BAB 4 KONSEP PERANCANGAN Pada bab ini dilakukan pembahasan mengenai konsep desain berupa warnawarna yang akan digunakan, bentuk-bentuk furniture, suasana ruang yang ingin dimunculkan, dan pemilihan material. 4.1 Mood Board Gambar 4.1 Mood Board Sumber : Dea Karina, 2015 4.2 Konsep Citra Ruang Citra ruang yang ingin ditampilkan dalam perancangan interior sekolah musik ini adalah kombinasi antara kesan formal dan kesan fun. Kesan formal ini mewakili image dari sekolah musik yang merupakan institusi pendidikan yang bersifat formal. Sedangkan kesan fun mewakili sisi non formal dari sekolah itu sendiri, karena 121 122 pendidikan musik merupakan pembelajaran yang mempengaruhi emosional seseorang sehingga ruangan lebih baik terlihat tidak membosankan. Citra fun yang ditampilkan juga tidak berlebihan dikarenakan pengguna sekolah merupakan mayoritas umur remaja hingga dewasa. Emosional seseorang dapat mempengaruhi performance dari para pemusik. Karena itu kesan yang fun diciptakan dengan warna-warna netral namun dengan aksen warna cerah untuk mengurangi kebosanan. Kemudian akan digunakan desain dengan menerapkan bentuk-bentuk geometris. Gambar 4.2 Konsep Citra Formal Pada Interior Sekolah Musik Sumber : www.chethams.com Gambar 4.3 Konsep Citra Fun Pada Interior Sekolah Musik Sumber : www.archdaily.com 123 Gambar 4.4 Konsep Citra Fun Pada Interior Sekolah Musik Sumber : www.archdaily.com, www.dezeen.com 4.3 Konsep Bentuk Bentuk yang akan digunakan pada perancangan sekolah musik ini merupakan variasi dari bentuk geometris pada dinding, lantai dan ceiling dan juga pada bentuk furniture. Bentuk geometris dapat berupa kotak, segitiga, lingkaran atau garis-garis lurus, zigzag dan lainnya. Penggunaan bentuk geometris ini dapat diakukan dengan disusun secara berulang atau dikombinasikan. Bentuk ini akan menimbulkan kesan formal, tegas dan modern. Gambar 4.5 Penerapan Bentuk Geometris Pada Sekolah Musik Sumber : pintrest.com, designboom.com, babybedding.com, millikencarpet.com, decoist.com 4.4 Konsep Material Material lantai yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan dari ruangan dan aktivitas pengguna di dalamnya. Khususnya pada ruangan latihan 124 bersama dan area duduk auditorium yang memerlukan peredaman suara, maka karpet digunakan pada lantai ruangan tersebut. Pada area panggung auditorium yang membutuhkan fungsi pemantulan suara, digunakan lantai parket atau yang sifatnya keras (hard flooring). Sedangkan di area lobby dengan traffic tinggi dan mendapatkan pengaruh cuaca, maka dipertimbangkan untuk memakai lantai screed dari existing bangunan. Untuk dinding, digunakan material yang mampu meredam suara seperti dinding gipsum ganda dengan rockwool dan dilapisi perforated panel. Untuk penutup dinding lainnya, material yang digunakan harus bersifat tahan lama, dn perawatannya mudah, Material yang digunakan sebagai penutup dinding antara lain wallpaper/wall covering, cat, panel kayu, dan wall padding. Pemakaian material penutup dinding tertentu disesuaikan dengan kebutuhan ruang dan nilai estetis yang ingin ditampilkan. Untuk ceiling, material yang digunakan bersifat tahan lama, konstruksi kuat, dan bersifat menyebar suara. Material yang digunakan yaitu gispum dan acoustic cloud. Pemakaian acoustic cloud dikhususkan pada ruangan auditorium yang membutuhkan pemantulan suara pada bidang ceiling. 4.5 Konsep Warna Warna dominan yang akan digunakan dalam perancangan interior sekolah musik klasik ini adalah kombinasi antara warna netral coklat, putih, hitam dan abuabu, serta penggunaan warna cerah sebagai aksen. Contoh penggunaan aksen warna terhadap interior ruangan dapat dilihat pada gambar 4.3 dan 4.7. Gambar 4.6 Color Scheme Sumber : Dea Karina, 2015 125 4.6 Konsep Furniture Penggunaan furniture pada sekolah musik khususnya pada ruang latihan lebih diutamakan fungsinya daripada nilai estetis, karena kebutuhan utama di dalam ruang kelas adalah kenyamanan bagi pengguna. Pemilihan kursi untuk ruang kelas musik adalah yang mudah dipindah-pindah, nyaman, dan dengan desain sederhana. Sedangkan untuk area publik diluar ruangan kelas, dapat digunakan furniture dengan desain yang lebih unik dan menarik. Berdasarkan konsep, furniture yang akan digunakan lebih banyak ke bentuk geometris dengan warna furniture yang disesuaikan dengan warna area tersebut. Gambar 4.7 David Rowland Stackable Chair Sumber : www.howe.com Gambar 4.8 Macam-Macam Tempat Duduk Area Publik Sumber : www.archdaily.com, www.sociophy.com 126 4.7 Konsep Pencahayaan Sistem pencahayaan yang akan digunakan pada area kelas adalah general lighting dengan menggunakan lampu fluorescent karena cahaya yang dihasilkan lebih merata. Penerangan tidak langsung (indirect) lebih banyak digunakan pada auditorium dan beberapa area yang memiliki kebutuhan estetik. Lampu dimmer digunakan pada auditorium, sedangkan pencahayaan menggunakan spotlight lebih khusus digunakan pada area panggung. 4.8 Konsep Penghawaan Untuk ruangan kelas, digunakan penghawaan buatan dengan menggunakan AC split dikarenakan faktor akustik, sehingga tidak ada bukaan untuk penghawaan alami. Sedangkan pada ruang auditorium menggunakan AC central dikarenakan ukuran ruangan yang besar. Penghawaan alami dapat dimanfaatkan pada area publik seperti cafetaria, yang tidak membutuhkan treatment akustik secara khusus. Jika dibutuhkan, penghawaan alami ini dapat didukung dengan pemakaian ceiling fan. 4.9 Konsep Akustik Konsep akustik pada perencanaan sekolah musik dilakukan berdasarkan pengorganisasian ruang dan pemakaian bahan-bahan akustika pada dinding, ceiling, lantai, dan finishing furniture. Selain itu penggunaan pintu dan jendela lapis juga menjadi pilihan sebagai sistem pengunci suara. 4.10 Konsep Keamanan dan Signage Sistem keamanan dalam sekolah musik dilakukan dengan penggunaan smoke & heat detector, sprinkler, hydrant, dan fire extingusiher untuk pengendalian dan pencegahan kebakaran. Sedangkan untuk mencegah bahaya kriminalitas maka digunakan CCTV dan penjagaan oleh pihak security. Ruangan kelas dibuat terkunci jika sedang tidak ada kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Untuk emergency exit dipandu dengan arah yang jelas dengan penggunaan photoluminescent signage. Signage yang berada pada sekolah musik berupa tanda-tanda menuju ke suatu tempat, misalnya ruangan kelas, ruang multifungsi, cafetaria, toilet, dan lain-lain. Signage yang digunakan tidak harus memiliki kriteria khusus namun harus terlihat jelas dan informatif. 127 Gambar 4.9 Signage Design Sumber : www.archdaily.com, www.bpconcepts.com, www.daramuscat.com 4.11 Konsep Green Design Konsep green design diterapkan dengan menggunakan beberapa hal sebagai berikut : Memaksimalkan pencahayaan alami pada setiap ruang dengan menyediakan banyak bukaan sehingga menghemat energi. Penggunaan lampu hemat energi seperti LED. Membuat sistem tata tertib yang melarang seluruh pengguna gedung untuk merokok di dalam area sekolah sehingga mengurangi sampah puntung rokok dan penghawaan menjadi lebih bersih dan segar. Pemakaian material yang tidak beracun. 128