PAJAK PENGHASILAN MATERI MINGGU KE-2 DEFINISI PENGHASILAN Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang dimaksud dengan penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan khususnya pada Pasal 4, yang dimaksud dengan penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Pengertian penghasilan secara ekonomi adalah suatu aliran kas bersih ditambah present value dari aliran kas bersih pada masa yang akan datang. PENGELOMPOKAN PENGHASILAN (FINAL DAN NON-FINAL) PAJAK PENGHASILAN FINAL PPh yang bersifat Final artinya PPh yang dipotong atau dibayar sendiri dari suatu penghasilan yang pada akhir tahun tidak akan diperhitungkan sebagai pembayaran pajak dimuka (kredit pajak). Karena PPh yang dipotong tersebut tidak lagi diperhitungkan sebagai pembayaran pajak dimuka maka pada akhir tahun penghasilan yang dipotong PPh Final juga tidak lagi dihitung ulang PPhnya (tidak lagi diperhitungkan dalam SPT Tahunan). Karakteristik: Penghasilan yang dikenakan PPh Final tidak perlu digabungkan dengan penghasilan lain (Non Final) dalam penghitungan Pajak Penghasilan pada SPT Tahunan Jumlah PPh Final yang telah dipotong pihak lain atau pun dibayar sendiri tidak dapat dikreditkan 1 Biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan, menagih dan memelihara penghasilan yang pengenaan PPhnya bersifat Final tidak dapat dikurangkan Daftar penghasilan yang dikenakan PPh Final: a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh OP atau badan dari transaksi penjualan saham di bursa efek b. Hadiah undian c. Penghasilan bunga deposito yang diterima OP atau badan, termasuk simpanan pada bank dalam negeri yang memiliki cabang di luar negeri d. Penghasilan bunga tabungan, jasa giro, dan diskonto SBI e. Penghasilan perusahaan ventura dari transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangan usaha f. Penghasilan sewa tanah dan atau bangunan g. Penghasilan yang diterima oleh WP OP dari investor atas penyerahan bangunan dengan kontrak BOT h. Penghasilan WP OP yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah atau bangunan i. Penghasilan yang diterima WP perusahaan pelayaran dan atau penerbangan dalam negeri j. Penghasilan yang diterima atau diperoleh WP OP atau badan berupa bunga atau diskonto obligasi yang dijual di bursa efek k. Penghasilan selisih lebih karena revaluasi aktiva tetap l. Penghasilan yang diterima atau diperoleh WP OP dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan tertentu (uang tebusan pensiun dan THT yang dibayar sekaligus, uang pesangon) m. Penghasilan yang diterima oleh OP dengan status WP luar negeri berupa imbalan atas pekerjaan, jasa, atau kegiatan tertentu n. Penghasilan yang diterima pejabat Negara, PNS, TNI/POLRI, dan pensiunan berupa honorarium dan imbalan lain yang dibebankan kepada keuangan Negara atau daerah, kecuali pegawai golongan II/d ke bawah 2 o. Pungutan PPh oleh Bulog atas penyerahan Gula Pasir (kepada penyalur dan grosir) dan penyerahan Tepung Terigu ( kepada penyalur dan grosir) p. Pungutan PPh atas penyerahan premium, solar, premix kepada SPBU Pertamina dan SPBU Swastanisasi q. Pungutan PPh oleh Pertamina dan badan usaha selain Pertamina atas penyerahan minyak tanah, gas LPG, dan pelumas r. Pungutan PPh oleh industri rokok pada saat penjualan rokok di dalam negeri s. Penghasilan bunga simpanan anggota koperasi t. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia yang diterima WP luar negeri selain BUT di Indonesia dan premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi di luar negeri u. Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu BUT di Indonesia (kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia) v. Penghasilan yang diterima atau diperoleh WP luar negeri atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia berupa dividen; bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang; royalty, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; hadiah dan penghargaan; pensiun dan pembayaran berkala lainnya PENGHASILAN NON-FINAL Pada dasarnya, semua penghasilan selain yang telah dikenakan PPh Final serta semua penghasilan selain yang bukan objek pajak, dikenakan PPh Non Final. PPh yang bersifat Non Final artinya PPh yang dipotong atau dibayar sendiri dari suatu penghasilan yang pada akhir tahun akan diperhitungkan sebagai pembayaran pajak dimuka (kredit pajak). Karena PPh yang dipotong tersebut akan diperhitungkan sebagai pembayaran pajak dimuka maka pada akhir tahun penghasilan yang dipotong PPh Non Final akan dihitung ulang PPhnya dalam SPT Tahunan. Daftar penghasilan yang dikenakan PPh Non Final: 3 a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undangundang ini b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan c. Laba usaha d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi h. Royalty i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva n. Premi asuransi o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan anggotanya yang terdiri dari WP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak q. Imbalan bunga yang diberikan kepada WP berkenaan dengan pengembalian kelebihan pembayaran pajak berdasarkan SK Keberatan, Banding, atau SK Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Perpajakan 4 JENIS PENGHASILAN Terdapat tiga jenis penghasilan, yaitu: a. Penghasilan yang dikenakan PPh Final (terlampir di halaman 2 dan 3) b. Penghasilan yang dikenakan PPh Non Final (terlampir di halaman 3 dan 4) c. Penghasilan yang bukan objek pajak (terlampir di halaman 5 dan 6) PENGHASILAN YANG BUKAN OBJEK PAJAK Penghasilan yang bukan objek pajak adalah penghasilan yang tidak dikenakan PPh. Jadi pada saat menerima penghasilan yang bukan objek PPh, penerima penghasilan tersebut tidak dipotong PPh, pemberi penghasilan tersebut tidak boleh memotong PPh dan pada akhir tahun penghasilan tersebut tidak dihitung ulang PPhnya dala SPT Tahunan. Karakteristik penghasilan yang bukan objek PPh diatas mengandung konsekuensi yang hampir sama dengan penghasilan yang dikenakan PPh Final. WP yang memiliki penghasilan yang bukan objek PPh harus memisahkan pencatatan penghasilan-penghasilan yang bukan objek PPh dari penghasilan-penghasilan yang dikenakan PPh non Final. Demikian juga halnya dengan biayabiaya yang benar-benar dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan yang bukan objek PPh. Biaya-biaya tersebut tidak boleh dimasukkan sebagai pengurang penghasilan dalam menghitung PPh terutang pada akhir tahun di SPT Tahunan. Daftar penghasilan yang bukan merupakan objek pajak: a. Bantuan atau sumbangan b. Harta hibahan c. Warisan d. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa 5 f. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, BUMN, atau BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia g. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun i. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi j. Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadana selama lima tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberi ijin usaha k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia 6