MODUL PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Fakultas Program Studi Ekonomi dan Bisnis Manajemen 7 Tatap Muka 07 Kode MK Disusun Oleh 90037 Udjiani Hatiningrum, SH., M Si Abstract Kompetensi Sebagai Ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila pada hakikatnya suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau sekelompok orang. Pancasila diangkat dari nilai-nilai adatistiadat kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan serta mengetahui Pancasila sebagai Ideologi senantiasa hidup, tahan uji dan fleksibel terhadap perubahan jaman dari masa ke masa. Karena nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan bangsa Indonesia sebagai Pandangan hidup dan kepribadiannya maka menempatkan Pancasila sebagai ideologi bangsa sekaligus sebagai Ideologi Negara. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA A. Pengertian Ideologi B. Pancasila dan Ideologi Dunia. C. Pancasila dan Agama. A. Pengertian Ideologi Secara etimologi istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti Ilmu dan kata idea berasal dari bahasa yunani eidos yang artinya bentuk. Di samping itu ada kata idein yang artinya melihat. Maka secara harfiah, ideologi adalah ilmu atau pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, ide disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Sedangkan secara terminologi, menurut Soerjanto Poespowardjojo, ideologi adalah suatu pilihan yang jelas dan membawa komitmen untuk mewujudkannya. Ideologi dapat juga diartikan suatu kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas, pendapat (kejadian) yang memberikan arah tujuan untuk kelangsungan hidup. Secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the sciene of ideas), atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Pengertian Ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan seperti: 1. Bidang politik, termasuk bidang hukum, pertahanan dankeamanaan. 2. Bidang sosial 3. Bidang kebudayaan 4. Bidang keagamaan Ideologi pada dasarnya merupakan ide atau gagasan yang dilemparkan atau ditawarkan ke tengah-tengah arena perpolitikan. Oleh karena itu, ideologi harus disusun secara sistematis agar dapat diterima oleh warga masyarakat secara rasional. Sebagai ide yang hendak 2015 2 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengatur tertib hubungan masyarakat, maka ideologi biasanya menyajikan penjelasan dan visi mengenai kehidupan yang hendak diwujudkan. Dari pengertian Ideologi ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam konsep ideologi terkandung hal-hal sebagai berikut: a. Berisi prinsip-prinsip hidup berbangsa dan bernegara. b. Menjadi dasar hidup berbangsa dan bernegara. c. Memberikan arah dan tujuan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan. Ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata. Fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa. Sebagai ideologi negara, Pancasila berfungsi untuk menggerakkan masyarakat yakni untuk membangun bangsa dengan berbagai usaha yang meliputi semua bidang kehidupan. Pancasila tidak menentukan secara apriori sistem ekonomi dan politik, tetapi sistem apa pun yang dipilih harus mampu menyalurkan aspirasi utama tersebut. Pengertian ideologi Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok seperti ideologi-ideologi lain di dunia. Pancasila diambil dari nilai-nilai luhur budaya dan nilai religius bangsa Indonesia. Pancasila berkedudukan sebagai ideologi bangsa dan negara. Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari negara lain. Pengertian Ideologi Pancasila adalah kumpulan nilai/norma yang meliputi sila-sila Pancasila. Sebagai Ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila pada hakikatnya suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau sekelompok orang. Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Ideologi nasional bangsa Indonesia tercermin dan terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu: a. Alinea pertama, terkandung motivasi dan dasar pembenaran perjuangan bangsa (“…kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan “). b. Alinea kedua, mengandung cita-cita bangsa Indonesia (“…negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur”). c. Alinea ketiga, mengandung makna adanya petunjuk dan tekad mewujudkan kehidupan bangsa yang merdeka. (“atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan 2015 3 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”) d. Alinea keempat, mengandung tujuan negara, tugas negara, penyusunan UndangUndang Dasar 1945, bentuk susunan negara yang berkedaulatan rakyat, dan dasardasar Pancasila (“…Pemerintah Negara Indonesia yang dilindungi segenap bangsa Indonesia dan …serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”) Pancasila memenuhi persyaratan sebagai Ideologi, karena Pancasila tersebut memuat ajaran, doktrin, teori dan atau ilmu tentang cita-cita (ide) bangsa Indonesia yang diyakini kebenarannya dan disusun senara sistematis serta diberi petunjuk pelaksanaannya. Berdasarkan sifatnya Ideologi, Pancasila bersifat terbuka yang berarti senantiasa mengantisifasi perkembangan aspirasi rakyat sebagai pendukung ideologi serta menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Ideologi Pancasila senantiasa merupakan wahana bagi tercapainya tujuan bangsa. Meskipun Pacasila memiliki watak sebagai ideologi terbuka, harus diakui bahwa Pancasila pernah dijadikan sebagai Ideologi Tertutup. IDEOLOGI TERBUKA Ciri khas IDEOLOGI TERTUTUP Nilai-nilai dan cita-cita digali Nilai-nilai dan cita-cita dari kekayaan adat-istiadat, dihasilkan dari pemikiran budaya individu atau kelompok dan religius masyarakatnya. yang berkuasa dan Menerima reformasi masyarakat berkorban demi ideologinya. Menolak reformasi. Masyarakat harus taat Hubungan Penguasa bertanggung jawab Rakyat dan pada masyarakat sebagai kepada ideologi elite Penguasa pengemban amanah rakyat. penguasa. Totaliter. Bertolak dari ciri-ciri di atas, bisa dikatakan bahwa Pancasila memenuhi semua persyaratan sebagai Ideologi Terbuka. Hal ini dijelaskan: 1. Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia. 2015 4 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Isi Pancasila tidak langsung operasional artinya kelima nilai dasar Pancasila itu berfungsi sebagai acuan dan dapat ditafsirkan untuk mencari implikasinya dalam kehidupan nyata. 3. Pancasila bukan ideologi yang memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat. 4. Pancasila juga bukan ideologi totaliter dan 5. Pancasila menghargai pluralitas. B. Pancasila dan Ideologi Dunia Pancasila. Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai dasar Negara, ideologi nasional , dan falsafah pandangan hidup bangsa Indonesia ditetapkan berdasarkan Tap MPR Nomor XVII tahun 1998. Sebagai ideologi bangsa, Pancasila harus tersosialisasi dalam bentuk ajaran atau doktrin yang mengandung nilai-nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Ajaran atau doktrin ini harus memiliki platform yang jelas mengenai ekonomi Pancasila yang rumusannya secara ilmiah maupun kebijakan serta strateginya di strata pemerintahan sudah mengandung nilai Pancasila. Ideologi Pancasila sangat mempengaruhi kearah mana bangsa ini diarahkan, bagaimana diarahkan, dan apa tujuannya. Ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan. Kata “logi” yang berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi, Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan „idea‟ disamakan artinya dengan cita-cita. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu „science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis. Pancasila sebagai sebuah ideologi bukanlah sekedar susunan kalimat yang tersusun dalam 5 (lima) poin. Pancasila merupakan buah pemikiran panjang dan kompleks demi menghasilkan sebuah landasan dan dasar negara yang sederhana dan efisien serta mudah dipahami oleh masyarakat umum. Di balik kesederhanaan itu, Pancasila memiliki tujuan yang penting bagi stabilitas kehidupan birokrasi dan kemasyarakatan di Negara Kesatuan 2015 5 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Republik Indonesia (NKRI) dalam kaitanya dengan Pancasila sebagai ideologi negara. Setiap sila dalam pancasila memiliki tujuan dan maksud. Dari 5 (lima) sila yang ada termuat 4 tujuan utama Pancasila sebagai Ideologi Negara, yakni: 1. Mempersatukan bangsa Indonesia ditengah latar belakang bangsa ini yang majemuk baik dalam hal suku, ras, agama, bahasa, dan budaya. Tujuan ini tersirat di dalam sila pertama dan dan sila ketiga. Sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”, secara tegas bermaksud menyatakan bahwa Keesaan Tuhan yang di sembah oleh bangsa Indonesia, dengan jelas kita menangkap tujuan sila ini adalah mempersatukan keberagaman Agama di bawah payung Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan sila ke-3, “Persatuan Indonesia” bertujuan untuk mempersatukan kebhinekaan suku, ras, dan budaya. 2. Menciptakan nuansa hukum dan peradilan yang jujur, bijaksana serta menjunjung tinggi kemanusiaan dan keadilan sosial. Tujuan ini tersirat di dalam sila ke-2 dan sila ke-5. Sila ke dua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” serta sila ke-5 “keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia” menyiratkan bahwa pancasila secara tegas menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia sebagai landasan hukum di wilayah NKRI, oleh karena itu segala perundangperundangan serta peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah haruslah dilandasi oleh Pancasila. 3. Menegaskan fungsi pemerintah sebagai perwakilan rakyat sehingga segalah kebijakan yang dibuat pemerintah harus melalui proses yang demokratis . Hal ini termuat di dalam sila yang ke-4 “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan ”. 4. Melandasi segala aspek kehidupan masyarakat demi menciptakan masyarakat majemuk yang harmonis dan bertoleransi tinggi. Tujuan ini dipertegas oleh sila ke-3 serta sila ke-5. Ideologi Pancasila ini dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan negara Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia bisa mencapai kemerdekaan dan bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Ia adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Permasalahan tentang Ideologi Pancasila bukan hanya sebuah permasalahan yang berkadar kefilsafatan 2015 6 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id karena bersifat cita-cita dan normatif namun juga bersifat praksis karena menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal ini karena ideologi Pancasila juga menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu ajaran yang menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara kongkrit bagaimana manusia harus bertindak. Ideologi Dunia. Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri. Adapun fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa. Ideologi memiliki kecenderungan untuk memisahkan kita dari mereka. Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi. Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan menyatukan keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai semboyan kesatuan dalam perbedaan dan perbedaan dalam kesatuan. Semua bangsa pasti memiliki ideologi masing-masing, seperti halnya bangsa Amerika Serikat pasti memiliki ideologi, tetapi tidak bernama. Ketika Republik Rakyat China lahir, Dr Sun Yat Sen menamakan ideologi mereka San Min Chu I. Kemudian, Ideologi Jepang bernama Tenno Koodo Seishin. Hitler mendirikan Jermania dengan ideologi Nasional Sosialisme, dan Lenin mendirikan Uni Soviet dengan ideologi Marxisme Leninisme (komunisme). Di Indonesia, pada masa Orde Baru Pancasila sangat dikeramatkan dan disakralkan oleh pemerintah yang saat itu amat mendominasi segala aspek kehidupan bangsa sehingga ideologi ini menjadi hegemoni. Ideologi yang menjadi hegemoni akan lenyap bersamaan dengan jatuhnya suatu rezim. Mengamalkan ideologi seperti pada era Orde Baru dapat membahayakan ideologi itu sendiri. Saat ini pada era reformasi, dapat dirasakan bahwa sebagian masyarakat telah mengidentikan Pancasila dengan Orde Baru. Dalam perkembangannya di dunia dapat kita temukan 6 prinsip dasar ideologi. 6 prinsip ideologi tersebut adalah : 1. Paham Liberalisme 2. Paham Konservatisme 3. Paham Sosialisme 4. Paham Komunisme 5. Paham Fasisme 6. Paham Fundalisme 2015 7 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Paham Liberalis: Ideologi Liberalis adalah suatu ajaran yang diyakini kebenarannya untuk mengatur tingkah laku yang menonjolkan kebebasan individu. Ciri-ciri ideologi liberalisme (Sumber: https://taniosutrisno.wordpress.com/2013/01/28/perbedaan-ideologi-komunis-liberal-danpancasila/, diakses: 7/4/2015): 1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik 2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers. 3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan diri sendiri. 4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. 5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia. 6. Hak-hak tertentu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan manapun. Lahirnya liberalisme untuk pertama kalinya dikobarkan oleh kaum Borjuis, Prancis pada abad ke-18 sebagai reaksi protes terhada kepincangan yang telah berakar lama di Prancis. Sebagai akibat warisan sejarah masa lampau di Prancis yang memisahkan dan membedakan hak dan kewajiban antar golongan. Golongan I dan II memiliki berbagai hak tanpa kewajiban sedangkan golongan III yang tanpa hak dan penuh dengan kewajiban. Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (life, liberty and property). Di bawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi: - Kesempatan yang sama. - Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah(rakyat). - Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat. - Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu. - Negara hanyalah alat. Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. - Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatism. Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah. 2015 8 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tokoh-tokoh dalam paham Liberalisme : Marthin Luther 91517) dalam Reformasi Agama: Pada saat itu agama dibawah kepemimpinan gereja sangat membatasi individu bahkan dalam hal ilmu pengetahuan, membuat individu merasa terkekang. John Locke dan Hobbes; konsep State of Nature yang berbeda: Hobbes (1588 – 1679) berpendapat bahwa individu pada dasarnya jelek(egois), namun karena adanya keinginan untuk hidup damai maka mereka membentuk perjanjian dan hak-hak tertentu yang melibatkan pihak ketiga (penguasa). John Locke (1632 – 1704) berpendapat bahwa pada dasarnya individu baik namun karena adanya rasa kesenjangan harta menyebabkan perasaan takut haknya terampas orang lain maka melibatkan pihak ketiga (penguasa) untuk membuat perjanjian dan hak-hak. Adam Simth (1723-1790): Adam Smith berpendapat bahwa segala kekuatan ekonomi seharusnya diatur oleh kekuatan pasar dimana kedudukan manusia sebagai individulah yang diutamakan, begitu pula dalam politik. Negara-negara yang menganut paham liberalism di antaranya : Beberapa negara di Benua Amerika yang menganut ideologi liberalisme adalah Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname. Masih banyak lagi negaranegara yang menganut Ideologi Liberalisme di benua lainnya. Penerapan paham Liberalisme di Indonesia: Penerapan paham Liberalisme di Indonesia terjadi pada era 1950-1959 saat berlakunya Undang-Undang Sementara 1950 di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno dengan menganut sistem kabinet parlementer. Periode ini berlangsung dari 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959. Pada masa ini diwarnai dengan banyaknya pergantian kabinet, di antaranya : 2015 1950-1951 – Kabinet Natsir 1951-1952 – Kabinet Sukiman-Suwirjo 1952-1953 – Kabinet Wilopo 1953-1955 – Kabinet Ali Sastroamidjojo I 1955-1956 – Kabinet Burhanuddin Harahap 9 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1956-1957 – Kabinet Ali Sastroamidjojo II 1957-1959 – Kabinet Djuanda Dengan adanya ketidakstabilan kabinet hal ini menandakan bahwa paham Liberalisme tidak sesuai dengan negara Indonesia. Hal ini terbukti dengan adanya dampak-dampak berikut : 1. Karena kabinet mengalami perubahan yang sering, maka pembangunan tidak berjalan lancar. Pada akhirnya masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan partai atau golongan. 2. Tidak memunculkan partai yang dominan, sehingga presiden bersikap di antara banyak partai pula. 3. Dengan banyaknya partai, tidak ada badan yudikatif dan eksekutif yang kuat. 4. Memunculkan pemberontakan di berbagai daerah (APRA, RMS, DI/TII). 5. Krisis kepercayaan rakyat pada pemerintahan. Ketidakstabilan kabinet itu terjadi tentu saja karena pada saat itu terlalu banyak suara rakyat dalam organisasi massa yang ingin tampil karena memberlakukan negara sebagai alat saja sebagaimana berdasarkan nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme yang telah dijelaskan diatas namun mengesampingkan nilai bahwa ideologi bukan hanya sebagai pelembagaan ide tapi sekaligus juga praktek material. Paham Konservatisme: Konservatisme adalah paham politik yang ingin mempertahankan tradisi dan stabilitas sosial, melestarikan pranata yang sudah ada, menghendaki perkembangan setapak demi setapak, serta menentang perubahan yang radikal. Singkatnya konservatisme adalah paham yang mendukung nilai-nilai tradisional. Pada masa Revolusi Perancis pada 1789 konservatisme mulai muncul sebagai suatu sikap atau alur pemikiran yang khas. Banyak orang yang mengusulkan bahwa bangkitnya kecenderungan konservatif sudah terjadi lebih awal, pada masa-masa awal Reformasi. Ciri-ciri ajaran ideologi konservatisme : Lebih mementingkan lembaga-lembaga kerajaan atau agama. Agama dipandang sebagai kekuatan utama disamping upaya pelestarian tradisi dan kebiasaan dalam tata kehidupan masyarakat. Lembaga-lembaga yang sudah mapan seperti keluarga, gereja, dan negara semuanya dinaggap suci. Menentang radikalisme dan skeptisisme. Tokoh yang sangat berpengaruh dalam paham konservatisme yaitu : Edmund Burke (1729-1797) gigih mengajukan argumen menentang Revolusi Perancis, juga bersimpati dengan sebagian dari tujuan-tujuan Revolusi Amerika. 2015 10 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Burke mengembangkan gagasan-gagasan ini sebagai reaksi terhadap gagasan ‘tercerahkan’ tentang suatu masyarakat yang dipimpin oleh nalar yang abstrak. Negara yang pernah menganut ideologi konservatisme adalah Inggris, Kanada, Bulgaria, Denmark, Hongaria, Belanda, Swedia. Penerapan paham Konservatisme di Indonesia: Indonesia memang belum pernah mengalami masa pemerintahan dengan menggunakan paham konservatisme namun paham konservatisme dapat kita cium juga keberadaannya di Indonesia pada beberapa partai-partai politik atau organisasi masyarakat yang ada. Beberapa dari partai politik atau ormas tersebut dilandasi oleh sebuah agama seperti PPP, PBB, PAN, PKS, Partai Kristen Indonesia (PARKINDO), Partai Kristen Demokrat (PKD) atau ormas seperti NU dan Muhammadiyyah adalah bentuk-bentuk contoh bahwa paham konservatis pun berkembang di Indonesia. Orang-orang islam akan lebih condong kepada partai-partai Islam begitupun dengan orang-orang dari agama lain. Banyaknya aliran para mujahid juga menandakan bahwa paham konservatisme sedang berkembang di Indonesia. Namun sejatinya Indonesia adalah negara yang kaya budaya dan agama. Paham konservatis tidak cocok dan sangat beresiko untuk diterapkan di Indonesia. Ada 6 agama resmi yang diakui Indonesia, belum lagi banyaknya aliran-aliran kepercayaan yang makin berkembang menyebabkan paham konservatis hanya sebatas menjadi paham untuk partai politik ataupun organisasi massa. Paham Sosialis: Sosialisme adalah paham yang menghendaki segala sesuatu harus diatur bersama dan hasilnya dinikmati bersama-sama. Dengan kata lain sosialisme adalah paham yang menghendaki kemakmuran bersama. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas. Sekalipun gerakan-gerakan yang dinamakan sosialisme (gerakan yang memprotes terhadap kepincangan yang ada dalam masyarakat) telah lama muncul, namun istilah sosialisme baru pertama kali dipakai tahun 1827 dalam majalah perkoperasian oleh Robert Owen. Ciri-ciri paham sosialisme : Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi. 2015 Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara demokratis. 11 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tokoh-tokoh pencetus paham sosialisme adalah : Karl Marx (1818-1883): Pelopor utama gagasan “sosialisme ilmiah”. FredericH Engels (1820-1895): Bersama Karl Marx menulis buku Communist Manifesto, buku yang akhirnya menjadi bacaan dunia. Nama-nama penting lain dalam Ideologi Sosialisme adalah C.H. Saint Simon (1760-1825), F.M Charles Fourier (1772-1837), EtinneCabet (1788-1856), Wilhelm Weiling (1808-1871), dan Louis Bland (1811-1882). Negara yang menganut paham sosialisme adalah negara-negara di Eropa Barat serta Kuba dan Venezuela. Penerapan paham sosialisme di Indonesia: Di tahun 1890 kekuasaan kolonial Hindia-Belanda dikejutkan dengan ajaran Kyai Samin, alias Soeratniko yang berprofesi sebagai petani di Blora. Ajaran Kyai Samin tersebut berdasarkan atas hak milik kolektif dan cara-cara pengolahan sawah secara kolektif, dan gotong royong, dilengkapi dengan aturan pembagian hasil menurut keperluan dan keadilan. Bung Karno pun pernah menciptakan sistem sosialisme di Indonesia yaitu Marhaenisme. Marhaenisme adalah cara perjuangan yang revolusioner sesuai dengan watak kaum marhaen pada umumnya. Menurut Bung Karno Marhaenisme cocok untuk diterapkan di Indonesia karena merupakan jalan menuju cara perjuangan kepada hilangnya kapitalisme, imperialisme, dan kolonialisme yang terjadi pada saat itu. Dimana tujuan tersebut merupakan watak Pancasila. Namun karena dalam paham sosialisme ini terdapat nilai-nilai yang merupakan dasar pemikiran komunis maka paham ini tidak cocok dikembangkan di Indonesia. Karena akan mengarahkan individual jauh dari kebebasan yang bertanggung jawab yang dapat merusak rasa persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa yang majemuk. Paham Komunis: Ideologi komunis adalah suatu ajaran yang didasarkan atas paham sama rata sama rasa dan telah diyakini kebenarannya. Ciri-ciri ideologi komunis, adalah sebagai berikut: - Bidang politik: politik bersifat tertutup hanya ada satu partai yang berkuasa yaitu partai komunis, rakyat hanya sebagai objek negara. - Bidang ekonomi: sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem ekonomi etatisme. - Bidang sosial budaya: tidak percaya adanya Tuhan, masyarakat hanya mengenal satu kelas sosial. Paham ideologi komunis adalah bentuk perkembangan dari paham sosialisme dan merupakan sebuah koreksi terhadap paham kapitalisme di awal abad ke-19. Paham 2015 12 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id komunisme adalah paham yang merupakan sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis yang merupakan produk masyarakat liberal. Mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh. Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous revolution (revolusi terusmenerus). Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yaitu membersihkan kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuantuan tanah dan kapitalis. Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marxdan Friedrich Engles, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Febuari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik. Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Tokoh-tokoh paham komunisme: - Karl Marx (1818-1883) - Frederich Engels (1820-1895) Berdasarkan pemikiran dasar kedua tokoh diatas lalu munculah paham komunis yang diciptakan oleh Karl Heinrich Marx (Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – London, 14 Maret 1883) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia. Negara-negara yang menganut paham komunisme: Uni Soviet adalah negara yang menganut paham komunisme namun bubar pada tahun 1991. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunisme adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Laos dan Kuba. Penerapan paham komunis di Indonesia: Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut, bahkan di Asia. Setelah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, politik luar negeri Indonesia cenderung lebih condong ke Blok Timur (Blok Komunis). Mengapa seperti itu? Karena Indonesia lebih banyak melakukan kerja sama dengan negara komunis seperti Uni Soviet, Kamboja, Vietnam, RRC, maupun Korea Utara. Berikut ini adalah langkah-langkah politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin: Presiden Soekarno menyampaikan pandangan 2015 13 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id politik dunia yang berlawanan, yaitu OLDEFO (Old Established Forces), dan NEFO (New Emerging Forces), Indonesia membentuk Poros Jakarta-Peking dan Poros JakartaPhnompenh-Hanoi-Peking-Pyongyang yang membuat Indonesia termasuk dalam Negara Blok Timur, Konfrontasi dengan Malaysia yang berujung dengan keluarnya Indonesia dari PBB. Di Indonesia perubuhan komunisme terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa. Dan tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan orde baru dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka. Hal ini menandakan paham komunis sangat tidak cocok di Indonesia. Paham Fasisme: Fasisme merupakan produk ideologi-ideologi yang ingin melawan kaidah-kaidah moralitas yang diturunkan kepada umat manusia melalui agama, dan menggantikannya dengan budaya pagan yang rasis, haus darah dan kejam. Dalam menelaah sumbar-sumber fasisme kita perlu melihat sejarah Eropa dimana sejarah Eropa terbagi menjadi 3 periode : Periode pra-Kristen (periode pagan/agama poliestik) : memandang kekerasan sebagai bentuk yang sakral dikarenakan tingginya penghormatan terhadap dewa perang. Penganut budaya pagan hidup dalam perang terus menerus dan membunuh dianggap sebagai kewajiban suci. Dari budaya pagan inilah yang nantinya melahirkan paham fasisme. Periode ketika agama Kristen meraih dominasi budaya di Eropa. Periode pasca-Kristen (periode matrealistis) Disebut pasca-Kristen karena saat ini meskipun agama Kristen masih menjadi agama mayoritas di Eropa namun bukan lagi aspek dominan dalam budaya Eropa. Dari ketiga periode diatas fasisrme terjadi pada periode pertama dan ketiga. Fasisme tidak berlangsung dalam periode kedua dikarenakan pada saat itu Kristen mendominasi Eropa dengan ajaran yang penuh kedamaian, cinta kasih dan persamaan hak. Pondasi fasisme dibangun oleh sejumlah pemikir Eropa berdasarkan budaya pagan tersebut pada abad ke-19, dan dipraktikkan pada abad ke-20 oleh negara-negara seperti Italia dan Jerman. Ciri-ciri fasisme adalah sebagai berikut (Sumber:http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2014/01/6-ciri-paham-fasisme.html, diakses: 7/4/2015): 1. Tidak rasional 2015 14 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Fasisme menonjolkan sifat-sifat manusia yang tidak rasional. Dalam soal ras dan pemimpin adalah masalah tabu untuk dipersoalkan atau didiskusikan secara kritis. Hal ini tentu berbeda dengan prinsip-prinsip negara demokrasi yang tidak mengenal persoalan tabu apapun, karena semua hal dapat dipersoalkan bahkan ditentang. 2. Tidak mengakui persamaan derajat manusia Fasisme menganggap bahwa martabat manusia tidak sama, ada yang super dan ada yang inferior. Pria dianggap melebihi kaum wanita, kelompok militer melebihi sipil, anggota partai lebih dari yang bukan anggota partai, kebangsaan seseorang melebihi kebangsaan yang lainnya, yang kuat mengatasi yang lemah, para pemenang perang membawahi pihak yang kalah. 3. Tidak mengakui oposisi Di negara-negara fasis, oposisi dianggap sebagai musuh dan harus dimusnahkan sampai tuntas. Doktrin ini berlaku untuk musuh-musuh di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu, kaum Nazi di Jerman membuat kamp konsentrasi dan kamar-kamar gas untuk memusnahkan musuh-musuhnya. Rezim fasis ingin menunjukkan kepada seluruh penduduk bahwa hukuman mati akan diberlakukan kepada mereka yang tidak mendukung penguasa. 4. Pemerintahan oleh kelompok elite Fasis berpendapat bahwa hanya ada satu kelompok minoritas kecil penduduk yang terpandang baik karena asal-usul penduduk maupun karena statusnya dalam masyarakat yang mampu menjalankan pemerintahan. Oleh karena itu, pemimpin selalu dianggap benar. Kalau ada pertentangan rakyat dan pemimpin, kehendak yang berlaku adalah kehendak pemimpin. 5. Totaliterisme Totaliterisme diterapkan dengan tujuan untuk mengontrol semua bidang kehidupan manusia, dari anak-anak sampai tua. Sekolah harus menyiapkan anak laki-laki untuk dinas militer dan anak perempuan untuk kegiatan rumah tangga. Kaum wanita hanya boleh berurusan dengan masalah kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Wanita dengan sendirinya menjadi warga negara kelas dua dan mereka tidak dapat mengambil bagian dalam jabatan-jabatan pemerintahan atau partai. 6. Rasionalisme Menurut doktrin fasis dalam suatu negara, kaum elite lebih unggul daripada kelompok massa. Oleh karena itu, mereka dapat memaksakan kehendanya dengan kekerasan kepada rakyatnya. Dalam pergaulan di antara bangsa-bangsa, kaum elite lebih unggul daripada bangsa-bangsa lainnya dan memiliki hak untuk memerintah mereka. 2015 15 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Negara-negara yang menganut paham fasisme adalah Jerman, Italia dan Jepang. Penerapan paham fasisme di Indonesia: Pada bulan Agustus 1933 di Bandung, Dr Notonindito mendirikan Partai Fascist Indonesia (PFI). Partai ini mengusung fasisme demi romantisme sejarah kejayaan budaya dimasa lampau, fasis Eropa dan Indo yang bisa jadi dilatar belakangi oleh kepentingan ekonomi. Pada dasarnya PFI ingin membangun kejayaan kerajaan Indonesia purba macam Sriwijaya atau Majapahit. Gagasan dan cita-cita ini juga mengejutkan kaum pergerakan nasional waktu itu. Notonindito yang pernah tinggal di Jerman rupanya tidak ingin mengikuti fasisme Jerman pada tahun 1924, sebagai orang Jawa dirinya lebih mengakar pada kebudayaan Jawa saja. Ia bukan bermaksud mendirikan Negara korporasi, melainkan sebuah Negara yang dipimpin oleh seorang raja seperti pada masa lampau. Lebih lanjut dibahas nasionalisme yang dibutuhkan kaum pergerakan untuk rakyat Hindia adalah nasionalisme kerakyatan bukan nasionalisme yang dilandasi jiwa priyayi Jawa dan stelsel kapitalisme. Panji Timoer menuduh, kaum fasis Hindia tidak ubahnya kaum fasis di Eropa, mereka telah „membunuh aliran revolusioner‟. Pada era kepemimpinan Soeharto mengadopsi paham fasisme, hal ini dapat dilihat dari maraknya penculikan dan pembunuhan para aktivis yang berusaha melawan rezim Soeharto kala itu. Hal ini terkait bahwa ideologi merupakan makna yang tidak terdapat dalam teks dan tidak disadari dalam kehidupan sehari-hari. Paham Fundalisme/Fundamentalisme : Menurut kamus besar bahasa Indonesia, fundalisme adalah paham yang cenderung memperjuangkan sesuatu secara radikal. Secara definitif istilah fundamentalisme tidak ada bedanya antara fundamentalisme dalam agama maupun dalam politik. Fundamentalisme keagamaan adalah paham politik yang menjadikan agama sebagai ideologi berbangsa dan bernegara. Paham ini menjadikan agama sebagai basis ideologinya dan agama dipakai sebagai pusat pemerintahannya dan pemimpin tertinggi negara tersebut haruslah seorang petinggi agama. Segala kegiatan pemerintahan dan hukum-hukumnya juga diambil dari kitab suci . Dan dasar negara sendiri memakai ideologi agama. James Barr yang merupakan rujukan utama dalam bidang fundamentalisme mengatakan, kata ini bermula dari judul essay yang berjudul “Fundamentals” yang muncul di Amerika sekitar tahun 1910-1915. Istilah ini digunakan untuk mengkategorikan teologi ekslusif, yaitu kepercayaan mutlak terhadap wahyu, ketuhanan Al-Masih, mukjizat Maryam yang melahirkan ketika masih perawan, serta kepercayaan lain yang masih diyakini oleh golongan fundamentalis Kristen sampai sekarang. Pada sisi lain, makna fundamentalisme mengalami penyempitan, terbatas pada agama dan kebudayaan dan lebih disempitkan lagi dihubungkan dengan Islam. Maka dengan serta merta kata fundamen-talisme bagi orang 2015 16 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang sudah terpengaruh oleh media massa Barat akan langsung diidentikkan dengan golongan Islam politik.Sayangnya pemahaman ini sering dianggap sebagai bagian dari agama. Di sini, fundamentalisme sebenarnya berfungsi sebagai pelestari pemahaman keagamaan yang berkembang dan dianut pada zaman dulu. Kini hanya sekedar ta‟wil dan pandangan belakang diidentikkan dengan golongan Islam politik. Ciri-ciri paham fundalisme : Menolak perubahan. Intoleransi Tertutup. Kekakuan Madzhab. Keras. Tunduk kepada tradisi. Menentang pertumbuhan dan perkembangan. Tokoh-tokoh pemikir penting dalam paham fundalisme : James Barr: Merupakan rujukan utama dalam bidang fundamentalisme. Garaudy: Berpendapat bahwa fundalisme sesuai dengan kamus kecil La Rose tahun 1966 telah mendefinisikannya dengan sangat umum sekali, yaitu: “sikap orang-orang yang menolak kondisionalisai akidah, sesuai dengan situasi dan kondisi baru”. Negara-negara yang menganut paham fundalisme adalah : Vatikan di Roma. Arab Saudi : Islam. Tibet : Budha. India : Hindu. Cina : Kong Ho Cu dan Taoisme. Israel : Yahudi. Jepang : Shinto. Penerapan paham fundalisme di Indonesia: Indonesia memang tidak pernah menerapkan paham fundalisme, namun sekarang ini paham ini tumbuh subur di Indonesia dan menjadi dilema tersendiri bagi Indonesia. Paham fundalisme yang berkembang di Indonesia lebih mengarah kepada fundalisme Islam.Yang sekarang marak mengumandangkan fundalisme di Indonesia adalah NII yang bercita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. Jika kita menengok kebelakang, dinegara kita telah bermunculan gerakan-gerakan yang bersifat fundamental, misalkan pada gerakan fundamentalisme di parlemen (konstituante) dan gerakan fundamentalisme bersenjata (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia). Kedua gearakan ini ingin tegaknya syariat islam di 2015 17 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Indonesia. Namun gerakan fundamentalisme ini kemudian “patah”, karena mayoritas Islam di Indonesia masih percaya dan menginginkan Pancasila sebagai dasar negara, karena mereka masih menganggap pancasila sebagai pemersatu bagsa. Disamping itu pancasila itu masih akomodatif terhadap agama-agama yang ada di Indonesia, termasuk juga Islam. Saat ini berkembang dua acam gerakan fundamentalisme di Indonesia : Golongan fundamentalisme anarkis menunjukkan solidaritas mereka dengan jalan kekerasan, golongan fundamentalisme dengan jalan kekerasan ini dicerminkan oleh Jamaah Islamiyah (JI) dan Al-Qaedah dengan melakukan gerakan bom bunuh diri yang bertujuan mengobrak abrik aset Barat dan membunuh orang-orangnya. Fundamentalis yang berjalan diatas norma-norma yang berlaku adalah Front Pembela Islam (FPI), mereka beranggapan bahwa negara telah gagal dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Mereka mencegah dan menghentikan semua kegiatan yang dianggap maksiat dan kegiatan yang dianggap keluar dari konsep Islam. Paham ini sudah jelas tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia karena sejatinya dari pertama terbentuk Indonesia bukanlah negara agama dan Indonesiapun kadung memiliki 6 agama resmi yang telah berkembang. Karena dengan penerapan fundalisme tersebut Indonesia malah akan terlibat konflik besar sesama warga negaranya yang bibitnya sudah dapat kita rasakan sekarang ini. C. Pancasila dan Agama Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila adalah pedoman luhur yang wajib di taati dan dijalankan oleh setiap warga negara Indonesia untuk menuju kehidupan yang sejahtera tentram, adil, aman, sentosa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah ajaran sistem yang mengatur tata keimanan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia an manusia serta lingkungan. Kata Agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata a berarti tidak dan gama berarti kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau. Jadi fungsi agama dalam pengertian ini memelihara integritas dari seorang atau sekelompok orang agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam sekitarnya tidak kacau. Setiap agama mengajarkan kebaikan dan keadilan yang patut dijalankan oleh setiap anggotanya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Jika dikaji lebih dalam, semua ajaran dari setiap agama sebenarnya terangkum jelas dan tegas dalam kelima sila Pancasila. Pancasila menjamin setiap warga menjalankan kewajiban beragama sesuai dengan keyakinan masing-masing. 2015 18 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pancasila lahir dari sebuah tantangan yang perlu dijawab. Ia dilahirkan dari kenyataan ketika bangsa ini menghadapi masalah yang amat mendesak dan menentukan, yaitu negara macam apa yang harus dibangun atau dibentuk supaya tetap bersatu akibat adanya kemajemukan suku, agama, ras dan lain-lain. Dengan didasarkan pada kemajemukan tersebut bangsa Indonesia rentan terhadap perpecahan. Sebagai sebuah negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, maka Pancasila sendiri sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh agama yang tertuang dalam sila pertama yang berbunyi sila “Ketuhanan yang Maha Esa”. yang pada awalnya berbunyi “… dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” yang sejak saat itu dikenal sebagai Piagam Jakarta. Namun ada dua ormas Islam terbesar saat itu yang menentang bunyi sila pertama tersebut, karena dua ormas Islam tersebut menyadari bahwa jika syariat Islam diterapkan maka secara tidak langsung akan menjadikan. Pancasila dan agama dapat diaplikasikan seiring sejalan dan saling mendukung. Agama dapat mendorong aplikasi nilai-nilai Pancasila, begitu pula Pancasila memberikan ruang gerak yang seluas-luasnya terhadap usahausaha peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalan agama (Eksan, 2000). Indonesia adalah negara Islam terbesar di dunia, dalam arti mempunyai jumlah penduduk yang beragama Islam terbanyak. Di sisi lain Indonesia pernah mempunyai partai komunis yang terkuat setelah Cina dan Rusia, dipihak lain di Indonesia terdapat banyak Gereja. Namun Pancasila telah menjadi payung bagi kemajemukan bangsa Indonesia. Ia mempunyai daya tarik emosional tersendiri, Ia menjadi ideologi, juga sebagai pandangan hidup. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai-nilai yang digali dari budaya bangsa, yang mencerminkan sikap dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Ideologi Negara memiliki makna: 1. Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan. 2. Mewujudkan satu asas kerohanian pandangan dunia, pandangan hidup yang harus dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi penerus bangsa, diperjuangkan dan dipertahankan dengan semangat nasionalisme. Faktor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila adalah (http://metro.kompasiana.com/2011/08/03/keterbukaan-ideologi-pancasila-385183.html#, diakses pada 14/5/2014): 1. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang secara cepat. 2. Kenyataan menunjukkan, bahwa hilangnya ideologi yang tertutup dan beku dikarenakan cenderung meredupkan perkembangan dirinya. 2015 19 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional. Keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak boleh dilanggar, yaitu sebagai berikut (http://amaliadea.wordpress.com/2010/11/07/pancasila-sebagai-ideologi- terbuka/, diakses pada 14/5/2015) : a. Stabilitas nasional yang dinamis. b. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme dan komunisme. c. Mencegah berkembangnya paham liberal. d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang mengelisahkan kehidupan masyarakat. e. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus. 2015 20 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Asshiddiqie, Jimmly. “Ideologi, Pancasila dan Konstitusi”. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Tahun: 2003. 2. Azra, Azyumardi. “Multukulturalisme, Demokrasi, dan Pancasila”. Forum Komunikasi Kemenko HukHam, Jakarta 20 Oktober 2010. 3. Bambang Rahardjo, Syamsuhadi. 1995. Garuda Emas Pancasila Sakti. Jakarta : Yapeta Pusat. 4. Eccleshall, Robert et al. 2003. Political Ideologies: An Introduction. Ed ke 3. New York: Routledge. 5. Feith, Herbert dan Castle, Lance. 1996. Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965. Jakarta: LP3ES. 6. Kaelan, Pancasila, (Yogyakarta: Liberty, 1987) 7. Kompas, Merajut Nusantara: Rindu Pancasila, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, Oktober 2010. 8. Moeldoko. Peranan Pancasila dalam Membangun Kewaspadaan dan Ketahanan Nasional. (disajikan dalam TANNASDA Angkatan ke-IV tahun 2011). 9. Pancasila Hadapi Tantangan Makin Berat. Koran Suara Merdeka, terbit 2 Juni 2011. 10. Re-So-Pim (Revolusi – Sosialisme Indonesia – Pimpinan Nasional), amanat Presiden RI pada hari ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1961. 11. Soerjanto Poespowardojo, Filsafat Pancasila, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994). 12. Usman, Wan dkk. 2003. Daya Tahan Bangsa. Jakarta: Program Studi Pengkajian Ketahanan Nasional Program Pascasarjana Universitas Indonesia. 13. http://amaliadea.wordpress.com/2010/11/07/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/, diakses pada 14/5/2015. 14. http://metro.kompasiana.com/2011/08/03/keterbukaan-ideologi-pancasila385183.html#, diakses pada 14/5/2014. 15. http://www.pusakaindonesia.org/pancasia-di-antara-ideologi-besar-dunia/ 16. http://rijkiramdani.blogspot.com/2013/08/macam-macam-ideologi-di-dunia-dan.html 17. Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah : Michael H. Hart : 1978 : Terjemahan H. Mahbub Djunaidi : PT. Dunia Pustaka Jaya : 1982. 18. https://taniosutrisno.wordpress.com/2013/01/28/perbedaan-ideologi-komunis-liberaldan-pancasila/ 2015 21 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2015 22 PENDIDIKAN PANCASILA Udjiani Hatiningrum Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id