Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Muda Olivia Tjandra Waluya., M. Si., Psi Dewasa Muda Saat Ini – Sebelum tahun 60-an, individu dewasa muda memiliki pola: menyelesaikan sekolah, meninggalkan rumah, bekerja, menikah, dan memiliki anak – Mulai tahun 90-an, hanya 1 dari 4 individu dewasa muda yang ikut pola tsb – Individu dewasa muda zaman sekarang: mencapai usia dewasa muda= saat uji coba sebelum mencapai peran dan tanggung jawab individu dewasa. – Memenuhi tugas perkembangan tradisional seperti memperoleh pekerjaan yang mapan dan mencapai hubungan romatis tertunda hingga individu berusia sekitar 30 tahunan Lanjutan – Jalan individu menuju kedewasaan dipengaruhi oleh hal-hal di bawah ini: 1. Gender 2. Kemampuan akademik 3. Sikap awal terhadap pendidikan 4. Suku bangsa 5. Harapan pada masa dewasa akhir 6. Kelas sosial Perkembangan Identitas Diri Masa Dewasa Muda – Erikson: masa dewasa muda adalah masa moratorium/ berhenti dari tekanan perkembangan dan dewasa muda bebas uji coba berbagai peran dan gaya hidup. – Merupakan saat komitmen peran dewasa terkristalisasi – Recentering: proses perpindahan ke identitas dewasa proses 3 tahap yang mana kekuatan, tanggung jawab, dan pengambilan keputusan beralih dari keluarga ke kemandirian individu dewasa muda 1. Individu masih terikat oleh keluarga, tetapi harapan untuk mandiri dan mengarahkan diri sendiri mulai tampak 2. Individu tetap terhubung dengan keluarga tetapi tidak lagi tergantung pada keluarga 3. Individu mandiri dari keluarga dan berkomitmen pada karier, pernikahan, dan mungkin anak Membangun Hubungan yang Dewasa dengan Orangtua – Meskipun bukan lagi anak kecil, individu dewasa muda tetap memerlukan penerimaan, empati, dukungan, dan kelekatan dengan orangtua sebagai kunci untuk menjadi individu yang sehat mental. – Adanya dukungan finansial dari orangtua untuk pendidikan, akan memperbesar kemungkinan suksesnya individu dewasa muda – Individu yang memiliki hubungan yang positif dengan orangtuanya akan memiliki hubungan yang minim konflik dan lebih hangat pada saat ia memasuki usia dewasa muda – Kualitas hubungan orangtua-anak dipengaruhi oleh hubungan ayah dan ibu – Individu dewasa muda yang masih tinggal bersama orangtua dan mendapat dukungan finansial dari orangtua, umumnya mengalami kesulitan menjalin hubungan dengan orangtua dan lebih banyak berkonflik 4 Pandangan Perkembangan Kepribadian Normative Stage Models (NSM) – Setiap budaya memiliki norma mengenai saat yang tepat tentang peristiwa hidup yang penting – NSM: pendekatan teoritis yang menyatakan bahwa individu dewasa mengikuti perkembangan psikososial yang mendasar terkait dengan usianya – Erikson: intimacy vs isolation (terdapat krisis pada setiap tahap tahapan kehidupan manusia. Krisis pada masa dewasa muda adalah intimacy vs isolation. Kesuksesan mengakhiri krisis menjadi dasar kesuksesan saat masuk pada tahapan kehidupan selanjutnya) Time-of-Events Model – Neugarten,et al: terjadinya perkembangan tergantung pada saat peristiwa tertentu terjadi dalam hidup individu (misal: menikah, menjadi orangtua, menjadi kakek-nenek, pensiun) Normative life events – Individu seharusnya peka terhadap: saat mereka dan waktu sosialnya ( harapan mengenai saat yang tepat untuk peristiwa kehidupan) – Perkembangan berlangsung lancar apabila peristiwa hidup terjadi pada waktunya, tetapi apabila tidak, dapat menyebabkan stres. – Stres juga dapat terjadi dari peristiwa yang tidak diharapkan (misal: kehilangan pekerjaan), peristiwa terjadi tidak sesuai waktunya (misal: menjadi janda pada usia 30 tahun), terjadi kegagalan yang berlangsung selamanya (misal: tidak bisa punya anak, tidak menikah) – Kepribadian individu mempengaruhi cara bagaimana individu berespon terhadap peristiwa hidup dan waktu kejadiannya. – Perbedaan waktu terjadinya peristiwa hidup dipengaruhi budaya, dan zaman Trait Models: Costa and McCrae Five Factors – Traits/sifat: atribut mental, emosional, tempramental yang bervariasi antarmanusia satu dengan yang lainnya (misal: ramah atau mudah cemas, pemalu, jujur, pekerja keras) – Berfokus pada pengukuran dan pengujian sifat-sifat yang berbeda – Costa n McCrae: the big five (ada dimensi yang mendasari sifat yang saling berhubungan): 1. Neuroticism (N): tenang/cemas, aman/ tidak aman, puas diri/ mengasihani diri 2. Extraversion (E): mudah bergaul/ penyendiri, pecinta kesenangan/ muram, ramah/ pendiam 3. Openness to experience (O): imajinatif/ praktis, suka variasi/ rutin, mandiri/ ikut lingkungan 4. Concientiousness (C): rapi/ tidak rapi, hati-hati/ ceroboh, disiplin/ impulsif 5. Agreeableness (A): hati lembut/ kejam, percaya/ curiga, mudah menolong/ tidak kooperatif Umumnya pada sekitar mulai usia remaja sampai 30 tahun, masih bisa terjadi perubahan sifat, tetapi setelah 30 tahun, perubahan tersebut melambat perubahan bervariasi tergantung kepribadian, kematangan Misal: O dan C meningkat, tetapi N, C, O menurun Typological Models – Melihat bagaimana kepribadian yang berfungsi sebagai keseluruhan adaptif/ maladaptif – 3 tipe kepribadian: – 1. ego resilient/ kontrol diri: individu mudah beradaptasi (percaya diri, mandiri, perhatian, pandai bicara, suka menolong, kooperatif, fokus pada tugas) – 2. overcontrolled: pemalu, pendiam, cemas, tergantung fokus tinggi, perencana/ tidak fleksibel – 3. undercontrolled: aktif, energik, impulsif, keras kepala, mudah terganggu kreatif, banyak sumber daya/ antisosial Dasar Hubungan Intim – Merupakan tugas penting pada masa dewasa muda (Erikson) – Individu dewasa muda mengutamakan keintiman dengan kelompok teman sebaya dan dengan pasangan romantisnya. – Aspek penting dalam kentiman: self disclosure (keterbukaan diri) – Sebagian besar individu dewasa muda memiliki banyak teman, tetapi tidak punya banyak waktu bersama mereka. Persahabatan antarwanita lebih intim daripada antarpria – Banyak individu dewasa muda yang punya teman yang sudah seperti keluarga sendiri (fictive kin) – Triangular theory of love (Sternberg): cinta memiliki 3 aspek yaitu: 1. keintiman(elemen emosinal): keterbukaan yang mengarah pada keterkaitan, hangat, dan kepercayaan kunci: komunikasi 2. gairah (elemen motivasional): dorongan dalam diri yang mengarah pada keinginan seksual 3. komitmen (elemen kognitif): keputusan untuk mencintai dan tetap bersama yang dicintai Menikah dan Tidak Menikah – Pada zaman sekarang beberapa individu dewasa muda menunda pernikahan karena karier, perjalanan, kebebasan seksual dan gaya hidup, keinginan untuk diri berfungsi secara penuh, berkurangnya tekanan sosial untuk menikah, pertimbangan finansial, takut bercerai, sulit menemukan pasangan hidup yang sesuai, kurangnya kesempatan berkencan dengan pasangan, wanita yang ingin dirinya lebih berkecukupan – Hubungan : heteroseksual dan homoseksual. Kepuasan pada hubungan jangka panjang pada pasangan heteroseksual dan homo seksual tergantung pada cara berkomunikasi dan memecahkan masalah, kepribadian, persepsi hubungan, dukungan sosial – Beberapa pasangan memilih tinggal bersama tanpa menikah. – Pemilihan pasangan dan usia pernikahan beragam, tergantung pada budaya – Kesuksesan pernikahan tergantung pada kepekaan pasangan satu sama lain, penerimaan terhadap perasaan pasangan, dan keterampilan berkomunikasi dan penyelesaian konflik. – Faktor penting kepuasan pernikahan: harapan pria dan wanita yang berbeda Menjadi Orangtua – Pada masa sekarang ini, wanita dewasa muda sebagian menunda punya anak, memiliki anak lebih sedikit, atau bahkan memilih tidak memiliki anak – Keterlibatan ayah terhadap pengasuhan anak masih kurang, tetapi sudah lebih baik daripada keterlibatan ayah pada masa lalu – Umumnya kepuasan pernikahan menurun selama masa pengasuhan anak – Sebagian wanita mengalami beban yang berat, yaitu ketika harus mengurus anak sambil bekerja – Tempat kerja yang berorientasi keluarga dapat mengurangi stres pekerja dewasa muda Ketika Pernikahan Berakhir – Beberapa pasangan dewasa muda mengalami konflik dalam pernikahannya, dan tidak merasa cocok lagi dengan pasangan sehingga memutuskan untuk bercerai – Penyesuaian diri pasca perceraian menyakitkan. Menjauhkan diri secara fisik dan emosi dari mantan pasangan adalah kunci penyesuaian – Beberapa individu yang bercerai, menikah lagi setelah beberapa tahun. Pernikahan tersebut cenderung kurang stabil dibandingkan pernikahan pertama – Perlu adanya penyesuaian diri terhadap keluarga tiri