Enjoy Jakarta, Enjoy Art

advertisement
Keindahan Taman Marqueyssac di
Perancis
by Benedictus Budi on Dec 2, 2012 • 12:50
Sebuah taman yang terletak diantara perbukitan Perigord, Perancis akan menyuguhkan
pemandangan yang luar biasa. Taman Marqueyssac adalah salah satu keindahan kota kecil
Vesaz, Dordogne, Perancis. Taman ini dibangun pada tahun 1861 oleh Julien De Cerval,
yang memberikan hidupnya selama 30 tahun untuk membangun taman Marquessac.
Tanaman jenis Boxwood dipilih sebagai tanaman utama karena tanaman ini dapat tumbuh
lebat, memiliki tekstur yang kuat dan memiliki warna hijau bercahaya.
Berjalan di taman ini dapat dijumpai bentuk-bentuk tanaman yang eksentrik. Bentuk-bentuk
tanaman di taman ini dibuat oleh De Cerval dengan maksud tertentu. De Cerval ingin para
pengunjung yang datang ke taman ini larut dalam suasana romantis dimana mereka juga akan
menikmati keunikan bentuk-bentuk tanaman di tempat ini.
Pada abad ke 20 pemilik selanjutnya dari taman ini tidak merawat peninggalan De Cerval,
sehingga taman mengalami kerusakan. Baru pada tahun 1996, pemilik baru taman
Marquessac, Kleber Rossilon, membangun kembali taman ini sesuai dengan konsep aslinya
dan menambahkan beberapa fasilitas baru dengan nuansa romantis khas abad 19. Taman
Marquessac dibuka untuk umum pada tahun 1996. Kementrian Kebudayaan Perancis telah
memasukkan taman ini sebagai salah satu peninggalan bersejarah Perancis.
Photographs By The Gardens Of Marqueyssac
Enjoy Jakarta, Enjoy Art
by Benedictus Budi on Dec 4, 2012 • 22:57
Jakarta selalu menjadi daya tarik dan sebuah kota penuh harapan bagi warga Jakarta dan bagi
masyarakat Indonesia. Dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta jiwa, kota Jakarta telah
menjadi salah satu kota tersibuk di dunia. Berbagai kehidupan dapat dijumpai di kota dengan
slogan Jaya Raya ini. Sebagai Ibu Kota Indonesia, Jakarta memiliki peranan penting di
bidang ekonomi, budaya dan politik.
Di tengah-tengah gedung-gedung pencakar langit dan kesibukan kota Jakarta, munculah
pusat-pusat kesenian dan budaya yang mampu memberikan kesegaran bagi jiwa-jiwa yang
setiap hari bergulat dengan pekerjaan dan masalah urbanisasi. Pusat-pusat kesenian dan
budaya di Jakarta telah memberikan warna yang unik dan ciri khas bagi Ibu Kota yang kini
berusia 485 tahun. Melalui kegiatan berkesenian, para pelaku seni memiliki harapan untuk
menjadikan Jakarta menjadi tempat yang lebih baik dan salah satu tujuan wisata kelas dunia.
Dari berbagai pusat kesenian di Jakarta, dalam artikel ini saya menulis beberapa tempat yang
menjadi ruang berkesenian dan wajib untuk dikunjungi di Jakarta. Enjoy Jakarta!
1. Ciputra Artpreneur Center
Photograph Via Ciputra Artpreneur Center on Facebook
Terletak di tengah-tengah keramaian kota Jakarta, Ciputra Artpreneur Center bagaikan
sebuah “oase” bagi para pecinta seni di tengah kota Jakarta. Berada di kawasan Ciputra
World, salah satu tempat tersibuk di Jakarta dimana aktivitas bisnis, pemukiman dan
perbelanjaan hidup saling berdampingan.
Ciputra Artpreneur Center memiliki desain arsitektur bangunan yang mampu menarik
perhatian dibanding bangunan lainnya di kawasan Ciputra World. Memiliki luas kurang lebih
6.000 meter persegi dan merupakan salah satu ruang seni terbesar di Jakarta. Pertama kali
memasuki area Ciputra Artpreneur Center ini, pengunjung akan disuguhi pemandangan
megah, sebuah bangunan bergaya modern yang memiliki bentuk seperti kubus dengan
dinding-dinding yang terbuat dari kaca. Ciputra Artpreneur Center dibuka pertama kali pada
tahun 2010, dan memulai debut pertamanya dengan pameran seni yang menampilan 82 karya
seni kontemporer.
Ciputra Artpreneur Center adalah sebuah tempat yang di dedikasikan untuk kegiatan seni
kepada publik. Terdiri atas sebuah galeri dimana terdapat koleksi benda-benda seni Ciputra,
ruang pameran, sebuah teater dan ruangan diskusi serta fasilitas pendukung lainnya.
2. Aula Simfonia Jakarta
Photograph via Aula Simfonia Jakarta on Facebook
Salah satu tempat terbaik di Jakarta dan bahkan di Asia untuk menikmati konser musik klasik
adalah Aula Simfonia Jakarta (ASJ). Gedung konser ASJ berada di daerah Kemayoran,
Jakarta Pusat. Sebelum ASJ dibangun, konser musik klasik biasa diselenggarakan di Gedung
Kesenian Jakarta.
ASJ memiliki kapasitas sebanyak 1.400 penonton dengan format kursi mengelilingi
panggung, sehingga penonton dapat melihat dengan jelas para musisi yang sedang melakukan
aksi terbaiknya dari sudut manapun. Bangunan indah ini didesain Dr Stephen Tong dengan
teknik arsitektur tinggi namun memiliki nilai artistik yang kuat.
Berbagai genre musik telah ditampilkan di ASJ, diantaranya adalah musik klasik, musik
choral, hingga musik tradisional China. Musisi yang bermain di tempat ini tidak hanya datang
dari Indonesia, berbagai musisi kelas dunia pernah bermain di gedung konser ASJ.
Salah satu keunikan yang dimiliki ASJ adalah pipe organ atau organ pipa. Organ pipa adalah
salah satu instrumen musik tertua dengan suara terindah di dunia. Organ pipa yang dimiliki
ASJ adalah berasal Cassavant Frères, Kanada yang dibuat pada tahun 1962, memiliki 3.217
pipa dengan berat total lebih dari 10 ton. Sebagian dari pipa-pipa organ digunakan sebagai
hiasan utama dinding di belakang pentas music hall. Indonesia dan Jakarta khususnya sangat
beruntung karena memiliki sebuah gedung konser kelas dunia. Musisi terbaik dari dalam
negeri maupun dunia pernah tampil memainkan musik yang berkualitas di sini.
3. Komunitas Salihara
Photograph via Komunitas Salihara on Facebook
Bagi para pecinta seni nama Komunitas Salihara mungkin sudah tidak asing lagi. Di tempat
ini kita dapat melihat perkembangan seni di Jakarta. Berbagai pagelaran seni dan festival
yang diselenggarakan, menjadi sebuah obat kerinduan akan kecintaan terhadap karya seni.
Komunitas Salihara sendiri merupakan sebuah wadah budaya yang telah berkiprah sejak 8
Agustus 2008 dan pusat kesenian multidisiplin swasta pertama di Indonesia. Berlokasi di
Jalan Salihara, Pasar Minggu, kompleks Salihara yang berada di atas tanah seluas 3.800
meter persegi ini digagas oleh sejumlah sastrawan, seniman, jurnalis dan pecinta seni.
Komunitas Salihara telah menyelenggarakan berbagai acara seni, pemikiran dari dalam dan
luar negeri berkelas dunia.
Suasana tempat di kompleks Salihara sangat nyaman dan dapat membuat betah bagi kamu
yang berkunjung ke tempat ini. Kompleks Salihara memiliki gedung yang dirancang dengan
konstruksi bangunan unik, asri dan dilengkapi berbagai fasilitas, seperti perpustakaan, cafe,
toko buku, ruang teater dan ruang diskusi. Sambil minum kopi, berdiskusi, membaca buku,
online atau sekedar ngobrol terasa sangat nyaman di tempat ini.
Yang membuat saya kagum terhadap komunitas Salihara adalah acara-acara yang
diselenggarakan. Mulai dari pentas tari dan teater, konser musik, pembacaan dan diskusi
sastra, pemutaran film dan pameran seni rupa. Acara diskusi dan kuliah umum di tempat ini
pun sangat berkualitas dan menarik untuk diikuti. Di tempat ini kita dapat menambah
wawasan dari pemikiran tokoh-tokoh dari berbagai bidang baik tokoh dari dalam maupun
luar negeri. Disamping program seni, diskusi dan pemikiran yang berlangsung secara rutin,
saat ini Komunitas Salihara punya acara besar yang diselenggarakan setiap dua tahun, yaitu
Festival Salihara. Festival ini merupakan puncak dari seni pertunjukan. Berbagai kreasi kelas
dunia seniman Indonesia serta sejumlah pentas perdana karya seniman internasional papan
atas ditampilkan pada festival Salihara.
Mengunjungi Komunitas Salihara adalah pengalaman menarik, unik, dan memiliki kesan
tersendiri yang tidak terlupakan.
4. At America
Photograph via At America on Facebook
At America adalah salah satu tempat menarik di Jakarta yang wajib untuk dikunjungi. Di
tempat ini kita dapat belajar dan menjelajahi budaya Amerika serta mengungkapkan
pemikiran dan gagasan tentang Amerika. Kota Jakarta merupakan kota pertama di dunia
dimana terdapat sebuah lembaga kebudayaan Amerika berdiri secara mandiri.
At America sendiri terletak di mal Pacific Place, memasuki ruangan ini kita akan menjumpai
interior ruangan yang unik. Koridor ini dihiasi dengan gambar-gambar ikon Amerika dan
pemandangan tempat-tempat wisata terkenal di Amerika.
Di At America kita dapat mempelajari lebih jauh tentang budaya terutama budaya Amerika di
era digital. Berbagai acara juga diselenggarakan di tempat ini, seperti diskusi, pertunjukan
budaya, debat, berbagai lomba dan pameran seni. Melihat pertunjukan musik di panggung At
America merupakan pengalaman menarik dengan para pengisi acara yang sangat interaktif
dan dekat dengan para penonton.
Pertunjukan musik dengan lagu-lagu populer diselenggarakan di tempat ini pada setiap akhir
pekan. Menikmati musik jazz dan klasik dengan suasana Amerika dapat menjadi salah satu
pengalaman unik di Jakarta.
5. Teater Jakarta
Photograph via Indonesia Travel
Taman Ismail Marzuki (TIM) adalah salah satu ikon pariwisata di Jakarta. Berada di Jakarta
belum lengkap jika belum mengunjungi TIM. Di kawasan TIM juga terletak Institut Kesenian
Jakarta, Planetarium Jakarta, dan juga memiliki enam teater modern, galeri dan ruangan
pameran. Nama tempat ini berasal dari nama pencipta lagu terkenal Indonesia, Ismail
Marzuki. Berbagai pentas seni baik tradisional dan kontemporer digelar di TIM baik dari
dalam maupun luar negeri.
Salah satu daya tarik kompleks TIM adalah sebuah bangunan dengan desain unik yang
tertutup kaca berwarna hijau yang dikenal dengan nama Teater Jakarta. Gedung Teater
Jakarta dirancang oleh rumah arsitektur ternama Atelier 6, yang terinspirasi oleh rumahrumah tradisional di Indonesia. Secara resmi Teater Jakarta mulai beroperasi pada bulan
Oktober 2010. Keberadaan Teater Jakarta memiliki peran yang penting untuk menghidupkan
kembali seni teater musikal di Jakarta.
Teater Jakarta merupakan teater dengan kapasitas penonton terbesar di Jakarta dengan jumlah
kursi sekitar 1.240, atau sebesar tiga kali kapasitas Gedung Kesenian Jakarta dan
mengalahkan jumlah kapasitas Bentara Budaya Jakarta yang saat ini memiliki 800 kursi
penonton.
Selain sebagai Ibukota dan pusat bisnis di Indonesia, Jakarta adalah salah satu kota paling
dinamis, majemuk dan berbagai keunikan dapat dijumpai di kota ini. Sebagai penikmat seni,
Jakarta adalah salah satu kota terbaik di Indonesia bahkan di Asia yang wajib untuk
dikunjungi yang akan memberikan pengalaman tidak terlupakan.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih:
Rumah Bagi Ikan Hiu Paus
by Benedictus Budi on Oct 15, 2012 • 09:02
Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC) adalah taman nasional dengan perairan terluas
di Indonesia. Di kawasan ini berdiam kekayaan biota laut yang sangat mengagumkan. TNTC
telah menjadi perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika di
Papua.
Teluk Cendrawasih menjadi surga bagi banyak tumbuhan dan hewan baik di darat dan di
bawah laut. Salah satu hal yang paling dinantikan di Teluk Cendrawasih adalah perjumpaan
dan interaksi dengan raksasa bawah laut, yaitu hiu paus yang ramah. Bagaimana pun,
perjumpaan dengan ikan hiu paus menjadi impian para penyelam. Penyingkapan hiu paus di
Teluk Cendrawasih merupakan sebuah penemuan besar dalam dekade ini.
Photo Source
Taman Nasional Teluk Cendrawasih adalah sebuah teluk yang dikelilingi beberapa pulau, di
antaranya adalah Pulau Biak, Pulau Yapen, dan daratan utama Pulau Papua. Terletak di dua
kabupaten, yaitu Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Nabire,
Provinsi Papua. Teluk Cendrawasih berada di tepi Samudera Pasifik dan merupakan daerah
lempengan benua sehingga menjadikan sangat kaya flora dan fauna. Taman nasional ini
mempunyai 14 jenis flora yang dilindungi dan sebagian besar didominasi jenis pohon
kasuarina.
Photo Source
Bukan hanya Raja Ampat saja yang memiliki pemandangan dan biota laut yang
menakjubkan, Teluk Cenderawasih juga memiliki pemandangan yang lebih beragam dengan
daya pikat utamanya melihat langsung hiu paus. Kawasan ini meliputi 18 pulau dengan
panjang garis pantai sekira 500 kilometer. Seluruh kawasan cagar lautnya menjadi habitat
berbagai jenis burung dan satwa laut, seperti remis raksasa, kura-kura, hiu, penyu, lumbalumba, dan dugong.
Photo Source
Taman Nasional Teluk Cendrawasih diresmikan tahun 1993 dengan luas sekira 1.453.500
hektar membentang dari timur Semenanjung Kwatisore hingga Pulau Rumberpon. Kawasan
Teluk Cendrawasih meliputi luas lautan sekira 89,8% dengan terumbu karangnya sekira
5,5%, daratan pulau-pulaunya sekira 3,8%, serta daratan dan pesisir pantainya hanya sekira
0,9%. Tempat-tempat indah yang menjadi favorit para turis di kawasan Teluk Cendrawasih
ini adalah Pulau Yoop, Pulau Nusrowi, Pulau Mioswaar, Pulau Numfor, dan Pulau
Rumberpon.
Photo Source
Perairan Teluk Cenderawasih adalah kawasan konservasi laut terbesar di Indonesia sekaligus
menjadi pusat penelitian hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus) di dunia dengan kerja
sama antara pemerintah, swasta, masyarakat, perguruan tinggi dan LSM dalam dan luar
negeri. Pengamatan hiu paus di Kwatisore telah dijadikan lokasi penelitian.
Photo Source
Di kawasan ini hiu paus sering muncul ke permukaan dan terbiasa berinteraksi dengan
nelayan. Umumnya mereka muncul di sekitar bagan (rumah terapung tempat menangkap
ikan) yang banyak ditemukan di sepanjang perairan Kwatisore.
Photo Source
Kawasan ini juga menjadi tempat bagi empat jenis penyu yang dilindungi, yaitu penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys
olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Photo Source
Taman Nasional Teluk Cendrawasih telah menjadi surga bagi para penikmat wisata bahari
dan bawah laut internasional. Selain itu, kawasan ini juga memiliki wisata jelajah gua yang
ada di Pulau Mioswaar, sekaligus merupakan sumber air panas yang mengandung belerang.
Di gua ini pun terdapat kerangka leluhur suku Wandau yang amat dijaga keberadaannya dan
dipercaya sebagai manusia pertama yang datang ke pulau ini. Hal serupa juga terdapat di
Pulau Numfor dimana terdapat tengkorak manusia serta piring antik dan peti berukir yang
sangat tinggi nilai sejarah dan budaya.
Photo Source
Kisah Misteri "Rumah Setan" di Surabaya
Bangunan ini merupakan bangunan jaman dulu yang terlihat menyeramkan, ditambah kalau
melihat di malam hari. Bangunan ini merupakan bangunan lama yang terletak di di pojok
Reiniersz-boulevard dibangun oleh Kidder J A. Middelkoop, Pe*nguasa di Jawa Bagian
Timur di Surabaya antara tahun 18 (H) – 1810, selanjutnya dijual oleh pe*miliknya kepada
seorang dok*ter, wargakota Surabaya.
Sejak jaman kolonial belanda dahulu gedung itu memang sudah terkenal di kalangan
masyarakat di kota Surabaya sebagai “ru*mah setan” atau “spookhuis”.
Menurut ceritera “ru*mah setan” ini ada dua versi. Versi pertama mengatakan bahwa salahseorang puteri dari salah-seorang pemilik rumah itu membunuh anak-tirinya, hingga roh dari
anak yang dibunuh itu gen*tayangan di sana.
Versi yang kedua mengatakan bahwa salah seorang dari pemi*lik gedung itu adalah seorang
bekas budak dalam kapal, yang dipunggungnya ada cap bakarnya. Ia berpesan kepada
ke*luarganya supaya bila ia meninggal, jenazahnya jangan sampai dimandikan. Mungkin
Keluarga nya itu lupa pesan bekas budak itu dan jenazahnya toh diman*dikan, hingga rohnya
gentaya*ngan di dalam rumah itu.
Dibelakang “rumah setan” ini terdapat sebuah makam, dimana antara lain dikubur jena*zah
dari Gubernur Jendral Carel Reiniersz, J.A. Middelkoop, serta is*trinya dan anak tunggalnya
N.W. Middelkoop.
Sumber jawatimuran.wordpress.com
Download