PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI Fakultas Program Studi Ekonomi dan Bisnis Manajemen Akuntansi Tatap Muka 15 Kode MK Disusun Oleh 90003 Udjiani Hatiningrum, SH., M Si Abstract Kompetensi Globalisasi merupakan salah satu hal yang harus dihadapi oleh berbagai bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Sebagai anggota masyarakat dunia, Indonesia pasti tidak dapat dan tidak akan menutupi diri dari pergaulan internasional, karena antara negara satu dan negara lainnya pasti terjadi saling ketergantungan. Setelah mahasiswa mempelajari materi ini diharapkan dapat memahami dan menjelaskan: 1. Pengertian dan Latar Belakang Globalisasi. 2. Tantangan dan Ancaman Globalisasi. 3. Indonesia Menghadapi Globalisasi. 4. Memperkuat Daya Tahan dan Daya Saing Bangsa. GLOBALISASI 1. Pengertian dan Latar Belakang Globalisasi. 2. Tantangan dan Ancaman Globalisasi. 3. Indonesia Menghadapi Globalisasi. 4. Memperkuat Daya Tahan dan Daya Saing Bangsa. 1. Pengertian dan Latar Belakang Globalisasi. Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Dalam rangka memperkuat daya saing bangsa dalam globalisasi, Jusuf Kalla (2005) menyatakan bahwa globalisasi dijelaskan sebagai kemauan bekerja keras, kemauan dan kemampuan mengolah sumber daya alam, serta kemampuan dan kompetensi yang dihasilkan oleh pendidikan dan belajar secara tekun dan ulet. Ini tantangan bagi seluruh bangsa. Menurut Jusuf Kalla, globalisasi yang menunjukan kerja keras, disiplin, dan mengembangkan teknologi yang berorientasi ke depan akan membuat sebuah negara maju. Globalisasi adalah masuknya atau meluasnya pengaruh dari suatu wilayah/negara ke wilayah/ negara lain atau proses masuknya suatu negara dalam pergaulan dunia. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. 2015 2 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Beberapa pengertian globalisasi: a) Globalisasi adalah sebuah perubahan sosial berupa bertambahnya keterkaitan diantara elemen-elemen yang terjadi akibat perkembangan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional. b) Globalisasi juga bisa diartikan proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain. c) Selain itu globalisasi juga berarti meningkatnya saling keterkaitan antara berbagai belahan dunia melalui terciptanya proses ekonomi, lingkungan, politik dan pertukaran kebudayaan. Jadi globalisasi mencakup semua bidang seperti proses perubahan sosial, arus informasi, aliran barang, jasa dan uang serta pertukaran budaya. Hal yang mendorong derasnya arus globalisasi adalah kemajuan dalam bidang : a) Teknologi informasi. Perkembangan pesat teknologi informasi melalui penggunaan komputer, satelit dan internet memungkinkan orang mengakses informasi yang dibutuhkan secara cepat. b) Teknologi Komunikasi. Murahnya harga hp (telp seluler), kartu perdana dan layanan pesanan singkat (sms) memungkinkan komunikasi antar orang tidak terganggu jauhnya jarak. c) Transportasi. Kemajuan transportasi baik darat, laut maupun udara menyebabkan pergerakan (mobilitas) manusia dari satu negara ke negara lain semakin cepat. Arus globalisasi tidak mungkin bisa dibendung karena berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi. Ciri-ciri Globalisasi : a) Perubahan dalam konsep ruang dan waktu yang diakibatkan oleh perkembangan telepon genggam, televisi satelit dan internet. b) Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung satu negara dengan negara lain. c) Peningkatan interaksi budaya antar negara melalui media massa. d) Munculnya masalah global yang menuntut dunia mengatasi masalah tersebut secara bersama. 2015 3 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Tantangan dan Ancaman Globalisasi. Gerbang era globalisasi dunia telah terbuka, khususnya sejak awal millennium lalu, yang ditandai dengan menisbinya batas-batas wilayah antar negara di dunia dalam segala aspek sumber daya. Sebagaimana telah di siratkan dalam berbagai perjanjian Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang berawal dari perjanjian perdagangan multilateral (GATT) pada perundingan Uruguay maupun kesepakatan pelaksanaan wilayah perdagangan bebas di Asia (AFTA) bagi negara-negara kawasan Asia. Memudarnya batas-batas ini tentu membuat arus lintas beragam sumber daya antar negara menjadi kian mudah dan murah. Sebuah negara yant tidak memiliki sebuah jenis sumber daya kini dapat memperolehnya dari negara lain. Memasuki era globalisasi berarti pula memasuki era perdagangan bebas, yang menuntut setiap pelaku usaha untuk lebih meningkatkan keunggulan kompetitifnya bila ingin tetap eksis dalam pasar global. Seluruh pelaku usaha mau tidak mau harus mempersiapkan diri bila ingin tetap sukses dalam era perdagangan bebas. Tidak terkecuali para pelaku usaha di Indonesia, dengan mengingat kawasan Asia pun akan segera memberlakukan AFTA pada tahun 2008, dimana untuk mempersiapkan hal itu akan diterapkan penghapusan segala bentuk proteksi bagi pelaku bisnis domestik dalam bentuk penurunan struktur tarif (CPET) secara bertahap. Berbagai kewajiban dan ketentuan telah disepakati dalam putaran Uruguay. Segala bentuk kewajiban dan ketentuan tersebut akan segera diberlakukan dalam era perdagangan bebas yang harus dipatuhi oleh setiap pelaku usaha bila hendak turut bermain dalam percaturan bisnis dunia. Hal ini dimaksudkan untuk dapat menciptakan perlakuan dan kesempatan yang sama dengan menghilangkan berbagai bentuk hambatan perdagangan, baik berupa hambatan tarif (tariff barier) maupun hambatan non tariff (non tariff barier). Beberapa kewajiban yang menonjol dari perundingan yang melahirkan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) itu adalah: - Setiap negara harus memberikan perlakuan yang sama baiknya, pada produk atau jasa yang berasal dari negara lain. - Adanya transparansi dalam setiap aturan main yang diterapkan. Adapun ketentuan mengenai akses pasar menyatakan bahwa setiap negara berkewajiban memberikan hak kepada pengusaha negara lain untuk memasuki pasar negaranya, khususnya untuk sektor-sektor produk dan jasa yang telah dinyatakan sebagai sektor terbuka. Dengan demikian akan tercipta suatu lingkungan persaingan yang sangat tajam, yang tidak akan terlepas dari kemampuan penguasaan terhadap sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi serta kemampuan dalam memanfaatkan peluang pada kancah perdagangan internasional. 2015 4 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam setiap menekankan rekomendasinya pentingnya masalah Organisasi stabilitas Perdagangan ekonomi-politik, Dunia adanya (WTO) selalu transparansi, peningkatan efisiensi, pengembangan infrastruktur, kerjasama dalam bidang teknologi dan finansial serta pengembangan sumber daya manusia. Rekomendasi tersebut dianggap penting untuk dilaksanakan oleh setiap pelaku usaha guna dapat memperkuat dan meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Tantangan dan ancaman globalisasi dapat masuk melalui : a) nasionalisme dan internasionalisme. b) budaya barat dan Indonesia. c) industri dari pertanian. I. Nasionalisme dan Internasionalisme. Sejak abad pertengahan kedua abad ke-20 ini, tidak ada ideologi yang lebih populer di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dibandingkan dengan nasionalisme. Dengan modal nasionalisme, berbagai negara di kawasan tersebut merebut kembali kemerdekaannya. Berlainan dengan fenomena yang terjadi pada sekitar pertengahan abad ke-20 di atas, dalam dekade 1970-an negara-negara yang baru merdeka (termasuk Indonesia) semakin menggunakan sistem ekonomi yang berdasarkan mekanisme ekonomi pasar yang terkendali. Perubahan ke sistem ekonomi pasar ini ternyata telah membuahkan hasil berupa kebangkitan ekonomi, antara lain di Asia Timur dan Asia Tenggara. Globalisasi telah mengubah wajah negara berkembang dan Indonesia pada khususnya. Sistem perekonomian yang dulunya sosialis menjadi pasar terbuka. Perubahan sistem pasar ini disebabkan oleh adanya interaksi Indonesia dengan negara-negara barat. Perubahan lain adalah nilai dan sikap nasionalisme. Globalisasi telah membuat semangat nasionalisme menurun, sebab setiap orang berusaha memaksimalkan kepuasannya dan dapat hidup di negara mana saja berdasarkan kompetensi dan komitmennya. II. Budaya Barat dan Budaya Indonesia. Negara, bangsa apabila ingin bertahan dalam jaman globalisasi yang tidak terbendung ini mau tak mau harus juga merubah tatanan sosial politik, hukum dan budayanya karena antara ekonomi dengan sosial politik, hukum dan budaya tidak dapat dipisahkan. Globalisasi yang tengah terjadi bukan saja globalisasi ekonomi, tetapi Juga globalisasi nilai-nilai sosial potitik, hukum dan budaya. Harus diakui bahwa hampir semua kawasan atau bagian negara di Asia termasuk Indonesia telah menjadi bagian dari proses globalisasi yang tengah terjadi dalam artian suka atau tidak suka, baik atau buruk tengah mengalami ketegangan dan benturan ekonomi, sosial politik, hukum dan budaya yang memperlemah tatanan dan nilainilai lama. Nilai-nilai dan tatanan baru mulai menampakkan dirinya walaupun belum 2015 5 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sepenuhnya diterima. William Liddle, seorang pemerhati Indonesia mengatakan bahwa yang dominan di Indonesia adalah apa yang disebutnya faham inbetweenness, suatu faham yang setengah-setengah dalam artian tidak menganut ideologi liberal dan tidak juga komunis, tidak sistem ekonomi pasar bebas dan tidak pula sistem ekonomi komando. Ada baiknya mempertahankan faham ini dengan kecenderungan untuk selalu memadukan sistem, pola pikiran dan nilai-nilai yang berlawanan atau berbeda, misalnya adalah mengupayakan sintesa dari ideologi liberal dan sosialis atau pandangan Barat dan pandangan Timur dalam kehidupan. Kecenderungan ini nampaknya tetap kuat di dalam banyak bidang ekonomi, politik, hukum dan budaya. Dalam bidang ekonomi, kita menyaksikan kebijakan yang pada satu sisi sangat berpihak kepada liberalisasi ekonomi tetapi pada sisi lainnya seperti rnenegasikan liberalisasi ekonomi. Berbagai kebijakan yang memberikan lisensi khusus dengan berbagai fasilitasnya, yang pada gilirannya melahirkan oligopoli dan monopoli. Sementara pada sisi lainnya pemerintah mulai membatasi intervensi dalam kehidupan ekonomi seperti pengurangan subsidi dan sebagainya. Dalam bidang sosial budaya kita juga menemukan hal yang sama yaitu terjadinya asimilasi budaya setengah hati. Kita sepertinya tidak sepenuhnya mau menerima pengaruh budaya asing padahal pintu-pintu bandara kita sudah terbuka lebar malah tanpa visa bagi beberapa wisatawan dari negara lain. Dari sisi ekonomi jelas ada pemasukan negara yang cukup besar, tetapi adalah tidak realistis menolak pengaruh budaya asing secara berlebihan dan menudingnya sebagai perusak budaya nasional. Aturan yang memperbolehkan parabola dan siaran satelit langsung menyerbu rumah-rumah kita secara bersamaan tentu masuk pula nilai-nilai budaya asing. anehnya, tumbuh pula semacam sikap xenophobia (ketakutan terhadap yang asing). Inbetweenness, dapat juga kita maknai sebagai bentuk kehati-hatian, memilah-milah yang baik dan membuang yang buruk. Bangsa Indonesia dengan segala potensinya pada sumber daya manusia maupun sumber daya budayanya justru perlu dilestarikan untuk dapat menunggangi dan mengarahkan globalisasi. Kuncinya ada pada dunia pendidikan, semoga para lulusan dari sistem pendidikan Indonesia tidak menjadi penganut globalisme, yaitu menganggap nilainilai global yang dipromosikan oleh negara-negara industri besar dunia sebagai satusatunya orientasi, dan dengan demikian menganggap kebudayaan bangsanya sendiri sebagai ketinggalan zaman atau kampungan. Pendidikan budaya bagsa berangkat dari pemahaman bahwa setiap ekspresi kebudayaan memiliki nilai-nilai positifnya masingmasing dan tidak ada superioritas satu budaya atas budaya lainnya. Bagaimanapun, globalisasi tetap memberikan ruang toleransi terhadap keragaman budaya. Toleransi tersebut dapat dijadikan modal sosial dan tidak mengarah kepada proses saling 2015 6 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengeksklusi antara budaya satu dengan budaya lainnya, akan tetapi menjelma menjadi modal utama bagi terciptanya dialog dan kerja sama multikultural yang berkeadilan. Budaya dapat memberikan identitas manusia itu sendiri, sehingga manusia dan budaya itu sangat erat hubungannya dan tak bisa terpisahkan. Seiring perkembangan jaman, kebudayaan manusia semakin lama akan semakin berubah, dan terus mengikuti perkembangan jaman. Tetapi bila kita sebagai penerus budaya bangsa tidak bisa memilahmilih yang mana yang akan sesuai dengan kebudayaan kita, maka kebudayaan kita lamakelamaan akan sirna. Pembinaan dan pengembangan kebudayaan perlu di laksanakan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang telah kita miliki. Selain itu kita juga dapat meningkatkan harkat dan martabat jati diri bangsa kita. Manusia menjalani hidup di atas masing-masing budayanya, lain tempat lain budayanya, lain orang lain pula budayanya. Kebudayaan di bangsa kita banyak sekali, karena Indonesia terdiri dari banyak kepulauan dan beragam suku. Bila kita bepergian ke suatu daerah kita melihat cara berperilaku dan cara hidup yang berbeda-beda, itu menunjukkan budaya dari tempat tersebut berbeda-beda. Contohnya saja orang jawa yang sudah bercirikan halus dalam bertutur kata. Berbeda dengan orang Sumatra utara yang memiliki suara yang keras dan terkesan “galak” bila berbicara. Karena kebudayaan bangsa kita yang beragam ini, kita harus bisa menjaga dan memeliharanya, apalagi di jaman era globalisasi seperti ini, sulit sekali menyeleksi budaya-budaya luar yang menyusup ke bangsa kita. Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi internasional justru negaranegara maju. Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita. Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. 2015 7 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia. III. Industri dan Pertanian. Indonesia dikenal dengan budaya agraris, di mana hampir sebanyak 48 % penduduknya hidup dari sektor pertanian. Produk utama Indonesia adalah produk pangan untuk kebutuhan dalam negeri, produk perkebunan dan hasil hutan, serta perikanan yang diekspor. Globalisasi juga telah mempengaruhi perekonomian Indonesia, negara-negara barat telah merelokasi industrinya ke negara berkembang seperti Indonesia untuk industri elektronika dan tekstil. Globalisasi telah mengubah secara bertahan wajah Indonesia dari pertanian menjadi industri. 3. Indonesia Menghadapi Globalisasi. Era Globalisasi ini ditandai oleh tiga kondisi yang dominan, yakni perubahan yang cepat, persaingan yang sengit, dan tuntutan yang meningkat. Dengan terbatasnya sumber daya dan ketatnya alokasi faktor-faktor produksi, persaingan menjadi suatu menu keseharian. Globalisasi memang memunculkan kekhawatiran yang luas bahwa kedaulatan suatu negara akan digerogoti. Oleh sebab itu, pemerintah harus mengakui dan bekerja di suatu lingkungan, di mana sebagian besar penyelesaian masalah harus dirumuskan dengan memperhatikan dunia global. Agar mampu bersaing dalam era globalisasi, maka efisiensi dalam skala global harus menjadi acuan utama. I. Menghadapi Globalisasi Ekonomi. 2015 8 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dunia saat ini sedang menghadapi krisis global, tidak hanya bersumber pada krisis ekonomi yang semakin hari semakin terasa dampaknya, tapi juga terjadinya krisis lingkungan, sosial, pangan, dan energi. Globalisasi sudah merambah seluruh sektor. Salah satu dampak yang sangat mengkhawatirkan banyak pihak adalah pelaksanaan ACFTA yang dimulai sejak bulan Januari 2010. Dalam bidang ekonomi, globalisasi mengandung makna bahwa semua hambatan pada transaksi perdagangan barang maupun jasa, pergerakan manusia dan investasi antarnegara secara bertahap akan dikurangi, bahkan dalam jangka waktu tertentu akan dihapus. Globalisasi ekonomi adalah proses liberalisasi ekonomi dalam skala mondial (berkaitan dengan seluruh dunia) sehingga menyebabkan barang dan jasa bebas masuk dan keluar antarnegara tanpa rintangan, baik yang bersifat tarif maupun nontarif. Apabila Indonesia sudah swasembada pertanian dan perikanan, negara kita akan masuk zona aman. Kita tidak perduli lagi, kurs dolar mau naik melebihi 15 ribu rupiah. Karena kita tidak impor beras, ikan, dan industri tambahan (ikutan) kedua sektor itu. Bahkan para petani dan nelayan kita tambah senang kalau nilai tukar dolar naik. Soalnya kita sudah mampu ekspor. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik. Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut: - Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global. - Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem 2015 9 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara. - Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimanamana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global. - Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair. Tingkat persaingan menjadi semakin tajam dalam memasuki era globalisasi ini. Perdagangan bebas memungkinkan mengalirnya barang dan jasa antar negara tanpa adanya hambatan yang berarti. Kondisi ini tentu menuntut kesiapan dan ketangguhan dari setiap pelaku usaha bila tidak ingin tersingkir dari pasar dunia. Pasar bebas semakin memungkinkan kepemilikan sebuah perusahaan oleh banyak investor di penjuru dunia sehingga mayoritas kepemilikan di satu pihak tidak lagi menjadi hal utama yang menentukan keberhasilan untuk dapat memasuki pasar global. Situasi ekonomi Indonesia yang semakin membaik dengan semakin pulihnya tingkat kestabilan dalam negeri akan sangat mendukung masuknya pelaku-pelaku usaha dari manca negara untuk melakukan aliansi strategis dengan pelaku-pelaku usaha di Indonesia. Kecenderungan lain yang terjadi adalah pemfokusan seluruh sumber daya hanya pada unit usaha yang berprospek dan menguntungkan serta sesuai dengan nilai-nilai maupun kepentingan strategis jangka panjang. Dampak nyata dari globalisasi terhadap perekonomian Indonesia adalah terutama pada dua hal yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, yakni produksi dalam negeri dan perdagangan luar negeri. Globalisasi yang didorong oleh era perdagangan bebas dan liberalisasi pasar finansial dunia bisa berpengaruh terhadap produksi dalam negeri. Bagi kebanyakan negara-negara ketiga, termasuk Indonesia salah satunya, globalisasi adalah bentuk penjajahan atau imperialisme. “Dari perjanjian World Trade Organization (WTO) disebutkan bahwa pasar bebas akan dimulai selambat-lambatnya pada tahun 2020. Namun, sekarang saja dampaknya sudah luar biasa. Keberadaan lembagalembaga seperti IMF, World Bank, dan beberapa lembaga lain juga memberikan dampak. 2015 10 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Saat terjadinya krisis ekonomi di tahun 1998 misalnya. Dengan dalih menmberi bantuan, IMF memberikan pinjaman dana kepada pemerintah Indonesia. Dikatakan oleh mereka bahwa pinjaman tersebut adalah pinjaman lunak, akan tetapi ternyata bunganya tinggi sekali. Jadilah sampai saat ini saja, Indonesia belum dapat membayar hutangnya. Sungguh memprihatinkan. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan bangsa Indonesia dalam globalisasi ekonomi adalah : a. Menjaga kestabilan politik dalam jangka panjang, sehingga menjamin kepastian hukum untuk investasi. b. Menjaga kestabilan ekonomi makro (economic fundalmentals), dengan menstabilkan nilai tukar rupiah dan suku bunga), mengoptimalkan fungsi Bank Indonesia, dan melakukan koordinasi dengan otoritas fiskal. c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yaitu kompetensi dan komitmen melalui demokratisasi pendidikan. d. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengaplikasikannya pada kehidupan bermasyarakat. e. Memperbaiki prasarana ekonomi. f. Meningkatkan kemampuan kewirausahaan. g. Menyediakan lembaga-lembaga ekonomi yang modern (seperti perbankan, pasar modal, dan lain-lain). h. Membiasakan masyarakat terhadap terjadinya perubahan. i. Memastikan penegakan hukum (law enforcement). j. Mengeksploitasi sumber daya alam secara proposrsional. Kebaikan globalisasi ekonomi : - Produksi global dapat ditingkatkan. Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan. - Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah. 2015 11 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri. Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri. - Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik. Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negaranegara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang. - Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut. Keburukan globalisasi ekonomi : - Menghambat pertumbuhan sektor industri. Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat. - Memperburuk neraca pembayaran. Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran. 2015 12 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - Sektor keuangan semakin tidak stabil. Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan. - Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk. II. Menghadapi Globalisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Globalisasi merupakan era terbentuknya tata kehidupan baru di dunia yang lebih baik. Globalisasi terjadi karena berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Namun globalisasi memiliki dampak-dampak positif maupun yang negatif. Dampak positifnya, globalisasi mempengaruhi gaya hidup. orang-orang jaman sekarang lebih menghargai waktu, bekerja keras, pantang menyerah dan senang menuntut ilmu. Namun ada pula dampak negatif nya, yaitu gaya hidup masyarakat sangat matrealistis, artinya uang menjadi segala-galanya. akhirnya, berbagai cara yang dilakukan untuk mendapatkan uang. Sebagaimana kita maklumi bahwa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah suatu sarana yang sangat berkembang di Negara kita saat ini. Di sekitar kita IPTEK telah menjadi suatu tradisi dalam kehidupan sehari–hari. IPTEK telah kita wujudkan dalam kehidupan sehari–hari meskipun kita tidak menyadarinya. Seiring berjalannya waktu, IPTEK telah berkembang dengan pesat mengikuti perkembangan zaman. Di zaman modern ini IPTEK tidak diragukan lagi dalam kegunaannya. IPTEK telah banyak membantu manusia untuk membantu pekerjaannya sehari–hari. Terlebih lagi di era globalisasi ini IPTEK sangat dibutuhkan keberadaannya. Selain itu di Negara berkembang seperti di Indonesia, 2015 13 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perkembangan IPTEK menjadi salah satu tolok ukur untuk mengetahui seberapa jauh Negara itu berkembang. GBHN 1993 mengamanatkan secara eksplisit pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK Untuk "mempersiapkan mayarakat menuju industrialisasi", maka diprioritaskan usaha- usaha yang meningkatkan nilai tambah dan berdasarkan pengembangan sumber daya manusia, bukan sumber daya alam. Untuk itu, beberapa cabang ilmu pengetahuan mendapat perhatian khusus, yaitu bioteknologi, kimia dan proses, elektronika dan informatika. Rumusan tersebut konsisten dengan konsep pembangunan yang selama ini dianut oleh banyak negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Pengenalan IPTEK dapat di mulai dari tingkat Sekolah Menengah sampai Perguruan Tinggi, juga pelaku industri dan masyarakat umum. Tujuannya adalah menciptakan generasi yang unggul dan mandiri dalam IPTEK untuk menghadapi era globalisasi. Untuk menghadapi globalisasi IPTEK, maka pokok pikiran program teknologi dalam Matriks Nasional Riset dan Teknologi meliputi lima bidang, yaitu : a. Kebutuhan Dasar manusia; sebagai unsur potensi pembanguan nasional. b. Sumber Daya Alam dan Energi; karena manusia membutuhkan sumber daya ini sebagai bahan dan sarana produksi. c. Industrialisasi; karena manusia membutuhkan industri untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa, disamping kebutuhan dasarnya, guna meningkatkan kualitas hidupnya. d. Pertahanan/Kemanan ; karena manusia perlu mempertahankan dirinya, sesamanya dan miliknya terhadap ancaman-anacaman dan mengingat bahwa berbagai hasil teknologi terhananan/keamanan dapat digunakan juga untuk segi-segi selain pertahanan/keamanan. e. Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Falsafah; sebagai segi-segi kehidupan yang mendasari dan mendukung keempat bidang sebelumnya, manusia dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, memanfaatkan sumber daya alam dan energi, menjalankan industrialisasi, dan pertahanan keamanan akan selalu diarahkan oleh pengetahuan ekonomi, analisis sosial, budaya, dan falsafahnya. III. Menghadapi Globalisasi dalam Etika dan Efisiensi. Bagi Indonesia, akhlak menjadi penting karena masyarakat kita pada hakikatnya bersifat paternalistis, yaitu suatu masyarakat yang banyak berorientasi ke atas. Selain itu penegakan dan pengamalan akhlak secara taat asas dalam pemerintahan dan dunia usaha merupakan salah satu prasyarat dalam upaya kita untuk mengentaskan kemiskinan serta mengurangi kesenjangan di berbagai bidang. Terkait dengan upaya peningkatan etika, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah : 2015 14 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a. Menyusun kode etik profesi yang sesuai dengan karakter dan budaya bangsa. b. Meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Tuhan YME sebagai landasan dalam berpikir dan bertindak. c. Mengembangkan kepribadian bangsa, yaitu jujur, ramah, sopan, dan terbuka. 4. Memperkuat Daya Tahan dan Daya Saing Bangsa. Globalisasi tidak boleh menghilangkan jiwa, semangat , karakter, dan budaya Indonesia. Globalisasi tidak perlu ditakutkan, namun yang penting adalah bagaimana kita berperan aktif dan mendapatkan manfaat dari globalisasi. Untuk dapat berperan dan mengambil manfaat dari globalisdasi, maka bangsa Indonesia harus mempunyai daya tahan dan daya saing. Terjadinya perubahan-perubahan yang cukup drastis dalam kehidupan masyarakat Indonesia bersamaan dengan era globalisasi dan masuknya teknologi modern sangat dirasakan khusunya oleh negara Indonesia dan umumnya negara-negara sedang berkembang lainnya. Hal tersebut berpengaruh dalam kemempuan untuk berjuang mempertahankan kelangsungan hidup ditengah-tengah pergulatan negara-negara besar di dunia. Bidang Ekonomi, munculnya globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas geografi dari kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional dan regional. Dengan demikian, banyak negara yang terlibat menjadi satu proses global/mendunia mengikuti kekuatan pasar global sehingga tidak ada kondisi dari pemerintah. Misalnya, orang tidak tahu lagi apakah lampu merk Philips berasal dari Belanda atau bukan. Orang hanya tahu bahwa lampu Philips itu dibuat oleh perusahaan multinasional yang namanya Philips di Indonesia. Banyak produk yang tidak lagi mencantumkan bendera negara asal, yang logo perusahaan, atau masih banyak lagi batasan-batasan yang hilang dari identitas negara yang memproduksinya. Begitu pula dengan kedaulatan pemerintahan negara dalam menentukan ekonomi kegiatan, secara perlahan terbuka dan aturan-aturan menghilang. Di dalam bidang ekonomi ini, adapun aspek-aspek sisi positifnya yaitu misalnya rakyat secara mudah memperoleh barang konsumtif yang diperlukan, suku bunga bank rendah, serta membuka lapangan kerja yang memiliki keterampilan. Dan secara sisi negatifnya yaitu misalnya matinya usaha kecil yang tidak kompetitif, jumlah angka pengagguran masih tinggi, dan munculnya kebijaksanaan pemerintah yang tidak menguntungkan petani. Berikut ini adalah upaya meningkatkan daya tahan dan daya saing, baik secara individual sebagai manusia Indonesia maupun secara nasional sebagai suatu bangsa. 1) Meningkatkan Daya Saing Individu Manusia Indonesia dalam Globalisasi. 2015 15 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Karena manusia merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara aspek jasmani dan rohani, maka perkembangan berbagai aspek dalam diri individu agar menjadi kompeten/berkepribadian tangguh meliputi aspek-aspek : a. Aspek Intelektual b. Aspek Kreativitas. c. Aspek Moral dan Sikap. d. Aspek Bahasa. e. Motivasi. 2) Meningkatkan Daya Saing Nasional Indonesia dalam Globalisasi. Peluang dan tantangan bangsa Indonesia dalam era globalisasi dapat dijumpai dalam beberapa bidang yang meluptui bidang politik, ekonomi, sosial dan buadaya, hankam serta hukum. Peluang dan tantangan yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Daya Tahan dan Daya Saing dalam Bidang Politik. b. Daya Saing dalam Bidang Sosial Budaya c. Meningkatkan Daya Saing dalam Bidang Ekonomi. 2015 16 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Gea, A.A dan A.P.Y. Wulandari. 2005. Relasi dengan dunia Kerja (Alam, Iptek, Kerja). Elex Media Komputindo. Jakarta. 2. Luhulima. 2005. Globalisasi dan Manajemen Politik Luar Negeri. 3. Muhammas, Mar’ie. 2005. Indonesia Menghadapi Abad XXI. Makalah pada Forum Ilmiah ITB. 4. Pengabean, Hana. 2005. Sensivitas Antarbudaya, perlukah kita? Himpsi. Jakarta. 5. Sastradipoera, K. 2005. Antara Kompetensi dan Loyalitas. UPI. Bandung. 6. Sedarmayanti. 2004. Good Governance Membangun Sistem Manajemen Kinerja Daerah. Mandar Maju. Bandung. 7. http://saridevi169.blogspot.com/ 8. http://sriargarini.blogspot.com/2012/05/globalisasi.html 2015 17 Pendidikan kewarganegaraan Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id