BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bahasa Mandarin Bahasa Mandarin merupakan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. (anonim. 2004:6) Bahasa Mandarin menjumpai berbagai tahap untuk dapat memahami dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tahap pertama yang harus dimengerti adalah bahasa Mandarin memiliki 4 nada dalam pelafalannya/pengucapannya, hal ini sangat penting dimengerti sebab apabila salah nada bisa salah arti, misalnya dalam kata bernada 1 artinya ribuan sedangkan 钱 (qián) 千 (qiān) bernada 2 artinya adalah uang, sehingga dalam memahami nada memerlukan ketelitian agar mengurangi resiko kesalahan dalam pelafalan. Dalam bahasa Mandarin ada yang namanya huruf pinyin (汉字拼音). Huruf pinyin ini sebagai alat untuk mentranskrip huruf mandarin, bentuk penulisan pinyin berupa suku kata yang dinamakan yīnjié (音节). Cara penulisan yinjie (音节)tidak seperti yang terdapat dalam bahasa Indonesia, setiap suku kata atau silabel dalam tulisan yinjie terdiri atas huruf konsonan (shēngmǔ 声母), vocal (韵母 yùnmǔ) dan diberi nada intonasi (声调 shēngdiào). 11 wǒ Contoh Huruf Hanzi: 我 Satu silabel pinyin berfungsi untuk mentranskrip satu huruf. Akan tetapi, satu silabel tidak selalu identik dengan satu huruf. Artinya, satu silabel pinyin/ pinyin yinjie dapat mewakili satu atau beberapa huruf. gōng gōng gōng Contohnya: 工 gōng 弓 公 恭 pinyin yinjie (音节) Dalam bahasa Mandarin memiliki sekitar 400 suku kata dan setelah dikombinasikan dengan intonasi, jumlahnya bertambah sekitar 1300 buah. Bentuk Umum Struktur Silabel Pinyin, seperti berikut: 1. Zero Konsonan : tidak terdapat konsonan, hanya terdiri dari vocal Contoh : a, o, e, ai, ei, ao, ou 2. Konsonan +Vocal : mempunyai konsonan dan vocal Contoh : ba, pa, dui, gei,hou, dll 3. Vocal +Konsonan : Hanya terdapat pada silabel “er” yang digolongkan sebagai retroflek dan mempunyai bentuk tersendiri. Konsonan Cara mengejakan konsonan 1. Suara bibir : bpmf 2. Suara ujung lidah : dt n l 3. Suara akar lidah : g k h 4. Suara belakang lidah : j q x 5. Suara lidah melingkar ke rongga atas : zh ch sh r 12 6. Suara lidah menuju gigi depan : z c s 7. Suara aspiratif dan non aspiratif Secara teknis pengucapan shēngmǔ 声母 ada 2 golongan : a. Suara aspiratif : sòng qì yīn 送气音 yaitu : p, t, k, c, ch, q cara pengucapannya disertai oleh dorongan udara dari mulut atau memakai hembusan b. Suara non aspiratif : bù sòng qì yīn 不送气音, suara terdiri dari 21 huruf konsonan dikurangi 6 huruf yang termasuk ke dalam suara aspiratif, pengucapannya tanpa hembusan. Vocal ( 韵母 ) Jumlah huruf vocal ada 36 buah. Menurut susunan konstruksinya, huruf vocal dikategorikan ke dalam tiga bagian, yaitu: a. Vocal tunggal : a, o, e, i,u,ü b. Vocal ganda : ai, ao, ei, ia, iao, ie, iu(iou), ou, ua, uai, ui(uei) c. Vocal nasal : an, ang, en, eng, ian, iang, in, ing, iong, ong, uan, uang, un(uen) ung, üan, ün. Selanjutnya bahasa Mandarin memiliki tulisan-tulisan yang sangat berbeda dan memiliki goresan-goresan, yaitu 一(横 héng),丨(竖 shù), 丿(撇 piě ), 丶( 点 diǎn tóu memilikiurutan goresan ), dan 乙 ( zhè ). Misalnya dalam kata 头 丶(点 diǎn), 丶(点 diǎn),一(横 héng),丿 (撇 piě),丶(点 diǎn)maka jika digabungkan akan membentuk huruf 头.Setiap huruf mandarin memiliki goresan sendiri-sendiri, beda tulisan maka beda juga urutan goresannya. Oleh sebab itu, dalam belajar menulis 13 huruf hanzi memerlukan banyak latihan. Dengan banyak latihan tangan akan terlatih dengan goresan-goresan huruf hanzi. Itulah pengertian dari bahasa Mandarin serta apa saja yang terdapat dalam bahasa Mandarin. B. Pembelajaran Bahasa Mandarin Pembelajaran merupakan proses yang dialami siswa/peserta didik untuk mendalami disiplin ilmu tertentu. Dengan proses pembelajaran itulah siswa dapat mengetahui banyak hal, dari mulai politik, bahasa, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial dll. Dalam pembelajaran bahasa Mandarin terdapat proses dimana siswa diajarkan bahasa baru yang sebelumnya belum dipelajari. Pembelajaran bahasa Mandarin meliputi 4 aspek penting yang dipelajari yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dari keempat aspek tersebut hal pertama yang wajib dipelajari adalah pembelajaran tentang cara membaca huruf pinyin, sebab pinyin dapat memudahkan kita memahami ketiga aspek lainnya. Huruf pinyin adalah huruf-huruf bantu yang memudahkan kita dalam membaca dan berbicara dalam bahasa Mandarin. Sebab dengan pinyin dapat terlihat jelas perbedaan antara pelafalan satu dengan pelafalan yang lain. Dalam bahasa Mandarin ada beberapa kosakata yang pengucapannya hampir sama, nah dengan pinyin kita dapat dengan mudah membedakan antara beberapa kosakata tersebut. 14 Selanjutnya kita akan mempelajari tentang nada dalam bahasa Mandarin. Nada bahasa Mandarin ada 4, yaitu nada 1 yang bersimbol “¯”, nada 2 bersimbol “/”, nada 3 bersimbol “v” dan nada 4 bersimbol “\”. Peletakan nada terdapat pada huruf vocal, yaitu a, e, i, o, u, ü. Urutan peletakan nada juga sesuai dengan urutan tersebut. Contoh kata bernada 1 yaitu 千 (qiān), nada terletak di atas huruf “a” yang urutannya lebih dulu dibanding dengan huruf “i”. Untuk nada 2 tidak berbeda dengan nada 1 misalnya pada huruf 韶 (sháo) juga terletak pada huruf “a”, sebab urutannya lebih awal dibanding dengan huruf “o”. Khusus untuk huruf “iu” nada berada pada huruf “u” . Materi yang akan dipelajari setelah nada adalah melafalkan huruf pinyin dengan lafal yang benar. Kita harus pintar membedakan mana huruf yang harus memakai hembusan dan mana huruf yang tidak memaki hembusan. Khusus huruf yang memakai hembusan adalah p, t, k, c, ch, q. Dalam perkenalan di SMK WIDYA WISATA Sragen ini untuk pembelajaran tulisan mandarin hanya dasar-dasar goresan saja yaitu 一 (横 héng),丨(竖 shù),丿(撇 piě),丶(点 diǎn),dan 乙(zhè). Menurut Departemen Pendidikan Nasional tahun 2003, “Mata pelajaran bahasa Mandarin merupakan mata pelajaran pilihan di Sekolah Menengah Atas yang berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya. Dengan demikian mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga 15 negara yang cerdas, terampil dan berkepribadian Indonesia serta siap mengambil bagian dalam pembangunan nasional”. Jadi jelaslah bahwa pembelajaran bahasa Mandarin tidak hanya berhenti pada pembelajaran berbahasa semata, tetapi pembelajaran bahasa Mandarin meliputi bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya. Dengan dasar pengenalan awal yang kuat maka untuk pembelajaran ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya akan semakin mudah. C. Pengertian Metode Pembelajaran Proses belajar mengajar perlu adanya cara atau metode yang digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Penggunaan metode yang tepat sangat menentukan hasil belajar dari peserta didik, sehingga sebelum melakukan proses belajar mengajar guru wajib mengetahui metode-metode apa saja yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, jikalau metode sudah dipahami guru dapat memilih metode mana yang cocok dan sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Pengertian dari beberapa ahli mengenai metode pembelajaran antara lain: “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.” (Nana Sudjana:2005:76). 16 Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009:88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”. berdasarkan 2 definisi dari metode pembelajaran di atas dapat disimpulkan pengertian dari metode pembelajaran adalah suatu cara atau strategi dikemas secara baik yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan tujuan agar materi pembelajaran dapat masuk secara maksimal. Tujuannya tidaklah lain adalah terserapnya materi-materi pembelajaran secara maksimal dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu itu lebih bermanfaat jika dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. D. Metode Resitasi 1. Pengertian Metode Resitasi Pada perkenalan bahasa Mandarin di SMK WIDYA WISATA Sragen penulis menggunakan metode resitasi sebagai metode yang ampuh agar materi dasar dapat terserap sempurna kepada seluruh siswa. Pengertian dari metode resitasi dari beberapa ahli yang mendasari penelitian tentang perkenalan bahasa Mandarin di SMK WIDYA WISATA Sragen antara lain: 1. Metode resitasi/pemberian tugas adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru memberikan tugas tertentu kepada siswa dalam waktu 17 yang telah ditentukan dan siswa mempertanggung jawabkan tugasyang diberikan. (Moh Uzer Usman Lilies Setiawati. 1993:128) 2. Metode resitasi/pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru menugaskan murid-murid mempelajari sesuatu yang kemudian harus dipertanggungjawabkan. (Abu Ahmadi. 1997: 47) 3. Metode resitasi/pemberian tugas adalah metode dimana guru memberikan tugas tertentu dan murid mengerjakannya kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. (Zakiyah Darajat. 1995:298) Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan pengertian dari metode RESITASI adalah suatu metode pembelajaran dengan cara pemberian tugas kepada siswa dalam rentang waktu tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan hasilnyadipertanggung jawabkan kepada guru yang bersangkutan. Terdapat tiga fase dalam metode resitasi yaitu fase guru memberikan tugas, siswa melaksanakan tugas dan siswa mempertanggung jawabkan tugas. Tugas merupakan refleksi kehidupan. Setiaporang dalam kehidupan sehari-hari tak lepas dari tugas-tugas dalam kehidupan disekolah ataupun diperguruan tinggi sebagai persiapan memasuki dunia kerja yang penuh dengan berbagai tugas kelak. Pemberian tugas memberikan efek yang baik, maka dalam pemberian tugas guru perlu memperhatikan, 18 mengarahkan dan membimbing siswa sehingga maksud dan tujuanyang telah dicapai secara efektif dan efisien. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam bahan pelajaran dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas akan merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok. Adapun tujuan metode resitasi umumnya digunakan untuk: 1. Agar pengetahuan yang telah diterima lebih mantap 2. Untuk mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri, mencoba sendiri. 3. Agar siswa lebih rajin. Dapat disimpulkan tujuan dari metode resitasi adalah agar para siswa lebih rajin dan dapat memecahkan permasalahan dengan sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri dan mencoba sendiri sehingga pengetahuan yang diterima lebih mantap. Dengan demikian pada proses belajar mengajar menggunakan metode resitasi guru dituntut untuk terus menerus mengasah kemampuan siswa dengan materi yang telah diberikan. Selain itu guru juga harus mengontrol kemampuan siswa dengan terus mengevaluasi kesalahankesalahan yang dilakukan siswa, agar kesalahan tersebut mampu mensupport siswanya untuk lebih meningkatkan kemampuan berbahasa Mandarin. Sebuah pembelajaran yang sering diulang-ulang dengan diberikan tugas, maka hasilnya akan lebih bagus. Pada pengenalan bahasa Mandarin dimulai dengan pengertian tentang apa yang dimaksud dengan 19 huruf pinyin yaitu huruf yang membantu untuk membaca tulisan hanzi/huruf hanzi. Misalnya 我是学生, jika huruf-huruf tersebut tanpa huruf alfabet tentunya akan menyulitkan siswanya untuk belajar membaca. Kemungkinan siswamembaca tulisan hanzi tersebut hurufhuruf yang dapat dibaca cenderung sedikit dan resiko kesalahan membaca lebih besar dibanding dengan adanya penyetaraan membaca dengan menggunakan huruf pinyin. Jika menggunakan hanzi pinyin /huruf pinyin maka akan memudahkan siswa untuk membaca huruf hanzi, dan mereka dapat menghafalkan lebih banyak huruf. Misalnya 我是学生 wǒ shì xué shēng, kemungkinan kekeliruan dalam pelafalan pun dapat diminimalisasi. Bahasa Mandarin dalam pelafalannya ada 4 nada yaitu nada 1, nada 2, nada 3 dan nada 4. Dalam pelaksanaan pembelajaran anak-anak sedikit sulit menyesuaikan dengan keempat nada tersebut. Sebab kondisi biasa dalam berbicara dikehidupan sehari-hari pelafalannya tanpa nada, sehingga perlu pelatihan dan pengulangan agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan nada pada bahasa Mandarin. Proses belajar bahasa Mandarin perlu adanya variasi belajar agar siswa tidak bosan dengan materi yang disampaikan. Pada awal pengenalan bahasa Mandarin, banyak siswa yang menganggap aneh dengan bahasa asing yang satu ini.Mereka tertawa satu sama lain,akan tetapi dengan mereka ketawa itulah membuat mereka tertarik belajar bahasa Mandarin. Suasana di dalam kelas harus dibuat serileks mungkin, 20 dengan sedikit bercanda, atau dengan menceritakan hal-hal baru yang berhubungan dengan bahasa Mandarin. Terbukti anak-anak lebih dapat menerima pelajaran daripada suasana yang mencekam ketika belajar di dalam kelas. 2. Langkah-langkah PenggunaanMetode Resitasi Agar metode pemberian tugas/resitasi dapat berlangsung secara efektif, guru perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya. 2. Tugas yang diberikan harus dapat dipahami siswa, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok dan lain-lain. 3. Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu di upayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama jika tugas tersebut diselesaikan di luar jam pembelajaran. 4. Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh para siswa. Jika tugas diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui konsultasi dari siswa siswinya. Penugasan yang harus diselesaikan di luar kelas sebaiknya peserta didik diminta untuk memberikan laporan kemajuan mengenai tugas yang dikerjakan. 21 5. Berikanlah penilaian secara proposional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan siswa. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada produk(ending), tetapi perlu dipertimbangkan pula bagaimana proses penyelesaian hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping akan menimbulkan minat dan semangat belajar siswa, juga menghindarkan bertumpuknya pekerjaan siswa yang harus diperiksa. (Mulyasa. 2007: 113) Langkah-langkah dari metode resitasi antara lain : a) Guru dalam memberikan tugas kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga siswa mengerti apa yang akan ditugaskan. b) Pada waktu siswa melaksanakan tugasnya, guru hendaknya memberikan bimbingan dan pengawasan, mendorong agar siswa mau mengerjakan tugasnya, mengusahakan agar tugas itu dikerjakan oleh siswa sendiri, serta meminta kepada siswa untuk mencatat hasil-hasil secara sistematis. c) Guru meminta laporan tugas dari pelajar, baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan, mengadakan tanya jawab atau menyelenggarakan diskusi kelas, menilai hasil pekerjaan pelajar, baik dengan tes maupun cara lain. (Munzier, dkk. 2002:178-179) 22 Langkah-langkah Penggunaan Metode Pembelajaran Tugas Langkah-langkah Penggunaan Metode Pembelajaran Tugas antara lain: 1. Fase Pemberian Tugas Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan: a. Tujuan yang akan dicapai b. Jenis tugas jelas dan tepat sehingga siswa mengerti apa yang ditugaskan tersebut c. Sesuai dengan kemampuan siswa d. Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa e. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. Dalam fase ini tugas yang diberikan kepada siswa harus jelas dan petunjuk-petunjuk yang diberikan harus terarah. 2. Langkah Pelaksanaan Tugas a. Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru b. Diberikan dorongan sehingga siswa mau bekerja c. Diusahakan siswa mengerjakan sendiri, tidak menyuruh orang lain d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang dia peroleh dengan baik dan sistematik. 3. Fase Mempertanggung Jawabkan Tugas a. Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakan b. Adanya tanya jawab diskusi kelas c. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau dengan cara lain. 23 Dalam fase ini siswa dapat mempertanggung jawabkan hasil belajarnya baik dalam bentuk laporan lisan maupun tertulis. (Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain. 2006:.86) 3. Pelaksanaan Metode Resitasi Tugas dapat dilaksanakan dalam berbagai kegiatan belajar baik perorangan maupun kelompok. Pelaksanaan yang ditempuh dalam metode ini antara lain: 1. Pendahuluan Pada langkah ini perlu mempersiapkan mental murid untuk menerima tugas yang akan diberikan kepada mereka pada pelajaran inti, untuk itu perlu memberikan kejelasan tentang suatu bahan pelajaran yang dilaksanakan dengan metode ini, diberikan contoh-contoh yang serupa dengan tugas jika keterangan telah cukup. 2. Pelajaran Inti Guru memberikan tugas, siswa melaporkan hasil kerja mereka sementara guru mengadakan koreksi terhadap tugas-tugas tersebut, apabila ditemukan kesalahan maka perlu diadakan diskusi. 3. Penutup Pada langkah ini siswa bersama guru mengecek kebenaran sementara murid disuruh mengulangi tugas itu kembali. (Arief Armai. 2002:167) 24 Dengan memperhatikan batasan metode resitasi sebagaimana di kemukakan diatas, maka hal-hal yang hendaknya diketahui guru adalah sebagai berikut: 1. Tugas ditujukan kepada para siswa secara perorangan, kelompok atau kelas. 2. Tugas dapat diselesaikan dan dilaksanakan dilingkungan sekolah dan di luar sekolah (rumah). 3. Tugas dapat berorientasi pada satu pokok bahasan ataupun integrasi beberapa pokok bahasan. 4. Tugas dapat ditujukan untuk meninjau kembali pelajaran yang baru, mengingat kembali pelajaran yang telah diberikan, menyelesaikan latihan-latihan pelajaran, mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan untuk memecahkan masalah, serta tujuan-tujuan yang lain. 4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Resitasi 1. Kelebihan Metode resitasi/pemberian tugas mempunyai beberapa kelebihan, antara lain: a. Pengetahuan yang diperoleh murid berasal dari hasil belajar sendiri, hasil percobaan dan hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat atau bakat yang berguna untuk mereka akan lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik. 25 b. Siswa bekesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, tanggung jawab dan berdiri sendiri. c. Tugas akan dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam,memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yang dipelajari. d. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi. e. Dapat membuat siswa bergairah dalam belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan. (Syaiful Sagala, 2004:219.) 2. Kelemahan Beberapa kelemahan dari metode resitasi/ pemberian tugas, antara lain: a) Seringkali siswa melakukan penipuan diri dimana mereka hanya meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa belajar. b) Adakalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa adanya pengawasan. c) Apabila tugas-tugas yang diberikan terlalu sukar dilaksanakan oleh siswa, maka akan terpengaruh terhadap ketegangan mental siswa. 26 Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode resitasi ini antara lain adalah: a) Tugas yang diberikan siswa hendaknya jelas. b) Tugas yang diberikan kepada siswa dengan memperlihatkan perbedaan individu masing-masing. c) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup. d) Control atau pengawasan yang sistematis atas tugas yang diberikan sehingga mendorong siswa belajar dengan sungguh-sungguh. e) Tugas yang diberikan hendaknya mempertimbangkan: 1. Menarik minat perhatian siswa 2. Mendorong siswa untuk mencari, mengalami dan menyampaikan 3. Diusahakan tugas tersebut bersifat praktis dan ilmiah 4. Bahan yang ditugaskan diusahakan diambil dari hal-hal yang dikenal siswa. (Ibid, h.219-220) Selain mengatasi kelemahan-kelemahan dalam metode resitasi, perlu juga diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Tugas yang diberikan harus berhubungan erat dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. b. Tugas yang diberikan harus sesuai dengan kesanggupan ranah cipta dan ranah karsa siswa. c. Tugas yang diberikan harus jelas. Baik dalam jenis, volume, maupun batas waktu penyelesaian. (Muhibbin Syah. 2008:211.) 27 E. Metode Tanya Jawab 1. Pengertian Metode Tanya Jawab Kegiatan belajar memang peranan yang penting. Sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dengan teknik pengajuan yang tepat, akan meningkatkan partisipasi dan prestasi siswa dalam kegiatan belajar. Juga membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan. Serta mengembangkan pola pikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir sebenarnya adalah pertanyaan menuntun proses belajar siswa, pertanyaan yang baik akan membantu siswa dapat menentukan jawaban yang baik, memusat-kan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. (Syaiful, B. Djamarh, dan Aswan Zain.1996: 107) Metode tanya jawab adalah suatu teknik penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan. Atau suatu metode di dalam pendidikan di mana guru bertanya sedangkan siswa menjawab tentang materi yang ingin diperoleh. (Armai Arief. 2002: 140) Berdasarkan kesimpulan beberapa pendapat tentang di pengertian atas, dapat “Metode diambil tanya jawab ialah suatu metode mengajar yang dijadikan adanya komunikasi 28 langsung di mana guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa menjawab tentang materi yang diperolehnya atau sebaliknya siswa bertanya dan guru menjawab sehingga siswa termotivasi.” Pengertian itu menunjukkan bahwa metode Tanya Jawab itu diperlukan adanya komunikasi langsung antara guru dan siswa sehingga tidak hanya terjadi komunikasi satu arah saja. Namun dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa, bahkan siswa dan siswa. Karena ketika siswa memberikan jawaban yang tepat dapat mendorong siswa yang lainnya untuk memberikan tanggapan dan mengajukan pertanyaan. Bertanya merupakan stimulasi efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Metode tanya jawab di sini dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan, fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan dan untuk merangsang perhatian siswa dengan berbagai cara-cara (sebagai appersepsi, selingan dan evaluasi). Adapun macam-macam pengembangan metode tanya jawab antara lain: 1. Jenis-Jenis Pertanyaan Menurut Maksudnya (Compliance Question) Pertanyaan yang mengharapkan agar orang lain mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh: Guru : “Dapatkah anda tenang agar suara saya dapat didengar oleh seluruh kelas”? 29 2. Pertanyaan Retorik (Rhetorical Question) Pertanyaan Retorik (Rhetorical Question) adalah pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru karena merupakan tehnik penyampaian informasi kepada siswa. Contoh: Guru : “ada yang tahu apa pengertian 声 调 (shēngdiào)? 声 调 (shēngdiào) adalah…..” 3. Pertanyaan Mengarahkan atau Menuntun (Prompting Question) Pertanyaan Mengarahkan atau Menuntun (Prompting Question) adalah Pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam proses berfikir. Contoh: Guru : “Minggu yang lalu kita telah membicarakan tentang pengertian声调(shēngdiào). Coba, Halim jawab. Apakah pengertian声调(shēngdiào) itu? 4. Pertanyaan Menggali (Probing Question) Pertanyaan Menggali (Probing Question) adalah pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawaban terhadap pertanyaan sebelumnya. Contoh: Guru :“Setelah kemarin kita bersama-sama mempelajari 声 调 (shēngdiào), bagaimana pendapatmu tentang 声 调 (shēngdiào) tersebut, Amir? Bias dimengerti atau tidak? 30 Amin : “Bisa dimengerti, pak.” Guru : “coba sekarang berikan contohnya cara melafalkan 声 调 (shēngdiào)?” Dan selanjutnya. (Hasibuan dan Moedjiono.1986:15) 2. Kelebihan Metode Tanya Jawab Menurut Winarno Surakhmad keunggulan atau sisi positif dari metode tanya jawab yaitu: a. Metode tanya jawab dapat memperoleh sambutan yang lebih aktif bila dibandingkan dengan metode ceramah yang bersifat monolog. b. Memberi kesempatan pada siswa atau pendengar untuk mengemukakan hal-hal, sehingga nampak mana-mana yang belum jelas atau belum dimengerti. c. Mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat yang ada, yang dapat dibawa kearah situasi diskusi. (Winarno Surakhmad. 1982:101-102.) Menurut Hendayat Soetopo, keunggulan atau keuntungan dari metode tanya jawab, yaitu: a. Lebih mengaktifkan siswa. b. Memberikan kesempatan kepada untuk mengemukakan hal-hal yang belum jelas. c. Dapat mengetahui perbedaan pendapat siswa, sehingga bisa dicari titik temunya. 31 d. Dapat mengurangi verbalisme. e. Memberikan kesempatan pada guru untuk menjelaskan kembali konsep yang masih kabur. (Hendyat Soetop. 2005:155.) Dari pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kelebihan metode tanya jawab ini adalah keadaan atau situasi akan hidup, minat belajar siswa akan bangkit. Hal ini dimaksudkan untuk melatih siswa menjadi lebih berani mengemukakan pendapatnya dan dapat melatih cara berpikir logis dan sistematis. Dengan demikian guru dapat mengontrol dari hasil kegiatan belajar mengajar. 3. Kekurangan Metode Tanya Jawab Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, segi kelemahan metode tanya jawab ini adalah: a) Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak solusi untuk menyelesaikannya. b) Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian siswa, terutama apabila terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan yang menarik perhatiannya, tetapi bukan sasaran yang dituju. c) Dapat menghambat cara berpikir, apabila guru kurang pandai dalam penyajian materi pelajaran. d) Situasi persaingan bisa timbul, apabila guru kurang pandai/ menguasai teknik pemakaian metode ini. (Abu Ahmadi.2005:56-57.) 32 Sedangkan menurut Hendyat Soetopo, kelemahan metode tanya jawab yaitu: a) Memberi peluang keluar dari pokok bahasan atau persoalan, karena yang dinyatakan siswa menyimpang. b) Kekurangan waktu, apabila jika seluruh siswa ingin mendapatkan giliran. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode tanya jawab ini tidak cukup berarti apabila dibandingkan dengan keuntungan- keuntungannya. Metode tanya jawab ini tetap dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru harus pandai mempergunakan metode ini. Secara rinci peneliti dapat mengambil kesimpulan kelemahan metode tanya jawab ini, yaitu: 1. Menyita waktu banyak. 2. Memungkinkan terjadinya penyimpangan perhatian. 3. Menghambat cara berpikir apabila guru kurang pandai menyajikannya. 4. Sukar memperoleh jawaban yang memuaskan. 4. Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Metode Tanya Jawab a. Faktor pendukung Proses pembelajaran Pembelajaran, dikenal berbagai pola pembelajaran. Pola pembelajaran adalah model yang meng-gambarkan 33 kedudukan serta peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pada awalnya, pola pembelajaran didominasi oleh guru sebagai satusatunya sumber belajar, penentu metode belajar, bahkan termasuk penilaian kemajuan prestasi siswa. Perkembangan pembelajaran telah mempengaruhi pola pembelajaran. Guru yang mula-mula satusatunya sumber aja mulai dibantu oleh media pembelajaran hingga pembelajaran tampak lebih efisien. Pembelajaran terus mengalami perkembangan dengan kemajuan ilmu dan tehnologi. Karena itu kurang memadai kalau sumber belajar hanya berasal dari guru atau berupa media buku teks atau audio visual. Pembelajaran sekarang ini termasuk sistem belajar sendiri dan terstruktur. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan kualitas tenaga guru yang profesional, salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah dengan membekali para guru agar mampu mengembangkan berbagai media pembelaran. Guru dapat mengembangkan pembelajaran yang sistematis dan terprogram seperti bahan ajar. Pelajar akan lebih mandiri dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Pembelajaran. Dengan pola pembelajaran tersebut di atas masih bisa dikombinasikan supaya kegiatan belajar mengajar sebagai suatu sistem yang dapat berjalan efektif dan efisien. praktiknya tidak pola pembelajaran yang baku dan dapat digunakan dalam berbagai kondisi pembelajaran. Berbagi pola 34 tersebut saling berbaur dan melengkapi satu dengan yang mempunyai ciri pokok, antara lain: 1) Fasilitas fisik sebagai perantara penyajian informasi. 2) Sistem pembelajaran dan pemanfaatan fasilitas yang merupakan komponen terpadu. 3) Adanya pilihan yang memungkinkan terjadinya (1) perubahan fisik, (2) aktivitas siswa lebih mandiri, (3) hubungan guru dan siswa dibantu media, (4) perlu adanya kerjasama lintas disiplin ilmu seperti instruksional, ahli media pembelajaran, (5) perubahan peranan dan kecakapan mengajar, dan (7) keluwesan waktu dan tempat belajar.(Muhaimin. 2001: 157-159.) b. Faktor penghambat Faktor yang menjadi kendala dalam efektifitas pembelajaran di sekolah, dilihat dari guru ada beberapa faktor yaitu: 1. Kurang menguasai bidang ilmu, baik secara tektual dan konseptual. 2. Kurang imbalan yang diterima, sehingga kurang memusatkan perhatian pada tugas kependidikannya. 3. Tidak dapat dijadikan teladan bagi siswanya, karena perbuatannya sering menyimpang dari pembelajaran. 4. Kurang faktor informasi tentang problem-problem pendidikan. 5. Kurang disiplin waktu. 35