BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpajakan merupakan salah satu bidang studi yang menarik untuk dipelajari dan ditindaklanjuti oleh masyarakat sebagai Wajib Pajak (WP), karena pajak ini sifatnya dapat dipaksakan kepada pihak Wajib Pajak yang terkait. Sesuai dengan pengertiannya dalam Pasal 1 UU KUP No.16 Tahun 2009, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara adalah mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk merealisasikan tujuan tersebut pemerintah melakukan berbagai kebijakan, program dan kegiatan agar kondisi kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk memperoleh penerimaan Negara adalah dengan melaksanakan kebijakan perpajakan. Kebijakan perpajakan yang dimaksud disini adalah seluruh jenis pajak dan segala ketentuan yang berlaku atas pemungutan dan pemotongan setiap jenis pajak yang berlaku atas setiap Wajib Pajak. 1 Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) satu-satunya yang dipercaya oleh Negara untuk mencetak uang rupiah (baik uang kertas maupun uang logam) bagi Republik Indonesia, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2006. Selain mencetak uang rupiah Republik Indonesia, juga mencetak produk sekuriti lainnya, termasuk cetakan kertas berharga non uang dan logam non uang. Dengan adanya hal ini maka perusahaan akan timbul kewajiban membayar Pajak Penghasilan yang umumnya terkait dalam bidang usaha perusahaan. Oleh karena itu sebagai Subjek Pajak Badan, Perum Peruri memiliki kewajiban dalam hal perpajakan. Seperti kewajiban untuk memotong, menyetorkan dan melaporkan hutang pajaknya sesuai dengan ketentuan Subjek Pajak Badan dalam Undang-undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008. Salah satu bentuk kewajiban Perum Peruri sebagai Badan yaitu memotong, menyetor dan melaporkan utang pajaknya atas transaksi-transaksi yang terkait dengan Pajak Penghasilan (PPh), diantaranya Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23. PPh Pasal 23 menurut UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 23 ayat 1 yaitu penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggaraan kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan. 2 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 ini secara transaksi memiliki kemiripan dengan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26. Untuk transaksi yang terkait Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 yang membedakan yaitu Wajib Pajaknya, Yaitu dimana Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 terkait dengan Wajib Pajak Dalam Negeri dalam Bentuk Badan atau BUT, sedangkan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26 terkait dengan Wajib Pajak Luar Negeri selain Badan Usaha Tetap (BUT) di Indonesia. Perum Peruri sebagai pemotong pajak, wajib melakukan pemotongan pajak, salah satunya atas transaksi terkait Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 yang berhubungan dengan vendor Perum Peruri. Atas transaksi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 tersebut, Perum Peruri wajib memberikan bukti potong kepada vendor yang bersedia dipotong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23. Namun dalam pelaksanaanya terkadang terjadi beberapa masalah, baik yang berhubungan dengan Perum Peruri nya sendiri, dengan vendor-vendor nya, maupun dengan fiskus. Menurut Carol P. Tello, Esq, Sutherland Asbill.,& Brennan LLP (2010:9) mengatakan bahwa : “The fact that the withholding agent must not have knowledge or reason to know that the information is not correct puts a compliance burden on the withholding agent”. “Fakta bahwa agen pemotongan tidak harus memiliki pengetahuan atau alasan untuk mengetahui bahwa informasi tersebut tidak benar menempatkan beban kepatuhan pada agen pemotongan”. 3 Oleh karena itu guna mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku, maka perlu diadakan evaluasi atas pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 pada Perum Peruri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah Perum Peruri telah memotong, menyetor, dan melaporkan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 dengan benar atau tidak. Jika Perum Peruri lalai atau dengan sengaja tidak memotong, menyetor, dan melaporkan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dengan benar, maka akan menyebabkan kerugian pada Negara dan Perum Peruri itu sendiri. Dimana bagi Negara akan berkurangnya pendapatan pajak yang seharusnya diterima. Sedangkan bagi Perum Peruri sendiri akan dikenakan sanksi perpajakan berupa sanksi administrasi. Dengan melakukan evaluasi ini maka Perum Peruri dapat mengetahui kelemahan-kelemahan atau permasalahan yang timbul dari prosedur yang telah digunakan sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakan suatu pengkajian yang lebih mendalam, untuk mengevaluasi kepatuhan Perum Peruri dalam melaksanakan kewajiban Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23. Dan diharapkan penulis dapat memberikan saran perbaikan yang tepat, sehingga dapat memperkecil kerugian Perum Peruri terkait dengan prosedur pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23, dan PPh Pasal 26. Atas permasalahan tersebut maka saya menyusun skripsi ini dengan judul: “ANALISIS PENERAPAN PEMOTONGAN DAN PENYETORAN SERTA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 26 TAHUN 2010-2012 (STUDI KASUS: PERUM PERURI)” 4 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini saya membatasi pembahasan masalah dalam ruang lingkup sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi presentase biaya dari objek Pajak Penghasilan (PPh) PPh Pasal 23 dan Pasal 26 yang terdapat dalam laporan keuangan Perum Peruri Tahun 2010-2012; 2. Mengevaluasi jenis-jenis transaksi yang merupakan objek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 pada Tahun 2010-2012; 3. Mengevaluasi penerapan dan perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 yang dipotong oleh Perum Peruri dalam rangka memenuhi kewajiban perpajakan pada Tahun 2010-2012; 4. Mengevaluasi dasar, tarif pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 pada Tahun 20102012; 5. Memberikan saran perbaikan atas hasil evaluasi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 pada Tahun 2010-2012. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi besarnya biaya yang menjadi objek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 yang terdapat dalam laporan keuangan Perum Peruri Tahun 2010-2012; 2. Mengetahui apakah Perum Peruri telah melakukan pengelompokkan atas objek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 dengan benar Tahun 2010-2012; 5 3. Mengetahui apakah Perum Peruri sudah melakukan penerapan dan perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 yang dipungut atau dipotong secara benar sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku; 4. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam pemenuhan kewajiban perpajakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 5. Untuk memberikan saran perbaikan atas hasil evaluasi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 Tahun 2010-2012. Manfaat penelitian ini adalah: 1. Memberikan sumbangan dasar-dasar pemikiran mengenai identifikasi masalah perpajakan perusahaan. 2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan dalam hal pelaksanaan kepatuhan kewajiban perpajakan yang efektif dan tidak melanggar peraturan perpajakkan serta mengurangi sanksi atau kerugian akibat salah perhitungan dalam menghitung Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26. 3. Memberikan referensi bagi pihak lain dalam memahami pemotongan dan pemungutan pajak khususnya Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26. 1.4 Ringkasan Metodologi Penelitian Dalam pengumpulan dan mengkaji data-data yang diperoleh dari penelitian ini, metodologi penelitian yang digunakan sebagai berikut: 1. Jenis risetnya adalah penelitian kualitatif. 2. Dimensi waktu risetnya adalah melibatkan banyak waktu dan sampel. 3. Kedalaman riset ini yaitu studi kasus. 6 4. Metode pengumpulan datanya adalah: - Observasi - Wawancara - Dokumentasi 5. Lingkungan penelitiannya adalah lingkungan riil. 6. Unit analisisnya yaitu suatu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 1.5 Sistematika Penulisan Hasil penelitian disusun dalam format penulisan skripsi dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian latar belakang yang menunjukan masalah yang diangkat menjadi obyek penelitian, tujuan, dan kegunaan penelitian yang diharapkan, dan sistematika penulisan. BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab ini berisi deskripsi teori perpajakan dan kerangka pemikiran yang disusun berdasarkan rujukan teori untuk menggambarkan konsep penelitian. BAB 3 : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan objek penelitian, sejarah singkat, bidang usaha, produk-produk dan struktur organisasi, dan tata laksana perpajakan diperusahaan 7 BAB 4 : ANALISIS DAN BAHASAN Bab ini berisikan semua pembahasan (analisis dan evaluasi) mengenai permasalahan dalam topik skripsi ini terkait dengan pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 Tahun 2010-2012 pada Perum Peruri. BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pembahasan masalah disertai saran dari penulis agar perusahaan dapat lebih baik dalam melakukan penerapan dan perhitungan pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) khususnya Pasal 23 dan Pasal 26 dalam perusahaan. 8