HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2016 Ni Kadek Vina Ayurati Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Email : [email protected] ABSTRAK Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab kanker payudara terjadi, salah satu faktor kemungkinan yaitu pemberian ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI dengan kejadian kanker payudara di RSUD Kota Semarang Tahun 2016. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah Observasional Analitik Case Control dengan menggunakan pendekatan retrospective, data diambil dari data rekam medis RSUD Kota Semarang. Kasus adalah ibu yang mengalami kanker payudara. Kontrol adalah ibu yang tidak mengalami kanker payudara. Pada penelitian ini terdiri dari 23 orang kasus dan 23orang control yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan kasus yang tidak memberikan ASI dengan baik sebagian besar 6 orang (26,1%) menderita kanker payudara, dan hanya 4 orang (21,7%) yang tidak menderita kanker payudara. Sedangkan pada ibu yang memberikan ASI dengan baik lebih sedikit menggalami kanker payudara yaitu 17 orang (73,9%) dibandingkan kelompok kontrol sebanyak 19 orang (82,6%). Tidak ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI dengan kanker payudara dengan dengan p-value 0,721 < α 0,05 dan OR = 1,676 (95% CI=1,304 - 4,935), sehingga OR > 1, sedangkan nilai confidence interval berada dalam rentang 0,403 – 6,966 , yang berarti pemberian ASI bukan merupakan faktor risiko kejadian kanker payudara. Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut disarankan para ibu untuk tetap meningkatkan pemberian ASI dengan baik. Kata Kunci : Pemberian ASI, Kanker Payudara Kepustakaan : (2007-2015) Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Semarang Tahun 2016 Page 1 ABSTRACT Cancer is one of the leading causes of death worldwide. Breast cancer is the main cause of cancer deaths annually. Until now, the causes of breast cancer it not yet known exactly, one possible factor is breastfeeding. The purpose of this study is to find the correlation between breastfeeding and breast cancer at RSUD Semarang in 2016. Design of this study was observational analytical case control with retrospective approach. The data were collected by medical records of RSUD Semarang City. Case group was women who have breast cancer. Control group was women who have not breast cancer. The samples in this study consisted of 23 cases and 23 controls were obtained with a purposive sampling technique . The data analysis used Chi Square test. The results of this study indicate that in the case group who not breastfeed properly, 6 respondents (26.1%) have breast cancer, and 4 respondents (21.7%) who have not breast cancer. While on mothers who breastfeeding properly, less suffered from breast cancer as many as 17 respondents (73.9%) compared to the control group as many as 19 respondents (82.6%). There is no significant correlation between breastfeeding and breast cancer with the p-value of 0.721 < α 0.05 and OR = 1.676 (95% CI = 1.304-4.935), so the OR > 1, while the value of the confidence interval is within the range of 0.403-6.966, which means that breastfeeding is not a risk factor of breast cancer. Based on the results of this study, the mothers are advised to keep improving breastfeeding properly. Keywords : Breastfeeding, Breast cancer Bibliographies : (2007-2015) PENDAHULUAN Kanker payudara ( Carsinoma Mammae ) adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal yang sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan. Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan dan difrensiasi sel sehingga sel tumbuh dan berkembang biak tanpa bisa dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi melalui kelenjar getah bening sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ tubuh lain seperti hati, otak dan paru-paru (Olfa, 2013). Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang juga menjadi penyebab kamatian terbesar kaum wanita di dunia, termasuk di Indonesia (Mulyani, 2013). Saat ini penderita kanker payudara dari hari – ke hari mengalami peningkatan. Kanker payudara merupakan pembunuh nomor satu di dunia, juga di Indonesia, dari segala jenis kanker. Masalah saat ini adalah lebih dari 50 % penderita kanker payudara datang ke rumah sakit sudah dalam stadium lanjut dan mengakibat pengobatan yang diberikan menjadi lebih kompleks dan mahal ( Olfah, 2013).Globocan yang merupakan salah satu proyek dari Internasional Agensy for Reasearch on Cancer (IARC) yang juga melaporkan pada tahun 2012, bahwa kanker payudara adalah kanker dengan prentasi kasus baru tertinggi (43,3%) dan presentasi kematian tertinggi (12,9%) pada prempuan di dunia. Memberikan ASI (air susu ibu)/menyusui dapat mencegah kanker payudara karena menyusui menekan siklus menstruasi dan menyusui dapat membantu menghilangkan racun pada payudara. Ada beberapa teori yang menunjukan adanya hubungan antara menyusui dengan kejadian kanker payudara yaitu wanita memiliki hormon seks estrogen yang memengaruhi organ seksual wanita termasuk payudara, estrogen adalah bahan utama pembentuk kanker payudara. Terjadi perubahan hormon selama proses menyusui yang akan menyebabkan siklus mentruasi menjadi lebih sedikit dan paparan estrogen berkurang. Memberikan ASI (air susu ibu)/Menyusui dapat menyebabkan perubahan pada sel payudara yang membuat mereka lebih tahan terhadap mutasi sel terkait kanker ( Astutik, 2014). Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Semarang Tahun 2016 Page 2 Pada saat menyusui hormon estrogen mengalami penurunan. Sementara tanpa aktivitas menyusui, kadar hormone estrogen tetap tinggi dan hal inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan antara hormone estrogen dan progesterone (Maryunani, 2012). Tujuan Umum ; Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI dengan kejadian kanker payudara di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Semarang tahun 2016”. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi gambaran kejadian kanker payudara di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Semarang tahun 2016”. b. Mengidentifikasi gambaran kejadian pemberian ASI di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Semarang tahun 2016”. c. Menganalisa hubungan antara pemberian ASI dengan kejadian kanker payudara di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Semarang tahun 2016”. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Non Eksperimen dengan desain penelitian Observasional Analitik Case Control atau kasus kontrol adalah suatu penelitian yang mempelajari faktor risiko dengan menggunakan pendekatan retrospektif, artinya penelitian dimulai dengan menidentifikasi kelompok yang terkena penyakit atau efek tertentu (kasus) dan kelompok tanpa efek (kontrol), kemudian kontrol mengidentifikasi faktor risiko terjadinya pada waktu yang lalu, sehingga dapat menerangkan mengapa kasus efek, sedangkan kontrol tidak terkena efek (Riyanto, 2010). B. Lokasi penelitian Penelitian ini sudah dilakukan pada 28 Juli – 8 Agustus 2016 di RSUD Kota Semarang. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Saryono, 2010). Populasi kasus dalam penelitian ini adalah semua wanita pasien kanker payudara yang dirawat inap di RSUD Kota Semarang yang tercatat dalam Rekam Medik RSUD Kota Semarang sebanyak 173 orang. Populasi kontrol dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat inap yang tidak mengalami kanker payudara di RSUD Kota Semarang yang memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan pada rekam medik. Serta yang bertempat tinggal diwilayah Kota Semarang. 2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011).Berdasarkan perhitungan besar sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa besar sampel minimal adalah 23 orang kasus dan 23 orang control. Selanjutnya, dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel yaitu dengan purposive sampling yang digunakan untuk memperoleh sampel kasus maupun control. Maka peneliti memperoleh sampel kasus dan kontrol berjumlah 46 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta memenuhi jumlah sampel minimal yang dibutuhkan. Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Semarang Tahun 2016 Page 3 HASIL PENELITIAN A. Analisis Univariat Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian ASI di RSUD Kota Semarang tahun 2016 Kejadian Kanker Payudara Kasus Pemberian ASI f 6 Tidak MemberikanASI dengan baik Memberikan ASI dengan baik Kontrol f 4 % 26,1 % 17,4 17 73,9 19 82,6 Jumlah 23 100,0 23 100,0 Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa dari 23 orang yang mengalami kanker payudara sebagian besar memberikan ASI dengan baik yaitu 73,9% (17 orang) sedangkan yang tidak memberikan ASI dengan baik sebanyak 26,1% (6 orang). Dapat diketahui pula bahwa dari 23 orang yang tidak mengalami kanker payudara sebagian besar memberikan ASI dengan baik yaitu 82,6% (19 orang) sedangkan yang tidak memberikan ASI dengan baik sebanyak 17,4% (4 orang). B. Analisis Bivariat Analisis bivariat pada bagian ini menyajikan hasil analisis hubungan Pemberian ASI dengan kejadian kanker payudara di RSUD Kota Semarang tahun 2016. Tabel 4.2 Hubungan pemberian ASI dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Semarang tahun 2016 Kejadian Kanker Payudara Kasus Pemberian ASI Tidak Memberikan ASI dengan baik pvalue Kontrol OR f % f % (95% CI) 6 26,1 4 17,4 1,676 0,721 Memberikan ASI dengan baik Jumlah 17 73,9 19 82,6 23 100,0 23 100,0 (0,403 – 6,966) Pada tabel 4.3, Di ketahui bahwa proporsi kasus yang tidak memberikan ASI dengan baik 26,1% (6 orang) lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol 17,4% (4 orang). Dan proporsi kasus yang memberikan ASI dengan baik 73,9% (17 orang) lebih rendah dibandingkan kontrol 82,6% (19 orang). Hasil analisis menggunakan SPSS dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p-value = 0,721 sehingga p-value > 0,05 hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian ASI dengan kejadian kanker payudara di RSUD Kota Semarang Tahun 2016. Nilai OR (Odd Ratio) yaitu 1,676 CI 95% = 0,403 – 6,966 sehingga OR > 1, sedangkan nilai confidence interval berada dalam rentang 0,403 – 6,966 , dimana rentangnya berada pada angka 0 sampai melewati angka 1 yang berarti pemberian ASI bukan merupakan faktor risiko kejadian kanker payudara. Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Semarang Tahun 2016 Page 4 PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Kanker Payudara Kanker payudara adalah suatu penyakit yang disebabkan karena adanya pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari mutasi atau perubahan yang tidak normal pada gen yang bertanggung jawab menjaga pertumbuhan sel dan menjaganya tetap normal (Kumalasari, 2012). Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel sehingga sel tumbuh dan berkembang biak tampa bisa dikendalikan. Kanker payudara memperlihatkan prliferasi keganasan sel epitel yang menbatasi duktus atau lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat hiperplasia sel dangan perkembangan sel-sel yang atipikal. Sel-sel kemudian berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa yang cukup besar untuk dapat di palpasi (kira-kira berdiameter 1 cm). Berdasarkan penelitian ini, wanita pada usia 29-58 tahun yang mengalami kanker payudara. Hal ini disebabkan karena risiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. 2. Pemberian ASI Pemberian ASI atau menyusui dilakukan selama 0-6 bulan dengan memberikan ASI pada bayi menggunakan kedua payudara ibu serta dalam memberikan ASI pada bayi kapan pun bayi inginkan tanpa memberikan jadwal dan dalam pemberian ASI ibu tidak mengalami masalah seperti infeksi pada payudara (Mastitis).Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Kota Semarang dari 46 jumlah sampel yang digunakan. Sebagian besar responden memberikan ASI dengan baik sejumlah 78,3 % ,sedangkan 21, 7 % tidak memberikan ASI dengan baik. Dari jumlah sampel sebanyak 46 orang yang memberikan ASI selama 0 – 6 bulan yaitu 71,7 % sedangkan yang tidak memberikan ASI selama 0 – 6 bulan sebanyak 28,3 %, alasan dari ibu yang tidak memberikan ASI selama 0 – 6 bulan adalah ibu yang baru memiliki anak pertama, ibu sudah mulai bekerja, ibu dalam keadaan sakit dan ibu mengatakan bahwa ASI nya kurang.Pemberian ASI yang baik yaitu ibu memberikan ASI tanpa menjadwalkan waktu pemberian ASI pada bayinya, dalam penelitian ini sebanyak 63 % memberikan ASI tanpa menjadwalkan atau memberikan ASI kapanpun bayi membutuhkan. Untuk ibu yang menjadwalkan pemberian ASI sebanyak 27 %, hal ini terjadi karena ibu beranggapan bahwa ASI diberikan setiap 2 jam sekali serta tidak ingin menggangu saat bayinya sedang tertidur pulas. Memberikan ASI yang baik yaitu dengan memberikan ASI menggunakan kedua payudara ibu dilakukan secara bergantian. Dari jumlah sampel 46 orang sebanyak 87% memberikan ASI dengan menggunakan kedua payudara ibu sedangkan sebanyak 13% ibu tidak memberikan ASI dengan menggunakan kedua payudara alasan ibu karena puting susu terbenam dan puting susu lecet. Memberikan ASI yang baik dimana ibu tidak menggalami masalah payudara bengkak disertai kemerahan, nyeri tekan serta demam (Infeksi Payudara/Mastitis). Ibu yang tidak menggalami infeksi payudara sebanyak 58,7% dan ibu yang mengalami infeksi payudara yaitu 41,3%. B. Analisis Bivariat Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Kota Semarang menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memberikan ASI dengan baik yaitu 78,3% (36 orang). Hai ini dikarenakan pengetahuan ibu akan pemberian ASI pada bayi mereka cukup baik serta sebagian besar wilayah tempat tinggal ibu di daerah perkotaan sehingga ibu mudah untuk memperoleh informasi mengenai pemberian ASI. Berdasarkan uji statistik Chi Square menunjukan p-value 0,721 lebih besar dari α (0,05) sehingga didapatkan kesimpulan tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Semarang Tahun 2016 Page 5 dengan kejadian kanker payudara di RSUD Kota Semarang tahun 2016. Dari penelitian ini juga diperoleh hasil OR sebesar 1,676 ( 95% CI 0,403- 6,966 ), hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa OR > 1 = 1,676. Besar interval kepercayaan batas bawah 0,403 dan batsa atas 6,966 dengan tingkat kepercayaan 95% melewati angka 1, berarti pemberian ASI bukan merupakan faktor risiko kejadian kanker payudara. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Emy Rianti (2012) di RS. Kanker Dharmais Jakarta dengan desain penelitian adalah case control study dan jumlah sampel yaitu 98 kasus dan 98 kontrol. Terkait faktor yang berhubungan dengan risiko kanker payudara wanita menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan riwayat menyusui atau pemberian ASI (air susu ibu) dengan kejadian kanker payudara. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Cici Priyanti (2013) di RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan desain penelitian yang digunakan adalah Case control study dan jumlah sampel yaitu 38 kasus dan 38 kontrol. Terkait faktor kanker payudara wanita, menyimpulkan bahwa riwayat menyusui berisiko (tidak menyusui) meningkatkan risiko kanker payudara. Wanita yang tidak pernah menyusui akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker payudara dibandingkan wanita yang pernah menyusui. Dalam literatur disebutkan bahwa hubungan pemberian ASI dengan kejadian kanker payudara dapat dijelaskan pada saat menyusui hormon estrogen mengalami penurunan. Sementara tanpa aktivitas menyusui, kadar hormone estrogen tetap tinggi dan hal inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan antara hormone estrogen dan progesterone (Maryunani, 2012). Banyak faktor lain yang mempengaruhi terjadinya kanker payudara diantaranya adalah wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) pada usia kurang dari 12 tahun wanita akan memiliki peningkatan risiko kanker payudara. Karena semakin cepat seorang wanita mengalami pubertas maka makin panjang pula jaringan payudaranya terkena oleh unsurunsur berbahaya yang menyebabkan kanker seperti estrogen (Mulyani, 2013). KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang terdapat 173 orang penderita kanker payudara. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebanyak 23 orang kasus dan 23 orang kontrol. 2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Kota Semarang dengan 46 sampel. Dari 23 sampel kasus sebagian besar memberikan ASI dengan baik yaitu 73,9 % (17 orang), sedangkan yang tidak memberikan ASI dengan baik 26,1 % (6 orang). Untuk 23 sampel kontrol sebagian besar memberikan ASI dengan baik yaitu 82,6 % (19 orang) sedangkan yang tidak memberikan ASI dengan baik sebanyak 17,4 % (4 orang). 3. Tidak ada hubungan antara pemberian ASI dengan kejadian kanker payudara di RSUD Kota Semarang tahun 2016 dengan p-value 0,721 lebih besar dari α (0,05). Sedangkan hasil OR sebesar 1,676 (95% CI 0,403- 6,966 ), sehingga pemberian ASI bukan merupakan faktor risiko kejadian kanker payudara. Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Semarang Tahun 2016 Page 6 DAFTAR PUSTAKA Anggorowati, Lindra. 2013. Faktor Resiko Kanker Payudara Wanita di RSUD Kudus. Junal Kesehatan Masyarakat. 8 (2):121-126. Anothaisintawee, T., et.al. 2013. Risk Factors of Breast Cancer: A Systematic Review and Meta-Analysis. Asia Pac J Public Health, 23(2). Astutik, Reni Yuli. 2014. Payudara dan laktasi. Jakarta. Nuha Medika. Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta. Dahlan, M. Sopiyudin. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam. Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014. Dinkes Provinsi Jawa Tengah. Emy Rianti, Tirtawati & Novita. 2012. Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Resiko Kanker Payudara Wanita. Jurnal Health Quality vol.3 No. 1. Gary, Kenneth, dkk . 2012. Obstetrik Williams Edisi 23. Jakarta : EGC. Hidayata, A Aziz Alimut. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisi Data. Jakarta: Salemba Medika. Kementerian Kesehatan RI. 2015. InfoDATIN: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Data dan Informasi Kesehatan: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. Kumalasari, Intan & Andhayanto, Iwan. 2012. Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan Dan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Maryunani, Anik. 2012. Inisiasi Menyusu Dini, ASI esklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: CV. Trans Info Media. Mulyani, Nina Siti dan Nuryani. 2013. Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika. Nanny, Sunarsih. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugrogo, Taufan. 2011. ASI dan Tumor Payudara . Yogyakarta : Nuha Medika. Olfah, Mendri & Badi’ah. 2013. Kanker Payudara dan Sadari. Yogyakarta. Nuha Medika. Price, Anderson Sylvia. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Poses-Proses Penyakit Edisi 6 Vol 2. Jakarta: EGC. Priyatin, Ulfiana & Sumarnni. 2013. Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Kanker Payudara Di RSUD DR. Kariadi Semarang. Jurnal Kebidanan. Kebidanan Poltekes Semarang. Provwrawati, Rahmawati. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika. Ratna Ambarawati, Wulandari Diah. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika. Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Roesli, Utami. 2013. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya. Romauli, Vindari. 2009. Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Saryono, Setiwan Ari. 2008. Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Saryono, Pramitasari. 2008. Perawatan Payudara. Yogyakarta : Mitra Cindekia Press. Sastroasmoro, Sudigyo. 2011. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto. Simkin, Penny, dkk . 2007. Kehamilan, Melahirkan dan Bayi. Jakarta: Arcan. Trisnadewi, Sutarga & Dyah. 2012. Faktor Risiko kanker payudara di RSUP Sangla Denpasar . Universitas Udayana. Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Semarang Tahun 2016 Page 7 Verney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol 2. Jakarta: EGC. William. 2013. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC. Yohana, Yovita & Yessika. 2011. Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : Garda Media. Yuliarti, Nurheti. 2010. Makanan Terbaik Untuk Kesehatan, Kecerdasan, dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : CV. Andi Offset. Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Semarang Tahun 2016 Page 8