ppt b.indo diksi klmpk 3 - SafitrijanahVirdaus blog

advertisement
Kelompok 3
“Diksi”
Damar
D1815036
Erfriyanka
D815048
Nur
D1815084
Safitri
D1815116
Aulia
D1815024
Lovita
D1815078
Pengertian Diksi
• Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, memilih kata yang tepat dan
selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan
sehingga memperoleh efek tertentu.
• Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang
lebih umum digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas
sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini
membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata
dan gaya. Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan
bahwa diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk
memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam karang
mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan
sebagai pilihan kata yanng tepat dan
selaras dalam penggunaanya untuk
menggungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu seperti yang
diharapkan. Jadi, diksi berhubungan
dengan pengertian teknis dalam hal
karang-mengarang, hal tulis-menulis,
serta tutur sapa.
Peranti-peranti Diksi
Peranti Kata
Berdenotasi dan
Berkonotasi
• Dalam studi linguistik ditegaskan bahwa kata yang tidak
mengandung makna tambahan atau perasaan tambahan
makna tertentu disebut denotasi. Adapun maknanya
disebut makna denotatif, makna denotasional, kognitif,
makna konseptual, makna ideasional, makna referensial,
atau makna proporsional. Jadi makna denotatif itu dapat
disebut makna yang sebenarnya, makna yang ditunjuk oleh
sesuatu yang disimbolkan itu.
• Dalam studi bahasa pula lazimnya diketahui bahwa makna
konotatif adalah makna yang mengandung arti tambahan,
perasaan tertentu, atau nilai rasa tertentu disamping
makna dasar yang umum. Konotasi atau makna konotatif
sering disebut makna konotasional, makna emotif, atau
makna evaluatif.
• Dapat juga dikatakan makna konotatif adalah makna kias,
ukan makna sesunguhnya. Maka, sebuah kata bisa
diartikan berbeda pada masyarakat yang satu dan
masyarakat lainnya. Makna konotatif memiliki nuansa
makna subjektif dan cenderung digunakan dalam situasi
tidak formal.
Peranti Kata
Bersinonimi dan
Berantonimi
• Kata ‘bersinonim’ berarti kata sejenis, sepadan,
sejajar, serumpun, dan memiliki arti sama. Secara
lebih gampang dapat dikatakan bahwa sinonim
sesungguhnya adalah persamaan makna kata.
Adapun yang dimaksud adalah dua kata atau lebih
yang berbeda bentuknya, ejaannya, ucapan atau
lafalnya, tetapi memiliki makna sama atau hampir
sama.
• Kata berantonim berlawanan dengan kata
bersinonim. Bentuk kebahasaan tertentu akan
dapat dikatakan berantonim kalau bentuk itu
memiliki makna yang tidak sama dengan makna
lainnya. Dalam linguistik dijelaskan bahwa antonim
menunjukkan bentuk-bentuk kebahasaan itu
memili relasi antar makna yang wujud logisnya
berbeda atau bertentangan antara satu dengan
lainnya.
Bentuk berantonim dapat dibedakan sebagai berikut:
• Pertama, bentuk berantonimi kembar. Antonimi kembar menunjukkan
pada perbedaan antara dua entitas kebahasaan. Ciri yang mendasar dari
kehadiran antonimi kembar atau ‘dual’ adalah bahwa kehadiran entitas
kebahasaan yang satu meniadakan entitas kebahasan yang satunya lagi.
• Kedua, antonimi plural. Ciri pokok antonimi jenis ini adalah bahwa
penegasan terhadap anggota tertentu akan mencakup penyangkalan
setiap anggota lainnya secara terpisah.
• Ketiga, antonimi gradual. Maksudnya antonimi yang merupakan
menyimpangan dari antonimi dual seperti disebutkan didepan. Kalau
dalam antonimi kembar terdapat dikotomi ‘kaya’ dan ‘miskin’, dalam
antonimi gradual terdapat ‘setengah kaya’ atau ‘lumayan kaya’ atau ‘agak
kaya’.
• Jenis antonimi keempat adalah antonimi relasional. Maksudnya, bentuk
kebahasaan yang dianggap berantonim itu memiliki relasi kebalikan.
Peranti Tata
Bernilai
Rasa
• Diksi atau pemilihan kata juga
mengajarkan untuk senantiasa
menggunakan kata-kata yang
bernilai rasa dengan cermat.
• Pertimbangan untuk memilih
bentuk kebahasaan tertentu
yang dianggap atau dirasakan
lebih tepat lebih memenuhi nilai
rasa yang sesuai dengan konteks
pemakaian sangat penting
dilakukan.
Peranti Kata
Konkret dan
Abstrak
• Kata-kata konkret adalah kata-kata yang
menunjuk pada objek yang dapat dipilih,
didengar, dirasakan, diraba, atau dicium. Katakata konkret lebih mudah dipahami daripada
kata-kata abstrak. Kata-kata konkret akan dapat
lebih efektif jika dipakai dalam deskripsi sebab
kata-kata demikian itu akan dapat merangsang
pancaindera.
• Kata abstrak menunjukan pada konsep atau
gagasan. Kata-kata abstrak sering dipakai untuk
mengungkapkan gagasan yang cenderung rumit.
Kalau kata-kata konkret lazim digunakan untuk
membuat deskripsi, beberapa juga untuk narasi,
maka kata-kata abstrak lazim digunakan untuk
membuat persuasi dan/atau argumentasi.
Peranti
Keumuman dan
Kekhususan
Kata
• Kata-kata umum demikian ini lebih tepat
digunakan untuk argumentasi atau persuasi,
karena dalam pemakaian yang disebutkan
terakhir itu akan dibuka kemungkinankemungkinan penafsiran yang lebih luas ,yang
lebih umum, yang lebih komprehensif.
• Dalam banyak hal, kata-kata khusus memang
merupakan kebalikan dari kata-kata umum.
Kata-kata khusus cenderung digunakan dalam
konteks terbatas, dalam kepentingankepentingan yang perlu perincian, dan perlu
ketepatan dan keakuratan konsep. Maka,
lazim pula dipahami bahwa kata-kata khusus
adalah kata-kata yang sempit ruang
lingkupnya, terbatas konteks pemakaiannya.
Peranti
kelugasan
kata
• Diksi juga mengajarkan ihwal katakata lugas, apa adanya. Ada juga
yang menyebut bahwa kata-kata
lugas itu tembak langsung (to the
point), tegas, lurus, apa adanya,
kata-kata yang lugas adalah katakata yang sekaligus juga ringkas,
tidak merupakan frasa panjang,
tidak mendayu-dayu, dan sama
sekali tidak berbelit-belit.
Lazimnya, kata-kata lugas itu juga
bukan merupakan bentuk-bentuk
kebahasaan kompleks.
Peranti
Penyempitan
dan Perluasan
Makna Kata
• Adakalanya penyempitan makna yang
demikian ini memang merupakan
tuntutan kehidupan dan perkembangan
bahasa. Penyempitan makna tidak dapat
dengan serta merta dikatakan bahwa
penyempitan makna kata demikian
merupakan simbol dari kematian sebuah
bentuk kebahasaan.
• Sebagai imbangan dari penyempitan
makna kata adalah perluasan makna kata.
Bahasa yang berdinamika karena hidup
dan berkembang, selain akan mengalami
banyak penyempitan makna, juga akan
mengalami banyak perluasan makna.
Peranti
Keaktifan dan
Kepasifan Kata
• Dalam kerangka diksi atau pemilihan
kata, yang dimaksudkan dengan katakata aktif bukanlah kata-kata yang
berawalan ‘me-‘ dan tidak beralawan
‘di-‘. Adapun yang dimaksud dengan
kata-kata aktif adalah kata-kata yang
banyak digunakan oleh tokoh
masyarakat. Maka kata-kata yang
semula tidak pernah digunakan itu
menjadi banyak digunakan dalam
pemakaian kebahasaan.
Peranti
Ameliorasi
dan Peyorasi
• Ameliorasi adalah proses perubahan
makna dari yang lama ke yang baru
ketika bentuk yang baru di anggap
dan dirasakan lebih tinggi dan lebih
tepat nilai rasa serta konotasi di
banding dengan yang lama.
• Peyorasi yaitu perubahan makna dari
yang baru ke yang lama ketika yang
lama di anggap masih tetap lebih
tinggi dan lebih tepat nilai rasa serta
konotasi di banding dengan makna
yang baru.
Aneka kasus diksi
Kasus saya
haturkan
saya
menyampaikan
Kasus putri anda
anak perempuan
anda
Kasus kami-kami
kami
Ihwal
Peristilahan
Istilah dapat didefinisikan sebagai kata
atau gabungan kata yang dapat dengan
cermat mengunkapkan makna
konsep,proses,keadaan atau sifat yang
khas dalam bidang kehidupan dan
cabang Ilmu Pengetahuan tertentu.
Istilah itu sendiri dibedakan ke dalam
dua jenis, yaitu istilah yang sifatnya
khusus dan istilah yang sifatnya umum.
Pilihan Kata dan Penggunaanya
Kata dari dan daripada
Kata pada dan kepada
• Kertas itu
terbuat dari kayu jati
(keterangan asal)
• Peristiwa itu
timbul dari peristiwa
seminggu yang lalu
(keterangan sebab)
• Buku itu
ditulis dari pengalam
anya selama di
Jerman (menyatakan
alasan)
• Buku catatan saya
ada pada Astuti
(pengantar
keterangan)
• Saya ketemu dengan
dia pada suatu sore
hari. (keterangan
waktu)
Kata di dan ke
• Atik sedang
berada di luar
kota (fungsi kata
depan di)
• Di saat usianya
suadah lanjut, orang
itu semakin malas
belajar (keterangan
waktu)
Kata dan dan dengan
Kata antar dan antara
• Ayah dan Ibu pergi ke
Jakarta kemarin
• Ibu memotong kue
dengan pisau
• Kabar ibu belum
pasti, antara benar
dan tidak (menyataan
pemilihan)
• Dia akan tiba antara
jam 04.00 sampai jam
06.00 (jangka waktu)
Download