Apr 2011 - ILUNI Fakultas Ekonomi

advertisement
MEMAHAMI
BISNIS MIKRO
dan
IBU-IBU PRASEJAHTERA
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD
Presentasi pada “ILUNI FEUI Breakfast Forum”, Jakarta, 06 Juli 2012
PERSPEKTIF DEMOGRAFI INDONESIA 2010-2030/2035
Diproyeksikan akan
mendapatkan manfaat besar
dari situasi dan kondisi
“dependency ratio < 1 “
Membawa potensi-potensi
yang akan menimbulkan
laju pertumbuhan ekonomi
ke arah tinggal landas (take-off)
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti , PhD - 7/18/2017
Setiap yang berusia produktif
hanya akan dibebani oleh
kurang dari satu yang tidak
produktif – yaitu, dari
kelompok usia di bawah 15
tahun plus di atas 64 tahun.
Inilah periode saat
pembangunan ekonomi
harus diupayakan secara
sungguh-sungguh,
karena tidak akan pernah
berulang di masa depan.
1
POTENSI “Bonus Demografi” INDONESIA, 2010-2030/2035
• Jumlah Penduduk Indonesia  Peringkat 4 terbesar di dunia
• Dengan r = 1,49%  237,6 juta orang pada th 2010
• 70% di antaranya adalah usia kerja
INDONESIA: Age Structure of Population and Dependency Ratio (%), 1950-2050
Source: Government of Indonesia (2011), “Master Plan: Acceleration and Expansion of Indonesia Economic Development 2011-2025
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti , PhD - 7/18/2017
2
Peran dan Potensi UMKM
Program
Pemberdayaan
UMKM
tercakup dalam
PROGRAM PERCEPATAN
DAN PERLUASAN
PENGURANGAN
KEMISKINAN DI
INDONESIA
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti , PhD - 7/18/2017
1. Jumlah pelaku UMKM 53,8 jt
2. Menyerap 97,2% dari Total
Tenaga Kerja
3. Memberikan Kontribusi 57%
thd PDB 2010
4. UMKM, berperan strategis
dalam membantu
pertumbuhan perekonomian,
dan khusus pada masa krisis
3
Potensi bisnis
4
Sudut Pandang
Nasabah
Potensi Pasar
Potensi
Nasabah
Potensi
Pinjaman 2011
Kompetisi
Bank
Margin
Bank
Sudut Pandang
Bank
Akses ke
Pinjaman
Risiko
Kredit
Biaya
Pelayanan
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Menengah dan
Besar
Kecil
• Plafon :
IDR 0.5 – 2 miliar
~0.25jt
~250tn
Mikro
• Plafon :
IDR 3 – 50 juta
~15jt
~400tn
Penetrasi
~35%
Productive Poor
• Plafon :
IDR 0.5 – 3 juta
~36jt
~40tn
Penetrasi
~35%
Potensi bisnis ini dibuat berdasarkan pemahaman kami dari data yang bersumber dari data Biro Pusat Satistik, penelitian yang dipublikasikan, dan analisa tim
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti , PhD - 7/18/2017
Kesulitan utama nasabah : 71% tidak punya akses
Alasan tidak menggunakan bank :
Sumber Pinjaman :
52% keterbatasan bank melayani UMK
59% dari Bank & BPR
Prosedur kompleks
& tidak mudah
10%
71%
Malu
4%
Tidak dilayani
dengan baik
4%
belum pernah
meminjam
Tidak punya uang
Tidak butuh
28%
20%
47%
Bank
34%
Lokasi jauh
5
29%
BPR
12%
Teman &
pernah
meminjam Kerabat
29%
Tengkulak
6%
Lembaga Non Bank
5%
Pegadaian & Lainnya
1%
Sumber : Penelitian Kuantitatif Synovate/Ipsos, 2008
Responden : 206 pedagang di 4 pasar Yogyakarta & Medan, aktif & pengalaman > 6 bln, memilki kios/lapak/gerobak, laba min 2 jt /bln
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti , PhD - 7/18/2017
Reaksi Spontan UMK Terhadap Bank:
……….. “Bank
6
bukan buat saya”………....
Bukan
untuk saya
Proses tidak
mudah
Terlalu banyak
birokrasi
Prosesnya
lama
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti , PhD - 7/18/2017
BTPN Menjawab:
Kami siap
mengatasi
semuanya
Jika tidak bisa
mambayar, apa
yang terjadi
dengan saya..?
Susah
Menakutkan
Kesimpulan Survei
 Formulir yang RUMIT :
 Terlalu banyak dokumen diperlukan
Kendala
 Harus menyertakan jaminan
 Persepsi: pinjaman hanya disetujui jika kenal dengan orang dalam
 Prosedur-nya tidak mudah dimengerti
 Mitigasi risiko untuk ketiadaan dokumen dan jaminan
Solusi
 Membangun nilai-nilai kejujuran serta sanksi yang tegas
 Menyederhanakan proses
 Bank bisa memberikan pinjaman lebih besar
Peluang
 Bunga yang diberikan tidak setinggi bunga dari pelepas uang (rentenir)
 Bank adalah lembaga yang mempunyai kredibilitas
Sumber : Penelitian Kualitatif Synovate/Ipsos, 2008
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti , PhD - 7/18/2017
7
Tantangan Penyaluran kredit mikro
Produk
8
Operasional
• Ticket size pinjaman kecil
• Semua proses : human dependent
• Tenor pinjaman pendek
• Supervisi & kontrol di jaringan yang
luas
• Keterbatasan jaminan
Nasabah
Infrastruktur
Infrastruktur Fisik :
•
Relatif baru mengenal perbankan
•
Jaringan distribusi besar & menjangkau pelosok
•
Disiplin membayar rendah
•
Biaya pembangunan relatif tinggi karena kualitas
infratruktur (aksesibilitas, komunikasi, listrik)
•
Percaloan
•
Relatif mudah ‘dibujuk’ untuk mengambil
pinjaman berikutnya tanpa perhitungan
yang baik
•
‘Premanisme’
•
Biaya maintenance infrastruktur jaringan distribusi
Infrastruktur Hukum/ Regulasi :
•
Kondisi / status kepemilikan properti
•
Keakuratan kartu identitas
Ketersediaan & kesiapan SDM
Risiko (Kredit, Ops)
• relatif lebih besar
• pelatihan & turnover karyawan
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti , PhD - 7/18/2017
Rekomendasi
9
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, ditambah fakta variasi standar biaya hidup yg
cukup besar antar berbagai daerah di Indonesia, maka :
Suku bunga kredit miko/kecil dilepaskan ke
mekanisme pasar
Rekomendasi
Pemerintah membantu menyelesaiian berbagai
kendala dalam hal infrastruktur fisik dan
infrastruktur hukum/regulasi
Peningkatan kualitas layanan masyarakat,
terutama yg terkait dengan status hukum tanah
serta kartu identitas
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti , PhD - 7/18/2017
ASPEK YANG DITINJAU
DALAM MENENTUKAN KRITERIA PRASEJAHTERA
10
Kondisi Rumah Tinggal
Tingkat Pendapatan Keluarga
Pola Pengeluaran / Konsumsi
Pola Makan
Tingkat Pendidikan
Tingkat Kesehatan
Kesempatan Kerja
Jenis Angkutan yang Dipakai
Jumlah dan Jenis Pakaian
Kesempatan Beribadah
Kesempatan Berorganisasi
Keikutsertaan dalam KB
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti , PhD - 7/18/2017
31 KRITERIA
PRASEJAHTERA
Aset Keuangan Syariah Dunia
11
( Keadaannya pun masih sangat terbatas dibandingkan dengan yang konvensional )
Aset keuangan perbankan konvensional dunia - US$ 70 triliun.
Aset keuangan syariah dunia baru mencapai sekitar US$ 1
triliun, yang sebagian terbesar tersebar di wilayah TimurTengah, yaitu:
• GCC MENA
41%
• Non-GCC MENA
39%
• Asia
14%
• Australia, Eropa, Amerika
5%
• Lain-lain
1%
GCC MENA = Gulf Cooperation Council Middle East-North America
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti , PhD - 7/18/2017
Perkembangan Perbankan Syariah ( % per tahun )
Peranan Aset
Target Peranan Aset
Realisasi Peranan Aset
2007
2008
2%
5%
-
12
2011
3,3%
Perkembangan Bank Syariah - April 2011
Komponen
Aset
DPK
Pembiayaan
Bank Syariah (BS)
Bank Nasional
Pangsa BS
(2003)
(Apr 2011)
(Apr 2011)
(Apr 2011)
Rp 7,8 T
Rp 5,7 T
Rp 5,5 T
Rp 100,5 T
Rp 79,5 T
Rp 75,7 T
Rp 3.069 T
Rp 2.340 T
Rp 1.843 T
3,3%
3,4%
4,1%
Dibandingkan Bank Syariah ternyata Asuransi Syariah telah memiliki pangsa pasar yang lebih
besar, yaitu: mencapai angka 4% pada awal tahun 2011, padahal ditargetkan baru mencapai 4%
pada tahun 2014.
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti , PhD - 7/18/2017
Rekap Bisnis Syariah di Indonesia
Jenis Usaha
Aset
(Jt Rp)
Jumlah
Institusi
Perbankan
100.568.000
•Bank Umum Syariah (BUS)
•Unit Usaha Syariah (UUS)
34
11
23
Asuransi
•Asuransi Syariah
•Cab./Divisi Asuransi
Syariah
7.141.864
45
5
40
Multifinance
•Multifinance Syariah
•Multifinance UUS
2.348.175
Sukuk Syariah
5.936.000
Reksadana
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti , PhD - 7/18/2017
6
2
4
32
49
13
Posisi
Keterangan
Apr-11
Jaringan BS saat ini
berjumlah 1065 kantor
dan tersebar di seluruh
Propinsi.
Dec-10
Dec-10
Amanah dan Ijarah:
Dari 21 perusahaan
yang sudah mendapat
rekomendasi dari DSN
Jun-11
Sukuk Syariah
Outstanding
Jun-11
Reksadana
beroperasi
Laju Pertumbuhan SDM dan Gerai Bisnis Syariah di Indonesia
Pada bulan April 2011, jumlah gerai bertambah sebanyak 185 yang
berasal dari: 11 BUS, 23 unit UUS, dan dari 151 BPR.
Tampak dari Tabel di atas: Penambahan jumlah gerai dapat berjalan
lebih cepat daripada penambahan jumlah SDM. Dengan perkataan
lain: kecepatan penambahan jumlah gerai terkendala oleh kecepatan
penambahan jumlah SDM. Antara lain hal ini disebabkan oleh masih
kurangnya minat TK Indonesia yang berpendidikan Universitas/
Akademi, atau pun SLTA, untuk terjun di bidang usaha perbankan
dan keuangan syariah.
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti , PhD - 7/18/2017
14
Terimakasih
Download