1 PENDAHULUAN Kepribadian dalam bahasa inggris disebut “personality”, yang berasal dari bahasa latin “persona”, yang berarti topeng. Kata persona lambat laun berubah istilah yang mengacu pada gambaran sosial atau peran tertentu pada diri individu. Gambaran sosial atau peran tertentu pada diri individu tersebut akan menjadi ciri khas pribadinya. Berakar dari Sigmund Freud, seorang psikolog asal Frankfurt, Erik H. Erikson (Sunarga, 2014) menciptakan sebuah teori baru bernama Post-Freudian. Ia mengembangkan teori ego milik Freud sehingga muncul sebuah teori dimana kepribadian manusia dipengaruhi oleh pengetahuan sosial dan budaya. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kepribadian berkembang dalam beberapa tingkatan, namun sifat perkembangan yang ada dalam teori Erikson menjadikan ego sebagai struktur yang paling penting. Melalui ego, manusia mengalami dan menyelesaikan krisis-krisis perkembangan tertentu. Ketika ego goyah dan tidak bisa menangani suatu krisis, maka perkembangan pun menjadi terancam. Erik H. Erikson menyatakan proses perkembangan ego manusia dibagi menjadi delapan tahap yakni masa oral-sensorik, anal-muskulatur, genital-locomotor, laten, remaja, dewasa muda, dewasa, dan kematangan. Masa oral-sensorik berpengaruh dalam lingkungan keluarga, yang terpenting dalam masa ini adalah sang anak bisa mempercayai bahwa dunia ini adalah tempat yang pantas ia pijaki serta tempat yang memberikan rasa pengharapan. Masa anal-muskulatur adalah masa dimana anak mengerti fungsi dari anggota tubuhnya dan dapat mengeksplor lingkungan disekitarnya, yang terpenting dalam masa ini adalah sang anak memiliki sebuah keinginan dan berani mengeksplor dunia diluar keluarga. Masa genital-locomotor adalah masa dimana seorang anak belajar menguasai apa yang ada disekitarnya, pengetahuan umum (seperti benda jatuh ke bawah), dan berpikir secara logis, yang terpenting dalam masa ini seorang anak harus tahu apa yang menjadi tujuan hidupnya dan membedakan perbuatan baik dan buruk beserta resikonya. Masa laten adalah masa seorang anak mulai memperluas lingkungan sosialnya diluar keluarga, yang terpenting dalam masa ini adalah sang anak berusaha untuk menemukan kemampuan yang mungkin iya miliki. Pada waktu seorang anak memasuki masa remaja terjadi perubahan yang hebat oleh pertumbuhan dan kematangan fisiknya, begitu juga perubahan psikologisnya. Bagi Erikson, masa ini merupakan masa yang sangat penting dalam hidup manusia karena pada akhir dimasa ini seseorang harus sudah menemukan identitas egonya. Masa dewasa muda adalah masa dimana individu masuk dalam kehidupan bersama di masyarakat. Dalam masa ini, individu sudah mendapatkan posisi yang tepat secara psikologis dan memiliki arah yang jelas akan kehidupan yang akan dijalaninya. Dimasa ini pula dewasa muda sudah mulai menemukan pasangan hidup. Erikson mengungkapkan cinta merupakan dasar dari masa dewasa muda. Cinta yang dimaksud adalah cinta yang dewasa yang penuh akan komitmen, tanggung jawab, kerjasama, dorongan seksual yang positif, dan keharmonisan dengan pasangan. Masa dewasa mengarahkan seseorang menjadi bertanggung jawab atas keluarga yang ia ciptakan. Bila dalam masa ini seseorang belum berkeluarga, maka dalam masa ini, seseorang harusnya telah mencapai puncak dari harapannya, misal dimasa dewasa muda seseorang berharap menjadi pengusaha yang baik, maka dimasa dewasa ia sudah menjadi pengusaha sukses. Jika hal ini tidak tercapai, seseorang akan merasa hampa atau merasa gagal dalam menjalani hidup. Masa perkembangan ego terakhir adalah masa kematangan. Pada masa ini seseorang cenderung menjadi tidak seproduktif masa-masa sebelumnya, hal ini dikarenakan usia yang sudah lanjut. Jika individu tersebut merasa dimasa-masa sebelumnya telah sukses mencapai apa yang diharapkan maka dimasa ini ia akan memiliki kehidupan yang produktif. Sebaliknya, bila ia merasa ada kegagalan dimasa-masa sebelumnya, maka dimasa ini individu tersebut akan merasakan kesedihan yang berlebih hingga berujung pada depresi dan perasaan hidup tanpa harapan. Untuk menjadi seorang yang matang Erikson percaya bahwa kebudayaan dan lingkungan sekitar mempunyai pengaruh yang sangat besar. Beliau juga percaya bahwa setiap manusia tidak dilahirkan dengan sifat baik ataupun buruk, melainkan setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi baik dan buruk. Manusia dalam masa pertumbuhannya mengalami masa-masa paling “sensitif” yaitu masa remaja. Masa ini merupakan masa-masa dimana manusia sedang mencari tujuan hidup, impian dan pembentukan karakter dalam hidup mereka. Oleh karena itu tidak sedikit pemuda yang dalam proses pencarian jati diri mereka banyak melakukan hal-hal yang “berbahaya” ataupun “bodoh”, dan tujuan dari tindakan mereka ialah untuk mencari tantangan dalam hidup mereka. Menurut Syamsu Yusuf, secara psikologis kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Film You Are The Apple Of My Eye karya Giddens Ko merupakan karya nyata dari kisah hidupnya dimasa muda. Film ini mengisahkan cinta pertama Ko Jing Teng (nama tiongkok dari 2 Giddens Ko) dan juga memperlihatkan beberapa konflik yang sering menimpa para remaja hingga dewasa muda dimana konflik ini mengarah kepada perubahan emosi dan kejiwaan manusia. Berbagai masalah dan konflik yang terjadi membuat kepribadiannya berubah dari waktu ke waktu. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perubahan-perubahan kepribadian Ko Jing Teng dalam film “You Are The Apple Of My Eye”. Penulis akan menganalisa kepribadian apa saja yang dimiliki oleh Ko Jing Teng dan bagaimana proses perubahannya berdasarkan teori Erik Erikson. Malahayati menyatakan bahwa, “Kepribadian membuat seseorang berbeda dengan orang lain. Mereka tampak unik dan memancarkan ke-aku-an dalam dirinya. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, sehingga kita tidak dapat menggolongkan sifat manusia hanya pada satu tipe saja”. Sunarga (2014) dalam bukunya yang berjudul “Dasar & Teori Perkembangan Anak” menjelaskan, dasar dari teori perkembangan Erikson dimulai dari aspek ketidak-sadaran dan pra-sadar yang terlihat dalam cara anak-anak berkomunikasi melalui bahasa dan dalam tingkah laku bermain. Intinya, teori ini yang berakar dari perkembangan ego manusia, menitik beratkan kelompok dan budaya sebagai dasar terbentuknya sebuah kepribadian. Santrock (2003) mengatakan bahwa kebanyakan anak dan remaja pada suatu waktu akan melakukan hal-hal yang merusak atau mengakibatkan munculnya kesulitan bagi dirinya sendiri atau orang lain. Bila tingkah laku demikian membuat individu melakukan banyak tindakan ilegal maka masyarakat menganggap individu tersebut sebagai pelaku kenakalan (delinquent). Helina (2014) dalam jurnalnya yang berjudul “Perkembangan Kepribadian Tokoh Hayasaka Yukari Dalam Film Paradise Kiss Karya Sutradara Takehiko Shinjo” menyatakan, perkembangan kepribadian seorang anak dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan juga tindakan orang tua terhadap anak. Ketika seorang anak memasuki masa adolesen, maka anak akan mencoba untuk lepas dari bayang–bayang orang tua yang selama ini mengendalikan hidupnya. Ketika anak tersebut berhasil melewati transisi dalam kehidupannya, ia akan mampu untuk menentukan tujuan dalam hidupnya dan menemukan identitas egonya. Skripsi yang berjudul “青春怀旧、纯爱消费与青年亚文化的狂欢——《那些年,我们一起追 的女孩》” karya 袁梦倩 (2012) menceritakan gaya percintaan anak muda dan kehidupan anak muda. Penulis menjabarkan secara fisik gejala sosial yang marak terjadi dikalangan anak muda remaja, mulai dari bangku sekolah hingga kuliah. “ 埃 里 克 森 的 自 我 同 一 性 理 论 与 大 学 生 心 理 需 求 研 究 ”sebuah skripsi karya 夏 兢 工 作 ( 2010 ) membahas mengenai kepribadian dan kebutuhan psikologis mahasiswa dengan menggunakan teori Erik Erikson, termasuk mengenai krisis identitas yang sering dialami mahasiswa, tahapan identitas mahasiswa, serta bantuan psikologis apa yang dibutuhkan manusia. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan dan wawancara. Ini merupakan pencarian dan pengumpulan sebuah data yang berhubungan dengan penelititan, lalu penulis melakukan analisis data. Data-data studi pustaka termasuk jurnal, artikel, buku, dan lain-lain. Pertama-tama, penulis memahami terlebih dahulu isi cerita film You Are The Apple Of My Eye, lalu penulis akan meneliti perkembangan kepribadian tokoh utama dari masa Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai masa perguruan tinggi. Kedua, penulis mencari bahan yang berhubungan dengan teori perkembangan kepribadian. Hasil yang didapat adalah penulis menemukan beberapa buku mengenai proses perkembangan kepribadian. Kemudian, penulis membuat format skripsi dan juga melakukan analisis, menganalisis bagaimana kepribadian tokoh utama Ko Jing Teng dan pengaruhnya dalam film You Are The Apple Of My Eye. Penulis meletakkan inti penelitian pada kepribadian tokoh utama. Pada proses penelitian ini, penulis menyadari bahwa ternyata kepribadian setiap manusia ada beberapa yang berbeda. Karena itu, penulis menggunakan metode deskriptis analitis. Setelah mendeskripsikan film You Are The Apple Of My Eye kemudian menganalisis dengan menggunakan Teori Psikososial Erik Erikson. 3 HASIL DAN BAHASAN 1. Kepribadian Tokoh Utama Pada permulaan film, diceritakan mengenai lingkungan kehidupan tokoh utama laki-laki Ko Jing Teng. Layaknya remaja pada umumnya, tokoh utama laki-laki dikelilingi oleh banyak teman. Berdasarkan sudut pandang tokoh utama laki-laki, teman-temannya bukanlah orang yang biasa, masing-masing memiliki kepribadian ataupun kebiasaan yang aneh. Hal ini terlihat dari bagaimana tokoh utama menjelaskan siapa saja teman-temannya. Berdasarkan keterangan di atas, penulis berpendapat bahwa tokoh utama laki-laki adalah seorang yang semau sendiri, berpikir bahwa laki-laki di dunia ini tidak ada yang sempurna selain dirinya. Selain itu tokoh utama laki-laki juga adalah seorang murid yang memiliki harga diri yang tinggi, contohnya saat dia sedang bercengkrama bersama dengan teman-temannya, tokoh utama laki-laki tidak pernah menerima ngangguan dari siapapun, melainkan dialah yang selalu menganggu teman-temannya. Inilah yang membuktikan bahwa dia adalah seseorang yang kuat dimata teman-temannya. Shen Jia Yi: “Lebih baik kamu hentikan sikap kekanak-kanakanmu itu. Jadi kamu tidak membawa masalah yang tidak penting untukku” (《You Are The Apple Of My Eye》00:11:44) Dari teks di atas dapat diketahui bahwa tokoh utama perempuan, Shen Jia Yi, beranggapan bahwa tokoh utama laki-laki adalah seseorang yang kekanakan. Berdasarkan teori Erik Erikson, Ko Jing Teng memang menunjukan sikap yang tidak sesuai pada tingkatan umurnya. Guru: “Ko Jing Teng, kita sudah lewat semester ketiga dan kamu tidak memiliki buku text bahasa Inggris yang kita gunakan setiap hari. Apa kamu sudah tidak serius belajar? Ambil kursi. Tidakkah kau tahu bayar sekolah itu mahal? Kalau kamu tidak memiliki buku text. Lalu kenapa kamu repot-repot datang ke sekolah? Apa hanya untuk makan siang?” Ko Jing Teng: “Makan siang sangat penting! Tentu saja aku harus makan.” Guru: “Kau pikir kau lucu, ya? Apa kamu tidak malu? Angkat lebih tinggi! Angkat lebih tinggi! Begitu lemah, apa kau tidak makan? Lompat jongkok 10 putaran diluar. Apa Aku memintamu menurunkan lengan? Lebih tinggi!” (《You Are The Apple Of My Eye》00:19:26) Berdasarkan percakapan antara guru bahasa inggris dengan Ko Jing Teng di atas, guru-guru di sekolah beranggapan bahwa tokoh utama laki-laki adalah murid yang bermasalah. Tokoh utama lakilaki berkali-kali membuat gurunya tidak senang, selain itu hal ini juga mempengaruhi lingkungan belajar teman-teman sekelasnya. Tetapi tokoh utama laki-laki yang selalu semau sendiri tetap tidak peduli bahwa tindakannya adalah hal yang melanggar hukum. Dalam keluarga, kehidupan tokoh utama laki-laki adalah seorang anak yang ekonominya berkecukupan. Karena dirinya adalah anak satu-satunya menyebabkan kedua orangtuanya selalu memanjakan dirinya, sebaliknya perlakuan tokoh utama laki-laki terhadap kedua orangtuanya terkesan acuh tak acuh. Karena sejak kecil kedua orangtuanya selalu membesarkan anak menggunakan metode ajaran orang dewasa, dalam film(00:14:58)dapat diketahui bahwa tokoh utama laki-laki selalu 4 terbiasa berjalan tanpa memakai pakaian di rumahnya, sehingga pengetahuan sang anak terhadap “seks” lebih terbuka dibanding anak seumurannya. Ibu: “Mengapa kamu belajar sangat giat? ” Ko Jing Teng: “Tidak, aku hanya belajar ketika aku ingin.” Ibu: “Jika kamu ingin belajar, belajar yang giat. Apa maksud "ketika kamu ingin"?” Ko Jing Teng: “Baik, Aku akan berpikir tentang hal ini.” Ibu: “Makan dulu.” (《You Are The Apple Of My Eye》00:27:45) Dari teks di atas dapat diketahui bahwa tidak peduli apapun yang dilakukan tokoh utama lakilaki, ibunya selalu mengerti dan memahami sang anak, bahkan dalam hal pelajaran pun ibunya tidak terlalu memaksa anaknya untuk belajar. Ibunya hanya peduli pada kesehatan anaknya sehingga selalu tepat waktu memberi makan Ko Jing Teng walaupun menggangu waktu belajarnya. Hal inilah yang menyebabkan sikap semau sendiri Ko Jing Teng terus meningkat,erdasarkan Erik Erikson, perkembangan kepribadian Ko Jing Teng layaknya anak-anak seumurannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Selain itu, dalam teori ini beliau juga memiliki sebuah prinsip yang dinamakan Epigenetic Principle, yakni situasi dimana kepribadian seorang manusia berkembang sesuai dengan tahapnya dan terus berkesinambungan sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Berdasarkan prinsip ini, penulis menganalisa bahwa salah satu penyebab rasa egois Ko Jing Teng yang tinggi adalah karena lingkungan sosial dalam keluarga Ko Jing Teng. Orang tua Ko Jing Teng terkesan acuh tak acuh pada Ko Jing Teng dan hanya berperan sebagai pemenuh kebutuhan sandang, pangan, dan papan Ko Jing Teng tanpa adanya rasa mendukung dan mengarahkan Ko Jing Teng serta kurang membantu Ko Jing Teng menentukan sisi “Siapakah saya?”. Dalam film (00:15:25) terlihat bahwa orang tua Ko Jing Teng, lebih tepatnya sang ibu, terkesan acuh terhadap hal-hal yang terjadi disekitar Ko Jing Teng tanpa memberikan batasan-batasan moral yang seharusnya diketahui Ko Jing Teng, selain itu, walau sang ayah sempat mengangkat masalah sekolah, namun tetap saja baik ayah ataupun ibu tidak bisa memberikan solusi atau masukan yang bisa membangun Ko Jing Teng untuk menjadi lebih dewasa/baik. Jadi, karena di keluarga Ko Jing Teng selalu di anak emas-kan, maka perilaku egois dan semau sendiri Ko Jing Teng menjadi sangat tinggi. Dalam kasus Ko Jing Teng, dia memiliki pemikiran yang jauh, sejak kecil dia selalu berharap bahwa suatu hari dia dapat menjadi seorang tokoh yang kuat. Ko Jing Teng: “Setiap orang ingin menjadi orang terkuat. Termasuk aku. Suatu hari, aku akan sekuat masterku (Bruce Lee). M.A.T.I!” (《You Are The Apple Of My Eye》00:14:38) Saat itu tokoh Bruce Lee adalah orang yang sedang naik daun, sehingga Ko Jing Teng yang sedang dalam tahap mencari jati diri juga mengidolakannya. Setiap pergerakan tokoh utama laki-laki cenderung menyerupai Bruce Lee. Hal inilah yang memicu gejala kekerasan dalam diri tokoh utama. Berdasarkan Erik Erikson, remaja yang sedang dalam tahap mencari jati diri cenderung menjadikan sesuatu yang ia sukai sebagai panutan. Ko Jing Teng: “Setiap pria ingin menunjukkan sisi terkuatnya, terutama di depan gadis yang dia suka. Jadi apa yang harus aku tunjukan kepada Shen Jia Yi? Butuh waktu lama sebelum pada suatu hari jawaban itu tiba-tiba muncul. ” Ko Jing Teng: “Tidakkah kalian pikir bahwa sudah waktunya berperang? Ayo bertarung! (Memberikan selebaran pada teman-teman) Adakah orang yang ingin ikut lomba bertarung?” (《You Are The Apple Of My Eye》01:10:52) Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa tokoh utama laki-laki yaitu Ko Jing Teng, adalah seseorang yang semau sendiri, kuat, kekanak-kanakan, anak yang dimanja kedua orangtuanya dan juga seorang anak yang menyukai kekerasan. 2. Perkembangan Kepribadian Tokoh Utama Pada awal film dimulai, tokoh utama laki-laki, Ko Jing Teng, yang berumur 16 tahun selalu merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling sempurna. Sampai pada suatu hari demi merubah kebiasaan Ko Jing Teng, gurunya membuat ia duduk di depan seorang murid perempuan. Murid perempuan ini bernama Shen Jia Yi, ia adalah anak terpintar dan tercantik di kelas itu. Selain itu Shen Jia Yi juga adalah seorang idola di kelasnya yang selalu dikejar-kejar oleh setiap murid laki-laki. Berbeda dengan murid laki-laki lainnya, Ko Jing Teng malah tidak memiliki perasaan apapun pada Shen Jia Yi. Menurut penulis, alasan mengapa Ko Jing Teng tidak memperdulikan Shen Jia Yi adalah karena ia tidak dapat menerima kenyataan bahwa Shen Jia Yi lebih hebat, pintar dan juga paling disukai oleh teman-teman sekelasnya. Karena Ko Jing Teng tidak dapat menyesuaikan diri pada lingkungan sosial di sekitarnya yang menyatakan bahwa Shen Jia Yi lebih baik dari dirinya, maka pada tahap ini Ko Jing Teng dapat disebut mengalami proses Maladaptive. 5 Ko Jing Teng: “Kupikir pasti menyenangkan melihat murid pandai, Shen Jia Yi membuat kesalahan. Maksudku, kupikir.” (《You Are The Apple Of My Eye》00:19:02) Dari perkataan di atas dapat diketahui bahwa Ko Jing Teng selalu ingin melihat kesialan terjadi pada Shen Jia Yi. Tetapi karena Ko Jing Teng merasa bahwa dirinya memiliki perasaan sebagai pria sejati, maka ia harus menolong wanita yang sedang dalam kesusahan seperti pada film-film aksi. Berdasarkan teori Erik Erikson, sikap yang ditunjukkan oleh Ko Jing Teng pada saat tersebut adalah berdasarkan tindakan Ego Ideal-nya, dalam keseharian Ko Jing Teng adalah seorang anak yang selalu semau sendiri dan tak peduli pada orang sekitar tetapi karena pengaruh lingkungan sosial yang selalu menyatakan bahwa seorang pria sejati harus selalu menolong wanita yang kesusahan, akhirnya Ko Jing Teng malah menolong Shen Jia Yi. Berdasarkan Erik Erikson, para remaja yang sedang mencari jati diri cenderung memiliki kebingungan untuk memutuskan akan menjadi apa mereka di masa depan dan apa yang diyakininya sebagai panutan seiiring dengan mencari tahu apa yang tidak mereka inginkan dan apa yang tidak diyakininya. Akan tetapi pada tahap ini, Ko Jing Teng sukses dalam menentukan apa yang dia inginkan dan apa yang dia yakini. Hal ini menunjukkan bahwa Ko Jing Teng mengalami proses Adaptive. Setelah ditolong oleh Ko Jing Teng, hati Shen Jia Yi perlahan mulai goyah dan jatuh cinta pada Ko Jing Teng, sehingga Shen Jia Yi berusaha membantu Ko Jing Teng dalam belajar. Ko Jing Teng: “Bukannya aku malas, kalau aku rajin aku akan jadi sangat pintar, jadi aku takut pada diriku sendiri. Kalau aku rajin aku pasti mengalahkanmu” (《You Are The Apple Of My Eye》00:22:36) Pada perkataan di atas terlihat bahwa Ko Jing Teng menganggap Shen Jia Yi meremehkan dirinya, sehingga jiwa gengsinya (Body Ego) pun terbakar, dan membuat ia ingin mengalahkan Shen Jia Yi. Ko Jing Teng: “Kalau kau mengalahkanku pada saat UTS, aku akan menuruti semua maumu. Tapi, jika aku menang, kau harus mengikat rambutmu selama sebulan” (《You Are The Apple Of My Eye》00:38:37) Namun pada akhirnya setelah susah payah belajar, dirinya masih kalah dari Shen Jia Yi dalam hal belajar. (00:41:41) Disini dapat dilihat bahwa Ko Jing Teng perlahan-lahan mulai mengakui kekalahannya. Pada tahap ini dapat dikatakan bahwa Ko Jing Teng mengalami proses Adaptive. Selain itu, disini juga terlihat bahwa Ko Jing Teng perlahan-lahan mulai menyukai Shen Jia Yi. Menurut analisis penulis, Ko Jing Teng telah menyatakan perasaannya pada Shen Jia Yi saat Shen Jia Yi gagal lulus ujian dan menangis di taman(00:57:27). Pada masa liburan perkuliahan tepatnya saat Ko Jing Teng dan Shen Jia Yi jalan-jalan bersama, Shen Jia Yi bertanya apakah Ko Jing Teng ingin mendengar jawaban pernyataannya, akan tetapi Ko Jing Teng malah berkata bahwa dia tidak ingin mendengar jawaban Shen Jia Yi karena ia ingin bisa terus tetap menyukai Shen Jia Yi. (01:09:27)Disini dapat kita lihat bahwa, Ko Jing Teng yang selalu mengangap dirinya lebih sempurna dari orang lain , malah menjadi pengecut dalam hal kepercayaan dirinya. Konflik puncak dalam film ini yaitu saat Ko Jing Teng ingin mengadakan kontes bertarung demi membuktikan bahwa dirinya adalah laki-laki terkuat pada Shen Jia Yi. Ko Jing Teng: “Tidakkah kalian pikir bahwa sudah waktunya berperang? Ayo bertarung! (Memberikan selebaran pada teman-teman) Adakah orang yang ingin bergabung dengan lomba?” (《You Are The Apple Of My Eye》01:10:52) Padahal Shen Jia Yi sudah melarang Ko Jing Teng untuk mengadakan kontes tersebut, tetapi Ko Jing Teng malah tetap bersikukuh untuk melakukannya. Akibat upaya mencari perhatian yang dilakukan Ko Jing Teng tersebut, malah membuat dirinya kehilangan cinta Shen Jia Yi. Pada tahap ini terlihat Ko Jing Teng meninggalkan jalur ‘keintiman’ dan memilih jalur ‘isolasi’. 6 Gambar 1 Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian Berdasarkan teori Erik Erikson, pada masa kehidupan remaja mungkin adalah masa yang paling sulit. Remaja akan mulai mempertanyakan pertanyaan penting seperti: “Siapakah saya?” dan “Akan menjadi apa saya nanti?”. Mereka seringkali tidak yakin sebenarnya siapa dia, tidak dapat menentukan dengan benar nilai-nilai dalam diri mereka atau arah kehidupan mereka sendiri. Remaja yang sedang dalam proses pencarian jati diri akan masuk ke berbagai kelompok-kelompok kecil, bergabung dengan berbagai tujuan, putus sekolah, dan tidak berhenti untuk berganti lingkungan, dan lain sebagainya. Erikson menyatakan bahwa dalam masa ini adalah merupakan masa titik balik dalam perkembangan kepribadian seseorang. Dengan adanya krisis psikososial identitas melawan kekacauan identitas, penulis menganalisa bahwa pada tahap usia ini, Ko Jing Teng yang telah memasuki masa dewasa muda yaitu 20-39 tahun belum dapat menemukan identitas diri yang sebenarnya sesuai dengan peranannya dalam masyarakat yang seharusnya ia sempurnakan pada masa remaja yaitu 13-19 tahun, sehingga pada masa ini terjadilah kekacauan identitas. Disini dapat diketahui bahwa Ko Jing Teng mengalami keterlambatan perkembangan kepribadian. Keterlambatan ini berdampak pada fase berikutnya dimana pada tahap dewasa muda, rasa egois Ko Jing Teng masih tinggi dan belum bisa menemukan rasa cinta yang sesungguhnya. Jadi pada tahap ini Ko Jing Teng juga mengalami proses Maladaptive. Setelah pertengkaran tersebut, Ko Jing Teng dan Shen Jia Yi komunikasinya terputus, namun 2 tahun kemudian tiba-tiba terjadi gempa di tempat tinggal Shen Jia Yi. Setelah mendengar kabar tersebut, Ko Jing Teng tanpa berpikir panjang langsung menghubungi Shen Jia Yi. (01:26: 42 ) Disini terlihat bahwa Ko Jing Teng masih menyukai Shen Jia Yi dan tidak menyimpan dendam terhadap Shen Jia Yi walaupun telah bertengkar hebat pada saat itu. Pada akhir film, tepatnya 6 tahun kemudian Ko Jing Teng sudah menjadi seorang penulis novel. Setelah memilih jalur ‘isolasi’ saat bertengkar dengan Shen Jia Yi, Ko Jing Teng masih belum menemukan cinta yang baru. Tetapi di sisi lain Shen Jia Yi malah sudah akan melangsungkan pernikahan bersama laki-laki pilihan hidupnya. Ko Jing Teng: “Kamu tidak akan mengerti. Jika kau benar-benar menyukai seorang gadis. Tidak mungkin kau akan gembira melihat dia menikah dengan orang lain” (《You Are The Apple Of My Eye》01:36:25) Disini terlihat bahwa Ko Jing Teng masih belum bisa merelakan Shen Jia Yi menikah bersama dengan orang lain. Berdasarkan Erik Erikson, Ko Jing Teng yang sudah memasuki masa dewasa muda seharusnya dapat menemukan cinta dalam hidupnya pada tahap ini. Apabila dia tidak dapat menemukan cinta, maka akan terjadi isolasi pada identitas dirinya, pada awalnya disini terlihat bahwa Ko Jing Teng gagal melalui proses ini. 7 Akan tetapi, setelah melihat wajah ceria dan betapa bahagianya Shen Jia Yi saat berjalan melewati dirinya menuju altar, Ko Jing Teng akhirnya merelakan (mengerti bahwa pada akhirnya, cinta tidak selalu harus bersama dengan orang yang kita cintai) Shen Jia Yi bersama dengan orang yang dicintainya. Ko Jing Teng: “Ternyata aku salah. Ternyata saat kau benar-benar mencintai seorang wanita, kau akan bahagia saat ia menemukan pria idamannya. Kau pasti mendoakan mereka bahagia selamanya” (《You Are The Apple Of My Eye》01:37:43) Pemicu perkembangan kepribadian Ko Jing Teng dapat terlihat saat Ko Jing Teng melihat Shen Jia Yi berjalan melewati dirinya dengan wajah ceria menuju altar. Berdasarkan Erik Erikson, perubahan kepribadian setiap manusia cenderung dipengaruhi oleh pemicu-pemicu dalam berbagai peristiwa atau kejadian. Pada tahap ini dapat terlihat perubahan yang signifikan dari kepribadian awal Ko Jing Teng yang semau sendiri, kuat, kekanak-kanakan, anak manja dan seorang anak yang menyukai kekerasan menjadi seorang dewasa muda yang pengertian, tidak manja dan mengerti peranan dalam masyarakat. SIMPULAN DAN SARAN Sesuai dengan teori Erik Erikson, pada film “You Are The Apple Of My Eye, tokoh Ko Jing Teng memiliki rasa egois yang tinggi, selain itu dia juga tidak dewasa dan terlambat dalam perkembangan kepribadiannya. Akibat kurangnya pengenalan tentang dirinya, menyebabkan dirinya kehilangan wanita yang disukai. Menurut penulis, dalam film ini penggambaran seorang pelajar pria membayangkan guru wanita yang sedang mengajar di depan kelas dengan secara vulgar serta adegan kekerasan cukup terbuka, maka film ini kurang mendidik dan dapat berdampak negatif kepada para penonton, khususnya masyarakat di indonesia. Dari kesimpulan di atas, saran penulis bagi pembaca adalah agar pembaca dapat menjadi lebih kritis dan selektif dalam menilai, memilih dan menerapkan kepribadian yang baik dan menjauhkan kepribadian yang buruk dari dirinya agar dapat membangun kehidupan yang lebih baik lagi. REFERENSI Burger, Jerry M. 2010. 人格心里学. 北京:中国轻工业出版社. 胡上,《那些年我们一起追的女孩》[J].广州:中山大学,2013. 王博,社会心理学视阈下《追风筝的人》的成长主题解读[J].郑州:郑州大学,2014. 夏兢,埃里克森的自我同一性理论与大学生心理需求研究[J].北京:北京工商大学硕士论文, 2010. 袁梦倩,青春怀旧、纯爱消费与青年亚文化的狂欢一一《那些年,我们一 起追的女孩》[J].北 京:清华大学,2013. Feist, Jess, dkk. 2013. Theories Of Personality. Singapore: McGraw Hill. L.P., Middler. 2012. Erik H. Erikson and Intimacy vs. Isolation (Psychososial Stages of Development). US: Critical Mass Publication. Pervin, Lawrence A. 2009. Personality: Theory and Research, 11th edition. New York: John Wiley & Sons. Sacco, Rob G. 2013. Re-Envisaging the Eight Developmental Stages of Erik Erikson: The Fibonacci Life-Chart Method (FLCM). USA: School of Behavioral and Health Science, Nortcentral University. Salkind, Neil J. 2004. An Introduction to Theories of Human Development. Thousand Oaks, London, New Delhi: Sage Publications. International Education and Publisher. Scheck, Stephanie. 2014. The Stages of Psychosocial Development According to Erik H. Erikson. Germany: University of Kassel. Verbraak, Annekatrien. 2000. Gerotranscendence : An Examination of a Proposed Extension to Erik Erikson's Theory Of Identity Development. New Zealand: University of Canterbury. Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM. Boeree, C. George. 2005. Personality Theories. Yogyakarta: Primasophie. Gunarsa, Singgih D. 2014. Dasar Dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Libri. Littauer, Florence. 1996. Personality Plus (Kepribadian Plus) Edisi Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara. Ratnasari, Mutia. 2012. Perkembangan Kepribadian Pada Tokoh Utama Dalam Novelet Babalik Pikir Karya Samsoedi. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. 8 Wardhani, Helina Wisnu. 2014. Perkembangan Kepribadian Tokoh Hayasaka Yukari Dalam Film Paradise Kiss Karya Sutradara Takehiko Shinjo. Disertasi tidak diterbitkan. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Brawijaya. Widianti, Winda. 2009. Sosiologi 1 : untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Yusuf, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. RIWAYAT PENULIS Vera lahir di kota Jakarta pada tanggal 29 Desember 1992. Penulis menamatkan pendidikan SMA di SMA Permai pada tahun 2011. Yuliana lahir di kota Jakarta pada tanggal 29 Juli 1993. Penulis menamatkan pendidikan SMA di SMA Pelita II pada tahun 2011. Mariana, S.S, M.Lit, lahir di kota Jakarta pada tanggal 15 Februari 1984. Sejak tahun 2009 aktif mengajar di jurusan Sastra China, Binus University.