Keterkaitan bidang Tata Ruang dan Pertanahan dengan UU

advertisement
Sekretariat BKPRN
1
I.
II.
III.
IV.
Sistematika UU 23/2014
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
Posisi Bidang Penataan Ruang
Substansi/Muatan UU 23/2014 yang Terkait dengan
Penyelenggaraan Penataan Ruang
V. Implikasi UU 23/2014 terhadap Penyelenggaraan Penataan
Ruang
2
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
BAB I Ketentuan Umum
BAB II Pembagian Wilayah Negara
BAB III Kekuasaan Pemerintahan
BAB IV Urusan Pemerintahan
BAB V Kewenangan Daerah Provinsi di Laut dan
Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan
BAB VI Penataan Daerah
BAB VII Penyelenggara Pemerintahan Daerah
BAB VIII Perangkat Daerah
BAB IX Perda dan Perkada
BAB X Pembangunan Daerah
BAB XI Keuangan Daerah
BAB XII BUMD
BAB XIII Pelayanan Publik
BAB XIV Partisipasi Masyarakat
BAB XV Perkotaan
BAB XVI Kawasan Khusus dan Kawasan
Perbatasan Negara
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
BAB XVII Kerja Sama Daerah dan Perselisihan
BAB XVIII Perdesaan
BAB XIX Pembinaan dan Pengawasan
BAB XX Tindakan Hukum terhadap Aparatur Sipil
Negara di Instansi Daerah
BAB XXI Inovasi Daerah
BAB XXII Informasi Pemerintahan Daerah
BAB XXIII Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah
BAB XXIV Ketentuan Pidana
BAB XXV Ketentuan Lain-lain
BAB XXVI Ketentuan Peralihan
BAB XXVII Ketentuan Penutup
Penjelasan
LAMPIRAN Matriks Pembagian Urusan
Pemerintahan Konkuren Antara Pemerintah Pusat
dan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota
3
ABSOLUT
• Sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
• Penyelenggaraannya: melaksanakan sendiri atau melimpahkan wewenang kepada Instansi Vertikal yang
ada di Daerah atau Gubernur berdasarkan asas Dekonsentrasi
KONKUREN
• Kewenanganan penyelenggaraan dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan kabupaten/kota
• Urusan yang diserahkan ke Daerah menjadi pelaksanaan Otonomi Daerah
• Terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib (Pelayanan Dasar dan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan
Dasar) dan Urusan Pemerintahan Pilihan
• Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar adalah urusan pemerintahan wajib
yang sebagian substansinya merupakan pelayanan dasar
UMUM
• Menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan
• Dilaksanakan oleh Gubernur dan bupati/walikota di wilayah kerja masing-masing serta dibantu oleh Instansi
Vertikal
• Pembiayaan bersumber dari APBN.
4
Absolut
URUSAN
PEMERINTAHAN
Berkaitan dengan Pelayanan
Dasar
Wajib
Konkuren
Pilihan
Tidak berkaitan dengan
Pelayanan Dasar
Umum
5
● Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang merupakan
Urusan Pemerintah Konkuren yang termasuk dalam Urusan
Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar
● Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada urusan Pemerintahan
Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman
pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat
6
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bab V: Kewenangan Daerah Provinsi di Laut dan Daerah Provinsi yang
Berciri Kepulauan, Pasal 27 Ayat (2)  kewenangan daerah provinsi di
laut meliputi pengaturan tata ruang.
Bab VI: Penataan Ruang, Pasal 36 Ayat (8)  parameter kemampuan
penyelenggaraan pemerintahan salah satunya meliputi rancangan RTRW
Daerah Persiapan.
Bab IX: Perda dan PeRkada, Pasal 245  evaluasi Rancangan Perda
Rencana Tata Ruang
Bab X: Pembangunan Daerah, Pasal 263  keterkaitan RTRW dengan
Rencana Pembangunan Daerah
Bab XV: Perkotaan, Pasal 358  rencana penyelenggaraan
pengelolaan perkotaan
Bab XVI: Kawasan Khusus dan Kawasan Perbatasan Negara, Pasal
361 Ayat (3)  kewenangan pemerintah pusat pada kawasan khusus
dan kawasan perbatasan negara
7
5.1 Kewenangan Provinsi untuk Mengelola SDA di Laut
Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kelautan dan Perikanan dalam UU 23/2014
Sub Urusan
Pemerintah Pusat
Daerah Provinsi
Kelautan,
Pesisir dan
Pulau-Pulau
Kecil
a. Pengelolaan ruang laut di atas 12 mil
dan strategis nasional
b. Penerbitan izin pemanfaatan ruang laut
nasional
c. Penerbitan izin pemanfaatan jenis dan
genetik (plasma nutfah) ikan
antarnegara
d. Penetapan jenis ikan yang dilindungi
dan diatur perdagangannya secara
internasional
e. Penetapan kawasan konservasi
f. Database pesisir dan pulau-pulau kecil
a. Pengelolaan ruang
laut sampai dengan
12 mil di luar minyak
dan gas bumi
b. Penerbitan izin dan
pemanfaatan ruang
laut di bawah 12 mil
di luar minyak dan
gas bumi
c. Pemberdayaan
masyarakat pesisir
dan pulau-pulau kecil
Daerah
Kab/Kota
-
8
5.1 Kewenangan Provinsi untuk Mengelola SDA di Laut..(2)
UU 32/2004
UU 23/2014
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang
memiliki wilayah laut diberikan
wewenang untuk mengelola sumber
daya di wilayah laut termasuk
melakukan pengaturan tata ruang
(Pasal 18)
a. Kewenangan pengelolaan sumber daya di
wilayah laut termasuk melakukan pengaturan
tata ruang diberikan kepada Daerah
Provinsi (Pasal 27)
b. Daerah Kabupaten/Kota mendapatkan bagi
hasil pengelolaan sumber daya wilayah laut
yang penentuan bagi hasilnya dihitung
berdasarkan hasil kelautan yang berada
dalam batas wilayah 4 mil (Pasal 14)
9
5.1 Kewenangan Provinsi untuk Mengelola SDA di Laut..(3)
Implikasi terhadap kewenangan kab/kota dalam pengelolaan SDA laut:
a. Pemerintah kab/kota tidak lagi memiliki kewenangan untuk mengelola
sumber daya wilayah laut termasuk melaksanakan pengaturan tata ruang
(penyusunan dan penetapan RZWP-3-K)  RZWP-3-K ditetapkan melalui
Perda Provinsi
b. Pemerintah kab/kota tidak lagi memiliki kewenangan untuk perizinan
pengelolaan SDA laut
c. Perlu dilakukan review terhadap UU No. 27 tahun 2007 jo UU No. 1 Tahun
2014
d. Perlu kejelasan status RZWP-3-K kabupaten/kota yang telah ditetapkan
sebagai Perda kabupaten/kota
10
5.2 Penataan Daerah
● Pasal 36 Ayat (8) butir e: “salah satu parameter kemampuan
penyelenggaraan pemerintahan meliputi rancangan Rencana Tata
Ruang Wilayah Daerah Persiapan”.
● Pasal 1 angka 21: “Daerah Persiapan adalah bagian dari satu
atau lebih Daerah yang bersanding yang dipersiapkan untuk
dibentuk menjadi Daerah baru”.
Implikasi:
● Perlu diantisipasi kemungkinan ketidaksesuaian RTRW
Daerah Persiapan tersebut dengan RTRW yang berkaitan
11
5.3 Perda dan Perkada
Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
Sub Urusan
Penataan
Ruang
Pemerintah Pusat
a. Penyelenggaraan
penataan ruang
wilayah nasional
b. Pelaksanaan kerja
sama penataan
ruang antarnegara
Daerah Provinsi
Daerah
Kabupaten/Kota
Penyelenggaraan Penyelenggaraan
penataan ruang penataan ruang
Daerah provinsi
Daerah
kabupaten/kota
12
5.3 Perda dan Perkada..(2)
Prosedur Evaluasi Raperda RTR
UU 32/2004
UU 23/2014
Pasal 189
a. Raperda yang berkaitan dengan tata
ruang daerah dikoordinasikan terlebih
dahulu dengan menteri yang
membidangi urusan tata ruang (Menteri
PU)  proses pemberian Persetujuan
Substansi RTR
b. Raperda Provinsi sebelum ditetapkan
oleh Gubernur dievaluasi terlebih dahulu
oleh Mendagri (dengan mengundang K/L
Anggota BKPRN), sementara Raperda
Kab/Kota sebelum ditetapkan oleh
Bupati/Walikota dievaluasi oleh
Gubernur
c. Hasil evaluasi oleh Gubernur dilaporkan
kepada Mendagri
d. Jangka waktu proses evaluasi maksimal
15 hari terhitung sejak Raperda
diterima.
Pasal 245
• Raperda RTR Provinsi
 Harus mendapat evaluasi Mendagri sebelum
ditetapkan oleh Gubernur
 Dalam mengevaluasi, Mendagri berkoordinasi
dengan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang tata ruang (Menteri ATR)
• Raperda RTR Kabupaten/Kota
 Harus mendapat evaluasi Gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat sebelum ditetapkan oleh
Bupati/Walikota.
 Dalam melakukan evaluasi, Gubernur berkonsultasi
dengan Mendagri
 Selanjutnya Mendagri berkoordinasi dengan
menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang tata ruang (Menteri ATR)
• Jangka waktu proses evaluasi maksimal 15 hari kerja
terhitung sejak Raperda diterima (Pasal 400)
13
5.3 Perda dan Perkada..(3)
UU 32/2004 Pasal 189
UU 23/2014 Pasal 245
Pemberian Persetujuan Substansi RTR Prov/Kab/Kota
Evaluasi Raperda RTR
Provinsi oleh Mendagri
Evaluasi Raperda RTR
Kab/Kota oleh Gubernur
Penetapan Raperda RTR
Provinsi oleh Gubernur
Penetapan Raperda RTR
Kab/Kota oleh
Bupati/Walikota
Evaluasi Raperda RTR
Provinsi oleh Mendagri
Evaluasi Raperda RTR
Kab/Kota oleh Gubernur
Gubernur berkonsultasi
dengan Mendagri
Mendagri berkoordinasi dengan Menteri ATR
Penetapan Raperda RTR
Provinsi oleh Gubernur
Penetapan Raperda RTR
Kab/Kota oleh
Bupati/Walikota
14
5.3 Perda dan Perkada..(4)
1.
2.
3.
4.
Proses penetapan Raperda RTR Provinsi menjadi lebih panjang karena dalam
proses evaluasi, Mendagri harus berkoordinasi dengan Menteri ATR (sementara
jangka waktu proses evaluasi maksimal hanya 15 hari kerja).
Proses penetapan Raperda RTR Kabupaten/Kota menjadi lebih panjang karena
evaluasi Raperda dibahas hingga di tingkat Pemerintah Pusat (sementara jangka
waktu proses evaluasi maksimal hanya 15 hari kerja).
Perlu mengantisipasi kapasitas Kemendagri dalam mengevaluasi sekian banyak
Raperda RTRW prov/kab/kota
Perlu dilakukan penyesuaian terhadap Permendagri No. 28 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Evaluasi Raperda tentang Rencana Tata Ruang Daerah, termasuk
diantaranya:
● Gubernur berkonsultasi dengan Mendagri
● Mendagri berkoordinasi dengan Menteri ATR
Catatan: Dalam Pasal 400 dinyatakan “Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi rancangan Perda
tentang tata ruang daerah diatur dalam Peraturan Menteri”.
15
5.4 Pembangunan Daerah
Pasal 263 Ayat (2)
RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan
sasaran pokok pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20
(dua puluh) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN
dan rencana tata ruang wilayah.
● Perlu klarifikasi apakah dengan menyebutkan RPJPN saja
berarti RPJMD secara langsung berpedoman juga kepada
RTRW (karena tidak disebut pengaturan RPJMD berpedoman
pada RTRW)
16
5.5 Perkotaan
Pasal 358
(1) Daerah kabupaten/kota menyusun rencana, melaksanakan dan
mengendalikan penyelenggaraan pengelolaan perkotaan.
(2) Rencana penyelenggaraan pengelolaan perkotaan merupakan
bagian dari rencana pembangunan Daerah dan terintegrasi
dengan rencana tata ruang wilayah.
Perlu klarifikasi terhadap:
● Yang dimaksud dengan rencana penyelenggaraan pengelolaan
perkotaan.
● Makna dan bentuk integrasi rencana penyelenggaraan
pengelolaan perkotaan dengan RTRW.
17
5.6 Kawasan Khusus dan kawasan Perbatasan Negara
UU 32/2004
a. Pemerintah Pusat menetapkan wilayah
perbatasan sebagai Kawasan Khusus di
dalam wilayah provinsi dan/atau
kabupaten/kota (Pasal 9)
b. BNPP melakukan pengelolaan kawasan
perbatasan melalui penetapan Rencana
Induk dan Rencana Aksi yang
penyusunannya didasarkan pada RTR
Kawasan Perbatasan.
c. Kewenangan penyusunan dan penetapan
RTR Kawasan Perbatasan berada di
Kementerian PU (UU No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang)
UU 23/2014
a. Penetapan RDTR kawasan
perbatasan negara merupakan
kewenangan Pemerintah Pusat
(Pasal 361 ayat (3) huruf a)
b. Pembangunan dan izin
pemanfaatan ruang di kawasan
perbatasan negara merupakan
kewenangan Pemerintah Pusat
(Pasal 361 ayat (3) huruf b)
18
5.6 Kawasan Khusus dan kawasan Perbatasan Negara..(2)
1. Berdasarkan UU 26/2007 Pasal 9, penyelenggaraan penataan ruang
dilaksanakan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
dalam bidang penataan ruang (Menteri Agraria dan Tata Ruang), dengan
salah satu tugas pengaturan, pembinaan, dan pengawasan penataan
ruang.
 Dengan demikian, kewenangan penyusunan dan penetapan RDTR Kawasan
Perbatasan dimiliki oleh Kementerian ATR
2. Perlu penyamaan persepsi mengenai :
a) Kewenangan penyusunan dan penetapan RDTR Kawasan Perbatasan
(terutama antara BNPP dengan Kementerian ATR)
b) Kewenangan perizinan
19
mari berdiskusi...
20
Download