A. Pengertian Bahasa Mandarin

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bahasa Mandarin
Bahasa
Mandarin
merupakan
mata
pelajaran
yang
mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk
memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. (anonim.
2004:6)
Bahasa Mandarin menjumpai berbagai tahap untuk dapat
memahami dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tahap
pertama yang harus dimengerti adalah bahasa Mandarin memiliki 4 nada
dalam pelafalannya/pengucapannya, hal ini sangat penting dimengerti
sebab apabila salah nada bisa salah arti, misalnya dalam kata
bernada 1 artinya ribuan sedangkan
钱 (qián)
千
(qiān)
bernada 2 artinya adalah
uang, sehingga dalam memahami nada memerlukan ketelitian agar
mengurangi resiko kesalahan dalam pelafalan. Dalam bahasa Mandarin
ada yang namanya huruf pinyin (汉字拼音). Huruf pinyin ini sebagai alat
untuk mentranskrip huruf mandarin, bentuk penulisan pinyin berupa
suku kata yang dinamakan yīnjié (音节). Cara penulisan yinjie (音节)tidak
seperti yang terdapat dalam bahasa Indonesia, setiap suku kata atau
silabel dalam tulisan yinjie terdiri atas huruf konsonan (shēngmǔ 声母),
vocal (韵母 yùnmǔ) dan diberi nada intonasi (声调 shēngdiào).
11
wǒ
Contoh Huruf Hanzi:
我
Satu silabel pinyin berfungsi untuk mentranskrip satu huruf. Akan
tetapi, satu silabel tidak selalu identik dengan satu huruf. Artinya, satu
silabel pinyin/ pinyin yinjie dapat mewakili satu atau beberapa huruf.
gōng gōng gōng
Contohnya: 工
gōng
弓
公
恭
pinyin yinjie (音节) Dalam bahasa Mandarin memiliki sekitar 400
suku kata dan setelah dikombinasikan dengan intonasi, jumlahnya
bertambah sekitar 1300 buah.
 Bentuk Umum Struktur Silabel Pinyin, seperti berikut:
1. Zero Konsonan : tidak terdapat konsonan, hanya terdiri dari vocal
Contoh : a, o, e, ai, ei, ao, ou
2. Konsonan +Vocal : mempunyai konsonan dan vocal
Contoh : ba, pa, dui, gei,hou, dll
3. Vocal +Konsonan : Hanya terdapat pada silabel “er” yang
digolongkan sebagai retroflek dan mempunyai bentuk tersendiri.
 Konsonan
Cara mengejakan konsonan
1. Suara bibir
: bpmf
2. Suara ujung lidah
: dt n l
3. Suara akar lidah
: g k h
4. Suara belakang lidah
: j q x
5. Suara lidah melingkar ke rongga atas
: zh ch sh r
12
6. Suara lidah menuju gigi depan
: z c s
7. Suara aspiratif dan non aspiratif

Secara teknis pengucapan shēngmǔ 声母 ada 2 golongan :
a. Suara aspiratif : sòng qì yīn
送气音
yaitu : p, t, k, c, ch, q cara
pengucapannya disertai oleh dorongan udara dari mulut atau
memakai hembusan
b. Suara non aspiratif : bù sòng qì yīn 不送气音, suara terdiri dari 21
huruf konsonan dikurangi 6 huruf yang termasuk ke dalam suara
aspiratif, pengucapannya tanpa hembusan.
 Vocal ( 韵母 )
Jumlah huruf vocal ada 36 buah. Menurut susunan konstruksinya,
huruf vocal dikategorikan ke dalam tiga bagian, yaitu:
a. Vocal tunggal
: a, o, e, i,u,ü
b. Vocal ganda
: ai, ao, ei, ia, iao, ie, iu(iou), ou, ua, uai, ui(uei)
c. Vocal nasal
: an, ang, en, eng, ian, iang, in, ing, iong, ong, uan,
uang, un(uen) ung, üan, ün.
Selanjutnya bahasa Mandarin memiliki tulisan-tulisan yang
sangat berbeda dan memiliki goresan-goresan, yaitu 一(横 héng),丨(竖
shù), 丿(撇 piě ),
丶( 点 diǎn
tóu memilikiurutan goresan
), dan 乙 ( zhè ). Misalnya dalam kata 头
丶(点 diǎn), 丶(点 diǎn),一(横 héng),丿
(撇 piě),丶(点 diǎn)maka jika digabungkan akan membentuk huruf
头.Setiap
huruf mandarin memiliki goresan sendiri-sendiri, beda tulisan
maka beda juga urutan goresannya. Oleh sebab itu, dalam belajar menulis
13
huruf hanzi memerlukan banyak latihan. Dengan banyak latihan tangan
akan terlatih dengan goresan-goresan huruf hanzi. Itulah pengertian dari
bahasa Mandarin serta apa saja yang terdapat dalam bahasa Mandarin.
B. Pembelajaran Bahasa Mandarin
Pembelajaran merupakan proses yang dialami siswa/peserta didik
untuk mendalami disiplin ilmu tertentu. Dengan proses pembelajaran
itulah siswa dapat mengetahui banyak hal, dari mulai politik, bahasa,
ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial dll. Dalam pembelajaran bahasa
Mandarin terdapat proses dimana siswa diajarkan bahasa baru yang
sebelumnya belum dipelajari.
Pembelajaran bahasa Mandarin meliputi 4 aspek penting yang
dipelajari yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dari
keempat aspek tersebut hal pertama yang wajib dipelajari adalah
pembelajaran tentang cara membaca huruf pinyin, sebab pinyin dapat
memudahkan kita memahami ketiga aspek lainnya.
Huruf pinyin adalah huruf-huruf bantu yang memudahkan kita
dalam membaca dan berbicara dalam bahasa Mandarin. Sebab dengan
pinyin dapat terlihat jelas perbedaan antara pelafalan satu dengan
pelafalan yang lain. Dalam bahasa Mandarin ada beberapa kosakata yang
pengucapannya hampir sama, nah dengan pinyin kita dapat dengan
mudah membedakan antara beberapa kosakata tersebut.
14
Selanjutnya kita akan mempelajari tentang nada dalam bahasa
Mandarin. Nada bahasa Mandarin ada 4, yaitu nada 1 yang bersimbol “¯”,
nada 2 bersimbol
“/”,
nada 3 bersimbol
“v”
dan nada 4 bersimbol
“\”.
Peletakan nada terdapat pada huruf vocal, yaitu a, e, i, o, u, ü. Urutan
peletakan nada juga sesuai dengan urutan tersebut. Contoh kata bernada 1
yaitu 千 (qiān), nada terletak di atas huruf “a” yang urutannya lebih dulu
dibanding dengan huruf “i”. Untuk nada 2 tidak berbeda dengan nada 1
misalnya pada huruf
韶
(sháo) juga terletak pada huruf “a”, sebab
urutannya lebih awal dibanding dengan huruf “o”. Khusus untuk huruf
“iu” nada berada pada huruf “u” .
Materi yang akan dipelajari setelah nada adalah melafalkan huruf
pinyin dengan lafal yang benar. Kita harus pintar membedakan mana
huruf yang harus memakai hembusan dan mana huruf yang tidak memaki
hembusan. Khusus huruf yang memakai hembusan adalah p, t, k, c, ch, q.
Dalam perkenalan di SMK WIDYA WISATA Sragen ini untuk
pembelajaran tulisan mandarin hanya dasar-dasar goresan saja yaitu
一
(横 héng),丨(竖 shù),丿(撇 piě),丶(点 diǎn),dan 乙(zhè).
Menurut Departemen Pendidikan Nasional tahun 2003, “Mata
pelajaran bahasa Mandarin merupakan mata pelajaran pilihan di
Sekolah Menengah Atas yang berfungsi sebagai alat pengembangan diri
siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya.
Dengan demikian mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga
15
negara yang cerdas, terampil dan berkepribadian Indonesia serta siap
mengambil bagian dalam pembangunan nasional”.
Jadi jelaslah bahwa pembelajaran bahasa Mandarin tidak hanya
berhenti pada pembelajaran berbahasa semata, tetapi pembelajaran
bahasa Mandarin meliputi bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
budaya. Dengan dasar pengenalan awal yang kuat maka untuk
pembelajaran ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya akan semakin
mudah.
C. Pengertian Metode Pembelajaran
Proses belajar mengajar perlu adanya cara atau metode yang
digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Penggunaan metode yang tepat sangat menentukan hasil belajar dari
peserta didik, sehingga sebelum melakukan proses belajar mengajar guru
wajib mengetahui metode-metode apa saja yang dapat digunakan dalam
proses belajar mengajar, jikalau metode sudah dipahami guru dapat
memilih metode mana yang cocok dan sesuai dengan materi yang sedang
diajarkan.
Pengertian dari beberapa ahli mengenai metode pembelajaran
antara lain: “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pengajaran.” (Nana Sudjana:2005:76).
16
Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009:88) menyatakan, “Metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri
siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
berdasarkan 2 definisi dari metode pembelajaran di atas dapat
disimpulkan pengertian dari metode pembelajaran adalah suatu cara atau
strategi dikemas secara baik yang dilakukan oleh guru di dalam kelas
dengan tujuan agar materi pembelajaran dapat masuk secara maksimal.
Tujuannya tidaklah lain adalah terserapnya materi-materi pembelajaran
secara maksimal dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu itu lebih bermanfaat jika dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
D. Metode Resitasi
1. Pengertian Metode Resitasi
Pada perkenalan bahasa Mandarin di SMK WIDYA WISATA
Sragen penulis menggunakan metode resitasi sebagai metode yang
ampuh agar materi dasar dapat terserap sempurna kepada seluruh siswa.
Pengertian dari metode resitasi dari beberapa ahli yang mendasari
penelitian tentang perkenalan bahasa Mandarin di SMK WIDYA
WISATA Sragen antara lain:
1. Metode resitasi/pemberian tugas adalah suatu cara penyajian pelajaran
dengan cara guru memberikan tugas tertentu kepada siswa dalam waktu
17
yang telah ditentukan dan siswa mempertanggung jawabkan tugasyang
diberikan. (Moh Uzer Usman Lilies Setiawati. 1993:128)
2. Metode resitasi/pemberian tugas adalah
cara penyajian bahan
pelajaran dimana guru menugaskan murid-murid mempelajari sesuatu
yang kemudian harus dipertanggungjawabkan. (Abu Ahmadi. 1997: 47)
3. Metode
resitasi/pemberian
tugas
adalah
metode
dimana
guru
memberikan tugas tertentu dan murid mengerjakannya kemudian tugas
tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. (Zakiyah Darajat.
1995:298)
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas dapat
disimpulkan pengertian dari metode RESITASI adalah suatu metode
pembelajaran dengan cara pemberian tugas kepada siswa dalam rentang
waktu
tertentu
agar
siswa
melakukan
kegiatan
belajar
dan
hasilnyadipertanggung jawabkan kepada guru yang bersangkutan.
Terdapat tiga fase dalam metode resitasi yaitu fase guru memberikan
tugas, siswa melaksanakan tugas dan siswa mempertanggung jawabkan
tugas.
Tugas merupakan refleksi
kehidupan. Setiaporang dalam
kehidupan sehari-hari tak lepas dari tugas-tugas dalam kehidupan
disekolah ataupun diperguruan tinggi sebagai persiapan memasuki dunia
kerja yang penuh dengan berbagai tugas kelak.
Pemberian tugas memberikan efek yang baik, maka dalam
pemberian tugas
guru
perlu memperhatikan,
18
mengarahkan dan
membimbing siswa sehingga maksud dan tujuanyang telah dicapai secara
efektif dan efisien. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam bahan
pelajaran dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas
akan merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun
kelompok. Adapun tujuan metode resitasi umumnya digunakan untuk:
1. Agar pengetahuan yang telah diterima lebih mantap
2. Untuk mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan
membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri, mencoba sendiri.
3. Agar siswa lebih rajin.
Dapat disimpulkan tujuan dari metode resitasi adalah agar para
siswa lebih rajin dan dapat memecahkan permasalahan dengan sendiri,
mengerjakan
soal-soal
sendiri
dan
mencoba
sendiri
sehingga
pengetahuan yang diterima lebih mantap.
Dengan demikian pada proses belajar mengajar menggunakan
metode resitasi guru dituntut untuk terus menerus mengasah kemampuan
siswa dengan materi yang telah diberikan. Selain itu guru juga harus
mengontrol kemampuan siswa dengan terus mengevaluasi kesalahankesalahan yang dilakukan siswa, agar kesalahan tersebut mampu
mensupport siswanya untuk lebih meningkatkan kemampuan berbahasa
Mandarin.
Sebuah pembelajaran yang sering diulang-ulang dengan diberikan
tugas, maka hasilnya akan lebih bagus. Pada pengenalan bahasa
Mandarin dimulai dengan pengertian tentang apa yang dimaksud dengan
19
huruf pinyin yaitu huruf yang membantu untuk membaca tulisan
hanzi/huruf hanzi. Misalnya 我是学生, jika huruf-huruf tersebut tanpa
huruf alfabet tentunya akan menyulitkan siswanya
untuk belajar
membaca. Kemungkinan siswamembaca tulisan hanzi tersebut hurufhuruf yang dapat dibaca cenderung sedikit dan resiko kesalahan
membaca lebih besar dibanding dengan adanya penyetaraan membaca
dengan menggunakan huruf pinyin. Jika menggunakan hanzi pinyin
/huruf pinyin maka akan memudahkan siswa untuk membaca huruf hanzi,
dan mereka dapat menghafalkan lebih banyak huruf. Misalnya 我是学生
wǒ shì xué shēng, kemungkinan kekeliruan dalam pelafalan pun dapat
diminimalisasi.
Bahasa Mandarin dalam pelafalannya ada 4 nada yaitu nada 1,
nada 2, nada 3 dan nada 4. Dalam pelaksanaan pembelajaran anak-anak
sedikit sulit menyesuaikan dengan keempat nada tersebut. Sebab kondisi
biasa dalam berbicara dikehidupan sehari-hari pelafalannya tanpa nada,
sehingga perlu pelatihan dan pengulangan agar siswa mampu
menyesuaikan diri dengan nada pada bahasa Mandarin.
Proses belajar bahasa Mandarin perlu adanya variasi belajar agar
siswa tidak bosan dengan materi yang disampaikan. Pada awal
pengenalan bahasa Mandarin, banyak siswa yang menganggap aneh
dengan bahasa asing yang satu ini.Mereka tertawa satu sama lain,akan
tetapi dengan mereka ketawa itulah membuat mereka tertarik belajar
bahasa Mandarin. Suasana di dalam kelas harus dibuat serileks mungkin,
20
dengan sedikit bercanda, atau dengan menceritakan hal-hal baru yang
berhubungan dengan bahasa Mandarin. Terbukti anak-anak lebih dapat
menerima pelajaran daripada suasana yang mencekam ketika belajar di
dalam kelas.
2. Langkah-langkah PenggunaanMetode Resitasi
Agar metode pemberian tugas/resitasi dapat berlangsung secara
efektif, guru perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan
penugasan dan cara pengerjaannya.
2. Tugas
yang
diberikan
harus
dapat
dipahami
siswa,
kapan
mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas
tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok dan lain-lain.
3. Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu di upayakan agar
seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses
penyelesaian tugas tersebut, terutama jika tugas tersebut diselesaikan di
luar jam pembelajaran.
4. Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang
dikerjakan oleh para siswa. Jika tugas diselesaikan di luar kelas, guru
bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui konsultasi dari siswa
siswinya. Penugasan yang harus diselesaikan di luar kelas sebaiknya
peserta didik diminta untuk memberikan laporan kemajuan mengenai
tugas yang dikerjakan.
21
5. Berikanlah penilaian secara proposional terhadap tugas-tugas yang
dikerjakan siswa. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak hanya
menitikberatkan pada produk(ending), tetapi perlu dipertimbangkan pula
bagaimana proses penyelesaian hendaknya diberikan secara langsung
setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping akan menimbulkan minat
dan semangat belajar siswa, juga menghindarkan bertumpuknya
pekerjaan siswa yang harus diperiksa. (Mulyasa. 2007: 113)
Langkah-langkah dari metode resitasi antara lain :
a) Guru
dalam
memberikan
tugas
kepada
siswa
hendaknya
mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang jelas dan
tepat sehingga siswa mengerti apa yang akan ditugaskan.
b) Pada waktu siswa melaksanakan tugasnya, guru hendaknya memberikan
bimbingan dan pengawasan, mendorong agar siswa mau mengerjakan
tugasnya, mengusahakan agar tugas itu dikerjakan oleh siswa sendiri,
serta meminta kepada siswa untuk mencatat hasil-hasil secara sistematis.
c) Guru meminta laporan tugas dari pelajar, baik secara lisan maupun dalam
bentuk tulisan, mengadakan tanya jawab atau menyelenggarakan diskusi
kelas, menilai hasil pekerjaan pelajar, baik dengan tes maupun cara lain.
(Munzier, dkk. 2002:178-179)
22
Langkah-langkah Penggunaan Metode Pembelajaran Tugas
Langkah-langkah Penggunaan Metode Pembelajaran Tugas antara lain:
1. Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
a. Tujuan yang akan dicapai
b. Jenis tugas jelas dan tepat sehingga siswa mengerti apa yang ditugaskan
tersebut
c. Sesuai dengan kemampuan siswa
d. Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
e. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dalam fase ini tugas yang diberikan kepada siswa harus jelas dan
petunjuk-petunjuk yang diberikan harus terarah.
2. Langkah Pelaksanaan Tugas
a. Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru
b. Diberikan dorongan sehingga siswa mau bekerja
c. Diusahakan siswa mengerjakan sendiri, tidak menyuruh orang lain
d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang dia peroleh dengan
baik dan sistematik.
3. Fase Mempertanggung Jawabkan Tugas
a. Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakan
b. Adanya tanya jawab diskusi kelas
c. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau
dengan cara lain.
23
Dalam fase ini siswa dapat mempertanggung jawabkan hasil belajarnya
baik dalam bentuk laporan lisan maupun tertulis. (Syaiful Bahri
Djamarah dan Azwan Zain. 2006:.86)
3. Pelaksanaan Metode Resitasi
Tugas dapat dilaksanakan dalam berbagai kegiatan belajar baik
perorangan maupun kelompok. Pelaksanaan yang ditempuh dalam
metode ini antara lain:
1. Pendahuluan
Pada langkah ini perlu mempersiapkan mental murid untuk
menerima tugas yang akan diberikan kepada mereka pada pelajaran inti,
untuk itu perlu memberikan kejelasan tentang suatu bahan pelajaran
yang dilaksanakan dengan metode ini, diberikan contoh-contoh yang
serupa dengan tugas jika keterangan telah cukup.
2.
Pelajaran Inti
Guru memberikan tugas, siswa melaporkan hasil kerja mereka
sementara guru mengadakan koreksi terhadap tugas-tugas tersebut,
apabila ditemukan kesalahan maka perlu diadakan diskusi.
3.
Penutup
Pada langkah ini siswa bersama guru mengecek kebenaran
sementara murid disuruh mengulangi tugas itu kembali. (Arief Armai.
2002:167)
24
Dengan memperhatikan batasan metode resitasi sebagaimana di
kemukakan diatas, maka hal-hal yang hendaknya diketahui guru adalah
sebagai berikut:
1. Tugas ditujukan kepada para siswa secara perorangan, kelompok atau
kelas.
2. Tugas dapat diselesaikan dan dilaksanakan dilingkungan sekolah dan di
luar sekolah (rumah).
3. Tugas dapat berorientasi pada satu pokok bahasan ataupun integrasi
beberapa pokok bahasan.
4. Tugas dapat ditujukan untuk meninjau kembali pelajaran yang baru,
mengingat kembali pelajaran yang telah diberikan, menyelesaikan
latihan-latihan pelajaran, mengumpulkan informasi atau data yang
diperlukan untuk memecahkan masalah, serta tujuan-tujuan yang lain.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Resitasi
1. Kelebihan
Metode resitasi/pemberian tugas mempunyai beberapa kelebihan,
antara lain:
a. Pengetahuan yang diperoleh murid berasal dari hasil belajar sendiri,
hasil percobaan dan hasil penyelidikan yang banyak berhubungan
dengan minat atau bakat yang berguna untuk mereka akan lebih
meresap, tahan lama dan lebih otentik.
25
b. Siswa
bekesempatan
memupuk
perkembangan
dan
keberanian
mengambil inisiatif, tanggung jawab dan berdiri sendiri.
c. Tugas akan dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari
guru, lebih memperdalam,memperkaya atau memperluas wawasan
tentang apa yang dipelajari.
d. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah
sendiri informasi dan komunikasi.
e. Dapat membuat siswa bergairah dalam belajar dilakukan dengan
berbagai variasi sehingga tidak membosankan. (Syaiful Sagala,
2004:219.)
2. Kelemahan
Beberapa kelemahan dari metode resitasi/ pemberian tugas, antara
lain:
a) Seringkali siswa melakukan penipuan diri dimana mereka hanya meniru
hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa belajar.
b) Adakalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa adanya
pengawasan.
c) Apabila tugas-tugas yang diberikan terlalu sukar dilaksanakan oleh
siswa, maka akan terpengaruh terhadap ketegangan mental siswa.
26
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode resitasi ini antara
lain adalah:
a) Tugas yang diberikan siswa hendaknya jelas.
b) Tugas yang diberikan kepada siswa dengan memperlihatkan perbedaan
individu masing-masing.
c) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.
d) Control atau pengawasan yang sistematis atas tugas yang diberikan
sehingga mendorong siswa belajar dengan sungguh-sungguh.
e) Tugas yang diberikan hendaknya mempertimbangkan:
1. Menarik minat perhatian siswa
2. Mendorong siswa untuk mencari, mengalami dan menyampaikan
3. Diusahakan tugas tersebut bersifat praktis dan ilmiah
4. Bahan yang ditugaskan diusahakan diambil dari hal-hal yang dikenal
siswa. (Ibid, h.219-220)
Selain mengatasi kelemahan-kelemahan dalam metode resitasi,
perlu juga diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tugas yang diberikan harus berhubungan erat dengan materi pelajaran
yang telah disampaikan.
b. Tugas yang diberikan harus sesuai dengan kesanggupan ranah cipta dan
ranah karsa siswa.
c. Tugas yang diberikan harus jelas. Baik dalam jenis, volume, maupun
batas waktu penyelesaian. (Muhibbin Syah. 2008:211.)
27
E. Metode Tanya Jawab
1. Pengertian Metode Tanya Jawab
Kegiatan belajar memang peranan yang penting. Sebab pertanyaan
yang tersusun dengan baik dengan teknik pengajuan yang tepat,
akan meningkatkan partisipasi dan prestasi siswa dalam kegiatan
belajar. Juga membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa
terhadap masalah yang sedang dibicarakan. Serta mengembangkan pola
pikir dan
belajar aktif siswa, sebab berpikir sebenarnya adalah
pertanyaan menuntun proses belajar siswa, pertanyaan yang baik akan
membantu siswa dapat menentukan jawaban yang baik, memusat-kan
perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam
bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada
siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. (Syaiful, B. Djamarh,
dan Aswan Zain.1996: 107)
Metode
tanya
jawab
adalah
suatu
teknik penyampaian
pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan. Atau suatu
metode di dalam pendidikan di mana guru bertanya sedangkan siswa
menjawab tentang materi yang ingin diperoleh. (Armai Arief. 2002: 140)
Berdasarkan
kesimpulan
beberapa
pendapat
tentang
di
pengertian
atas,
dapat
“Metode
diambil
tanya
jawab ialah suatu metode mengajar yang dijadikan adanya komunikasi
28
langsung di mana guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa
menjawab tentang materi yang diperolehnya atau sebaliknya siswa
bertanya dan guru menjawab sehingga siswa termotivasi.”
Pengertian itu menunjukkan bahwa metode Tanya Jawab itu
diperlukan adanya komunikasi langsung antara guru dan siswa sehingga
tidak hanya terjadi komunikasi satu arah saja. Namun dalam komunikasi
ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru
dan siswa, bahkan siswa dan siswa. Karena ketika siswa memberikan
jawaban
yang
tepat
dapat
mendorong
siswa
yang
lainnya
untuk memberikan tanggapan dan mengajukan pertanyaan.
Bertanya merupakan stimulasi efektif yang mendorong kemampuan
berpikir. Metode tanya jawab di sini dimaksudkan untuk mengenalkan
pengetahuan, fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan dan untuk
merangsang perhatian siswa dengan
berbagai
cara-cara
(sebagai
appersepsi, selingan dan evaluasi).
Adapun macam-macam pengembangan metode tanya jawab antara lain:
1. Jenis-Jenis Pertanyaan Menurut Maksudnya (Compliance Question)
Pertanyaan yang mengharapkan agar orang lain mematuhi
perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
Contoh:
Guru : “Dapatkah anda tenang agar suara saya dapat didengar oleh
seluruh kelas”?
29
2. Pertanyaan Retorik (Rhetorical Question)
Pertanyaan Retorik (Rhetorical Question) adalah pertanyaan yang
tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru
karena merupakan tehnik penyampaian informasi kepada siswa.
Contoh:
Guru : “ada yang tahu apa pengertian 声 调 (shēngdiào)? 声 调
(shēngdiào) adalah…..”
3. Pertanyaan Mengarahkan atau Menuntun (Prompting Question)
Pertanyaan Mengarahkan atau Menuntun (Prompting Question)
adalah Pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa
dalam proses berfikir.
Contoh:
Guru :
“Minggu yang lalu kita telah membicarakan tentang
pengertian声调(shēngdiào).
Coba,
Halim
jawab.
Apakah
pengertian声调(shēngdiào) itu?
4. Pertanyaan Menggali (Probing Question)
Pertanyaan Menggali (Probing Question) adalah pertanyaan
lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawaban
terhadap pertanyaan sebelumnya.
Contoh:
Guru
:“Setelah kemarin kita bersama-sama mempelajari 声 调
(shēngdiào), bagaimana pendapatmu tentang 声 调 (shēngdiào)
tersebut, Amir? Bias dimengerti atau tidak?
30
Amin
: “Bisa dimengerti, pak.”
Guru
: “coba sekarang berikan contohnya cara melafalkan 声 调
(shēngdiào)?”
Dan
selanjutnya.
(Hasibuan
dan
Moedjiono.1986:15)
2. Kelebihan Metode Tanya Jawab
Menurut Winarno Surakhmad keunggulan atau sisi positif dari
metode tanya jawab yaitu:
a. Metode tanya jawab dapat memperoleh sambutan yang lebih aktif bila
dibandingkan dengan metode ceramah yang bersifat monolog.
b. Memberi
kesempatan
pada
siswa
atau
pendengar
untuk
mengemukakan hal-hal, sehingga nampak mana-mana yang belum
jelas atau belum dimengerti.
c. Mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat yang ada, yang dapat
dibawa kearah situasi diskusi. (Winarno Surakhmad. 1982:101-102.)
Menurut Hendayat Soetopo, keunggulan atau keuntungan dari
metode tanya jawab, yaitu:
a. Lebih mengaktifkan siswa.
b. Memberikan kesempatan kepada untuk mengemukakan hal-hal yang
belum jelas.
c. Dapat mengetahui perbedaan pendapat siswa, sehingga bisa dicari titik
temunya.
31
d. Dapat mengurangi verbalisme.
e. Memberikan kesempatan pada guru untuk menjelaskan kembali
konsep yang masih kabur. (Hendyat Soetop. 2005:155.)
Dari pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
kelebihan metode tanya jawab ini adalah keadaan atau situasi akan hidup,
minat belajar siswa akan bangkit. Hal ini dimaksudkan untuk melatih
siswa menjadi lebih berani mengemukakan pendapatnya dan dapat
melatih cara berpikir logis dan sistematis. Dengan demikian guru dapat
mengontrol dari hasil kegiatan belajar mengajar.
3. Kekurangan Metode Tanya Jawab
Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, segi kelemahan metode
tanya jawab ini adalah:
a) Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak solusi untuk
menyelesaikannya.
b) Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian siswa, terutama
apabila terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan yang menarik
perhatiannya, tetapi bukan sasaran yang dituju.
c) Dapat menghambat cara berpikir, apabila guru kurang pandai
dalam penyajian materi pelajaran.
d) Situasi persaingan bisa timbul, apabila guru kurang pandai/ menguasai
teknik pemakaian metode ini. (Abu Ahmadi.2005:56-57.)
32
Sedangkan menurut Hendyat Soetopo, kelemahan metode tanya
jawab yaitu:
a) Memberi peluang keluar dari pokok bahasan atau persoalan, karena
yang dinyatakan siswa menyimpang.
b) Kekurangan waktu, apabila jika seluruh siswa ingin mendapatkan
giliran.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode tanya jawab ini tidak
cukup
berarti
apabila
dibandingkan
dengan
keuntungan-
keuntungannya. Metode tanya jawab ini tetap dipergunakan dalam
kegiatan belajar mengajar. Guru harus pandai mempergunakan metode
ini. Secara rinci peneliti dapat mengambil kesimpulan kelemahan metode
tanya jawab ini, yaitu:
1. Menyita waktu banyak.
2. Memungkinkan terjadinya penyimpangan perhatian.
3. Menghambat
cara
berpikir
apabila
guru
kurang
pandai
menyajikannya.
4. Sukar memperoleh jawaban yang memuaskan.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Metode Tanya Jawab
a. Faktor pendukung
Proses pembelajaran Pembelajaran, dikenal berbagai pola
pembelajaran. Pola pembelajaran adalah model yang meng-gambarkan
33
kedudukan serta peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Pada awalnya, pola pembelajaran didominasi oleh guru sebagai satusatunya sumber belajar, penentu metode belajar, bahkan termasuk
penilaian kemajuan prestasi siswa. Perkembangan pembelajaran telah
mempengaruhi pola pembelajaran. Guru yang mula-mula satusatunya sumber aja mulai dibantu oleh media pembelajaran hingga
pembelajaran tampak lebih efisien.
Pembelajaran terus mengalami perkembangan dengan kemajuan
ilmu dan tehnologi. Karena itu kurang memadai kalau sumber
belajar hanya berasal dari guru atau berupa media buku teks atau
audio visual. Pembelajaran sekarang ini termasuk sistem belajar sendiri
dan terstruktur.
Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan kualitas tenaga
guru yang profesional, salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah
dengan membekali para guru agar mampu mengembangkan berbagai
media pembelaran. Guru dapat mengembangkan pembelajaran yang
sistematis dan terprogram seperti bahan ajar. Pelajar akan lebih mandiri
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Pembelajaran. Dengan
pola pembelajaran tersebut di atas masih bisa dikombinasikan supaya
kegiatan belajar mengajar sebagai suatu sistem yang dapat berjalan
efektif dan efisien.
praktiknya tidak pola pembelajaran yang baku dan dapat
digunakan dalam berbagai kondisi pembelajaran. Berbagi pola
34
tersebut saling berbaur
dan
melengkapi
satu
dengan yang
mempunyai ciri pokok, antara lain:
1) Fasilitas fisik sebagai perantara penyajian informasi.
2) Sistem pembelajaran dan pemanfaatan fasilitas yang merupakan
komponen terpadu.
3) Adanya pilihan yang memungkinkan terjadinya (1) perubahan fisik,
(2) aktivitas siswa lebih mandiri, (3) hubungan guru dan siswa
dibantu media, (4) perlu adanya kerjasama lintas disiplin ilmu
seperti instruksional, ahli media pembelajaran, (5) perubahan
peranan dan kecakapan mengajar, dan (7) keluwesan waktu dan
tempat belajar.(Muhaimin. 2001: 157-159.)
b. Faktor penghambat
Faktor yang menjadi kendala dalam efektifitas pembelajaran di
sekolah, dilihat dari guru ada beberapa faktor yaitu:
1. Kurang menguasai bidang ilmu, baik secara tektual dan konseptual.
2. Kurang imbalan yang diterima, sehingga kurang memusatkan perhatian
pada tugas kependidikannya.
3. Tidak dapat dijadikan teladan bagi siswanya, karena perbuatannya
sering menyimpang dari pembelajaran.
4. Kurang faktor informasi tentang problem-problem pendidikan.
5. Kurang disiplin waktu.
35
Download