BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat

advertisement
BAB 3
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Sejarah Singkat Objek Penelitian
3.1.1 Profil Perusahaan
Perum Peruri merupakan perusahaan yang sangat vital dalam rangka
mendukung kebijakan Pemerintah, terutama di bidang pembangunan ekonomi dan
moneter. Dapat diilustrasikan bahwa uang adalah darah dari pembangunan,
sebaliknya, memproduksi uang merupakan pekerjaan yang banyak mengandung
resiko, terutama dari dalam diri manusianya. Kemungkinan terjadinya tindakan yang
tidak terpuji selalu membayangi mereka. Oleh karena itu, rekruitmen karyawan
dilakukan sangat ketat dengan melalui beberapa tahap.
3.1.2 Sejarah Perusahaan
Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) yang
didirikan pada tanggal 15 September 1971 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
60 tahun 1971, merupakan gabungan dua Perusahaan Negara yaitu P.N Pertjetakan
Kebajoran (Perkeba) dan P.N. Arta Yasa.
P.N. Perkeba adalah percetakan uang kertas yang semula bernama Perkeba
NV, didirikan dengan dasar hukum Tap Menteri Kehakiman No. J.A. 5/59/16 tanggal
16 April 1952, sedangkan P.N. Arta Yasa adalah percetakan uang logam yang
didirikan atas dasar Keputusan Menteri Keuangan No. 261156/UMI tanggal 18
November 1954.
23
Pada awal berdirinya ini Perum Peruri dipimpin oleh Subono Mantofani, SH,
yang semula sebagai Direktur Utama pada kedua perusahaan percetakan uang
tersebut dan kemudian menjadi Direktur pertama Perum Peruri.
Selama periode awal penggabungan, banyak hal yang dapat disimak dan
diambil sebagai pelajaran. Melalui manajemen dan disiplin gaya militer yang
diterapkan oleh Direktur Utama pada saat itu, berhasil diselaraskan perbedaan
budaya perusahaan antara pegawai dari PN Arta Yasa dan pegawai dari PN Perkeba.
Budaya perusahaan dan disiplin militer yang diterapkan pada periode awal ini ikut
menentukan perkembangan Perum Peruri selanjutnya.
Pada awal periode Dasawarsa I, penerapan manajemen lebih didominasi oleh
sistem/gaya paternalistik dan pola senioritas dalam menduduki jabatan tertentu
sangat diperhatikan. Para pimpinan memiliki keahlian dibidangnya masing-masing
yang berbasis teknologi grafika hasil pendidikan dari negara Eropa khususnya
Belanda.
Pada periode Dasawarsa II perjalanan sejarah Perum Peruri ditandai dengan
ditetapkannya PP No. 25 tahun 1982 dan selanjutnya disempurnakan dengan PP No.
30 tahun 1985. Hasil yang diwujudkan dengan ditetapkannya peraturan pemerintah
tersebut, Perum Peruri memiliki kesempatan usaha untuk mencetak barang-barang
cetakan keras berharga non uang dan barang-barang logam non uang.
Budaya perusahaan yang dicanangkan pada periode ini adalah ”Kerja Keras –
Loyalitas – Team Work” memberikan pemantapan bagi seluruh pegawai di dalam
menyelesaikan tugas-tugas perusahaan yang cukup banyak.
24
Memasuki era global di bawah kepemimpinan Direktur Utama F.G. Lesilolo,
ada beberapa hal yang perlu dikemukakan yaitu kepemimpinan yang menekankan
budaya kerja keras, disiplin secara tegas dengan visi Peruri ”menjadi perusahaan
ternama melalui profesionalisme sumber daya manusia yang konsisten dan
keunggulan
perkembangan
teknologi
berdaya
saing
internasional,
yang
didedikasikan kepada kepuasan pelanggan dan kesejahteraan karyawan”, mendorong
para pegawai untuk belajar dan terus meningkatkan diri. Melalui kepemimpinan yang
demikian, Peruri berhasil mendapat sertifikat ISO 9001 untuk produk uang kertas
dan uang logam.
Usaha pengembangan yang dilakukan pada periode ini difokuskan pada
pemindahan pabrik dari Jakarta ke Karawang secara menyeluruh. Proyek
pemindahan mesin dan manusianya yang cukup rumit tersebut akhirnya sebagian
besar dapat diselesaikan pada tahun 2000. Sedangkan kegiatan non struktural hampir
tidak ada perbedaan dengan yang dilakukan dalam Dasa Warsa II.
Visi, Misi, dan Tata Nilai Perum Peruri
Dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis pada dekade terakhir ini dan
sejalan dengan bergulirnya era globalisasi, maka Perum Peruri menetapkan arah dan
sasaran pengelolaan perusahaan yang dituangkan dalam visi :
”Perusahaan Berkelas dunia di Bidang Integrated Security Printing and System”
Visi tersebut sejalan dengan misi yang diemban oleh perusahaan, yaitu :
”Menghasilkan produk berkualitas dan bernilai sekuriti tinggi kebanggan bangsa”.
25
Selain visi dan misi, Peruri memiliki tata nilai yaitu :
1. Integritas.
2. Kualitas.
3. Teamwork.
4. Inovasi.
5. Sekuriti.
Zona Industri Perum Peruri
a. Jakarta
Bertempat di Jl. Palatehan No. 4 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, sebagai
office yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran dan beberapa penunjang produksi
yang masih dapat dilakukan yaitu percetakan kertas berharga non uang. Hal ini
dikarenakan, dengan pertimbangan untuk memudahkan para klien dan memberikan
pelayanan yang baik. Luas tanah 6 Ha, terdiri atas 2 gedung induk. Jumlah kendaraan
yang dimiliki 4 unit bus dan 50 unit kendaraan roda empat.
b.
Karawang
Bertempat di Parung Mulya, Teluk Jambe, Karawang 41361 sebagai factory.
Saat ini telah berdiri 5 (lima) bangunan diatas tanah seluas 202 Ha yang terbagi
menjadi Percetakan Uang Kertas, Percetakan Kertas Berharga Non Uang, Percetakan
Uang Logam, dan Gedung Administrasi serta Pabrik Tinta Sekuriti Sicpa.
26
c. Divisi Timur
Bertempat di Jl. Ahmad Yani No. 119 Surabaya. Hal ini dilakukan dalam
rangka pengembangan kegiatan percetakan kertas berharga non uang. Dalam hal ini
Perum Peruri menjalin kerjasama operasi dengan PD. Aneka Jasa dan Permesinan
(sekarang bernama PT. Panca Wira Usaha disingkat PT. PWU).
3.1.3 Bidang Usaha
Perum Peruri merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi
tugas melaksanakan pencetakaan uang rupiah Republik Indonesia untuk memenuhi
permintaan Bank Indonesia. Selain melaksanakan tugas tersebut, perusahaan juga
melaksanakan tugas :
1. Mencetak dokumen sekuriti untuk negara, yaitu dokumen keimigrasian, pita
cukai, materai dan dokumen pertanahan atas permintaan instansi yang
berwenang.
2. Mencetak dokumen sekuriti lainnya dan barang cetakan logam non uang.
3. Mencetak uang dan dokumen sekuriti negara lain atas permintaan negara
yang bersangkutan.
4. Menyediakan jasa yang mempunyai nilai sekuriti tinggi yang berkaitan
dengan kegiatan usaha Perusahaan.
5. Usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan
perusahaan.
27
3.1.4 Produk-Produk
Suatu perusahaan didirikan tidak terlepas untuk menghasilkan suatu produk,
baik barang maupun jasa, begitu juga dengan Perum Peruri. Adapun produk-produk
yang dihasilkan Perum Peruri adalah :
1. Produksi Uang Kertas
Pesatnya laju pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan jumlah
penduduk menyebabkan meningkatnya kebutuhan alat pembayaran berupa
uang kertas maupun uang logam.
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang ditunjuk pemerintah untuk
mengeluarkan uang rupiah, menempatkan pesanan pencetakan uang di Peruri.
Pesanan Bank Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun seirama
dengan pesatnya pembangunan.
2. Produksi Uang Logam dan Logam Non Uang
Untuk
sektor
produksi
cetak
uang
logam,
perkembangan
percetakannya dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami naik-turun
dari sekitar 1,18 juta keping pada tahun 1996 menjadi 300 juta keping pada
tahun 1997, dan menjadi 1, 25 juta keping pada tahun 2000.
Uang Logam Khusus yang diterbitkan BI dalam rangka memperingati
peristiwa-peristiwa khusus. Yang dimaksud dengan uang logam khusus
adalah uang logam yang memiliki nilai artistik dan sejarah tersendiri, karena
proses pencetakannya diperlakukan secara khusus dengan kualitas proof dan
terbuat dari bahan emas murni ataupun perak murni.
28
3. Produksi Kertas Berharga Non Uang
Dalam menghadapi era persaingan yang semakin ketat, perdagangan
bebas dan globalisasi, berbagai peluang dan ancaman dihadapi Peruri
khususnya dalam meraih order produk-produk kertas berharga non uang. Hal
ini dapat dilihat dengan semakin berkembangnya percetakan sekuriti lain
yang jumlahnya sudah mencapai 20 percetakan dan masuknya para pesaing
dari luar negeri.
Kondisi ini memaksa Perum Peruri untuk lebih fokus terhadap
produk-produk yang memiliki daya saing tinggi sebagai andalan dan perlu
dicari terobosan pasar baru dengan ciri khas produk Peruri yang sulit ditiru
oleh pesaing bebas yang ada di pasaran.
4. Produk-produk sekuriti non uang
•
Pita Cukai Hasil Tembakau, Pita Cukai Minuman
Mengandung Etil Alkohol (MMEA).
•
Paspor RI, Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP), Paspor
Dinas, Paspor Diplomatik, Buku Sertifikat Tanah, Buku Kir.
•
Prangko dan benda-benda pos berharga, Materai, Bukti
Pembayaran Iuran Penyiaran (BPIP).
•
Security seals, Ijasah. STTB, DANEM
•
Airline Ticket, Dokumen Perbankan (Cek, Giro, dll), Surat
Angkutan Kayu Olahan (SAKO), Surat Angkutan Kayu Bulat
(SAKB), Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH).
•
Stiker kaset, Stiker Video, CD dan berbagai jenis stiker.
•
Security Labels.
29
3.1.5 Komposisi Pegawai
Seluruh pegawai Perum Peruri berjumlah 2.664 orang, yang dikelompokkan
sesuai dengan jenis kelamin, usia dan pendidikan.
Tabel 3.1.5.1
Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
Jenis Kelamin
Jumlah
1.
2.
Laki-Laki
Perempuan
Total
2.257
407
2.664
Gambar 3.1.5.1
Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3.1.5.2
Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia
No.
1.
2.
3.
Usia
44 - 55
25 - 40
< 24
Total
Jumlah
1.486
829
349
2.664
30
Gambar 3.1.5.2
Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia
Tabel 3.1.5.3
Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan
No.
1.
2.
3.
4.
Pendidikan
< SLTA
D3
S1
S2
Total
Jumlah
2.280
106
224
54
2.664
Gambar 3.1.5.3
Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan
31
3.1.6 Kebijakan Peusahaan
3.1.6.1 Kebijakan Akuntansi Perusahaan
Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan ini telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi dan
praktik yang berlaku umum di Indonesia, berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK).
Perum Peruri (Perusahaan) merupakan satu kesatuan akuntansi sendiri dan
secara berkala menyusun laporan keuangan yang terdiri atas :
-
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
-
Laporan Laba Rugi Komprehensif
-
Laporan Perubahan Ekuitas
-
Laporan Arus Kas
-
Catatan atas Laporan Keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting
dan informasi penjelasan lainnya; dan laporan posisi keuangan pada awal
periode komparatif yang disajikan ketika Perusahaan menerapkan suatu
kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pospos laporan keuangan, atau ketika Perusahaan mereklasifikasi pos-pos dalam
laporan keuangannya.
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, disusun berdasarkan konsep biaya
perolehan (historical cost) dan dengan dasar akrual (accrual basis), kecuali untuk
akun-akun tertentu yang diukur dengan dasar sebagaimana dijelaskan dalam
kebijakan akuntansi ini.
32
Prinsip-Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan
dan entitas-entitas yang dikendalikan secara langsung ataupun tidak langsung oleh
Peusahaan.
Entitas dikonsolidasian sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih
kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak
mempunyai pengendalian efektif.
Untuk penyertaan di atas 50% pada perusahaan lain dan penyertaan sebesar
50% atau dibawahnya, dimana Perusahaan sebagai pengendali dan memiliki kegiatan
yang sejenis, laporan keuangannya dikonsolidasikan pada laporan keuangan
Perusahaan.
Kas dan Setara Kas
Terdiri dari saldo kas dan bank, serta deposito berjangka pendek yang jatuh
tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dan tidak dijaminkan. Pengkuan dan
penilaian adalah sebagai berikut :
-
Mutasi kas dan setara kas diakui pada saat terjadi transaksi
-
Saldo kas dan setara kas ditetapkan sesuai dengan nilai nominalnya.
-
Saldo bank ditetapkan sebesar saldo rekening setelah dilakukan rekonsiliasi.
Pajak Penghasilan
-
Beban pajak kini dihitung berdasarkan taksiran laba kena pajak dalam tahun
yang bersangkutan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua
perbedaan temporer yang timbul antara aset dan liabilitas menurut fiskal
dengan nilai tercatatnya menurut laporan keuangan pada tanggal Laporan
Posisi Keuangan (Neraca).
33
-
Manfaat pajak masa yang akan datang, seperti akumulasi rugi secara fiskal
yang belum digunakan, juga diakui apabila besar kemungkinan bahwa
manfaat pajak tersebut akan dapat direalisasikan.
-
Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan perkiraan tarif pajak
yang berlaku pada periode ketiga aset tersebut dimanfaatkan atau kewajiban
dibayarkan. Pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif pajak (dan peraturan
perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal
Laporan Posisi Keuangan (Neraca). Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas
pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak, dibebankan
pada tahun berjalan; kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah
langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Penyesuaian terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat surat ketetapan
pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan banding, apabila:
1) Pada saat hasil dari banding tersebut ditetapkan, kecuali bila terdapat
ketidakpastian yang signifikan atas hasil banding tersebut, maka korekasi
berdasarkan surat ketetapan pajak terhadap kewajiban perpajakan tersebut
dicatat pada saat pengajuan banding dibuat, atau
2) Pada saat dimana berdasarkan pengetahuan dari perkembangan atau kasus
lain yang serupa dengan kasus yang sedang dalam proses banding,
berdasarkan ketentuan dari Pengadilan Pajak atau Mahkamah Agung, dimana
hasil yang diharapkan dari proses banding secara signifikan tidak pasti, maka
pada saat itu perubahan kewajiban perpajakan diakui berdasarkan jumlah
ketetapan pajak yang diajukan banding.
34
Mulai 1 Januari 2012 Perusahaan menerapkan kebijakan sebagai berikut:
-
Aset pajak tangguhan diakui akibat dari :
-
Untuk pengakuan aset dan liabilitas pajak kini, manfaat berkaitan dengan rugi
pajak yang ditarik kembali untuk memulihkan pajak kini.
-
Kriteria pengakuan aset pajak tangguhan timbul dari akumulasi rugi pajak
belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan sama dengan
pengakuan aset pajak tangguhan dari perbedaan temporer dapat dikurangkan.
-
Pengaturan kemungkinan bahwa laba kena pajak tersedia terhadap perbedaan
temporer kena pajak yang memadai dan tidak memadai menurut otoritas
perpajakan yang sama dan entitas kena pajak yang sama.
-
Jumlah tercatat goodwill dari transaksi kombinasi bisnis yang lebih rendah
dari DPP-nya akan menimbulkan aset pajak tangguhan.
-
Mengukur aset dan liabilitas pajak tangguhan dengan tarif pajak dan Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) secara konsisten dengan ekspektasi dalam
memulihkan atau menyelesaikan aset atau liabilitas.
-
Dalam hal perbedaan perlakuan pajak terhadap pendistribusian laba, aset atau
liabilitas, pajak kini dan tangguhan diukur dengan tarif pajak terhadap laba
yang tidak terdistribusi.
-
Pajak kini dan tangguhan diakui di luar laporan laba rugi jika pajak terkait
pos-pos tersebut diakui di luar laporan laba rugi pada periode yang sama atau
berbeda.
35
3.1.6.2 Kebijakan Perpajakan Perusahaan
Kebijakan perusahaan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
peraturan lainnya sesuai dengan peraturan perpajakan yang diatur oleh pemerintah.
Perusahaan masih melakukan secara manual dan/atau pun telah menerapkan e-SPT
yang akan membantu dalam setiap transaksi pajak yang dilakukan serta mengurangi
kesalahan yang sering terjadi seperti human error yang mengakibatkan keliru dalam
pengenaan tarif serta pengelompokkan jenis objek Pajak Penghasilan (PPh) tersebut.

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26
Prosedur perhitungan dan pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26
dimulai dengan dilakukannya pemeriksaan terhadap obyek-obyek Pajak Penghasilan
(PPh) Pasal 23/26 pada saat akan dilakukan pembayarannya, pengumpulan bukti
potong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 sampai dengan penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa dan pembayarannya secara bulanan.
Prinsip pengawasan intern yang diterapkan didalam prosedur perhitungan dan
pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 adalah sebagai berikut:
1. Dalam sistem penghitungan dan pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal
23/26, setiap penghitungan dan pembayaran dilakukan oleh seksi yang
berbeda. Pembuatan Surat Pemberitahuan (SPT) dan pelaporannya ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) dilakukan oleh Seksi Pelaporan dan Perpajakan,
pemungutan dan entry data dilakukan oleh Seksi Kasa dan Penagihan.
36
2. Setiap pembayaran yang akan dilakukan oleh Seksi Kas dan Penagihan
berkaitan dengan obyek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 seperti
pembayaran sewa, jasa teknik, jasa managemen, jasa konstruksi, dan jasa
konsultan kepada pihak ke tiga harus didukung dengan list audit dari Seksi
Pengelolaan Hutang Piutang yang menyebutkan bahwa atas jasa teknik dan
jasa managemen yang akan dibayarkan telah dipotong Pajak Penghasilan
(PPh) Pasal 23/26.
3. Dalam sistem penghitungan dan pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal
23/26 pesetujuan penandatanganan Surat Pemberitahuan (SPT) hanya boleh
dilakukan
oleh
pejabat
yang
telah
diberikan
surat
kuasa
untuk
menandatangani yaitu antara lain Kepala Divisi Keuangan, Kepala
Departemen Akuntansi, Kepala Departemen Anggaran dan Keuangan, dan
Kepala Seksi Pengelolaan Hutang Piutang.
4. Setiap Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dan Tahunan yang telah
disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) harus disertai dengan bukti
penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
5. Penyerahan nota debet dari Seksi Kas dan Pengihan kepada Seksi Akuntansi
Umum harus didukung dengan bukti setornya.
37
3.1.7 Struktur Organisasi
Di dalam setiap organisasi, pasti memiliki berapa Jabatan penting. Jabatan
tersebut tidak sama antara organisasi satu dengan yang lainnya, demikian pula
dengan Perum Peruri memiliki jabatan-jabatan penting yaitu Direktur Utama,
Direktorat, Divisi dan Departemen/Biro.
Tabel 3.1.7.1
Daftar Nama Pejabat awal dan akhir Perum Peruri
No.
Nama Pejabat
Jabatan
1.
Bpk. Subono Mantofani, SH
Direktur Utama (1952)
2.
Bpk. Wahju Hagono
Direktur Utama (1974)
3.
Bpk. St. J. Soeprapto
Direktur Utama (1989)
4.
Bpk. Prasetio
Direktur Utama (2012)
Tabel 3.1.7.2
Daftar Nama Pejabat Perum Peruri
No.
Jabatan
Nama Pejabat
2011
2012
1.
Direktur Utama
Bpk. Junino Jahja
Bpk. Prasetio
2.
Direktur
Bpk. Supraptono
Bpk. Subandrio
3.
Direktur
Bpk. Gardjito Heru
Bpk. Atje Muhammad Darjan
4.
Direktur
Ibu. Ike Siti Fatnasari
Ibu. Noor SDK Devi
5.
Direktur
Bpk. Harry Arief
Bpk. Antonius
Soepardi Sukadis
38
Corporate
Affair
39
Satuan
Pengawas
Intern
Perusahaan
Internal
Audit
Divisi
Penjualan
Sales
Division
Divisi
Pengembangan
Pasar dan
Dukungan
Penjualan
Market
Development
and Sales
Support
Division
Gambar 3.1.7.1
Struktur Organisasi Perusahaan
Direktorat Utama
Perencanaan
Perusahaan
dan
Manajemen
Risiko
Corporate
Planning and
Risk
Management
Divisi
Produksi
Non Uang
Valuable
Documents
Division
Department
Riset dan
Pengembangan
Research and
Development
Department
Divisi
Jaminan
Kehandalan
Reliabilty
Assurance
Division
DIREKTORAT TEKNIK
DAN PRODUKSI
Technic and Production
Directorate
Divisi
Produksi
Uang
Banknotes
and Minting
Production
Division
Departemen
Perencanaan dan
Pengendalian
Produksi
Production
Planning and
Controlling
Department
Divisi
Pengembangan
Strategi Bisnis
Business
Strategy
Development
Division
DIREKTORAT PEMASARAN
DAN PENGEMBANGAN
USAHA
Commerce and Business
Development Directorate
Direktorat Utama
President Director
Departement
Pengamanan
Security
Department
Divisi
Pengadaan
dan Fasilitas
Umum
Procurement
and General
Facility
Division
Program
Kemitraan
dan Bina
Lingkungan
Partnership and
Enviroment
Development
Program
Divisi
Pengelolaan
Aset dan
dan
Pembinaan
Anak
Perusahaan
Asset
Management
and
Developmen
t Subsidiary
Division
DIREKTORAT
KEUANGAN
Finance Directorate
Divisi
Keuangan
dan
Akuntansi
Finance and
Accounting
Division
Departement
Teknologi
Informasi
Information
Technology
Department
Divisi
Sumber
Daya
Manusia
Human
Resources
Division
DIREKTORAT
SDM DAN UMUM
Human Resources and General
Affairs Directorate
DIREKTORAT
KEUANGAN
Finance Directorate
Divisi Keuangan dan
Akuntansi
Finance and Accounting
Division
Departmen Keuangan
Finance Department
Departemen Akuntansi
Accounting Department
Seksi Akuntansi Umum
General Accounting
Section
Seksi Akuntansi Biaya
Cost Accounting Section
Seksi Pajak dan
Analisa Keuangan
Tax and Financial
Analysis Section
Gambar 3.1.7.2
Struktur Organisasi Perusahaan
Direktorat Keuangan
Menurut Hongceng Cao dan Xiaohui Xu (2009:37) mengatakan bahwa :
“Especially when the organization form of the enterprise has large influence
to the production and management, the tax will be the important factor which we
should consider, and investors can select organization form of the enterprise to
reduce the tax burden for the enterprise”.
“Terutama ketika bentuk organisasi perusahaan memiliki pengaruh besar
untuk produksi dan manajemen, pajak akan menjadi faktor penting yang kita harus
mempertimbangkan, dan investor dapat memilih bentuk organisasi perusahaan untuk
mengurangi beban pajak bagi perusahaan”.
40
Tugas, Pokok dan Fungsi
1. Direktorat Utama (Bpk. Prasetio)
- Melaksanakan rekomendasi terkait dengan kriteria dan kebijakan
Good Corporate Governance.
- Memfasilitasi proses perancangan dan pengembangan Surat Order
Pembelian (SOP) dan data terkait.
- Memantau dan memastikan terpenuhinya aturan dan prosedur yang
berlaku dalam seluruh kegiatan perusahaan
- Memantau dan memastikan aspek hukum terhadap seluruh kegiatan
perusahaan serta memberikan pandangan hukum
- Mengkoordinir
penyusunan
rencana
strategis
dan
kebijakan
perusahaan serta memonitor implementasinya.
2. Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha
(Bpk. Atje Muhammad Darjan)
- Melaksanakan persiapan, negosiasi sampai dengan pengesahan
dokumennya dengan Bank Indonesia (BI) dan dalam rangka
pelaksanaan pencetakan keimigrasian, pita cukai, materai dan
dokumen pertahanan.
- Menerjemahkan keinginan konsumen ke dalam desain produk,
spesifikasi material dan proses produksi.
- Mengidentifikasi peluang baik dari sudut pandang peraturan
perundang-undangan, kemungkinan kerja sama maupun mendapatkan
tenaga ahli untuk usaha baru sesuai dengan PP 32/2006 Pasal 9 (d)
dan (e).
3. Direktorat Tehnik dan Produksi (Bpk. Subandrio)
- Merencanakan jadwal dan kebutuhan material untuk produksi (uang
kertas, uang logam, logam non uang, dan kertas berharga non uang)
- Menyiapkan, mengolah serta melakukan proses cetak uang logam dan
logam non uang.
41
- Memantau pelaksanaan produksi dan mengkoordinir penanganan
masalah dalam penyelesaian order pelanggan.
- Mengendalikan kualitas bahan baku, proses, produk jadi dan
mengembangkan sistem jaminan kualitas dan sistem standarisasi.
- Menyiapkan laporan yang berkaitan dengan produksi.
- Mengembangkan sistem jaminan kualitas dan sistem standarisasi serta
mengkoordinir program peningkatan produktivitas.
4. Direktorat SDM dan Umum (Ibu. Noor SDK Devi)
- Membuat perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) (jumlah,
pengembangan kompetensi, pengembangan karir, pengembangan
kinerja) serta mengkoordinir dan memantau proses pemenuhannya.
- Mengembangkan kebijakan dan sistem manajemen Sumber Daya
Manuasia (SDM) mengelola proses rekrutmen karyawan.
- Melakukan pengadaan barang dan/atau jasa baik investasi maupun
non-investasi serta lokal maupun impor.
- Menginvestigasi dan menyediakan informasi yang berhubungan
dengan masalah keamanan.
- Mengevaluasi dan mengembangkan struktur organisasi perusahaan
serta mengelola perubahan dan pengembangan uraian pekerjaan.
5. Direktorat Keuangan (Bpk. Antonius)
- Memelihara data aset serta mengkoordinir kegiatan penilaian aset dan
melaksanakan pengelolaan asuransi.
- Mengelola kerjasama dan Ventura Bersama (Joint venture) dalam
pemanfaatan dan pengembangan aset.
- Mengembangankan sistem jaringan dan memelihara peralatan
komunikasi.
- Pemberdayaan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.
42
6. Departemen Keuangan (Bpk. Muchrizal)
- Menyusun rencana dan mengendalikan penggunaan anggaran
perusahaan.
- Mengelola pendanaan.
- Mengelola kas perusahaan.
- Mengelola hutang dan piutang perusahaan.
- Mengelola penagihan.
7. Departemen Akuntansi (Ibu. Devi Syafrieni)
- Mengelola akuntansi biaya.
- Mengelola akuntansi biaya umum.
- Membuat analisa dan laporan keuangan.
- Mengelola perpajakan.
3.1.8 Ikhtisar Jabatan
Di dalam setiap organisasi, pasti memiliki berapa Jabatan penting. Jabatan
tersebut tidak sama antara organisasi satu dengan yang lainnya, demikian pula
dengan Perum Peruri memiliki jabatan-jabatan penting yaitu Direktur Utama,
Direktorat, Divisi dan Departemen/Biro. Adapun ikhtisar jabatannya adalah sebagai
berikut :
•
Direktur Utama membawahi 4 (empat) direktorat dan 3 (tiga) unit kerja lain.
Keempat Direktorat tersebut adalah Direktorat Niaga, Direktorat Produksi,
Direktorat Teknik dan Umum, dan Direktorat Keuangan & Sumber Daya
Manusia (SDM). Sedangkan 3 (tiga) unit kerja lainnya setingkat Divisi yaitu
Sekretariat Perusahaan, Satuan Pengawas Internal, dan Pengembangan
Organisasi & Sistem Manajemen.
43
•
Direktorat Niaga membawahi Divisi Pengembangan Pasar & Penjualan dan
Divisi Desain & Pengembangan Produk.
•
Direktorat Produksi membawahi Departemen Perencanaan dan Pengendalian
Produksi, Departemen Produksi Uang Logam dan Logam Non Uang, Divisi
Produksi Uang Kertas, dan Divisi Produksi Kertas Berharga Non Uang.
•
Direktorat Teknik dan Umum membawahi Divisi Jaminan Kehandalan dan
Divisi Pengadaan dan Fasilitas Umum.
•
Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) membawahi
Departemen Teknologi Ingormasi, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan,
Pusat Analisa dan Kajian Perusahaan, Divisi Keungan dan Akuntansi, dan
Divisi Sumber Daya Manusia.
3.2 Desain Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian deskriptif adalah jenis data
sekunder yang diperoleh melalui kegiatan observasi terhadap kebijakan perusahaan.
Pihak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para pengambil kebijakan di Perum
Peruri (Percetakan Uang Republik Indonesia). Sumber dari sekunder berbagai
dokumen yang dapat memberikan informasi atau keterangan tentang berbagai hal
yang terkait dalam proses pembahasan.
44
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Metode dalam pengumpulan sampel yang akan digunakan dalam penyusunan
skripsi adalah sebagai berikut:
1.Riset Kepustakaan (Library Reserach)
Dalam penelitian ini diperoleh data ilmiah yang bersifat teoritis dari
literatur dan buku yang berhubungan dengan pembahasan ini.
Informasi ini digunakan sebagai landasan teori untuk menganalisis
data - data yang diperoleh dari penelitian di lapangan.
2.Riset Lapangan (Field Reseacrh)
a. Wawancara
Melakukan wawancara langsung dengan pihak yang berwewenang
dari perusahaan tersebut untuk mendapatkan informasi yang lebih
relevan.
b. Observasi
Melakukan peninjauan langsungdalam mencari dan memperoleh datadata (data primer) yang dibutuhkan oleh penulis untuk melengkapi
penulisan skripsi.
c. Dokumentasi
Penulis
mengambil
dokumen-dokumen
dari
perusahaan
yang
terkait dengan topik penelitian antara lain yaitu, Laporan Keuangan,
Surat Pemberitahuan (SPT) Masa, Surat Setoran Pajak (SSP), bukti
potong Pajak Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26.
45
3.2.3 Metode Analisis Data
Metode deskriptif yang digunakan merupakan suatu metode yang
memberikan gambaran perusahaan berdasarkan data dan fakta yang ada. Data yang
diperoleh tersebut kemudian disusun dan dijelaskan kemudian dianalisis dan setelah
itu diambil kesimpulannya.
Metode analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
bukti potong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26. Kemudian bukti potong
tersebut dianalisa untuk mengetahui apakah pelaksanaan pemotongan Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pasal 26 perusahaan telah sesuai dengan UndangUndang Pajak Penghasilan.
3.2.4 Metode Penyajian Data
Setelah mengolah dan menganalisis data-data yang diperoleh dari Perum
Peruri maka saya menyajikan data-data tersebut dengan menggunakan bentuk tabel.
Penulis menggunakan bentuk. Tabel karena data yang disajikan lebih ringkas dan
bersifat rangkuman sehingga akan lebih mudah dianalisis dan mudah dimengerti oleh
pembaca. Selain itu juga menyajikan data dengan menggunakan Bahasa Indonesia
yang jelas dan benar sehingga dapat mempermudah pembaca warga negara Indonesia
dalam memahami isi penelitian ini.
46
Download