Arah dan Kebijakan Kementerian Perdagangan Tahun 2015 - 2016 Kepala Biro Perencanaan Kementerian Perdagangan Disampaikan pada Forum Koordinasi Disperindag Sumatera Utara Medan, 12 Maret 2015 Outline • Rancangan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan 2015 -2019 • Isu Strategis Khusus: – Peningkatan Ekspor 300% – Pembangunan 5000 Pasar Rakyat dalam 5 (lima) Tahun • Dekonsentrasi, TP, dan DAK The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia VISI DAN MISI PEMERINTAH 2014 – 2019 VISI “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong ” MISI 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara hukum 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan 3 ARAH KEBIJAKAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERDAGANGAN TAHUN 2015 – 2019 1. Mengamankan pangsa ekspor di pasar utama 2. Memperluas Pangsa Pasar Ekspor di Pasar Prospektif dan Hub Perdagangan Internasional 3. Meningkatkan Diversifikasi Produk Ekspor 8. Meningkatkan Fasilitasi dan Iklim Usaha Perdagangan 4. Mengamankan Pasar Domestik Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk Nasional 5. Meningkatkan Kontribusi Usaha Dagang Kecil Menengah (UDKM) 6. Meningkatkan Perlindungan konsumen 7. Meningkatkan Efesiensi Sistem Distribusi & Logistik 4 STRATEGI KEMENTERIAN PERDAGANGAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERDAGANGAN TAHUN 2015 – 2019 1. Mengamankan pangsa ekspor di pasar utama • Pengamanan kebijakan nasional di fora internasional, Pengamanan dan optimalisasi akses pasar ekspor, Peningkatan pemahaman pemangku kepentingan dan penurunan hambatan perdagangan. • Pengoptimalan instrumen perdagangan internasional, trade remedy, untuk melindungi pasar dalam negeri dan mengamankan akses pasar luar negeri. • Peningkatan koordinasi dengan berbagai stakeholder di dalam negeri dalam menghadapi tantangan global dan menyuarakan kepentingan nasional di berbagai fora internasional. 2. Memperluas Pangsa Pasar Ekspor di Pasar Prospektif dan Hub Perdagangan Internasional • Diplomasi perdagangan berdasarkan region (region based). • Pelaksanaan diversifikasi pasar prospektif yang telah dan akan dilakukan melalui program misi dagang ke negara-negara Afrika Selatan, Amerika Latin, Eropa Timur, Asia Selatan dan Timur Tengah, termasuk melakukan penguatan citra Indonesia melalui Promosi dan “Nation Branding”. • Pemanfaatan peran Perwakilan Perdagangan diluar negeri dalam meningkatkan akses pasar produk Indonesia. • Dukungan terhadap implementasi hasil perundingan, sosialisasi dan persiapan AEC 2015. • Kerjasama ekonomi internasional untuk membantu peningkatan akses pasar bagi produk bernilai tambah. • Diplomasi perdagangan untuk membuka akses pasar dan mengurangi hambatan di negara tujuan ekspor serta mengamankan pasar dalam negeri. 5 STRATEGI KEMENTERIAN PERDAGANGAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERDAGANGAN TAHUN 2015 – 2019 3. Meningkatkan Diversifikasi Produk Ekspor 4. Mengamankan Pasar Domestik Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk Nasional 5. Meningkatkan Kontribusi Usaha Dagang Kecil Menengah (UDKM) • Pelaksanaan diversifikasi produk yang telah dan akan dilakukan melalui program misi dagang ke negara-negara Afrika Selatan, Amerika Latin, Eropa Timur, Asia Selatan dan Timur Tengah, termasuk melakukan penguatan citra Indonesia melalui Promosi dan “Nation Branding”. • Peningkataan pengarusutamaan di bidang perdagangan jasa dan peningkatan rasio ekspor jasa terhadap PDB. • Pembangunan bidang jasa sebagai pendorong ekspor non migas serta peningkatan efisiensi ekonomi dan produktivitas. • Mendukung program hilirisasi dalam rangka peningkatan daya saing produk dan dukungan terhadap KEK • Peningkatan penggunaan dan perdagangan produk dalam negeri • Optimalisasi pemanfaatan PBK sebagai sarana lindung nilai dan pembentukan harga yang transparan • Peningkatan peran Pedagang Mikro, Kecil, dan Menengah (PMKM) 6 STRATEGI KEMENTERIAN PERDAGANGAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERDAGANGAN TAHUN 2015 – 2019 6. Meningkatkan Perlindungan Konsumen 7. Meningkatkan Efisiensi Sistem dan Distribusi Logistik • Efektivitas Pengawasan Barang/Jasa dan Tertib Ukur. • Pengembangan standardisasi, mutu produk dan regulasi pro konsumen. • Gerakan Konsumen cerdas, mandiri dan cinta produk dalam negeri. • Penguatan Kapasitas Kelembagaan Perlindungan Konsumen • Optimalisasi pemanfaatan PL dan SRG sebagai sarana efisiensi distribusi, tunda jual dan alternatif pembiayaan • Integrasi perdagangan antar wilayah. • Kebijakan pengendalian barang kebutuhan pokok dan barang penting melalui intervensi langsung dan tidak langsung 7 STRATEGI KEMENTERIAN PERDAGANGAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERDAGANGAN TAHUN 2015 – 2019 8. Meningkatkan Fasilitasi dan Iklim Usaha Perdagangan • Peningkatan pelayanan perizinan ekspor dan impor melalui penyelesaian waktu perijinan ekspor dan impor sesuai SLA. • Pengembangan sistem perijinan secara online melalui integrasi Inatrade, INSW, dan ASW • Peningkatan fasilitasi pembiayaan ekspor. • Peningkatan pemanfaatan fasilitasi ekspor oleh pelaku usaha antara lain: penggunaan SKA preferensi, Self Certification. • Meningkatkan peran Kemendag dalam mewujudkan penciptaan iklim usaha yang kondusif. • Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah. • Peningkatan fasilitasi pembiayaan ekspor. • Peningkatan kualitas pengelolaan impor barang modal/bahan baku, penolong dan pengelolaan impor produk pangan. • Peningkatan iklim usaha dan kelembagaan PDN 8 Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Dalam RPJMN Perkiraan INDIKATOR Proyeksi Jangka Menengah 2014 2015 2016 2017 2018 2019 5,1 5,8 6,6 7,1 7,5 8,0 5,2 2,4 5,3 1,3 5,5 1,6 5,7 2,0 5,8 2,3 6,1 2,5 Investasi 4,9 8,1 9,3 10,4 11,2 12,1 Ekspor -0,7 2,1 7,6 8,8 11,0 12,2 Impor -3.6 1,5 6,8 9,8 12,5 14,0 Pertumbuhan PDB Sisi pengeluaran (%) Pertumbuhan ekonomi Konsumsi : – Masyarakat – Pemerintah 9 Sasaran Perdagangan Luar Negeri (RPJMN dan Rancangan Renstra Kemendag 2015 - 2019 ) INDIKATOR (RPJMN) Proyeksi Jangka Menengah 2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan Ekspor Produk Non Migas (%) 8,0 9,9 11,9 13,7 14,3 Rasio Ekspor Jasa terhadap PDB 2,7 2,8 2,9 3,2 3,5 Kontribusi Produk Manufaktur Terhadap Total Ekspor 44,0 47, 51,0 57,0 65,0 INDIKATOR (Rancangan RENSTRA) Pertumbuhan Ekspor Non Migas (%) Pertumbuhan Ekspor Jasa (%) Kontribusi Produk Manufaktur Terhadap Total Ekspor (%) Proyeksi Jangka Menengah 2015 2016 2017 2018 2019 8,0 9,9 11,9 13,7 14,3 12-14 13-16 14-17 15-18 16-19 44 47 51 57 65 5,5 9,7 7,7 11,9 10 14,3 11,5 15,9 13,5 18 5,9 8,0 10,4 11,9 10,6 12,8 15,2 16,8 13,9 18,9 Pertumbuhan Ekspor Non-Migas berdasarkan Negara (%) a. b. Pasar Utama Pasar Prospektif Pertumbuhan Ekspor Non-Migas berdasarkan Komoditi (%) a. b. Komoditi Utama Komoditi Prospektif 10 Sasaran Perdagangan Dalam Negeri (RPJMN dan Rancangan Renstra Kemendag 2015 - 2019 ) INDIKATOR (RPJMN) Proyeksi Jangka Menengah 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rata rasio biaya logistik terhadap PDB (%) 23,6 22,4 21,3 20,2 19,2 Rata-rata dwelling time (hari) 5–6 5,0 4–5 7,0 4–5 7,6 3-4 7,7 3–4 8,2 Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu (%) <9 <9 <9 <9 <9 Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah (%) <14,2 <14,2 <13,8 <13,8 <13,0 Pembangunan/Revitalisasi pasar rakyat (unit) 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 pertumbuhan PDB riil subkategori perdagangan besar dan eceran (%) INDIKATOR (Rancangan RENSTRA) Pertumbuhan PDB sub kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor (%) Proyeksi Jangka Menengah 2015 2016 2017 2018 2019 5,0 7,0 7,6 7,7 8,2 11 Sasaran Perdagangan Dalam Negeri (RPJMN dan Rancangan Renstra Kemendag 2015 - 2019 ) INDIKATOR (Rancangan RENSTRA) Proyeksi Jangka Menengah 2015 2016 2017 2018 2019 5,0 7,0 7,6 7,7 8,2 17 100 100 100 100 Jumlah Pasar Rakyat Tipe B 20 120 120 120 120 Jumlah Pusat Distribusi Regional yang dibangun 2 2 2 2 2 10 20 20 20 20 <14,2 <14,2 <13,8 <13,8 <13,0 <9 <9 <9 <9 Pertumbuhan PDB sub kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor (%) Jumlah Pasar Rakyat Tipe A Pertumbuhan omzet pedagang pasar rakyat Tipe A yang telah direvitalisasi (%) Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah* Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu* (%) <9 * Beras, gula, terigu, kedelai, jagung, minyak goreng, daging ayam, daging sapi, telur ayam, dan susu 12 Isu Strategis Khusus: Peningkatan Ekspor 300% The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia TARGET EKSPOR, KEBUTUHAN INVESTASI DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA Ekspor non-migas Investasi Penyerapan tenaga kerja ...dicapai melalui strategi pendekatan produk dan pasar... 2016 2019 2018 USD 35,4M 2017 USD 36,9M USD 458,8 M USD 38,7M USD 391,5 M USD 322,2 M 3 Juta Orang 4 Juta Orang USD 54M 5 Juta Orang 2015 USD 255,6 M USD 46,5M USD 192,9 M 5 Juta Orang 6 Juta Orang Keterangan: Perhitungan target ekspor, investasi, dan penyerapan tenaga kerja dengan asumsi: • Setiap peningkatan ekspor 20% akan menyerap tenaga kerja sebesar 3%. • Pangsa ekspor non-migas dari PDB meningkat dari 20% (2015) menjadi 30% (2019). • Rata-rata kontribusi investasi terhadap PDB 31,5% dengan rata-rata nilai FDI Inflow selama 2010-2013 sebesar USD 22,2 miliar per tahun. TARGET EKSPOR 2019 BERTUMPU PADA PRODUK MANUFAKTUR • Peningkatan ekspor dilakukan dengan fokus pada Produk Elektronik, TPT, Produk Kimia, Produk Kayu & Furniture, dan Produk Logam, yang memiliki permintaan dunia tinggi dan merupakan produk bernilai tambah tinggi berbasis industri serta sektor berbasis tenaga kerja. • Berdasarkan permintaan dunia yang tinggi, Otomotif dan Mesin-Mesin merupakan produk yang harus didorong meskipun kemampuan di domestik masih relatif rendah. • Meski secara umum kontribusi ekspor produk primer mengecil, ekspor Ikan dan Produk Ikan serta Udang ditargetkan akan meningkat signifikan, sesuai dengan misi Pemerintah untuk mewujudkan negara maritim. The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 15 STRATEGI PENDEKATAN PASAR 1. Strategi pasar dipusatkan pada empat hal : a. Mempertahankan pasar yang telah dibangun sebelumnya b. Meningkatkan ekspor produk bernilai tambah di pasar tersebut c. Membuka pasar baru salah satunya dengan membuka akses pasar d. Menahan penurunan ekspor ke negara utama No Negara Total Ekspor Non Migas Realisasi (USD Juta) Target (USD Juta) 2013 2019 149,918.8 458,847.5 Produk Utama Ekspor 1 AS 15,081.9 58,273.6 TPT, Elektronik, Produk Kimia, Produk Kayu Kertas & Furniture, Ikan & Produk Ikan 2 CINA 21,281.6 55,156.6 Batubara, Produk Kimia, CPO & Turunannya, Produk Kayu Kertas & Furniture, TPT 3 JEPANG 16,084.1 50,473.2 Elektronik, Produk Kuay Kertas & Furniture, Batubara, TPT, Ikan & Produk Ikan 4 INDIA 13,009.8 37,166.6 Batubara, CPO & Turunannya, Produk Kimia, Karet, Kayu (Pulp) 5 SINGAPURA 10,385.8 30,244.0 Elektronik, Produk Kimia, Mesin-mesin, Logam Dasar, Perhiasan 6 MALAYSIA 7,268.2 21,229.5 Produk Kimia, Mesin-mesin, Elektronik, Batubara, TPT 7 KORSEL 6,052.5 16,956.5 Batubara, TPT, Elektronik, Produk Kimia, Alas Kaki 8 THAILAND 5,214.1 15,600.8 Mesin-mesin, Otomotif, Ikan & Produk Ikan, Elektronik, Batubara 9 TAIWAN 3,731.7 11,471.2 Batubara, Produk Kayu Kertas & Furniture, Perhiasan, Peralatan Medis 10 PILIPINA 3,798.5 11,114.8 Otomotif, Batubara, Produk Kimia, Mesin-mesin, Produk Plastik Sumber: BPS, Trademap, estimasi Puska Daglu Warna merah merupakan negara dengan Atdag & ITPC The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 16 STRATEGI PENDEKATAN PASAR No Negara Total Ekspor Non Migas Realisasi (USD Juta) Target (USD Juta) 2013 2019 149,918.8 458,847.5 Produk Utama Ekspor 11 BELANDA 4,014.5 11,012.3 CPO & Turunannya, Elektronik, Produk Kimia, Makanan Olahan, Logam Dasar 12 JERMAN 2,881.9 10,688.4 TPT, Elektronik, Produk Kimia, Produk Karet, Makanan Olahan 13 AUSTRALIA 2,973.3 9,608.4 Mesin-Mesin, Produk Logam, Produk Plastik, Produk Karet, Kayu 14 HONGKONG 2,693.3 9,358.2 Elektronik, Perhiasan, Batubara, TPT, Ikan & Produk Ikan 15 ITALIA 2,128.4 8,279.4 CPO & Turunannya, TPT, Produk Kimia, Ikan & Produk Ikan, Makanan Olahan 16 SAUDI ARABIA 1,734.0 8,058.4 Otomotif, Produk Kayu Kertas & Furniture, Produk Karet 17 VIETNAM 2,398.4 6,194.4 Produk Kayu Kertas & Furniture, Produk Kimia, Produk Logam, Elektronik, TPT 18 SPANYOL 1,810.4 6,185.3 Minyak Atsiri, Kulit & Produk Kulit, Rempah-rempah, Udang 19 INGGRIS 1,633.7 5,506.2 TPT, Produk Kayu Kertas & Furniture, Makanan Olahan, Produk Kimia, Alas Kaki 20 UEA 1,584.0 5,506.2 TPT, Otomotif, Perhiasan, Rempah-rempah 21 BRASILIA 1,514.4 4,588.5 TPT, Karet, Otomotif, CPO & Turunannya, Elektronik 22 AFSEL 1,270.1 4,487.0 Perhiasan, Otomotif, CPO & Turunannya, Karet 23 TURKI 1,536.2 3,871.9 TPT, CPO & Turunannya, Karet, Produk Kimia, Produk Kayu Kertas & Furniture 24 PAKISTAN 1,415.0 3,854.3 CPO & Turunannya, TPT, Produk Kayu Kertas & Furniture, Batubara, Buah & Sayur 25 MESIR 1,101.8 3,624.9 Sumber: BPS, Trademap, estimasi Puska Daglu Warna merah merupakan negara dengan Atdag & ITPC CPO & Turunannya, Kopi, TPT, Produk Kayu Kertas & Furniture, The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 17 STRATEGI PENDEKATAN PASAR No Negara Total Ekspor Non Migas Realisasi (USD Juta) Target (USD Juta) 2013 2019 149,918.8 458,847.5 Produk Utama Ekspor 26 PERANCIS 1,062.7 3,257.8 TPT, Produk Kimia, Ikan & Produk Ikan, Makanan Olahan, Mesin-Mesin 27 BELGIA 1,259.2 3,257.8 Karet, Produk Kimia, Alas Kaki, Produk Kayu & Furniture, Kopi 28 RUSIA 930.3 3,166.0 Alas Kaki, Mesin-Mesin, Ikan & Produk Ikan, Makanan Olahan, Kopi 29 BANGLADESH 30 KANADA 782.3 2,282.2 Karet, Makanan Olahan, Produk Kayu Kertas & Furniture, Produk Karet, Produk Logam 31 MEKSIKO 635.3 1,929.6 Elektronik, Produk Karet, Mesin-Mesin, Produk Plastik, Produk Logam 32 NIGERIA 557.8 1,707.1 Produk Kimia, Produk Kayu Kertas & furniture, CPO & turunannya, Elektronik 33 IRAN 469.3 1,376.5 CPO & Turunannya, Produk Kayu Kertas & Furniture, TPT, Produk Kimia, Makanan Olahan 34 UKRAINA 639.2 1,284.8 35 MYANMAR 555.7 1,261.8 CPO & Turnannya, Produk Logam, Produk kayu Kertas & Furniture, Produk Kimia, Mesin-mesin 36 SELANDIA BARU 446.1 1,147.1 Produk Kayu Kertas & Furniture, Batubara, Produk Kimia, Produk Karet, Produk Logam 37 POLANDIA 365.4 1,106.3 Elektronik, Karet, TPT, Produk Kimia, Mesin-mesin 38 SRI LANKA 390.9 1,033.2 Batubara, Produk Kimia, CPO & Turunannya, Produk Kayu Kertas & Furniture, TPT 39 KAMBOJA 312.1 969.1 Makanan Olahan, TPT, Batubara, Produk Kayu Kertas & Furniture, Produk Kimia 40 DJIBOUTI 286.4 917.0 CPO & Turunanna, Produk Kimia, Produk kayu Kertas &Furniture, TPT, Elektronik 1,064.5 3,120.2 CPO & Turunannya, Unclassified Manufactures (Semen), Kayu (Pulp), TPT, Produk Kimia Sumber: BPS, Trademap, estimasi Puska Daglu Warna merah merupakan negara dengan Atdag & ITPC CPO & Turunannya, Unclassified Primary (Nickel Ores), Elektronik, Produk Kayu Kertas & Furniture, Produk Kimia The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 18 STRATEGI PENDEKATAN PASAR 2. Selain itu, strategi pasar secara detail dirancang sesuai produk berdasarkan permintaan produk tersebut yang tinggi dan kemampuan ekspor Indonesia ke pasar tersebut masih relatif rendah sehingga potensial untuk dikembangkan serta mempertimbangkan sisi supply (komposisi bahan baku dan porsi output yang diekspor). 3. Dari sisi pemasaran, diperlukan optimalisasi market intelligence Perwakilan perdagangan (Atase Perdagangan) dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di semua negara perlu dioptimalkan untuk identifikasi peluang pasar, informasi kebutuhan produk, hambatan perdagangan, jaringan distribusi dan logistik, serta menjalin hubungan dengan buyer dalam rangka mempertahankan penguasaan pasar ekspor 4. Membentuk Promosi Terintegrasi (nasional & internasional) untuk menyatukan visi-misi promosi yang selama ini terpecah di berbagai lembaga. 5. Menggencarkan promosi di dalam negeri baik skala internasional, nasional, maupun daerah. 6. Membentuk Indonesia Promotion Office (IPO) 7. Mendirikan Windows of Indonesia (WOI) di setiap hub pasar internasional dapat disertakan toko yang digunakan sebagai ajang pameran produk dan memperkenalkan segala sesuatu tentang Indonesia seperti pariwisata, kebudayaan dan lain-lain. 8. Membangun Distribution Center di beberapa negara (misal Afrika dan Timur Tengah) 9. Meningkatkan pengamanan perdagangan produk Indonesia di pasar internasional (tuduhan dumping, safeguards, dan subsidi oleh negara tujuan ekspor) 10. Membentuk trading house, pengalaman Jepang (Mitsui & Marubeni) dan pengalaman Korea (Hyundai) The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 19 Isu Strategis Khusus: Revitalisasi/Pembangunan Pasar Rakyat 5000 unit The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia Arah dan Kebijakan Revitalisasi/Pembangunan Pasar Rakyat 2015 - 2019 NAWACITA: RPJMN 2015 - 2019: RKP 2015: “Membangun/revitalisasi 5000 pasar rakyat/pasar tradisional di seluruh Indonesia” “Membangun/merevitalisasi 5000 pasar rakyat, yang didukung oleh pemberdayaan secara terpadu” Arah kebijakan DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun 2015: “Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana perdagangan untuk mendukung peningkatan efisiensi sistem logistik dan distribusi nasional, perlindungan konsumen dan kesejahteraan rakyat.” Prioritas Alokasi DAK: 1. Kabupaten/Kota yang memiliki Kebutuhan Teknis tinggi dan belum pernah mendapatkan DAK 2. Kabupaten/Kota termasuk kategori daerah Tertinggal, Perbatasan, 3. Daerah Pasca Bencana Efisiensi distribusi barang dan jasa, Meningkatkan aktifitas perdagangan domestik, dan Meningkatkan efektivitas pengawasan dan iklim usaha perdagangan Roadmap Rencana Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat Nasional 2015 2016 1.000 UNIT 2.000 UNIT 2017 3.000 UNIT 2018 2019 4.000 UNIT 5.000 UNIT PERAN PEMDA: Pemetaan Pasar Pemeliharaan dan Pengelolaan Pasar Pemberdayaan Pasar Terpadu PRIORITAS REVITALISASI: 1. Daerah Tertinggal, Terluar, dan Perbatasan 2. Pasar Usia > 25 Tahun 3. Pasar Mengalami Bencana 4. Jalur Distribusi 5. Pasar Darurat DAK Tipe D 1.781 Tipe B 1.437 RUANG LINGKUP REVITALISASI: 1. Revitalisasi Fisik 2. Revitalisasi Manajemen 3. Revitalisasi Ekonomi 4. Revitalisasi Sosial Tipe A TP 1.093 2.202 1.766 753 1.330 413 450 87 Tipe D: 340 Tipe C: 440 90 Tipe B: 120 Tipe A: 100 Rp. 892 M 890 210 187 Tipe D: 342 Tipe C: 438 Tipe B: 120 Tipe A: 100 Rp. 892 M Tipe C 330 287 Tipe D: 344 Tipe C: 436 Tipe B: 120 Tipe A: 100 Rp 892 M 450 387 Tipe D: 344 Tipe C: 436 Tipe B: 120 Tipe A: 100 Rp. 892 M 570 DASAR HUKUM UU No. 7/14 UU No. 23/14 PP No. 7/08 PP No. 55/05 Permendag 48/13 Permendagri 37 PMK 241 487 Kegiatan Pemberdayaan Pasar Terpadu Nasional 50 Pasar Per Tahun Kegiatan Identifikasi Pemberdayaan Pasar Terpadu Nasional 100 Pasar Per Tahun Kegiatan Pengelolaan Informasi Sarana Pasar (Sinergi Pusat dan Daerah) Per Tahun A. Dekonsentrasi B. Tugas Pembantuan (TP) C. Dana Alokasi Khusus (DAK) The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN UU No. 23 Tahun 2014 Urusan Pemerintahan 6 Urusan Mutlak Pusat Urusan Bersama Urusan Pusat Dilaksanakan oleh K/L melalui instansi vertikal/UTP Dilimpahkan kepada 1 Gubernur selaku wakil Pemerintah Pusat (Dekon) Urusan Daerah 2 Ditugaskan kepada Gub/Walikota/ Bupati (Tugas Pembantuan) Diserahkan kepada Daerah (Desentralisasi) PEMDA PP No. 7 Tahun 2008 (Dekon dan TP) APBD K/L APBN PP No. 55 Tahun 2005 (Transfer Ke Daerah (DAK)) 3 A. Prinsip-prinsip Dasar Dekonsentrasi 1. Urusan pemerintahan yang dapat didekonsentrasikan dan didanai dari APBN merupakan urusan Pemerintah Pusat. 2. Pendanaan Dekonsentrasi dialokasikan untuk kegiatan non fisik, seperti koordinasi, perencanaan, fasilitasi, pelatihan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. 3. Program dan Kegiatan yang di-Dekonsetrasikan harus sesuai dengan Rencana Kerja Kementerian (Renja K/L) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). 4. Pagu dana yang Dekonsentrasi merupakan pagu K/L dan dilakukan sesuai ketentuan APBN. 5. Satker yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan program/kegiatan yang di-Dekonsentrasikan adalah SKPD. 6. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan yang di-Dekonsentrasikan, Rencana Kerja Anggaran yang disusun terdirti dari : o KOMPONEN UTAMA, Yaitu berkaitan langsung dengan pencapaian output dan sesuai karakteristiknya. o KOMPONEN PENDUKUNG, Sifatnya penunjang, merupakan biaya administrasi umum yang antara lain untuk keperluan : 1) Biaya penyusunan dan pengiriman laporan SKPD; 2) Biaya operasional dan pemeliharaan aset atas hasil pelaksanaan kegiatan yang belum dihibahkan 3) Honorarium pejabat pengelola keuangan di daerah The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 25 Mekanisme Pengalokasian Dana Dekonsentrasi Pagu Indikatif K/L merumuskan urusan pemerintahan yang akan dilimpahkan Bulan Maret Pagu Anggaran K/L memberitahukan Gubernur mengenai lingkup urusan pemerintahan yang akan dilimpahkan Bulan Juni, atau setelah Pagu Anggaran K/L menuangkan dalam Rancangan Renja-KL dan dibahas dalam rangkaian Musrenbangnas K/L menetapkan lingkup urusan pemerintahan yang akan dilimpahkan (Peraturan Menteri) Bulan April Bulan Desember, atau setelah Alokasi Anggaran K/L menetapkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi (Peraturan Menteri) Bulan Desember, atau setelah pelimpahan Sesuai Permendag N0. 92/MDAG/PER/12/2014 sebanyak 34 Provinsi mendapatkan alokasi dana dekonsentrasi The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 26 Rancangan Kegiatan Dekonsentrasi 2015 Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Daerah (Rp. 65 M) meliputi substansi : 1. Perdagangan Dalam Negeri di Daerah (data dan informasi harga harian, forum komunikasi 2. perpupukan, misi dagang lokal, pameran produk dalam negeri dan pangan nusa, penyelenggaraan pasar murah, pengembangan UKM potensial waralaba daerah dan layanan manajemen PDN) Perlindungan Konsumen di Daerah (Pelatihan penguji mutu barang, sosialisasi standardisasi, kegiatan pemberdayaan perlindungan konsumen, pengawasan kemetrologian, pengawasan barang beredar dan jasa) 3. Fasilitasi Pasar Lelang di Daerah Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri Daerah (Rp. 40,6 M) meliputi substansi : 1. Perdagangan Luar Negeri di Daerah (Pemantauan dan evaluasi kebijakan perdagangan luar 2. 3. negeri daerah, koordinasi peningkatan perdagangan luar negeri daerah, pelatihan fasilitasi perdagangan luar negeri, layanan penerbitan API Online, layanan penerbitan SKA, layanan perkantoran) Pengembangan Ekspor di Daerah (fasilitasi promosi ekspor, fasilitasi diklat ekspor, dan penyelenggaraan P3ED) Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional Daerah (Sosialisasi AEC 2015). The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 27 Pagu Indikatif Dekonsentrasi Bidang Perdagangan TA 2015 (Rp juta) (Rp juta) No Provinsi 1 DKI Jakarta 2 Jawa Barat 3 Jawa Tengah 4 Di Yogyakarta 5 Jawa Timur 6 Aceh 7 Sumatera Utara 8 Sumatera Barat 9 Riau 10 Jambi 11 Sumatera Selatan 12 Lampung 13 Kalimantan Barat 14 Kalimantan Tengah 15 Kalimantan Selatan 16 Kalimantan Timur 17 Sulawesi Utara Dagri 976,0 2.819,7 2.926,2 2.427,6 3.221,1 1.674,4 2.155,9 2.554,1 1.733,2 2.077,4 1.866,8 1.975,4 1.639,6 1.699,3 1.617,5 1.567,1 2.401,0 Daglu 1.078,5 1.037,2 1.246,0 1.195,3 1.449,8 1.291,8 1.441,5 1.100,1 1.092,8 1.073,4 1.002,3 1.013,0 1.000,3 1.089,8 1.319,7 1.053,6 1.234,1 No Provinsi 18 Sulawesi Tengah Dagri 1.438,9 Daglu 1.182,0 19 Sulawesi Selatan 2.595,1 1.336,9 20 Sulawesi Tenggara 1.959,0 1.103,3 21 Maluku 1.761,0 1.413,6 22 Bali 2.298,1 1.312,8 23 Nusa Tenggara Barat 2.385,6 1.488,1 24 Nusa Tenggara Timur 1.324,6 1.208,5 25 Papua 1.776,0 1.466,6 26 Bengkulu 1.591,6 1.034,1 27 Maluku Utara 1.569,7 1.276,6 28 Banten 1.410,7 1.159,2 29 Bangka Belitung 1.522.7 1.116,8 30 Gorontalo 2.000,7 1.139,4 31 Kepulauan Riau 1.455,0 1.191,1 32 Papua Barat 1.942,0 1.476,8 33 Sulawesi Barat 1.560,6 1.188,3 34 Kalimantan Utara 1.075,0 822.8 The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia Pertanggungjawaban dan Pelaporan Aspek Manajerial Aspek Akuntabilitas • Perkembangan realisasi anggaran • Capaian target • Kendala • Saran tindak lanjut •Laporan Keuangan (Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan) •Laporan Barang Laporan Manajerial • disampaikan setiap triwulan dan akhir tahun anggaran kepada Gubernur melalui SKPD Provinsi Laporan Keuangan • disampaikan setiap bulan, semester dan akhir tahun anggaran kepada Menteri Laporan BMN • disampaikan setiap bulan, semester dan akhir tahun anggaran kepada Menteri Sejalan dengan: • PP 39/2006 ttg Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan • PP 8/2006 ttg Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah • PP 6/2006 ttg Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 29 Sanksi Penundaan pencairan untuk triwulan berikutnya • apabila SKPD Provinsi yang bertanggung jawab di bidang perdagangan tidak menyampaikan laporan keuangan 3 (tiga) bulanan kepada Menteri sampai dengan triwulan ke-tiga pada tahun anggaran berjalan Penghentian alokasi pendanaan untuk tahun anggaran berikutnya • apabila ditemukan adanya penyimpangan dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksaan Keuangan dan Pembangunan, Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan, Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri atau Inspektorat Daerah 30 B. Tugas Pembantuan Menugaskan sebagian Urusan Pemerintahan Kepada Gubernur/Bupati/Walikota 1. Dilaksanakan setelah adanya Penugasan Pemerintah melalui Kementerian kepada Gubernur/Bupati/Walikota. 2. Pelaksanaannya dilakukan oleh SKPD yg ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota 3. Gubernur/Bupati/Walikota mengusulkan Pejabat Pengelola Keuangan Kegiatan Tugas Pembantuan untuk kemudian ditetapkan oleh Menteri Lingkup Kegiatan yang DitugasPembantuankan Pasar Rakyat Sarana Perdagangan untuk mendukung kelancaran arus barang dan jasa serta peningkatan daya saing Pusat Distribusi Berfungsi sebagai jaringan logistik dan penyangga komoditas utama di tingkat daerah dan nasional Gudang Non-SRG Berfungsi sebagai tempat penyimpanan komoditas pokok dan strategis dalam rangka menjaga ketersediaan The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 31 Permasalahan Tugas Pembantuan Berdasarkan hasil analisa terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) secara umum terdapat temuan sebagai berikut: 1. Mutasi pejabat pengelola keuangan, yang menyebabkan pekerjaan menjadi terlambat 2. Pembangunan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dan volume sehingga mempengaruhi kualitas bangunan pasar 3. Pembangunan tidak dilengkapi dengan Dokumen Upaya Pengelolaaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) 4. Tidak dilengkapi dengan sertfikat tanah dan IMB 5. Terdapat pembiayaan yang seharusnya tidak dibebankan pada TP, seperti sewa rumah, relokasi pedagang, pengurusan IMB dan biaya kirim material 6. Pasar yang terbangun tidak segera dimanfaatkan 7. Daerah tidak menganggarkan biaya pemeliharaan 8. Terdapat kelebihan pembayaran karena kesalahan perhitungan Contract Change Order (CCO) 9. CCTV yang belum terkoneksi dengan internet dan pusat kontrol 10.Penyampaian laporan triwulan Sumber: Inspektorat Jenderal Kemendag 32 C. Arah dan Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2015 MENDUKUNG SISLOGNAS, PENGAMANAN PDN, KESEJAHTERAAN RAKYAT Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana perdagangan untuk mendukung peningkatan efisiensi sistem logistik dan distribusi nasional, perlindungan konsumen dan kesejahteraan rakyat. Tujuan Pengalokasian DAK Sarana Perdagangan adalah: a. Meningkatkan pelayanan dan ketersediaan sarana distribusi dalam rangka menjaga kelancaran arus barang kebutuhan pokok dan barang penting, ketersediaan serta kestabilan harga bahan pokok bagi seluruh lapisan masyarakat di wilayah Indonesia. b. Meningkatkan dan mengoptimalkan upaya perlindungan konsumen dan tertib ukur melalui pengawasan terhadap UTTP terutama yang digunakan dalam transaksi perdagangan, BDKT, serta pelayanan tera dan tera ulang UTTP. c. Membantu pemerintah menjaga ketersediaan stok pangan nasional, serta memberikan alternatif pembiayaan bagi para petani dan usaha mikro, kecil dan menengah di daerah untuk menyimpan barang di gudang sampai mendapatkan harga terbaik. The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 33 Alokasi DAK Bidang Sarana Perdagangan Tahun 2015 di Provinsi Sumatera Utara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Daerah Provinsi Sumatera Utara Kab. Asahan Kab. Dairi Kab. Karo Kab. Labuhanbatu Kab. Mandailing Natal Kab. Nias Kab. Simalungun Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara Kab. Toba Samosir Kota Binjai Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Padang Sidempuan Kab. Pakpak Bharat Kab. Nias Selatan Kab. Humbang Hasundutan Kab. Serdang Bedagai Kab. Samosir Kab. Batu Bara Kab. Padang Lawas Kab. Padang Lawas Utara Kab. Labuhanbatu Selatan Kab. Labuhanbatu Utara Kab. Nias Barat Kab. Nias Utara Alokasi (Rp) Pasar 1.837.030.000 1.411.360.000 1.730.710.000 1.778.360.000 1.863.680.000 1.861.550.000 1.635.320.000 2.021.870.000 1.819.380.000 1.844.710.000 1.990.380.000 1.881.410.000 1.663.940.000 1.630.950.000 1.849.820.000 2.035.720.000 1.921.460.000 1.573.300.000 1.910.060.000 2.107.210.000 1.865.300.000 1.617.060.000 1.619.320.000 1.889.480.000 1.793.630.000 1.945.050.000 1.996.550.000 The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia Gudang - Metrologi 4.300.410.000 4.405.180.000 1.461.100.000 - C1. PROGRAM AKSI JOKOWI - JK Pembangunan Pasar Tradisional sebanyak 5000 pasar dalam 5 tahun Melalui mekanisme DAK TA 2015: 1. Setiap daerah dapat mempergunakan alokasi pasar maksimal untuk 3(tiga) lokasi; 2. Pembangunan Baru dan Perluasan hanya untuk los, tidak diperkenankan untuk membangun kios; Melalui mekanisme DAK Tahun Selanjutnya: 1. 2. Indikator Teknis sebagai dasar penentuan daerah penerima Lokasi pembangunan sarana perdagangan (pasar, gudang, metrologi) harus sudah ditentukan terlebih dahulu 3. Fokus pada outcome The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 35 C2. DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH a. Pentingnya efektifitas dan efisiensi perencanaan kegiatan Faktor penentu terdiri dari • Kebijakan DAK secara umum • Arah pembangunan sektor perdagangan nasional • Serta adanya keterbatasan sumber daya baik material maupun non-material b. Dukungan dari Pemda untuk mensukseskan pelaksanaan DAK Sarana Perdagangan melalui: • Memberikan prioritas bagi pelaksanaan dan penganggaran di daerah bagi DAK Sarana Perdagangan; • Mengalokasikan dana pendamping dan penunjang sesuai ketentuan serta memberikan komitmen pelaksanaan kegiatan pendukung DAK Sarana Perdagangan; • Memahami peraturan dalam pedoman teknis serta melaksanakan kegiatan sesuai ruang lingkup yang diatur dalam Juknis; • Melakukan pelaporan berkala pelaksanaan kegiatan sesuai ketentuan; • Memberikan dukungan bagi proses Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan DAK yang dilakukan bersama oleh oleh Kementerian PPN/Bappenas, Kemenkeu , Kemendagri, dan Kemendag. • Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Perdagangan akan melaksanaan kegiatan Monev dengan peserta dari Provinsi , setiap Provinsi diharapkan menyampaikan hasil kegiatan Monev di Provinsi masing-masing The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia 36 C3. PERMASALAHAN DALAM PEMERIKSAAN DAK SUMBER: BPK Tahap Perencanaan Tahap Penyaluran • • Penentuan penerima DAK tidak didasarkan pada data yang valid. Arah kebijakan penuntasan rehabilitasi/rekontruksi belum tercapai. • Penyaluran DAK ke Kas Daerah terlambat. Penyediaan dana pendamping DAK lebih kecil dari ketentuan. • Tahap Pelaporan Tahap Pelaksanaan • • • Realisasi pekerjaan kontruksi dan non-kontruksi tidak sesuai RAB. Pelaksanaan pembangunan yang seharusnya melalui swakelola, dilaksanakan melalui penunjukan langsung rekanan. The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia • • • Penerima DAK tidak menyampaikan laporan akhir. Terdapat penyerahan uang DAK ke staf pengelola pada SKPD terkait dengan prosentase tertentu . Hasil pelaksanaan DAK belum dimanfaatkan. Terdapat kesalahan pencatatan atas nilai aset yang berasal dari DAK. 37 Terima kasih http://www.kemendag.go.id [email protected]