BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Objek Penelitian 3.1.1 Profil Perusahaan Perum Peruri merupakan perusahaan yang sangat vital dalam rangka mendukung kebijakan Pemerintah, terutama di bidang pembangunan ekonomi dan moneter. Dapat diilustrasikan bahwa uang adalah darah dari pembangunan, sebaliknya, memproduksi uang merupakan pekerjaan yang banyak mengandung resiko, terutama dari dalam diri manusianya. Kemungkinan terjadinya tindakan yang tidak terpuji selalu membayangi mereka. Oleh karena itu, rekruitmen karyawan dilakukan sangat ketat dengan melalui beberapa tahap. 3.1.2 Sejarah Perusahaan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) yang didirikan pada tanggal 15 September 1971 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1971, merupakan gabungan dua Perusahaan Negara yaitu P.N Pertjetakan Kebajoran (Perkeba) dan P.N. Arta Yasa. P.N. Perkeba adalah percetakan uang kertas yang semula bernama Perkeba NV, didirikan dengan dasar hukum Tap Menteri Kehakiman No. J.A. 5/59/16 tanggal 16 April 1952, sedangkan P.N. Arta Yasa adalah percetakan uang logam yang didirikan atas dasar Keputusan Menteri Keuangan No. 261156/UMI tanggal 18 November 1954. 23 Pada awal berdirinya ini Perum Peruri dipimpin oleh Subono Mantofani, SH, yang semula sebagai Direktur Utama pada kedua perusahaan percetakan uang tersebut dan kemudian menjadi Direktur pertama Perum Peruri. Selama periode awal penggabungan, banyak hal yang dapat disimak dan diambil sebagai pelajaran. Melalui manajemen dan disiplin gaya militer yang diterapkan oleh Direktur Utama pada saat itu, berhasil diselaraskan perbedaan budaya perusahaan antara pegawai dari PN Arta Yasa dan pegawai dari PN Perkeba. Budaya perusahaan dan disiplin militer yang diterapkan pada periode awal ini ikut menentukan perkembangan Perum Peruri selanjutnya. Pada awal periode Dasawarsa I, penerapan manajemen lebih didominasi oleh sistem/gaya paternalistik dan pola senioritas dalam menduduki jabatan tertentu sangat diperhatikan. Para pimpinan memiliki keahlian dibidangnya masing-masing yang berbasis teknologi grafika hasil pendidikan dari negara Eropa khususnya Belanda. Pada periode Dasawarsa II perjalanan sejarah Perum Peruri ditandai dengan ditetapkannya PP No. 25 tahun 1982 dan selanjutnya disempurnakan dengan PP No. 30 tahun 1985. Hasil yang diwujudkan dengan ditetapkannya peraturan pemerintah tersebut, Perum Peruri memiliki kesempatan usaha untuk mencetak barang-barang cetakan keras berharga non uang dan barang-barang logam non uang. Budaya perusahaan yang dicanangkan pada periode ini adalah ”Kerja Keras – Loyalitas – Team Work” memberikan pemantapan bagi seluruh pegawai di dalam menyelesaikan tugas-tugas perusahaan yang cukup banyak. 24 Memasuki era global di bawah kepemimpinan Direktur Utama F.G. Lesilolo, ada beberapa hal yang perlu dikemukakan yaitu kepemimpinan yang menekankan budaya kerja keras, disiplin secara tegas dengan visi Peruri ”menjadi perusahaan ternama melalui profesionalisme sumber daya manusia yang konsisten dan keunggulan perkembangan teknologi berdaya saing internasional, yang didedikasikan kepada kepuasan pelanggan dan kesejahteraan karyawan”, mendorong para pegawai untuk belajar dan terus meningkatkan diri. Melalui kepemimpinan yang demikian, Peruri berhasil mendapat sertifikat ISO 9001 untuk produk uang kertas dan uang logam. Usaha pengembangan yang dilakukan pada periode ini difokuskan pada pemindahan pabrik dari Jakarta ke Karawang secara menyeluruh. Proyek pemindahan mesin dan manusianya yang cukup rumit tersebut akhirnya sebagian besar dapat diselesaikan pada tahun 2000. Sedangkan kegiatan non struktural hampir tidak ada perbedaan dengan yang dilakukan dalam Dasa Warsa II. Visi, Misi, dan Tata Nilai Perum Peruri Dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis pada dekade terakhir ini dan sejalan dengan bergulirnya era globalisasi, maka Perum Peruri menetapkan arah dan sasaran pengelolaan perusahaan yang dituangkan dalam visi : ”Perusahaan Berkelas dunia di Bidang Integrated Security Printing and System” Visi tersebut sejalan dengan misi yang diemban oleh perusahaan, yaitu : ”Menghasilkan produk berkualitas dan bernilai sekuriti tinggi kebanggan bangsa”. 25 Selain visi dan misi, Peruri memiliki tata nilai yaitu : 1. Integritas. 2. Kualitas. 3. Teamwork. 4. Inovasi. 5. Sekuriti. Zona Industri Perum Peruri a. Jakarta Bertempat di Jl. Palatehan No. 4 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, sebagai office yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran dan beberapa penunjang produksi yang masih dapat dilakukan yaitu percetakan kertas berharga non uang. Hal ini dikarenakan, dengan pertimbangan untuk memudahkan para klien dan memberikan pelayanan yang baik. Luas tanah 6 Ha, terdiri atas 2 gedung induk. Jumlah kendaraan yang dimiliki 4 unit bus dan 50 unit kendaraan roda empat. b. Karawang Bertempat di Parung Mulya, Teluk Jambe, Karawang 41361 sebagai factory. Saat ini telah berdiri 5 (lima) bangunan diatas tanah seluas 202 Ha yang terbagi menjadi Percetakan Uang Kertas, Percetakan Kertas Berharga Non Uang, Percetakan Uang Logam, dan Gedung Administrasi serta Pabrik Tinta Sekuriti Sicpa. 26 c. Divisi Timur Bertempat di Jl. Ahmad Yani No. 119 Surabaya. Hal ini dilakukan dalam rangka pengembangan kegiatan percetakan kertas berharga non uang. Dalam hal ini Perum Peruri menjalin kerjasama operasi dengan PD. Aneka Jasa dan Permesinan (sekarang bernama PT. Panca Wira Usaha disingkat PT. PWU). 3.1.3 Bidang Usaha Perum Peruri merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas melaksanakan pencetakaan uang rupiah Republik Indonesia untuk memenuhi permintaan Bank Indonesia. Selain melaksanakan tugas tersebut, perusahaan juga melaksanakan tugas : 1. Mencetak dokumen sekuriti untuk negara, yaitu dokumen keimigrasian, pita cukai, materai dan dokumen pertanahan atas permintaan instansi yang berwenang. 2. Mencetak dokumen sekuriti lainnya dan barang cetakan logam non uang. 3. Mencetak uang dan dokumen sekuriti negara lain atas permintaan negara yang bersangkutan. 4. Menyediakan jasa yang mempunyai nilai sekuriti tinggi yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perusahaan. 5. Usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan perusahaan. 27 3.1.4 Produk-Produk Suatu perusahaan didirikan tidak terlepas untuk menghasilkan suatu produk, baik barang maupun jasa, begitu juga dengan Perum Peruri. Adapun produk-produk yang dihasilkan Perum Peruri adalah : 1. Produksi Uang Kertas Pesatnya laju pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya kebutuhan alat pembayaran berupa uang kertas maupun uang logam. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang ditunjuk pemerintah untuk mengeluarkan uang rupiah, menempatkan pesanan pencetakan uang di Peruri. Pesanan Bank Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun seirama dengan pesatnya pembangunan. 2. Produksi Uang Logam dan Logam Non Uang Untuk sektor produksi cetak uang logam, perkembangan percetakannya dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami naik-turun dari sekitar 1,18 juta keping pada tahun 1996 menjadi 300 juta keping pada tahun 1997, dan menjadi 1, 25 juta keping pada tahun 2000. Uang Logam Khusus yang diterbitkan BI dalam rangka memperingati peristiwa-peristiwa khusus. Yang dimaksud dengan uang logam khusus adalah uang logam yang memiliki nilai artistik dan sejarah tersendiri, karena proses pencetakannya diperlakukan secara khusus dengan kualitas proof dan terbuat dari bahan emas murni ataupun perak murni. 28 3. Produksi Kertas Berharga Non Uang Dalam menghadapi era persaingan yang semakin ketat, perdagangan bebas dan globalisasi, berbagai peluang dan ancaman dihadapi Peruri khususnya dalam meraih order produk-produk kertas berharga non uang. Hal ini dapat dilihat dengan semakin berkembangnya percetakan sekuriti lain yang jumlahnya sudah mencapai 20 percetakan dan masuknya para pesaing dari luar negeri. Kondisi ini memaksa Perum Peruri untuk lebih fokus terhadap produk-produk yang memiliki daya saing tinggi sebagai andalan dan perlu dicari terobosan pasar baru dengan ciri khas produk Peruri yang sulit ditiru oleh pesaing bebas yang ada di pasaran. 4. Produk-produk sekuriti non uang • Pita Cukai Hasil Tembakau, Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA). • Paspor RI, Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP), Paspor Dinas, Paspor Diplomatik, Buku Sertifikat Tanah, Buku Kir. • Prangko dan benda-benda pos berharga, Materai, Bukti Pembayaran Iuran Penyiaran (BPIP). • Security seals, Ijasah. STTB, DANEM • Airline Ticket, Dokumen Perbankan (Cek, Giro, dll), Surat Angkutan Kayu Olahan (SAKO), Surat Angkutan Kayu Bulat (SAKB), Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH). • Stiker kaset, Stiker Video, CD dan berbagai jenis stiker. • Security Labels. 29 3.1.5 Komposisi Pegawai Seluruh pegawai Perum Peruri berjumlah 2.664 orang, yang dikelompokkan sesuai dengan jenis kelamin, usia dan pendidikan. Tabel 3.1.5.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah 1. 2. Laki-Laki Perempuan Total 2.257 407 2.664 Gambar 3.1.5.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 3.1.5.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia No. 1. 2. 3. Usia 44 - 55 25 - 40 < 24 Total Jumlah 1.486 829 349 2.664 30 Gambar 3.1.5.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia Tabel 3.1.5.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan No. 1. 2. 3. 4. Pendidikan < SLTA D3 S1 S2 Total Jumlah 2.280 106 224 54 2.664 Gambar 3.1.5.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan 31 3.1.6 Kebijakan Peusahaan 3.1.6.1 Kebijakan Akuntansi Perusahaan Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan ini telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi dan praktik yang berlaku umum di Indonesia, berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Perum Peruri (Perusahaan) merupakan satu kesatuan akuntansi sendiri dan secara berkala menyusun laporan keuangan yang terdiri atas : - Laporan Posisi Keuangan (Neraca) - Laporan Laba Rugi Komprehensif - Laporan Perubahan Ekuitas - Laporan Arus Kas - Catatan atas Laporan Keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika Perusahaan menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pospos laporan keuangan, atau ketika Perusahaan mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, disusun berdasarkan konsep biaya perolehan (historical cost) dan dengan dasar akrual (accrual basis), kecuali untuk akun-akun tertentu yang diukur dengan dasar sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi ini. 32 Prinsip-Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas yang dikendalikan secara langsung ataupun tidak langsung oleh Peusahaan. Entitas dikonsolidasian sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif. Untuk penyertaan di atas 50% pada perusahaan lain dan penyertaan sebesar 50% atau dibawahnya, dimana Perusahaan sebagai pengendali dan memiliki kegiatan yang sejenis, laporan keuangannya dikonsolidasikan pada laporan keuangan Perusahaan. Kas dan Setara Kas Terdiri dari saldo kas dan bank, serta deposito berjangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dan tidak dijaminkan. Pengkuan dan penilaian adalah sebagai berikut : - Mutasi kas dan setara kas diakui pada saat terjadi transaksi - Saldo kas dan setara kas ditetapkan sesuai dengan nilai nominalnya. - Saldo bank ditetapkan sebesar saldo rekening setelah dilakukan rekonsiliasi. Pajak Penghasilan - Beban pajak kini dihitung berdasarkan taksiran laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang timbul antara aset dan liabilitas menurut fiskal dengan nilai tercatatnya menurut laporan keuangan pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca). 33 - Manfaat pajak masa yang akan datang, seperti akumulasi rugi secara fiskal yang belum digunakan, juga diakui apabila besar kemungkinan bahwa manfaat pajak tersebut akan dapat direalisasikan. - Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan perkiraan tarif pajak yang berlaku pada periode ketiga aset tersebut dimanfaatkan atau kewajiban dibayarkan. Pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca). Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak, dibebankan pada tahun berjalan; kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Penyesuaian terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan banding, apabila: 1) Pada saat hasil dari banding tersebut ditetapkan, kecuali bila terdapat ketidakpastian yang signifikan atas hasil banding tersebut, maka korekasi berdasarkan surat ketetapan pajak terhadap kewajiban perpajakan tersebut dicatat pada saat pengajuan banding dibuat, atau 2) Pada saat dimana berdasarkan pengetahuan dari perkembangan atau kasus lain yang serupa dengan kasus yang sedang dalam proses banding, berdasarkan ketentuan dari Pengadilan Pajak atau Mahkamah Agung, dimana hasil yang diharapkan dari proses banding secara signifikan tidak pasti, maka pada saat itu perubahan kewajiban perpajakan diakui berdasarkan jumlah ketetapan pajak yang diajukan banding. 34 Mulai 1 Januari 2012 Perusahaan menerapkan kebijakan sebagai berikut: - Aset pajak tangguhan diakui akibat dari : - Untuk pengakuan aset dan liabilitas pajak kini, manfaat berkaitan dengan rugi pajak yang ditarik kembali untuk memulihkan pajak kini. - Kriteria pengakuan aset pajak tangguhan timbul dari akumulasi rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan sama dengan pengakuan aset pajak tangguhan dari perbedaan temporer dapat dikurangkan. - Pengaturan kemungkinan bahwa laba kena pajak tersedia terhadap perbedaan temporer kena pajak yang memadai dan tidak memadai menurut otoritas perpajakan yang sama dan entitas kena pajak yang sama. - Jumlah tercatat goodwill dari transaksi kombinasi bisnis yang lebih rendah dari DPP-nya akan menimbulkan aset pajak tangguhan. - Mengukur aset dan liabilitas pajak tangguhan dengan tarif pajak dan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) secara konsisten dengan ekspektasi dalam memulihkan atau menyelesaikan aset atau liabilitas. - Dalam hal perbedaan perlakuan pajak terhadap pendistribusian laba, aset atau liabilitas, pajak kini dan tangguhan diukur dengan tarif pajak terhadap laba yang tidak terdistribusi. - Pajak kini dan tangguhan diakui di luar laporan laba rugi jika pajak terkait pos-pos tersebut diakui di luar laporan laba rugi pada periode yang sama atau berbeda. 35 3.1.6.2 Kebijakan Perpajakan Perusahaan Kebijakan perusahaan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya sesuai dengan peraturan perpajakan yang diatur oleh pemerintah. Perusahaan masih melakukan secara manual dan/atau pun telah menerapkan e-SPT yang akan membantu dalam setiap transaksi pajak yang dilakukan serta mengurangi kesalahan yang sering terjadi seperti human error yang mengakibatkan keliru dalam pengenaan tarif serta pengelompokkan jenis objek Pajak Penghasilan (PPh) tersebut. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 Prosedur perhitungan dan pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 dimulai dengan dilakukannya pemeriksaan terhadap obyek-obyek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 pada saat akan dilakukan pembayarannya, pengumpulan bukti potong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 sampai dengan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dan pembayarannya secara bulanan. Prinsip pengawasan intern yang diterapkan didalam prosedur perhitungan dan pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 adalah sebagai berikut: 1. Dalam sistem penghitungan dan pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26, setiap penghitungan dan pembayaran dilakukan oleh seksi yang berbeda. Pembuatan Surat Pemberitahuan (SPT) dan pelaporannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dilakukan oleh Seksi Pelaporan dan Perpajakan, pemungutan dan entry data dilakukan oleh Seksi Kasa dan Penagihan. 36 2. Setiap pembayaran yang akan dilakukan oleh Seksi Kas dan Penagihan berkaitan dengan obyek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 seperti pembayaran sewa, jasa teknik, jasa managemen, jasa konstruksi, dan jasa konsultan kepada pihak ke tiga harus didukung dengan list audit dari Seksi Pengelolaan Hutang Piutang yang menyebutkan bahwa atas jasa teknik dan jasa managemen yang akan dibayarkan telah dipotong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26. 3. Dalam sistem penghitungan dan pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 pesetujuan penandatanganan Surat Pemberitahuan (SPT) hanya boleh dilakukan oleh pejabat yang telah diberikan surat kuasa untuk menandatangani yaitu antara lain Kepala Divisi Keuangan, Kepala Departemen Akuntansi, Kepala Departemen Anggaran dan Keuangan, dan Kepala Seksi Pengelolaan Hutang Piutang. 4. Setiap Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dan Tahunan yang telah disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) harus disertai dengan bukti penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP). 5. Penyerahan nota debet dari Seksi Kas dan Pengihan kepada Seksi Akuntansi Umum harus didukung dengan bukti setornya. 37 3.1.7 Struktur Organisasi Di dalam setiap organisasi, pasti memiliki berapa Jabatan penting. Jabatan tersebut tidak sama antara organisasi satu dengan yang lainnya, demikian pula dengan Perum Peruri memiliki jabatan-jabatan penting yaitu Direktur Utama, Direktorat, Divisi dan Departemen/Biro. Tabel 3.1.7.1 Daftar Nama Pejabat awal dan akhir Perum Peruri No. Nama Pejabat Jabatan 1. Bpk. Subono Mantofani, SH Direktur Utama (1952) 2. Bpk. Wahju Hagono Direktur Utama (1974) 3. Bpk. St. J. Soeprapto Direktur Utama (1989) 4. Bpk. Prasetio Direktur Utama (2012) Tabel 3.1.7.2 Daftar Nama Pejabat Perum Peruri No. Jabatan Nama Pejabat 2011 2012 1. Direktur Utama Bpk. Junino Jahja Bpk. Prasetio 2. Direktur Bpk. Supraptono Bpk. Subandrio 3. Direktur Bpk. Gardjito Heru Bpk. Atje Muhammad Darjan 4. Direktur Ibu. Ike Siti Fatnasari Ibu. Noor SDK Devi 5. Direktur Bpk. Harry Arief Bpk. Antonius Soepardi Sukadis 38 Corporate Affair 39 Satuan Pengawas Intern Perusahaan Internal Audit Divisi Penjualan Sales Division Divisi Pengembangan Pasar dan Dukungan Penjualan Market Development and Sales Support Division Gambar 3.1.7.1 Struktur Organisasi Perusahaan Direktorat Utama Perencanaan Perusahaan dan Manajemen Risiko Corporate Planning and Risk Management Divisi Produksi Non Uang Valuable Documents Division Department Riset dan Pengembangan Research and Development Department Divisi Jaminan Kehandalan Reliabilty Assurance Division DIREKTORAT TEKNIK DAN PRODUKSI Technic and Production Directorate Divisi Produksi Uang Banknotes and Minting Production Division Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi Production Planning and Controlling Department Divisi Pengembangan Strategi Bisnis Business Strategy Development Division DIREKTORAT PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN USAHA Commerce and Business Development Directorate Direktorat Utama President Director Departement Pengamanan Security Department Divisi Pengadaan dan Fasilitas Umum Procurement and General Facility Division Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Partnership and Enviroment Development Program Divisi Pengelolaan Aset dan dan Pembinaan Anak Perusahaan Asset Management and Developmen t Subsidiary Division DIREKTORAT KEUANGAN Finance Directorate Divisi Keuangan dan Akuntansi Finance and Accounting Division Departement Teknologi Informasi Information Technology Department Divisi Sumber Daya Manusia Human Resources Division DIREKTORAT SDM DAN UMUM Human Resources and General Affairs Directorate DIREKTORAT KEUANGAN Finance Directorate Divisi Keuangan dan Akuntansi Finance and Accounting Division Departmen Keuangan Finance Department Departemen Akuntansi Accounting Department Seksi Akuntansi Umum General Accounting Section Seksi Akuntansi Biaya Cost Accounting Section Seksi Pajak dan Analisa Keuangan Tax and Financial Analysis Section Gambar 3.1.7.2 Struktur Organisasi Perusahaan Direktorat Keuangan Menurut Hongceng Cao dan Xiaohui Xu (2009:37) mengatakan bahwa : “Especially when the organization form of the enterprise has large influence to the production and management, the tax will be the important factor which we should consider, and investors can select organization form of the enterprise to reduce the tax burden for the enterprise”. “Terutama ketika bentuk organisasi perusahaan memiliki pengaruh besar untuk produksi dan manajemen, pajak akan menjadi faktor penting yang kita harus mempertimbangkan, dan investor dapat memilih bentuk organisasi perusahaan untuk mengurangi beban pajak bagi perusahaan”. 40 Tugas, Pokok dan Fungsi 1. Direktorat Utama (Bpk. Prasetio) - Melaksanakan rekomendasi terkait dengan kriteria dan kebijakan Good Corporate Governance. - Memfasilitasi proses perancangan dan pengembangan Surat Order Pembelian (SOP) dan data terkait. - Memantau dan memastikan terpenuhinya aturan dan prosedur yang berlaku dalam seluruh kegiatan perusahaan - Memantau dan memastikan aspek hukum terhadap seluruh kegiatan perusahaan serta memberikan pandangan hukum - Mengkoordinir penyusunan rencana strategis dan kebijakan perusahaan serta memonitor implementasinya. 2. Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha (Bpk. Atje Muhammad Darjan) - Melaksanakan persiapan, negosiasi sampai dengan pengesahan dokumennya dengan Bank Indonesia (BI) dan dalam rangka pelaksanaan pencetakan keimigrasian, pita cukai, materai dan dokumen pertahanan. - Menerjemahkan keinginan konsumen ke dalam desain produk, spesifikasi material dan proses produksi. - Mengidentifikasi peluang baik dari sudut pandang peraturan perundang-undangan, kemungkinan kerja sama maupun mendapatkan tenaga ahli untuk usaha baru sesuai dengan PP 32/2006 Pasal 9 (d) dan (e). 3. Direktorat Tehnik dan Produksi (Bpk. Subandrio) - Merencanakan jadwal dan kebutuhan material untuk produksi (uang kertas, uang logam, logam non uang, dan kertas berharga non uang) - Menyiapkan, mengolah serta melakukan proses cetak uang logam dan logam non uang. 41 - Memantau pelaksanaan produksi dan mengkoordinir penanganan masalah dalam penyelesaian order pelanggan. - Mengendalikan kualitas bahan baku, proses, produk jadi dan mengembangkan sistem jaminan kualitas dan sistem standarisasi. - Menyiapkan laporan yang berkaitan dengan produksi. - Mengembangkan sistem jaminan kualitas dan sistem standarisasi serta mengkoordinir program peningkatan produktivitas. 4. Direktorat SDM dan Umum (Ibu. Noor SDK Devi) - Membuat perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) (jumlah, pengembangan kompetensi, pengembangan karir, pengembangan kinerja) serta mengkoordinir dan memantau proses pemenuhannya. - Mengembangkan kebijakan dan sistem manajemen Sumber Daya Manuasia (SDM) mengelola proses rekrutmen karyawan. - Melakukan pengadaan barang dan/atau jasa baik investasi maupun non-investasi serta lokal maupun impor. - Menginvestigasi dan menyediakan informasi yang berhubungan dengan masalah keamanan. - Mengevaluasi dan mengembangkan struktur organisasi perusahaan serta mengelola perubahan dan pengembangan uraian pekerjaan. 5. Direktorat Keuangan (Bpk. Antonius) - Memelihara data aset serta mengkoordinir kegiatan penilaian aset dan melaksanakan pengelolaan asuransi. - Mengelola kerjasama dan Ventura Bersama (Joint venture) dalam pemanfaatan dan pengembangan aset. - Mengembangankan sistem jaringan dan memelihara peralatan komunikasi. - Pemberdayaan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. 42 6. Departemen Keuangan (Bpk. Muchrizal) - Menyusun rencana dan mengendalikan penggunaan anggaran perusahaan. - Mengelola pendanaan. - Mengelola kas perusahaan. - Mengelola hutang dan piutang perusahaan. - Mengelola penagihan. 7. Departemen Akuntansi (Ibu. Devi Syafrieni) - Mengelola akuntansi biaya. - Mengelola akuntansi biaya umum. - Membuat analisa dan laporan keuangan. - Mengelola perpajakan. 3.1.8 Ikhtisar Jabatan Di dalam setiap organisasi, pasti memiliki berapa Jabatan penting. Jabatan tersebut tidak sama antara organisasi satu dengan yang lainnya, demikian pula dengan Perum Peruri memiliki jabatan-jabatan penting yaitu Direktur Utama, Direktorat, Divisi dan Departemen/Biro. Adapun ikhtisar jabatannya adalah sebagai berikut : • Direktur Utama membawahi 4 (empat) direktorat dan 3 (tiga) unit kerja lain. Keempat Direktorat tersebut adalah Direktorat Niaga, Direktorat Produksi, Direktorat Teknik dan Umum, dan Direktorat Keuangan & Sumber Daya Manusia (SDM). Sedangkan 3 (tiga) unit kerja lainnya setingkat Divisi yaitu Sekretariat Perusahaan, Satuan Pengawas Internal, dan Pengembangan Organisasi & Sistem Manajemen. 43 • Direktorat Niaga membawahi Divisi Pengembangan Pasar & Penjualan dan Divisi Desain & Pengembangan Produk. • Direktorat Produksi membawahi Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Departemen Produksi Uang Logam dan Logam Non Uang, Divisi Produksi Uang Kertas, dan Divisi Produksi Kertas Berharga Non Uang. • Direktorat Teknik dan Umum membawahi Divisi Jaminan Kehandalan dan Divisi Pengadaan dan Fasilitas Umum. • Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) membawahi Departemen Teknologi Ingormasi, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, Pusat Analisa dan Kajian Perusahaan, Divisi Keungan dan Akuntansi, dan Divisi Sumber Daya Manusia. 3.2 Desain Penelitian 3.2.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang diperlukan dalam penelitian deskriptif adalah jenis data sekunder yang diperoleh melalui kegiatan observasi terhadap kebijakan perusahaan. Pihak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para pengambil kebijakan di Perum Peruri (Percetakan Uang Republik Indonesia). Sumber dari sekunder berbagai dokumen yang dapat memberikan informasi atau keterangan tentang berbagai hal yang terkait dalam proses pembahasan. 44 3.2.2 Metode Pengumpulan Data Metode dalam pengumpulan sampel yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi adalah sebagai berikut: 1.Riset Kepustakaan (Library Reserach) Dalam penelitian ini diperoleh data ilmiah yang bersifat teoritis dari literatur dan buku yang berhubungan dengan pembahasan ini. Informasi ini digunakan sebagai landasan teori untuk menganalisis data - data yang diperoleh dari penelitian di lapangan. 2.Riset Lapangan (Field Reseacrh) a. Wawancara Melakukan wawancara langsung dengan pihak yang berwewenang dari perusahaan tersebut untuk mendapatkan informasi yang lebih relevan. b. Observasi Melakukan peninjauan langsungdalam mencari dan memperoleh datadata (data primer) yang dibutuhkan oleh penulis untuk melengkapi penulisan skripsi. c. Dokumentasi Penulis mengambil dokumen-dokumen dari perusahaan yang terkait dengan topik penelitian antara lain yaitu, Laporan Keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) Masa, Surat Setoran Pajak (SSP), bukti potong Pajak Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26. 45 3.2.3 Metode Analisis Data Metode deskriptif yang digunakan merupakan suatu metode yang memberikan gambaran perusahaan berdasarkan data dan fakta yang ada. Data yang diperoleh tersebut kemudian disusun dan dijelaskan kemudian dianalisis dan setelah itu diambil kesimpulannya. Metode analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bukti potong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26. Kemudian bukti potong tersebut dianalisa untuk mengetahui apakah pelaksanaan pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 perusahaan telah sesuai dengan UndangUndang Pajak Penghasilan. 3.2.4 Metode Penyajian Data Setelah mengolah dan menganalisis data-data yang diperoleh dari Perum Peruri maka saya menyajikan data-data tersebut dengan menggunakan bentuk tabel. Penulis menggunakan bentuk. Tabel karena data yang disajikan lebih ringkas dan bersifat rangkuman sehingga akan lebih mudah dianalisis dan mudah dimengerti oleh pembaca. Selain itu juga menyajikan data dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang jelas dan benar sehingga dapat mempermudah pembaca warga negara Indonesia dalam memahami isi penelitian ini. 46