PERANCANGAN INTERIOR PADA SEKOLAH MUSIK

advertisement
PERANCANGAN INTERIOR PADA
SEKOLAH MUSIK
Dian Shintani
Jalan U no 18A, Kemanggisan, Jakarta Barat
081354616336
[email protected]
Octaviana Sylvia Caroline, ST., M.Arch
Dila Hendrassukma, S.Sn., M.Ds
ABSTRAK
Latar belakang perancangan, ialah banyaknya peminat untuk mempelajari tentang musik
sehingga wadah penyaluran bermain musik memerlukan desain yang khusus. Merancang
sebuah interior sekolah musik harus mengutamakan akustik, faktor keamanan dan efek
psikologis dari anak-anak. Tujuan perancangan ialah merancang sekolah musik yang dapat
meredam bunyi, merancang suasana ruangan musik yang dapat menimbulkan semangat belajar
serta menggunakan material yang ramah lingkungan untuk anak-anak. Metode Penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif yaitu pengumpulan data berdasarkan hasil studi lapangan
dan literatur. Melakukan analisis berdasarkan beberapa sumber referensi maupun hasil dari
studi lapangan. Hasil yang dicapai berupa konsep perancangan interior yang bertema “Spirit
of Youth”, yang dapat terwujud dari konsep desain serta penggunaan material. Simpulan
perancangan ini bahwa aspek akustik, material elemen interior, pencahayaan dan penghawaan
merupakan poin yang paling penting dalam perancangan sekolah musik karena memiliki efek
samping kepada pengaruh pengguna sekolah musik.
Kata Kunci : Akustik, Ramah lingkungan, Sekolah musik.
ABSTRACT
Design background, is the number of applicants to learn about the music so that the
channeling playing music requires a special design. Designing an interior acoustic
music school have priority, the safety factor and the psychological effects of children.
Design goal is to design a music school that can muffle the sound, music room design
atmosphere which can cause the spirit of learning and using green materials for
children. The research method used was qualitative methods of data collection based on
the results of field studies and literature. Analysis based on multiple sources of
reference and the results of field studies. The results achieved in the form of interior
design concept with the theme "Spirit of Youth", which can be realized from concept
design and use of materials. Conclusion is that the aspect of acoustic design, the
material elements of the interior, lighting and ventilation are the most important points
in the design of the music school because it has side effects on the influence of music
school users.
Keyword :Accoustic, Green design, Music school.
PENDAHULUAN
Musik berkembang sejalan dengan perkembangan zaman dan peradaban
manusia. Musik merupakan inspirasi dan spirit bagi semua orang. Musik
memiliki banyak manfaat bagi manusia. Seringkali sebagian orang menilai
bahwa jenis musik yang baik didengar itu hanya tergantung pada selera. Namun
di lain pihak, dapat disadari bahwa musik dapat mempengaruhi manusia secara
emosional, fisik, mental dan spiritual. Saat ini, perkembangan musik secara
umum sangat pesat dan sangat menggiurkan generasi muda. Banyak sekali
bermunculan aliran musik yang berbeda-beda yaitu musik klasik, musik pop,
musik rock, musik metal, musik jazz, musik hip metal, musik hip hop, musik
R&B, dan lain-lain. Maka tidak heran dan tidak berlebihan jika musik adalah
kebutuhan pokok kita dalam membangun spirit dalam berkarya. Akibat
banyaknya kelahiran musisi-musisi di Indonesia maka wadah penyaluran musik
menjadi sangat minim. Beberapa kajian seperti musik memberi pengaruh
terhadap berbagai bagian dan fungsi tubuh manusia, termasuk bagaimana
efeknya terhadap otak, peningkatan berbagai hormon, dan hubungannya dengan
ritme tubuh (Menurut penelitian Dr. Sondang Aemilia Pandjaitan-Sirait, SpKK)
dan musik merupakan kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai
terapi kreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme (Menurut Aristoteles).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah kualitatif. Metode kualitatif merupakan
metode penelitian yang sifatnya deskriptif dan induktif. Pada metode ini,
penelitian sebuah fenomena berangkat dari data yang ada, bukan dari teori.
Pengumpulan data dengan menggunakan metode kualitatif yaitu mencari studi
literatur dengan mengambil referensi kepustakaan tentang keberadaan sekolah
musik. Studi literatur atau riset kepustakaan dilakukan di beberapa buku-buku
pengetahuan, majalah-majalah dan media massa. Setelah mendapatkan referensi,
survei lapangan dilakukan bertujuan untuk mengamati, mendokumentasi dan
menganalisis setiap kegiatan dan fasilitas yang ada serta penerapannya terhadap
interior sekolah musik tersebut. Wawancara dilakukan saat sedang melakukan
survei ke lapangan demi mendapatkan informasi yang cukup lengkap untuk
gambaran dari sebuah sekolah musik. Setelah melakukan pengumpulan data,
tahap selanjutnya adalah melakukan analisa terhadap masalah-masalah yang
ditemukan. Setelah tahap analisa, maka tahap selanjutnya adalah pembuatan
program ruang yang terdiri dari program aktifitas-fasilitas, perhitungan total
kebutuhan ruang, hubungan antar ruang dan matriks kedekatan antar ruang yang
dilanjutkan dengan penyusunan konsep. Setelah konsep tersusun, maka tahap
perancangan selanjutnya adalah membuat layout beserta six plans. Pembuatan
gambar kerja akan direalisasikan dalam bentuk pembuatan 3D ruangan yang
telah ditentukan.
HASIL DAN BAHASAN
Persyaratan Umum
Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang bergerak di bidang musik, maka
terdapat syarat-syarat yang harus diperhatikan adalah pencahayaan yang
diperlukan untuk ruang kelas yaitu 75-150 Lux dengan sinar warna putih netral
atau putih hangat. Pentaan lampu pada ruang kelas sebaiknya tidak berada tepat
di atas maupun di belakang pengguna yang akan berakibat glare pada mata.
Suara yang timbul dari dalam kelas sebaiknya tidak keluar ruangan. Akustik
yang diperlukan dalam ruang harus disesuaikan dengan fungsi ruang. Untuk
ruang praktek musik memerlukan akustik tambahan sehingga dapatmencegah
bunyi menerobos keluar dan untuk dapat menghasilkan suara yangbaik (Banoe,
2003 : 197).
Program Aktifitas dan Fasilitas
Pada sekolah musik terdapat fasilitas-fasilitas seperti lobi, ruang bermain, ruang
baca, live music, display, resepsionis, foundation music, cafetaria, pantry, kasir,
kelas piano, kelas gitar, kelas drum, kelas organ, kelas biola, kelas multimedia
teknologi, kelas rekorder, ruang pimpinan, ruang staf, ruang rapat, auditorium,
gudang, toilet perempuan, toilet laki-laki.
Tabel 1 Program Kebutuhan Ruang
Zona
Publik
Semi
Privat
Privat
Servis
Area
Luas
Lobi
95,05m2
R.Bermain
22,88m2
R.Baca
17,91m2
Live music
6,68m2
Display
19,28m2
Resepsionis
7,85m2
F.Music
108,28m2
Cafetaria
157,84m2
Pantry
7,74m2
Kasir
4,67m2
K.Piano
27,64m2
K.Gitar
18,69m2
K.Drum
11,75m2
K.Organ
16,96m2
K.Biola
7,8m2
K.Multimedia 36,67m2
K.Rekorder
11,45m2
R.Pimpinan
26,56m2
R.Staf
11,40m2
R.Rapat
24,32m2
Auditorium
233,84m2
Gudang
5,76m2
T.Perempuan 7,44m2
T.Laki-laki
7,94m2
TOTAL
Sirkulasi
114,06m2
27,46m2
21,5m2
8,02m2
23,14m2
9,42m2
129,95m2
189,41m2
9,29m2
5,6m2
33,17m2
22,43m2
14,1m2
20,36m2
9,36m2
44m2
13,74m2
36,73m2
18,54m2
29,18m2
207,06m2
6,91m2
8,93m2
9,52m2
Total
209,11m2
50,34m2
39,41m2
14,7m2
42,42m2
17,27m2
238,23m2
347,25m2
17,03m2
10,27m2
60,81m2
41,12m2
25,85m2
37,32m2
17,16m2
80,67m2
25,19m2
63,29m2
29,94m2
53,5m2
440,9m2
12,67m2
16,37m2
17,46m2
1908m2
Persen
11,27%
2,71%
2,12%
0,79%
2,29%
0,93%
12,84%
18,72%
0,92%
0,55%
3,28%
2,22%
1,4%
2,02%
0,93%
4,36%
1,36%
3,64%
1,84%
2,89%
27,78%
0,68%
0,88%
0,94%
100%
Luas
180,32m2
43,36m2
33,92m2
12,64m2
36,64m2
14,88m2
205,44m2
299,52m2
14,72m2
8,8m2
52,48m2
35,52m2
22,4m2
32,32m2
14,88m2
69,76m2
21,76m2
58,24m2
29,44m2
46,24m2
444,48m2
10,88m2
14,08m2
7,04m2
1600m2
Total
321,76m2
504,96m2
851,04m2
32m2
1600m2
Matriks Hubungan Antar Ruang
Matriks hubungan antar ruang merupakan skema yang menggambarkan
hubungan dekat tidaknya ruangan di dalam sekolah musik.
Gambar 1 Hubungan Antar Ruang
Diagram Sirkulasi Antar Ruang
Merupakan jalur aktifitas tiap penghuni dalam sekolah musik yang digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2 Sirkulasi Antar Ruang
KETERANGAN :
SIRKULASI PENGUNJUNG PADAT
SIRKULASI PENGUNJUNG
SEDANG
SIRKULASI PENGUNJUNG TIDAK
PADAT
SIRKULASI PENGELOLA
Zoning
Zoning merupakan pembagian area ruang secara umum yang lebih dikhususkan
pada sifat dari ruangan tersebut.
Gambar 3 Zoning Terpilih
Terpilihnya zoning di atas berdasarkan analisa zona publik yang mudah diakses
karena dekat dengan pintu masuk. Sedangkan untuk area privat mendapatkan
akses yang membawa keuntungan bagi pengguna area tersebut yaitu tidak akan
mengganggu kegiatan belajar mengajar dalam sekolah musik tersebut. Area semi
privat yang digunakan khusus untuk pengguna sekolah musik dapat dengan
mudah diakses.
Grouping
Grouping merupakan pembagian tiap ruangan secara jelas berdasarkan area
zoning.
Gambar 4 Grouping Terpilih
Terpilihnya grouping di atas berdasarkan pembagian ruangan yang dengan
mudah diakses mengingat pentingnya ruangan tersebut dalam sekolah musik
serta pemanfaatan cahaya serta penghawaan alami untuk beberapa ruangan
seperti pada ruangan kelas serta pada area lobi.
Konsep Perancangan
Sekolah musik yang kebanyakan penggunanya merupakan anak-anak muda
dengan sifat dan motto hidup yang berbeda-beda mengakibatkan sekolah musik
harus dirancang sesuai dengan pengguna dominannya agar mereka merasa
nyaman saat berada di sekolah musik tersebut. Konsep Spirit of Youth dirancang
sesuai dengan pengguna sekolah musik tersebut dan disesuaikan dengan sifat
serta karakter pengguna tersebut. Spirit merupakan sifat semangat yang akan
dituangkan dalam rancangan desain sekolah musik melalui konsep warna yang
akan memberikan efek psikologis semangat. Youth merupakan pengguna
dominan dari sekolah musik tersebut yang akan menjadi fokus utama untuk
sekolah musik.
Citra Ruang
Citra ruang yang ingin ditampilkan dalam perancangan interior sekolah musik ini
adalah fun. Citra fun ini mewakili sifat dari anak muda yang selalu riang dan
ceria. Dalam perancangan interior sekolah musik, citra fun akan diaplikasikan
pada warna-warna interior dari sekolah musik serta bentuk-bentuk desain yang
menarik. Hal ini bertujuan untuk membantu efek psikologis yang dapat
memberikan semangat dalam belajar musik.
Gambar 5 Mind Map
Gambar 6 Citra Ruang Sekolah Musik
Konsep Warna
Warna yang akan digunakan adalah warna-warna yang sesuai dengan citra serta
konsep ruang yang diinginkan. Pemilihan warna yang cerah dengan tujuan untuk
meningkatkan semangat ingin belajar bermain musik.
Gambar 7 Konsep Warna
Konsep Bentuk
Bentuk yang mewakili citra fun adalah bentuk-bentuk yang organik. Bentuk
organik dapat digambarkan dengan bentuk-bentuk yang tidak kaku. Ciri dari
bentuk yang tidak kaku tersebut adalah bentuk-bentuk yang melengkung.
Gambar 8 Konsep Bentuk
Konsep material lantai, dinding dan ceiling
Penggunaan material yang tahan lama, perawatan mudah, tidak mudah tergores,
eco friendly, mudah dibentuk, mampu meredam suara serta mampu menahan
beban merupakan sifat dari material yang akan digunakan dalam sekolah musik.
Gambar 9 Konsep Material
Konsep Pencahayaan
Konsep pencahayaan yang akan diaplikasikan pada perancangan interior sekolah
musik adalah energetic and calm. Konsep pencahayaan energetic diaplikasikan
pada area-area publik khususnya ruang tunggu, cafetaria, foundation music dan
display. Konsep pencahayaan yang calm diaplikasikan pada ruangan-ruangan
yang bersifat privat yaitu ruangan kelas. Menggunakan pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan.
Gambar 10 Konsep Pencahayaan
Konsep Penghawaan
Penghawaan yang akan digunakan pada perencanaan interior sekolah musik
dibagi menjadi dua yaitu penghawaan alami dan buatan. Penghawaan alami
berasal dari udara dalam gedung yang kebanyakan dikelilingi oleh pepohononan.
Sedangkan penghawaan buatan dengan menggunakan AC. Untuk ruangan kelas
penggunaan AC menggunakan AC split. Suhu minimal untuk mencapai
kenyamanan adalah 22-260C. Pada lantai satu akan menggunakan ceiling fan
karena pada area tersebut penghawaan alami dapat digunakan.
Konsep akustik ruang
Konsep akustik ruang pada perencanaan sekolah musik berdasarkan pada
pemilihan lokasi, pengorganisasian ruang dan pemakaian bahan interior akustik.
Pada ruangan kelas, ruangan multifungsi dan foundation music lebih mendapat
perhatian khusus mengenai sistem akustik karena ruangan tersebut merupakan
sumber kebisingan. Kondisi akustik dalam ruangan kelas latihan pada umumnya
berkisar RT 0,4 sampai 0,5 detik.
Konsep keamanan dan signange
Konsep keamanan yang diterapkan adalah prevention. Prevention merupakan
konsep keamanan dimana mengeliminasi semua hal-hal yang membahayakan
dengan tujuan keselamatan. Untuk mencegah bahaya kriminalitas maka
difasilitasi dengan key lock dan satpam. Signage yang tercantum pada sekolah
musik berupa tanda-tanda menuju ke suatu tempat, misalnya ruangan kelas,
ruang multifungsi, cafetaria, toilet, dan lain-lain.
Konsep local content dan green design
Pengaplikasian local content pada sekolah musik adalah dengan menggunakan
material lokal dari daerah Sunda. Material lokal yang diaplikasikan adalah
material bambu. Bambu merupakan bahan material yang ramah lingkungan
karena cepat tumbuh dibandingkan dengan material kayu. Penggunaan material
bambu akan diaplikasikan pada dinding ruangan. Selain material bambu, material
yang ramah lingkungan lainnya seperti pemakaian bahan lantai, dinding,
finishing cat menggunakan material yang tidak beracun. Pemanfaatan energi
berupa penggunaan cahaya dan penghawaan alami juga mendukung konsep dari
green design.
Konsep Furniture
Konsep furniture yang akan diterapkan pada perancangan interior sekolah musik
adalah menggunakan model-model furniture yang unik yang merupakan realisasi
dari salah satu karakter anak muda dan lebih banyak menggunakan bentukbentuk furniture yang organik (tidak kaku).
Penggunaan bahan material berupa plastik, steel, fabric serta HPL pada beberapa
furniture untuk menunjang konsep “Spirit of Youth”. Sedangkan untuk kursi,
finishing fabric akan menggunakan bahan suede dengan pilihan-pilihan warna
yang terang.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari konsep perancangan sekolah musik adalah
penggunaan bahan material yang tidak beracun mengingat pengguna dari sekolah
musik adalah anak-anak, pemanfaatan energy saver yaitu berupa penggunaan
pencahayaan dan penghawaan alami pada area yang memiliki banyak bukaan,
pengunaan material yang dapat meredam suara untuk permasalahan akustik
beberapa ruangan khusus seperti auditorium dan ruang kelas, dan penggunaan
warna-warna yang terang dan bentuk-bentuk desain yang unik sehingga dapat
menumbuhkan semangat psikologis anak-anak untuk belajar musik.
Saran
Saran yang dapat membantu untuk mewujudkan interior sebuah sekolah musik
yaitu diharapkan dapat mengasah keterampilan mahasiswa untuk mengeksplorasi
ide-ide baru yang kreatif, diharapkan dapat memperoleh pedoman-pedoman
mengenai konsep, tata akustik ruang, sistem sirkulasi, sistem pencahayaan,
sistem penghawaan, dan lain-lain, serta diharapkan interior sekolah musik yang
telah didesain dapat dipergunakan secara maksimal oleh pengguna-pengguna
sekolah musik sehingga dapat menarik minat murid-murid lebih banyak.
REFERENSI
Banoe, Pono. (2003). Manfaat Musik Bagi Manusia. Jakarta : Kanisius.
Braundy, Charles E. (1995). Time Saver Standard For Building Types. New york
: The Prows Publishing.
Dennis, Lori. (2010). Green Interior Design. Allworth Press.
DK Ching, Francis. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Erlangga.
Doelle, Leslie L. (1990). Akustik Lingkungan. Jakarta : Erlangga.
Florensi, Nyoman Hilda A. (2011). Desain Interior Sekolah Musik Farabi.
Skripsi S1. Institut Seni Indonesia Denpasar, Denpasar, 10-14.
Hakim, Abdul, Joice C Siagian, Isa Perkassa. (2003). Citra Budaya Sunda dalam
Karya-Karya Ilustrasi Onong Nugraha, 4-5.
Hasan, Asikin. (2013). Fasilitas Salihara. Diperoleh (02 Maret 2013) dari
http://salihara.org/pages/facility.
Mediastika, Christina E. (2005). Akustika Bangunan. Jakarta : Erlangga.
Neufert, Ernest. (2002). Architect Data. Great Britain : Crossby Lockwood &
Son Ltd.
Panero, Julius dan Martin Zelnik. (1979). Dimensi Manusia dan Ruang Interior.
Jakarta : Erlangga.
Purba, Mauly, dan Ben M Pasaribu. (2006). Musik Populer. Jakarta : Lembaga
Pendidikan Seni Nusantara.
Suptandar, Pamudji. (1999). Merancang Ruang Interior. Jakarta : Erlangga.
Suptandar, Pamudji. (2004). Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior.
Jakarta : Djambatan.
Tambunan, Marsha. (2004). Sejarah Musik Dalam Ilustrasi. Jakarta : Progress.
RIWAYAT PENULIS
Dian Shintani lahir di Ujung Pandang pada 06 September 1992. Penulis
menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang desain
interior pada 2013.
Download