sains arsitektur ii - E-learning UPN JATIM

advertisement
SAINS ARSITEKTUR II
ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG
RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS
Di susun oleh :
Di Susun Oleh :
BAGAS BILAWA C. (0951110039)
Dosen :
HERU SUBIYANTORO ST. MT.
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN SIPIL
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
TAHUN AJARAN 2011/2012
PRINSIP ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN KAITANNYA DENGAN ARSITEKTUR
TROPIS
Bangunan ramah lingkungan mempunyai kontribusi menahan laju pemanasan global
dengan membenahi iklim mikro. Dalam pemanasan global, hal yang perlu diperhatikan
adalah dengan penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan.
Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup keselarasan
antara manusia dan lingkungan alamnya. Arsitektur hijau mengandung juga dimensi lain
seperti waktu, lingkungan alam, sosio-kultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini
menunjukkan bahwa arsitektur hijau bersifat kompleks, padat dan vital dibanding dengan
arsitektur pada umumnya.
Dalam hal lainnya Green architecture yang merupakan bagian dari konsep ramah
lingkungan dapat didefinisikan sebagai sebuah istilah yang menggambarkan tentang
ekonomi, hemat energi, ramah lingkungan, dan dapat dikembangkan menjadi
pembangunan berkesinambungan.
Green architecture (dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang
berkelanjutan) adalah praktek membuat struktur dan menggunakan proses yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus
hidup bangunan: dari tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan
dekonstruksi.
Konsep pembangunan arsitektur hijau menekankan peningkatan efisiensi dalam
penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain building interior,
pembangunan,
hingga
pemeliharaan
bangunan
itu
ke
depan.
Desain rancang bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi
udara dan cahaya alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi
udara pada siang hari.
Pemilihan material yang ramah lingkungan dapat dijadikan suatu hal ke dalam
konsep rancangan ramah lingkungan yang dijabarkan menjadi dua hal yakni dari sisi
teknologi dan penggunaan. Dari sisi teknologi, pemilihan bahan sebaiknya menghindari
adanya toksin atau racun dan diproduksi tidak bertentangan dengan alam.
1
Sebagai contoh, minimalkan penggunaan material kayu, batu alam ataupun bahan
bangunan yang mengandung racun seperti asbeston.
Sedangkan dari sisi penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan
misalnya menggunakan lampu hemat energi seperti lampu LED yang rendah konsumsi
listrik, semen instan yang praktis dan efisien, atau pun memilih keran yang
memakai tap yang hanya mengeluarkan air dalam volume tertentu.
Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam
menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Beberapa jenis bahan
bangunan ada yang memiliki tingkat kualitas yang memengaruhi harga. Penetapan anggaran
biaya sebaiknya sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia dan dilakukan sejak awal
perencanaan sebelum konstruksi untuk mengatur pengeluaran sehingga baik building
interior maupun eksteriornya tetap berkualitas.
Bahan baku building interior design maupun eksteriornya yang ramah lingkungan
berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan bumi. Beragam inovasi teknologi
proses produksi terus dikembangkan agar industri bahan baku tetap mampu bersahabat
dengan alam. Industri bahan bangunan sangat berperan penting untuk menghasilkan bahan
bangunan yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan.
Konstruksi design bangunan yang berkelanjutan dilakukan dengan penggunaan
bahan-bahan alternatif dan bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi emisi CO2
sehingga lebih rendah daripada kadar normal bahan baku yang diproduksi sebelumnya.
Bahan baku alternatif yang digunakan pun beragam.
Bahan bangunan juga memengaruhi konsumsi energi di setiap bangunan. Pada saat
bangunan didirikan konsumsi energi antara 5-13 persen dan 87-95 persen adalah energi
yang dikonsumsi selama masa hidup bangunan.
2
Perpustakaan UI yang Ramah Lingkungan
Proyek ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun pada
tahun 1986-1987, didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggaran sekitar Rp100
miliar, yang dibangun diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, yang dirancang berdiri di atas
lanskap bukit buatan dan terletak di depan Danau Kenanga yang ditumbuhi pepohonan
besar berusia 30 tahun akan menambah keindahan bagi perpustakaan tersebut sehingga
akan tercipta suasana yang lebih nyaman.
Bangunan perpustakaan yang akan menjadi iconic atau landmark ini, mempunyai
konsep sustanable building yang ramah lingkungan (eco friendly), bahwa kebutuhan energi
menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari (solar energy), maka
nantinya di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik dalam bentuk apa pun.
Nanti semua kebutuhan plastik akan diganti dengan kertas atau bahan lain. Bangunan ini
juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik, air dan kertas.
Perpustakaan ini mampu menampung sekitar 10.000 orang pengunjung dalam waktu
bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari. Koleksi buku di dalamnya akan menampung
3-5 juta judul buku. Sistem IT mutakhir juga akan melengkapi perpustakaan tersebut
sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti
e-book, e-journal dan lain-lain.
3
Konstruksi

Model bangunan menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi
danau sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai potensi
pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan alam
dilakukan melalui beberapa skylight.

Di balik gundukan rerumputan hijau terdapat 5 bangunan tinggi yang menjulang
hingga beberapa ratus meter berisikan ruangan-ruangan kosong yang disiapkan
sebagai ruang utama perpustakaan UI.

Di punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan yang
berguna sebagai pendingin suhu ruangan yang ada didalamnya, hingga dapat
mereduksi fungsi alat pendingin udara sampai 15 persen.

Di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan-jaringan selokan yang di
sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter. Selokan itu untuk
mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai sistem
pencahayaan.

Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan
ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam
menjadi maksimal.

Penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap
bangunan.

Guna memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi sistem
pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram
di punggung bangunan. Dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan limbah
atau sewage treatment plant (STP).

Terdiri delapan lantai,
o
Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa yang terdiri toko
buku, toko cenderamata, ruang internet, serta ruang musik dan TV. Ada juga
restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan
bank.
4
o
Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang tamu, ruang
pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi informasi, serta
unit pelayanan teknis.
o
Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Gedung
perpustakaan juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke
danau.
o
Gedung menggunakan panel surya sebagai sumber energinya.
Finishing Bahan Bangunan

Interior menggunakan batu paliman palemo.

Eksterior bangunan tersebut menggunakan batu alam andesit.
Bahan bangunan dari batuan ini (batu alam andesit untuk eksterior dan batu paliman
palemo untuk interior) bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu
dicat. Batuan ini diperoleh dari Sukabumi.
Untuk melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan
berdiameter lebih dari 100 sentimeter sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung
itu. Keindahan menjadi lengkap karena gedung itu mengeksplorasi secara maksimal
keindahan tepi danau yang asri, sejuk, dan, teduh.
5
KESIMPULAN
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI BANGUNAN PERPUSTAKAAN UI
a.
Keuntungan

Diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, mampu menampung sekitar 10.000 orang
pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari. Dengan
koleksi buku di dalamnya sebanyak 3-5 juta judul buku. Dan dilengkapi pula dengan
sistem IT mutakhir sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber
informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain.

penggunaan sirkulasi udara alam maksimal, karena interior bangunannya didesain
terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void.

Guna memenuhi standar ramah lingkungan, limbah air buangan toilet dapat
digunakan untuk menyiram di punggung bangunan, dengan diproses terlebih dahulu
melalui pengolahan.

Bahan matrial bangunan untuk eksterior dan interior dari batuan (batu alam andesit
untuk eksterior dan batu paliman palemo untuk interior) bersifat bebas
pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu dicat. Sehingga dapat
meminimalisir pengeluaran pembiayaan.

Adanya pendingin suhu ruangan yang alami, yang timbul dari, punggung bukit
bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan.

Terdapat system penerangan alami dari cahaya matari yang di dapat dari tembusan
cahaya yg datang menembus kaca yang terletak di antara punggung rerumputan.
6
b. Kerugian

Memakan biaya yang cukup besar untuk membangun bangunan perpustakaan di
area 3 hektar.
Walaupun dari kerugian biaya yang dikeluarkan cukup besar, namun dapat memberikan
dampak atau pengaruh baik yang cukup besar pada lingkungan, karena biaya yang
dikeluarkan hanya dalam proses pembangunan saja, tidak untuk perawatan bangunan
setelah selesai, karena dampak atau keuntungan yang diperoleh sangat banyak, seperti
tidak memerlukan lagi pendingin buatan (ac atau kipas angin) dan cahaya penerangan yang
cukup, serta keuntungan-keuntungan lainnya.
Semakin bangunan itu ramah terhadap lingkungan maka semakin awet pula bangunan itu
berdiri. karena, bangunan yang tahan lama tidak membutuhkan banyak perbaikan atau
renovasi besar-besaran.
7
REFERENSI
http://blogarsitektur.blogspot.com/2010/10/solusi-bangunan-ramah-lingkungan.html
http://rumahpengetahuan.web.id/universitas-indonesia-bangun-perpustakaan-raksasayang-ramah-lingkungan/
http://akuinginhijau.org/2007/08/25/green-building-untuk-iklim-mikro-bangunan-ramahlingkungan-syaratkan-efisiensi/
http://www.ideaonline.co.id/iDEA/Berita/Properti/Ada-Tujuh-Kategori-Bangunan-RamahLingkungan
8
Download