129 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pemaknaan bahasa kinesik yang tersajikan melalui teater I La Galigo dengan pendekatan analisis nonverbal adalah sebuah upaya menggali secara lebih dalam tentang arti dan pemaknaan pesan-pesan dalam teater. Ada beberapa catatan penting yang dapat dikemukakan sebagai kesimpulan dari pembahasan tentang Makna Kinesik dalam teater I La Galigo. Hal tersebut diantaranya: 1. Bentuk-Bentuk Kinesik dalam Teater I La Galigo Seperti yang diketahui, komunikasi terdiri dari dua jenis, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal merupakan proses komunikasi melalui bahasa dan kata-kata yang diucapkan. Sedangkan komunikasi nonverbal ialah penyampaian arti (pesan) tanpa kata-kata yang tercermin pada bahasa tubuh dan intonasi verbal. Penelitian menunjukkan bahwa 80% komunikasi yang dilakukan manusia disampaikan secara nonverbal. Hal ini pun digunakan dalam teater yang disutradarai oleh Robert Wilson, teater kontemporer yang sangat minim dialog. Para pemain teater berusaha semaksimal mungkin menampilkan bahasa-bahasa tubuh mereka agar pesannya sampai ke penonton. Robert Wilson hanya mengambil secuplik sureq (serat) I La Galigo yang dianggap sebagai naskah sastra 130 terpanjang di dunia. Kekuatan karya Robert bukan pada kata-kata, melainkan pada kepiawaiannya mengajak kita memainkan imajinasi. Drama I La Galigo memang tidak banyak memunculkan kata-kata. Kekuatan cerita hadir melalui harmonisasi musik tradisional, permainan cahaya, dan gerak. Satu-satunya penutur adalah seorang bissu (pendeta non gender) Bugis di sudut depan panggung. Itupun dengan bahasa Bugis klasik. Sangat dibutuhkan interpretasi terhadap gerakan-gerakan yang ditampilkan para lakon. Seperti yang dikemukakan oleh Ray L. Birdwhistell bahwa dalam kajian pesan nonverbal terdapat beberapa jenis kinesik yaitu: ekspresi wajah, kontak mata, isyarat tangan, dan postur tubuh. Keempat jenis kinesik ini dapat kita temukan berkali-kali dalam teater I La Galigo. 2. Makna Kinesik dalam Teater I La Galigo Membaca bahasa tubuh merupakan keterpaduan antara keterampilan komunikasi dan kepekaan terhadap respon yang diberikan. Tidak ada aturan pasti tentang penggunaan bahasa tubuh terkait dengan emosi tertentu. Bahasa tubuh merupakan jenis komunikasi yang tidak diungkapkan secara langsung melainkan penggunaan isyarat dan simbol tertentu yang digunakan dalam komunikasi tatap muka dengan orang lain. Bahasa tubuh dianggap lebih hebat dari pada kata atau kalimat yang diungkapkan. Bahasa tubuh mampu mengungkapkan banyak hal tentang diri kita disbanding kata-kata yang diucapkan. 131 Komunikasi kinesik suatu bentuk komunikasi yang sangat penting, tetapi kadang diremehkan, bahkan tak dianggap. Dalam bahasa tubuh, wajah kita adalah bagian tubuh paling ekspresif, dalam setiap interaksi wajah merupakan hal pertama yang akan dirujuk secara alami, kita cenderung memandang wajah saat berbicara dengan orang lain. Kata-kata kita dipertegas oleh ekspresi wajah kita. Kita memberikan lebih banyak isyarat melalui wajah kita daripada melalui bagian tubuh yang lain. Dengan mengetahui apa arti bahasa tubuh, anda dapat melihat perasaan seseorang yang sebenarnya, walau pun mereka tidak ingin mengatakannya kepada anda. ‘Bahasa tubuh’ kedengarannya seperti sebuah kontradiksi. Kita biasanya berbicara melalui mulut. Namun penelitian makin menemukan bahwa bahasa tubuh itu benar-benar sebuah bahasa. Teater I La Galigo mengajarkan kita bahwa komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang sama pentingnya dengan komunikasi verbal. Gerakan-gerakan tubuh para pemain diiringi dengan instrument musik tradisional, tari-tarian tradisonal Bugis-Makassar membantu kita memahami budaya kita. Lewat bahasa tubuh para pemain teater kita disampaikan pesan-pesan dari nenek moyang kita, pahlawan budaya kita (Sawerigading), dan juga pesan-pesan pembelajaran mitologi, teologi, aturan-aturan ritual (adat), dan sebagainya. 132 B. Saran Studi analisis komunikasi nonverbal membawa sejumlah permasalahan dan sekaligus masukan yang dapat dijadikan sebagai rujukan dan catatan kritis seputar pendekatan ini. Adapun saran yang hendak di kemukakan: 1. Teater sebagai media penyampai pesan, tidak hanya terdapat sebuah informasi, tetapi juga terdapat pesan morla di dalamnya yang berusaha disampaikan sang sutradara. Maka dari itu untuk para penonton dan pernikmat teater, diharapkan dalam menonton teater, agar dapat memahami dan mengetahui pesanpesan implisit yang terkandung dalam teater tersebut. Sehingga dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan dari apa yang telah kita tonton. 2. Bagi para masyarakat yang masih rendah minatnya dalam menonton teater, marilah kita bersama-sama mengapresiasi perteateran yang ada di Indonesia maupun di Dunia, karena dengan teater kita dapat mengetahui lebih banyak tentang kebudayaan dari daerah kita sendiri, serta kondisi sosial masyarakat lokal, nasional, maupun di dunia internasional. 3. Untuk kalangan praktisi, teater merupakan salah satu medium sederhana sampai dalam mempresentasikan suatu pesan, jangan yang diutamakan dari sebuah teater adalah 133 komersialitasnya saja, sehingga sering mengabaikan esensi dan pesan moral dari suatu pertunjukan teater. 4. Untuk pertunjukan teater kontemporer minim dialog perlu diadakan semcam diskusi (sharing) setelah pertunjukan. Sehingga tidak membuat penonton teater kebingungan dalam menginterpretasikan pertunjukkan teater. simbol-simbol nonverbal dalam