KATA - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
BAHASA INDONESIA
PILIHAN KATA (DIKSI)
Fakultas
Program Studi
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh
PSIKOLOG
PSIKOLOG
01
A316121EL
DRA.HJ.WINARMIH.M.PD
Abstract
Kompetensi
Setelah mempelajari materi pada bab ini,
diharapkan mahasiswa dapat memahami pilihan
kata (diksi)
2016
1
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
1. Mahasiswa mampu memahami
pengertian pilihan kata (diksi).
2. Mahasiswa mampu memahami
syarat-syarat diksi.
3. Mahasiswa mampu memahami
proses pembentukan kata.
4. Mahasiswa mampu memahami
berbagai jenis makna.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
9
PILIHAN KATA (KATA)
9. 1 Standar Kompetensi
Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami
dan menggunakan diksi (pilihan kata) serta berbagai makna dengan baik dan benar.
9. 2 Kompetensi Dasar :
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian pilihan kata (diksi).
2. Mahasiswa mampu memahami syarat-syarat diksi.
3. Mahasiswa mampu memahami proses pembentukan kata.
4. Mahasiswa mampu memahami berbagai jenis makna.
9. 3 Indikator :
1. Mampu menjelaskan pengertian pilihan kata (diksi).
2. Mampu menjelaskan syarat-syarat diksi.
3. Mampu menjelaskan proses pembentukan kata.
4. Mampu menjelaskan berbagai jenis makna.
9. 4 Pengertian Diksi
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah
cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk
menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan
gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian
dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau
memiliki nilai artistik yang tinggi.
Diksi
dalam
arti
aslinya
dan
pertama,
merujuk
pada
pemilihan
kata
dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum
digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat
2016
2
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua
ini membicarakan pengucapan dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya.
• Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai
untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata
yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling
baik digunakan dalam suatu situasi.
• Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa –
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat pendengar.
• Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah
besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud
pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang
dimiliki suatu bahasa.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau informal dalam
konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan
bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya
penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan
karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran
menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap
pemilihan kata dan sintaks.
Selain itu juga diksi, digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap
kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya.
Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan
gaya. Atau kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari
gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengar.
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang
mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :

2016
3
Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai
dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.

menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat
bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu
menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.
Kesesuain Diksi
Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang
akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada
perbedaan tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat, panjang atau
kompleknya suatu alinea, dari beberapa segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan
kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita
dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita
masuki.
9. 5 Syarat-syarat Kesesuaian Diksi
Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
1. Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandard dalam situasi
yang formal.
2. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi
yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata
popular.
3. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
4. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata
slang
5. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
6. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
7. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial.
Hal-hal tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam bagian-bagian di bawah ini
1. Bahasa Standar dan Sub Standar
2016
4
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bahasa standar adalah semacam bahasa yang dapat dibatasi sebagai tutur dari
mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis atau menduduki status sosial
yang cukup dalam suatu masyarakat. Kelas ini meliputi pejabat-pejabat
pemerintah, ahli bahasa, ahli hukum, dokter, pedagang, guru, penulis, penerbit,
seniman, insinyur, dan lain sebagainya.
Bahasa non standar adalah bahasa dari mereka yang tidak memperoleh
pendidikan yang tinggi. Pada dasarnya, bahasa ini dipakai untuk pergaulan
biasa, tidak di pakai dalam tulisan. Kadang unsur ini digunakan juga oleh para
kaum pelajar dalam bersenda gurau, dan berhumor. Bahasa non stadar juga
berlaku untuk suatu wilayah yang luas dalam wilayah bahasa standar. Bahasa
standar lebih efektif dari pada bahasa non standar. Bahasa non standar biasanya
cukup untuk digunakan dalam kebutuhan-kebutuhan umum.
2.
Kata Ilmiah dan Kata Populer
Pilihan kata dalam hubungan dengan kesempatan yang dihadapi seseorang
dapat dibagi atas beberapa macam kategori salah satunya adalah kata-kata
ilmiah melawan kata-kata populer. Bagian terbesar dari kosa kata sebuah
bahasa terdiri dari kata-kata yang umum yang dipakai oleh semua lapisan
masyarakat, baik yang terpelajar maupun orang atau rakyat jelata. Maka kata ini
dinamakan kata-kata populer. Kata-kata ini juga dipakai dalam pertemuanpertemuan resmi, dalam diskusi-diskusi yang khusus, dan dalam diskusi-diskusi
ilmiah.
Contoh:
Kata populer kata ilmiah
Sesuai Harmonis
Pecahan Fraksi
Aneh Eksentrik
Bukti Argumen
Kesimpulan konklusi
3.
2016
5
Jargon
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kata jargon mengandung beberapa pengertian. Jargon adalah suatu bahasa
dialek, atau struktur yang dianggap kurang sopan atau aneh tetapi istilah itu
dipakai juga untuk mengacu semacam bahasa atau dialek hybrid yang timbul
dari percampuran bahasa-bahasa, dan sekaligus dianggap sebagai bahasa
perhubungan atau lingua franca. Jargon diartikan sebagai kata-kata teknis
atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni,
perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya.
Oleh karena jargon merupakan bahasa yang khusus sekali, maka tidak akan
banyak artinya bila dipakai untuk suatu sasaran yang umum. Sebab itu,
hendaknya dihindari sejauh mungkin unsur jargon dalam sebuah tulisan
umum.
4.
Kata Percakapan
kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau
pergaulan orang-orang yang terdidik. Pengertian percakapan ini disini sama
sekali tidak boleh disejajarkan dengan bahasa yang tidak benar, tidak
terpelehara atau tidak disenangi.
Bahasa percakapan yang dimaksud disini lebih luas dari pengertian kat-kat
populer, kata-kata percakapan mencakup pula sebagian kata-kata ilmiah
yang biasa dipakai oleh golongan terpelajar.
5.
Kata Slang
Kata slang adalah kata-kata nonstandar yang disusun secara khas;
bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kadang kala kata
slang yang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja. Kata-kata slang
sebenarnya bukan hanya terdapat pada golongan terpelajar, tetapi juga pada
semua lapisan masyarakat.
6.
Idiom
Idiom adalah pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa
yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak bisa
diterangkan secara logis, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang
membentuknya, misalnya: seorang asing yang sudah mengetahui makna
kata makan dan tangan, tidak akan memahami makna perasa makan tangan.
2016
6
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Siapa yang berfikir bahwa makan tangan sama artinya dengan kena tinju
atau beruntung besar ? dan selanjutnya idiom-idiom yang menggunakan kata
makan seperti: makan garam, makan hati, dan senagainya.
7.
Bahasa Artifisial
Yang dimaksud dengan artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni.
Fakta dan pernyataan-pernyataan yang sederhana dapat diungkapkan
dengan sederhana dan langsung tak perlu disembunyikan.
Artifisial : Ia mendengar kepak sayap kalelawar dan guyuran sisa hujan dari
dedaunan, karena angin kepada kemuning.
Ia mendengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih kembali
menampakkan Bima Sakti yang jauh.
Biasa :Ia mendengar bunyi sayap kelelawar dan sisa hujan yang ditiup angin
di daun.
Ia mendengar derap kuda dan pedati ketika langit mulai terang.
8. Fungsi dari diksi antara lain :

Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah
paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.

Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.

Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.

Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : fonem, silabel, konjungsi, hubungan,
kata benda, kata kerja, infleksi, dan uterans.
9. Macam macam hubungan makna :
a. Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim
sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya
2016
7
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan
jelek, mati dan wafat.
b. Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya
dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain.
Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim
dengan kata kecil.
c. Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki
makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari
leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu
yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala
meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti
kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
d. Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain,
sebagai
(berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap
merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah
hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
e. Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
f. Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun
berbeda arti.
g. Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya
berbeda.
h. Homograf.
2016
8
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan
artinya berbeda.
Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal
pokok, yakni: masalah makna dan relasi makna :
9. 6 Pembentukan/Pengelompokan Kata
Menurut (Chaer, 1994: 60) makna kata terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
1. Makna Leksikal : makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil
observasi alat indera / makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan
kita. Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan
timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).
2. Makna Gramatikal : untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa
makna gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia,
menggunakan proses reduplikasi seperti kata: buku yg bermakna “sebuah buku,”
menjadi buku-buku yang bermakna “banyak buku”.
3. Makna Referensial dan Nonreferensial : Makna referensial dan nonreferensial
perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka
kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh
kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan kata
bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen. Contoh: Kata meja dan
kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna nonreferensial).
4. Makna Denotatif dan Konotatif :Makna denotatif adalah makna asli, makna asal
atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh: Kata kurus,
bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil dan ukuran badannya
normal. Makna konotatif adalah: makna lain yang ditambahkan pada makna
denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang
menggunakan kata tersebut. Contoh: Kata kurus pada contoh di atas bermakna
konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata
ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang
mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan ramping.
5. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif : Makna konseptual adalah makna yang
dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Contoh:
Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki empat yang bisa
2016
9
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dikendarai”. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar
bahasa . Contoh: Kata melati berasosiasi dengan suatu yang suci / kesucian.
Kata merah berasosiasi berani / paham komunis.
6. Makna Kata dan Makna Istilah : Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak
berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat
umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu
kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil
perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di
bak mandi atau air hujan. Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti.
Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan
dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan di atas
masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang
yang ditahan sehubungan suatu perkara.
7. Makna Idiomatikal dan Peribahasa : Yang dimaksud dengan idiom adalah
satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frase, maupun kalimat) maknanya
tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna
gramatikal
satuan-satuan
tersebut.
Contoh:
Kata
ketakutan,
kesedihan,
keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yang disebut makna dasar,
Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu. Makna pribahasa
bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut
dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim
digunakan dalam peribahasa .
8. Makna Kias dan Lugas : Makna kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak
merujuk pada arti sebenarnya. Contoh: Putri malam bermakna bulan , Raja siang
bermakna matahari.
Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi
yang baik harus memenuhi syarat, seperti :

Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.

Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara
tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan
dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai
rasa bagi pembacanya.
2016
10
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata
tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.
Contoh Paragraf :
1). Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan kawanku. Udara disana sangat
sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang
tak lama kemudian.
2). Liburan tahun ini Aku dan kawanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami
sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut
oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran
juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami
menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang.
1.
Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna
wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah
suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga
makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna
memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata
makan seperti ini adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat
dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti
untung atau pukul.
2.
Makna Umum dan Khusus
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang-lingkupnya.
-Makin luas ruang-lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin
umum suatu kata, maka semakin terbuka kemungkinan terjadinya salah
paham dalam pemaknaannya.
-Makin sempit ruang-lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin
sedikit kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya, dan
makin mendekatkan penulis pada pilihan kata secara tepat.
Misalnya:
2016
11
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes.
Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna,
baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Dalam hal ini kata acuannya lebih
luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih
khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.
3.
Kata abstrak dan kata konkret.
Kata yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata
konkret, seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika
acuan sebuah kata tidak mudah diserap panca-indra, kata itu disebut kata
abstrak, seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk
mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara
halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak
terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan. Karangan
tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.
4.
Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna
yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak,
hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik
kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama
benar.
Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan
makna konotatif suatu kata.
5.
Kata Ilmiah dan kata popular
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan
oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuanpertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus.
Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata
populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dari pernyataan diatas
dapat disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang
berbau pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya tulis
ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.
2016
12
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
9. 7 Ringkasan
1. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
2. Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
1. Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandard dalam
situasi yang formal.
2. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam
situasi
yang
umum
hendaknya
penulis
dan
pembicara
mempergunakan kata-kata popular.
3. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
4. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian katakata slang
5. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
6. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
7. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial.
3. Menurut (Chaer, 1994: 60) makna kata terbagi atas beberapa kelompok
yaitu :
a. Makna leksikal
b. Makna gramatikal
c. Makna refresial dan makna nonrefresial
d. Makna denotatif dan makna konotatif
e. Makna konseptual dan makna asosiatif
f.
Makna kata dan makna istilah
g. Makna idiomatikal dan makna peribahasa
h. Makna kias dan makna lugas.
2016
13
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka
diksi yang baik harus memenuhi syarat, seperti :

Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu
gagasan.

Seorang
pengarang
harus
mempunyai
kemampuan
untuk
membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan
gagasan
yang
ingin
disampaikan
dan
kemampuan
untuk
menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi
pembacanya.

Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan
kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan
mudah dimengerti
9. 10 Soal Pelatihan dan Tugas
a. Soal Pelatihan:
Pilihan Ganda: Pilihlah a, b, c, d, dan e jawaban yang benar!
1. Kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari
gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat pendengar, disebut...
a. Diksi
b. Denotatif
c. Konotatif
d. Leksikal
e. Asosiasi
2. Yang tidak termasuk syarat-syarat kesesuaian diksi adalah...
a. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
b. Penulis atau pembicara boleh memakai kata-kata slang
c. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
d. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
e. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial.
2016
14
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Setiap hari Bapak Ilham membanting-tulang untuk menghidupkan
keluarganya. Kata yang bercetak miring merupakan contoh makna...
a. Hiponim
b. Denotatif
c. Konotatif
d. Leksikal
e. Asosiasi
4. Kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam
bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompokkelompok khusus lainnya disebut...
a. Denotatif
b. Konotatif
c. Leksikal
d. Asosiasi
e. Jargon
5. Contoh gaya bahasa personifikasi adalah...
a. Jangankan seribu, seratus, sepuluh, bahkan sepersenpun, saya
tidak akan memberimu.
b. Suaranya merdu bak buluh perindu
c. Pekik tangisnya membelah angkasa.
d. Ia naik ke atas loteng.
e. Pena wartawan menari-nari di atas kertas.
6. Kita harus menghormat bapak dan ibu guru yang telah memberi ilmu
kepada kita. Kata yang bercetak miring pada kalimat tersebut
mengandung makna...
a. Asosiasi
b. Konotatif
c. Gramtikal
d. Menyempit
e. Meluas
7. Contoh kalimat yang menggunakan makna denotatif adalah...
a. Kepala sekolah itu pusing kepalanya memikirkan siswanya
yang sering ikut tawuran.
2016
15
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Sebagai warga yang baik kita harus menjunjung tinggi
martabat bangsa kita.
c. Juwilham memperoleh gelar sarjana Sastra Jepang.
d. Wita memakai baju panjang tangan.
e. Awas, anak itu panjang tangan.
8. Anggi berhasil menjadi sarjana Psikologi dengan nilai Cumelaude.
Kata yang bercetak miring termasuk makna kata...
a. Asosiasi
b. Konotatif
c. Menyempit
d. Meluas
e. Gramtikal
9. Makna kata yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra
disebut makna kata...
a. Abstrak
b. Konkret
c. Asosiasi
d. Meluas
e. Menyempit
10. Yang tidak termasuk penguasaan berbagai macam kosa kata dan
mampu memanfaatkan kata-kata menjadi sebuah kalimat yang...
a. jelas, efektif dan mudah dimengerti.
b. panjang, efektif dan mudah dimengerti.
c. jelas, efesien dan mudah dimengerti.
d. jelas, efektif dan susah dimengerti.
e. panjang, jelas, efektif dan mudah dimengerti.
B. Tugas:
Buatlah puisi dengan menggunakan nama anda sendiri?
2016
16
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
http://bomy08.blogspot.com/2012/10/pengertiankriteriadan-macam-macam-diksi.html
http://disclamaboy.wordpress.com/2012/11/02/diksi-pengertian-dan-macammacamnya/
http://noviadevina.blogspot.com/2012/11/pengertian-diksi-dan-contohnya.html
2016
17
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Winarmih,M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download