PENGARUH GETARAN AKIBAT KENDARAAN DI JALAN TOL TERHADAP LINGKUNGAN SEKITARNYA Ananta Sigit Sidharta1, Triwulan2 dan Widya Utama 3 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 081-330522390, email: [email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946710, email:[email protected] 3 Dosen Jurusan Geofisika FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 081-13409911, email: [email protected] Pembuatan jalan Tol termasuk salah satu pengembangan Infrastruktur, namun seringkali pembuatan jalan Tol baru terkendala dengan adanya keluhan dari penduduk dipemukiman yang merasa terganggu dengan getaran yang ditimbulkan oleh kendaraan dijalan Tol tersebut serta kemungkinan ada pabrik disekitar jalan Tol yang didalamnya terdapat alat-alat yang peka terhadap getaran sehingga perlu dibuatkan isolasi. Penelitian dan pengukuran dilapangan dengan menggunakan alat ukur Seismometer dilakukan disebuah ruas jalan Tol didalam kota Surabaya serta 2(dua) ruas dijalan utama Gempol-Malang yang mana jalanjalan tersebut dibangun dengan elevasi yang lebih tinggi dari muka tanah asli untuk mengetahui koefisien pengurangan kecepatan Partikel (koefisien Atenuasi), kemudian dengan menggunakan alat ukur Accelerometer dilakukan selama sekitar 10 menit di tepi ruas jalan Tol Gempol-Surabaya tepatnya di Km-35 untuk mengetahui maksimum kecepatan Partikel yang terjadi. Hasilnya menunjukkan bahwa koefisien Atenuasi () tergantung pada jenis tanah berkisar antara 0,08 sampai 0,2 dalam satuan 1/m. Nilai Peak Particle Velocity (PPV) yang diukur sejauh 5 m dari as lajur lambat atau sekitar tepi bahu jalan, tidak pernah lebih besar dari 2 mm/dt, dan pada jarak 22 m keluar dari tepi bahu atau 27 m dari as lajur lambat, nilai PPV telah berkurang menjadi 7,5 % atau PPV=0.15 mm/dt yang merupakan ambang batas tidak terasa oleh manusia dan tidak merusak bangunan apa saja. Kata kunci: Koefisien Atenuasi Tanah, Getaran, Kecepatan Partikel Tanah, Amplitido,jalan Tol 1. PENDAHULUAN Makalah ini dibuat untuk memberikan gambaran seberapa besar pengaruh gangguan akibat getaran yang diakibatkan oleh kendaraan di jalan Tol. Pembangunan jalan Tol baru seringkali terkendala dengan keluhan dari warga pemukiman sekitar jalan Tol yang baru dibangun atau protes dari pabrik didekat rencana jalan Tol karena adanya alat-alat didalam pabrik yang mungkin peka terhadap getaran yang ditimbulkan oleh kendaraan dengan kecepatan tinggi. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh getaran yang ada telah dilakukan penelitian dan pengukuran dilapangan dengan alat ukur Seismometer dan Accelerometer dengan spesifikasi seperti dalam Lampiran 1a dan 1b, pengukuran dilakukan berdasarkan pada kendaraan Truk yang kelihatannya membawa muatan yang berat disertai kecepatan yang tinggi, namun tepatnya berapa kecepatan dan berat yang sebenarnya tidak diketahui. Pada tepi bahu jalan Tol yang terletak sekitar 5 m dari as lajur lambat, nilai Peak Particle Velocity tidak pernah melebihi 2 mm/dt meskipun dengan kombinasi beberapa Truk berat [1][2][3][5]. Penyelidikan tanah tidak dilakukan dan hanya berlaku pada daerah penampang jalan Tol yang direncanakan.. Nama Penulis 2. DASAR TEORI Getaran yang ditimbulkan oleh kendaraan dikategorikan sebagai getaran periodik [5], dengan amplitudo yang terjadi merupakan fungsi kekasaran permukaan jalan dan kecepatan kendaraan. Kecepatan partikel tanah (Vp=PPV)[mm/dt] merupakan salah satu parameter tunggal yang paling tepat untuk mengevaluasi getaran yang terjadi mengganggu bangunan atau tidak, dimana: VP 2πf A dimana: f = frekuensi [cps] dan A = Amplitido [mm/dt] Frekuensi kendaraan biasanya berkisar antara 10 sampai 30 cps [2][5]. Ada 3 jenis gelombang yaitu gelombang P atau gelombang tekan mempunyai energi terkecil yaitu sebesar 7 %, gelombang S atau gelombang Geser berenergi sebesar 26% serta gelombang R yaitu gelombang Rayleigh yang merupakan kombinasi getaran vertikal dan horizontal bergerak secara radial mempunyai energi terbesar yaitu 67%. Amplitido gelombang S,P dan R berkurang dengan bertambahnya jarak dari sumber getaran, gelombang R berkurang lebih lambat dibanding gelombang S dan P. Gelombang R yang paling penting karena paling besar dan bergerak disekitar permukaan tanah. Semi empiris hubungan Amplitido gelombang R dengan memasukkan redaman geometrik sebagai fungsi jarak ditentukan dengan rumus [4]: A2 A1 r1 r2 dimana: r1 dan r2 adalah jarak titik yang ditinjau sedangkan A1 dan A2 adalah amplitido. Dengan memasukkan redaman akibat material tanah, maka rumus tersebut menjadi: A2 A1 r1 r2 e r2 r1 dimana: adalah koefisien Atenuasi Koefisien Atenuasi adalah koefisien pengurangan amplitido dengan jarak yang tergantung pada jenis tanah dan frekuensi, lapisan tanah lempung mempunyai nilai koefisien Atenuasi lebih besar dari pada tanah pasir dan berkisar antara 0 sampai 0,65 dalam satuan 1/m atau m-1 seperti di Lampiran 2, karena PPV merupakan fungsi amplitido, maka rumus diatas bisa diubah menjadi: dimana: V = Peak particle velocity pada jarak D Vo=Peak particle velocity pada jarak Do D = Jarak dimana akan dihitung nilai V nya Do=Jarak referensi yang diketahui V nya = koefisien atenuasi tanah V Vo D Do e D Do Batasan menurut the Transport and Road Research Laboratory di Inggris memakai batasan yang diikuti oleh California Department Transportation di Amerika Serikat seperti di tabel 1 dibawah ini [2] dan[3] Tabel 1. Batasan reaksi manusia dan kerusakan bangunan [2] dan[3] Vibration Level (PPV) mm/dt Human Reaction Effect on Building 0,15-0,30 Threshold of perseption Vibration unlikely to cause possibility of intrusion damage of any type 2,0 Vibrations readily Recommended upper level of the perseptible vibration to which ruins and anscient monuments should be subjected Please leave the footers empty Judul makalah 3. METODOLOGI Truk sebagai sumber getaran, direkam level getarannya melalui beberapa geophone yang berjarak masing-masing 2 m seperti gambar 1. Truk Near offset 2m Gambar 1 : Konfigurasi perekaman data seismik 2 1 3 Gambar 2 : Lokasi pengukuran di lintasan 1,2 dan 3 Pengukuran dilakukan di ruas jalan Malang Gempol sebanyak 2 lintasan yaitu lintasan 1 dan 2, disamping ruas jalan yang rata dengan tanah sekitarnya setelah peninggian dengan energy asli kendaraan berat dan cepat. kemudian 1 lintasan lagi di ruas jalan Tol dekat pintu masuk tol jalan Mayjen Sungkono, Surabaya yaitu lintasan 3 (gambar 2). Dengan alat accelerometer diadakan pengukuran tambahan dilakukan diruas jalan Tol Surabaya-Gempol km 35 arah Surabaya, dilakukan pencatatan amplitido terbesar yang mungkin terjadi ditepi bahu jalan yang berjarak 5 m dari as jalur tepi akibat truck besar berat selama 10 menit seperti pada tabel 2 serta perhitungan PPV maksimum tabel 3. 4. HASIL DAN ANALISA Berdasarkan pada hasil rekaman seismic dapat diketahui bahwa partikel tanah bergetar terhadap posisi setimbangnya dengan pola amplitido yang bervariasi. Pola getaran dalam pergeserannya dapat ditunjukkan dalam kandungan frekuensi (spektrum) pada tiap geophone. Melalui operator transformasi Fourier, pola getaran dalam domain waktu dapat diubah kedalam domain frekuensi. Kandungan frekuensi pergeseran partikel tanah Jangan menulis apapun pada footer Nama Penulis untuk tiap geophone secara lengkap ditunjukkan pada Tabel 2 dibawah. Frekuensi Truk yang diukur berkisar pada 25 Hz seperti terlihat pada gambar 3. Tabel 2: Data pengukuran dilintasan 1,2 dan 3 Lintasan 1 No. Geophone Jarak Geophone (m) 1 4 2 6 3 8 4 10 5 12 6 14 First break (ms) 16.99 21.39 29.77 35.74 48.01 54.15 Displacement max (m) 5.56E-07 1.28E-06 8.44E-07 6.58E-07 6.73E-07 4.23E-07 Lintasan 2 No. Geophone Jarak Geophone (m) 1 10 2 12 3 14 4 16 5 18 6 20 First break (ms) 4.23 5.07 10 15 29 34 Displacement max (m) 2.83E-07 9.89E-07 2.35E-07 2.17E-07 1.71E-07 1.54E-07 Lintasan 3 No. Geophone Jarak Geophone (m) 1 1 2 3 3 5 First break (ms) 5.07 8.13 11.19 Displacement max (m) 1.36E-06 1.25E-06 7.67E-07 (Lintasan 2) (lintasan 1) (lintasan 3) Gambar 3. Spektrum frekuensi untuk lintasan 1, 2 , 3. Please leave the footers empty Judul makalah Untuk pengukuran dengan Accelerometer menghasilkan data seperti yang ada di tabel 3 dan menghasilkan nilai PPV yang tidak pernah melebihi 2mm/dt seperti di tabel 4. Tabel 3. Data pengukuran getaran pada sisi jalan Tol Gempol Surabaya km 35 arah Surabaya Displacement frekuensi range 10 Hz - 500 Hz 3 Hz - 500 Hz Data (mm) 0,001 s/d 0,002 0,003 s/d 0,011 Tabel 4. Perhitungan PPV (Vp) maksimum di tepi bahu jalan Tol LOKASI Ruas jalan Toll Gempol-Surabaya km 35 diukur 5 m dari as lajur tepi selama 10 menit tgl 23 Juli 2009 siang Truck Sedan Pengukuran amplitido, A Perkiraan frekuensi, f Perhitungan Peak Particle Velocity,Vp 2fA 0,011 mm max 0,006 mm max 15-25 cps 25-30 cps 1,05-1,72 mm/dt 0,95-1,15 mm/dt Tidak pernah melebihi 2 mm/dt atau 0,0787 inch/dt Dengan mengetahui harga D,Do,V dan Vo, maka bisa dihitung seperti yang dituliskan dalam tabel 5, yaitu: ln V 2 ln D ln Vo2 ln Do / 2Do D Tabel 5 : Perhitungan koefisien Atenuasi Do = D = Vo = V = Ao = A = f= 1 2 3 6 12 3 14 20 5 0.2010619 0.1553518 0.1963495 0.0664447 0.0241903 0.1204801 0.00128 0.000989 0.00125 0.000423 0.000154 0.000767 25 25 25 0.0854 0.2005 0.1165 Dalam perhitungan mencari koefisien atenuasi , sebagai Do adalah jarak awal dengan amplitido terbesar yaitu 6 m untuk lintasan 1, kemudian 12 m untuk lintasan 2, sedang untuk lintasan 3 diambil Do = 3 m untuk menghindari nilai negative . Nilai negative mungkin disebabkan oleh pembacaan Geophone yang kurang banyak pada lintasan ini karena keterbatasan lahan untuk pengukuran. Jangan menulis apapun pada footer Nama Penulis Amplitido vertikal, mm 0.0100 1 10 100 0,0854 [1/m] ] 0.0010 1/m ] =0,2005 [1/m] ] 0.0001 Jarak dari sumber getaran, meter Gambar 4: Atenuasi dari gelombang Rayleigh dengan jarak dari 3 lintasan yang diukur ratio pengurangan PPV Pada gambar 4 dengan absis dan ordinat dalam skala logaritma ditunjukkan garis pengurangan amplitido yang diperoleh dilapangan untuk 3 lintasan dimana garis lurus menunjukkan garis pengurangan amplitido yang diakibatkan oleh redaman geometrik saja, sedangkan garis lengkung tebal merupakan gabungan redaman geometrik dan redaman material dengan nilai koefisien atenuasi, ketiganya menunjukkan bahwa atenuasi amplitido lebih besar dibandingkan bila prediksi dengan menggunakan redaman geometrik saja. . 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 Jarak dari as jalur lambat [meter] alfa = 0,08 alfa=0,05 alfa=0.02 alfa=0 Gambar 5. Ratio pengurangan amplitido dengan jarak untuk beberapa nilai atenuasi Dari gambar no. 5 bisa dilihat bahwa bila koefisien atenuasi = 0,08 [1/m], pada kirakira 5 meter dari tepi bahu jalan Tol, getaran dari Truk yang ada akan berkurang 50 % dari getaran yang diukur di tepi bahu jalan, sedangkan pada jarak 10 m dari tepi bahu, getaran akibat Truk akan berkurang menjadi tinggal 25 % ,dan 22 m dari tepi bahu jalan akan bersisa tinggal 7,5 % sedangkan untuk nilai koefisien yang lain bisa dilihat pada grafik gambar no.5 Please leave the footers empty Judul makalah 5. KESIMPULAN Bila koefisien atenuasi = 0,08 [1/m], maka pada jarak 5 meter dari tepi bahu jalan akan terjadi pengurangan PPV menjadi maksimum 1 mm/dt, sedangkan pada jarak 22 meter dari tepi bahu jalan Tol, PPV menjadi tinggal 0,15 mm/dt diambang mulai tidak terasa oleh manusia maupun merusak jenis bangunan apa saja. Pada tepi bahu jalan yang berjarak sekitar 5 m dari as lajur lambat, nila PPV tidak pernah melebihi 2 mm/dt. 6. SARAN Pengukuran lebih banyak lagi dan lebih jauh keluar jalan Tol yang masih dilahan dengan peninggian diperlukan untuk memperoleh nilai koefisien atenuasi yang lebih teliti untuk mencari nilai rata-rata. 7. DAFTAR PUSTAKA 1. Barneich, J.A. (1985) Vehicle induced ground Motion, Vibration problem in Geotechnical Engineering edited by George Gazetas and Ernest T. Selig. Proceeding of a Symposium sponsor by Geotechnical Engineering Division in Conjunction with the ASCE Convention in Detroit, Michigan. 187-202. 2. Jones and Stokes (2004) Transportation and Construction-induced vibration guidance manual, June.(J&S 02-039). Sacramento, CA. Prepared for California Department of Transportation, Noise, Vibration, and Hazardous Waste Management Office, Sacramento, California. 3. Hendriks, R. (2002) Transportation related Earthborne Vibrations, (Caltrans Experiences), Technical Advisory, Vibration TAV-02-01-R9601,California Department of Transportation, Department of Environment Analysis Office of Noise, Air Quality, and Hazardlus Waste Management, Sacramento, California. 4. Richart,F.E.Jr, Hall,J.R.Jr., Wood, R.D. (1969) Vibration of Soil and Foundation, Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey. 5. Skipp, B.O. (1984) Dynamic Ground Movements---Man-made vibration, Ground Movements and their effects on structures, edited by P.B. Attewel and R.K. Taylor, Surrey University Press, London. 8. LAMPIRAN Spesifikasi peralatan 1a. Seismometer McSeis Jumlah channel Input impendance Max 24 20 K Ohm (differensial) Gain 16, 64, 256, 1024 times AUX. Band frekuensi 10 ~ 460 Hz A/D resolusi 18 – bit Sampling rates 25, 50, 100, 200, 500, 1000, 2000 micro second Data lengths 1024, 2048 words Pretigger 0 (Off), 128 words Trigger Level Settable to 100 ~ 1000 mV (step : 100 mV) Jangan menulis apapun pada footer Nama Penulis Geophone (receiver) Sensitivitas 0,354 V/cm/sec + 10 % 1 b. Accelerometer 2. Ringkasan beberapa nilai koefisien atenuasi tanah [2] Please leave the footers empty Judul makalah Jangan menulis apapun pada footer