MODUL PERKULIAHAN Perkembangan Sepanjang Hayat Tahapan Perkembangan Manusia dari Masa Remaja sampai dalam Masa Menghadapi Kematian Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 06 Kode MK Disusun Oleh MK61095 Hanifah, M.Psi, Psikolog Abstract Kompetensi Bidang Psikologi yang perlu dikuasai oleh mahasiswa Psikologi tingkat S1 sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dalam bidang Psikologi Mahasiswa menguasai teori dari tokohtokoh Psikologi perkembangan dan menguasai materi mengenai tahapan perkembangan manusia Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal dalam Aspek Psikososial Masa Dewasa Awal Masa bayi, anak-anak dan remaja merupakan masa waktu yang menjadi penanda bagi individu, dimulai dan diakhiri kemudian dilanjutkan dengan masa perkembangan selanjutnya. Kehidupan pada masa dewasa didorong dengan sedikit perubahan fisik dan lebih pada apa yang ingin dilakukan serta mengejar tujuan hidup yang menjanjikan kepuasan. Bagi orang dewasa, perkembangan sosioemosi berkisar sekitar “integrasi yang adaptif dari pengalaman emosional ke dalam hidup sehari-hari yang memuaskan serta relasi yang berhasil dengan orang lain” (Duck, 2011 dalam Santrock, 2012). Hasil penelitian barubaru ini menyatakan bahwa 20 tahun pertama dalam kehidupan bisa memprediksi kehidupan sosioemosi pada usia dewasa. Selain itu, terdapat cukup alasan untuk meyakini bahwa pengalaman di masa dewasa awal penting untuk menentukan bagaimana jadinya individu di kemudian hari. Pada masa dewasa awal, sebagian besar individu memperlihatkan lebih sedikit perubahan suasana hati dibandingkan ketika remaja ; mereka juga lebih bertanggung jawab dan lebih jarang berperilaku yang mengandung resiko. Seiring dengan tanda-tanda dan perubahan umum dalam hal temperamen di masa kanak-kanak dengan kepribadian orang dewasa. Berdasarkan penelitian, temperamen di masa kanak-kanak memiliki kaitan dengan penyesuaian di masa dewasa. Singkatnya, studi di bawah ini mengungkapkan adanya kesinambungan antara aspek-aspek tertentu dari temperamen di masa kanak-kanak dan penyesuaian di masa dewasa awal. Studi tersebut dilakukan dalam jumlah kecil sehingga masih perlu dilakukan lebih banyak riset untuk membuktikan keterkaitan ini. Meskipun demikian, kaitan antara temperamen pada masa kanak-kanak dengan kepribadian di masa dewasa awal dapat bervariasi, tergantung pada konteks yang mengintervensi pengalaman individu.Berikut ini adalah tipe-tipe dan dimensi yang terdapat di masa kanak-kanak dengan karakteristik orang dewasa, sebagai contoh : Temperamen yang mudah dan temperamen yang sulit Sebuah studi longitudinal menemukan bahwa anak-anak yang memiliki temperamen yang mudah di usia 3 hingga 5 tahun, cenderung lebih mudah menyesuaikan diri ketika memasuki usia dewasa awal. Sebaliknya, banyak anak yang memiliki temperamen yang sulit ketika berusia 3 hingga 5 tahun, akan memilliki penyesuaian yang buruk ketika ia menjadi orang dewasa muda. 2016 Kekangan (inhibition) 2 Perkembangan Sepanjang Hayat Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan e-Learning http://www.mercubuana.ac.id Individu yang temperamennya terkekang pada masa kanak-kanak, ketika dewasa cenderung kurang bersikap asertif atau memperoleh dukungan sosial dan cenderung lambat memasuki jalur kerja yang stabil dibandingan orang dewasa lainnya. Sebuah studi longitudinal mengungkapkan bahwa 15 persen anak laki-laki dan perempuan yang dikekang oleh orangtua mereka ketika berusia 4 hingga 6 tahun, mengalami keterlambatan dalam memiliki relasi yang stabil dan mendapatkan pekerjaan penuh waktu di usia 23 tahun. Selain itu, terdapat keterkaitan antara rasa malu / kekangan ketika masa bayi / kanak-kanak dengan kecemasan sosial di usia 21 tahun Kemampuan mengendalikan emosi Sebuah studi longitudinal menemukan bahwa ketika anak-anak berusia 3 tahun dan memperlihatkan kontrol emosi yang baik dan tabah ketika menghadapi stress, mereka cenderung mengatasi emosinya secara efektif ketika dewasa. Sebaliknya, jika anak berusia 3 tahun memiliki kontrol emosi yang rendah dan tidak tabah, mereka cenderung memperlihatkan masalah pada aspek emosi ketika dewasa Seperti halnya temperamen, kelekatan muncul di masa bayi dan turut memainkan peran penting dalam perkembangan sosioemosi seseorang. Terdapat beragam pendapat dari peneliti mengenai gaya kelekatan yang dialami oleh individu pada masa dewasa awal. Berikut ini merupakan definisi yang dipaparkan oleh Hazan dan Shaver (dalam Santrock, 2012). Gaya kelekatan dapat terbagi menjadi 3 yaitu : Gaya kelekatan yang aman Orang dewasa dengan kelekatan yang aman memiliki pandangan yang emosi terhadap relasi, mudah dekat dengan orang lain, tidak khawatir serta stress berlebihan mengenai relasi romantis mereka Gaya kelekatan yang menghindar Individu yang menghindar merasa ragu-ragu terlibat dalam relasi romantis dan sering mengambil jarak dari pasangan mereka dalam relasi Gaya kelekatan yang cemas Individu dengan gaya kelekatan yang cemas menuntut kedekatan, kurang bisa mempercayai orang lain, lebih emosional, pecemburu dan posesif Kelekatan menjadi komponen yang penting dalam hubungan percintaan. Berdasarkan pernelitian yang dilakukan untuk mengukur gaya kelekatan pada orang dewasa hasilnya adalah mayoritas orang dewasa (sekitar 60 hingga 80 persen) menjelaskan bahwa mereka sebagai orang dengan gaya kelekatan yang aman dan orang dewasa tersebut juga memilih untuk memiliki pasangan dengan kelekatan yang aman pula. Orang dewasa yang punya kelekatan yang aman lebih puas dengan relasi dekatnya dibandingkan dengan orang 2016 3 Perkembangan Sepanjang Hayat Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan e-Learning http://www.mercubuana.ac.id dewasa dengan kelekatan yang tidak aman. Selain itu, relasi orang dewasa dengan kelekatan yang aman juga diwarnai oleh kepercayaan, komitmen dan usia yang panjang. Mereka juga cenderung menerima dukungan jika sedang berada dalam kondisi tertekan cenderung lebih bersedia untuk memberikan dukungan jika pasangannya sedang merasa tertekan. Individu-individu dengan kelekatan aman punya rasa penerimaan diri, penghargaan diri dan self-efficacy yang terintegrasi dengan baik. Mereka mampu mengontrol emosi, optimis dan ulet. Dalam menghadapi stress dan kesulitan, mereka mengaktifkan representasi kognitif keamanan, sadar tentang apa yang terjadi di sekeliling mereka, dan melakukan strategi pengolahan masalah yang efektif. Perkembangan Psikososial pada Masa Dewasa Awal Intimacy versus Isolation Penelitian menunjukkan bahwa adanya tahap perkembangan dalam hubungan romantis merupakan proses yang rumit karena dipengaruhi oleh hubungan di masa kanakkanak maupun remaja. Pada usia dewasa awal kaitannya dengan hubungan yang romantis, passion (gairah) biasanya akan lebih tinggi sedangkan keintiman dan komitmen cenderung lebih rendah. Hal ini dinamakan dengan infatuation ‘kegandrungan / tergila-gila’ : secara intens, hubungan berdasarkan pada ketertarikan fisik yang melibatkan dua orang memiliki resiko yang tinggi terhadap kesalahpahaman dan kecemburuan. Individu yang memilih pasangan untuk hubungan yang lama / permanen (seperti pernikahan) selama masa ‘kegandrungan’ tersebut akan menyatakan bahwa “love is blind” dan kemungkinan besar pasangan ini akan mengalami perceraian. Namun, pasangan yang memberikan waktu dan menghargai hubungan mereka, membuat keputusan bersama, peduli satu sama lain, berbagi sedikit harta yang dimiliki dan mengembangkan berbagai cara untuk mengatasi konflik yang muncul, mereka akan mampu mempertahankan hubungan dalam waktu yang lama. Selain itu, contoh pasangan ini biasanya akan menunjukkan tanda-tanda untuk berkomitmen, seperti saling menyayangi satu sama lain, bersama-sama membesarkan anak-anak atau sederhananya adalah berbagi berbagai hal yang detail dalam kehidupan sehari-hari. Persoalan perkembangan yang penting perihal keintiman, menurut Erikson yang dibutuhkan adalah hubungan yang matang karena hal yang tidak mungkin apabila tidak ada hubungan tersebut. Sebagai tambahan, jenis hubungan yang dilihat dan dirasakan sebagai pengalaman pada masa kanak-kanak (termasuk didalamnya adalah pengalaman kekerasan) dapat memengaruhi individu untuk mendeskripsikan dan bersikap dalam suatu hubungan yang dikembangkan saat memasuki usia dewasa. Adanya paksaan dalam sosialbudaya dapat membentuk karakteristik individu untuk memenuhi keinginannya pada 2016 4 Perkembangan Sepanjang Hayat Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan e-Learning http://www.mercubuana.ac.id pasangan dan menentukan apakah individu menemukan adanya resistensi terhadap keluarga ketika memiliki pilihan sendiri dalam kehidupan. Paksaan dalam lingkaran kehidupan individu juga termasuk didalamnya ; berbeda dengan berbagai aspek yang ada dalam suatu hubungan percintaan, dapat menjadi penting atau tidak bergantung pada setiap tahapan perkembangan dalam kehidupan. Sebagai contoh, hubungan yang romantis cenderung menjadi hal utama di usia dewasa awal sedangkan aspek hubungan pertemanan menjadi lebih penting pada tahapan usia perkembangan berikutnya. Tugas perkembangan yang penting bagi dewasa awal adalah terkait dengan isu yang dikemukakan oleh Erikson. Erikson memaparkan bahwa identity versus role confusion merupakan fase untuk mengetahui siapa diri kita, apa yang kita cari, dan tujuan apa yang hendak kita capai dalam hidup adalah isu yang paling penting untuk diselesaikan pada masa remaja. Erikson juga menyatakan bahwa perkembangan identitas yang sehat selama masa remaja merupakan perintis dari keintiman dalam hubungan yang romantis selama masa tumbuh dewasa. Memiliki kemampuan untuk membangun keintiman sebenarnya merupakan tugas perkembangan dari dewasa awal akan tetapi hal tersebut mungkin tidak dapat terjadi apabila identitas tidak dapat dicapai pada usia remaja akhir. Menurut Erikson, di awal masa dewasa, setelah individu berhasil mencapai identitas yang stabil, mereka memasuki tahap keenam yaitu intimacy versus isolation. Erikson memandang keintiman atau kedekatan untuk berbagi dengan orang lain menjadi dasar yang kuat pada tahap perkembangan usia dewasa awal, sedangkan isolasi bisa menjadi bagian dari patologis. Erikson mendeskripsikan intimacy (keintiman) sebagai proses menemukan diri sendiri sekaligus peleburan diri sendiri di dalam diri orang lain ; keintiman juga membutuhkan komitmen terhadap orang lain. Individu pada usia dewasa awal merupakan fase dimana individu menemukan teman dekat dan memasuki hubungan serius untuk menjalin komitmen. Apabila seseorang gagal mengembangkan relasi yang intim di masa dewasa awal, maka ia akan mengalami isolasi. Tabel di bawah ini merupakan tahap perkembangan psikososial pada usia dewasa awal yang dirumuskan oleh Erik Erikson. Tabel 1.1 Teori Perkembangan Psikososial Erikson 2016 Tahapan Usia Intimacy vs Isolation 20 hingga 40 tahun 5 Perkembangan Sepanjang Hayat Hanifah, M.Psi, Psikolog Deskripsi Mengeksplorasi hubungan secara personal dan siap berkomitmen dengan orang lain. Dewasa muda akan membangun keintiman dengan dengan orang lain. Namun, apabila mengalami kekecewaan, individu tidak dapat menjalin hubungan dekat dengan orang lain bahkan merasa terisolasi Pusat Bahan Ajar dan e-Learning http://www.mercubuana.ac.id Keintiman adalah perasaan emosi yang mengandung kehangatan, kedekatan dan berbagi dalam sebuah relasi. Keintiman juga dapat diartikan kemampuan untuk berhubungan dengan seseorang (biasanya pada jenis kelamin yang berbeda) untuk saling memberi dan menerima dengan rasa bahagia dan peduli. Individu akan lebih peduli pada pasangannya dibandingkan terhadap dirinya sendiri atau individu yang sangat peduli terhadap dirinya sendiri akan sama halnya ia peduli terhadap pasangan. Komitmen berarti penilaian kognitif mengenai relasi meskipun relasi itu menghadapi masalah. Ketidakmampuan mengembangkan relasi yang bermakna dengan orang lain dapat melukai kepribadian individu. Hal ini dapat mengarahkan individu untuk tidak mau mengakui, mengabaikan atau bahkan menyerang orang-orang yang dapat menyebabkan frustasi. Terkait dengan tahapan intimacy versus isolation, Erikson juga mempertanyakan bagaimana individu memilih teman hidupnya, bagaimana rasa cinta yang dimiliki dapat berkembang, dan bagaimana model dari kemampuan internal diri sendiri maupun dari orang lain yang sudah terbentuk sejak lahir dapat memengaruhi hubungan yang romantis? Teori evolusioner menyatakan bahwa meskipun pada umumnya laki-laki dan perempuan memiliki kesamaan karakteristik atau sifat pada pasangannya, laki-laki lebih menekankan pada ketertarikan fisik dibandingkan perempuan, sedangkan perempuan lebih menekankan pada potensi sumber daya dan status sosial pasangannya dibandingkan laki-laki. Pada awal perkenalan, status sosial-ekonomi, agama, dan hal yang paling disukai merupakan langkah pertama untuk melakukan seleksi dan menjadi dasar untuk memulai hubungan. Selanjutnya individu akan lebih terbuka mengenai dirinya sendiri dan melihat kesamaan kualitas dalam diri pasangannya seperti nilai-nilai hidup, perilaku, keyakinan, dan sifat kepribadian. Apabila mereka melanjutkan hubungan untuk mencari kecocokan satu sama lain maka hubungan mereka akan bertahan, apabila tidak ada lagi kecocokan hubungan akan berakhir. Perkembangan di masa dewasa awal, seringkali melibatkan upaya menyeimbangkan keintiman dan komitmen di satu sisi, serta kemandirian dan kebebasan di sisi lain. Di waktu yang sama ketika individu berusaha membangun identitas, mereka dihadapkan pada kesulitan untuk mengatasi meningkatnya kemandirian dari orangtua, mengembangkan relasi yang intim dengan individu lain dan meningkatnya komitmen di dalam persahabatan. Individu juga menghadapi tuntutan untuk menghadapi kemampuan berfikir secara mandiri dan mengerjakan hal lainnya tanpa selalu bergantung pada apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain. Individu yang memasuki usia dewasa awal namun belum cukup mampu terlepas dari ikatan orangtua dapat mengalami kesulitan dalam relasi interpersonal dan karir. Keseimbangan antara keintiman dan komitmen di satu sisi serta kemandirian dan kebebasan di sisi lain merupakan hal yang sulit. Namun, empat hal tersebut bukanlah hanya dialami pada masa dewasa awal saja melainkan menjadi tema penting dari perkembangan yang senantiasa harus diolah kembali secara berulang-ulang sepanjang masa dewasa. 2016 6 Perkembangan Sepanjang Hayat Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan e-Learning http://www.mercubuana.ac.id Erikson percaya bahwa keintiman yang terjalin antara dua orang sebagai pasangan hanya mungkin terjadi apabila masing-masing individu telah memiliki pemaknaan identitas diri yang kuat secara terpisah. Namun, pada kenyataannya saat ini banyak sekali pasangan yang menikah pada usia muda sehingga pengembangan identitas yang kuat tidak berlaku pada kasus ini. Dilema yang muncul adalah sulitnya (meski mungkin terjadi pada kasuskasus langka) untuk dua orang yang berkembang dan mengalami kematangan bersama kecuali mereka benar-benar sudah matang / dewasa secara terpisah dalam proses perkembangannya. Bukanlah hal yang mengejutkan, perceraian menjadi hal yang biasa terjadi untuk pasangan tertentu yang menikah pada usia yang sangat muda dan belum dewasa. Individu yang memasuki usia dewasa awal seringkali belum mencapai tingkat kematangan yang cepat dari masa remajanya. Namun, sebagian individu pada usia dewasa awal sudah mencapai level kematangan pada awal usia 20-an dan sebagian besar lainnya belum sampai pada tahap kematangan ini hingga mereka memasuki usia 30, bahkan individu lainnya tidak pernah mencapai tingkat kematangan secara utuh. Friendship Peneliti mendefinisikan persahabatan sebagai hubungan timbal balik yang dapat berpengaruh terhadap keyakinan dan perilaku seseorang dengan yang lainnya dan kualitas persahabatan sebagai suatu kepuasan berasal dari hubungan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persahabatan juga memainkan peran yang penting dalam perkembangan sepanjang hidup. Masa dewasa memberikan kesempatan untuk menjalin persahabatan baru ketika individu pindah dari satu temapat menuju tempat yang baru dan mungkin membangun hubungan persahabatan yang baru di dalam lingkungan tempat tinggal atau di tempat kerja mereka. Peran dan pengaruh dari teman-teman pada masa dewasa awal merupakan hal yang penting dari remaja akhir menuju pertengahan usia 20-an dan berlanjut menjadi sumber daya dukungan terbesar untuk melewati masa dewasa. Persahabatan didominasi atas dasar perasaan dan juga berasaskan hubungan timbal balik serta keputusan. Persahabatan berbeda dengan hubungan percintaan dimana mereka tidak melibatkan hubungan emosional secara intens dan melibatkan energi untuk melakukan kontak fisik secara langsung. Memiliki hubungan persahabatan yang baik dapat membantu meningkatkan harga diri dan juga dapat membantu individu lebih mudah bersosialisasi ke dalam peran-peran baru ketika memasuki usia dewasa. Penelitian longitudinal menenunjukkan bahwa persahabatan akan mengalami perubahan dari usia dewasa menuju usia dewasa awal, terkadang hal tersebut dapat diprediksi dan terkadang juga tidak dapat diprediksi. Sebagai contoh, setiap individu memiliki pengalaman masing-masing pada fase transisi kehidupannya (memasuki bangku perkuliahan atau menikah) dan biasanya akan berdampak pada berkurangnya teman-teman 2016 7 Perkembangan Sepanjang Hayat Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan e-Learning http://www.mercubuana.ac.id dan jarang berkomunikasi dengan teman-teman yang sudah ada. Individu cenderung memiliki banyak teman dan berkenalan dengan orang baru pada usia dewasa awal dibandingkan dengan periode usia setelahnya. Persahabatan cukup penting semasa usia dewasa, khususnya dikarenakan kepuasan hidup seseorang berkaitan erat dengan kuantitas maupun kualitas komunikasi dengan teman-teman. Dewasa awal biasanya memiliki lebih banyak teman dibandingkan dengan dewasa madya, sedangkan pada dewasa akhir biasanya hanya memiliki satu atau lebih teman dekat dan seringkali menjalin komunikasi dengan teman-temannya tersebut. Laki-laki dan perempuan pada umumnya memiliki harapan yang sama dalam pertemanan, namun perempuan cenderung menempatkannya pada posisi terbaik dibandingkan laki-laki dalam hubungan pertemanan yang lebih akrab. Psikolog sosial menekankan adanya pengaruh keadilan atau keseimbangan dari kontribusi dan keuntungan yang diperoleh dari suatu hubungan. Individu yang menerima lebih dari sekedar hubungan dibandingkan dengan apa yang diberikannya maka ia akan merasa bersalah ; individu yang mau memberi namun menerima lebih sedikit keuntungan dari hubungan tersebut maka ia akan merasa marah atau kecewa. Seperti halnya pada masa kanak-kanak, dalam persahabatan orang dewasa juga terdapat perbedaan gender. Dibandingkan pria, wanita memiliki lebih banyak teman akrab dan persahabatan, lebih banyak membuka diri dan saling memberikan dukungan satu sama lain. Sahabat wanita cenderung tidak hanya bersifat luas namun juga dalam ; wanita menceritakan berbagai pengalaman, pikiran dan perasaan mereka. Ketika teman-teman wanita berkumpul bersama, mereka senang untuk bercerita namun teman-teman pria lebih senang terlibat dalam satu aktivitas khususnya aktivitas di luar ruangan. Dengan demikian, pola persahabatan dari pria dewasa melibatkan unsur menjaga jarak sambil membagikan informasi yang berguna. Dibandingkan wanita, pria cenderung kurang suka menceritakan kelemahannya ; pria juga menginginkan solusi praktis terhadap masalah yang mereka hadapi dibandingkan simpati. Selain itu, persahabatan pria cenderung lebih bersifat kompetitif dibandingkan wanita. Di sisi lain, pada usia dewasa awal, terutama bagi individu yang belum menikah cenderung memiliki banyak teman dibandingkan dengan individu yang berada pada usia dewasa madya maupun dewasa akhir. Namun, bagi individu yang telah menikah, telah memiliki anak, meningkatnya tanggung jawab dalam pekerjaan dan bertambahnya usia maka hubungan sosial mereka akan menurun. Persahabatan antar gender juga banyak dijumpai di kalangan orang dewasa dibandingkan pada masa kanak-kanak, meskipun demikian pada orang dewasa persahabatan antara gender yang sama lebih banyak ditemukan. Persahabatan antargender dapat menimbulkan keuntungan ataupun masalah. Keuntungannya adalah memberikan lebih banyak kesempatan untuk mempelajari berbagai perasaan dan minat yang umum 2016 8 Perkembangan Sepanjang Hayat Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan e-Learning http://www.mercubuana.ac.id serta karakteristik yang dimiliki bersama maupun memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai keyakinan dan aktivitas yang sejak dahulu kala dinyatakan bersifat tipikal untuk salah satu gender. Persahabatan antargender dapat menimbulkan masalah karena terdapat perbedaan harapan. Masalah lainnya yang dapat mengganggu persahabatan antar gender adalah adanya ketidakjelasan sehubungan dengan batasanbatasan seksual, dimana hal ini dapat menimbulkan ketegangan dan kebingungan. Kualitas lebih baik dibandingkan dengan kuantitas dalam hubungan sosial antar individu berkaitan erat dengan kesejahteraan hidup seseorang atau kepuasan hidupnya. Sama halnya, dukungan sosial yang dipersepsikan atau dirasakan oleh individu lebih penting dibandingkan dengan dukungan sosial yang sebenarnya diterima. Kedekatan, keharmonisan, dan hubungan dengan adanya dukungan dapat meningkatkan kualitas hidup orang dewasa, sedangkan hubungan yang negatif mengakibatkan hidup menjadi tidak nyaman. Lebih dari itu, dukungan sosial terutama dari anggota keluarga memiliki pengaruh positif pada kardiovaskular, endokrin dan sistem imun tubuh ; meningkatkan kemampuan tubuh untuk menghadapi stress maupun rasa sakit ; berkontribusi terhadap kondisi disik yang lebih baik dan fungsi kognitif serta kehidupan yang lama terutama pada usia tua. 2016 9 Perkembangan Sepanjang Hayat Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan e-Learning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Beyers, Wim., Seiffge-Krenke, Inge. 2010. Does Identity Precede Intimacy? Testing Erikson’s Theory on Romantic Development in Emerging Adults of the 21st Century. Ghent, Belgium : Sage Brown, Joanne. 2006. A Psychosocial Exploration of Love and Intimacy. New York : Palgrave Macmillan Kail, Robert V., Cavanaugh, Jhon C, 2010.. Human Development – a Life Span View 5th Ed. Wadsworth : Cengage Learning King A, Laura. 2012. Psikologi Umum ; Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta : Salemba Humanika Santrock, J. W. 2012. Life-Span Development ; Perkembangan Masa Hidup Edisi Ketigabelas Jilid 1. Jakarta : Erlangga Sigelman, Carol K.., Rider A., Elizabet. 2012. Life-Span Development 7th Ed. Wadsworth : Cengage Learning 2016 10 Perkembangan Sepanjang Hayat Hanifah, M.Psi, Psikolog Pusat Bahan Ajar dan e-Learning http://www.mercubuana.ac.id