bahan bangunan serta meminjamkan peralatan bahan bangunan. Untuk mendorong kegiatan masyarakat tersebut penyuluhan serta pusat-pusat informa- maka kegiatan si pembangunan perumahan akan ditingkatkan. h. Dalam usaha-usaha yang disebutkan di atas akan dimanfaat-kan potensi-potensi organisasi yang dapat meningkatkan usaha pembangunan perumahan dan pemukiman, di antaranya LKMD, Gerakan Pramuka, ABRI Masuk Desa, KKN, BUTSI, dan lain sebagainya. 459 i. Peranan koordinasi kelembagaan dalam penyusunan kebijaksanaan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pembangun- an akan lebih ditingkatkan. Di samping itu akan dikembangkan lembaga pembiayaan yang lebih mantap untuk menunjang pembangunan perumahan dan pemukiman, termasuk di antaranya penyempurnaan organisasi serta kemampuan Bank Tabungan Negara untuk menjalankan fungsinya sebagai bank pemberi kredit pemilikan rumah. Pengembangan sistem hipo-tik perumahan akan mendapatkan perhatian pula dalam kelembagaan pembiayaan untuk pembangunan perumahan dan pemukiman. j. Pembinaan dan pengaturan akan dilakukan melalui kegiatan yang diarahkan pada pengembangan landasan hukum dan kebijaksanaan perumahan. Termasuk dalam kegiatan ini antara lain untuk penghunian perumahan, sistem pengadaan peruma-han termasuk mengembangkan organisasi proyek percontohan nonkomersial, untuk peranserta pembangunan dunia oleh usaha dan masyarakat, pengembangan bahan bangunan terma- suk pengembangan industri dan pemasaran bahan bangunan untuk perumahan rakyat, sistem pengendalian dan pengawas- an pelaksanaan program, serta peningkatan ketrampilan tenaga pembangunan perumahan dan pemukiman. k. Dalam rangka memadukan perencanaan dan penyusunan program pembangunan perumahan dan pemukiman maka dalam program ini akan dikembangkan pula kegiatan survey dan penyelidikan, perencanaan umum, pengkajian kelayakan, perencanaan dan penyusunan program dan anggaran, dan lain sebagainya. Di samping itu perencanaan dan penyusunan program untuk perumahan dan pemukiman diarahkan pada usaha yang lebih terpadu wujud 460 program pembangunan pemukiman kota dalam dan desa yang terintegrasi. 2. Program Penyediaan Air Bersih a. Guna memperluas pelayanan air bersih untuk masyarakat terutama golongan penduduk yang berpenghasilan rendah akan dilakukan usaha pemanfaatan kapasitas produksi air bersih yang meliputi sekitar 350 kota besar, sedang dan kecil, serta lebih dari 600 Ibukota kecamatan (IKK) yang sudah mempunyai sistem air bersih, dan pengadaan/pening-katan air bersih bagi sekitar 150 kota kecil lainnya. Di samping itu akan diusahakan pula pengadaan/peningkatan air bersih bagi sekitar 1.800 ibu kota kecamatan yang be- lum memiliki sistem air bersih. Kegiatan ini dirangkaikan pula dengan usaha rehabilitasi sistem produksi dan distribusi air bersih yang sudah mengalami penurunan kemam- puan pelayanan. Bagi sistem penyediaan air bersih yang baru berfungsi sebagian, yang dalam tahap uji coba, dan dalam persiapan untuk berdikari sebagai unit usaha maka masih diperlukan bantuan operasi dan pemeliharaan untuk menjaga kelancaran pelayanan air bersih. b. Penyediaan stok perpipaan dan peralatan untuk penyediaan bersih dapat membantu mempercepat pelayanan air ber- air sih, penanggulangan darurat dan sebagian lagi dapat dimanfaatkan antara lain untuk membantu daerah-daerah ter-pencil, dan membantu pelbagai usaha prakarsa masyarakat untuk ikutsertanya memperlancar pelayanan air bersih seperti Gerakan Pramuka, ABRI masuk desa, BUTSI, KKN, gerakan mahasiswa dalam rangka bakti kepada masyarakat, dan lain-lainnya. c. Sebagai bagian dari program penyediaan air bersih yang 461 semakin meningkat kebutuhannya akan dilakukan upaya penyediaan air baku dengan cara penggalian sumur-sumur dalam, pembuatan waduk untuk air baku air bersih, dan pengambilan mata air dengan pipa transmisi air baku, pengusahaan air baku untuk kepentingan penggunaan bersama beberapa kota, dan lain-lainnya. d. Upaya pemantapan kebutuhan dasar akan diteruskan agar dapat terwujud penyediaan kebutuhan dasar bagi kurang lebih 75% penduduk kota dengan standar rata-rata 60 liter per orang per hari, dengan memperhitungkan pula usaha prakar-sa dan swadaya masyarakat serta pembangunan air bersih yang dilakukan oleh sektor-sektor lainnya. e. Pembangunan sarana air bersih dikembangkan pula untuk melayani kebutuhan-kebutuhan khusus yang programnya diserasikan dengan program pembangunan di sektor lainnya, yaitu antara lain untuk menunjang transmigrasi, pemukiman pembangunan pelabuhan, baru. Untuk industri, kawasan-kawasan daerah pedesaan pariwisata, perumahan akan lebih dan di- tingkatkan penyediaan air bersih melalui INPRES Sarana Kesehatan. f. Pembinaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) akan dilanjutkan dan ditingkatkan sehingga secara bertahap di setiap Daerah Tingkat II telah dapat dibina Perusahaan Daerah Air Minum. Selain itu akan dilanjutkan pengembang-an landasan hukum dan pengaturan untuk penyediaan air bersih, penyuluhan kepada masyarakat, pengembangan partisipasi dunia usaha termasuk perencanaan dan pelaksanaan serta penyaluran bahan dan peralatan, pengendalian peningkatan serta penyediaan air bersih. 462 ketrampilan pengawasan tenaga, pelaksanaan dan kegiatan 3. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman a. Penyehatan Lingkungan (1) Perintisan pembangunan sistem makro saluran air hujan telah dimulai dalam Repelita III akan ditingkatkan yang dan diperluas sehingga dapat menjangkau jumlah kota yang lebih banyak, dengan prioritas utama pada kota-kota yang sudah mendapatkan perintisan perbaikan lingkungan peru- mahan kota dalam Repelita III. Dalam Repelita IV akan dirintis kegiatan rehabilitasi untuk membersihkan saluran air hujan yang ada dalam kota yang sudah tidak berfungsi karena tertimbun sampah dan kurangnya pemeliharaan di waktu sebelumnya meliputi sekitar 200 kota kecil, sedang dan besar antara lain akan ditangani melalui sistem padat karya. Kegiatan ini tidak terpisah dengan usaha perbaikan lingkungan pemukiman kota. Pembangunan tahap awal dan perbaikan sistem saluran air hujan makro untuk kota-kota besar akan dirintis pelaksanaannya di sekitar 10 kota be- sar dan metropolitan. (2) Perintisan sistem pembuangan sampah yang telah dimulai dalam Repelita III akan ditingkatkan dan diperluas dalam Repelita IV, sebagai penunjang yang penting terhadap usa- ha perbaikan saluran pembuangan air hujan. Kegiatan perintisan sebagai usaha pembangunan tahap awal akan dila- kukan dengan pembinaan terhadap sistem pengelolaan persampahan sehingga Pemerintah Daerah dapat mengelola sis- tem persampahan dengan cara berdikari. Sistem pembuangan sampah untuk kota-kota sedang dan kecil diprioritaskan perbaikan lingkung- pada kota-kota yang telah mendapatkan an perumahan kota pada Repelita sebelumnya. Pembangunan 463 tahap awal sistem pembuangan sampah yang akan dikembang- kan akan memanfaatkan sistem modul penanganan persampahan yang telah diteliti dan di coba dalam Repelita III. Untuk kota-kota besar akan diusahakan penanganan persampahan dengan skala lebih besar melalui sistem pembiayaan memba-yar kembali. Sasaran upaya pembuangan sampah adalah mengusahakan agar di setiap kota yang dikembangkan dapat dibersihkan 50% sampah rumah tangga dan seluruh sampah non-rumah tangga. (3) Sistem pembuangan air kotor akan dikembangkan terus pada sekitar 10 kota besar dan kota metropolitan dengan usaha agar sistem yang dibangun kemudian dapat membayar sen- diri. Untuk mengembangkan sistem tersebut maka akan dimu-lai dengan kegiatan perintisan di kawasan-kawasan terba- tas yang memberikan kontribusinya pada perbaikan lingkungan hidup, terutama untuk menanggulangi dan mengurangi pencemaran air di kawasan pemukiman yang padat. Upaya pem-buangan air kotor selanjutnya akan ditunjang dengan meningkatkan usaha sanitasi, berupa pembersihan air kotor dari kawasan perumahan yang padat serta pembangunan sarapemukiman yang padat mela- na mandi-cuci-kakus di daerah lui kegiatan perbaikan lingkungan perumahan kota. (4) Dalam rangka menanggulangi bencana alam serta kegiatan yang menuntut penanganan segera akan dilanjutkan penanggulangan darurat penyehatan lingkungan pemukiman. Untuk menunjang penanggulangan darurat ini akan dikembangkan peralatan untuk pembuangan persampahan pula cadangan dan alat-alat pemeliharaan untuk sistem pembuangan air hujan. (5) Dalam program penyehatan lingkungan pemukiman akan dilakukan pula 464 kegiatan untuk menunjang sektor lainnya, yaitu dengan mulai menangani sistem buangan dari industri dan penanggulangan pencemaran air yang diakibatkan oleh in-dustri dan rumah tangga, pembinaan sistem penyehatan lingkungan pemukiman di pemukiman transmigrasi dan daerah pemukiman kembali, pengembangan peningkatan sistem ketrampilan pemukiman, penyuluhan pelaksanaan program kelembagaan tenaga pada teknis dan pembangunan laboratorium pembiayaan, penyehatan lingkungan masyarakat penyehatan perencanaan dan penyiapan penelitian dan pengawasan lingkungan pemukiman, dokumen dan tender, serta pengujian untuk penyehatan lingkungan pemukiman (termasuk untuk air bersih). b. Penataan Bangunan Umum (1) Dalam Repelita IV akan ditingkatkan penyusunan peraturan bangunan dengan mengusahakan penetapan peraturan bangunan nasional, penyusunan peraturan bangunan setempat dan ka-wasan khusus industri, pariwisata, pusat-pusat kota, pendidikan, kawasan pusat kebudayaan dan lainnya ka-wasan yang merupakan kelanjutan dan peningkatan kegiatan Repe- lita III. (2) Sebagai upaya untuk lebih meningkatkan pembinaan pemba-ngunan bangunan umum dan bangunan negara akan dikembang- kan pelbagai standar seperti standar harga, standar tek- nis, standar administrasi serta pedoman pelaksanaan pembangunan bangunan negara; demikian pula ditingkatkan pengendalian pengadaan bangunan negara melalui usaha ban- tuan teknis dan persiapan proyek, peningkatan pengenda- lian proyek serta evaluasi penyelenggaraan proyek. (3) Dalam rangka penanggulangan bahaya terhadap keselamatan 465 bangunan umum maka akan dilaksanakan penyusunan pedoman serta sarana untuk pengaturan pencegahan bahaya kebakar- - an, bahaya rayap dan jamur, bahaya gempa, serta pemboros- - an penggunaan energi dalam bangunan umum dan bangunan negara. (4) Pengembangan sistem informasi bangunan yang meliputi penyusunan daftar kebutuhan bangunan dan kapasitas bangun- an, kemampuan kontraktor-konsultan dan pekerja, permasa-lahan teknis ekonomis dan hukum, serta biaya bangunan yang kesemuanya telah dimulai dalam Repelita III dan akan dilanjutkan serta terus ditingkatkan dalam Repelita IV. (5) Demikian pula akan ditingkatkan manajemen pembangunan yang meliputi produktivitas kontraktor, konsultan dan pekerja; kemampuan asosiasi profesi dan asosiasi perusaan; kemampuan pengelola proyek; dan ha- peningkatan sistem pembangunan. (6) Peningkatan pemanfaatan bangunan akan diusahakan melalui kegiatan peningkatan metode pengelolaan, metode perawatan teknis serta pedoman umur bangunan. (7) Demikian pula akan diberikan perhatian pada pengembangan arsitektur Indonesia untuk bangunan umum dan bangunan negara, termasuk untuk kawasan pariwisata, kawasan pusat kota, kawasan kebudayaan, dan lain sebagainya. (8) Sebagai bagian dari usaha pembinaan dan pengaturan bangunan umum maka akan ditingkatkan pembinaan ketrampilan te-naga keselamatan bangunan umum serta penyuluhan teknis bangunan umum. 4. Program wasan 466 Penyempurnaan Pembangunan. Efisiensi Aparatur dan Penga- Kegiatan dalam program ini akan ditekankan pada usaha untuk meningkatkan keseluruhan aparatur yang berkaitan dengan tugas pembangunan perumahan dan pemukiman melalui pengembang-an sistem informasi tata laksana pimpinan, sistem pengelolaan tenaga kerja dan organisasi, sistem pengelolaan keuangan, sistem pengelolaan perlengkapan, peralatan dan seluruh kekayaan negara, sistem pengelolaan perkantoran, sistem kerjasama internasional di bidang perumahan dan pemukiman serta pengembangan segi landasan hukum dan kebijaksanaan yang berkaitan dengan pembangunan perumahan dan pemukiman. 5. Program Peningkatan Prasarana Fisik Pemerintah. Pengembangan prasarana fisik dalam Repelita IV diutamakan pada kegiatan pengadaan dan penataan fasilitas kerja yang dapat mengimbangi pengembangan tenaga kerja, dengan memperhatikan pengadaan, perbaikan dan pemeliharaan penyediaan ruang yang memadai untuk peralatan dan mesin-mesin yang memerlukan ruangan khusus, untuk sarana peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan untuk menampung fungsi-fungsi yang karena si-fat tugasnya perlu ditampung dalam satu kesatuan ruang kerja. Dalam Repelita IV akan diberikan perhatian pula pada berbagai kebutuhan fasilitas kerja untuk pengendalian dan pengawasan proyek-proyek baik di daerah maupun di Pusat yang memadai dan disesuaikan dengan keperluan pengembangan dan mobilitas tena-ga kerja, serta operasi pelaksanaan tugas yang berdayaguna dan berhasilguna. 6. Program Penelitian Perumahan dan Pemukiman. Program penelitian perumahan dan pemukiman dalam Repelita IV mempunyai sasaran menghasilkan sistem pengelolaan untuk me- 467 nunjang kegiatan perumahan pemukiman melalui penelitian dan pengembangan bangunan gedung dan pemukiman (manual, standard, pedoman, kriteria, persyaratan teknis dan sebagainya). Penelitian dan pengembangan bangunan gedung dan pemukiman melipu- ti sasaran penelitian bahan bangunan, konstruksi dan kesela-matan bangunan umum, metode pembangunan, sistem pelaksanaan pembangunan perumahan massal, lingkungan pemukiman, peningkaserta pengembangan kerjasama antar negara berkem- tan tenaga bang di bidang perumahan dan pemukiman. Di samping itu akan dilaksanakan juga penelitian mengenai mekanisme pembiayaan yang paling tepat untuk pembangunan perumahan rakyat, terma- suk lembaga-lembaga keuangan. Sedangkan penelitian dan pengembangan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman diarahkan untuk mencapai sasaran penelitian penyediaan air bersih, sistem pembuangan air kotor, sistem penanggulangan persampahan, sistem saluran air hujan, dan peningkatan tenaga dan kerjasama antar negara berkembang di bidang air bersih Bersamaan dengan ke- dan penyehatan lingkungan pemukiman. giatan-kegiatan tersebut di atas, akan ditingkatkan pula kegiatan-kegiatan penelitian dan pengkajian terhadap kebijaksanaan dan kegiatan berbagai program di lingkungan sektor perumahan dan pemukiman dengan tujuan agar program-program dan proyek-proyek yang dilaksanakan dapat menjadi lebih berhasilguna dan berdayaguna serta dapat memperluas lapangan kerja. 7. Program Pendidikan Aparatur Pemerintah. Program pendidikan aparatur pemerintah yang menunjang sektor perumahan dan pemukiman diutamakan untuk menampung kegiatan peningkatan 468 ketrampilan tenaga bagi aparat pemerintah yang menangani pembangunan perumahan dan pemukiman, sedangkan peningkatan ketrampilan tenaga bagi aparat pemerintah daerah, dan pihak swasta yang menunjang pelaksanaan pembangunan perumahan dan pemukiman dilaksanakan melalui program masing-ma-sing. Program pendidikan aparatur pemerintah ini mempunyai sasaran untuk meningkatkan pengelolaan kegiatan dan penyelenggaraan latihan dan pendidikan pengelolaan di bidang perumahan pusat-pusat dan latihan pemukiman, dan meningkatkan pendidikan, serta mengembangkan sistem, metode dan perlengkapan/bahan pengajaran untuk pendidikan dan latihan di bidang perumahan dan pemukiman. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga yang trampil dalam pembangunan perumahan dan lingkungan pemukiman, akan diusahakan memenuhinya melalui pendidikan tenaga-tenaga pada sekolah-sekolah kejuruan teknik dan universitas. 469 TABEL 1 8 - 1 PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KEEMPAT, 1984/85 - 1988/89 (dalam jutaan rupiah) PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN No. Kode SEKTOR/SUB SEK1OR/PROGRAM 1984/85 (Anggaran Pembangunan) 1984/85-1988/89 (Anggaran Pembangunan) 11 SEKTOR PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN 432.728,0 2.980.558,1 11.1 Sub Sektor Perumahan Rakyat dan Pemukiman 432.728,0 2.980.558,1 11.1.01 Program Perumahan Rakyat 186.028,0 1.351.661,8 11.1.02 Program Penyediaan Air Bersih 208.177,0 1.359.235,1 11.1.03 Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman 38.523,0 269.661,2 470