KULIAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

advertisement
MATERI E_LEARNING
`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERTANIAN`
SEMESTER GASAL T. A. 2015/2016
(2 SKS)
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
DAERAH_UMKM (USAHA MIKRO,
KECIL & MENENGAH)
PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH &
UMKM
• Peran UMKM dalam perekonomian Indonesia
sudah diakui masyarakat luas saat negara ini
menghadapi tantangan krisis ekonomi yang
berkepanjangan
BEBERAPA KENDALA PENGEMBANGAN UMKM :
Sumberdaya manusia UMKM masih tergolong rendah
Tantangan menghadapi efek globalisasi ditandai dg
persaingan ketat di bidang perdagangan dan investasi
BEBERAPA ALASAN
UMKM TAHAN TERHADAP KRISIS EKONOMI
• UMKM mampu mengatasi berbagai masalah secara lebih
dinamis dan responsif dalam menghadapi perkembangan
pasar
• Sebagian besar produk UMKM adalah barang konsumsi
(consumer goods), shg perubahan permintaan oleh sebab
perubahan pendapatan (income elasticity of demand) relatif rendah.
• Mayoritas UMKM mengandalkan sumber pembiayaan
non-perbankan dalam aspek pendanaan usaha.
• Usaha kecil cenderung lebih fleksibel dalam memilih dan
berganti jenis usaha
UMKM
`SALAH SATU PENENTU KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN`
• UMKM telah memainkan peran penting dalam perekonomian nasional maupun regional.
Hampir 80% tenaga kerja dari angkatan kerja berkiprah di
sektor ini.
• UMKM dikatagorikan sektor informal, kegiatan usaha yg
tidak tercatat oleh pemerintah oleh karena tidak mempunyai ijin usaha.
• UMKM seringkali dianggap lambang kegiatan ekonomi
tradisional
BEBERAPA CATATAN
PENYEBAB KEGAGALAN UMKM
1. Lemahnya kemampuan dalam pengambilan
keputusan (poor decision making ability);
2. Ketidakmampuan di dalam manajemen (management incompetence);
3. Kurang berpengalaman (lack of experience);
4. Lemahnya pengawasan keuangan (poor financial
control).
HUSEN (2005)
BEBERAPA CATATAN
PENYEBAB KEGAGALAN UMKM (LANJUTAN)
5. Kemerosotan posisi modal kerja (deterioration of
working capital);
6. Penurunan volume penjualan (declining sales);
7. Penurunan laba atau keuntungan (declining
profits);
8. Meningkatnya utang (increasing debt).
HUSEN (2005)
FAKTUAL
IMPLEMENTASI UMKM
• Kelemahan paling nyata adalah tidak adanya
kepemimpinan di tingkat unit pelaksana dalam program
pemberdayaan UMKM.
• Pendekatan proyek pemberdayaan yang lebih terarah
dan konsisten dapat mendorong percepatan
pengembangan UMKM di tiap daerah, khususnya
bagaimana mengupayakan perluasan pasar.
• Pendanaan UMKM saat ini sdh dirasa memadai,
diperlukan jembatan dan kemudahan akses ke sumber
dana
RACHBINI (2007)
FAKTUAL
IMPLEMENTASI UMKM (LANJUTAN)
• Program pembinaan dan pemberdayaan UMKM
selama ini masih parsial.
• Koordinasi lintas sektoral dalam pemberdayaan
UMKM memainkan peranan penting.
• Pengembangan UMKM semestinya mengacu
pada potensi sumber daya alam dan manusia di
setiap daerah.
SUGEMA (2007)
FAKTUAL
IMPLEMENTASI UMKM (LANJUTAN)
• Pemerintah seharusnya mengambil langkah penyelamatan terhadap UMKM yang saat ini berhadapan
dengan tekanan produk impor, terutama China.
Ironisnya, produk impor itu justru banyak ditawarkan oleh
ritel-ritel bermodal kuat di Indonesia.
• Masalah utama dari sekitar 49 juta unit UMKM saat
ini adalah sulitnya mengakses kredit untuk modal,
mahalnya biaya produksi serta tertutupnya akses
pemasaran.
ADININGSIH (2007)
CIRI UMUM UMKM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Struktur organisasi yang sangat sederhana
Mempunyai kekhasan
Tidak mempunyai staf yang berlebihan
Pembagian kerja yang lentur
Memiliki hirarki manajemen yang sederhana
Tidak terlalu formal
Proses perencanaan sederhana
Jarang mengadakan pelatihan untuk karyawan
Jumlah karyawannya sedikit
Tidak ada pembedaan aset pribadi dan aset perusahaan
Sistem akuntansi kurang baik (bahkan biasanya tidak punya)
(Mintzberg cit. Husen, 2005)
CIRI UMUM UMKM
(Prawirokusumo,1999)
1. Fleksibel, jika menghadapi hambatan dalam menjalankan
usaha akan mudah berpindah ke usaha lain.
2. Dari sisi permodalan, tidak selalu tergantung pada modal
dari luar, UMKM bisa berkembang dengan kekuatan modal sendiri.
3. Dari sisi pinjaman (terutama pengusaha kecil sektor tertentu seperti pedagang) sanggup mengembalikan pinjaman dengan bunga yang cukup tinggi.
4. UMKM tersebar di seluruh Indonesia dengan kegiatan
usaha di berbagai sektor, merupakan sarana distributor
barang dan jasa dalam rangka melayani kebutuhan
masyarakat.
BATASAN
USAHA KECIL, USAHA MIKRO, dan USAHA MENENGAH
(VERSI BANK INDONESIA)
USAHA MIKRO
Dijalankan oleh rakyat
miskin atau mendekati
miskin, bersifat usaha
kekeluargaan, menggunakan sumber daya
lokal, menerapkan teknologi sederhana, dan
mudah keluar masuk
industri
USAHA
MENENGAH
USAHA KECIL
• Aset :
• Untuk kegiatan
< Rp. 200 juta
• Omset :
< Rp. 1 milyar
•
industri, aset :
< Rp. 5 milyar
Untuk lainnya (termasuk jasa),
aset < Rp. 600 juta
(di luar tanah dan
bangunan)
Omset
< Rp. 3 milyar per
tahun
BATASAN
USAHA KECIL, USAHA MIKRO, dan USAHA MENENGAH
(VERSI BANK DUNIA)
USAHA MIKRO
Pekerja,
<10 orang
Aset
< $ 100 ribu
Omset
< $ 100 ribu per
tahun
USAHA KECIL
Pekerja,
< 50 orang
Aset
< $ 3 juta
Omset
< $ 3 juta per
tahun
USAHA
MENENGAH
Pekerja,
< 300 orang
Aset
< $ 15 juta
Omset
< $. 15 juta per
tahun
BATASAN
USAHA KECIL, USAHA MIKRO, dan USAHA MENENGAH
(VERSI KEMENEG KOPERASI & UKM)
USAHA MIKRO
USAHA KECIL
Aset
-
USAHA
MENENGAH
Aset
< Rp. 200 juta di
> Rp. 200 juta
luar tanah &
bangunan
Omset
Rp.1-10 milyar per
Omset
< Rp. 1 milyar per tahun
tahun
Independen
BATASAN
USAHA KECIL, USAHA MIKRO, dan USAHA MENENGAH
(VERSI BPS)
USAHA
USAHA MIKRO
USAHA KECIL
MENENGAH
Pekerja
Pekerja
Pekerja
< 5 orang termasuk 5-19 orang
20-99 orang
tenaga kerja
keluarga
NOTA
UU No. 9/1995 hanya memberi defenisi untuk usaha kecil saja
dan mengabaikan usaha mikro dan usaha menengah.
USAHA KECIL : Aset ≤ Rp. 200 juta di luar tanah dan bangunan;
Omset ≤ Rp. 1 milyar setahun
UU No. 8 Tahun 2008 memberikan definisi dan batasan UMKM
secara jelas (DIPAPARKAN PADA NASKAH)
BATASAN
USAHA KECIL, USAHA MIKRO, dan USAHA MENENGAH
(MENURUT UU NO. 20 TAHUN 2008)
USAHA MIKRO
 Usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan
usaha perorangan yg memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dlm Undang-Undang ini
 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) tdk termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus jutarupiah)
BATASAN
USAHA KECIL, USAHA MIKRO, dan USAHA MENENGAH
(MENURUT UU NO. 20 TAHUN 2008)
USAHA KECIL
 Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yg bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yg dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tdk langsung dari usaha menengah atau usaha besar yg memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
 Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dg paling banyak Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
BATASAN
USAHA KECIL, USAHA MIKRO, dan USAHA MENENGAH
(MENURUT UU NO. 20 TAHUN 2008)
USAHA MENENGAH
 Usaha ekonomi produktif yg berdiri sendiri, yg dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yg bukan mrpk anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
 Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
PERAN UMKM
DALAM PEREKONOMIAN DAERAH
• Peran UMKM dirasakan begitu penting karena sektor ini tidak hanya
sebagai sumber mata pencarian, tetapi juga menyediakan lapangan
kerja baik langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat dengan
tingkat pengetahuan dan keterampilannya yang rendah.
• UKM memberi kontribusi pada PDRB melalui ekspor produknya baik
ke luar negeri maupun perdagangan antar pulau
Peran UMKM terhadap PDB di Indonesia tidak terlalu rendah, sebesar
38,9% di luar Migas.
Peranan UMKM dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia mencapai
angka lebih dari 88 %.
Kontribusi UMKM terhadap PDB pada tahun 1994, di Australia sebesar
39,6%, Kanada 59,24%, Jepang 79,2%, dan Amerika 53,67%.
Terkait penyerapan tenaga kerja; peranan UMKM di Australia sebesar
95,0%, Kanada 99,8%, Jepang 99,1%, dan Amerika 99,72%
MOMENTUM BERPALING KE UMKM
• Salah satu pelajaran yang bisa dipetik dari krisis 1997 ialah
ketidakpedulian sektor perbankan pada kredit usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) produktif.
• Dampak krisis terhadap sektor UMKM relatif minim karena geraknya
yang lentur dan keterkaitannya yang rendah dengan pasar
keuangan.
• Faktor pembinaan sebenarnya jauh lebih menentukan gagal suksesnya wirausahawan ketimbang faktor pembiayaan.
Bank Mandiri, menggulirkan program Wirausaha Muda Mandiri (WMM)
bertujuan memfasilitasi dan memotivasi generasi muda dalam
kewirausahaannya.
Bank Negara Indonesia (BNI), menciptakan model cluster atau kelompok
untuk menjangkau pengusaha mikro.
Kredit program berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa agunan mrpk
langkah terobosan untuk mendorong perbankan menyalurkan kredit mikro.
PERAN PEMDA
DALAM PEMBERDAYAAN UMKM
• Mengatur dg kebijakan persaingan sehat melalui pengurangan
•
•
•
distorsi pasar,
Mengatur dg kebijakan ekonomi yang memberi peluang UMKM
dpt mengurangi beban biaya yg tdk berhubungan dg proses
produksi,
Mengatur dg kebijakan penumbuhan kemitraan yg mene-kankan
prinsip saling memerlukan, memperkuat, dan
sa-ling
menguntungkan.
Meningkatkan kualitas SDM UMKM; penguasaan teknologi;
penguasaan informasi; penguasaan permodalan; penguasaan
pasar, pengoptimalan organisasi dan mana-jemen; pencadangan
tempat usaha dan bidang usaha.
STRATEGI
PENGEMBANGAN UMKM
1. MENUMBUHKAN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF
Memberikan kesempatan yang sama
kepada
masyarakat dan pelaku usaha pengembanan usaha
serta akses thd sumberdaya
2. MENINGKATKAN AKSES PADA SUMBERDAYA
FINANSIAL
Akses terhadap perbankan, pemanfaatan laba 1-3%
BUMN, alokasi sebagian APBN
3. MENINGKATKAN AKSES PASAR
Pelatihan keterampilan dan manajemen untuk
meningkatkan kemampuan
produksi UMKM,
pemunculan Trading House dan Trading Board
DIPTA (2008)
STRATEGI
PENGEMBANGAN UMKM (LANJUTAN)
4. MENINGKATKAN KEWIRAUSAHAAN & KEMAMPUAN
UMKM
Arahan pengembangan UMKM berbasis sumberdaya
lokal,
pengembangan inkubator bisnis, pengembangan
modal ventura
5. PEMBERDAYAAN USAHA SKALA MIKRO
Meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak dalam
kegiatan usaha ekonomi di sektor informal berskala usaha
mikro
6. PENINGKATAN KUALITAS KELEMBAGAAN KOPERASI
Meningkatkan kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi
agar koperasi mampu tumbuh dan berkembang secara
sehat.
DIPTA (2008)
BEBERAPA
CONTOH IMPLEMENTASI KREDIT MIKRO DI
INDONESIA
•
•
•
•
•
•
KUK (Kredit Usaha Kecil)
KUKESRA (Kredit Usaha Keluarga Sejahtera)
BUUD (Badan Usaha Unit Desa)
BKK (Badan Kredit Kecamatan)
KUT (Kredit Usaha Tani)
JPS-PDMDKE (Jaring Pengaman Sosial-Pemberdayaan
Daerah dalam Mengatasi Dampak Krisis Ekonomi)
WACANA TERKINI : Guna menggerakkan sektor riil yang belum
layak bank (bankable), perlu dipertimbangkan pembentukan unit
perbankan khusus usaha mikro, kecil, dan menengah atau bank
UMKM.
BEBERAPA
CONTOH IMPLEMENTASI KREDIT MIKRO DI
BEBERAPA NEGARA
• BRAC (Bangladesh Rural Advancement Committee)
• GRAMEEN BANK di Pakistan
• SEWA (Self Employed Women`s Association) BANK di
India
• BAAC (Bank for Agriculture and Agriculture Cooperatives)
di Thailand
• ROSCAs (Rotating Saving and Credit Association)
Arisan
=
STOP
Any Question??
Download