BRI-Kemendag Dekatkan UMKM ke Lembaga Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) bertekad meningkatkan akses lembaga keuangan ke pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kali ini, BRI menggandeng Kementerian Perdagangan guna meningkatkan akses keuangan bagi UMKM di sektor perdagangan. “Berdasarkan prinsip kemitraan guna mendukung pemberdayaan bagi UMKM di sektor perdagangan yang berdaya saing, akan dilaksanakan perjanjian kerja sama peningkatan akses keuangan bagi UKM di sektor perdagangan antara BRI dengan Kementerian Perdagangan,” ujar Muhamad Ali, Sekretaris Perusahaan BRI, Kamis (13/3/2014). Ada enam tujuan kerja sama dengan Kementerian Perdagangan. Pertama, mensinergikan layanan perbankan terkait akses keuangan dengan kebutuhan transaksi jual beli dan permodalan UMKM di sektor perdagangan. Kedua, UMKM akan dapat mengakses layanan perbankan terkait transaksi keuangan dan permodalan sesuai persyaratan perbankan yang dilengkapi dengan fasilitas electronic banking. Ketiga, mengoptimalisasi konektivitas teknologi informasi dan komunikasi layanan perbankan dalam mendukung pemberdayaan UMKM. Keempat, meningkatkan sosialisasi dan penyebaran informasi terkait keberadaan layanan perbankan terkait transaksi keuangan dan permodalan yang dibutuhkan oleh UMKM. Kelima, mendorong pemberdayaan pedagang pasar atau warung tradisional melalui pelatihan atau sosialisasi mengenai pemahaman berdagang yang bertanggung jawab, jujur, tertib, amanah, dan tidak merugikan konsumen. Keenam, mengoptimalisasikan unit kerja perbankan di pasar tradisional, khususnya di daerah, dalam melayani akses transaksi keuangan dan permodalan bagi UMKM di sektor perdagangan. Ali mengatakan, sebagai langkah konkrit, pihaknya akan membuka unit kerja perbankan, yakni Teras BRI di pasar yang sudah direvitalisasi oleh kementerian. “Kami akan sosialisasikan layanan perbankan terkait akses pembiayaan dan jasa-jasa perbankan lainnya bagi UMKM di pasar tradisional yang akan atau telah diresmikan oleh Kementerian Perdagangan di seluruh wilayah Indonesia, antara lain di Kabupaten Pasaman (Sumatera Barat), Kabupaten Kebumen (Jawa Tengah), Kabupaten Temanggung (Jawa Tengah), Kabupaten Pontianak (Kalimantan Barat), dan Kabupaten Belitung (Bangka Belitung), dan daerah lainnya,” ujarnya. “Untuk proses edukasi perbankan kepada para pedagang dan pengunjung pasar, BRI juga akan mendorong penerapan cashless society dengan penggunaan e-banking BRI, seperti mobile banking BRI dan EDC BRI, di mana saat ini sudah berjumlah lebih dari 85 ribu. Dengan edukasi ini diharapkan nasabah mikro juga makin familiar bertransaksi dengan ponselnya,” tutur Ali. Sebagai informasi, sebelumnya BRI juga telah bekerja sama dengan PD Pasar Jaya dalam pengelolaan Biaya Pengelolaan Pasar (BPP) dan kewajiban lain para pedagang melalui aplikasi Cash Management System BRI. Melalui aplikasi ini, manajemen PD Pasar Jaya bisa mendapatkan informasi mengenai kegiatan penagihan BPP dan kewajban lain para pedagang secara real time online. “Untuk kerja sama ini telah dipilih tiga pasar sebagai tempat pelaksanaan pilot project, antara lain Pasar Jambul, Pasar Ciracas, dan Pasar Cibubur. Ke depannya akan melibatkan dua pasar lagi, yaitu Pasar Jatinegara dan Pasar HWI Lindeteves,” papar Ali. Untuk nilai transaksi BPP ini, selama Juni-Des 2013 tercatat lebih dari Rp 156 juta dari lebih dari 27 ribu transaksi. Selain itu, BRI juga memiliki Program Grebek Pasar. Program ini lebih dimaksudkan sebagai program akuisisi kepada para pedagang pasar dan para pengunjung pasar, dan dilaksanakan secara rutin setiap tahun di pasar seluruh Indonesia. (EVA)