Tugas Paper Ekonomi Regional – Transportasi dan Kebijakan

advertisement
Tugas Paper Ekonomi Regional – Transportasi dan Kebijakan Ekonomi Wilayah di
Kota Jakarta
Disusun Oleh :
-
PROGRAM STUDI PEMBANGUNAN WILAYAH
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Transportasi telah menjadi tulang punggung bagi kegiatan ekonomi wilayah terutama
di perkotaan. Pengembangan transportasi daerah perkotaan merupakan kebijakan pokok yang
sangat strategis untuk peningkatan kegiatan pembangunan kota. Transportasi juga sering
disebut sebagai kebutuhan turunan dalam konsep dasarnya. Hal ini dikarenakan transportasi
muncul karena adanya berbagai aktivitas sebelumnya yang berkaitan dengan aksesibilitas dan
mobilitas.
Perkembangan pertumbuhan penduduk dan kegiatan ekonomi serta sosial yang sangat
cepat merupakan alasan utama munculnya kebutuhan yang sangat mendesak terhadap
pembangunan sistem angkutan kota yang baik. Sasaran utama adalah untuk dapat
menyediakan fasilitas angkutan untuk melayani pergerakan manusia, barang maupun jasa
dalam rangka menunjang pembangunan ekonomi dan sosial wilayah perkotaan bersangkutan.
Transportasi daerah perkotaan memiliki karakteristik yang berbeda bila dibandingkan
dengan transportasi secara umum. Perbedaan tersebut terletak pada beberapa aspek yaitu
biaya operasional kendaraan, biaya terminal dan kemacetan lalu lintas (traffic congestion).
Ketiga unsur tersebut menyebabkan pengelolaan transportasi perkotaan serta kebijakan
publik yang diperlukan untuk pengembangannya perlu dilakukan secara khusus untuk dapat
melayani kebutuhan warga kota secara keseluruhan akan penyediaan fasilitas jasa angkutan
kota yang aman, lancar dan dengan tarif angkutan yang terjangkau oleh golongan masyarakat
berpendapatan rendah.
Jakarta merupakan salah satu potret perkotaan di Indonesia dengan masalah
kemacetan yang sampai saat ini masih terjadi. Populasi penduduk yang selalu meningkat
setiap tahunnya serta bertambahnya jumlah kendaraan pribadi memicu masalah kemacetan
yang semakin parah. Solusi yang bijak sangat diperlukan agar permasalahan tersebut dapat
teratasi melalui dukungan dan upaya pemerintah, swasta, serta partisipasi dari masyarakat.
1.2. Permasalahan
Masalah transportasi berbeda dengan masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat
yang sedang berkembang, karena transportasi justru akan memburuk seiring dengan
perkembangan ekonomi. Transportasi juga merupakan inti dari model tata ruang perkotaan
yang berbeda yang lebih sesuai dan sebisa mungkin diimplementasikan kepada negara-negara
dunia ketiga.
Setiap harinya Kota Jakarta dipadati oleh kendaraan baik dari dalam maupun dari
daerah disekitarnya. Hal ini dikarenakan pusat kegiatan perekonomian negara dimana segala
aktivitas yang berkaitan dengan pemerintahan dan sektor lainnya dikendalikan dan terpusat di
Kota Jakarta. Adapun seluruh kegiatan yang ada di Kota Jakarta juga didukung oleh daerah
penyangga di sekitarnya seperti Bogor, Depok, Tangerang dan juga Bekasi yang tidak hanya
berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian wilayah tetapi juga ikut menambah jumlah
kendaraan yang masuk di ibukota.
Interaksi perkembangan wilayah dengan sistem transportasi merupakan hubungan
yang tak terpisahkan yang mana pengaruhnya terakumulasi sejalan dengan waktu. Suatu
wilayah dengan segala karakteristiknya menawarkan daya tarik tertentu bagi berlangsungnya
suatu aktivitas, sementara sistem transportasi menyediakan aksesibiltas yang sangat
diperlukan agar aktivitas-aktivitas yang diinginkan bisa dilaksanakan dan berkembang.
Kondisi sistem transportasi yang kurang terkontrol tentu saja akan menimbulkan
masalah seperti kemacetan sekaligus kerugian yang besar terutama pada perekonomian
wilayah menjadi terhambat yang sering terjadi di Kota Jakarta. Jumlah kendaraan pribadi
yang tak terbatas juga turut memicu kemacetan sehingga perlu adanya kebijakan pemerintah
guna mendorong proses pembangunan serta perekonomian agar tepat sasaran dan terarah.
1.3. Pertanyaan Penelitian
Bagaimanakah kebijakan ekonomi wilayah oleh pemerintah terkait transportasi di Kota
Jakarta?
Bagaimana pula peran transportasi dalam menunjang perekonomian suatu wilayah?
BAB II
ISI
2.1. Fakta
Kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan perekonomian negara memiliki
peran penting untuk mengontrol pembangunan secara keseluruhan. Semakin banyak kegiatan
yang menunjang perekonomian di suatu wilayah maka akan mendatangkan keuntungan yang
besar serta dapat meningkatkan interaksi antar wilayah.
Perkembangan ekonomi wilayah tidak terlepas dari adanya peran transportasi di
dalamnya. Arus pergerakan manusia, barang dan jasa membutuhkan transportasi sebagai alat
untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Akan tetapi transportasi juga dapat
menimbulkan permasalahan seiring dengan bertambahnya berbagai jenis kegiatan yang
terdapat di suatu wilayah.
Kemudahan transportasi bagi daerah perkotaan sangat efisien terutama dalam hal
memangkas jarak dan waktu tempuh menjadi lebih dekat untuk bergerak menuju ke suatu
tempat. Akan tetapi pergerakan transportasi yang ada juga memicu berbagai permasalahan
terutama kemacetan yang hingga kini masih dalam upaya untuk penyelesaiannya.
2.2. Data
Kemacetan di Kota Jakarta yang semakin parah telah menjadi bagian dari kehidupan
perkotaan yang dirasakan oleh sebagian besar masyarakatnya. Data Dinas Perhubungan
Provinsi DKI Jakarta berdasarkan hasil studi evaluasi biaya kemacetan lalu lintas tahun 2010
mencatat kerugian yang diakibatkan kemacetan lalu lintas di Kota Jakarta mencapai angka Rp
45,198 triliun.
Kerugian mencakup komponen biaya untuk bahan bakar kemdaraan, operasi
kendaraan, kehilangan nilai waktu, kehilangan potensi ekonomi dan pencemaran udara.
Kerugian terbesar dari kemacetan lalu lintas yang melingkupi Kota Jakarta adalah kehilangan
nilai waktu yang mencapai Rp 14 triliun lebih. Kondisi ini juga tak luput dari perhatian
pemerintah daerah sehingga rencana menghidupkan kembali transportasi massal akan
direncanakan secara matang.
Kepadatan penduduk kerap kali disebut sebagai faktor pemicu adanya kemacetan. Hal
ini lantaran jumlah penduduk di Kota Jakarta menurut data Diskominfo Provinsi DKI Jakarta
berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 mencapai 9,61 juta jiwa. Faktor berikutnya adalah
tingginya keinginan warga Jakarta dan sekitarnya menggunakan kendaraan pribadi, baik roda
dua maupun roda empat.
Hal tersebut dirasa oleh masyarakat karena pelayanan transportasi massal yang ada
masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Kenyamanan, keterjangkauan serta
keselamatan tentunya harus diutamakan untuk moda transportasi massal sehingga minat
masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi menjadi berkurang. Sehingga upaya
pemerintah untuk menanggulangi masalah kemacetan dapat segera teratasi.
2.3. Argumentasi
Permasalahan kemacetan Kota Jakarta yang menimbulkan kerugian setiap harinya
tentu saja berdampak pada sektor perekonomian wilayah. Kerugian akan menjadikan
keuntungan yang didapat kurang maksimal karena kehilangan nilai waktu yang seharusnya
dapat diminimalisir.
Besarnya jumlah kendaraan pribadi yang melintas di Kota Jakarta turut memperparah
kondisi sistem transportasi yang ada. Permasalahan kemacetan lainnya juga dicermikan dari
adanya upaya pemerintah dalam hal proyek pelebaran jalan. Diharapkan proyek tersebut akan
mengurangi tingkat kemacetan di Kota Jakarta. Namun apa daya yang terjadi dengan adanya
jalan yang semakin lebar justru memicu pertumbuhan baru di sekitarnya sehingga kemacetan
kembali terjadi.
Penyelesaian masalah terkait transportasi harus dipertimbangkan untuk jangka
panjang. Hal ini dilakukan mengingat jumlah penduduk yang terus meningkat akan
menyebabkan pula pergerakan transportasi yang ada di suatu wilayah. Untuk itu sistem
transportasi perlu diupayakan guna mendorong perekonomian wilayah agar menjadi lebih
berkembang serta memperkuat interaksi daerah yang bersangkutan.
2.4. Jawaban Pertanyaan Penelitian
Pertumbuhan daerah perkotaan yang sangat kompleks diikuti pula dengan
meningkatnya kegiatan-kegiatan di dalamnya termasuk pergerakan barang dan jasa.
Transportasi juga dapat menunjang perekonomian wilayah sehingga dapat memperkuat
interaksi dengan wilayah di sekitarnya. Permasalahan akan transportasi di perkotaan seperti
Jakarta yang menimbulkan kemacetan membutuhkan strategi dan juga kebijakan jangka
panjang untuk menghadapai tantangan pembangunan mendatang.
Berbagai upaya pemerintah dalam menghadapi permasalahan transportasi telah
dilakukan. Akan tetapi berbagai masalah baru mulai bermunculan tak lama semenjak
pemerintah mengeluarkan program kerjanya guna mengatasi masalah transportasi terutama
kemacetan. Banyak kerugian ekonomi yang harus diterima sebagai dampak adanya
kemacetan di Kota Jakarta. Untuk itu diperlukan adanya kebijakan pemerintah agar masalah
tersebut tidak terus berlanjut.
Kebijakan ekonomi wilayah oleh pemerintah terkait transportasi di Kota Jakarta dapat
dimulai dengan membatasi jumlah pembelian kendaraan pribadi sehingga dapat menekan
banyaknya kendaraan yang melintas di perkotaan. Seperti halnya kebijakan yang mulai
diterapkan di Kota Denpasar oleh pemerintah daerah setempat yang menghentikan seluruh
pembelian kendaraan pribadi. Kebijakan tersebut dilakukan karena tingkat jumlah kendaraan
yang melampaui batas dan dikhawatirkan untuk ke depannya Kota Denpasar akan menjadi
padat oleh kendaraan sehingga kegiatan perekonomian terutama di sektor pariwisata menjadi
terhambat.
Penerapan kebijakan pemerintah lainnya adalah dalam hal meningkatkan fasilitas
pelayanan transportasi massal. Belakangan ini Pemerintah Kota Jakarta mendapati adanya
moda transportasi angkutan kota yang kondisinya sudah tidak layak beroperasi namun masih
tetap digunakan. Hal ini tentu saja dapat mengurangi minat masyarakat untuk menggunakan
transportasi massal karena alasan kenyamanan dan keamanan. Dengan adanya perhatian
pemerintah terhadap kebijakan transportasi massal melalui berbagai pertimbangan maka
setidaknya dapat mengurangi penggunaan jumlah kendaraan pribadi oleh masyarakat
sehingga perekonomian wilayah dapat meningkat.
Dalam kajian transportasi dikenal dengan adanya istilah bangkitan yang dapat
didefinisikan sebagai sumber yang menyebabkan adanya pergerakan atau aktivitas. Berbagai
perusahaan besar dan pusat kegiatan ekonomi di Kota Jakarta dapat dikatakan sebagai
bangkitan karena pergerakan transportasi mengarah pada lokasi tersebut. Perhatian
pemerintah juga harus mempertimbangkan bangkitan-bangkitan yang ada di Kota Jakarta
karena dari pergerakan yang ada tentu saja akan meningkatkan transportasi. Apabila tidak
dikendalikan maka akan berdampak pada kemacetan pada pusat bangkitan sebagai salah satu
sumber pendapatan ekonomi wilayah.
Tantangan transportasi untuk ke depan adalah bagaimana dengan infrastruktur jalan
yang telah tersedia agar dapat terus digunakan dengan mengakomodir penggunanya yang dari
waktu ke waktu terus bertambah. Kebijakan pemerintah dalam hal ini tentu saja yang dapat
untuk mendukung pembangunan melalui perekonomian wilayahnya agar terus berkembang
guna kesejahteraan masyarakat.
Secara keseluruhan peran transportasi sangat penting dalam menggerakkan roda
perekonomian di suatu wilayah. Peran transportasi bukan hanya sebatas kemampuannya
untuk memindahkan manusia, barang serta jasa dari satu tempat ke tempat lain. Akan tetapi
transportasi dapat membuka keterisolasian wilayah. Dengan adanya jalur transportasi pada
wilayah yang sebelumnya terisolasi maka akan memberikan kesempatan wilayah tersebut
untuk berkembang dengan potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan
interaksi dengan wilayah di sekitarnya.
Kemudahan transportasi juga memberikan keuntungan berbagai wilayah dalam
memuhi kebutuhannya. Karena ketersediaan sumber daya di suatu wilayah belum tentu
tersedia pula di wilayah lainnya maka akan memunculkan interaksi untuk melengkapi
kebutuhan wilayah yang tidak tersedia tadi. Kondisi tersebut dapat meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi sehingga wilayah akan berkembang secara cepat.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Permasalahan kemacetan di perkotaan seperti halnya yang terjadi di Kota Jakarta
menjadi tantangan dalam pembangunan wilayah untuk waktu ke depan. Berbagai kerugian
dalam jumlah besar terjadi akibat adanya fenomena kemacetan tersebut yang dapat
menghambat kegiatan ekonomi wilayah Kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan sekaligus
penggerak perekonomian nasional. Untuk itu diperlukan peran kebijakan pemerintah dalam
mengatasi permasalahan kemacetan agar segala kegiatan perekonomian yang didukung
dengan transportasi dapat berjalan secara maksimal. Sistem transportasi perkotaan yang
terkoordinasi dengan baik tentu saja dapat meningkatkan perkembangan ekonomi wilayah
agar menjadi lebih cepat. Pemilihan moda transportasi, waktu dan jarak tidak selalu sama.
Semakin jauh jarak yang ditempuh maka semakin tinggi waktu yang dibutuhkan. Dengan
begitu strategi pemilihan moda transportasi yang tepat akan menjadikan kegiatan
perekonomian wilayah menjadi efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Pardo,
Carlos.
2006.
Meningkatkan
Berkelanjutan. Jakarta : GTZ.
Kesadaran
Masyarakat
Akan
Transportasi
Penalosa, Enrique. 2005. Peran Transportasi Dalam Kebijakan Perkembangan Perkotaan.
Jakarta : GTZ.
Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sjafruddin, Ade. 2010. Pembangunan Infrastruktur Transportasi Untuk Menunjang
Pembangunan Berkelanjutan. Bandung : Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB.
Download