Perkembangan Psikososial pada Masa Dewasa Awal

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Perkembangan
Sepanjang
Hayat
Tahapan Perkembangan Manusia dari
Masa Remaja sampai dalam Masa
Menghadapi Kematian
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
06
Kode MK
Disusun Oleh
MK61095
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Abstract
Kompetensi
Bidang Psikologi yang perlu dikuasai
oleh mahasiswa Psikologi tingkat S1
sebagai bekal untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
dalam bidang Psikologi
Mahasiswa menguasai teori dari tokohtokoh Psikologi perkembangan dan
menguasai materi mengenai tahapan
perkembangan manusia
Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal
dalam Aspek Psikososial
Masa Dewasa Awal
Masa bayi, anak-anak dan remaja merupakan masa waktu yang menjadi penanda
bagi individu, dimulai dan diakhiri kemudian dilanjutkan dengan masa perkembangan
selanjutnya. Kehidupan pada masa dewasa didorong dengan sedikit perubahan fisik dan
lebih pada apa yang ingin dilakukan serta mengejar tujuan hidup yang menjanjikan
kepuasan. Bagi orang dewasa, perkembangan sosioemosi berkisar sekitar “integrasi yang
adaptif dari pengalaman emosional ke dalam hidup sehari-hari yang memuaskan serta relasi
yang berhasil dengan orang lain” (Duck, 2011 dalam Santrock, 2012). Hasil penelitian barubaru ini menyatakan bahwa 20 tahun pertama dalam kehidupan bisa memprediksi
kehidupan sosioemosi pada usia dewasa. Selain itu, terdapat cukup alasan untuk meyakini
bahwa pengalaman di masa dewasa awal penting untuk menentukan bagaimana jadinya
individu di kemudian hari.
Pada masa dewasa awal, sebagian besar individu memperlihatkan lebih sedikit
perubahan suasana hati dibandingkan ketika remaja ; mereka juga lebih bertanggung jawab
dan lebih jarang berperilaku yang mengandung resiko. Seiring dengan tanda-tanda dan
perubahan umum dalam hal temperamen di masa kanak-kanak dengan kepribadian orang
dewasa. Berdasarkan penelitian, temperamen di masa kanak-kanak memiliki kaitan dengan
penyesuaian di masa dewasa. Singkatnya, studi di bawah ini mengungkapkan adanya
kesinambungan antara aspek-aspek tertentu dari temperamen di masa kanak-kanak dan
penyesuaian di masa dewasa awal. Studi tersebut dilakukan dalam jumlah kecil sehingga
masih perlu dilakukan lebih banyak riset untuk membuktikan keterkaitan ini. Meskipun
demikian, kaitan antara temperamen pada masa kanak-kanak dengan kepribadian di masa
dewasa awal dapat bervariasi, tergantung pada konteks yang mengintervensi pengalaman
individu.Berikut ini adalah tipe-tipe dan dimensi yang terdapat di masa kanak-kanak dengan
karakteristik orang dewasa, sebagai contoh :

Temperamen yang mudah dan temperamen yang sulit
Sebuah studi longitudinal menemukan bahwa anak-anak yang memiliki temperamen
yang mudah di usia 3 hingga 5 tahun, cenderung lebih mudah menyesuaikan diri ketika
memasuki usia dewasa awal. Sebaliknya, banyak anak yang memiliki temperamen yang
sulit ketika berusia 3 hingga 5 tahun, akan memilliki penyesuaian yang buruk ketika ia
menjadi orang dewasa muda.

2016
Kekangan (inhibition)
2
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan e-Learning
http://www.mercubuana.ac.id
Individu yang temperamennya terkekang pada masa kanak-kanak, ketika dewasa
cenderung kurang bersikap asertif atau memperoleh dukungan sosial dan cenderung
lambat memasuki jalur kerja yang stabil dibandingan orang dewasa lainnya. Sebuah
studi longitudinal mengungkapkan bahwa 15 persen anak laki-laki dan perempuan yang
dikekang oleh orangtua mereka ketika berusia 4 hingga 6 tahun, mengalami
keterlambatan dalam memiliki relasi yang stabil dan mendapatkan pekerjaan penuh
waktu di usia 23 tahun. Selain itu, terdapat keterkaitan antara rasa malu / kekangan
ketika masa bayi / kanak-kanak dengan kecemasan sosial di usia 21 tahun

Kemampuan mengendalikan emosi
Sebuah studi longitudinal menemukan bahwa ketika anak-anak berusia 3 tahun dan
memperlihatkan kontrol emosi yang baik dan tabah ketika menghadapi stress, mereka
cenderung mengatasi emosinya secara efektif ketika dewasa. Sebaliknya, jika anak
berusia 3 tahun memiliki kontrol emosi yang rendah dan tidak tabah, mereka cenderung
memperlihatkan masalah pada aspek emosi ketika dewasa
Seperti halnya temperamen, kelekatan muncul di masa bayi dan turut memainkan
peran penting dalam perkembangan sosioemosi seseorang. Terdapat beragam pendapat
dari peneliti mengenai gaya kelekatan yang dialami oleh individu pada masa dewasa awal.
Berikut ini merupakan definisi yang dipaparkan oleh Hazan dan Shaver (dalam Santrock,
2012). Gaya kelekatan dapat terbagi menjadi 3 yaitu :

Gaya kelekatan yang aman
Orang dewasa dengan kelekatan yang aman memiliki pandangan yang emosi terhadap
relasi, mudah dekat dengan orang lain, tidak khawatir serta stress berlebihan mengenai
relasi romantis mereka

Gaya kelekatan yang menghindar
Individu yang menghindar merasa ragu-ragu terlibat dalam relasi romantis dan sering
mengambil jarak dari pasangan mereka dalam relasi

Gaya kelekatan yang cemas
Individu dengan gaya kelekatan yang cemas menuntut kedekatan, kurang bisa
mempercayai orang lain, lebih emosional, pecemburu dan posesif
Kelekatan
menjadi
komponen
yang
penting
dalam
hubungan
percintaan.
Berdasarkan pernelitian yang dilakukan untuk mengukur gaya kelekatan pada orang dewasa
hasilnya adalah mayoritas orang dewasa (sekitar 60 hingga 80 persen) menjelaskan bahwa
mereka sebagai orang dengan gaya kelekatan yang aman dan orang dewasa tersebut juga
memilih untuk memiliki pasangan dengan kelekatan yang aman pula. Orang dewasa yang
punya kelekatan yang aman lebih puas dengan relasi dekatnya dibandingkan dengan orang
2016
3
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan e-Learning
http://www.mercubuana.ac.id
dewasa dengan kelekatan yang tidak aman. Selain itu, relasi orang dewasa dengan
kelekatan yang aman juga diwarnai oleh kepercayaan, komitmen dan usia yang panjang.
Mereka juga cenderung menerima dukungan jika sedang berada dalam kondisi tertekan
cenderung lebih bersedia untuk memberikan dukungan jika pasangannya sedang merasa
tertekan.
Individu-individu
dengan
kelekatan
aman
punya
rasa
penerimaan
diri,
penghargaan diri dan self-efficacy yang terintegrasi dengan baik. Mereka mampu
mengontrol emosi, optimis dan ulet. Dalam menghadapi stress dan kesulitan, mereka
mengaktifkan representasi kognitif keamanan, sadar tentang apa yang terjadi di sekeliling
mereka, dan melakukan strategi pengolahan masalah yang efektif.
Perkembangan Psikososial pada Masa Dewasa Awal
Intimacy versus Isolation
Penelitian menunjukkan bahwa adanya tahap perkembangan dalam hubungan
romantis merupakan proses yang rumit karena dipengaruhi oleh hubungan di masa kanakkanak maupun remaja. Pada usia dewasa awal kaitannya dengan hubungan yang romantis,
passion (gairah) biasanya akan lebih tinggi sedangkan keintiman dan komitmen cenderung
lebih rendah. Hal ini dinamakan dengan infatuation ‘kegandrungan / tergila-gila’ : secara
intens, hubungan berdasarkan pada ketertarikan fisik yang melibatkan dua orang memiliki
resiko yang tinggi terhadap kesalahpahaman dan kecemburuan. Individu yang memilih
pasangan untuk hubungan yang lama / permanen (seperti pernikahan) selama masa
‘kegandrungan’ tersebut akan menyatakan bahwa “love is blind” dan kemungkinan besar
pasangan ini akan mengalami perceraian. Namun, pasangan yang memberikan waktu dan
menghargai hubungan mereka, membuat keputusan bersama, peduli satu sama lain,
berbagi sedikit harta yang dimiliki dan mengembangkan berbagai cara untuk mengatasi
konflik yang muncul, mereka akan mampu mempertahankan hubungan dalam waktu yang
lama. Selain itu, contoh pasangan ini biasanya akan menunjukkan tanda-tanda untuk
berkomitmen, seperti saling menyayangi satu sama lain, bersama-sama membesarkan
anak-anak atau sederhananya adalah berbagi berbagai hal yang detail dalam kehidupan
sehari-hari.
Persoalan perkembangan yang penting perihal keintiman, menurut Erikson yang
dibutuhkan adalah hubungan yang matang karena hal yang tidak mungkin apabila tidak ada
hubungan tersebut. Sebagai tambahan, jenis hubungan yang dilihat dan dirasakan sebagai
pengalaman
pada
masa
kanak-kanak
(termasuk
didalamnya
adalah
pengalaman
kekerasan) dapat memengaruhi individu untuk mendeskripsikan dan bersikap dalam suatu
hubungan yang dikembangkan saat memasuki usia dewasa. Adanya paksaan dalam sosialbudaya dapat membentuk karakteristik individu untuk memenuhi keinginannya pada
2016
4
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan e-Learning
http://www.mercubuana.ac.id
pasangan dan menentukan apakah individu menemukan adanya resistensi terhadap
keluarga ketika memiliki pilihan sendiri dalam kehidupan. Paksaan dalam lingkaran
kehidupan individu juga termasuk didalamnya ; berbeda dengan berbagai aspek yang ada
dalam suatu hubungan percintaan, dapat menjadi penting atau tidak bergantung pada setiap
tahapan perkembangan dalam kehidupan. Sebagai contoh, hubungan yang romantis
cenderung menjadi hal utama di usia dewasa awal sedangkan aspek hubungan pertemanan
menjadi lebih penting pada tahapan usia perkembangan berikutnya.
Tugas perkembangan yang penting bagi dewasa awal adalah terkait dengan isu
yang dikemukakan oleh Erikson. Erikson memaparkan bahwa identity versus role confusion
merupakan fase untuk mengetahui siapa diri kita, apa yang kita cari, dan tujuan apa yang
hendak kita capai dalam hidup adalah isu yang paling penting untuk diselesaikan pada masa
remaja. Erikson juga menyatakan bahwa perkembangan identitas yang sehat selama masa
remaja merupakan perintis dari keintiman dalam hubungan yang romantis selama masa
tumbuh dewasa. Memiliki kemampuan untuk membangun keintiman sebenarnya merupakan
tugas perkembangan dari dewasa awal akan tetapi hal tersebut mungkin tidak dapat terjadi
apabila identitas tidak dapat dicapai pada usia remaja akhir. Menurut Erikson, di awal masa
dewasa, setelah individu berhasil mencapai identitas yang stabil, mereka memasuki tahap
keenam yaitu intimacy versus isolation. Erikson memandang keintiman atau kedekatan
untuk berbagi dengan orang lain menjadi dasar yang kuat pada tahap perkembangan usia
dewasa
awal,
sedangkan
isolasi
bisa
menjadi
bagian
dari
patologis.
Erikson
mendeskripsikan intimacy (keintiman) sebagai proses menemukan diri sendiri sekaligus
peleburan diri sendiri di dalam diri orang lain ; keintiman juga membutuhkan komitmen
terhadap orang lain. Individu pada usia dewasa awal merupakan fase dimana individu
menemukan teman dekat dan memasuki hubungan serius untuk menjalin komitmen. Apabila
seseorang gagal mengembangkan relasi yang intim di masa dewasa awal, maka ia akan
mengalami isolasi. Tabel di bawah ini merupakan tahap perkembangan psikososial pada
usia dewasa awal yang dirumuskan oleh Erik Erikson.
Tabel 1.1
Teori Perkembangan Psikososial Erikson
2016
Tahapan
Usia
Intimacy vs
Isolation
20 hingga 40
tahun
5
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Deskripsi
Mengeksplorasi hubungan secara personal dan
siap berkomitmen dengan orang lain. Dewasa
muda akan membangun keintiman dengan
dengan orang lain. Namun, apabila mengalami
kekecewaan, individu tidak dapat menjalin
hubungan dekat dengan orang lain bahkan
merasa terisolasi
Pusat Bahan Ajar dan e-Learning
http://www.mercubuana.ac.id
Keintiman adalah perasaan emosi yang mengandung kehangatan, kedekatan dan
berbagi dalam sebuah relasi. Keintiman juga dapat diartikan kemampuan untuk
berhubungan dengan seseorang (biasanya pada jenis kelamin yang berbeda) untuk saling
memberi dan menerima dengan rasa bahagia dan peduli. Individu akan lebih peduli pada
pasangannya dibandingkan terhadap dirinya sendiri atau individu yang sangat peduli
terhadap dirinya sendiri akan sama halnya ia peduli terhadap pasangan. Komitmen berarti
penilaian
kognitif
mengenai
relasi
meskipun
relasi
itu
menghadapi
masalah.
Ketidakmampuan mengembangkan relasi yang bermakna dengan orang lain dapat melukai
kepribadian individu. Hal ini dapat mengarahkan individu untuk tidak mau mengakui,
mengabaikan atau bahkan menyerang orang-orang yang dapat menyebabkan frustasi.
Terkait dengan tahapan intimacy versus isolation, Erikson juga mempertanyakan
bagaimana individu memilih teman hidupnya, bagaimana rasa cinta yang dimiliki dapat
berkembang, dan bagaimana model dari kemampuan internal diri sendiri maupun dari orang
lain yang sudah terbentuk sejak lahir dapat memengaruhi hubungan yang romantis? Teori
evolusioner menyatakan bahwa meskipun pada umumnya laki-laki dan perempuan memiliki
kesamaan karakteristik atau sifat pada pasangannya, laki-laki lebih menekankan pada
ketertarikan fisik dibandingkan perempuan, sedangkan perempuan lebih menekankan pada
potensi sumber daya dan status sosial pasangannya dibandingkan laki-laki. Pada awal
perkenalan, status sosial-ekonomi, agama, dan hal yang paling disukai merupakan langkah
pertama untuk melakukan seleksi dan menjadi dasar untuk memulai hubungan. Selanjutnya
individu akan lebih terbuka mengenai dirinya sendiri dan melihat kesamaan kualitas dalam
diri pasangannya seperti nilai-nilai hidup, perilaku, keyakinan, dan sifat kepribadian. Apabila
mereka melanjutkan hubungan untuk mencari kecocokan satu sama lain maka hubungan
mereka akan bertahan, apabila tidak ada lagi kecocokan hubungan akan berakhir.
Perkembangan di masa dewasa awal, seringkali melibatkan upaya menyeimbangkan
keintiman dan komitmen di satu sisi, serta kemandirian dan kebebasan di sisi lain. Di waktu
yang sama ketika individu berusaha membangun identitas, mereka dihadapkan pada
kesulitan untuk mengatasi meningkatnya kemandirian dari orangtua, mengembangkan relasi
yang intim dengan individu lain dan meningkatnya komitmen di dalam persahabatan.
Individu juga menghadapi tuntutan untuk menghadapi kemampuan berfikir secara mandiri
dan mengerjakan hal lainnya tanpa selalu bergantung pada apa yang dikatakan atau
dilakukan orang lain. Individu yang memasuki usia dewasa awal namun belum cukup
mampu terlepas dari ikatan orangtua dapat mengalami kesulitan dalam relasi interpersonal
dan karir. Keseimbangan antara keintiman dan komitmen di satu sisi serta kemandirian dan
kebebasan di sisi lain merupakan hal yang sulit. Namun, empat hal tersebut bukanlah hanya
dialami pada masa dewasa awal saja melainkan menjadi tema penting dari perkembangan
yang senantiasa harus diolah kembali secara berulang-ulang sepanjang masa dewasa.
2016
6
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan e-Learning
http://www.mercubuana.ac.id
Erikson percaya bahwa keintiman yang terjalin antara dua orang sebagai pasangan
hanya mungkin terjadi apabila masing-masing individu telah memiliki pemaknaan identitas
diri yang kuat secara terpisah. Namun, pada kenyataannya saat ini banyak sekali pasangan
yang menikah pada usia muda sehingga pengembangan identitas yang kuat tidak berlaku
pada kasus ini. Dilema yang muncul adalah sulitnya (meski mungkin terjadi pada kasuskasus langka) untuk dua orang yang berkembang dan mengalami kematangan bersama
kecuali mereka benar-benar sudah matang / dewasa secara terpisah dalam proses
perkembangannya. Bukanlah hal yang mengejutkan, perceraian menjadi hal yang biasa
terjadi untuk pasangan tertentu yang menikah pada usia yang sangat muda dan belum
dewasa. Individu yang memasuki usia dewasa awal seringkali belum mencapai tingkat
kematangan yang cepat dari masa remajanya. Namun, sebagian individu pada usia dewasa
awal sudah mencapai level kematangan pada awal usia 20-an dan sebagian besar lainnya
belum sampai pada tahap kematangan ini hingga mereka memasuki usia 30, bahkan
individu lainnya tidak pernah mencapai tingkat kematangan secara utuh.
Friendship
Peneliti mendefinisikan persahabatan sebagai hubungan timbal balik yang dapat
berpengaruh terhadap keyakinan dan perilaku seseorang dengan yang lainnya dan kualitas
persahabatan sebagai suatu kepuasan berasal dari hubungan tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
persahabatan
juga
memainkan
peran
yang
penting
dalam
perkembangan sepanjang hidup. Masa dewasa memberikan kesempatan untuk menjalin
persahabatan baru ketika individu pindah dari satu temapat menuju tempat yang baru dan
mungkin membangun hubungan persahabatan yang baru di dalam lingkungan tempat
tinggal atau di tempat kerja mereka. Peran dan pengaruh dari teman-teman pada masa
dewasa awal merupakan hal yang penting dari remaja akhir menuju pertengahan usia 20-an
dan berlanjut menjadi sumber daya dukungan terbesar untuk melewati masa dewasa.
Persahabatan didominasi atas dasar perasaan dan juga berasaskan hubungan timbal balik
serta keputusan. Persahabatan berbeda dengan hubungan percintaan dimana mereka tidak
melibatkan hubungan emosional secara intens dan melibatkan energi untuk melakukan
kontak fisik secara langsung. Memiliki hubungan persahabatan yang baik dapat membantu
meningkatkan harga diri dan juga dapat membantu individu lebih mudah bersosialisasi ke
dalam peran-peran baru ketika memasuki usia dewasa.
Penelitian longitudinal menenunjukkan bahwa persahabatan akan mengalami
perubahan dari usia dewasa menuju usia dewasa awal, terkadang hal tersebut dapat
diprediksi dan terkadang juga tidak dapat diprediksi. Sebagai contoh, setiap individu memiliki
pengalaman masing-masing
pada fase transisi
kehidupannya
(memasuki bangku
perkuliahan atau menikah) dan biasanya akan berdampak pada berkurangnya teman-teman
2016
7
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan e-Learning
http://www.mercubuana.ac.id
dan jarang berkomunikasi dengan teman-teman yang sudah ada. Individu cenderung
memiliki banyak teman dan berkenalan dengan orang baru pada usia dewasa awal
dibandingkan dengan periode usia setelahnya. Persahabatan cukup penting semasa usia
dewasa, khususnya dikarenakan kepuasan hidup seseorang berkaitan erat dengan
kuantitas maupun kualitas komunikasi dengan teman-teman.
Dewasa awal biasanya memiliki lebih banyak teman dibandingkan dengan dewasa
madya, sedangkan pada dewasa akhir biasanya hanya memiliki satu atau lebih teman dekat
dan seringkali menjalin komunikasi dengan teman-temannya tersebut. Laki-laki dan
perempuan pada umumnya memiliki harapan yang sama dalam pertemanan, namun
perempuan cenderung menempatkannya pada posisi terbaik dibandingkan laki-laki dalam
hubungan pertemanan yang lebih akrab. Psikolog sosial menekankan adanya pengaruh
keadilan atau keseimbangan dari kontribusi dan keuntungan yang diperoleh dari suatu
hubungan. Individu yang menerima lebih dari sekedar hubungan dibandingkan dengan apa
yang diberikannya maka ia akan merasa bersalah ; individu yang mau memberi namun
menerima lebih sedikit keuntungan dari hubungan tersebut maka ia akan merasa marah
atau kecewa.
Seperti halnya pada masa kanak-kanak, dalam persahabatan orang dewasa juga
terdapat perbedaan gender. Dibandingkan pria, wanita memiliki lebih banyak teman akrab
dan persahabatan, lebih banyak membuka diri dan saling memberikan dukungan satu sama
lain. Sahabat wanita cenderung tidak hanya bersifat luas namun juga dalam ; wanita
menceritakan berbagai pengalaman, pikiran dan perasaan mereka. Ketika teman-teman
wanita berkumpul bersama, mereka senang untuk bercerita namun teman-teman pria lebih
senang terlibat dalam satu aktivitas khususnya aktivitas di luar ruangan. Dengan demikian,
pola persahabatan dari pria dewasa melibatkan unsur menjaga jarak sambil membagikan
informasi yang berguna. Dibandingkan wanita, pria cenderung kurang suka menceritakan
kelemahannya ; pria juga menginginkan solusi praktis terhadap masalah yang mereka
hadapi dibandingkan simpati. Selain itu, persahabatan pria cenderung lebih bersifat
kompetitif dibandingkan wanita. Di sisi lain, pada usia dewasa awal, terutama bagi individu
yang belum menikah cenderung memiliki banyak teman dibandingkan dengan individu yang
berada pada usia dewasa madya maupun dewasa akhir. Namun, bagi individu yang telah
menikah, telah memiliki anak, meningkatnya tanggung jawab dalam pekerjaan dan
bertambahnya usia maka hubungan sosial mereka akan menurun.
Persahabatan antar gender juga banyak dijumpai di kalangan orang dewasa
dibandingkan pada masa kanak-kanak, meskipun demikian pada orang dewasa
persahabatan antara gender yang sama lebih banyak ditemukan. Persahabatan antargender
dapat menimbulkan keuntungan ataupun masalah. Keuntungannya adalah memberikan
lebih banyak kesempatan untuk mempelajari berbagai perasaan dan minat yang umum
2016
8
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan e-Learning
http://www.mercubuana.ac.id
serta karakteristik yang dimiliki bersama maupun memperoleh pengetahuan dan
pemahaman mengenai keyakinan dan aktivitas yang sejak dahulu kala dinyatakan bersifat
tipikal untuk salah satu gender. Persahabatan antargender dapat menimbulkan masalah
karena
terdapat
perbedaan
harapan.
Masalah
lainnya
yang
dapat
mengganggu
persahabatan antar gender adalah adanya ketidakjelasan sehubungan dengan batasanbatasan seksual, dimana hal ini dapat menimbulkan ketegangan dan kebingungan.
Kualitas lebih baik dibandingkan dengan kuantitas dalam hubungan sosial antar
individu berkaitan erat dengan kesejahteraan hidup seseorang atau kepuasan hidupnya.
Sama halnya, dukungan sosial yang dipersepsikan atau dirasakan oleh individu lebih
penting dibandingkan dengan dukungan sosial yang sebenarnya diterima. Kedekatan,
keharmonisan, dan hubungan dengan adanya dukungan dapat meningkatkan kualitas hidup
orang dewasa, sedangkan hubungan yang negatif mengakibatkan hidup menjadi tidak
nyaman. Lebih dari itu, dukungan sosial terutama dari anggota keluarga memiliki pengaruh
positif pada kardiovaskular, endokrin dan sistem imun tubuh ; meningkatkan kemampuan
tubuh untuk menghadapi stress maupun rasa sakit ; berkontribusi terhadap kondisi disik
yang lebih baik dan fungsi kognitif serta kehidupan yang lama terutama pada usia tua.
2016
9
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan e-Learning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Beyers, Wim., Seiffge-Krenke, Inge. 2010. Does Identity Precede Intimacy? Testing
Erikson’s Theory on Romantic Development in Emerging Adults of the 21st Century.
Ghent, Belgium : Sage
Brown, Joanne. 2006. A Psychosocial Exploration of Love and Intimacy. New York :
Palgrave Macmillan
Kail, Robert V., Cavanaugh, Jhon C, 2010.. Human Development – a Life Span View 5th Ed.
Wadsworth : Cengage Learning
King A, Laura. 2012. Psikologi Umum ; Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta : Salemba
Humanika
Santrock, J. W. 2012. Life-Span Development ; Perkembangan Masa Hidup Edisi
Ketigabelas Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Sigelman, Carol K.., Rider A., Elizabet. 2012. Life-Span Development 7th Ed. Wadsworth :
Cengage Learning
2016
10
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan e-Learning
http://www.mercubuana.ac.id
Download