BAB 29 PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB 29 PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL I. PENDAHULUAN Keikutsertaan masyarakat akan menentukan keberhasilan pembangunan dalam Repelita V. Apabila di satu pihak keberhasilan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila tergantung dari partisipasi masyarakat, maka di lain pihak pembangunan harus sebagai dapat peningkatan dinikmati secara kesejahteraan merata dan lahir adil dan oleh batin seluruh rakyat Indonesia. Kesejahteraan yang berkeadilan sosial sekaligus meningkatkan ketahanan nasional dan pada gilirannya akan meratakan jalan bagi generasi yang akan datang untuk mencapai masyarakat maju, sejahtera, adil, makmur dan lestari berdasarkan Pancasila. Selain itu, Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1988 menyatakan bahwa, dalam rangka memantapkan pertumbuhan demokrasi Pancasila, perlu lebih dikembangkan kemampuan dan kesempatan bagi mengungkapkan menyalurkannya masyarakat aspirasi dan dan kekuatan sosial kepentingannya, sehingga berkembang politik untuk menampung serta komunikasi politik timbal balik antar masyarakat serta antara masyarakat dengan pemerintah, dan dengan lembaga perwakilan rakyat. Dalam rangka ini pula maka wadah penyalur pendapat masyarakat terutama di pedesaan perlu terus dimantapkan dan ditingkatkan peranannya. 485 Garis-garis Besar Haluan Negara 1988 memberikan arahan mengenai peranan dan tugas penerangan serta media massa dalam Repelita V sebagai berikut: a. Penerangan bangsa dan harus media dapat massa sebagai membudayakan sarana Pancasila pembangunan dan Undang- Undang Dasar 1945 dalam semua segi kehidupan masyarakat dan meningkatkan kesadaran seluruh rakyat dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara, dan memelihara memperkokoh stabilitas nasional ketahanan yang nasional sehat dan dinamis. b. Pembangunan penerangan dan media massa nasional harus berdasarkan semangat dan jiwa Pancasila, agar penerangan dan media massa mampu menunjang pembangunan masyarakat Pancasila. Peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih ditingkatkan. c. Pembangunan penerangan dan media massa ditujukan untuk menciptakan iklim yang mendorong tumbuhnya peranan, partisipasi dan tanggung jawab masyarakat dalam pembangunan nasional. d. Pembangunan penerangan dan media massa sebagai wahana informasi dan komunikasi timbal balik antara sesama warga masyarakat dan antara masyarakat dan pemerintah, diarahkan untuk menggelorakan semangat pengabdian dan per- juangan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional, meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara, mempertebal rasa tanggung jawab dan disiplin nasional, memantapkan nilai-nilai budaya bangsa untuk mempertebal kepribadian Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, menyalurkan syarakat mengembangkan aspirasi dalam dan komunikasi menggairahkan pembangunan. Untuk itu sosial serta partisipasi ma- penerangan dan media massa harus meningkatkan pengabdian, tanggung jawab profesional, kemampuan dan kualitas sumber daya manusianya serta meningkatkan dan makin mendayagunakan prasarana dan sarananya. e. Dalam rangka meningkatkan peranan pers dalam pembangunan perlu ditingkatkan usaha pengembangan pers yang berda- sarkan Pancasila, pers yang sehat, pers yang bebas dan bertanggung fungsinya jawab, sebagai yaitu pers penyebar yang informasi dapat yang menjalankan obyektif dan edukatif, melakukan kontrol sosial yang konstruktif, menyalurkan aspirasi rakyat dan memperluas komunikasi dan partisipasi masyarakat. Dalam hal ini perlu terus dikembangkan interaksi positip antara pers, pemerintah dan masyarakat. f. Dalam rangka meningkatkan dan memperluas kegiatan penerangan di seluruh pelosok Tanah Air, perlu ditingkatkan pemanfaatan media penerangan seperti pers, radio, televisi, film, kantor berita, video, media tradisional dan forum dan komunikasi kebhinekaan pedesaan, masyarakat dengan mengindahkan kondisi serta kepribadian bangsa. Demikian pula perlu dilanjutkan dan ditingkatkan kegiatan serta jangkauan koran masuk desa. g. Agar kegiatan komunikasi sosial dan peranan media massa dapat makin efektif, perlu ditingkatkan jumlah dan mutu tenaga terdidik sesuai dengan tuntutan kemajuan tekno- logi komunikasi. 487 I I . KEADAAN DAN MASALAH Dalam Repelita IV pelaksanaan kegiatan sektor penerangan dan komunikasi sosial ditujukan untuk mengurangi kendala-kendala dan hambatan-hambatan dalam masyarakat, sebagai bagian dari usaha mempersiapkan masyarakat Indonesia menghadapi saat tinggal landas dalam Repelita VI. Dalam rangka ini diusahakan untuk membangkitkan persatuan dan semangat pengabdian, lebih memperkokoh kesatuan bangsa, mengembangkan kebudayaan dan kepribadian, serta mempertebal rasa tanggung jawab dan disiplin nasional. Untuk itu, komunikasi antara masyarakat dan pemerintah, serta antar kelompok prinsip keterbukaan masyarakat informasi, sendiri sebagai telah ditingkatkan perwujudan demi pen- capaian komunikasi sosial. Dalam Repelita IV sebagian besar informasi dan komunikasi sosial ditujukan pada masyarakat pedesaan, khususnya generasi muda dan wanita dengan tetap memperhatikan masyarakat perkotaan. Kegiatan komunikasi tersebut dilakukan melalui pemerintah, maupun berbagai media masyarakat, massa, ataupun baik yang melalui dimiliki komunikasi tradisional, termasuk komunikasi tatap muka. Pemerataan kuantita dan kualita informasi sampai ke pelosok pedesaan dilaksanakan dengan pendayagunaan media, sarana dan forum komunikasi sosial modern dan tradisional, dengan memperhatikan kenyataan budaya setempat. Pembangunan yang bersifat lintas sektoral telah melibatkan berbagai instansi dan masyarakat. Karenanya telah pula diadakan suatu keterpaduan fungsional antar instansi melalui Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (BAKOHUMAS) yang dibantu oleh sarana pelayanan informasi, yaitu Pusat-pusat Penerangan 488 Masyarakat (Puspenmas) di daerah-daerah kabupaten. Namun mengingat wilayah Republik Indonesia yang sangat luas serta jumlah penduduk yang berpencar-pencar, efektivitas BAKOHUMAS dan PUSPENMAS masih perlu ditingkatkan. Dalam yang rangka efektif, mendukung penerangan telah diadakan dan berbagai komunikasi sarana sosial pendukung, se- perti film pembinaan berbagai sektor pembangunan dan film dokumenter serta pesan-pesan pembangunan yang menggunakan kaset radio dan kaset video serta peralatan audio visual lainnya. Siaran radio dan televisi serta produksi film/rekaman video nasional dalam Repelita IV telah mengalami peningkatan mutu dan penyebarluasannya, sehingga mampu menjangkau sasaran khalayak yang lebih luas. Siaran radio telah mampu menjangkau 67% wilayah tanah air dan 80o penduduk Indonesia, sedangkan siaran televisi mencapai 32% wilayah negara dan 67% dari jumlah penduduk Indonesia. Berkat peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat dan ke- majuan di bidang industri radio dan televisi, pemilikan pesawat radio makin memasyarakat, bahkan sudah terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Pada akhir Repelita IV diperkirakan rata-rata setiap 5 orang memiliki satu radio. Stasiun penyiaran radio di Indonesia berjumlah 621 stasiun, terdiri dari 49 stasiun RRI, 135 stasiun radio milik pemerintah daerah dan instansi lainnya, dan 437 stasiun penyiaran milik swasta. Kekuatan pemancar radio siaran mencapai 3.164,5 KW terdiri dari 2.999 KW milik RRI dan 165,5 KW milik Pemda, Instansi lainnya dan swasta. Kegiatan penerangan luar negeri telah diusahakan untuk mendukung perwujudan citra positif Republik Indonesia di luar negeri serta mendukung diplomasi Indonesia. Selama Repe- 489 lita IV dilanjutkan penerbitan bahan-bahan penerangan tercetak dalam bahasa Inggeris, Perancis maupun bahasa Arab. Bahan-bahan lainnya telah disediakan dalam bentuk film dan kaset video. Selain itu sebagian komunikasi ke luar negeri juga didukung oleh siaran RRI yang ditujukan ke luar negeri dengan mempergunakan bahasa Indonesia, Malaysia, Inggeris, Perancis, Arab, Cina, Jerman, Spanyol dan Thai. Jumlah produksi film nasional ditingkatkan, baik untuk film penerangan maupun untuk film hiburan di bioskop maupun melalui televisi. Untuk menunjang peningkatan jumlah produksi tersebut telah dibangun pula sarana laboratorium film di Jakarta yang mampu melakukan pemrosesan dan pencucian film dengan kapasitas 2.000 kaki (feet) per jam. Juga telah diadakan penambahan sarana penyuntingan film, sinkronisasi suara dan kamera. Dalam bangsa, rangka telah pewarisan pula nilai-nilai diproduksi film sejarah perjuangan perjuangan kemerdekaan, film sejarah Orde Baru, film pemberontakan PKI di Madiun, film seri kepahlawanan, film dokumenter, film seri kartun, dan film bagi anak-anak. Selain itu, telah ditingkatkan pula komunikasi sosial politik antara pemerintah dan masyarakat, dan antar masyarakat sendiri dengan memanfaatkan media massa khususnya pers. Kegiatan ini telah memperlancar arus komunikasi sosial politik itu sendiri, misalnya peliputan berbagai kegiatan politik di Indonesia, seperti kegiatan Sidang Umum MPR 1988 melalui berbagai media massa dan lain-lain. Kegiatan tersebut telah mampu menggugah dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kehidupan kenegaraan. Dalam rangka pengembangan pers Pancasila, yakni pers yang sehat, bebas dan bertanggung jawab, serta berorientasi kepada 490 Pembangunan Nasional, telah dilakukan berbagai sarasehan dan kegiatan lainnya Persatuan oleh Wartawan Serikat Indonesia Penerbit (PWI), Surat Kabar Serikat (SPS), Grafika Pers (SGP), Dewan Pers dan lain-lain. Kebijaksanaan nasional untuk menunjang muatan (volume) informasi penyuluhan teknis ke daerah pedesaan telah dilakukan melalui Koran Masuk Desa (KMD), yang sekaligus telah membantu penyebaran pers daerah. Dalam yang Repelita cukup IV terjadi menggembirakan. perkembangan Apabila dalam persuratkabaran tahun 1980, satu surat kabar dibaca sekitar 11 orang yang berpendidikan tamat SD ke atas (atau sekitar 25 orang berpendidikan tidak tamat SD ke atas), maka dalam tahun 1985, satu surat kabar dibaca oleh sekitar 9 orang tamatan SD ke atas (atau sekitar 19 orang berpendidikan tidak tamat SD ke atas). Sementara itu sirkulasi surat kabar mengalami 1988, dibandingkan peningkatan dengan akhir 37,39% Repelita pada III. awal tahun Selain itu, terbitan majalah juga mengalami kemajuan. Usaha masyarakat canggih, untuk lebih mendekatkan pedesaan, seperti telah penggunaan televisi dalam memanfaatkan energi berbagai surya sebagai jangkauan teknologi pembangkit tenaga listrik bagi pesawat penerima TV umum di Daerah Istimewa Yogyakarta dan lain-lain. Sebaliknya berbagai Pemerintah Daerah sendiri telah memprakarsai pengadaan berbagai antena parabola distribusi, bagi beberapa daerah terpencil di propinsinya. Dalam rangka pemanfaatan berbagai saluran komunikasi media dan bukan media, formal dan informal, masalah yang dihadapi adalah peningkatan kuantitas dan kualitas daya jangkau baik media formal maupun informal. Hal ini sangat diperlukan 491 untuk mengatasi kelangkaan tersedianya informasi pembangunan bagi sebagian penduduk terutama di daerah-daerah terpencil. Selain itu juga dihadapi masalah kecepatan arus informasi Sehingga komunikasi tidak hanya bersifat informatif, tetapi justru memungkinkan partisipasi yang lebih aktif dan dinamis dan tepat pada waktu yang dibutuhkan. Mengingat tugas yang sangat luas yang mencakup seluruh kehidupan bangsa, khususnya dalam mempersiapkan mental masyarakat Indonesia dalam memasuki tahap lepas landas, salah satu masalah penting adalah bagaimana membina keterpaduan dan kerja sama antar instansi maupun antara pemerintah, pers dan masyarakat. Dalam hal ini, komunikasi jujur, terbuka, dua arah dan saling mempengaruhi secara positif harus dikembangkan. Masalah lain adalah pengembangan penerangan dan komunikasi sosial yang berkaitan dengan perubahan mental untuk memungkinkan pengembangan kemampuan pertumbuhan ekonomi dari bawah, pengurangan ketergantungan sosial ekonomi yang berlebihan, sehingga komunikasi dari bawah ke atas dan komunikasi dua arah lebih mampu menghasilkan partisipasi aktif masyarakat yang bersifat mandiri. I I I . KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH Sesuai dengan amanat GBHN 1988, maka kebijaksanaan dan langkah-langkah pembangunan di sektor penerangan dan komunikasi sosial dilakukan dengan berpegang kepada hal-hal sebagai berikut: a. Seluruh usaha pembangunan Nasional adalah kegiatan nyata pengamalan Pancasila. b. Pembangunan Repelita V memiliki dimensi ganda yaitu mencapai sasaran-sasaran tahap akhir dari Pembangunan Jangka 492 Panjang Pertama dan sekaligus merupakan persiapan untuk mempersiapkan landasan untuk pembangunan Jangka Panjang Kedua. c. Penerangan dan komunikasi sosial mendukung terlaksananya proses pembangunan dari bawah, yaitu peningkatan kemampuan dan, kemandirian masyarakat dalam rangka meningkatkan partisipasi aktif, masyarakat, demi pengembangan dan pemantapan Demokrasi Pancasila. d. Upaya penerangan diarahkan agar berorientasi kepada untuk mendorong peningkatan masyarakat kualitas manusia dan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan mengembangkan iklim gemar ilmu pengetahuan dan teknologi serta tetap berpegang teguh kepada budaya bangsa. e. Upaya penerangan pembangunan kawanan dan sosial kekeluargaan diarahkan untuk hasil-hasilnya, serta dalam memantapkan kehidupan mendukung pemerataan meningkatkan kesetia- semangat perilaku dan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. f. Pembangunan Repelita V dilaksanakan dalam keterkaitan antar sektor dan antar berbagai lembaga pembangunan. g. Pembangunan dalam Repelita V merupakan pembangunan yang terjadi dalam suatu keadaan alih generasi sehingga pembangunan sumber daya manusia khususnya generasi muda, sekaligus berarti pembangunan kebangsaan Indonesia. 1. Kegiatan Penerangan dan Komunikasi Sosial dengan Pendekatan Budaya. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya kebu- dayaan nasional yang berlandaskan Pancasila yang memberikan 493 wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan. Dengan demikian pembangunan nasional Indonesia merupakan pembangunan yang berbudaya. Untuk dan tercapainya komunikasi sosial tujuan akan tersebut diarahkan di atas, agar penerangan dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya rasa tanggung jawab sosial dan kesetiakawanan sosial, disiplin nasional serta sikap budaya yang mampu menjawab tantangan dalam kebersamaan, pembangunan, tenggang rasa, seperti musyawarah sikap untuk mandiri mufakat, berwawasan masa depan, kerja keras, jujur dan ksatria, hemat, cermat, sederhana, tertib, menghargai waktu, penuh pengabdian dan sebagainya. Di samping itu, penerangan dan komunikasi sosial juga diarahkan untuk mendukung upaya pembaharuan termasuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penerangan penyampaian dan komunikasi informasi sosial hasil-hasil juga pembangunan merupakan upaya nasional yang memacu usaha-usaha pembauran bangsa, baik di bidang ekonomi maupun sosial budaya, dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta memantapkan ketahanan nasional. Sehu- bungan dengan itu dalam berbagai kegiatan penerangan dan komunikasi sosial antara lain akan diusahakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk mendukung pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa kebanggaan dan menjadi wahana komunikasi sosial dan ilmu pengetahuan. Sejalan dengan upaya pembinaan dan pengembangan bahasa, kegiatan penerangan dan komunikasi sosial juga akan mendukung upaya pemeliharaan, pembinaan dan pengembangan bahasa daerah. Dengan demikian akan diperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia 494 serta khazanah kebudayaan nasional sebagai salah satu unsur kepribadian bangsa. Termasuk dalam hal ini adalah upaya untuk mendorong penulisan karya-karya sastra. Dalam rangka upaya mengembangkan kebudayaan bangsa yang berkepribadian kegiatan dan penerangan berkesadaran dan nasional, komunikasi sosial dalam juga Repelita V mengupayakan untuk ikut mengangkat nilai-nilai sosial budaya daerah yang luhur, dan nilai-nilai sosial budaya dari luar yang positif diperlukan untuk pembaruan dalam proses pembangunan. Sejalan dengan itu penerangan dan komunikasi sosial akan diarahkan untuk mampu mencegah sikap-sikap feodal dan kedaerahan yang sempit serta pengaruh kebudayaan asing yang negatif. Dalam menyelenggarakan kegiatan penerangan dan komunikasi sosial dengan pendekatan kebudayaan, juga akan diupayakan untuk mendukung makin terbukanya peluang bagi masyarakat luas untuk berperan aktif, dalam proses pengembangan kebudayaan nasional dan dalam menikmati hasil-hasilnya. 2. Kegiatan Penerangan dan Komunikasi Sosial untuk Mendukung Pembangunan Sosial Ekonomi Bangsa Kegiatan tentang ini bertujuan kebijaksanaan, untuk rencana, dan menyampaikan pesan-pesan pelaksanaan pembangunan sosial ekonomi dan hasil-hasilnya. Dengan tujuan tersebut diharapkan dapat dibangkitkan peran serta aktif dan dinamis masyarakat dalam proses pembangunan tersebut. Dalam penyampaian pesan-pesan tersebut antara lain akan ditekankan pentingnya peningkatan kualitas manusia sebagai kekuatan utama pembangunan dan sekaligus tujuan pembangunan. Komunikasi sosial juga akan diusahakan untuk mendukung perubahan sosial ekonomi bangsa, mendorong proses alih tekno495 logi dalam upaya meningkatkan produktivitas barang dan jasa dalam rangka memperkuat kekuatan ekonomi nasional, antara lain di sektor pertanian, industri, pertambangan, pariwisata dan perdagangan. Untuk itu komunikasi sosial yang mendorong perubahan sosial ekonomi bangsa akan didukung dengan upaya penerangan untuk penyebarluasan pesan-pesan pembangunan melalui berbagai jaringan komunikasi milik pemerintah maupun masyarakat. Pesan pembangunan itu ditujukan untuk menggerakkan semangat kerja, produktivitas, memperluas kesempatan usaha dan lapangan kerja, serta mengembangkan iklim investasi. Penerangan dan komunikasi sosial akan diusahakan agar supaya lebih banyak memberi, informasi dan bimbingan untuk membuka dan memanfaatkan peluang yang dapat mendatangkan nilai ekonomi, seperti pendayagunaan sumber daya lokal, nilai tambah, penerobosan kebijaksanaan ekonomi dan perluasan pasar, yang pada gilirannya akan memberi dampak positif bagi perbaikan ekonomi rakyat, terutama kelompok masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dengan penghasilan yang masih rendah, seperti buruh tani, petani penggarap yang tidak mempunyai lahan, petani berlahan sempit, peternak kecil, nelayan, pengrajin dan sebagainya. Selain itu komunikasi sosial maupun komunikasi media massa akan diusahakan untuk mampu memberi informasi dan penjelasan kepada masyarakat tentang fungsi dan Pesan dari peningkatan pendapatan itu sendiri. Partisipasi aktif segenap lapisan masyarakat dalam pembangunan diusahakan semakin meluas dan merata, baik dalam memikul beban pembangunan, maupun dalam pertanggungjawaban atas pelaksanaan pembangunan, begitu pula di dalam menerima kembali hasil pembangunan. Untuk itu akan diusahakan terciptanya suasana kemasyarakatan yang mendukung 496 cita-cita pembangunan, serta terwujudnya kreativitas dan otoaktivitas di kalangan rakyat. Kegiatan komunikasi sosial juga diusahakan untuk men- dorong perwujudan pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan yang bertumpu pada Trilogi Pembangunan, dengan menekankan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian komunikasi sosial diarahkan untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Melalui penerangan dan komunikasi sosial, masyarakat akan lebih disadarkan terhadap ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut yang saling mengait dan perlu dikembangkan secara selaras, terpadu dan saling memperkuat. Oleh karena itu berbagai siaran pendidikan melalui radio dan televisi pemerintah dan swasta maupun pers ditujukan untuk meningkatkan kemajuan kecerdasan dan kemampuan bangsa serta kesejahteraan seluruh masyarakat. Komunikasi sosial juga dilakukan untuk membimbing pertumbuhan dan meningkatkan kemampuan golongan ekonomi lemah guna berpartisipasi dalam proses pembangunan sehingga dapat berdiri sendiri antara lain dengan peningkatan kegiatan koperasi. Informasi ekonomi kepada masyarakat mencakup informasi tentang kebijaksanaan perkreditan untuk koperasi serta pengusaha golongan ekonomi lemah termasuk yang berusaha di sektor informal dan tradisional. Informasi yang diperoleh melalui komunikasi sosial diarahkan agar mampu menggerakkan dan menumbuhkan kemampuan masyarakat, kemampuan daya saing dan produktivitasnya dalam rangka lebih menggerakkan pertumbuhan ekonomi dari bawah serta mendorong pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. Dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi, 497 koperasi makin dikembangkan dan ditingkatkan kemampuannya serta dibina dan dikelola secara efisien. Dalam Repelita VI masyarakat Indonesia bertekad memasuki era industri, sehingga menjelang lepas landas selama Repelita V, masyarakat Indonesia harus disiapkan untuk mampu menanggapi tantangan dari proses pembentukan masyarakat industri yang sejak beberapa waktu telah mulai dialami oleh masyarakat Indonesia. Untuk itu, salah satu sasaran penerangan dan komunikasi sosial adalah untuk membangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dalam pembangunan sehingga terwujudlah suatu masyarakat industri yang berkepribadian Indonesia, yaitu masyarakat industri yang memperhatikan syarat-syarat : memberikan kesempatan kerja yang banyak, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, menggunakan alat-alat yang sebanyak mungkin dihasilkan sendiri dan mampu untuk dipelihara sendiri, mendukung tercapainya untuk sasaran pembangunan mempergunakan teknologi dan yang mempertinggi lebih maju keterampilan di kemudian hari. Penerangan dan komunikasi sosial Repelita V akan diarahkan sedemikian rupa sehingga lebih memperlihatkan pendekatan keterkaitan antar sektor dan antar bidang seperti memuat pesan-pesan pembangunan, sosial ekonomi, sosial budaya kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan dan perbaikan gizi, pelayanan sosial, olah raga, kesejahteraan anak dan remaja, peranan generasi muda, peranan wanita, lingkungan hidup, perumahan dan pemukiman serta kelestarian alam. 498 3. Kegiatan Komunikasi Sosial Politik Bangsa Berdasarkan Pancasila Mengingat stabilitas nasional merupakan syarat mutlak bagi kesinambungan, kelangsungan dan keberhasilan pelaksanaan pembangunan nasional, komunikasi media massa, komunikasi formal dan informal akan selalu diusahakan meningkatkan daya upayanya untuk menciptakan dan mempertahankan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis, sehingga mampu memelihara dan mengembangkan kontrol sosial yang konstruktif melalui pers dan media massa. Dalam rangka inilah ditingkatkan kemampuan pers dan media massa yang berdasarkan Pancasila, sehingga pers dan media massa mampu menjadi media massa formal yang sehat, bebas, dinamis dan bertanggung jawab. Media massa diusahakan untuk melakukan peran sebagai penyebar informasi yang obyektif, mendidik dan berorientasi ke masa depan, mampu melakukan kontrol sosial yang konstruktif, serta menyalurkan aspirasi bermutu dari masyarakat. Dalam hal ini akan terus dikembangkan interaksi positif antara pers, pemerintah dan masyarakat. Pendayagunaan media massa modern dan tradisional sebagai sarana komunikasi sosial timbal balik antara pemerintah dan masyarakat serta antar sesama anggota masyarakat dalam Repelita V akan lebih memperhatikan hasil guna (efektivitas) sosial politik. Untuk itu dijalin kerja sama dengan para pemimpin pendapat di tengah masyarakat pedesaan dan perkotaan, dalam komunikasi sosial timbal balik dan dimasyarakatkan sikap positif dalam hidup ber-Pancasila. Melalui komunikasi sosial politik, kehidupan masyarakat yang bersendikan hukum akan dimasyarakatkan, sehingga kepastian dan ketertiban hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran makin terwujud dan hukum benar-benar mampu menjadi 499 pengayom masyarakat, memberi rasa aman, menciptakan lingkungan dan iklim yang mendorong kegairahan, kreativitas, partisipasi masyarakat dalam pembangunan, serta mendukung pemantapan stabilitas nasional. 4. Kegiatan Komunikasi Untuk Sasaran Khusus Mengingat sangat bhinnekanya budaya, tingkat pendidikan maupun tingkat sosial ekonomi masyarakat Indonesia, maka komunikasi tentang pembangunan sektoral perlu mempertajam pesanpesannya sesuai dengan kelompok khalayak sasaran khusus seperti: generasi muda, wanita, masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, serta sesuai tingkat pendidikan maupun profesi khalayaknya. Beberapa langkah yang akan diambil demi penajaman pesanpesan Pembangunan sesuai khalayak sasaran ialah pengadaan pesan-pesan pembangunan yang mengacu pada segmentasi khalayak dengan data dasar khalayak pedesaan dan wilayah perkotaan, pemanfaatan saluran komunikasi tradisional yang serba aneka, motivasi tentang maksud dan tujuan pembangunan secara lengkap dan benar, dan informasi yang berorientasi pada kebutuhan khalayak. a. Generasi Muda Mengingat sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam pembangunan nasional serta harapan bangsa, penyiapan dan persiapan generasi muda yang berkualitas, tangguh, berdisiplin, kreatif, mandiri, bertanggung jawab dan berkemauan bekerja keras serta berwawasan masa depan, perlu ditunjang oleh proses dan struktur komunikasi yang memadai. 500 Generasi muda sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional, akan diarahkan untuk menjadi kader penerus perjuangan bangsa dan manusia pembangunan yang berjiwa Pancasila. Kegiatan komunikasi sosial ikut membina dan mengembangkan generasi muda secara terpadu lintas sektor tanpa melupakan khalayak generasi termuda, yaitu Balita. Hal ini mengingat generasi muda merupakan potensi bangsa di masa depan dalam semua sektor, sehingga pendidikannya merupakan tanggung jawab bersama antara orangtua, ke- luarga, masyarakat, lingkungan pemuda dan pemerintah. Untuk itu siaran-siaran radio dan televisi serta pers akan memusatkan perhatian pada kelompok umur khalayak 15 - 29 tahun secara lintas sektoral, khususnya yang merangsang kemampuan kreativitas dan produktivitas bangsa. Pembinaan dan pengembangan generasi termuda dimulai antara lain melalui upaya-upaya untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menanamkan dan menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanam nilai-nilai idealisme, patriotisme dan harga diri, berwawasan ke masa depan, memperkokoh kepribadian, berdisiplin dan bertanggung jawab, berbudi pekerti serta mengembangkan kemandirian generasi muda, memupuk kesegaran jasmani dan mental berdaya kreasi. Selanjutnya generasi muda dipersiapkan dalam kepemimpinan, berminat terhadap ilmu pengetahuan, sehingga berjiwa berketerampilan, pelopor serta bersemangat kerja keras berpartisipasi aktif dalam Pembangunan Nasional. Selain itu pendidikan politik generasi muda akan diarahkan pada mempertebal kesadaran pemuda sebagai warga negara yang bertanggung jawab terhadap kehidupan serta masa depan bangsa dan negara, dalam rangka lebih memantapkan perwujudan 501 Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan, berbangsa dan bernegara. Komunikasi tentang pembangunan yang ditujukan kepada generasi muda dilakukan demi pengembangan suasana kepemudaan yang sehat dan tanggap terhadap tantangan pembangunan masa depan, sehingga meningkatkan kegiatan kepemudaan yang berdaya guna dan berhasil guna. Semua ini menunjang pemantapan fungsi dan peranan wadah-wadah kepemudaan seperti KNPI, Pramuka, Karang Taruna, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Organisasi Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dan organisasi fungsional pemuda lainnya. b. Wanita Peran wanita dalam pembangunan makin meningkat dan terutama ditujukan kepada sekitar 82 juta orang wanita dalam masa Repelita V yang perlu ditingkatkan kemampuannya dalam menikmati kesempatan-kesempatan pembangunan guna meningkatkan derajat dan martabatnya. Karena itu pesan-pesan pembangunan akan memperhatikan wanita, demi partisipasinya yang lebih berdaya guna dan berdaya hasil dalam setiap sektor pembangunan. Untuk itu akan diperhatikan pula usia kelompok khalayak wanita. Pesan-pesan komunikasi tentang pembangunan yang tertuju pada wanita memperhatikan pengarahan-pengarahan GBHN 1988 bagi wanita sebagai berikut: (1) Wanita, baik sebagai warga negara maupun sebagai sumber insani bagi pembangunan mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria di segala bidang kehidupan bangsa dan dalam segenap kegiatan pembangunan. Sehubungan dengan itu kedudukannya dalam masyarakat dan peranannya dalam pem- 502 bangunan perlu terus ditingkatkan serta diarahkan sehingga dapat meningkatkan partisipasinya dan memberikan sumbangan bangunan bangsa yang sebesar-besarnya sesuai dengan kodrat, bagi pem- harkat dan martabatnya sebagai wanita. (2) Peranan wanita dalam pembangunan berkembang selaras dan serasi dengan peranannya luarga dalam sehat, ngembangan perkembangan mewujudkan sejahtera generasi dalam rangka susnya bagi perlu lebih dan manusia remaja ditingkatkan jawab dan mengembangkan ke- bahagia, terutama pembangunan anak dan dan muda tanggung termasuk anak dan seutuhnya. sebagai pengembangan pe- remaja tunas Khubangsa berbagai as- pek kehidupannya seperti gizi, kesehatan, pendidikan termasuk hak-haknya, jasmani, pendidikan demi perkembangan pribadian agama kelangsungan serta rohani, keserasian serta perlindungan hidup, pertumbuhan kecerdasan hidup dan dalam ke- bermasya- rakat. (3) Kemampuan rangka dalam wanita meningkatkan pembangunan, perlu lebih peranan melalui dikembangkan dan tanggung peningkatan dalam jawabnya pengetahuan dan keterampilannya terutama untuk dapat lebih memanfaatkan kesempatan kerja di berbagai bidang. Untuk itu dikembangkan nilai-nilai ekonomis produktif, khususnya di daerah pedesaan, dengan lebih memasyarakatkan teknologi produksi yang terjangkau oleh rakyat kecil. Sejalan dengan itu perlu lebih dikembangkan iklim sosial budaya yang lebih mementingkan wanita untuk makin berperan dalam pem- bangunan. 503 (4) Dalam rangka pembangunan, mendorong akan makin partisipasi wanita dalam ditingkatkan kesejahteraan keluarga antara lain, melalui Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebagai gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai penggeraknya. c. Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan Komunikasi dengan masyarakat pedesaan dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Komunikasi tentang pembangunan pertanian dengan masyarakat tani ditingkatkan demi peningkatan pendapatan dan taraf hidupnya, seperti petani, peternak, dan nelayan dengan memperhatikan pendayagunaan Zona Ekonomi Eksklusif untuk mencapai tujuannya. (2) Peningkatan lingkungan masa kemampuan hidup depan, kelestarian untuk dengan sumber kepentingan peningkatan alam pertanian pengusahaan dan di dan pengelolaan serta pemanfaatan teknologi yang tepat pada usaha-usaha pertanian. (3) Peningkatan produksi pangan dilanjutkan untuk mempertahankan kemampuan swasembada pangan di masa depan, antara lain melalui peningkatan efektivitas penanganan pasca panen, kebijaksanaan kerja yang layak bagi petani produsen maupun konsumen, pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, peningkatan pembinaan usaha tani serta perluasan dan pemanfaatan lahan termasuk pemanfaatan lahan kering, pekarangan dan rawa. 504 (4) Peningkatan produksi perikanan, guna memenuhi kebutuhan pangan dan gizi serta melanjutkan peningkatan ekspor dan pemasyarakatan usaha budi daya di daerah pantai, daerah tambak dan air tawar, usaha penangkapan di daerah pantai dan lepas pantai serta usaha pendayagunaan Zona Ekonomi Eksklusif yang ditunjang oleh pengembangan guna, penyuluhan dan prasarana, dan pemanfaatan dan pembinaan, kemampuan teknologi penyediaan pemasaran serta tepat sarana partisi- pasi swasta. Pengetahuan masyarakat akan ditingkatkan mengenai hal-hal tersebut di atas, dan perhatian khusus informasi akan diberikan terhadap usaha perlindungan dan pengembangan perikanan rakyat melalui koperasi dalam rangka serta keikutsertaan meningkatkan usaha pendapatan dan swasta taraf hidup nelayan serta memajukan desa-desa pantai. (5) Dalam turut mengendalikan pertumbuhan penduduk, penerangan dan komunikasi sosial khusus untuk masyarakat pedesaan ditujukan untuk menyadarkan penduduk yang berada pada daerah yang padat dan tinggi laju pertumbuhannya, akan masalah yang perlu diatasi khusus di daerah pedesaan. d. Komunikasi Internasional Partisipasi masyarakat dalam ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial menuntut adanya informasi internasional kepada masyarakat. Selain itu penerangan dan komunikasi sosial perlu menunjang peningkatan kegiatan di berbagai forum internasional, baik bilateral, regional maupun internasional, seperti 505 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ASEAN, Gerakan Nonblok, Organisasi Konferensi Islam dan sebagainya. Dalam rangka mewujudkan Tata Ekonomi Dunia Baru, komunikasi internasional terus ditingkatkan untuk menggalang dan memupuk solidaritas dan kesatuan sikap serta kerja sama antar negara berkembang, guna meningkatkan kemandirian bersama antar negara-negara tersebut. Khususnya di wilayah Asia Tenggara, kerja sama antara negara anggota ASEAN akan terus diperluas, komunikasi internasional ditingkatkan dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional masing-masing negara anggotanya sambil memperkuat ketahanan regional, menuju terwujudnya Kawasan Asia Tenggara yang damai, bebas-aktif, dan sejahtera. GBHN 1988 mengarahkan, agar setiap perkembangan, per- ubahan dan gejolak dunia, baik politik maupun ekonomi harus terus dapat diikuti oleh masyarakat secara seksama, sehingga dapat diketahui sedini mungkin hal-hal yang dapat mempengaruhi stabilitas nasional Indonesia secara positif maupun negatif. Dengan memiliki cukup informasi internasional langkahlangkah yang tepat dapat diambil. Hal ini mengingat bahwa pembangunan di dalam negeri dan perkembangan dunia selalu berkaitan dan mungkin dapat mempengaruhi proses pembangunan secara positif internasional maupun dapat negatif. menunjang Selain serta itu, peluang-peluang mempercepat pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional. Komunikasi Internasional ditujukan untuk meningkatkan citra positif Indonesia berdasarkan keberhasilan-keberhasilan pembangunan yang telah dicapai. Selain itu kegiatan komunikasi internasional juga akan lebih membuka wawasan bangsa Indonesia terhadap perkembangan dunia internasional dengan lebih 506 cepat dan mutakhir. Dengan demikian diharapkan dapat berdampak positip terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan dalam Repelita V. IV. PROGRAM-PROGRAM Kebijaksanaan kasi sosial pembangunan sebagaimana penerangan, diuraikan diatas, pers dan dijabarkan komunilebih lanjut dalam program-program berikut ini. 1. Program Pengembangan Operasi Penerangan Sesuai dengan amanat GBHN 1988, informasi pembangunan yang diperlukan oleh masyarakat maupun pemerintah khususnya arus komunikasi yang kuat dari bawah ke atas akan lebih dikembangkan. Dialog antara pemerintah dan lembaga-lembaga media serta lembaga-lembaga sosial masyarakat akan ditingkatkan sebagai perwujudan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan. Untuk itu diperlukan aparatur dan wartawan yang peka terhadap perkembangan masyarakat, makin mampu menganalisa kejadian dan perkembangan, sehingga dapat memberikan pelaporan dan pemberitaan yang lebih tepat kepada masyarakat dan pemerintah. Selain itu wartawan dan aparatur akan ditingkatkan kemampuannya untuk merumuskan dan menyampaikan informasi pembangunan maupun kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah kepada masyarakat yang sesuai bagi masing-masing kelompok khalayak. Kemampuan ini mencakup pendekatan terhadap kelompok khalayak perkotaan maupun pedesaan serta masing-masing kelompok profesi dan khalayak sesuai dengan pendidikan dan daya tangkapnya. Pendekatan ini sekaligus akan memperbaiki tingkat 507 sosial ekonomi serta tingkat pendidikan khalayak. Juga kerja sama antar departemen teknis dengan masyarakat dilakukan secara psikologis-persuasif serta memperhatikan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan nilai-nilai positif budaya bangsa. Hal ini di laksanakan, mengingat bahwa pembangunan adalah untuk manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia, dengan manusia Indonesia sekaligus sebagai pelaku pembangunan yang memiliki harkat dan martabat yang tinggi. Dalam kaitan ini Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (BAKOHUMAS) akan diusahakan mampu berperan sebagai koordinator informasi lintas instansi serta lintas sektoral, penyebaran informasi pembangunan menjadi lebih effektif sekaligus menghindari informasi yang tumpang tindih yang membingungkan khalayak. Termasuk dalam kaitan ini pengembangan pola informasi pembangunan bagi masyarakat transmigrasi dan masyarakat di daerah perbatasan yang akan lebih dikembangkan. Pendekatan koordinatif BAKOHUMAS juga mencakup kegiatan komunikasi dengan organisasi-organisasi organisasi-organisasi Wartawan Indonesia), profesional SPS (Serikat kemasyarakatan seperti: Penerbit PWI serta (Persatuan Suratkabar) dan SGP (Serikat Grafika Pers). Melalui Program Pengembangan Operasi Penerangan ini akan dikembangkan penerangan yang sehat sehingga rakyat mengetahui dengan jelas tujuan dan arah pembangunan yang akan ditempuh dan mengetahui keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai masyarakat juga secara jujur akan diberikan informasi mengenai kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan. Dengan demikian Komunikasi Sosial akan menghasilkan partisipasi yang penuh kesadaran, dinamis, sehat dan aktif, sekaligus mengembangkan kemandirian melalui disiplin diri. 508 Kegiatan komunikasi internasional, akan ditujukan untuk mengembangkan citra positif Indonesia dan mendukung diplomasi Republik Indonesia. di luar negeri, dalam rangka ikut melaksanakan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, dengan terus mengusahakan terwujudnya Tata Ekonomi Baru. Semua pelaksanaan komunikasi nasional dan internasional akan memanfaatkan teknik-teknik komunikasi dan sarana serta prasarana komunikasi yang tersedia sesuai dengan pengembangan kemampuan ekonomi bangsa. 2. Program Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film Mengingat luasnya wilayah tanah air Indonesia, maka media elektronika seperti radio, televisi milik swasta maupun pemerintah, film dan penyebarluasan teknologi video dan audio akan sangat membantu komunikasi nasional. Luasnya wilayah geografi serta bhinnekanya budaya, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, memerlukan adanya pembinaan terus-menerus kesatuan dan persatuan bangsa. Pembinaan juga akan terus ditingkatkan untuk mengembangkan kehidupan rukun antar agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai perwujudan pengamalan Pancasila, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial kemasyarakatan. Hal ini dilakukan sekaligus dalam rangka usaha memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa. Karena itu kerja sama lintas sektoral melalui siaran-siaran radio dan televisi akan diusahakan melibatkan departemen teknis yang bertanggung jawab terhadap substansi isi acara-acara siaran. Media massa seperti radio dan televisi yang bersifat audial dan audiovisual akan diusahakan agar mampu menyebarluaskan produk-produk seni budaya yang selain menjamin hak 509 cipta dari dalam maupun dari luar negeri, juga mampu mengadakan standar seni budaya yang bernilai tinggi. Hal ini dapat dicapai melalui kerja sama dengan para pakar dari bidang seni budaya termasuk susastera melalui evaluasi periodik untuk memantau kegiatan seni budaya melalui media massa. Pengembangan sarana penerimaan siaran-siaran televisi dan radio melibatkan pemerintah pusat dan daerah maupun swasta sesuai dengan peningkatan kemampuan dana dan pemerataan tanggung jawab terhadap pembangunan. Demikian pula pemilikan dan pengelolaan bersama perangkat penerima siaran radio dan televisi oleh masyarakat diusahakan dengan pengikutsertaan modal swasta kecil, seperti penyewaan video dan lain-lainnya untuk pembangunan Jaringan Siaran Pendidikan (yang dikelola secara antar departemen) untuk daerah tingkat II. Pemancar-pemancar di daerah perbatasan akan dimantapkan dan dikembangkan untuk lebih mengenalkan citra positif Indonesia ke dalam dan luar negeri, maupun kepada masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri. Penyebaran daya jangkau siaran televisi terutama di daerah, dalam Repelita V antara lain akan Ambon, dilakukan Samarinda, melalui Banda pembangunan Aceh, Padang studio dan televisi Jayapura di serta pengadaan sepuluh Stasiun Produksi Keliling (SPK) di Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Tanjung Karang, Mataram, Dili, Palu, Kendari, Palangkaraya dan Jayapura. Dalam rangka ini acara-acara siaran tentang bidang-bidang budaya, sosial, politik dan ekonomi di kawasan ASEAN akan ditingkatkan. Untuk ini akan dikembangkan suatu sistem penerjemahan harfiah serentak (dubbing) nasional, agar informasiinformasi ASEAN dapat lebih meningkatkan pengertian antar warga ASEAN dan mempererat hubungan antar warga dan antar ne- 510 gara ASEAN melalui siaran-siaran yang aktual (cepat waktu). Untuk itu pembangunan Pusat Monitoring Nasional akan diwujudkan untuk keperluan pemantauan siaran-siaran radio dan televisi asing sebagai bahan masukan nasional. Laboratorium diselesaikan film dalam akan Repelita dilanjutkan V sehingga pembangunannya kemampuan dan pemrosesan film Indonesia dapat meningkat dalam jumlah dan mutu serta diharapkan dapat mendukung upaya menjadikan film nasional menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Di samping itu, dalam rangka memperbanyak jumlah lulusan terdidik dalam bidang perfilman pendidikan di Indonesia, film di akan Jakarta, dibangun sarana dilengkapi dengan dan prasarana sarana arsip film yang dapat pula melayani kebutuhan-kebutuhan swasta. Agar kegiatan komunikasi sosial dan peranan media massa dapat makin berdaya hasil, akan ditingkatkan jumlah dan mutu tenaga terdidik dalam bidang komunikasi sesuai dengan tuntutan kemajuan dan kemampuan teknologi komunikasi yang memiliki dampak sosial, politik dan ekonomi yang luas. Dalam pada itu akan ditingkatkan pula kemampuan Pusat Pembinaan Sarana Teknik (Pusbinsartek) di dalam melayani kebutuhan dan perbaikan perangkat radio dan televisi di pusat maupun daerah, yang pengelolaannya dilakukan dalam bentuk semacam depot logistik perawatan dan pemeliharaan perangkat keras radio dan televisi. 3. Program Pembinaan dan Pengembangan Pers Pengembangan pers khususnya surat kabar daerah menghadapi masalah oleh karena kenyataan menunjukkan bahwa pengem- 511 bangan kemampuan daya beli surat kabar tidak berkembang selaju kemampuan membaca, sehingga pembeli-pembeli surat kabar di daerah merupakan kelompok yang berkembang sangat lamban. Dalam keadaan demikian pasaran surat kabar daerah sangat terbatas dan pertumbuhannya sangat lamban. Untuk itu kebijaksanaan nasional diarahkan pada pengembangan satu penerbit surat kabar di tingkat propinsi di mama belum ada surat kabar yang kuat. Dalam Repelita V, maka pers yang sehat dan dinamis, serta pers yang bebas dan bertanggungjawab akan dikembangkan agar dapat lebih berperan dalam upaya pembangunan. Untuk itu akan diusahakan dan dilaksanakan terobosan-terobosan untuk meng- hasilkan surat kabar yang berkembang secara sehat sehingga akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugas sosial politiknya. Selain itu profesi kewartawanan dan industri pers akan dikembangkan sehingga menjadi makin menarik dan lebih mampu menampung tenaga kerja baru. Hal ini akan dilakukan antara lain melalui peningkatan kerja sama antara pers ibu kota dengan pers daerah, dengan memperhatikan pengembangan industri pers yang sehat ditinjau dari segi redaksional dan segi manajemen. Pelaksanaan mencerdaskan pembinaan bangsa dalam pers akan lebih arti membuka diarahkan wawasan pada masyarakat untuk berfungsi secara serasi dalam suatu masyarakat industri sedemikian rupa sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi tidak merupakan hal yang ditakuti lagi, tetapi sebaliknya merupakan sarana dan pendorong kemandirian untuk meningkatkan kemampuan, harkat dan martabat manusia. Selain itu pembinaan pers akan ditujukan untuk membina kerja sama dan saling menunjang antara pers dan instansi-ins- 512 tansi pemerintah serta masyarakat agar saling mendorong dan mengukuhkan satu sama lain dalam melaksanakan peraturan-peraturan dan undang-undang yang berlaku. Mengingat makin meningkatnya pengetahuan maupun tuntutan masyarakat, pers akan didorong dianjurkan untuk lebih meningkatkan kemampuan para wartawannya sehingga dapat meningkatkan pengetahuan umum dan teknis wartawannya untuk menangkap makna gejala-gejala masyarakat Indonesia yang sedang berkembang dengan pesat dan menganalisanya dalam usaha memecahkan masalah-masalah nasional. Dengan cara ini pers akan sungguh-sungguh berfungsi membantu masyarakat dan membantu pemerintah melalui informasi-informasi yang relevan yang merupakan sum- bangan yang sangat berharga bagi pembangunan Indonesia pada umumnya. Dalam sistem pemberitaannya surat kabar secara bijaksana diharuskan menyajikan kejadian-kejadian dengan menghindari efek negatif dari cara pemberitaan rinci mengenai kejahatankejahatan dan perilaku-perilaku amoral dalam pergaulan seharihari. Dalam kaitan ini peran dari Dewan Pers akan ditingkatkan antara lain untuk membahas berbagai masalah hubungan pers dengan masyarakat. Perkembangan surat kabar akan ditunjang pembinaan dan kerja sama teknik redaksional serta teknis manajemen termasuk pembinaan pemasaran surat kabarnya oleh suratkabar-suratkabar yang sudah kuat, melalui koordinasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Serikat Penerbit Suratkabar (SPS), Serikat Grafika Pers (SGP), Dewan Pers dan lain-lain. Kebijaksanaan ini sekaligus menjawab kenyataan bahwa masyarakat yang makin pandai dari daerah pedesaan cenderung berpindah ke daerah perkotaan sehingga pemasaran surat kabar daerah tingkat I lebih 513 memfokuskan diri pada penyebaran dalam propinsinya ke daerah tingkat II. Dalam rangka meningkatkan tanggung jawab sosial dan tanggung jawab politik, pers nasional akan terus secara aktif diikutsertakan membudayakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta membudayakan demokrasi Pancasila dalam semua segi kehidupan masyarakat serta ikut meningkatkan kesadaran rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan Wawasan Nusantara, ketahanan nasional yang kokoh, serta stabilitas nasional yang tetap sehat dan dinamis. Untuk itu akan lebih dimasyarakatkan, antara lain Undang-undang No. 6 Tahun 1982 yang diperbaiki dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta dan Undang-undang Pokok Pers tahun 1982. Demikian pula sesuai dengan amanat GBHN 1988, maka dalam semangat meningkatkan peranan pers dalam pembangunan akan ditingkatkan usaha pengembangan pers yang berdasarkan Pancasila, pers yang lebih sehat, dan lebih dinamis. Dalam pada itu akan ditingkatkan iklim, mutu dan tanggung jawab pers, sehingga lebih mampu menjalankan fungsinya sebagai salah satu dinamisator masyarakat melalui informasi yang obyektif, edukatif dan relevan untuk pembangunan, melakukan kontrol sosial yang konstruktif, menyalurkan aspirasi yang wajar dari masyarakat dan memperluas komunikasi dan partisipasi masyarakat. Dalam hal ini akan terus dikembangkan interaksi positif antara pers, pemerintah dan masyarakat. Interaksi ini juga harus lebih mengembangkan komunikasi dua arah yang selaras, seimbang dan serasi di antara ketiga pihak, yaitu. pemerintah, pers dan masyarakat. Berkaitan dengan ini pula, pengetahuan umum maupun pengetahuan teknis lintas sektoral para wartawan dan aparatur 514 informasi akan ditingkatkan demi pelayanan informasi yang makin baik. Kelompok-kelompok informasi akan terus dikembangkan yang tumbuh atas keinginan sendiri dan tidak menggantungkan diri pada pemerintah saja, melainkan dilandasi kepentingan kelompok yang .mengarah kepada tujuan mencapai kesejahteraan pribadi, keluarga dan lingkungan, yang dititikberatkan kepada kegiatan yang bersifat swadaya. Selain itu akan dikembangkan pers budaya di daerah-daerah yang mencerminkan puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia, yang akhirnya menyatu sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya, dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri. Dengan demikian diharapkan melalui pers dalam bahasa daerah akan disebarkan nilainilai luhur yang positif dan menunjang pembangunan, seperti disiplin pribadi dan disiplin sosial dalam kehidupan seharihari. Untuk itu kerja sama antar instansi seperti penerangan kebudayaan dan pariwisata akan ditingkatkan. Berkaitan dengan itu akan lebih dimanfaatkan Museum Pers Nasional di Surakarta/Jawa Tengah sehingga berfungsi sebagai perpustakaan pers nasional dan juga sebagai pusat latihan pers daerah. 4. Program Penelitian Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial Dalam rangka meningkatkan kesiapan mental masyarakat dalam Repelita V akan dilakukan penelitian terutama dalam bidang sebagai berikut: 515 a. Penelitian rencana pengembangan sumber daya manusia dalam bidang penerangan dan komunikasi sosial antara lain mencakup tenaga kerja di bidang radio, televisi dan sarana komunikasi daya lainnya, manusia sehingga berkemampuan bertambah dalam jumlah kegiatan sumber komunikasi lingkungan hidup, forum komunikasi kependudukan, komunikasi peningkatan peranan wanita, komunikasi pendidikan, komunikasi pertanian dan komunikasi politik. b. Penelitian perencanaan perluasan daya jangkau siaran radio dan televisi dengan mengembangkan kerja sama swasta dan pemerintah (pusat dan daerah) yang memungkinkan siaran terintegrasi di seluruh wilayah Indonesia. 5. Program Pendidikan Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial GBHN 1988 mengamanatkan agar kegiatan komunikasi sosial dan peranan media massa makin berdaya guna, sehingga perlu ditingkatkan jumlah dan mutu tenaga terdidik sesuai dengan tuntutan kemajuan teknologi komunikasi. Untuk itu kualitas komunikator sebagai aparatur maupun wartawan akan ditingkatkan melalui pendidikan formal dan profesional serta lebih disesuaikan kurikulum pendidikan komunikasi profesional dengan tuntutan kemajuan teknologi. Mengingat pembangunan makin dan meningkatnya kemampuan kebutuhan komunikator setiap akan informasi sektor pemba- ngunan, kebutuhan pendidikan komunikasi makin memerlukan kerja sama yang erat antar instansi/antar departemen, maupun dengan universitas. Dalam Repelita V akan lebih didayagunakan sarana dan prasarana maupun sistem pendidikan nasional antar sektor sehingga dapat dicapai hasil yang sebaik-baiknya. 516 Sistem pendidikan radio dan televisi termasuk perangkat keras dan kurikulumnya akan disempurnakan, sehingga memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk ikut memanfaatkan fasilitas-fasilitasnya termasuk Multi Media Training Centre (MMTC) di Yogyakarta. Usaha ini dilakukan untuk meningkatkan tanggung siaran jawab radio politis dan masyarakat televisi. Selain dalam itu mengembangkan kurikulum mutu pendidikan radio dan televisi diusahakan penyempurnaannya, sehingga terdapat keserasian antara pendidikan sarjana di universitas dan pendidikan kemahiran di bidang media massa elektronika melalui jenjang diploma, di mana sistem perguruan tinggi dan sistem pendidikan radio dan televisi saling terkait dan isi mengisi. Untuk itu diadakan kerja sama antara Multi Media Training Centre (MMTC) di Yogyakarta dengan berbagai lembaga pendidikan, seperti universitas dan institut-institut kesenian dengan kemungkinan pendidikan antar lembaga, di dalam negeri maupun di luar negeri. 6. Program Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Pemerintah dan Pengawasan Mengingat luas dan banyaknya sektor-sektor yang terkait dengan Sektor Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial, maka pendidikan komunikasi akan ditingkatkan dalam bidang pengetahuan dan pendataan informasi pembangunan, pendidikan manajemen perangkat keras dan perangkat lunak bidang komunikasi, pendidikan produksi acara-acara televisi, radio, film dan video untuk sektor-sektor pembangunan lainnya, seperti: Pendidikan, Perindustrian, Pertanian, Sosial Politik, dan lain-lainnya di samping kemampuan produksi acara-acara sastra-budaya (komunikasi kebudayaan). Dengan demikian diharapkan akan dapat dikembangkan sumber daya manusia dalam bidang komunikasi untuk 517 menunjang pengabdian dan tanggung jawab profesionalnya, mengembangkan kemampuan dan kualitas berkomunikasi serta me- ningkatkan pendayagunaan sarana dan prasarana yang tersedia guna mendorong kegairahan, partisipasi dan rasa ikut bertanggung jawab dikalangan masyarakat luas dalam pembangunan nasional. Untuk itu akan dikembangkan wawasan teknologi bagi komunikator pembangunan dan penyeragaman serta penyesuaian struktur organisasi radio dan televisi dengan kemajuan dalam bidang teknologi, agar dapat mengembangkan sistem informasi yang tepat. 7. Program Penyempurnaan Prasarana Fisik Pemerintah Dengan berkembangnya kegiatan dan meningkatnya tugas ko- munikator pembangunan di satu pihak sedangkan di pihak lain terdapat keterbatasan dana pembangunan, maka pembangunan sarana dan prasarana fisik akan diprioritaskan pada rehabilitasi dan penggantian alat, penyelesaian pembangunan gedung- gedung yang telah dimulai dalam Repelita IV, peningkatan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan pelaksa- naannya. 8. Program Peningkatan Peranan Wanita Dalam rangka mendorong partisipasi wanita dalam pemba- ngunan, diselenggarakan kegiatan program penerangan dan komunikasi sosial sebagai berikut: a. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral melalui komunikasi antar instansi, seperti program Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (PKK) secara terpadu, dengan upaya lebih melibatkan wanita dalam proses pembangunan, tanpa 518 mengabaikan tanggung jawabnya terhadap keluarga dan pendidikan generasi muda. Kegiatan ini akan didukung oleh berbagai kegiatan seperti penyuluhan dan komunikasi tatap muka serta media massa, baik elektronika maupun media tradisional. b. Pembinaan KELOMPENCAPIR wanita yang membatasi diri pada beberapa kegiatan yang diprioritaskan seperti kelestarian lingkungan (termasuk lingkungan sehat), peningkatan kesehatan dan gizi, kesadaran berkeluarga berencana dan masalah kependudukan, pemecahan masalah pendidikan anak dan remaja, paket kejar A, B dan C, pembebasan dari "3 Buta", pendidikan agama dan masalah sosial budaya lainnya, khususnya dalam meningkatkan terwujudnya peranan wanita sebagai pendidik generasi mendatang. c. Penyelenggaraan siaran wanita melalui radio dan televisi juga diarahkan kepada pemasyarakatan P4 dan pembudayaan Pancasila, antara lain melalui pemasyarakatan budi pekerti yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa dalam kehidupan sehari-hari, dan kesadaran pelestarian ling- kungan. Acara siaran ini antara lain diselenggarakan melalui Forum Diskusi Wanita yang berkaitan erat dengan perubahan masyarakat, untuk menjamin komunikasi yang dinamis, dua arah dan timbal balik juga termasuk di kalangan wanita. 519 TABEL 29 - 1 PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KELIMA, 1989/90 - 1993/94 (dalam milyar rupiah) PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL No. Kode SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM 1989/90 (Anggaran Pembangunan) 1989/90-1993/94 (Anggaran Pembangunan) 14 SEKTOR PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL 46,2 378,9 14.1 Sub Sektor Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial 46,2 378,9 14.1.01 Program Pengembangan Operasi Penerangan 13,7 116,3 14. 1. 0 2 Program Pengembangan Sarana Radio, T e l e v i s i dan Film 31,2 252,6 14. 1. 0 3 Program Pembinaan dan Pengembangan Pers 1,3 10,0 520 I